Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Dalam Penggunaan Kontrasepsi di Klinik Kasih Ibu Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

` 1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat,A.2007).

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Kepercayaan sering diperoleh dari orangtua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Pengetahuan menurut HR Bloom adalah hasil tahu yang dimiliki individu atau dengan memperjelas fenomena sekitar (Notoatmodjo, 2010) .

Menurut Bahtiar (2006) dalam Afdhal (2009), pengetahuan adalah

semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.


(2)

2 . Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang termasuk kedalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara luas.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi rill sebenarnya. misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan - perhitungan hasil penelitian.

d. Analisis (Analysis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk menggunakan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen yang masih saling terkait dan masih didalam suatu struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian - bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


(3)

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objektif (Mubarak,I.,W,.2011).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Usia

Semakin cukup usia si ibu tingkat kemampuan atau kematangan akan lebih mudah untuk berpikir dan mudah menerima informasi tentang kehamilannya.

b. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi, semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai” yang diperkenalkan. c. Pengalaman

Merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan pengalaman dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Sehingga dari pengalaman yang benar diperlukan berfikir yang logis dan kritis.

d. Intelegensi

Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan seorang untuk menyesuaikan diri dan cara pengambilan keputusan ibu-ibu atau masyarakat yang intelegensinya tinggi akan banyak berpartisipasi lebih cepat dan tepat dalam mengambil keputusan dibanding dengan masyarakat yang intelegensinya rendah.


(4)

e. Sosial-Ekonomi

Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu atau masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap atau tindakan.

f. Sosial Budaya

Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super egonya.

g. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas daripada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai banyak informasi dan pengalaman.

B. Sikap (Attitude)

Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

Campbell (1950) mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An individual’s attitude is syndrome of response consisitency with regard to object.”Jadi jelas, disini dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.


(5)

Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain serta menganggap pentingnya mengetahui penggunaan kontrasepsi, hal ini menunjukkan bahwa sikap yang baik dapat menimbulkan prilaku yang positif dalam penggunaan kontrasepsi.

Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap objek itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk mencapai suatu tujuan, berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut.

Sikap seseorang relatif konstan, dengan sikap yang berbeda seseorang mengevaluasi apakah individu, objek atau ide baik atau buruk. Sikap juga dapat mempengaruhi perilaku, bagaimanapun nilai merupakan keyakinan dan standar seseorang untuk bertindak, pembentukan dan pemeliharaan sikap terhadap objek yang sesuai, mengkritik dan membandingkan dari orang lain.

Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata ((Notoatmodjo, 2010).


(6)

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup).

Skema 1.

Hubungan sikap dan tindakan

Komponen pokok sikap:

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.

Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnaya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap STIMULUS

(Rangsangan)

PROSES STIMULUS

REAKSI TERBUKA

REAKSI TERTUTUP


(7)

objek. Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang menilai terhadap penyakit kusta, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang membahayakan.

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang- ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka(tindakan). Misalnya, tentang contoh sikap terhadap penyakit kusta di atas, adalah apa yang dilakukan seseorang bila ia menderita penyakit kusta.

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh : seorang ibu mendengar (tahu) penyakit demam berdarah (penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

C. Konsep Dasar Nifas 1. Masa Nifas

Masa nifas (Peurperium) adalah di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.(Anggraini,Y.,2010).

Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu relatif pendek darah sudah keluar,


(8)

sedangkan batasan maksimumnya adalah adalah 40 hari (Wulandari,dkk,2011).

Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim(Suherni,dkk ,2009).

2. Perawatan Pasca Persalinan.

a) Mobilitas.

Mobilisasi sangat bervariasi, tergantung pada komplikasi persalinan, nifas, atau sembuhnya luka (jika ada luka). Jika tidak ada kelainan, lakukan mobilisasi sedini mungkin, yaitu dua jam setelah persalinan normal. Ini berguna untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina.

b) Nutrisi

Makanan harus bermutu bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

c) Miksi

Pengeluaran air seni (urin) akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke -5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan.


(9)

d) Defekasi.

Sulit BAB (konstipasi) dapat terjadi karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena adanya haemorroid.

e) Perawatan Payudara.

Perawatan payudara dilakukan secara rutin agar tidak terjadi pembengkakan akibat bendungan ASI.

f) Laktasi atau menyusui

g) Pemeriksaan pasca persalinan.

1) Pemeriksaan umum : tekanan darah, nadi, keluhan dan sebagainya. 2) Keadaan umum : suhu badan dan selera makan.

3) Payudara, ASI, puting susu.

4) Dinding perut, perineum, kandung kemih dan rektum. 5) Sekret yang keluar, misal Lochia, Flour albusi.

6) Keadaan alat-alat kandungan. 7) Nasehat untuk ibu post natal.

a) Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan. b) Sebaiknya bayi di susui.

c) Melakukan KB.


(10)

3. Tujuan Masa Nifas

a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi

b) Melaksanakan skrining yang komprehensif,(menyeluruh) c) Mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi

d) Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya

e) Memberikan pendidikan kesehatan dan pelayanan keluarga kontrasepsi (Rukiyah,dkk,2011).

Tujuan masa nifas sangat penting terutama untuk mencari kemungkinan ada infeksi, membicarakan tentang metode KB untuk menjarangkan kehamilan.

D. KONSEP DASAR ALAT KONTRASEPSI 1. Pengertian Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif dibandingkan metode lainnya (Mulyani, Siti, Nina, dkk, 2013).

Program KB adalah suatu gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan norma keluarga kecil bahagia dan


(11)

sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia indonesia (BKKBN,2005).

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana (KB).Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada (Affandi, Biran,dkk,2011).

Bertambahnya tingkat kemakmuran masyarakat menyebabkan penurunan tingkat kelahiran. Penurunan ini terjadi sebagai akibat penggunaan alat kontrasepsi. Program KB merupakan salah satu program upaya untuk peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Dalam penggunaan alat kontrasepsi ibu nifas harus mengetahui kontrasepsi yang sesuai. Pengetahuan ibu tentang kontrasepsi yang rendah akan mengakibatkan kesalahan dalam penggunaan alat kontrasepsi.

Sikap yang baik petugas kesehatan dalam melakukan konseling bagi calon klien KB:

a) Memperlakukan klien dengan baik. b) Interaksi antara petugas dengan klien. c) Memberikan informasi yang baik dan benar.

d) Menghindari pemberian informasi yang berlebihan. e) Membahas metode yang di ingini klien.


(12)

f) Membantu klien untuk mengerti dan mengingat(Affandi, Biran, dkk, 2006).

2. Metode Alat Kontrasepsi

a) Kontrasepsi Kombinasi (Estrogen dan Progesteron) Macam-macam alat kontrasepsi hormon estrogen :

1). Pil kombinasi

Jenis pil kombinasi antara lain :

(a) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

(b) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dengan dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

(c) Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestion (E/P) dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif ( Affandi, Biran,dkk, 2011).

Cara kerja pil kombinasi : (a) Menekan ovulasi. (b) Mencegah implantasi.


(13)

(c) Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma. (d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula. Manfaat dari pil kombinasi :

(a) Tidak mengganggu hubungan seksual.

(b) Siklus haid teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia) tidak terjadi nyeri haid.

(c) Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan.

(d) Mudah dihentikan setiap saat.

(e) Dapat digunakan kontrasepsi darurat.

(f) Dapat digunakan usia remaja sampai menopause Keterbatasan pil kombinasi :

(a) Mahal dan membosankan karena harus digunakan setiap hari. (b) Mual, terutama pada 3 bulan pertama.

(c) Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan pertama.

(d) Pusing.

(e) Nyeri payudara

(f) Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).


(14)

Yang dapat menggunakan pil kombinasi

Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi seperti :

(a) Usia reproduksi

(b) Telah memiliki anak ataupun yang belum (c) Gemuk atau kurus

(d) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi (e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

(f) Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberi ASI eksklusif, sedangkan semua kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.

(g) Pasca kegugguran

(h) Anemia karena haid berlebihan (i) Nyeri haid hebat

(j) Riwayat ektopik

(k) Kencing manis tanpa komplikasi ginjal, pembuluh darah. Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi adalah :

(a) Hamil atau dicurigai hamil

(b) Menyusui eksklusif

(c) Perdarahan pervaigna yang belum diketahui penyebabnya (d) Penyakit hati akut (hepatitis)


(15)

(e) Perokok dengan usia > 35 tahun

(f) Riwayat penyakit jantung, stroke atau tekanan darah >180/110mmHg

(g) Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun

(h) Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.

(i) Migrain dan gejala neurologik fokal(elipsi/ riwayat epilepsi) (j) Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari. 2) Suntikan Kombinasi

Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depomedroksi progesteron Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat yang diberikan injeks I.M sebulan sekali (cylofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.

Cara kerja suntikan kombinasi

(a) Menekan ovulasi

(b) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu

(c) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu


(16)

Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi :

(a) Resiko terhadap kesehatan kecil

(b)Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri (c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

(d) Jangka panjang

(e) Efek samping sangat kecil (f) Mengurangi jumlah perdarahan (g) Mengurangi nyeri saad haid Kerugian memakai suntik kombinasi

(a) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spoting atau perdarahan sela 10 hari

(b) Mual,sakit kepala, nyeri payudara ringan, keluhan ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.

(c) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan klien harus kembali 30 hari untuk mendapatkan suntikan

(d) Penambahan berat badan

(e) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

Yang boleh menggunakan suntik kombinasi

(a) Usia reproduksi


(17)

(c) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tingggi (d) Menyusui ASI pasca persalinan >6 bulan

(e) Pasca persalinan dan tidak menyusui (f) Anemia

(g) Nyeri haid hebat

(h) Haid teratur

(i) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Yang tidak boleh menggunakan suntik kombinasi

(a) Hamil atau diduga hamil

(b) Menyusui dibawah 6 bulan pasca persalinan

(c) Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya

(d) Penyakit hati akut (virus hepatitis) (e) Usia >35 tahuhn yang merokok

(f) Riwayat kelainan tromboemboli atau kencing manis > 20 tahun (g)Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala/ migran.


(18)

b) Kontrasepsi Progestin 1).Kontrasepsi Suntik Progestin

Tersedia 2 jenis Kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:

(a) Depo Medroksi Progesteron Asetat (Depo Provera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara suntikan Intra Muskular (didaerah bokong)

(b) Depo Noretisteron Enantat (depo noeisterat), yang mengandung 200 mg Poretindron Enantat, diberikan setaip 2 bulan dengan cara disuntikkan IM

Cara kerja

(a) Mencegah ovulasi

(b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.

(c) Menjadikan slaput lendir rahim tipis (d) Mengambat transportasi gamet oleh tuba Keuntungan suntik progesteron yaitu :

(a) Sangat efektif

(b) Pencegahan kehamilan jangka panjang (c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

(d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembetulan darah.


(19)

(e) Tidak memiliki pengaruh terhadap asi (f) Sedikit efek samping

(g) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai peri menopause.

(h) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul Keterbatasan suntik progesteron yaitu :

(a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti : (1) Siklus haid yang memendek atau memanjang

(2) Perdarahan haid yang banyak atau sedikit

(3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak(spotting)

(4) Tidak haid sama sekali

(b) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum diberikan (c) Permasalahan berat badan merupakan efek saping tersering

(d) Terlambatnya kembali kesuburan setelah pengehentian pemakaian (e) Terjadi pada perubahan lipid serum pada penggunaan jangka

panjang

Yang dapat digunakan suntik progestin :

(a) Usia reproduksi


(20)

(c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi

(d) Setelah melahirkan dan tidak menyusui

(e) Setelah abortus atau pengguguran

(f) Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi (g) Tekanan darah < 180/110 mmHg

(h) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi. (i) Anemia defisiensi besi

(j) Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi

Yang tidak boleh menggunakan suntik progestin :

(a) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000kelahiran)

(b) Perdarahan pervaginam (c) Penderita kanker payudara

(d) Diabetes melitus disertai komplikasi 2). Kontrasepsi Pil Progestin (Mini Pil)


(21)

Cara kerja mini pil yaitu :

(a) Menekan sekresi gonadrotropin dan sintesis sreroid seks di ovarium (tidak begitu kuat)

(b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.

(c) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma

Keuntungan kontrasepsi ini yaitu :

(a) Sangat efektif bila digunakan secara benar (b) Tidak mengganggu hubungan seksual (c) Tidak mempengaruhi ASI

(d) Kesuburan cepat kemabli

(e) Nyaman dan mudah digunakan (f) Sedikit efek samping

(g) Dapat dihentikan setiap saat (h) Tidak mengandung estrogen. Keterbatasan yaitu :

(a) Hampir 30-60% mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)

(b) Peningkatan/ Penurunan berat badan


(22)

(d) Bila lupa 1 pil saja kegagalan lebih besar

(e) Payudara menjadi tegang, mual, pusing dermatitis, jerawat Yang boleh menggunakan minipil

(a) Usia reproduksi

(b) Telah memiliki anak, atau yang belum memiliki anak (c) Pasca persalinan dan tidak menyusui

(d) Menginginkan metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode menyusui

(e) Pasca keguguran (f) Perokok segala usia

(g) Mempunyai tekanan darah tinggi. Yang tidak boleh menggunakan minipil

(a) Hamil atau diduga hamil

(b) Perdarahan pervagina dan belum jelas penyebabnya. (c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid (d) Sering lupa menggunakan pil

(e) Mioma uterus, progestin yang memicu pertumbuhan mioma


(23)

c) Kontrasepsi Implan Jenis Implan

(1) Norplant

Terdiri dari 6 batang silastik lembut di isi dengan 36 mg levonergestrel dan lama kerjanya 5 tahun

(2) Implanon dan sinoplant

Terdiri dari 1 batang putih lentur, di isi dengan 68 mg 3 – keto –

desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. (3) Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levanor gestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Cara kerja Implan

(1) Mengentalkan lendir serviks

(2) Membantu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi

(3) Mengurangi transportasi sperma (4) Menekan ovulasi

Keuntungan kontrasepsi implan

(1) Daya guna tinggi

(2) Perlindungan jangkan panjang (sampai 5 tahun)


(24)

(4) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. (5) Bebas dari pengaruh estrogen.

(6) Tidak mengganggu kegiatan sanggama. (7) Tidak mengganggu ASI.

(8) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

(9) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

Keterbatasan :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

Timbulnya keluhan-keluhan, seperti:

(1) Nyeri kepala.

(2) Peningkatan/penurunan berat badan. (3) Nyeri payudara.

(4) Perasaan mual. (5) Pening/pusing kepala.

(6) Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness).

(7) Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS


(25)

(8) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.

(9) Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempuan per tahun).

Yang Boleh Menggunakan Implan

(1) Usia reproduksi (20-35 tahun)

(2) Telah memiliki anak ataupun yang belum.

(3) Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.

(4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. (5) Pasca persalinan dan tidak menyusui. (6) Pasca keguguran.

(7) Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi. (8) Riwayat kehamilan ektopik.

(9) Tekanan darah >180/110 mmhg

(10)Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang

mengandung estrogen.

(11) Sering lupa menggunakan pil. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan

(1) Hamil atau diduga hamil.


(26)

(3) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara. (4) Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. (5) Mioma uterus dan kanker payudara.

(6) Gangguan toleransi glukosa dan memiliki riwayat hipertensi (Meilani, dkk, 2010).

d) Kondom

Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya karet (lateks), plastik(vinil) atau bahan alami (produksi hewani) . Kondom terdiri dari 2 jenis yaitu kondom wanita dan kondom pria. Kondom untuk pria sudah cukup dikenal namun untuk kondom wanita walaupun sudah ada tapi belum populer dengan alasan ketidak nyamanan(berisik).

Cara kerja kondom adalah:

(1). Dapat mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita (2). Sebagai alat kontrasepsi

(3). Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS

Manfaat Kontrasepsi kondom

(1) Efektif bila digunakan dengan benar (2) Tidak menganggu reproduksi ASI (3) Tidak mengganggu kesehatan klien (4) Murah dan dapat dibeli secara umum


(27)

Keterbatasan kontrasepsi kondom

(1). Efektifitas tidak terlalu tinggi

(2). Cara penggunaan sangat mempengaruhi kontrasepsi (3). Harus tersedia setiap kali berhubungan seksual

(4). Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum Sesuai untuk pria yang:

(1)Ingin berpartisipasi dalam program KB (2)Ingin segera mendapat alat kontrasepsinya (3)Ingin kontrasepsi sementara

(4)Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS Tidak Sesuai untuk pria

(1) Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan

(2) Alergi terhadap bahan dasar kondom (3) Menginginkan kontrasepsi jangka panjang

(4) Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi(Mulyani, Nina, dkk,2013).


(28)

e) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ( AKDR)

Alat kontrasepsi dalam rahim adalah suatu alat yang dimasukkan melalui serviks dan dipasang di dalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung sampai liang vagina, hal ini dimaksudkan agar keberadaannya bisa diperiksa oleh akseptor sendiri.

Jenis AKDR

Saat ini AKDR yang masih bisa kita temui adalah :

1). AKDR yang berkandungan tembaga, yaitu copper T (CuT 380A) dan nova T

2). AKDR yang berkandungan hormon progesteron, yaitu Mirena 3). Pada beberapa akseptor yang datang untuk melepas AKDR yang

telah dipakainya lebih dari 20 tahun, akan kita dapati bentuk lipes loop(terbuat dari plastik).

Cara kerja :

• Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii

• Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri

• Mencegah sperma dan ovum bertemu dan mencegah implantasi telur

dalam uterus Indikasi AKDR

(a) Telah mempunyai anak hidup satu atau lebih (b) Ingin menjarangkan kehamilan


(29)

(d) Berusia diatas 35 tahun

Kontra Indikasi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (a) Kehamilan

(b) Perdarahan per vaginam yang belum terdiagnosis, namun setelah diatasi AKDR dapat segera dipasang

(c) Perempuan yang sedang menderita infeksi alat genitalia (vaginitis, servisitis) bila telah diobati, dapat segera dipasang

(d) Riwayat kehamilan ektopik

(e) Kelainan pada panggul dan uterus ( misalnya uterus bikornis) (f) Alergi terhadap komponen AKDR misalnya tembaga

Keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

(a) Efektif dengan segera yaitu setelah 24 jam dari pemasangan (b) Reversibel dan sangat efektif

(c) Tidak mengganggu hubungan seksual (d) Metode jangka panjang ( 8 tahun) (e) Tidak mengganggu produksi ASI

(f) Dapat dipasang segera setelah melahirkan ataupun pasca abortus Kerugian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

(1) Nyeri dan mules (2) Perdarahan (spotting) (3) Keputihan


(30)

(4) Infeksi

f) Kontrasepsi Mantap

• Tubektomi

Jenis kontrasepsi mantap diantaranya :

(a) Minilaparotomi (b) Laparoskopi Mekanisme kerja

Dengan mengonklusi tuba falopi (mengikat dan memotong atau memasang cincin) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.

Manfaat KB MANTAP :

(a) Sangat efektif

(b) Tidak mempengaruhi proses menyusui (c) Tidak bergantung pada faktor senggama

(d) Baik digunakan apabila kehamilannya akan menjadi resiko kehamilan yang serius dan permanen


(31)

Keterbatasan kontrasepsi mantap

(a) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi (b) Klien dapat menyesal dikemudian hari

(c) Resiko komplikasi kecil

(d) tidak melindungi diri dari IMS dan HIV/AIDS Yang dapat menjalani tubektomi yaitu :

(a) Usia >26 tahun

(b) Anak lebih dari 2 oramg

(c) Yakin telah mempunyai keluarga yang sesuai dengan kehendaknya (d) Pasca persalinan

(e) Pasca keguguran

Yang tidak dapat menjalani tubektomi yaitu :

(1) Hamil (sudah terdeteksi atau dicurigai) (2) Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan (3) Infeksi sistemik

(4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan (Mulyani, Nina, dkk,2013).


(32)

g) Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA) Macam-macam KBA :

1) Metode lendir serviks (Metode Ovulasi Billings /MOB)

2) Card yang kurang efektif misal sistem kalender atau pantang berkala 3) Dan metode suhu basal

Untuk Kontrasepsi :

Senggama dihindari pada masa subur dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur memakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18. antara kedua waktu senggama dihindari.

Manfaat KBA :

(1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan (2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi (3) Tidak ada efek samping sistemik

(4) Murah atau tanpa biaya Keterbatasan KBA :

(1) Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian)

(2) Keefektifan tergantung dari kemauan dan dispilin pasangan untuk mengikuti instruksi


(33)

(3) Dibutuhkan pelatih /guru KBA (Bukan Tenaga Medis)

(4) Perlu pantang selama masa seubur untuk menghindari kehamilan (5) Perlu pencatatan setiap hari

(6) Termometer basal digunakan untuk metode tertentu Yang dapat menggunakan KBA :

(1) Semua perempuan semasa reproduksi baik siklus normal atau tidak normal

(2) Semua perempuan baik paritas berapapun termasuk nulipara (3) Perempuan kurus ataupun gemuk

(4) Perempuan merokok

(5) Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain

(6) Perempuan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid.

Yang seharusnya tidak memakai KBA :

(1) Perempuan dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya (2) Perempuan sebelum mendapat haid (Menyusui, segara setelah

abortus) kecuali Metode Ovulasi Billings (MOB)

(3) Perempuan yang tidak suka menyentuh alat genetalianya (Affandi, Biran,dkk,2011)


(34)

h) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelamin (Penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

Cara kerja senggama terputus :

Alat kelamin (Penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah.

Manfaat senggama terputus :

1) Efektif bila dilaksanakan dengan benar 2) Tidak mengganggu produksi ASI

3) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya 4) Tidak ada efek samping

5) Dapat digunakan setiap waktu 6) Tidak membutuhkan biaya. Keterbatasan senggama terputus :

a) Efektifitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan pertahun)

b) Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis


(35)

c) Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual Dapat dipakai untuk :

a) Suami yang ingin berpartisipasi dalam KB

b) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

c) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sampai menunggu metode yang lain.

d) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung

e) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur Tidak dapat dipakai untuk :

1) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini 2) Suami yang sulit melakukan senggama terputus 3) Istri yang mempunyai pasangan sulit bekerjasama 4) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi

i) Metode Amenorea Laklasi (MAL)

Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman lainnya.

MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :

1) Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding), lebih efektif bila pemberian 7/8 x sehari


(36)

2) Efektif sampai 6 bulan

3) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya 4) umur bayi kurang dari 6 bulan

Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL)

• Penundaan/penekanan ovulasi

Keuntungan kontrasepsi

(1) Efektifitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan)

(2) Segera efektif

(3) Tidak mengganggu senggama

(4) Tidak ada efek samping secara medis (5) Tidak perlu pengawasan medis (6) Tidak perlu obat atau alat (7) Tanpa biaya

Keterbatasan :

(1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.

(2) Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial (3) Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid


(37)

Yang dapat menggunakan MAL

(1) Ibu yang menyusui secara eksklusif (2) Bayinya berumur kurang dari 6 bulan

(3) Belum mendapat mendapat haid setelah meahirkan Yang seharusnya tidak pakai MAL

(1) Sudah mendapat haid setelah bersalin (2) Tidak menyusui secara eksklusif

(3) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan

(4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam (Affandi, Biran,dkk, 2011).


(1)

g) Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

Macam-macam KBA :

1) Metode lendir serviks (Metode Ovulasi Billings /MOB)

2) Card yang kurang efektif misal sistem kalender atau pantang berkala 3) Dan metode suhu basal

Untuk Kontrasepsi :

Senggama dihindari pada masa subur dengan pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk menghitung masa subur memakai rumus siklus terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi 18. antara kedua waktu senggama dihindari.

Manfaat KBA :

(1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan (2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi (3) Tidak ada efek samping sistemik

(4) Murah atau tanpa biaya Keterbatasan KBA :

(1) Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama pemakaian)

(2) Keefektifan tergantung dari kemauan dan dispilin pasangan untuk mengikuti instruksi


(2)

(3) Dibutuhkan pelatih /guru KBA (Bukan Tenaga Medis)

(4) Perlu pantang selama masa seubur untuk menghindari kehamilan (5) Perlu pencatatan setiap hari

(6) Termometer basal digunakan untuk metode tertentu Yang dapat menggunakan KBA :

(1) Semua perempuan semasa reproduksi baik siklus normal atau tidak normal

(2) Semua perempuan baik paritas berapapun termasuk nulipara (3) Perempuan kurus ataupun gemuk

(4) Perempuan merokok

(5) Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain

(6) Perempuan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap siklus haid.

Yang seharusnya tidak memakai KBA :

(1) Perempuan dari segi umur, paritas atau masalah kesehatannya (2) Perempuan sebelum mendapat haid (Menyusui, segara setelah

abortus) kecuali Metode Ovulasi Billings (MOB)

(3) Perempuan yang tidak suka menyentuh alat genetalianya (Affandi, Biran,dkk,2011)


(3)

h) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelamin (Penis) dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi.

Cara kerja senggama terputus :

Alat kelamin (Penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah.

Manfaat senggama terputus :

1) Efektif bila dilaksanakan dengan benar 2) Tidak mengganggu produksi ASI

3) Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya 4) Tidak ada efek samping

5) Dapat digunakan setiap waktu 6) Tidak membutuhkan biaya. Keterbatasan senggama terputus :

a) Efektifitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama terputus setiap melaksanakannya (Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan pertahun)

b) Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat pada penis


(4)

c) Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual Dapat dipakai untuk :

a) Suami yang ingin berpartisipasi dalam KB

b) Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera

c) Pasangan yang memerlukan metode sementara, sampai menunggu metode yang lain.

d) Pasangan yang membutuhkan metode pendukung

e) Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur Tidak dapat dipakai untuk :

1) Suami dengan pengalaman ejakulasi dini 2) Suami yang sulit melakukan senggama terputus 3) Istri yang mempunyai pasangan sulit bekerjasama 4) Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi

i) Metode Amenorea Laklasi (MAL)

Merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman lainnya.

MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :

1) Menyusui secara penuh (Full Breast Feeding), lebih efektif bila pemberian 7/8 x sehari


(5)

2) Efektif sampai 6 bulan

3) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya 4) umur bayi kurang dari 6 bulan

Cara kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL)

• Penundaan/penekanan ovulasi

Keuntungan kontrasepsi

(1) Efektifitas tinggi (Keberhasilan 98% pada enam bulan pasca persalinan)

(2) Segera efektif

(3) Tidak mengganggu senggama

(4) Tidak ada efek samping secara medis (5) Tidak perlu pengawasan medis (6) Tidak perlu obat atau alat (7) Tanpa biaya

Keterbatasan :

(1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pasca persalinan.

(2) Mungkin sulit dilakukan karena kondisi sosial (3) Efektifitas tinggi sampai kembalinya haid


(6)

Yang dapat menggunakan MAL

(1) Ibu yang menyusui secara eksklusif (2) Bayinya berumur kurang dari 6 bulan

(3) Belum mendapat mendapat haid setelah meahirkan Yang seharusnya tidak pakai MAL

(1) Sudah mendapat haid setelah bersalin (2) Tidak menyusui secara eksklusif

(3) Bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan

(4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam (Affandi, Biran,dkk, 2011).