Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio (Studi Pada 10 Bank yang Terbesar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan

utamanya

adalah

menghimpun

dana

dari

masyarakat

dan


menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
Bank lainnya (Kasmir, 2008:11).
Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 10
Tahun 1998 tentang perbankan mendefinisikan bank sebagai badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan usahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan
masalah bidang keuangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan
meliputi tiga kegiatan utama, yaitu :
a)

Menghimpun dana

b) Menyalurkan dana
c)

Memberikan jasa bank lainnya
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok


perbankan, sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah
merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.

Universitas Sumatera Utara

Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau
mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk
simpanan giro, tabungan, dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini
dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat
mau menanamkan dananya di bank. Jenis simpanan yang dapat dipilih oleh
masyarakat adalah simpanan giro, tabungan, deposito serta deposito berjangka di
mana masing-masing jenis simpanan yang ada memiliki kelebihan dan
keuntungan tersendiri. Kegiatan penghimpunan dana ini sering disebut dengan
funding.
Menyalurkan dana adalah melemparkan dana yang diperoleh lewat
simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman
(kredit) bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi
bank yang berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan penyaluran dana ini juga dikenal
dalam perbankan dengan istilah lending. Dalam pemberian kredit, disamping

dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit
(debitur)

dalam

bentuk

biaya

administrasi

serta

biaya

provisi

dan

komisi.Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi

hasil atau penyertaan modal.
Besar kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga
simpanan.Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, semakin besar
pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya.Disamping bunga simpanan,
pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang

Universitas Sumatera Utara

diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan risiko kredit macet, pajak serta
pengaruh lainnya.
Bagi perbankan yang berdasarkan prinsip konvensional, keuntungan utama
diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan
bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di
bank dikenal dengan istilah spread based.
Berikutnya adalah pengertian jasa lainnya yang merupakan jasa pendukung
atau pelengkap kegiatan lainnya. Jasa-jasa ini diberikan terutama untuk
mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang
berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak
langsung. Menurut Kasmir (2011) jasa perbankan lainnya antara lain sebagai
berikut :

1)

Jasa setoran seperti setoran telepon, listrik, air atau uang kuliah

2)

Jasa pembayaran seperti pembayaran gaji, pensiun atau hadiah

3)

Jasa pengiriman uang (transfer)

4)

Jasa penagihan (inkaso)

5)

Jasa kliring (clearing)


6)

Jasa penjualan mata uang asing (valas)

7)

Jasa penyimpanan dokumen (safe deposit box)

8)

Jasa cek wisata (travelers cheque)

9)

Jasa kartu kredit (bank card)

10)

Jasa-jasa yang ada di pasar modal seperti penjamin emisi dan pedagang
efek.


Universitas Sumatera Utara

11)

Jasa letter of credit (L/C)

12)

Jasa bank garansi dan referensi bank

13)

Serta jasa bank lainnya
Banyaknya jenis jasa yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan

bank masing-masing. Semakin mampu bank tersebut, semakin banyak ragam
produk yang ditawarkan.Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan,
manajemen serta fasilitas sarana dan prasarana yang dimilikinya.
2.1.2 Sumber Dana Bank

Sumber dana bank atau dari mana bank mendapatkan dana untuk keperluan
operasionalnya dibedakan menjadi 3 (tiga) sumber, yaitu :
1.

Dana yang berasal dari modal sendiri
Sumber dana ini sering disebut dana pihak I, yaitu dana yang berasal dari

dalam bank, baik dari pemegang saham maupun dari sumber lain yang terdiri atas:
a.

Modal disetor
Modal disetor adalah uang yang disetor secara efektif oleh pemegang

saham pada saat bank didirikan. Pada umumnya, sebagian dari setoran pertama
modal pemilik bank (pemegang saham) dipergunakan bank untuk penyediaan
sarana perkantoran seperti tanah atau gedung, peralatan kantor, dan promosi
untuk menarik minat masyarakat.
b.

Laba ditahan

Laba ditahan adalah laba milik para pemegang saham yang diputuskan

mereka sendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk tidak

Universitas Sumatera Utara

dibagikan sebagai dividen. Tetapi dimasukkan kembali dalam modal kerja
untuk operasional bank.
c.

Cadangan-cadangan
Cadangan-cadangan adalah sebagian laba bank yang disisihkan dalam

bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang digunakan untuk menutup
kemungkinan timbulnya risiko di kemudian hari.
d.

Agio saham
Agio saham adalah nilai selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh


pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham.
1. Dana yang berasal dari pinjaman
Sumber dana ini sering disebut sumber dana pihak II, yaitu sumber dana
yang berasal dari pinjaman bank lain maupun lembaga keuangan lain kepada
bank, yang terdiri atas :
a.

Pinjaman Biasa Antar Bank
Pinjaman Biasa Antar Bank adalah pinjaman dari bank lain berupa

pinjaman biasa dengan jangka waktu relatif lebih lama. Pinjaman ini
umumnya terjadi jika antar bank peminjam dan bank yang memberi pinjaman
bekerja sama dalam bantuan keuangan dengan persyaratan-persyaratan
tertentu yang disepakati kedua belah pihak, jangka waktunya bersifat
menengah atau panjang dengan tingkat bunga relatif lebih lunak.
2. Call Money
Call Money adalah pinjaman dari pihak lain yang berupa pinjaman harian
antar bank. Pinajamn ini diminta apabila ada kebutuhan mendesak yang

Universitas Sumatera Utara


diperlukan bank. Jangka waktu Call Money tidak lama, yaitu sekitar satu
minggu, satu bulan, bahkan hanya berapa hari saja. Jika jangka waktu
pinjaman hanya satu malam saja, pinjaman itu disebut overnight call money.
3. Pinjaman dari Bank Sentral (BI)
Pinjaman dari Bank Sentral adalah pinjaman (kredit) yang diberikan Bank
Indonesia kepada bank untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang
tergolong berprioritas tinggi. Termasuk dalam pinjaman ini antara lain kreditkredit program, misalnya, kredit investasi pada sektor-sektor ekonomi yang
harus ditunjang sesuai dengan petunjuk pemerintah (sektor pertanian, pangan,
perhubungan, industri kecil, koperasi, ekspor non migas, kredit untuk
golongan ekonomi lemah, dan sebagainya). Pinjaman dari Bank Indonesia
untuk jenis-jenis sektor tersebut dikenal dengan istilah Kredit Likuiditas Bank
Indonesia (KLBI). KLBI merupakan instrument moneter dari Bank Sentral
dalam rangka refinancing facility demi memberikan motivasi gerakan
moneter bagi bank dan masyarakat ekonomi, serta merupakan sumber dana
yang tergolong murah dengan tingkat bunga yang relatif sangat rendah (soft
loan).
4. Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
Pinjaman ini terutama terjadi ketika lembaga-lembaga keuangan tersebut
masih berstatus LKBB, sebelum dikeluarkannya UU Nomor 7 Tahun 1992
tentang perbankan.Setelah dikeluarkannya undang-undang tersebut, LKBB
ini hampir semua berubah statusnya menjadi Bank Umum. Pinjaman dari

Universitas Sumatera Utara

LKBB ini lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan
dalam pasar uang sebelum jatuh tempo dari berbentuk kredit.
5. Dana yang berasal dari masyarakat
Sumber dana ini sering disebut dana pihak III, yaitu sumber dana yang
berasal dari masyarakat sebagai nasabah dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito.
Giro (Demand Deposit)

a.

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan. Dalam
pelaksanaannya, giro ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang
disebut rekening koran. Jenis rekening giro ini dapat berupa:
-

Rekening atas nama per orangan,

-

Rekening atas nama suatu badan usaha atau lembaga,

-

Rekening bersama atau gabungan.

b.

Deposito (Time Deposit)
Deposito atau simpanan berjangka adalah simpanan pihak ketiga

pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian. Dilihat dari sudut biaya, dana bank yang
bersumber dari simpanan dalam bentuk deposito merupakan dana yang relatif
mahal dibandingkan dengan sumber dana lainnya, misalnya giro atau tabungan.
Kelebihan sumber dana ini adalah sifatnya yang dapat dikategorikan sebagai
sumber dana semi tetap, karena penarikannya dapat diperkirakan dengan

Universitas Sumatera Utara

berdasarkan tanggal jatuh tempo sehingga tingkat fluktuasinya dapat
diantisipasi. Apabila sumber dana bank didominasi oleh dana yang berasal dari
deposito berjangka, pengaturan likuiditasnya relatif tidak sulit. Akan tetapi,
dari sisi biaya dana akan sulit untuk ditekan sehingga akan mempengaruhi
tingkat suku bunga yang bersangkutan.
Berbeda dengan giro, dana deposito akan mengendap di bank karena
para pemegangnya (deposan) tertarik dengan tingkat bunga yang ditawarkan
oleh bank dan adanya keyakinan bahwa pada saat jatuh tempo (apabila dia
tidak ingin memperpanjang) dananya dapat ditarik kembali. Terdapat beberapa
jenis deposito yakni
-

Deposito berjangka,

-

Sertifikat deposito,

-

Deposits on call.

c.

Tabungan (Saving Deposit)
Tabungan adalah pinjaman pihak ketiga pada bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu.Program
tabungan yang pernah diperkenankan pemerintah sejak tahun 1971 adalah
tabanas, taska, tappelpram, tabungan ongkos naik haji, dan lain-lain. Akan
tetapi, adanya berbagai deregulasi di bidang perbankan seperti Paket Juni 1983
dan Paket Oktober 1988 menyebabkan semua bank memiliki berbagai jenis
produk tabungan dengan nama yang khusus serta memberikan rangsangan
yang

menarik

bagi

nasabahnya.

Semua

bank

diperkenankan

untuk

mengembangkan sendiri berbagai jenis tabungan yang sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

kebutuhan masyarakat tanpa perlu adanya persetujuan dari bank sentral (Bank
Indonesia), seperti diperkenalkannya tabungan harian (dengan tingkat bunga
yang dihitung harian secara merata), adanya penarikan undian berhadiah,
kemudahan untuk menyetor maupun menarik dana, serta berbagai fasilitas
lainnya.
2.1.3 Pengertian Kredit dan Pembiayaan
Pengertian Krdit menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersmakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sementara itu, pengertian pembiayaan adalah Penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan
dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank
membiayai kredit untuk pembelian rumah ataupun mobil.Kemudian adanya
kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur),
dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian krdit tercakup hak dan
kewajiban masing-masing, termasuk jangka waktu serta bunga yang ditetapkan

Universitas Sumatera Utara

bersama. Demikian dengan sanksi apabila sidebitur ingkar janji terhadap
perjanjian yang telah dibuat bersama.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank
berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank
berdasarkan

prinsip

syariah

adalah

terletak

pada

keuntungan

yang

diharapkan.Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional keuntungan yang
diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil
berupa imbalan atau bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian
kredit beserta persyaratannya.
Analisis kredit diberikan untuk meyakinkan bank bahwa si nasabah benarbenar dapat dipercaya, sebelum kredit diberikan bank terlebih dahulu mengadakan
analisis kredit.Analisis kredit mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan,
prospek usahanya, jaminan yang diberikan, serta faktor-faktor lainnya. Tujuan
analisis ini adalah agar bank yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar
dalam arti uang yang disalurkan pasti kembali.
Pemberian

kredit

tanpa

dianalisis

terlebih

dahulu

akan

sangat

membahayakan bank. Nasabah dalam hal ini dengan mudah memberikan datadata fiktif sehingga kredit tersebut sebenarnya tidak layak untuk diberikan.
Akibatnya, jika salah dalam menganalisis, kredit yang disalurkan akan sulit untuk
ditagih alias macet. Namun, faktor salah analisis ini bukanlah merupakan
penyebab utama kredit macet, walaupun sebagian besar krdit macet diakibatkan
salah dalam mengadakan analisis. Penyebab lainnya mungkin disebabkan oleh

Universitas Sumatera Utara

musibah seperti bencana alam yang memang tidak dapat dihindari oleh nasabah,
seperti kebanjiran atau gempa bumi atau dapat pula kesalahan dalam pengelolaan.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, langkah yang dilakukan
oleh bank adalah berupaya menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara
tergantung dari kondisi nasabah atau penyebab kredit tersebut macet. Jika
memang masih bisa dibantu, bank adalah tindakan membantu nasabah apakah
dengan menambah jumlah kredit atau dengan memperpanjang jangka waktunya.
Namun, jika memang sudah tidak dapat diselamatkan kembali maka tindakan
terakhir bagi bank adalah menyita jaminan yang telah dijaminkan oleh nasabah.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit
adalah sebagai berikut :
1)

Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan

baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa
tertentu di masa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum
dana diberikan, sudah dilakukan penelitian dan penyelidikan yang mendalam
tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan dilakukan untuk mengetahui
kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang disalurkan.
2)

Kesepakatan
Di samping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsure

kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.Kesepakatan ini
dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani
hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit dituangkan

Universitas Sumatera Utara

dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yaitu pihak bank
dan nasabah.
3)

Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka

waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir
dapat dipastikan bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
4)

Risiko
Faktor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian

yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu
dan risiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat
terjadinya musibah seperti bencana alam.Penyebab tidak tertagih sebenarnya
dikarenakan adanya suatu tenggang waktu pengembalian (jangka waktu).
Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar risikonya tidak
tertagih. Risiko ini menajadi tanggungan bank, baik risiko yang disegaja maupun
risiko yang tidak disengaja.
5)

Balas jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu

keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga bagi bank prinsip konvensional.
Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi, serta biaya administrasi
kredit ini merupakan keuntungan utama bank, sedangkan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

Universitas Sumatera Utara

Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur
adalah sebagai berikut ;
a)

b)

c)

Jaminan dengan barang-barang seperti :
-

Tanah

-

Bangunan

-

Kendaraan bermotor

-

Mesin-mesin/peralatan

-

Barang dagangan

-

Tanaman/kebun/sawah

-

Dan barang-barang berharga lainnya

Jaminan surat berharga seperti ;
-

Sertifikat saham

-

Sertifikat obligasi

-

Sertifikat tanah

-

Sertifikat deposito

-

Promes

-

Wesel

-

Dan surat berharga lainnya

Jaminan orang atau perusahaan
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang atau perusahaan kepada bank

terhadap fasilitas kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebut macet, orang atau
perusahaan yang memberikan jaminan itulah yang diminta pertanggung
jawabannya atau menanggung risikonya.

Universitas Sumatera Utara

d) Jaminan asuransi
Yaitu bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama
terhadap fisik objek kredit, seperti kendaraan bermotor, gedung. Apabila terjadi
kehilangan atau kebakaran, maka pihak asuransilah yang akan menanggung
kerugian tersebut.
Pembebanan jenis suku bunga oleh bank adalah dengan memprhatikan jenis
kredit yang dibiayai, kemudian juga yang menjadi pertimbangan bank dalam
menentukan pembebanan suku bunga adalah tingkat risiko dari masing-masing
kredit.
Ada terdapat tiga jenis model pembebanan suku bunga yang sering dilakukan
bank. Adapun model pembebanan jenis suku bunga yang sering dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Flate rate
Flate rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode
sehingga jumlah angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap smapai pinjaman
tersebut lunas.Perhitungan suku bunga model ini adlaah dengan mengalikan
persen bunga perperiode dikali dengan pinjaman.
2. Sliding rate
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan
persentase suku bunga per periode dengan sisa pinjaman sehingga jumlah suku
bunga yang dibayar debitur semakin menurun akibatnya angsuran yang dibayar
pun menurun jumlahnya.

Universitas Sumatera Utara

3.

Floating rate
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai
dengan tingkat suku bunga pada bulan yang bersangkutan.Dalam
perhitungan modal ini suku bunga dapat naik, turun atau tetap setiap
periodenya.Begitu pula dengan jumlah angsuran yang dibayar sangat
tergantung dari suku bunga pada bulan yang bersangkutan.
Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan yaitu

dengan analisis 5C, analisis 7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini, 5C dan 7P
memiliki persamaan, yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut
dalam prinsip 7C dan di dalam prinsip 7C di samping lebih terinci juga jangkauan
analisisnya lebih luas dari 5C. Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C kredit
sebagai berikut :
1. Character
Adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur.
Tujuannya dalah memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa sifat
atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
dapat dipercaya. Keyakinan ini tercermin dari latar belakan si nasabah,
baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi
seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga,
hobi, dan social standingnya.

Universitas Sumatera Utara

2. Capacity
Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit
yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis sesuai
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkannya.
Semakin banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar
kemampuannya untuk membayar kredit.
3. Capital
Adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang
dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collecteral
Merupakan pinjaman yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun nonfisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah
kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya
sehingga jika terjadi suatau masalah, jaminan yang dititipkan akan
dapat dipergunakan secepat mungkin. Fungsi jaminan adalah sebagai
pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition
Dalam kondisi ekonomi yang kurang stabil, sebaiknya pemberian
kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan
kalaupun jadi di berikan sebaiknya juga dengan melalui prospek usaha
tersebut di masa yang akan datang.
Sementara itu, penilaian dengn 7P kredit adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup
sikap,

emosi,

tingkah

laku

dan

tindakan

nasabah

dalam

menghadapisuatu masalah. Personality hamper sama dengan character
dari 5C.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu
atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta
karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu
dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
Kredit untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan kredit untuk
pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan
persyaratannya.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan konsumtif,
produktif atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang
apakah menguntungkan atau tidak atau dengan kata lain mempunyai
prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas

Universitas Sumatera Utara

kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang
rugi tetapi juga nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur, akan semakin baik sehingga jika salahs atu
usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam
mencapai laba.Profitability diukur dari period ke periode apakah akan
tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan
kredit yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan oleh
bank, tetapi melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
2.2 Fungsi Intermediasi Bank
Bank berfungsi sebagai intermediasi dengan kegiatan usaha pokok
menghimpun dana menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan dana
masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari
penabung kepada peminjam. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang No.
7 Tahun 1992 tentang perbankan dan telah diubah dengan Undang-undang No. 10

Universitas Sumatera Utara

Tahun 1998 bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam menjalankan fungsinya dalam intermediasi, penting bagi bank
untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat. Masyarakat berharap dana yang
disimpan dibank akan aman. Untuk itu bank harus menjaga tingkat kesehatannya
karena bank yang sehat

adalah bank yang dapat menjaga dan memelihara

kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan fungsi intermediasi, dapat membantu
kelancaran lalulintas pembayaran serta dapat digunakan oleh pemerintah dalam
melaksanakan berbagai kebijakannya, terutama kebijakan moneter. Dalam
menjalankan kegiatan intermediasinya bank harus memperhatikan likuiditasnya
yaitu terjadinya penarikan dana simpanan maupun pinjaman dengan tetap
berupaya menjaga profitabilitasnya, untuk itu bank harus berhati-hati dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya.
Salah satu ukuran bank untuk melihat fungsi intermediasi perbankan
adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). Alasan LDR digunakan sebagai ukuran
intermediasi karena LDR mengukur efektivitas perbankan dalam penyaluran
kredit melalui dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Jadi, seberapa jauh
pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk
segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik uangnya yang telah
digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

Universitas Sumatera Utara

2.3 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan
satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun
bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu baik dalam
neraca maupun dalam laporan laba-rugi (Abdullah, 2012:124). Analisis rasio
keuangan digunakan sebagai dasar perencanaan pengambilan keputusan untuk
memperoleh gambaran perkembangan keuangan dan posisi keuangan perusahaan
dimasa yang akan datang dan juga digunakan untuk piha manajemen perusahaan
dalam menentukan kebijakan dalam pemberian kredit dan penanaman modal
suatu perusahaan. Dengan menggunakan analisis rasio, dapat ditentukan tingkat
kinerja keuangan suatu bank. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam
menialin suatu kondisi bank.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) pada
suatu bank menurut surat keputusan Direktur Bank Indonesia, untuk menilai
keuangan perbankan digunakan lima aspek penilaian bank yaitu capital, asset,
management, earning, liquidity. Dimana capital didasari kepada Capital
Adequacy Ratio (CAR), aspek Asset meliputi Return On Asset (ROA) dan Non
Performing Loan (NPL), aspek Earning meliputi Net Interest Margin (NIM) dan
Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), sedangkan aspek
liquidity meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Giro Wajib Minimum
(GWM).

Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur
perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima
oleh bank yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Rivai, et al, 2011:394).
Tujuan perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai
seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan
kegiatan operasinya.Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit
dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan
deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh
bank untuk memberikan kreditnya (Dendawijaya, 2009:116). Dengan kata
lain, LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat
kerawanan suatu bank.
Besarnya LDR yang telah ditetapkan oleh pemerintah maksimum
adalah 110%. Jumlah kredit yang diberikan biasanya relatif naik namun tak
berarti jumlah kredit tidak akan turun. Untuk menghitung nilai dari LDR,
dapat menggunakan suatu persamaan sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia no.6/23/DPNP/
tanggal 31 Mei 2004, yaitu :
LDR = Jumlah kredit yang diberikan
Jumlah dana pihak ketiga

x100%

Dari penjelesan tersebut dapat disimpulkan bahwa, loan to deposit ratio
(LDR)

merupakan

rasio

yang

membandingkan

antara

penyaluran

Universitas Sumatera Utara

kreditdengan dana yang masuk ke bank, dimana LDR harus diperhatikan
agar bank tidak melewati nilai standar yang telah ditetapkan. Semakin tinggi
loan to deposit ratio (LDR) maka laba perusahaan semakin meningkat
(dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif,
sehingga jumlah kredit macetnya akan kecil). Sebaliknya, jika angka loan to
deposit ratio yang rendah menunjukkan bahwa tingkat tingginya
kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan karena bank tidak perlu
mengeluarkan dana yang diperlukan untuk membiayai kredit yang semakin
kecil.
Ketentuan loan to deposit ratio menurut surat edaran Bank Indonesia
Nomor 265/BPPP tanggal 29 Mei 1993 perihal tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank umum, menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank untuk
semua pihak yang terkait, maka Bank Indonesia menetapkan :
Untuk loan to deposit ratio sebesar 110% atau lebih diberi

I.

nilai kredit nol (0) artinya likuiditas bank tersebut tidak sehat.
Untuk loan to deposit ratio dibawah 110% diberi nilai 100,

II.

artinya likuiditas bank tersebut sehat.
Untuk

memelihara

agar

tingkat

likuiditas

dapat

memenuhi

kewajibannya kepada semua pihak diterapkan dengan tiga teori yakni
(Suyatno, 2005:25) ;
A. Commercial loan theory, likuiditas bank akan dapat terjamin
apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit
jangka pendek yang bersifat self liquidating.

Universitas Sumatera Utara

B. Assets shiftability theory, likuiditas akan dapat dipelihara
apabila asset bank dapat dengan cepat dirubah dalam bentuk
asset lain yang lebih liquid sesuai dengan kebutuhan bank
seperti surat berharga.
C. Doctrine of anticipated theory, likuiditas dapat dipelihara
meskipun bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila
pembayaran pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan
baik dan benear-benar disesuaikan dengan pendapatan dari
debiturnya.
2.3.2 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Permodalan (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan kemampuan bank
dalam mepertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen
bank dalam mengidentifikasi, mengawasi dan mengontrol resiko-resiko
yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.Capital
Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yag mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti
dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya 2010:121).
Rasio CAR digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki
bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko,
misalnya kredit yang diberikan.Semakin tinggi CAR maka semakin kuat

Universitas Sumatera Utara

kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit atau
aktiva produktif yang berisiko. Rasio ini dirumuskan dengan sebagai berikut
CAR =

Modal Bank
x 100%
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

Sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
No.10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1, besarnya CAR yang harus dicapai oleh
suatu

bank

minimal

8%

dari

asset

tertimbang

menurut

resiko

(ATMR).Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang
berlaku secara internasional berdasarkan Standar bank for International
Settlement (BIS).
2.3.3

Kualitas Aktiva Produktif
Kualitasaktiva produktif adalah penanaman dana dalam bentuk kredit,
surat berharga, maupun investasi lainnya yang berpotensi memberikan
keuntungan bagi bank. Aktiva produktif meliputi kredit, surat berharga,
penempatan dana antar bank, tagihan akseptasi, tagihan atas surat berharga
yang dibeli dengan janji dijual kembali, tagihan derivative, penyertaan,
transaksi rekening, administratif, serta bentuk penyediaan dana lainnya.
Untuk mengetahui kemungkinan kerugian dalam investasi maka
diperlukan informasi kualitas aktiva produktif.Kualitas aktiva produktif
dapat didasarkan pada penelitian cadangan kerugian penurunan nilai
terhadap aset produktifnya. Menurut Bank Indonesia cadangan kerugian
penurunan nilai adalah penyisihan yang dibentuk apabila nilai aset keuangan
setelah penurunan kurang dari nilai aset keuangan awal.

Universitas Sumatera Utara

Ada beberapa macam aktiva produktif, diantaranya sebagai berikut
1. Kredit yang disalurkan
Kredit ini meliputi semua realisasi kredit dalam bentuk rupiah dan
valuta asing yang diberikan oleh bank termasuk kantor cabang luar
negeri, kepada pihak ketiga bukan bank, baik didalam maupun diluar
negeri.
2. Surat-surat berharga
Meliputi surat berharga dalam bentuk rupiah dan valuta asing yang
dimiliki bank termasuk kantor cabang di luar negeri, seperti surat
berharga pasar uang serta surat berharga pasar modal dalam rupiah
dan valuta asing.
3. Penempatan dana pada bank yang lain
Meliputi semua tagihan bank pelapor kepada bank lain, baik bank
dalam negeri maupun bank luar negeri, dalam rupiah dan valuta
asing. Perinciannya sebagai berikut :
a. Giro
b. Call money
c. Deposito berjangka
d. Kredit yang disalurkan
4. Penyertaan
Meliputi penyertaan bank ternasuk kantor cabang di luar negeri,
pada bank, lembaga keuangan atau perusahaan lain, baik dalam
rupiah maupun valuta asing. Bank wajib menyesuaikan kualitas aset

Universitas Sumatera Utara

sesuai dengan penilaian dan ketentuan yang telah di tetapkan oleh
Bank Indonesia.
2.3.4 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam
rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya (seperti biaya bunga, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran). Pendapatan operasional merupakan
pendapatan utama bank yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari
penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan operasional lainnya.
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya (Rivai, et al., 2011:722). Secara sistematis, BOPO dapat
dirumuskan sebagai berikut :
BOPO = Biaya (beban) Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
Apabila rasio BOPO semakin rendah maka semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.Semakin efisien bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang dapat dicapai bank
semakin meningkat.Nilai resiko BOPO yang ideal berada antara 50%-70%
sesuai dengan ketentuan BI. Berdasarkan Surat Edaran BI No.6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004, kategori peringkat yang akan diperoleh bank dari
besaran nilai BOPO yang dimiliki adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Peringkat Bank Berdasarkan Rasio BOPO
Peringkat
1
2
3

Predikat
Sangat Sehat
Sehat
Cukup Sehat

Besaran nilai BOPO
50%-70%
76%-93%
94%-96%

4
5

Kurang Sehat
Tidak Sehat

96%-100%
>100%

Sumber : SE BI No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Berdasarkan tabel 2.1 Bank Indonesia menetapkan peringkat BOPO dari yang
sangat sehat sampai tidak sehat.
2.3.5 Posisi Devisa Neto
Salah satu kegiatan bank dalam menjalankan usahanya adalah
melakukan kegiatan valuta asing dengan ketentuan yang telah ditetapkan
oleh bank Indonesia. Kegiatan valuta asing mengandung risiko sehingga
Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan terkait dengan kegiatan transaksi
valuta asing bank yang disebut dengan Posisi Devisa Neto).
Posisi devisa neto membatasi risiko bank dalam bertransaksi valuta
asing sebagai akibat dari perubahan kurs yang berfluktuatif. Posisi devisa
neto bank juga digunakan untuk membatasi transaksi yang bersifat
spekulatif serta memelihara sumber dan penggunaan dana valuta asing
dalam bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia nomor 17/5/PBI/2015
tanggal 29 Mei 2015, posisi devisa neto maksimum yang dijanjikan oleh
Bank Indonesia adalah 20% dari modal bank.
2.3.6 Ukuran Bank
Ukuran sebuah bank dapat dinilai dari total aset yang dimilki oleh
bank.Aktiva bagi perusahaan merupakan sumber daya yang dimiliki untuk
dikelola

dengan

baik

guna

mendatangkan

penghasilan

(Faisal,

Universitas Sumatera Utara

2010:212).Aktiva terbesar bank merupakan kredit .bank dengan total aktiva
besar berpotensi untuk menyalurkan kredit.Variabel ukuran perusahaan
(SIZE) diukur dengan menggunakan logaritma (log) dari total aset. Hal ini
dikarenakan total aset yang dimilki bank terlalu besar dan berbeda-beda.
Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil penelitian Akhtar et al
(2011) yang menyatakan ukuran bank berpengaruh positif terhadap rasio
likuiditas (LDR) bank konvensional maupun bank Islam.
Size = Log (Total Aset)
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai refrensi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Penelitian yang dilakukan Syafi’i (2015) tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi antara CAR, KAP, PDN
SIZE dan BOPO. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis
regresi berganda dengan data sekunder 10 laporan keuangan seluruh bank terbesar
di Indonesia sebagai obyek penelitian. Hasil pembahasan menunjukkan CAR,
SIZE, dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.variabel KAP
memiliki hubungan negatif terhadap LDR tetapi tidak signifikan, sedangkan PDN
tidak mempengaruhi LDR secara positif dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan Buchory (2014) berkaitan dengan implementasi
yang dilakukan oleh bank pembangunan daerah diindikasikan melalui
LDR.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan intermediasi antara Capital, Risiko Kredit dan

Universitas Sumatera Utara

Profitabilitas.Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis
regresi berganda dengan data sekunder 26 laporan keuangan seluruh bank
pembangunan daerah Indonesia sebagai obyek penelitian.Hasil pembahasan
menunjukkan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.variabel
NPL memiliki hubungan negatif terhadap LDR tetapi tidak signifikan, sedangkan
ROA mempengaruhi LDR secara positif dan signifikan.
Penelitian yang dilakukan Trimulyanti (2014) meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi penyaluran kredit pada Bank Perkreditan Rakyat Kota Semarang.
Faktor tersebut antara lain Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan
(NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA). Penelitian ini
menggunakan teknik analis regresi linier berganda untuk pengolahan data dimana
teknik ini digunakan untuk mengistimasi nilai variabel dependen dengan
menggunakan lebih dari satu variabel independen.Hasil pembahasan dalam
penelitian ini menyatakan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif
signifikan pertumbuhan penyaluran kredit.Sedangkan Return on Asset (ROA)
berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit.Kemudian
Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan penyaluran kredit dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit.
Penelitian Serpil (2013) mengenai penentu pinjaman kredit komersil pada
bank swasta dan bank pemerintah di Negara turki. Penelitian ini mempelajari
tingkat bank (ukuran dan akses dana) dan variabel makro ekonomi yang
berdampak pada prilaku pinjaman bank di turki. Model yang dipergunakan dalam

Universitas Sumatera Utara

penelitian ini menggunakan model data panel.Hasil pembahasan menunjukkan
ukuran bank, total liability.NPL berpengaruhnegatif dan sginifikan terhadap bisnis
pinjaman komersil bank.GDPberpengaruh secara positif dan tingkat bunga
berpengaruh negatifterhadap bisnis pinjaman komersil pada bank tetapi kedua
variabel tidak signifikan.
Penelitian Utari (2011) menganalisa pengaruh CAR, NPL, ROA, dan BOPO
terhadap LDR.Penelitian ini menggunakan model regresi berganda dalam
menganalisis data.Hasil pengujian antara variabel CAR terhadap LDR
menunjukkan koefisien positif dan tidak ada pengaruh signifikan antara CAR
terhadap LDR.Hasil pembahasan juga menunjukkan variabel NPL terhadap LDR
menunjukkan koefisien negatif dan ada pengaruh signifikan anatara NPL terhadap
LDR.Kemudian variabel ROA terhadap LDR menunjukkan koefisien negatif dan
tidak berpengaruh signifikan antara ROA terhadap tingkat likuiditas.Selanjutnya
variabel BOPO terhadap LDR menunjukkan koefisien positif dan ada pengaruh
signifikan antara BOPO terhadap LDR.
Penelitian yang dilakukan Akhtar, M. Farhan (2011) berkaitan dengan
perbandingan antara bank konvensional dan bank Islam yang ada di Pakistan.
Tujuan dari penelitian untuk mengetahuimanajemen risiko likuiditas melalui studi
banding perbandingan antara bank konvensional dan bank Islam yang ada di
Pakistan Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan analisis regresi
berganda dengan data sekunder 12 bank dari bank konvensional dan Islam
Pakistan laporan. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kedua model tersebut

Universitas Sumatera Utara

memiliki hubungan positif tetapi tidak signifikan seperti ukuran bank,networking
capital, CAR, ROA dan ROE.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No

1.

Peneliti/Tah
un

Syafi’i,
Muchamm
ad
(2015)

Judul Penelitian

Variabel

Teknik
Analisis
Data

Analisis Faktor
-Faktor Yang
Mempengaruhi
Loan To
Deposit Ratio
(Studi Pada 10
Bank Terbesar
Di Indonesia)

Variabel Dependen :
Loan to Deposit Ratio
(LDR)

Analisa
Regresi
Berganda

Variabel independen :
CAR,KAP,SIZE,PDN
,
dan BOPO.

Hasil
Penelitian

CAR ,
SIZE,
BOPO
berpengaruh
positif
terhadap
LDR
KAP
berpengaruh
negatif
terhadap
LDR
PDN tidak
berpengaruh
terhadap
LDR

2.

Buchory,
Herry
Achmad
(2014)

Analysis of The
Effect of
Capital, Credit
Risk, and
Profitability to
Implementatio
n Banking
Intermediation
Function
(Study on
Regional
Development
Bank
All Over
Indonesia Year
2012)

Variabel Dependen :
Loan to Deposit Ratio
(LDR)
Variabel independen :
CAR,NPL dan ROA

Analisa
Regresi
Berganda

Based on
the test
results in
partial
variable of
CAR
and ROA
significantly
affect the
LDR
variable but
NPL
variable no
significant
influence
on LDR
variable.
While
based on
the test
results
simultaneou
sly variable
of CAR,
NPL and
ROA,

Universitas Sumatera Utara

3.

4.

Trimulyant
i, Iseh
(2014)

Serpil
(2013)

Analisis
Faktor-Faktor
Internal
terhadap
Pertumbuhan
Penyaluran
Kredit
(Studi pada
Bank
Perkreditan
Rakyat Kota
Semarang
Periode 20092012)

Determinants
of Commercial
Banks lending
behavior :
evidence from
turkey

Variabel Dependen :
penyaluran kredit

Analisis
Linear
Berganda

Variabel independen:
DPK,ROA,CAR,NPL
dan SBI

Variabel Dependen :
Total Kredit Komersil
Variabel Independen:
Ukuran Bank, Total
Liability, Tingkat
Bunga, Inflasi dan
GDP

Analisa
Regresi
Berganda

significantly
influence to
LDR
variable.
DPK dan
CAR
berpengaruh
signifikan
terhadap
kredit
perbankan,
sedangkan
SBI
berpengaruh
signifikan
terhadap
kredit
perbankan.
Selain itu
ROA dan
NPL tidak
berpengaruh
terhadap
kredit
perbankan
Bank Size,
Total
Liability and
inflation
significantly
to the
commercial
lending
business.
NPL
significant
effect on
commercial
lending
business.
GDP and
interest
rates are not
significant.

Universitas Sumatera Utara

5.

Mita Puji
Utari
(2011)

Analisis
pengaruh
CAR, NPL,
ROA dan
BOPO
terhadap LDR
(Studi Kasus
pada Bank
Umum Swasta
Nasional
Devisa di
Indonesia
Periode 20052008)

Variabel Dependen :
Loan to Deposit Ratio
(LDR)
Variabel independen :
CAR, NPL, ROA dan
BOPO

Analisa
Regresi
Berganda

6.

Akhtar, M.
Farhan,
Khizer Ali
& Shama
Sadaqat.
(2011)

Liquidity Risk
Management:
A
comparative
study between
Conventional
and Islamic
Banks of
Pakistan.

Variabel Dependen :
Loan to Deposit Ratio
(LDR)

Analisa
Regresi
Berganda

Variabel independen:
Ukuran Perusahaan,
Networking Capital,
ROE, CAR, dan ROA

Variabel
NPL dan
BOPO
berpengaruh
signifikan
terhadap
LDR,
sedangkan
variabel
CAR dan
ROA tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
LDR
Ukuran
perusahaan
dan
networking
capital
memiliki
hubungan
signifikan
terhadap
risiko
likuiditas
pada kedua
bank. ROA
dan CAR
Memiliki
hubungan
tidak
signifikan
pada bank
konvensiona
l dan
signifikan
pada bank
islam. ROE
memiliki
pengaruh
tidak
signifikan
pada bank
konvensiona
l namun
signifikan
pada bank
islam

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kerangka Konseptual
Untuk dapat memahami secara jelas tentang alur dari penelitian ini,
diperlukan suatu kerangka konseptual. Kerangka konseptual atau kerangka
pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan,
dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis
diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi
melalui proses wawancara, observasi dan survey literatur (Kuncoro, 2010:44).
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa
jauh seluruh aktiva bank yag mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat
ebrharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya 2010:121). Rasio CAR
digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit
yang diberikan.Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang
berisiko.
Hal ini memberikan indikasi positif CAR terhadap LDR.Hasil penelitian yang
dilakukan Buchory (2014) dan Utary (2011) yang menyatakan CAR berpengaruh
positif terhadap LDR.Hasil penelitian serupa dilakukan Oktaviani dan Pangestuti
(2011) dan Trimulyanti (2014) menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh positif
terhadap penyaluran kredit perbankan.

Universitas Sumatera Utara

Kualitas aktiva produktif adalah penanaman dana dalam bentuk kredit, surat
berharga, maupun investasi lainnya yang berpotensi memberikan keuntungan bagi
bank.Kualitas aktiva produktif adalah peneliaian terhadap kualitas aktiva yang
didasarkan pada cadangan kerugian penurunan nilai terhadap aset produktifnya
(PBI Nomor 14/15/PBI/2012). Jadi, semakin besar cadangan yang dibentuk
menunjukkan kualitas aktiva produktif bank menurun sehingga revenue yang
diterima bank mengalami

penurunan.Revenue yang mengalami penurunan

menimbulkan penurunan modal dan berdampak pada menurunnya kemampuan
bank dalam membiayai aktiva yang berisiko (kredit).Pernyataan tersebut
memberikan indikasi bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif
terhadap LDR.
Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai, et
al., 2010:722).Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa biaya operasional
berpengaruh negatif terhadap loan to deposit ratio karena semakin kecil BOPO
maka efisiensi biaya yang ditanggung oleh bank dalam menghasilkan income
yang tinggi.
Posisi devisa neto membatasi risiko bank dalam bertransaksi valuta asing
sebagai akibat dari perubahan kurs yang berfluktuatif. Posisi devisa neto bank
juga digunakan untuk membatasi transaksi yang bersifat spekulatif serta
memelihara sumber dan penggunaan dana valuta asing dalam bank. Berdasarkan
peraturan Bank Indonesia nomor 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015, posisi

Universitas Sumatera Utara

devisa neto maksimum yang dijanjikan oleh Bank Indonesia adalah 20% dari
modal bank. Maka dapat disimpulkan apabila rasio PDN meningkat maka LDR
menurun.
Ukuran sebuah bank dapat dinilai dari total aset yang dimilki oleh bank.
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) diukur dengsn menggunakan logaritma (log)
dari total aset. Hal ini dikarenakan total aset yang dimilki bank terlalu besar dan
berbeda-beda. Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil penelitian Akhtar
et al (2011) yang menyatakan ukuran bank berpengaruh positif terhadap rasio
likuiditas (LDR) bank konvensional maupun bank Islam.
Berdasarkan uraian kerangka pada penelitian ini maka gambar kerangka
konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Capital Adequacy Ratio

Biaya Operasional

Kualitas Aktiva Produktif

Loan to Deposit Ratio

Posisi Devisa Neto
Ukuran Bank

Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkanrumusan masalah danKerangka Konseptualyang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan adalahCapital Adequacy Ratio(CAR),

Universitas Sumatera Utara

Ukuran Bank (SIZE), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional
(BOPO) dan Posisi Devisa Neto (PDN) berpengaruh terhadap Loan to Deposit
Ratio (LDR) pada 10 Bank yang terbesar di Bursa Efek Indonesia tahun 20102015.

Universitas Sumatera Utara