Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loan To Deposit Ratio (Studi Pada 10 Bank yang Terbesar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan
dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan
menerbitkan promes atau yang dikenal dengan banknote. Sebuah bank dapat
menghimpun dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kedalam berbagai
bentuk simpanan, dari kelebihan dana yang telah dihimpun tersebut bank
menyalurkannya kembali kedalam bentuk pemberian kredit kepada pihak-pihak
yang memerlukan dana sehingga bisa memberikan manfaat bagi masing-masing
pihak.
Menurut

undang-undang

No.7

Tahun

1992


tentang

perbankan

sebagaimana diubah dengan Undang-undang Perbankan No.10 Tahun 1998 dilihat
dari segi fungsinya dalam kategori Bank Umum Konvensional terdapat beberapa
jenis bank diantaranya bank pemerintah, bank swasta, bank swasta nasional
nondevisa, bank pembangunan daerah, bank campuran dan bank asing. Bank yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bank pemerintah, bank swasta dan bank
nondevisa yang terbesar di Indonesia pada tahun 2015.
Kegiatan yang paling utama adalah melakukan penghimpunan dan
peyaluran dana. Kegiatan penghimpunan dana berasal dari bank itu sendiri, dari
deposan atau nasabah, pinjaman dari bank lain maupun bank Indonesia dan dari
sumber lainnya. Sedangkan kegiatan penyaluran dana dapat dilakukan dalam

Universitas Sumatera Utara

berbagai bentuk, misalnya penyaluran kredit, kegiatan investasi dalam bentuk
kegiatan aktiva tetap dan inventaris.
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang mengukur seperti

perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh
bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Rivai, et al 2007:394). Semakin tinggi
kredit yang disalurkan maka semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Jumlah kredit yang diberikan sebagai alat indikator yang dapat
mempengaruhi LDR, semakin banyak jumlah kredit yang diberikan maka semakin
tinggi pula LDR, dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa saat jumlah kredit
yang diberikan dan LDR tinggi maka laba yang diperoleh bank melalui
pendapatan bunga akan semakin tinggi.
Tingkat LDR suatu bank haruslah sangat dijaga agar tidak terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi.Untuk itu, diperlukan suatu standar mengenai tingkat LDR.
Bank indonesia selaku otoritas moneter menetapkan batas LDR berada pada
tingkat 85%-100% dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP Tanggal
29 Mei 1993. Namun per tanggal 1 Maret 2011, BI akan memberlakukan
Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/PBI/2010 yang berisi ketentuan standar LDR
pada tingkat 78%-100% maka BI akan mengenakan denda sebesar 0,1% dari
jumlah simpanan nasabah dibank bersangkutan untuk tiap 1% kekurangan LDR
yang dialami bank. Sementara bank yang memiliki tingkat LDR diatas 100% akan
diminta oleh BI untuk menambah setoran Giro Wajib Minimun (GWM) primer


Universitas Sumatera Utara

sebesar 0,2%. Dari jumlah simpanan nasabah di bank bersangkutan untuk tiap 1%
nilai kelebihan LDR yang dialami bank, dimana penambahan dana GWM primer
tidak diberikan bunga. Kecuali bagi bank yang memiliki CAR diatas 14% tidak
terkena pinalti walau LDR diatas 100%, jadi alasan dipilihnya LDR sebagai
variabel dependen dikarenakan rasio dihitung dari pembagian kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga yang mencakup Giro, Tabungan, dan Deposito.
Banyak faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)
diantaranya Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh seluruh aktiva bank yag mengandung resiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank
disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Dendawijaya 2009:121). Rasio CAR
digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit
yang diberikan.Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank
tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang
berisiko.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah kualitas aktiva produktif merupakan penanaman dana dalam bentuk kredit,
surat berharga, maupun investasi lainnya yang berpotensi memberikan
keuntungan bagi bank. Kualitas aktiva produktif adalah penelitian terhadap
kualitas aktiva yang didasarkan pada cadangan kerugian penurunan nilai terhadap
aset produktifnya (PBI Nomor 14/15/PBI/2012). Jadi, semakin besar cadangan

Universitas Sumatera Utara

yang dibentuk menunjukkan kualitas aktiva produktif bank menurun sehingga
Revenue yang diterima bank mengalami penurunan. Revenue yang mengalami
penurunan menimbulkan penurunan modal dan berdampak pada menurunnya
kemampuan bank dalam membiayai aktiva yang berisiko (kredit). Pernyataan
tersebut memberikan indikasi bahwa kualitas aktiva produktif berpengaruh negatif
terhadap LDR.
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) perbandingan
antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Rivai, et
al. 2007:722). Berdasarkan penjelasan tersebut bahwa biaya operasional

berpengaruh negatif terhadap loan to deposit ratio (LDR) karena semakin kecil
BOPO maka efisiensi biaya yang ditanggung oleh bank dalam menghasilkan
income yang tinggi dari kredit (pinjaman).
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah Posisi devisa neto membatasi risiko bank dalam bertransaksi valuta asing
sebagai akibat dari perubahan kurs yang berfluktuatif. Posisi devisa neto bank
juga digunakan untuk membatasi transaksi yang bersifat spekulatif serta
memelihara sumber dan penggunaan dana valuta asing dalam bank. Berdasarkan
peraturan Bank Indonesia nomor 17/5/PBI/2015 tanggal 29 Mei 2015, posisi
devisa neto maksimum yang dijanjikan oleh Bank Indonesia adalah 20% dari
modal bank. Maka dapat disimpulkan apabila rasio PDN meningkat maka LDR
menurun.

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)
adalah Ukuran sebuah bank dapat dinilai dari total aset yang dimilki oleh bank.
Variabel ukuran perusahaan (SIZE) diukur dengan menggunakan logaritma (log)
dari total aset. Hal ini dikarenakan total aset yang dimilki bank terlalu besar dan
berbeda-beda. Hasil penelitian tersebut didukung dengan hasil penelitian Akhtar

et al (2011) yang menyatakan ukuran bank berpengaruh positif terhadap rasio
likuiditas (LDR) bank konvensional maupun bank Islam.
Pada industri perbankan saat ini sangat kompetitif dalam menyalurkan
kredit.Adapun alasan memilih 10 bank terbesar di Indonesia yang berdasarkan 10
besar urutan teratas bank di Indonesia. Kelompok bank terbesar di Indonesia
berdasarkan total aset periode 2010-2015 disajikan dalam tabel 1.1 sebagai
berikut :
Tabel 1.1
Kelompok Bank Terbesar di Indonesia Periode 2010-2015
No

Nama Bank

Total Aset
(Rp Trilliun)
1
PT. Bank Mandiri
900.76
2
PT. Bank Rakyat Indonesia

802.30
3
PT. Bank Central Asia
584.44
4
PT. Bank Negara Indonesia
456.46
5
PT. Bank CIMB Niaga
244.28
6
PT. Bank Danamon
195.01
7
PT. Bank Permata
194.49
8
PT. Bank Panin
182.23
9

PT. BTN
166.04
10
PT. Maybank
153.92
Sumber :www.bisniskeuangan.kompas.com(2016)

Ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi loan to deposit ratio
(LDR) pada bank terbesar di Indonesia periode 2010-2015 disajikan dalam Tabel
1.2 sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2
Faktor- faktor yang mempengaruhi loan to deposit ratio pada bank
terbesar yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010- 2015
Nama
Bank

Bank

Mandiri

Bank
BCA

Bank
BRI

Tahun

CAR
(%)

2010
2011
2012
2013
2014
2015
2010

2011
2012
2013
2014
2015
2010
2011
2012
2013
2014
2015

13.34
15.34
15.48
14.93
16.60
18.60
13.50
12.70

14.20
15.70
16.90
18.70
13.76
14.96
16.95
16.99
18.31
20.59

BOPO
(%)

KAP
(%)

PDN
(%)

SIZE
(%)

LDR
(%)

66.43
63.93
67.22
67.66
70.02
74.29
63.20
62.40
61.50
62.50
62.40
63.20
70.86
66.69
59.93
60.58
65.42
67.96

0.48
0.55
0.52
0.50
0.54
0.63
0.26
0.28
0.33
0.33
0.37
0.35
0.48
0.41
0.42
0.44
0.53
0.66

1.85
1.50
1.72
2.40
2.01
2.91
1.00
0.50
0.90
0.20
0.60
0.40
4.45
5.49
3.00
3.15
3.86
2.33

8.56
8.74
8.80
8.86
8.93
8.96
5.51
5.58
5.64
5.69
5.74
5.77
5.61
5.67
5.74
4.82
5.90
5.94

65.94
71.65
77.66
82.97
82.02
87.05
55.20
61.70
68.60
75.40
76.80
81.10
75.17
76.20
79.85
88.54
81.68
86.88

Sumber: www.ojk.com;(data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit
Ratio (LDR) pada bank terbesar di Indonesia periode 2010-2015 menunjukkan
nilai yang fluktuatif. Bank Mandiri pada tahun 2010-2012 CAR mengalami
pergerakan dengan nilai yang meningkat dari 13.34% menjadi 15.48%, kemudian
terjadi penurunan di tahun 2013 menjadi 14.93, tetapi peningkatan terjadi pada
LDR dari 2010-2013 sebesar 65.94% menjadi 82.97%, dan menurun pada tahun
2014 sebesar 82.02% dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2015
sebesar 87.5%. Jadi pada tahun 2013 CAR tidak berbanding lurus dengan teori
yang menyatakan jika CAR menurun maka LDR nya akan menurun. Bank BCA
pada tahun 2010-2015 CAR mengalami pergerakan nilai yang naik dari 13.50%
menjadi 18.70%, peningkatan serupa terjadi pada LDR sebesar 55.51% menjadi

Universitas Sumatera Utara

81.10%.Jadi CAR berbanding lurus dengan teori dimana apabila CAR naik maka
LDR juga naik. Bank BRI pada tahun 2010-2015 CAR mengalami peningkatan
dari 13.76% menjadi 20.59%, sedangkan LDR meningkat pada tahun 2010-2013
dari 75.17% menjadi 88.54%, kemudian pada tahun 2014 LDR mengalami
penurunan menjadi 81.68%. Jadi pada tahun 2014 LDR tidak berbanding lurus
dengan teori yang menyatakan apabila CAR meningkat maka LDR juga
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesehatan bank yang ditinjau dari
permodalan bank di Indonesia sangat baik karena nilainya diatas standar Peraturan
Bank Indonesia

yaitu minimal 8%. Jadi, semakin tinggi nilai CAR

mengindikasikan bahwa bank telah mempunyai modal yang cukup baik dalam
menunjang kebutuhannya serta menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan
termasuk didalamnya resiko kredit. Dengan modal yang besar maka suatu bank
dapat

menyalurkan

kredit

lebih

banyak,

sejalan

dengan

kredit

yang

memungkinkan LDR itu sendiri (Dendawijaya, 2010).
BOPO pada bank BRI mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar
70.86%

mengalami penurunan tahun 2012 sebesar 59.93% dan mengalami

pergeseran yang meningkat tahun 2015 sebesar 67.96%, sedangkan LDR
mengalami peningkatan tahun 2010 sebesar 75.17%, dan meningkat tahun 2012
sebesar 79.85% selanjutnya tahun 2015 sebesar 86.88%. Hal ini menunjukkan
bahwasemakin tinggi BOPO maka LDR akan meningkat (Dendawijaya, 2004),
hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori bahwa jika BOPO semakin rendah maka
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan,
maka semakin efisien bank dalam menjalankan aktivitas usahanya maka laba yang

Universitas Sumatera Utara

dapat dicapai bank semakin meningkat. Nilai resiko BOPO yang ideal berada
antara 50%-70% sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Kualitas Akiva Produktif pada bank Mandirifluktuatif. Pada tahun 20102011 meningkat sebesar 0.48%-0.55%, kemudian menurun sampai tahun
2013sebesar 0.50%, dan meningkat lagi di tahun 2015 sebesar 0.63%. Sementara
LDRdari 2010-2013 sebesar 65.94% menjadi 82.97%, dan menurun pada tahun
2014 sebesar 82.02% dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2015
sebesar 87.5%. Data ini berlawanan dengan teori bahwa kualitas aktiva produktif
berpengaruh negatif terhadap LDR.
Size pada bank BRI mengalami fluktuatif. Pada tahun 2010 size sebesar
5.61% dengan LDR sebesar 75.17%. Tahun 2013 mengalami penurunan sebesar
4.82% dengan LDR 88.54 tahun 2015 mengalami peningkatan kembali sebsar
5.94% dengan LDR 86.88%. Hal ini menunjukkan bahwa jika aset yang dimilik
bank besar maka tingkat kredit yang dimiliki besar pernyataan ini didukung oleh
penelitian Serpil (2013).
PDN pada bank BCA mengalami fluktuatif pada tahun 2013 sebesar
0.20% dengan LDR 75.4%, tahun 2014 meningkat sebesar 0.60% dengan LDR
76.8%, dan tahun 2015 menurun sebsar 0.40% dengan LDR sebesar 81.1%.
Berdasarkan data rasio tersebut rata-rata posisi devisa neto bank-bank besar di
Indonesia berada pada level wajar selama memenuhi peraturan Bank Indonesia
maksimal sebesar 20%.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang, maka judul penelitian ini adalah “Faktorfaktor yang mempengaruhi Loan to Deposit (Studi pada 10 Bank yang
terbesar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2015).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dari penelitian ini
adalah “Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR)
yang terdiri dari [Capital Adequacy ratio, Size, Kualitas Aktiva Produktif, Biaya
operasional terhadap pendapatan operasional dan Posisi Devisa Neto] (Studi pada
10 bank yang terbesar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015)?”

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) yang terdiri dari [Capital Adequacy
ratio, Size, Kualitas Aktiva Produktif, Biaya operasional terhadap pendapatan
operasional dan Posisi Devisa Neto] (Studi pada 10 bank terbesar yang terbesar di
Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015).

1.4 Manfaat Penelitian
1.

Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai Faktor-faktor
yang mempengaruhi LDR bank khususnya bank-bank terbesar di indonesia.

Universitas Sumatera Utara

2.

Pihak Bank
Diharapkan mampu menjadi refrensi dalam mengevaluasi kinerja
perbankan serta memberikan gambaran dalam menyusun strategi perbankan
mengenai ekspansi kredit.

3.

Bagi Peneliti
Diharapkan hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat menambah
pengetahuan di bidang perbankan dan sebagai pembanding bagi hasil riset
penelitian.

Universitas Sumatera Utara