Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif yang menggunakan penelitian

kualitatif dan kuantitatif untuk menganalisis dan menghitung pembiayaan
program promosi kesehatan bersumber pemerintah dengan pendekatan District
Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan. Penelitian ini merupakan suatu
langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk penelitian yaitu penelitian
kualitatif dan kuantitatif hanya lebih cenderungnya pada penelitian kualitatif yang
menggunakan desain studi kasus.
Menurut (Sugiyono, 2010) menyatakan bahwa metode penelitian
kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan antara metode
kualitatif dan kuantitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu
kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid,
reabel, dan obyektif.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan kota Medan. Pemilihan

lokasi ini berdasarkan atas pertimbangan karena belum ada penelitian tentang
pembiayaan program

promosi

kesehatan

bersumber

pemerintah

dengan

pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan.

3.2.2 WaktuPenelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 sampai selesai.

41

Universitas Sumatera Utara

42

3.3

InformanPenelitian
Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penanggung jawab

dari bagian pembiayaan program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah
yang berjumlah 9 orang yaitu Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi
promosi kesehatan, Bagian Perencana dan Penyusunan Anggaran di Dinas
Kesehatan Kota Medan, serta Pemegang Tanggung Jawab kegiatan promosi
kesehatan.
3.4


Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis untuk

mendapatkan data dalam suatu penelitian. Dijelaskan oleh Sumantri (2013) bahwa
pengumpulan data dapat diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
menggunakan pedoman wawancara, dan dokumen.
1.

Wawancara
Wawancara merupakan alat re-checking atau pembuktian terhadap

informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancaramen dalam. Wawancara
mendalam (in-depth interview) adalah proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai.
2.

Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui pencairan dan

penemuan bukti-bukti yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian
melalui dokumen. Pada penelitian ini penulis mengambil data sekunder berupa

Universitas Sumatera Utara

43

laporan anggaran pembiayaan perencanaan program promosi kesehatan tahun
2016, Profil Kesehatan Dinas Kesehatan kota Medan tahun 2013-2015, serta
literatur-literatur yang mendukung penelitian seperti peraturan atau keputusan
yang dikeluarkanoleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
3.5

Sumber Data
Menurut Moleong (2012), pencatatan sumber data melalui wawancara atau

pengamatan merupakan hasil gabungan dari kegiatan melihat, mendengar, dan
bertanya. Pada penelitian kualitatif, kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah,

dan senantiasa bertujuan memperoleh suatu informasi yang diperlukan.
a. Data primer
Data primer diperoleh dengan cara wawancara mendalam kepada Kepala
Bidang Kesehatan Masyarakat, Kepala Seksi promosi kesehatan, Bagian
Perencana dan Penyusunan Anggaran di Dinas Kesehatan Kota Medan,
serta Pemegang Tanggung Jawab kegiatan promosi kesehatan.
b. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari data anggaran program
promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2016, Profil
Kesehatan Dinas Kesehatan kota Medan tahun 2013-2015, serta literaturliteratur yang mendukung penelitian seperti peraturan atau keputusan yang
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia serta literatur
lain yang berhubungan pembiayaan program promosi kesehatan bersumber
pemerintah dengan pendekatan Disstrict Health Account.

Universitas Sumatera Utara

44

3.6

Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Pada penelitian kualitatif,
instrument utama penelitiannya adalah penulis sendiri dengan menggunakan
pedoman wawancara mendalam, perekam suara, dan alat bantu berupa alat tulis.
3.7

Metode Analisis Data
Data pada penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis data

kualitatif dan kuantitatif. Data sekunder dilakukan perhitungan dengan
menggunakan Microsoft Excel lalu dianalisis secara deskriptif kualitatif dan
dilakukan penjumlahan untuk setiap program Promosi Kesehatan. Menurut
Moleong (2012) yang mengutip pendapat Miles dan Huberman (1986) bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung
secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN
4.1

Deskripsi Dinas Kesehatan Kota Medan

4.1.1 Letak Goegrafis
Kota Medan merupakan Ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki luas
wilayah 265,10 Km² terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan, ketinggian
berada di 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut. Secara geografis, Medan
terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT dengan topografi cenderung
miring ke utara. Kantor Dinas Kesehatan Kota Medan atau yang biasa disingkat
DKK Medan terletak di Jalan Rotan No. 1 Komplek Petisah Medan.Dinas ini
membawahi 39 Puskesmas Induk (13 Puskesmas Rawat Inap dan 26 Puskesmas
Rawat Jalan) dan 41 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang terletak di 21 Kecamatan
se-Kota Medan.Disamping itu Dinas Kesehatan Kota Medan mempunyai Unit
Pelayanan Teknis (UPT) yaitu Gudang Farmasi yang terletak di Pekan Labuhan
Kecamatan Medan Labuhan, Laboraturium Kesehatan Lingkungan yang terletak
di Jalan Ibus Raya dan Klinik Spesialis Bestari yang juga terletak di Jalan Ibus
Raya Medan. Batas-batas wilayah kerja Kota Medan adalah:
Sebelah barat :Kabupaten Deli Serdang

Sebelah timur :Kabupaten Deli Serdang
Sebelah utara : Selat Malaka
Kota Medan beriklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 2000-2500
mm per tahun. Suhu udara di Kota Medan berada pada maksimum 32,4°C dan

45

Universitas Sumatera Utara

46

minimum 24°C. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara merupakan
pusat pemerintahan, pendidikan, kebudayaan dan perdagangan.
4.1.2

Keadaan Demografi
Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2015 berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik (BPS) Kota Medan adalah 2.210.624 jiwa, dengan kepadatan
penduduk rata-rata 8.339 jiwa/Km². penyebaran penduduk tidak merata, daerah

yang terbanyak penduduknya adalah Medan Deli dengan jumlah penduduk
181.460 Jiwa. Namun daerah terpadat penduduknya adalah Kecamatan Medan
Perjuangan yaitu 23.443 Jiwa/Km² (Luas Wilayah: 4,09 Km²). Sedangkan
Kecamatan Medan Labuhan merupakan daerah yang renggang penduduknya
yaitu: 3.203 Jiwa/Km² (Luas Wilayah: 36,67 Km²).
Jumlah rumah tangga di Kota Medan sebesar 507.205, dengan jumlah
rumah tangga terbanyak terdapat di Kecamatan Medan Deli dengan 40.410 RT
dan yang terkecil terdapat di Medan Maimun dengan 9479 RT dengan rata-rata
jiwa per rumah tangga sebesar 4,29/RT. Rata-rata jiwa per rumah tangga paling
besar terdapat di Kecamatan Medan Marelan dengan 4,67 jiwa/RT dan yang
terkecil terdapat di Kecamatan Medan Baru dengan 3,66 jiwa/RT.
4.1.3

Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Kota Medan

4.1.3.1 Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana Dinas Kesehatan Kota
Medan harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif secara umum Visi
adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan Instansi Pemerintah.


Universitas Sumatera Utara

47

Pernyataan Visi ini merupakan suatu gambaran yang menantang tentang
keadaan masa depan yang ingin dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.
Visi Dinas Kesehatan Kota Medan dapat dirumuskan sebagai berikut:
“MASYARAKAT MEDAN SEHAT SEJAHTERA”
Penjelasan dari Visi tersebut di atas adalah sebagai berikut :
1.

Masyarakat Medan,mengandung arti bahwa sasaran kerja dari Dinas
Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di wilayah
kerja pemerintah kota Medan.

2.

Sehat, diartikan sebagai cara berpikir masyarakat kota Medan yang selalu
dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan yang pada akhirnya mewujudkan
lingkungan yang sehat serta perilaku hidup bersih dan sehat.


3.

Sejahtera, mengandung arti bahwa masyarakat kota Medan dengan cara
berpikir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh
kesejahteraan, terutama dibidang kesehatan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pencapaian derajat kesejahteraan secara umum.

4.1.3.2 Misi
Untuk merealisasikan dan mewujudkan visi, maka dijabarkan misi yang
akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Misi merupakan sesuatu yang harus
dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan
Visi yang ditetapkan.
Misi Dinas Kesehatan Kota Medan, yaitu:
1. Menggerakkan Pembangunan Kota Berwawasan Kesehatan

Universitas Sumatera Utara

48

Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota
Medan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijaksanaan
pembangunannya. Program pembangunan yang tidak berkontribusi positif
terhadap kesehatan apalagi

yang berdampak negatif, seharusnya

tidak

dilaksanakan. Untuk itu, maka seluruh elemen dari sistem pemerintahan kota
harus berperan sebagai pengerak utama pembangunan Kota Medan menuju Kota
Metropolitan yang Modern, Madani dan Relijius berwawasan kesehatan.
2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat
Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan. Disamping itu sehat juga merupakan investasi, yaitu bahwa
derajat kesehatan yang optimal akan dapat dicapai melalui investasi baik
pemerintah maupun individu. Dengan demikian diharapkan terciptanya suatu
kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk mengenali,
mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat
bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk
gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tudak
mendukung untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan Meningkatkan Profesionalisme Layanan Kesehatan
Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus mengutamakan
pada upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang
dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi
sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang efektif
dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

49

Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, harus dilakukan
pula peningkatan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia kesehatan, yang
terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan. Perlu juga ditunjang dengan
administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan yang memadai, serta
pengembangan kesehatan.
4.1.4 Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada haruslah senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan dan dapat dijangkau oleh masyarakat baik dari sisi biaya
maupun letak/lokasi. Jumlah puskesmas di Kota Medan pada tahun 2015 tercatat
sejumlah 39 Puskesmas serta 39 unit Puskesmas Keliling dan untuk semakin
mendekatkan pelayanan kesehatan ke masyarakat telah berdiri 41 buah Puskesmas
Pembantu.
Penyebaran Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di setiap Kecamatan di
Kota Medan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Jumlah Puskesmas Dan Puskesmas Pembantu Di Kecamatan Kota
Medan Tahun 2015
No
1

KECAMATAN
Mdn. Tuntungan

PUSKESMAS
2

PUSTU
4

2

Mdn. Johor

2

3

3

Mdn. Amplas

1

4

4

Medan Denai

4

0

5

Mdn. Area

3

0

6

Mdn. Kota

3

0

7

Mdn. Maimun

1

0

8

Mdn. Polonia

1

0

9

Mdn. Baru

1

0

Universitas Sumatera Utara

50

10

Mdn. Selayang

1

2

11

Mdn. Sunggal

2

3

12

Mdn. Helvetia

1

2

13

Mdn. Petisah

3

0

14

Mdn. Barat

3

1

15

Mdn. Timur

1

1

16

Mdn. Perjuangan

1

2

17

Mdn. Tembung

2

4

18

Mdn. Deli

2

4

19

Mdn. Labuhan

3

3

20

Mdn. Marelan

1

3

21

Mdn. Belawan

1

5

JUMLAH
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Medan

39

41

Puskesmas sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat
diusahakan dapat menjangkau masyarakat di semua wilayah. Rasio puskesmas
terhadap jumlah penduduk di Kota Medan tahun 2015 adalah 1: 56.628 (standar
nasional 1 : 30.000), dari rasio tersebut seharusnya Kota Medan membutuhkan 73
puskesmas artinya Kota Medan masih membutuhkan 34 puskesmas lagi untuk
sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat Kota Medan. Sedangkan rasio
puskesmas dan puskesmas pembantu adalah 1 : 1,05 (standar nasional 1 : 3 – 5).
Berdasarkan standart yang ada dan untuk lebih mendekatkan akses palayanan
kesehatan kepada masyarakat perlu penambahan sekitar 78 Puskesmas pembantu.
Sarana pelayanan kesehatan lain di kota Medan tahun 2013 secara detail
dapat dilihat pada tabel berikut :

Universitas Sumatera Utara

51

Tabel 4.2 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Medan Tahun 2015
Kepemilikan / Pengelola
No

Fasilitas Kesehatan

Kemen
kes

Pem.Prov

Pem.Ka
b/Kota

Tni/
Polri

Bumn

Swas Jumla
Ta
h

Rumah Sakit
1 Rumah Sakit Umum
2

Rumah Sakit Khusus

1

1

Industri Obat
Tradisional
3 Usaha Kecil Obat
Tradisional

3

1

Puskesmas Dan Jaringannya
Puskesmas Rawat
1
Inap
- -Jumlah Tempat
Tidur
Puskesmas Non
2
Rawat Inap
Puskesmas
3
Keliling
Puskesmas
4
Pembantu
Sarana Pelayanan Lain
1 Rumah Bersalin
Balai
2
Pengobatan/Klinik
3 Praktik Dokter
3
3
Bersama
Praktik Dokter
4
Perorangan
5 Praktik Pengobatan
Tradisional
Bank Darah
6
1
Rumah Sakit
Unit Transfusi
7
1
Darah
Sarana Produksi Dan Distribusi Kefarmasian
1 Industri Farmasi
2

4

47

56

15

16

12

12

120

120

27

27

39

39

41

41

69

1
1

2

1

105

110

9

3

177

264

571

571

31

31

15

24

4

6

1

0

1

0

4

0

4

3

Universitas Sumatera Utara

52

4 Produksi Alat
Kesehatan
Pedagang Besar
5
Farmasi
6 Apotek
1
7 Toko Obat
Penyalur Alat
8
Kesehatan
Sumber: Perizinan dan Bina Yankes Dinas Kesehatan Kota Medan

0

4

0

0

0

556
104

557
1041
04
24

24

4.1.5 Tenaga Kesehatan
4.1.5.1 Persebaran Tenaga Kesehatan
Secara terperinci persebaran tenaga kesehatan di Kota Medan tahun 2015
yang terdapat di berbagai unit kerja dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja di Kota Medan
Tahun 2015
No

Tenaga Kesehatan

Puskesmas

Rumah
sakit
1818
461

Dinas
Kesehatan
-

Sarana
Yankes
Lain
-

1

Dokter Spesialis

2

Dokter Umum

14
208

3

Dokter Gigi

108

108

-

1

4

Bidan

364

991

-

1

5

Perawat

536

3392

-

3

6

Perawat Gigi

59

38

-

-

7

Tenaga Teknis
Kefarmasian

97

324

-

-

8

Apoteker

10

75

-

-

9

Kes. Masyarakat

138

145

-

-

10

Kes. Lingkungan

21

36

-

-

11

Nutrisionis

58

207

-

-

12

Tenaga Keterapian
Fisik

5

132

-

-

13

Tenaga Teknisi
Medis

71

546

-

-

1

Universitas Sumatera Utara

53

14

Tenaga Kesehatan
78
182
0
Lain
Sumber: Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kota Medan
Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk di Kota Medan tahun 2014

dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Rasio Tenaga kesehatan Per 100.000 Penduduk
di Kota Medan Tahun 2015
No

Tenaga Kesehatan

Rasio/100.000 pddk

1

Dokter Spesialis

82,87

2

Dokter Umum

36,37

3

Dokter Gigi

12,53

4

Bidan

66,45

5

Perawat

224,96

6

Perawat Gigi

6,83

7

Tenaga Teknis Kefarmasian

22,6

8

Apoteker

3,9

9

Kes. Masyarakat

13,32

10

Kes. Lingkungan

2,68

11

Nutrisionis

12,48

12

Tenaga Keterapian Fisik

6,45

13

Tenaga Teknisi Medis

29,1

Sumber: Bidang Sumber Daya Manusia Dinas Kesehatan Kota Medan
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa di kota Medan pada tahun 2014
setiap 100.000 penduduk ada sejumlah 86 atau 87 dokter spesialis (Indikator
Indonesia Sehat : 6), ada sejumlah 37 atau 38 dokter umum (Indikator Indonesia
Sehat : 40), ada sejumlah 13 atau 14 dokter gigi (Indikator Indonesia Sehat : 11),
ada sejumlah 141 atau 142 bidan (Indikator Indonesia Sehat : 100), ada 193 atau
194 perawat (Indikator Indonesia Sehat : 117,5), ada 29 tenaga teknis
kefarmasian/apoteker (Indikator Indonesia Sehat : 10), ada 11 atau 12 tenaga

Universitas Sumatera Utara

54

kesehatan masyarakat (Indikator Indonesia Sehat : 40), ada 12 atau 13 tenaga
gizi/nutrisionis (Indikator Indonesia Sehat: 22), ada 3 atau 4 tenaga kesehatan
lingkungan (Indikator Indonesia Sehat : 40), 6 atau 7 tenaga keterapian fisik dan
ada 28 atau 29 tenaga teknisi medis dan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh masyarakat di Kota Medan. Dari rasio di atas dapat dilihat bahwa
ada yang kekurangan dan kelebihan jumlah tenaga kesehatan tertentu, untuk itu
diperlukan pemerataan tenaga kesehatan tersebut untuk memaksimalkan
pelayanan kesehatan di Kota Medan.
4.2

Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini merupakan pengelola program promosi

kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan tahun 2017 berjumlah 9 orang yang
terdiri dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, kepala seksi promosi
kesehatan, perencanaan dan penyusunan anggaran, dan penanggung jawab
kegiatan promosi kesehatan.
Tabel 4.5 Distribusi Informan berdasarkan karakteristik
Informan
1
2
3
4
5
6

Jabatan

Pendidikan

Kepala Bidang
Kemas
Kepala Seksi
Promkes
Perencanaan dan
Penyusunan
Penanggung Jawab
Kegiatan 1
Penanggung Jawab
Kegiatan 2
Penanggung Jawab
Kegiatan 3

Umur (thn)Jenis Kelamin

S2

48

Laki-laki

S2

47

Perempuan

S2

34

Perempuan

S2

35

Perempuan

S2

32

Perempuan

S2

46

Perempuan

Universitas Sumatera Utara

55

7
8
9

Penanggung Jawab
Kegiatan 4,5,6
Penanggung Jawab
Kegiatan 7
Penanggung Jawab
Kegiatan 8

S2

35

Perempuan

S2

45

Perempuan

S2

44

Perempuan

4.3 Input (Masukan)
4.3.1

Ketersediaan Proporsi Alokasi Biaya Program Promosi Kesehatan
Menurut Azwar (1996) salah satu syarat pokok dalam pembiayaan

kesehatan adalah tersedianya dana dalam jumlah yang memadai dalam arti dapat
membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan dan
masyarakat tidak kesulitan mengakses pelayanan.
Ketersediaan anggaran kesehatan Kabupaten/Kota Medan Tahun 2015
yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota sebanyak Rp.615.349.818.470,-di
dalamnya terdapat Belanja Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota Medan
Rp.122.299.609.501,-, Belanja Tidak Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota
Medan Rp.160.565.898.000,Tabel 4.6 Matriks persepsi mengenai ketersediaan alokasi biaya program promosi
kesehatan
Informan
Pendapat
1
2

Ketersediaan biaya untuk program promkes belum
cukup,karena semua dana terbatas.
Untuk ketersedian biaya untuk program promkes belum
cukup dan belum sepenuhnya mengcover sebagian program
yang ada di bagian promosi kesehatan walau terkadang
masih saling menutupi kegiatan dengan kelebihan anggaran
dari setiap program dan kegiatan. Kalau untuk program
promkes
jumlah
dana
yang
didapat
adalah
Rp.6,361,736,000,00,- hampir sama dengan tahun 2016
karena program dan kegiatan masih hampir sama yang
kami lakukan untuk tahun 2017 ini.

Universitas Sumatera Utara

56

3

Kalo biaya alokasi biaya untuk Dinas Kesehatan
sebenarnya masih kurang dana, khususnya untuk
pembagian ke bagian bidang-bidang yang ada di Dinas
Kesehatan karena dana yang turun ke Dinas lebih banyak
nantinya digunakan untuk pembayaran premi JKN untuk
peserta PBI yang ada di Puskesmas Kota Medan.

Melalui tabel diatas dapat diketahui ketersediaan alokasi dana program
promosi kesehatan bahwa dana yang diberikan untuk bidang Kesehatan
Masyarakat khususnya program promosi kesehatan masih kurang dikarenakan
dana yang turun ke Dinas Kesehatan Kota Medan harus dibagi ke pihak
JKN/BPJS atas pembayaran pelayanan kesehatan untuk Peserta penerima bantuan
iuran di Kota Medan. Jumlah dana yang didapat untuk program promkes adalah
Rp.6,361,736,000,00,-.
4.3.2

8 Dimensi District Health Account

1.

Sumber Biaya Promosi Kesehatan
Sumber biaya untuk penyediaan fasilitas kesehatan melibatkan dua pihak

utama yaitu pemerintah dan swasta. Biaya dan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.Karena keterbatasan penelitian
yang dibahas untuk sumber biaya tidak melibatkan pihak swasta atau lintas sektor
lainnya karena data yang sulit didapatkan.
Tabel 4.7 Matriks Pendapat Mengenai Sumber Biaya Promosi Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1
Sumber biaya untuk program promosi kesehatan yaitu
bersumber dari pihak pemerintah, untuk lintas sektor dan
pihak swasta tidak dapat dijelaskan karena bersifat sensitif.
2
Kalau sumber biaya program promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan Kota Medan dari pemerintah yaitu dari APBD
Kabupaten/Kota bagian dana Belanja Langsung. Untuk

Universitas Sumatera Utara

57

sumber lainnya kami tidak bisa menjelaskan karena itu
merupakan hal yang sensitif.
Sumber biaya program promosi kesehatan yang bersumber
pemerintah hanya dari APBD Kabupaten/Kota dan
digunakan dari dana Belanja Langsung.

3

Pendapat mengenai sumber biaya untuk program promosi kesehatan yang
bersumber pemerintah berasal dari dana pemerintah melalui anggaran kesehatan
Kota Medan yang turun untuk Dinas Kesehatan melalui APBD dalam Biaya
Langsung. Untuk sumber biaya program promosi kesehatan sebenarnya tidak
hanya dari pihak pemerintah saja melainkan pihak swasta, akan tetapi untuk
keterlibatan pihak swasta Dinas Kesehatan sedikit berat memberitahukan karena
adanya pertimbangan banyak hal lain.
2.

Pengelola Sumber Biaya Promosi Kesehatan
Unit atau bidang yang menerima dan mengelola dana dari sumber dana

untuk membayar atau membeli barang dan jasa kesehatan. Misalnya termasuk
Departemen

Kesehatan,

Dinas

Kesehatan

Provinsi,

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota.
Tabel 4.8 Matriks Pendapat sumber biaya mengenai Pengelola Sumber Dana
Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1
Pengelola sumber biaya untuk promkes itu adalah bidang
Kesehatan Masyarakat khususnya bagian promosi
kesehatan. Tapi pada dasarnya semua kegiatan yang
dilaksanakan Dinas Kesehatan berlandaskan promosi
kesehatan akan tetapi untuk kegiatan yang besar harus
pihak promosi kesehatan yang melakukan dan kalau hanya
kegiatan kecil atau tingkat puskesmas yang ranahnya kecil
itu lebih ke bagian program mana yang mau
menyelenggarakannya.

Universitas Sumatera Utara

58

2

Untuk pengelola sumber biaya program promosi kesehatan
di Dinas Kesehatan Kota Medan adalah bidang Kesehatan
Masyarakat kemudian diberikan kepada kepala seksi
promosi kesehatan sebagai pengguna dan setiap bidang ada
namanya PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan).

Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa pengelola untuk sumber biaya
program promosi kesehatan yang bersumber pemerintah diberikan dari Kepala
Dinas kemudian diberikan kepada kepala bidang kesehatan masyarakat dan dari
kepala bidang langsung diberikan kepada kepala seksi bagian promosi kesehatan
dan kepala seksi membagi kepada PPTK setiap program dan kegiatan yang akan
dijalankan.
3.

Penyelenggara Pelayanan Program Promosi Kesehatan
Bidang yangmenerima dan menggunakandana/biaya untuk memproduksi

barang dan jasa pelayanan atau melaksanakan program kesehatan, misalnya Dinas
Kesehatan, RS milik pemerintah, RS swasta, klinik, puskesmas, praktek dokter
(swasta), dll.
Tabel 4.9 Matriks Pendapat Mengenai Penyelenggara Pelayanan Program Promosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1
Penyelenggara pelayanan/ program promosi kesehatan yaitu
Dinas Kesehatan Kota Medan saja dimana yang
menyelenggarakan Kepala Seksi dan staff nya.
2
Tim penyelenggara untuk program promosi kesehatan
adalah Kepala Seksi dan staff promosi kesehatan
Berdasarkan hasil wawancara diatas bahwa penyelenggara pelayanan
untuk program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan itu sudah diatur dan yang
melaksanakan adalah bagian Kepala Seksi dan Staff bidang Promosi Kesehatan
karena mereka yang berada pada bagian tersebut.

Universitas Sumatera Utara

59

4.

Fungsi Kesehatan Program Promosi Kesehatan
Fungsi kesehatan merupakan semua aktivitas yang bertujuan untuk

meningkatkan, memperbaiki dan mempertahankan status kesehatan.Dimana untuk
program promosi kesehatan fungsi kesehatannya lebih menuju pada promosinya
untuk memberikan arahan kepada masyarakat luas pentingnya menjaga kesehatan.
Tabel 4.10 Matriks Pendapat Mengenai Fungsi Kesehatan Program Promosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

2

Untuk fungsi kesehatan dari program promosi kesehatan,
dimana dapat mencegah masyarakat atau sasaran yang
dituju karena program promosi kesehatan lebih cenderung
untuk mempromosikan bagaimana untuk mencegah sasaran
untuk tidak sakit.
Kalau fungsi kesehatan program promosi kesehatan yang
dilaksanakan di Dinas Kesehatan itu memasukkan kegiatan
penyuluhan untuk program yang dilakukan karena konsep
promosi kesehatan yaitu dengan kita mempromosikan dan
melakukan penyuluhan untuk sasaran kita atau masyarakat
luas.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, diketahui bahwa fungsi
kesehatan program promosi kesehatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan Kota
Medan lebih pada penyuluhan, mempromosikan, dan membuat peringatan
pentingnya menjaga kesehatan dengan media yang disediakan.
5.

Program Kesehatan Promosi Kesehatan
Dimensi program bertujuan untuk menggambarkan jenis program

kesehatan yang dibiayai dengan belanja dari pengelola anggaran. Secara umum
dimensi program dalam DHA yang disesuaikan dengan program kesehatan yang
ada di Dinas Kesehatan Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

60

Tabel 4.11 Matriks Pendapat Mengenai Program Kesehatan Promosi Kesehatan
di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

2
3

Program kesehatan promosi kesehatan di Dinas Kesehatan
sudah ada dan itu lah yang sudah disetujui oleh Pemerintah
Kota Medan. (dilihat pada lampiran).
Program kesehatan promosi kesehatan ada pada lampiran
yang telah diberikan bagian sekretariat.
Program-program ini merupakan program yang telah
disetujui Pemerintah Kota Medan dan sudah disusun
berdasarkan prioritas mana yang akan dilakukan pada 1
tahun kedepan.

Untuk program promosi kesehatan yang dilakukan di Dinas Kesehatan
Kota Medan itu berjumlah sebanyak 8 program dimana program tersebut dibiayai
dengan belanja pengelola anggaran dan dalam lampiran terlihat program beserta
anggaran biayanya.
6.

Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
Untuk Indonesia, khususnya di Kabupaten/Kota klasifikasi langsung-tidak

langsung ini sangat penting, terutama setelah pemerintah menerapkan “anggaran
berbasis kinerja” (Permendagri No.29 Tahun 2007), yang membagi anggaran
untuk kegiatan langsung dan tidak langsung. Kinerja program kesehatan sangat
ditentukan oleh volume kegiatan langsung (pelayanan) dana kecukupan anggaran
untuk kegiatan langsung tersebut.
Tabel 4.12 Matriks Pendapat Mengenai Jenis Kegiatan Promosi Kesehatan
di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

Jenis kegiatan program promosi kesehatan di Dinas
Kesehatan sudah ada dan itu lah yang sudah disetujui oleh
Pemerintah Kota Medan. (dilihat pada lampiran).

Universitas Sumatera Utara

61

2

3

Untuk jenis kegiatan program promosi kesehatan ada pada
lampiran yang telah diberikan bagian sekretariat dan kami
tidak mengklasifikasikan jenis kegiatan dengan kegiatan
langsung dan tidak langsung .
Program-program dan jenis kegiatan ini merupakan yang
telah disetujui Pemerintah Kota Medan dan sudah disusun
berdasarkan prioritas mana yang akan dilakukan pada 1
tahun kedepan.

Untuk jenis kegiatan program promosi kesehatan yang dilakukan di Dinas
Kesehatan Kota Medan itu hampir sama penjelasannya dengan program kesehatan
dan jumlah jenis kegiatan untuk promosi kesehatan sebanyak 20 kegiatan dimana
kegiatan tersebut dibiayai dengan belanja pengelola anggaran dan dalam lampiran
terlihat program beserta anggaran biayanya.
7.

Mata Anggaran Program Promosi Kesehatan
Mata anggaran adalah jenis input yang ”dibeli” oleh provider (pelaksana

program/pelayanan) untuk melaksanakan jenis-jenis kesehatan diatas. Mata
Anggaran mencakup hal-hal berikut:
a) Barang modal (seperti gedung, alat kesehatan,alat non kesehatan, fellowship
untuk staff,dan lain sebagainya).
b) Biaya operasional atau biaya variabel (seperti tenaga, obat, bahan medis,
bahan non-medis, makanan, listrik, telepon, air, perjalanan, dan lain
sebagainya).
c) Biaya pemeliharaan (pemeliharaan gedung, alat, pelatihan, dan lain
sebagainya).

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4.13 Matriks Pendapat Mengenai Mata Anggaran Program Promosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

2

Untuk mata anggaran yang saya ketahui hanya dipakai
untuk pembelian hadiah untuk kegiatan perlombaan dan
untuk pembelian barang perlengkapan setiap program dan
kegiatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Medan.
Mata anggaran program promosi kesehatan untuk barang
modal yang saya tahu itu berupa fisik seperti pengadaan
alat non medis sementara itu kami minta pada bagian
pengadaan dulu. Untuk belanja operasional mungkin kami
memberikan honor jasa dan tenaga yang membantu kami
dalam kegiatan. Dan untuk belanja pemeliharaan itu kami
tidak ada sebenarnya dan kalo untuk pengklasifikasiannya
kami itu ya digabungkan saja tidak ada kelompok
belanjanya.

Dari pernyataan diatas diketahui bahwa untuk mata anggaran program
promosi kesehatan tidak digai bagi menjadi barang modal, belanja operasional,
dan belanja pemeliharaan tetapi Dinas Kesehatan Kota Medan menggabungkan
menjadi satu bagian dan ada beberapa barang yang untuk setiap kegiatan yang
masih sama dengan tahun lalu bisa menggunakan barang yang masih tersedia dan
memanfaatkannya kembali guna menekan anggaran supaya tidak kurang dan jika
lebih biaya suatu kegiatan maka biaya tersebut digunakan untuk kegiatan lainnya.
8.

Jenjang Kegiatan Program Promosi Kesehatan
Jenjang kegiatan adalah jenjang administratif dimana kegiatan tersebut

dilaksanakan.Suatu kegiatan bisa dilakukan sekaligus di berbagai jenjang,
misalnya program eliminasi malaria mencakup kegiatan penyeemprotan di
masyarakat, penemuan kasus dan pengobatan di Puskesmas dan promosi
kesehatan tentang malaria yang dilakukan ditingkat kabupaten.Dalam hal

Universitas Sumatera Utara

63

demikian, maka jenjang kegiatan tersebut dikelompokan sebagai kegiatan pada
jenjang kabupaten.
Tabel 4.14 Matriks Pendapat Mengenai Jenjang Kegiatan Program Promosi
Kesehatandi Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

Kegiatan untuk jenjang provinsi Dinas kesehatan hanya
melakukan koordinasi dan konsultasi jika ada kegiatan
tambahan dari pusat. Untuk jenjang kegiatan kota dilakukan
di Dinas kesehatan lalu kegiatan turun berjenjang kebawah
seperti jenjang kecamatan dan kelurahan untuk mencapai
masyarakat yang ada di Kota Medan ini.
2
Untuk program promosi kesehatan di Dinas Kesehatan
Kota Medan jenjang yang menjadi sasaran pertama itu
jenjang Kabupaten/Kota, untuk program promosi kesehatan
itu dimulai dari line terendah dimana berawal dari
masyarakat, kepling, RT/RW, kelurahan, kecamata, dan
kabupaten Kota. Kalau provinsi Dinas Kesehatan ikut juga
dalam kegiatan dan program yang dilaksanakan Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
Berdasarkan hasil wawancara dimana dikatakan untuk jenjang kegiatan
dilaksanakan menurut segitiga terbalik yaitu dilaksanakan dari line terendah
terlebih dahulu. Semua kegiatan dilakukan berdasarkan rencana strategi yang
telah disusun dan berdasarkan kebutuhan dari masyarakat yang ada di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kota Medan.
9.

Penerima Manfaat Program Promosi Kesehatan
Penerima manfaat adalah kelompok penduduk yang mendapat manfaat

dari barang dan jasa kesehatan yang dibiayai. Penerima manfaat dalam hal ini
adalah sekelompok orang (ibu, balita, anak sekolah, remaja, Lansia) mayarakat
yang menerima secara langsung atau tidak langsung manfaat dari suatu
kegiatan/program kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

64

Tabel 4.15 Matriks Pendapat Mengenai Penerima Manfaat Program Promosi
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

2

Untuk penerima manfaat dari program promosi kesehatan
yang bersumber pemerintah yaitu untuk sasaran masyarakat
yang ada di Kota Medan hanya terkadang ada beberapa
yang terbatas pesertanya ketika biaya suatu kegiatan itu
minim.
Yang menerima manfaat program promosi kesehatan di
Dinas kesehatan yaitu semua kelompok masyarakat tanpa
terkecuali mulai dari bayi, balita, remaja, usia reproduktif,
dewasa, pra lansia, dan lansia yang berada di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kota Medan

Berdasarkan hasil wawancara untuk penerima manfaat dari kegiatan yang
diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Medan adalah semua lapisan masyarakat
yang ada di Kota Medan tanpa terkecuali karena Dinas Kesehatan Kota Medan
bertanggung jawab atas masyarakat yang berada di wilayah Kota Medan.
4.4 Proses
4.4.1

RincianKegiatan Program Promosi Kesehatan

Tabel 4.16 Matriks Uraian Program Dan Kegiatan Beserta Anggaran Untuk
Program Promosi Kesehatan Kota Medan Tahun 2016
URAIAN

ANGGARAN

Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Perlombaan dan penilaian Posyandu dan penyiapan hadiah
perlombaan
Perlombaan dan penilaian Kesatuan Gerak PKK KB
Kesehatan Tingkat Kota Medan dan Penyiapan hadiah
perlombaan
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
Revitalisasi posyandu
Promosi Kesehatan Pada Acara HKN

75,000,000.00
100,000,000.00

5,495,944,000.00
210,000,000.00

Universitas Sumatera Utara

65

Promosi Kesehatan Pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI

33,000,000.00

Promosi Kesehatan Pada Kegiatan Ramadhan Fair

55,000,000.00

Promosi Kesehatan Pada Kegiatan MTQ

54,562,000.00

Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
Penyediaan Transport Kader Kelompok Lansia
Jumlah

338,230,000.00
6,361,736,000.00

Tabel 4.17 Matriks Rincian Kegiatan Program Promosi Kesehatan
No.
Jenis Kegiatan
Bentuk Kegiatan
1. Program Upaya Kesehatan masyarakat
a.
Perlombaan dan Penilaian
1) Pendataan Posyandu
Posyandu dan penyiapan
2) Penyeleksian Posyandu terbaik
hadiah perlombaan
mewakili Kecamatan
3) Penilaian Posyandu seluruh
Kecamatan
4) Pembagian hadiah pemenang
Posyandu
b. Perlombaan dan Penilaian
1) Pendataan Lingkungan Bersih
Kesatuan Gerak PKK KB
Sehat dan PHBS kelurahan
Kesehatan Tingkat Kota
2) Melakukan penyuluhan untuk
Dan Penyiapan Hadiah
menjaga kebersihan lingkungan
Perlombaan
dan PHBS ke masyarakat
3) Penentuan juara Kelurahan yang
bersih dan sehat
4) Pembagian hadiah pemenang
Kelurahan terbaik
2. Program Promosi Kesehatan dan PemberdayaanMasyarakat
a.
Revitalisasi Posyandu
1) Memberikan honor kepada kader
yang terdapat di setiap posyandu
2) Pemberian pelatihan kepada kader
dan
untuk
meningkatkan
pengetahuan kader tentang 5
meja posyandu serta kelengkapan
kartu KMS.
b. Promosi Kesehatan pada
1) Pemeriksaan dan pemantauan
Acara HKN
serviks
2) Cek kesehatan dasar serta

Universitas Sumatera Utara

66

melakukan penyuluhan kesehatan
3) Lomba senam sehat
4) Lomba jalan sehat
5) Lomba bayi sehat dan penyuluhan
tentang makanan sehat untuk
bayi dan balita
6) Pameran kesehatan di Lapangan
Merdeka
untuk
membantu
penyelenggaraan
HKN
dan
melakukan penyuluhan
7) Penyuluhan dokter kecil tingkat
SD
8) Evaluasi
tenaga
paramedis
teladan tingkat Dinas Kesehatan
Kota Medan
9) Seminar Kesehatan di Dinas
Kesehatan Kota Medan
c.
Promosi Kesehatan pada
1) Membuat posko kesehatan untuk
Peringatan HUT Kemerdekaan
menampung masyarakat Kota
RI
Medan yang hadir jika kelelahan
dan sakit
2) Pemeriksaan kesehatan beserta
penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan emergency
4) Lomba gerak jalan sehat
d. Promosi Pada Kegiatan
1) Pembuatan posko kesehatan
Ramadhan Fair
2) Pemeriksaan kesehatan dasar
3) Penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat yang datang ke posko
kesehatan
4) Mempromosikan
pentingnya
kesehatan
e.
Promosi Kesehatan Pada
1) Pembuatan stand kesehatan
Kegiatan MTQ
2) Melakukan penyuluhan kesehatan
3) Membuat spanduk kesehatan
4) Membuat
benner
promosi
kesehatan
3. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a.
Penyedia Transport Kader
1) Pemeriksaan kesehatan dasar
Kelompok Lansia
2) Melakukan penyuluhan kesehatan

Universitas Sumatera Utara

67

3) Melaksanakan senam sehat
4) Membuat kegiatan yang melatih
ingatan lansia
5) Membuat suatu prakarya yang
dapat menghilangkan fikiran
stres serta dapat menghasilkan
pendapatan lansia
6) Memberikan honor pada kader
posyandu lansia

4.4.2

Proses Perencanaan Anggaran
Proses perencanaan kegiatan program promosi kesehatan bersumber

APBD secara umum dilakukan dengan pendekatan bottom up. Proses perencanaan
dilakukan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
yang dimulai dari tingkat dusun, selanjutnya desa, kecamatan dan kabupaten.
Tabel 4.18 Matriks Pendapat Mengenai Proses Perencanaan Anggaran Program
Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Medan
Informan
Pendapat
1

2

Proses perencanaan anggaran program diproses mulai dari
buttom up yaitu tingkat masyarakat, menyampaikan kepada
kepala desa atau ke puskesmas apa yang dibutuhkan
masyarakat dan pihak kepala desa menyampaikan ke
kecamatan kemudian ke tingkatan kabupaten dan
menyampaikan pada tingkat Dinas Kesehatan Kota. Dinas
Kesehatan kemudian menampung dan merincikan serta
membuat penganggaran biaya yang nantinya disampaikan
kepada Kepala Dinas dan kemudian disampaikan kepada
Pemerintah Kota Medan untuk mendapat persetujuan apa
kegiatan yang bisa disetujui dan dijalankan oleh Dinas
Kesehatan.
Proses perencanaan anggaran dimulai dengan menyusun
berdasarkan rencana strategis yang sudah ditetapkan
Pemerintah Kota Medan berbentuk bundle berdasarkan
SKPD yang ada di Kota Medan. Pemerintah Kota Medan
memberikan buku untuk Dinas Kesehatan Kota Medan

Universitas Sumatera Utara

68

3

tentang rencana strategis. Dinas Kesehatan menyusun
Rencana anggaran Kegiatan (RAK) berupa usulan dan
dipilih berdasarkan apa yang diperlukan masyarakat dan
dimasukkan kedalam RAK dan disusun berdasarkan
prioritas dan nantinya pemerintah Kota menyortir apa saja
kegiatan yang disetujui dan disesuaikan dengan kecukupan
dana yang ada untuk Dinas Kesehatan. Setelah disetujui
pemerintah Kota barulah Dinas Kesehatan membuat
Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) kemudian dari DPA
barulah bisa melakukan kegiatan.
Kalau perencanaan diusulkan berdasarkan buttom up
dimana dari tingkat puskesmas kemudian ke tingkat
musrenbang kecamatan lalu usulan ditampung kemudian
dijadikan perumusan anggaran sementara yang nantinya
akan disampaikan ke pemerintah Kota Medan mana yang
disetujui dan kemudian dibuat detail program dan kegiatan
beserta anggarannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan menyatakan bahwa proses
perencanaan anggaran program system buttom up dimana proses berawal dari
tingkat desa/ kelurahan atau ke puskesmas apa yang dibutuhkan masyarakat dan
pihak kepala desa menyampaikan ke kecamatan kemudian ke tingkatan kabupaten
dan menyampaikan pada tingkat Dinas Kesehatan Kota. Dinas Kesehatan
menyusun Rencana anggaran Kegiatan (RAK) berupa usulan dan dipilih
berdasarkan apa yang diperlukan masyarakat dan dimasukkan kedalam RAK dan
disusun berdasarkan prioritas dan nantinya pemerintah Kota menyortir apa saja
kegiatan yang disetujui dan disesuaikan dengan kecukupan dana yang ada untuk
Dinas Kesehatan.

Universitas Sumatera Utara

69

4.5 Output (Keluaran)
4.5.1

Pemanfaatan Dana Program dan Kegiatan Promosi Kesehatan

1.

Program Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Kegiatan Perlombaan dan Penilaian Posyandu Dan Penyiapan Hadiah
Perlombaan

Tabel 4.19 Matriks Penjelasan kegiatan Perlombaan dan Penilaian Posyandu Dan
Penyiapan Hadiah Perlombaan
Informan
Pendapat
4
Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan I tepatnya
bulan maret dan acara yang dilaksanakan hanya
penilaian posyandu, yang dinilai masing-masing
posyandu dipilih untuk mewakili 1 kecamatan. Kota
Medan memiliki 21 Kecamatan, maka 21 Posyandu
yang dilombakan dan dipilih juara 1 sampai dengan
harapan 3. Dari anggaran, dana digunakan untuk
membeli hadiah, transport dan honor team juri.
Pembagian hadiah di satukan dengan acara ibu PKK
di triwulan ke IV dikarenakan lebih meminimalisir
pengeluaran dana jika membuat acara lagi untuk
pembagian hadiah kepada pemenang acaranya.

Berdasarkan hasil wawancara diketahui jika program yang dikerjakan
bertujuan untuk membuat dan memotivasi setiap posyandu agar lebih kreatif dan
lebih baik lagi dengan membuat penilaian posyandu terbaik se-Kota Medan.
b. Perlombaan Dan Penilaian Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan Tingkat
Kota Medan Dan Penyiapan Hadiah Perlombaan

Universitas Sumatera Utara

70

Tabel 4.20 Matriks Penjelasan kegiatan Perlombaan dan Penilaian Posyandu Dan
Penyiapan Hadiah Perlombaan
Informan
Pendapat
5
Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan I tepatnya
bulan Februari akhir. Tata cara pelaksanaanya
hampir sama dengan perlombaan dan penilaian
posyandu dan penyiapan hadiah perlombaan hanya
saja pada kegiatan ini lebih pada kegiatan penilaian
Lingkungan Hidup Sehat (LBS) dan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Kegiatannya dilakukan
pada tingkat kelurahan dimana 1 kelurahan
mewakili 1 kecamatan yang ada di Kota Medan.
Dari dana yang disediakan untuk kegiatan,
digunakan honor panitia, belanja barang dan jasa,
belanja cetak sertifikat dan pengadaan, dan
transportasi. Pembagian hadiah di satukan dengan
acara ibu PKK di triwulan ke IV dikarenakan lebih
meminimalisir pengeluaran dana jika membuat
acara lagi untuk pembagian hadiah kepada
pemenang acaranya.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa kegiatan yang dilaksanakan
bertujuan untuk membuat kesadaran masyarakat membuat lingkungan yang ada di
sekitar mereka bersih dengan membuat lomba lingkungan bersih dan sehat.
2.

Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
a. Revitalisasi Posyandu
Tabel 4.21 Matriks Penjelasan kegiatan Revitalisasi Posyandu
Informan
Pendapat
6
Untuk revitalisasi posyandu sebenarnya lebih
banyak dana anggaran digunakan untuk membayar
honor kader dimana, 1 kader diberikan honor Rp.
50.000,- sedangkan posyandu yang tersebar di Kota
Medan sebanyak seribu lebih posyandu dan 1
posyandu minimal 5 kader yang menanganinya.
Kegiatan lain yang terselenggara dimana dilakukan

Universitas Sumatera Utara

71

penyuluhan tentang pentingnya penerapan 5 meja
posyandu beserta pelatihan pengukuran berat
badandan pelengkapan data sesuai dengan KMS
kepada kader.
Berdasarkan

hasil

wawancara

bahwa

diharapkan

dengan

terus

terselenggaranya revitalisasi posyandu mampu memberdayakan posyandu untuk
mengurangi dampak terhadap penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak
yang nantinya dapat mempengaruhi krisis ekonomi serta meningkatkan
kemampuan dan pengetahuan kader untuk pentingnya tugas sebagai kader
posyandu.
b. Promosi Kesehatan Pada Acara HKN
Tabel 4.22 Matriks Penjelasan kegiatan Promosi Kesehatan Pada Acara HKN
Informan
7

Pendapat
Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan ke-IV dan
sasarannya seluruh masyarakat yang berada di Kota
Medan. Anggaran biaya digunakan untuk kegiatan
pameran

kesehatan

di

Lapangan

Merdeka,

pemeriksaan kesehatan serviks, lomba senam sehat,
penyuluhan dokter kecil, lomba jalan sehat, lomba
dokter remaja, pengecekan kesehatan dasar, lomba
balita sehat, seminar kesehatan di Dinas Kesehatan
Kota Medan, lomba pidato anak-anak, lomba pidato
remaja, dan evaluasi tenaga paramedis teladan.
Sisanya digunakan untuk membeli perlengkapan
menghias stand, hadiah dan sertifikat pemenang
perlombaan. Didalam setiap perlombaan panitia
tetap

menyampaikan

pesan

tentang

promosi

kesehatan berdasarkan sasaran dari lomba yang
diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

72

Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa setiap kegiatan perlombaan
mempunyai cara untuk menyampaikan pesan promosi kesehatan berdasarkan
sasarannya siapa yang akan di tuju agar pesannya tersampai dengan baik dan
dilakukan di lingkungan tempat tinggalnya.
c. Promosi Kesehatan Pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI dan Ramadhan
Fair
Tabel 4.23 Matriks Penjelasan kegiatan Promosi Kesehatan Pada Peringatan HUT
Kemerdekaan RI dan Ramadhan Fair
Informan
Pendapat
7
Kegiatan keduanya ini dilaksanakan pada triwulan
ke-III dan sasarannya seluruh masyarakat yang
berada di Kota Medan. Anggaran biaya digunakan
untuk kegiatan membuat posko kesehatan yang
didalamnya terdapat tim para medis berjaga untuk
tetap dapat melayani masyarakat yang datang dan
apabila ada kejadian emergency paramedis sudah
ada ditempat, lomba gerak jalan, pelayanan
emergency, cek pemeriksaan kesehatan, pameran
kesehatan, dan membuat mobil hias. Di dalam
pameran kesehatan dan pembukaan posko kesehatan
pada HUT RI dan Ramadhan Fair pihak Dinas
Kesehatan Kota Medan tetap membuat promosi
kesehatan dengan berbagai macam cara seperti
spanduk bertemakan promosi kesehatan, benner,
leaflet dan berbagai macam media lain yang
digunakan guna mendukung pesan promosi
kesehatan dalam HUT Kemerdekaan RI dan
Ramadhan Fair.
Berdasarkan hasil wawancara didapat bahwa dalam kegiatan apapun tetap
menyampaikan pentingnya promosi kesehatan karena promosi kesehatan dapat
membuat masyarakat menjadi tahu dan paham bagaimana menjaga kesehatan
mencegah dirinya agar tidak sakit.

Universitas Sumatera Utara

73

d. Promosi Kesehatan Pada Kegiatan MTQ
Tabel 4.24 Matriks Penjelasan kegiatan Promosi Kesehatan Pada Kegiatan MTQ
Informan
Pendapat
8
Kegiatan dilakukan pada triwulan I tepatnya bulan
Maret. Kegiatan dilakukan bertujuan untuk
melancarkan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan
MTQ serta dalam acara tersebut Dinas Kesehatan
Kota Medan melakukan promosi kesehatan. Apabila
ada pengunjung yang mengalami sakit, pingsan,
atau hanya sekedar ingin tahu tentang kesehatan dan
cek kesehatan bisa datang ke stand Dinas
Kesehatan. Untuk kegiatan cek kesehatan dimana
ada petugas kesehatan dari Puskesmas dan Rumah
Sakit yang ada diKota Medan bergantian menjaga
stand cek kesehatan kegiatan pertamanya dilakukan
pembuatan stand Dinas Kesehatan Kota Medan,
menghias stand, membuat benner, spanduk tentang
kesehatan 12 indikator keluarga sehat, PHBS,
pencetakan leaflet. Dana dari anggaran lebih banyak
digunakan untuk biaya stand, menghias stand serta
keperluan lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara dimana dalam acara MTQ kegiatan promosi
kesehatan sebenarnya tidak mencolok dikarenakan Dinas Kesehatan Kota Medan
hanya ikut berpartisipasi terselenggaranya acara dan apabila ada masyarakat yang
datang dan tiba-tiba sakit ada posko kesehatan yang dapat menangani tindakan
pertamanya.
3.

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
a. Penyedia Transport Kader Kelompok Lansia
Tabel 4.25 Matriks Penjelasan kegiatan Penyedia Transport Kader Kelompok
Lansia
Informan
Pendapat
9
Program dilakukan setiap bulan di setiap posyandu
lansia yang ada di Kota Medan. Kegiatan diberikan

Universitas Sumatera Utara

74

kepada kader lansia yang berjumlah 3 orang dari
setiaap posyandu lansia.Jumlah posyandu lansia
tahun 2016 185 posyandu lansia. Setiap 1 orang
kader diberikan Rp.50.000 perbulan honor dan
diberikan per triwulan. Kegiatan yang dilakukan di
posyandu lansia yaitu pemeriksaan tinggi dan berat
badan, kesehatan darah, asam urat, kolesterol, serta
adanya kegiatan penyuluhan kepada lansia tentang
CTPS, PHBS, serta kegiatan senam sehat yang
dilakukan oleh kader posyandu.Dan ada juga
membuat kegiatan prakarya yang nantinya bisa
membantu mengasah ingatan lansia agar tidak
pikun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan didapat bahwa untuk
program kegiatan penyedia transport kader kelompok lansia anggaran yang ada
lebih pada transport dan honor para kader posyandu lansia yang ada di Kota
Medan. Kegiatan untuk pemeriksaan kesehatan dan yang lain atau penyediaan alat
medis menggunakan dari pihak Puskesmas yang dekat dengan Posyandu lansia
karena Puskesmas ikut ambil alih dalam kegiatan Posyandu lansia, Dinas
Kesehatan Kota Medan hanya mengkoordinir serta membantu transport serta
honor pihak kader Posyandu lansia yang ada diKota Medan.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN
5.1

Input (Masukan)

5.1.1

Ketersediaan Proporsi Alokasi Biaya Program Promosi Kesehatan
Subsistem pembiayaan dalam sistem kesehatan memiliki peranan yang

sangat besar. Kompleksitas pelayanan kesehatan yang sejalan dengan semakin
langkanya sumber daya maka perhatian terhadap pembiayaan kesehatan menjadi
sangat penting. Menurut Azwar (1996) salah satu syarat pokok dalam pembiayaan
kesehatan adalah tersedianya dana dalam jumlah yang memadai dalam arti dapat
membiayai penyelenggaraan semua upaya kesehatan yang dibutuhkan dan
masyarakat tidak kesulitan mengakses pelayanan.
Ketersediaan anggaran kesehatan Kabupaten/Kota Medan Tahun 2015
yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota sebanyak Rp.615.349.818.470,- di
dalamnya terdapat Belanja Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota Medan
Rp.122.299.609.501,-, Belanja Tidak Langsung untuk Dinas Kesehatan Kota
Medan Rp.160.565.898.000,- dan sisanya untuk Rumah Sakit Pirngadi karena
sumber biaya anggaran Rumah Sakit tersebut juga dari anggaran kesehatan Kota
Medan. Kemudian APBN anggaran kesehatan Kota Medan Rp. 89.122.483.820,termasuk didalamnya Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Tugas Pembantuan
(BOK) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Untuk ketersediaan program
promosi kesehatan bersumber pemerintah itu digunakan dari dana Belanja
Langsung Dinas Kesehatan Kota Medan. Berdasarkan Peraturan Walikota bahwa
alokasi dana yang berasal dari pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan
melalui penyusunan anggaran pendapatan dan belanja, baik Pusat maupun daerah,

75

Universitas Sumatera Utara

76

sekurang-kurangnya 5% dari Pendapatan Domestik Bruto sudah dimasukkan
kedalam anggaran untuk program promosi kesehatan yang akan diajukan ke
pemerintah kota. Jumlah dana yang didapat untuk program promosi kesehatan di
Dinas Kesehatan Kota Medan adalah Rp. 6,361,736,000,00,-.
Dari hasil wawancara yang didapat diketahui bahwa pada dasarnya dana
anggaran untuk Dinas Kesehatan Kota Medan tercukupi untuk digunakan selama
satu tahun, akan tetapi hampir 75% dari dana yang turun itu digunakan untuk
membayar

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Program Usaha Kesehatan Sekolah di Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Medan Tahun 2003

1 40 86

Analisis Pembiayaan Kesehatan Yang Bersumber Dari Pemerintah Melalui District Health Account Di Kabupaten Sinjai | Akhirani | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan 2885 5041 1 SM

0 0 8

ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK BERSUMBER PEMERINTAH DENGAN PENDEKATAN HEALTH ACCOUNT | Sigit Riyarto | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 3071 5248 1 SM

0 1 11

Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017

2 3 19

Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017

0 0 2

Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017

1 2 10

Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017

3 11 30

Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017

0 5 2

Analisis Pembiayaan Program Promosi Kesehatan Bersumber Pemerintah Dengan Pendekatan District Health Account di Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2017

0 0 7

ANALISIS PEMBIAYAAN KESEHATAN BERSUMBER PEMERINTAH DI KOTA SERANG TAHUN 2014 – 2016 | Sitorus | Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia 29661 67206 1 SM

0 0 11