Perbedaan Volume, pH dan Kadar Kalsium Saliva Karies dan Bebas Karies Pada Mahasiswa FKG USU

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi pada enamel, dentin
dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas bakteri yang memfermentasi
karbohidrat, sehingga terjadi pelarutan enamel oleh asam yang dihasilkan bakteri.1
Proses karies dimulai oleh Streptococcus sp memfermentasi karbohidrat membentuk
asam sehingga menghasilkan pH yang lebih rendah, penurunan pH tersebut
mendorong Lactobacillus sp untuk memproduksi asam dan menyebabkan terjadinya
proses karies.1,2 Adanya faktor perlindungan komponen-komponen saliva seperti
protein, antibakteri, agen, flourida, kalsium, fosfat serta diet yang seimbang dengan
aliran saliva normal dapat mencegah terjadinya karies, akan tetapi diet yang tidak
seimbang seperti konsumsi karbohidrat yang berlebih dan aliran saliva berkurang
maka akan menyebabkan karies.3
Karies gigi memengaruhi sebagian besar masyrakat di negara Amerika; hanya
10% remaja dan dewasa muda memiliki bebas karies. Karies berlanjut dengan
bertambahnya usia, pada dewasa lebih dari 95% yang mengalami karies pada
permukaan enamel dan akar gigi, kemudian mengakibatkan kehilangan gigi sehingga

25% individu memerlukan gigi palsu.3 Karies gigi tetap menjadi masalah kesehatan
mulut yang menetap dan paling penting di dunia terutama di negara berkembang dan
negara industri. Perkembangan karies gigi melibatkan beberapa faktor yaitu host,
plak, substrat dan waktu. Kebersihan mulut dan saliva memengaruhi perkembangan
karies pada semua orang tanpa membedakan jenis kelamin, sosial ekonomi, ras dan
umur.4,5
Peningkatan kasus penyakit karies lebih tertuju kepada masyarakat yang
berpendapatan dan berpendidikan rendah. risiko karies gigi semakin meningkat
dengan bertambahnya usia.6,7 Faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah kasus
ini belum diketahui, namun kemungkinan besar adalah disebabkan karena kurangnya
pencegahan yang dilakukan masyarakat.7

1
Universitas Sumatera Utara

2

Saliva merupakan cairan biologis dalam rongga mulut, dihasilkan dari
kelenjar saliva mayor, terdiri atas kelenjar parotis, submandibula, sublingual dan
kelenjar saliva minor yaitu kelenjar labial, lingual, palatal, bukal, glossopalatinal dan

retromolar.8,9 Saliva memainkan peranan yang penting dalam kesehatan mulut.
Berdasarkan fungsi saliva memiliki sifat seperti pelumasan, pembersihan,
pencernaan, menetralisir asam atau basa, perlindungan terhadap demineralisasi dan
peranan antimikroba, tempat penyimpan ion kalsium dan fosfat yang penting untuk
remineralisasi pada awal pembentukan karies gigi.4
Total volume saliva yang disekresi 500-1000 ml/hari. Komposisi saliva terdiri
atas 99% air dan 1% ion dan unsur organik. Ion penting dalam saliva adalah kation,
Na+ dan K+, anion Cl- dan bikarbonat (HCO3). Elektrolit lain yang terdapat dalam
saliva seperti kalsium, fosfat, fluorida, tiosianat, magnesium, sulfat dan iodin. Unsur
organik saliva seperti protein, karbohidrat, lipid dan molekul organik kecil.10
Komposisi saliva merupakan faktor penting dalam menentukan prevalensi
karies. Perlindungan relatif terhadap kavitas gigi, laju aliran saliva, kapasitas buffer,
kalsium, fosfat dan konsentrasi fluorida adalah hal-hal yang diperlukan. Sirkulasi
saliva dalam rongga mulut terdiri atas campuran sekresi kelenjar saliva (mayor dan
minor) sedikit dari cairan krevikular. Saliva dapat meningkatkan kesehatan rongga
mulut dan oleh karena itu kekurangan sekresi akan menambah proses penyakit.11
Jumlah saliva yang cukup, penting untuk melindungi jaringan mulut.
Keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi tergantung pada konsentrasi
kalsium saliva dan fosfat juga kadar alkali fosfatase saliva. Kalsium dan fosfat yang
terdapat dalam saliva berpengaruh pada demineralisasi dan remineralisasi. Hasil yang

berbeda diperoleh dari pemeriksaan kandungan kalsium dan fosfat dalam saliva dan
berhubungan dengan karies gigi.12
pH saliva normal berkisar 6 sampai 7.12 Sumber ion hidrogen dalam cairan
rongga mulut: sekresi oleh kelenjar saliva dalam bentuk organik dan anorganik,
produksi mikrobiota mulut atau perolehan melalui makanan. Ion hidrogen
memengaruhi keseimbangan kalsium fosfat dalam enamel. Semakin tinggi
konsentrasi ion hidrogen maka sebaliknya pH menjadi rendah.13,14

2
Universitas Sumatera Utara

3

Kadar normal kalsium adalah 1-2 mmol/L.15 Konsentrasi kalsium saliva
menurun

dengan

meningkatnya


aktifitas

karies

gigi.14

Saliva

mengontrol

keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi pada lingkungan yang
kariogenik. Buffer saliva dapat mencegah terjadinya pH plak yang rendah sehingga
mencegah terjadinya demineralisasi enamel, laju aliran saliva dan viskositas dapat
mempengaruhi perkembangan karies.11
Saliva yang berkontak dengan gigi adalah supersaturasi (lewat jenuh)
dibandingkan dengan kadar mineral-mineral tersebut dalam enamel. Jumlah ion-ion
kalsium dan fosfat di dalam biofilm plak terlihat lebih besar dari pada di dalam saliva.
Namun, adanya penurunan pH disebabkan bakteri menghasilkan asam, membuat
lewat jenuh kalsium dan fosfat juga mengalami penurunan dan risiko demineralisasi
meningkat. pH yang tepat untuk menunjukkan demineralisasi dimulai belum ada,

namun demikian, umumnya pH 5,5 sampai 5,0 dipertimbangkan sebagai pH kritis
yang dapat membuat mineral gigi menjadi larut. Ketika demineralisasi berlangsung,
lesi karies juga dapat terbentuk.17

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Berapakah volume, pH dan kadar kalsium saliva pada subjek karies dan
bebas karies.
2. Apakah ada perbedaan volume, pH dan kadar kalsium saliva pada subjek
karies dan bebas karies.

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui volume, pH dan kadar kalsium saliva pada subjek karies
dan bebas karies.
2. Untuk mengetahui adanya perbedaan volume, pH dan kadar kalsium saliva
pada subjek karies dan bebas karies.

3
Universitas Sumatera Utara


4

1.4 Hipotesis Penelitian
Hα = Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume, pH dan kadar
kalsium saliva pada subjek karies dan bebas karies usia 18-23 tahun pada perempuan
mahasiswa FKG USU.

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu
biologi oral khususnya tentang saliva terhadap karies.
2. Sebagai data awal untuk melakukan penelitian berikutnya tentang pengaruh
saliva pada usia produktif dan menopause terhadap rongga mulut.

2.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini bermanfaat memberi informasi kepada pihak-pihak
medis terutama dokter gigi tentang volume, pH dan kadar kalsium saliva pada subjek
dengan karies dan bebas karies.


4
Universitas Sumatera Utara