Prevalensi Nyeri Pasca Operasi Mata dengan General Anestesi Berdasarkan Jenis Operasi Mata di Rumah Sakit Sumatera Medical Eye Centre (SMEC)

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Menurut The International Association for the Study of Pain( IASP ) tahun
2011, definisi nyeri adalah suatu pengalaman sensoris dan emosional yang tidak
menyenangkan, dihubungkan dengan kerusakan jaringan yang nyata atau
potensial terjadi kerusakan jaringan atau digambarkan dalam keadan yang
berkaitan dengan kerusakan tersebut. Definisi tersebut dapat juga menjelaskan
bahwa persepsi nyeri sangat subjektif tergantung impuls nyeri respon emosional
terhadap

nyeri,

dan

tingkah

laku


berdasarkan

pengalaman

nyeri

sebelumnya.Menurut the American Pain Society(APS) pada tahun 1996, dampak
nyeri pada perasaan sejahtera pasien sudah sedemikian luas diterima sehingga
banyak institusi sekarang menyebut nyeri sebagai “tanda vital kelima” (fifth vital
sign), dan mengelompokkannya bersama tanda-tanda klasik suhu, nadi,
pernapasan, dan tekanan darah.
Saat ini semakin banyak pasien yang mendapatkan tindakan operasi
sebagai salah satu pilihan pengobatan. Hal ini terlihat dengan adanya
kecenderungan peningkatan jumlah tindakan operasi pada beberapa rumah sakit
dari waktu ke waktu(Windiarto, 2010). Berkaitan dengan itu, salah satu hal
terpenting yang harus diperhatikan dalam tindakan operasi adalah anestesi.
Tindakan general anestesi merupakan salah satu jenis anestesi yang sering
dilakukan pada pasien yang akan menjalani operasi (Windiarto, 2010).
General anestesi adalah ketidaksadaran yang dihasilkan oleh medikasi.

Inilah sebab mengapa pembedahan dan pengobatan lain yang sebenarnya
menyebabkan rasa yang sangat sakit dapat dilakukan (Torpy, 2011). Selama
dalam keadaan anestesi, pasien tidak dapat dibangunkan, sekalipun diberikan
stilmulasi yang menyakitkan, dan kemampuan untuk mempertahankan fungsi
ventilasi serta sistem kardiovaskular sering mengalami gangguan (BlueCross
BlueShield of North Carolina, 2014).

Universitas Sumatera Utara

2

Untuk melakukan pembedahan diperlukan tindakan anestesi yang dapat
berupa anestesi umum atau regional. Masing‐masing teknik anestesi ini
mempunyaikeuntungan dan kerugian . Salah satu komplikasidan keluhan yang
paling seringterjadi pada pasien setelah pembedahan adalah rasa

nyeriyang

bervariasi walaupun nyeri pembedahan dikontrol dengan baik menggunakan
analgesia


sistemik(Rüsch,

2010).The

Royal

Collage

of

Surgeons

(RCS)melaporkan nyeri pasca operasi ditemukan pada 30-70% pasien dengan
derajat sedang sampai berat. Penelitian lain menunjukkan bahwa meskipun
insidensi nyeri pasca operasi telah berkurang 2% tiap tahun selama 30 tahun
terakhir, namun 30% pasien masih merasakan nyeri sedang dan 11% pasien
lainnya mengeluhkan nyeri berat (Anita Holdcroft, 2005).Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Nurhafizah dan Erniyati pada tahun 2012 di RSUP
H. Adam Malik Medan, menunjukkan bahwa sebagian besar pasien pasca operasi

abdomen merasakan intensitas nyeri sedang (57,4%), diikuti dengan intensitas
nyeri ringan (22,2%), dan sisanya pasien dengan intensitas nyeri berat (20,4%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan Meinhart dan McCaffery, 1983; NIH, 1986
dalam Potter & Perry, 2006 yang menyatakan bahwa nyeri akibat pembedahan
dan trauma diklasifikasikan sebagai nyeri akut yang intensitasnya bervariasi mulai
dari yang ringan sampai dengan berat.
Nyeri disebabkan karena terangsangnya nosiseptor yang terdapat di dalam
jaringan tubuh. Rangsang termal, mekanis atau kimia yang kuat dapat
menyebabkan teraktivasinya nosiseptor. Kerusakan jaringan menyebabkan
terlepasnya mediator-mediator kimiawi seperti prostaglandin, kinin dan ion
potassium yang dapat merangsang nosiseptor. Nyeri dapat dibagi menjadi nyeri
nosiseptif dan nyeri neurologik, nyeri somatic/superficial, dan nyeri visceral.
Nyeri nosiseptif dapat dibagi lagi menjadi nyeri cepat dan nyeri lambat. Lokasi
nyeri cepat tepat terlokalisasi di daerah yang terstimulasi, sedangkan pada nyeri
lambat lokasi nyeri juga terlokalisasi baik tetapi lebih difus. Nyeri pasca operasi
dapat dikategorikan sebagai nyeri somatic karena nyerinya yang timbul pada
organ non-viseral (Tortora & Derrickson, 2009).

Universitas Sumatera Utara


3

Pada penelitian yang dilakukan di Kuopio University Hospital, Kuopio,
Finland tahun 2013, yang meneliti nyeri pasca operasi mata dengan general
anestesimelaporkan 67 ( 34 % ) pasien mengalami nyeri pasca operasi yang terjadi
pada 8 jam pertama. Setelah keluar dari rumah sakit, prevalensi terjadinya nyeri
pada mata menurun pada 24 jam , 1 minggu , dan 6 minggu yaitu masing-masing
18 (10 %) , 15 (9 %) dan 12 (7 %). Kebanyakan pasien dengan penyakit mata
yang sudah dioperasi mengeluhkan nyeri yang signifikan, yaitu dengan VAS skor
≥4 pada skala nyeri 0-10 , tetapi sebagian dari pasien tersebut telah mendapatkan
analgesik untuk mengatasi nyeri mata. Gejala iritasi mata lainnya yang umum
terjadi setelah operasi yaitu sensasi - benda asing yang ditemukan pada 40 pasien (
22 % ) , sensitivitas cahaya pada 29 pasien ( 16 % ) , rasa terbakar pada 15 pasien
( 8 % ) , dan gatal-gatal pada 15 pasien ( 8 % ) (Porela-Tiihonen S.et al., 2013).
Prevalensi nyeri pasca operasi mata dengan general anestesi di Indonesia
sampai sekarang belum banyak diketahui dengan jelas. Melihat kondisidan data
data yang dikemukakan di atas, yaitu masih tingginya angka kejadian nyeri pasca
operasi mata dengan general anestesi di seluruh dunia serta masih sedikitnya
penelitianyang membahas tentang prevalensi nyeri pasca operasi mata di
Indonesia. Maka, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang “Prevalensi

Nyeri Pasca Operasi Mata dengan General Anestesi Berdasarkan Jenis Operasi
Mata di Rumah Sakit Sumatera Medical Eye Center(SMEC)”.Peneliti melakukan
penelitian di Rumah Sakit Sumatera Medical Eye Centre(SMEC)karena jika
dinilai dari jumlah dan frekuensi operasi mata yang telah dilakukan, di rumah
sakit ini lebih banyak dan lebih sering dibanding rumah sakit lain di Medan yaitu
sebanyak 180 operasi intraokular dan 101 operasi ekstraokular dari Januari
sehingga Desember 2014 dengan rata-rata sebanyak 23 operasi per bulan.

Universitas Sumatera Utara

4

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan pemasalahannya
adalah berapakah prevalensi nyeri pasca operasi mata dengan general anestesi
berdasarkan jenis operasi mata di Rumah Sakit Sumatera Medical Eye Centre
(SMEC).

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi nyeri pasca operasi mata dengan general
anestesi berdasarkan jenis operasi mata di Rumah Sakit Sumatera Medical Eye
Centre (SMEC).

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis operasi mata yang paling banyak di lakukan
dengan menggunakan general anestesi.
2. Menilai skor Visual Analogue Scale (VAS) 8 jam pasca operasi pasien
yang menjalani operasi mata dengan diberikan general anestesi
berdasarkan jenis operasi mata.
3. Menilai skor Visual Analogue Scale (VAS) 16 jam pasca operasi pasien
yang menjalani operasi mata dengan diberikan general anestesiberdasarkan
jenis operasi mata.
4. Menilai skor Visual Analogue Scale (VAS) 24 jam pasca operasi pasien
yang menjalani operasi mata dengan diberikan general anestesiberdasarkan
jenis operasi mata.
5. Menganalisis perbedaan skor Visual Analogue Scale (VAS) pre operasi
dengan8 jam , 16 jam dan 24 jam pasca operasi pasien yang menjalani
operasi mata dengan diberikan general anestesiberdasarkan jenis operasi
mata.


Universitas Sumatera Utara

5

1.4. Manfaat Penelitian
1. Dapat digunakan sebagai data dasar dan masukan bagi Rumah Sakit
Sumatera Medical Eye Centre (SMEC) serta pihak lain untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan kejadian nyeri pasca operasi
mata dengan general anestesi berdasarkan jenis operasi mata.
2. Menambah pengetahuan peneliti mengenai perbedaan tingkat nyeri pre
operasi dan post operasi mata dengan general anestesi berdasarkan jenis
operasi mata.
3. Memberikan kontribusi ilmiah, menambah pengetahuan para pekerja medis
maupun peneliti dan dapat dijadikan bahan informasi tentang kejadian nyeri
pasca operasi mata dengan general anestesi berdasarkan jenis operasi mata
pada masa akan datang.

Universitas Sumatera Utara