Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Behavior Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori

2.1.1 Financial Behavior
Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara aktual
berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, khususnya mempelajari
bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar
keuangan. Kedua konsep yang diuraikan secara jelas menyatakan bahwa perilaku
keuangan merupakan suatu pendekatan yang menjelaskan bagaimana manusia
melakukan investasi atau berhubungan dengan keuangan dipengaruhi oleh faktor
psikologi (Wicaksono dan Divarda, 2015).
Perilaku keuangan menjadi gambaran cara individu berperilaku ketika
dihadapkan dengan keputusan keuangan yang harus dibuat. Perilaku keuangan
juga dapat diartikan sebagai suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang
berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpanan kognitif mempengaruhi
perilaku investor. Di tengah perkembangan ekonomi global saat ini, setiap
individu harus dapat menjadi konsumen yang cerdas untuk dapat mengelola
keuangan pribadinya dengan cara membangun melek finansial yang mengarah

pada perilaku keuangan yang sehat. Kendali diri merupakan perilaku keuangan
yang sangat bermanfaat bila dipahami dan dapat diterapkan di kehidupan seharihari (Lubis, et al., 2013:22).
Perilaku keuangan berhubungan dengan tanggung jawab keuangan
seseorang terkait dengan cara pengelolaan keuangan. Tanggung jawab keuangan

10
Universitas Sumatera Utara

11

merupakan proses pengelolaan uang dan aset yang dilakukan secara produktif.
Pengelolaan uang adalah proses menguasai dan menggunakan aset keuangan.
Ada beberapa elemen yang masuk ke pengelolaan uang yang efektif, seperti
pengaturan anggaran dan menilai pembelian berdasarkan kebutuhan. Aktivitas
utama dalam pengelolaan uang adalah proses penganggaran. Anggaran bertujuan
untuk memastikan bahwa individu mampu mengelola kewajiban keuangan secara
tepat waktu dengan menggunakan penghasilan yang diterima dalam periode yang
sama (Ida dan Dwinta, 2010).
Ricciardi (2005) menyatakan bahwa financial behavior merupakan suatu
disiplin ilmu yang didalamnya melekat interaksi berbagai disiplin ilmu dan terus

menerus berintegrasi sehingga dalam pembahasannya tidak bisa dilakukan isolasi.
Financial behavior dibangun oleh berbagai asumsi dan ide dari perilaku ekonomi.
Keterlibatan emosi, sifat, kesukaan, dan berbagai macam hal yang melekat dalam
diri manusia sebagai makhluk intelektual dan sosial akan berinteraksi melandasi
munculnya keputusan melakukan suatu tindakan.
Chinen dan Endo (2012) menyatakan bahwa individu yang memiliki
kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan
memiliki masalah keuangan di masa depan dan menunjukkan perilaku keuangan
yang sehat serta mampu menentukan prioritas kebutuhan. Perilaku keuangan yang
sehat ditunjukkan oleh aktifitas perencanaan, pengelolaan serta pengendalian
keuangan yang baik.
Perilaku keuangan yang baik digambarkan dengan memiliki perilaku yang
efektif seperti menyiapkan catan keuangan, dokumentasi pada arus kas,

Universitas Sumatera Utara

12

perencanaan biaya, membayar tagihan listrik, mengendalikan penggunaan kartu
kredit, serta merencanakan tabungan (Zaimah, et al., 2010). Perilaku keuangan

berasal dari ekonomi neoklasik. Homo economicus adalah model perilaku
ekonomi manusia yang sederhana mengasumsikan bahwa prinsip-prinsip
kepentingan pribadi sempurna, rasionalitas yang sempurna, dan informasi yang
sempurna mengatur keputusan ekonomi individu (Pompian, 2010:26). Menurut
Dew dan Xiao (2011), financial behavior mencakup tiga dimensi keuangan, yaitu:
1.

Consumption
Konsumsi adalah pengeluaran atas berbagai barang dan jasa. Financial
Behavior seseorang dapat dilihat dari bagaimana dia melakukan kegiatan
konsumsinya seperti apa yang dibeli seseorang dan mengapa dia membelinya
(Ida dan Dwinta, 2010).

2.

Cash-flow management
Arus kas adalah indikator utama dari kesehatan keuangan yaitu ukuran
kemampuan seseorang untuk membayar segala biaya yang dimilikinya,
manajemen arus kas yang baik adalah tindakan penyeimbangan, masukan
uang tunai dan pengeluaran. Cash flow management dapat diukur dari apakah

seseorang membayar tagihan tepat waktu, memperhatikan catatan atau bukti
dan membuat anggaran keuangan dan perencanaan masa depan (Hilgert dan
Hogart, 2003).

3.

Saving and Investment
Tabungan dapat didefinisikan sebagai bagian dari pendapatan yang tidak
dikonsumsi dalam periode tertentu. Karena seseorang tidak tahu apa yang

Universitas Sumatera Utara

13

akan terjadi di masa depan, maka uang harus disimpan untuk mengantisipasi
kejadian

yang

tidak


terduga.

Investasi

yaitu

mengalokasikan atau

menanamkan sumber daya saat ini dengan tujuan mendapatkan manfaat di
masa mendatang (Herdijono dan Damanik, 2013).
2.1.2 Pengertian Financial Literacy
Menurut Garman dan Forgue (2010:4), financial literacy adalah
pengetahuan akan fakta, konsep, prinsip, dan teknologi agar setiap orang bersikap
cerdas terhadap uang. Seseorang yang memiliki financial literacy dapat
meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengatasi masalah keuangan seharihari dan membantu dalam mengambil keputusan keuangan. Atkinson dan Messy
(2011) mengemukakan bahwa financial literacy merupakan sebuah kombinasi
dari kesadaran, pengetahuan, kemampuan perilaku, dan kebiasaan yang
diperlukan untuk mengambil keputusan keuangan yang tepat dan pada akhirnya
dapat mencapai kondisi keuangan yang memuaskan. Financial literacy

menekankan pada pentingnya menerapkan pengetahuan dan kemampuan di
bidang keuangan dalam pengambilan keputusan keuangan.
Menurut Remund (2010), financial literacy memiliki hubungan dengan
kemampuan seseorang dalam mengelola uang. Definisi financial literacy terbagi
menjadi dua bagian yaitu, definisi secara konseptual dan definisi secara
operasional. Definisi secara operasional digunakan untuk menjelaskan konsep
financial literacy agar lebih mudah diukur. Definisi operasional dibagi menjadi
empat golongan, yaitu penganggaran, tabungan, pinjaman, dan investasi. Definisi
secara konseptual dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

14

1.

Kemampuan dalam memahami konsep keuangan, sehingga financial literacy
yang dimiliki dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan keuangan.

2.


Kemampuan mengatur keuangan pribadi, dengan menggunakan financial
literacy yang dimiliki untuk melakukan kegiatan keuangan seperti melakukan
pencatatan pemasukan dan pengeluaran.

3.

Kemampuan dalam mengambil keputusan yang tepat, menggunakan financial
literacy yang dimiliki.

4.

Melakukan perencanaan keuangan secara efektif untuk kebutuhan keuangan
dimasa

depan,

financial

literacy


yang

dimiliki

digunakan

untuk

merencanakan investasi keuangan (Remund, 2010).
Laily (2013) mengemukakan bahwa pengetahuan keuangan adalah
kecerdasan

dan

kemampuan

seseorang

dalam


mengelola

keuangannya.

Pengetahuan keuangan mencakup pengetahuan yang terkait masalah keuangan,
seperti pengenalan mengenai lembaga jasa keuangan, apa saja produk dan jasa
keuangan, fitur-fitur yang melekat pada produk dan jasa keuangan, manfaat dan
resiko dari produk dan jasa keuangan, serta hak dan kewajiban sebagai konsumen
pengguna jasa keuangan. Selain itu, pengetahuan keuangan juga mencakup
kemampuan dan keterampilan bagaimana caranya menghitung bunga, hasil
investasi, denda dan sebagainya.
Menurut Lusardi dan Mitchell (2007), financial literacy mencakup empat
konsep keuangan, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

15

1.


Pengetahuan umum keuangan
Pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan keuangan pribadi,
yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, serta memahami
konsep dasar keuangan. Konsep dasar keuangan tersebut mencakup
perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi,
opportunity cost, nilai waktu uang, likuiditas suatu aset, dan lain-lain.

2.

Pengetahuan mengenai manajemen uang (money management)
Konsep money management mencakup bagaimana setiap individu dapat
mengelola dan menganalisis keuangan pribadi mereka. Pemahaman literasi
keuangan yang baik memberikan praktik keuangan yang baik pula pada
pengelolaan keuangan setiap individu. Dalam hal ini, setiap individu juga
diarahkan tentang bagaimana menyusun anggaran dan membuat prioritas
penggunaan dana yang tepat sasaran.

3.


Pengetahuan mengenai tabungan dan investasi
Tabungan merupakan akumulasi dana berlebih yang diperoleh dengan
sengaja mengkonsumsi sedikit dari pendapatan, sedangkan investasi adalah
menyimpan atau menempatkan uang agar bisa bekerja sehingga dapat
menghasilka uang yang lebih banyak (Garman dan Forgue, 2010). Dalam
pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
tingkat pengembalian (persentase kenaikan tabungan), inflasi, pertimbangan
pajak, likuiditas (kemudahan dalam menarik dana jangka pendek tanpa
kerugian atau dibebani fee), kemanan (ada tidaknya proteksi terhadap
kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan), dan pembatasan-

Universitas Sumatera Utara

16

pembatasan dari fee, yaitu penundaan atas pembayaran bunga yang
dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi tertentu
untuk penarikan deposito.
4.

Pengetahuan mengenai risiko
Cara menangani suatu risiko akan berpengaruh terhadap keamanan finansial
di masa yang akan datang. Salah satu cara cepat yang dapat menanggulangi
risiko tersebut yaitu dengan mengasuransikan aset ataupun hal-hal beresiko.
Literasi keuangan sangat diperlukan dalam memilih asuransi aset sebagai
pengelola risiko tersebut dan menghindari risiko tambahan yang mungkin
akan terjadi.

2.1.3 Financial Satisfaction
Sahi (2013) mengemukakan bahwa financial satisfaction merupakan
kepuasan yang dirasakan individu berkaitan dengan berbagai aspek kondisi
keuangan mereka. Menurut Kim (1999), financial satisfaction adalah kepuasan
seseorang terhadap kondisi keuangan pribadi. Praag dan Carbonell (2001)
mengemukakan bahwa orang yang memiliki financial satisfaction adalah orang
yang merasa puas terhadap kondisi keuangan saat ini. Hira dan Mugenda (1998)
mengartikan kepuasan keuangan sebagai persepsi subjektif individu pada
kecukupan sumber daya keuangan yang dimiliki. Oleh karena itu, kepuasan
keuangan merupakan salah satu komponen dari kehidupan yang ditandai dengan
ketercukupan aset keuangan. Berpijak pada definisi tersebut, tampak bahwa
mencapai atau tidak mencapai kepuasan keuangan ditentukan oleh bagaimana

Universitas Sumatera Utara

17

mengelola uang. Selain daripada itu, kepuasan keuangan merupakan salah satu
kewajiban bagi siapa saja untuk mewujudkannya.
Financial satisfaction dapat diukur melalui cara pandang seseorang
terhadap kepuasan dari income yang diterima, kemampuan mengatasi masalah
keuangan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, level hutang yang
dimiliki, jumlah tabungan, ketersediaan uang untuk kebutuhan di masa depan,
serta tujuan hidup (Hira dan Mugenda, 1998). Penilaian financial satisfaction
dapat dilakukan secara objektif maupun secara subjektif. Penilaian secara objektif
yaitu melihat dari kondisi keuangan secara riil. Penilaian subjektif merupakan
penilaian dari dalam diri masing-masing individu dalam melihat kondisi
keuangan. Financial satisfaction dapat dinilai secara terpisah, yaitu berdasarkan
objektif saja atau berdasarkan subjektif saja, maupun secara bersama-sama.
Menurut Tascano et al.(2006), tujuan kebahagian individu ialah untuk
memenuhi kebutuhan individu dan keinginan untuk membuat diri kita lebih
bahagia. Secara umum individu akan melakukan yang terbaik mengingat situasi
keuangan tertentu untuk memaksimalkan kebutuhan mereka. Untuk itu, tingkat
kepuasan yang berasal dari situasi financial yang diberikan akhirnya akan menjadi
penentu penting dari kebahagiaan individu. Oleh karena itu, financial satisfaction
dapat dilihat sebagai mediator antara pendapatan dan kebahagiaan, karena
kepuasan hidup dipengaruhi oleh banyak faktor selain penghasilan, sedangkan
financial satisfaction memiliki penghasilan input utama. Penilaian secara subjektif
masing-masing individu terhadap financial satisfaction dinilai lebih akurat karena
setiap individu dapat menilai kondisi keuangan saat ini terhadap kondisi dimasa

Universitas Sumatera Utara

18

lalu, ekspektasi dimasa depan dan standar sosial, dibandingkan melihat kondisi
keuangan secara objektif saja. Cara mengukur financial satisfaction disesuaikan
terhadap sampel yang di uji.
Orang dapat mengevaluasi tingkat kesejahteraan yang berkaitan dengan
keadaan dan perbandingan kepada orang lain, pengalaman masa lalu dan harapan
masa depan. Faktor-faktor penentu kesejahteraan dapat diklasifikasikan ke dalam
tiga kelompok yang berbeda, yaitu atribut tujuan (misalnya pendapatan,
karakteristik pribadi dan jenis rumah tangga lainnya), atribut yang dirasakan
(misalnya kepuasan dengan standar hidup atau dengan tabungan dan investasi
sebagai indikator terkait atribut objektif), dan atribut dievaluasi sebagai penilaian
individu karakteristik keuangan dan non-keuangan ketika dinilai terhadap standar
perbandingan (misalnya aspirasi, harapan, dan lain-lain).
2.1.4 Income
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, pengertian income adalah “kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan asset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas
yang tidak berasal dari kontribusi pananam modal”. Yang termasuk kedalam income
meliputi pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains). Menurut Smeeding dan
Weinberg (2001), income adalah pendapatan yang diterima baik berupa kas maupun
bukan kas, yang dapat langsung digunakan untuk belanja sehingga dapat
meringankan beban rumah tangga.
Secara umum, kompenen income adalah kas dari pekerjaan utama maupun
bukan pekerjaan utama, dividen, bungan tabungan, royalti, dana pensiun, dan

Universitas Sumatera Utara

19

bonus. Bagi mahasiswa, yang termasuk ke dalam income adalah pinjaman dari
pemerintah, uang saku dari orang tuan dan keluarga, pendapatan dari pekerjaan,
serta dari pendapatan-pendapatan lain, seperti dividen jika memiliki saham
(Pollard,et al.,2013). Income diukur berdasarkan pendapatan dari semua sumber.
Komponen terbesar dari total pendapatan adalah upah dan gaji.
2.1.5 Pendidikan Orang Tua
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia,
pendidikan seseorang dapat mempengaruhi semua aktifitas dan tingkah lakunya,
sehingga seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda dengan orang yang
berlatar belakang pendidikan rendah. Tingkat pendidikan orang tua menurut
(Soetopo dan Wasty, 2008:78) adalah suatu jenjang yang ditempuh oleh orang tua
siswa, yakni jenjang pendidikan formal.
Adapun tingkat pendidikan yang dilaksanakan atau ditempuh oleh orang
tua siswa adalah bermacam-macam, mulai dari tingkat pendidikan dasar, tingkat
pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi. Dalam sistem pendidikan
nasional pasal 12 ayat 1 menyebutkan bahwa jenjang pendidikan yang termasuk
jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi
memang memiliki sumber daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan,
waktu, tenaga dan jaringan kontak, yang memungkinkan mereka untuk terlibat
lebih jauh dalam kegiatan anak.
Tingkat pendidikan mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan
seseorang dalam kehidupan sehari-hari, karena melalui pendidikan seseorang

Universitas Sumatera Utara

20

dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman dalam bentuk sikap dan
keterampilan. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai maka semakin banyak
pengetahuan yang didapat sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang.
Secara teori, orang tua yang memiliki status sosial yang lebih tinggi cenderung
memiliki wawasan yang lebih besar dan lebih mampu menghasilkan pendapatan
yang lebih tinggi, sehingga memudahkan anak-anak mereka untuk menghemat
uang dan memperkenalkan produk perbankan. Latar belakang tingkat pendidikan
orang tua dapat menyebabkan cara berpikir dan bertindak yang lebih bijak, yang
selanjutnya dapat berpengaruh terhadap perilaku keuangan karena dapat
membantu serta mendidik anak untuk lebih memahami cara mengelola dan
mengambil keputusan yang tepat menyangkut keuangan (Fowdar, 2007).
2.2

Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini

antara lain adalah sebagai berikut:
1.

Andrew dan Linawati (2014) dengan judul penelitian “Hubungan Faktor
Demografi dan Pengetahuan Keuangan dengan Perilaku Keuangan Karyawan
Swasta di Surabaya”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku
keuangan, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah faktor demografi
(jenis kelamin, pendidikan, dan pendapatan), serta pengetahuan keuangan.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis korespondensi dan chi square. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
faktor demografi (jenis kelamin dan pendapatan) serta pengetahuan keuangan
terhadap perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya. Selain itu, penelitian

Universitas Sumatera Utara

21

ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pendidikan dengan perilaku keuangan.
2.

Scheresberg (2013) dengan judul penelitian “Financial Literacy and
Financial Behavior among Young Adults: Evidence and Implications”.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis multiple multivariat regression.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior, sedangkan
variabel independen dalam penelitian ini yaitu socio demographic
charaterisctic (gender, income, dan education) serta financial literacy. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa financial literacy dan karakteristik
sosiodemografi berpengaruh signifikan terhadap financial behavior.

3.

Al-Kholilah dan Iramani (2013) meneliti dengan judul “Studi Financial
Management Behavior Pada Masyarakat Surabaya”. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah financial management behavior, sedangkan variabel
independen penelitian ini adalah income, financial knowledge, dan locus of
control. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada pengaruh langsung
antara financial management behavior dengan financial knowledge dan income.

4.

Laily (2013) dengan judul penelitian “Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap
Perilaku

Mahasiswa

Dalam

Mengelola

Keuangan”.

Penelitian

ini

menggunakan Path Analysis. Variabel dependen dari penelitian ini adalah
perilaku keuangan, sedangkan variabel independen dari penelitian ini adalah
jenis kelamin, usia, dan academic ability. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa literasi keuangan berpengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

22

Sedangkan gender, usia, dan kemampuan akademis tidak mempunyai
pengaruh terhadap perilaku keuangan mahasiswa.
5.

Herdijono dan Damanik (2013) dengan judul “Pengaruh Financial Attitide,
Financial Knowledge, Parental Income Terhadap Financial Management
Behavior”. Penelitian ini menggunakan tenik analisis chi square. Variabel
independen penelitian ini adalah financial Attitide, financial knowledge, dan
parental income, sedangkan variabel dependen adalah financial management
behavior. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa financial Attitide,
financial knowledge, dan parental income berpengaruh terhadap financial
management behavior.

6.

Robb dan Woodyard (2011) dengan judul penelitian “Financial
Knowledge and Best Practice Behavior”. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah

financial

penelitian

ini

behavior,
yaitu

sedangkan variabel

financial

knowledge,

independen dalam

financial

satisfaction,

demographic variables (income, education, age, race). Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa financial knowledge, financial satisfaction, income,
dan education berpengaruh terhadap financial behavior.
7.

Ida dan Dwinta (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Locus of
Control,

Financial

Knowledge,

dan

Income

terhadap

Financial

Management Behavior”. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial
management behavior, sedangkan variabel independen penelitian ini

Universitas Sumatera Utara

23

adalah locus of control, financial knowledge, dan income. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh financial knowledge
terhadap financial management behavior. Penelitian ini juga menunjukkan
bahwa tidak terdapat pengaruh personal income dan locus of control
terhadap financial management behavior.
8.

Zaimah, et.al. (2010) dengan judul penelitian “Financial Behavior of Female
Teacher in Malaysia”. Variabel dependen dari penelitian ini adalah financial
behavior, sedangkan variabel independen penelitian ini adalah income, level
education, dan age. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa income dan
level education berpengaruh terhadap financial behavior, sedangkan usia
tidak berpengaruh terhadap financial behavior.

9.

Sabri, et al. (2008) dengan judul penelitian “Financial Behavior and Problem
among College Students in Malaysia : Research and Education Implication”.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior dan
financial problems, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu
financial literacy, ethnicity, parent’s education level, family income, saving,
dan financial socialization. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa financial
literacy, ethnicity, dan parent’s education level berpengaruh terhadap
financial behavior.

Universitas Sumatera Utara

24

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No
1

Peneliti/
Tahun

Judul
Penelitian

Andrew dan
Linawati
(2014)

Hubungan
Faktor
Demografi
dan
Pengetahuan
Keuangan
dengan
Perilaku
Keuangan
Karyawan
Swasta
di Surabaya

Variabel
Dependen:
Perilaku
Keuangan
Independen:
1. Faktor
Demografi
(Jenis kelamin,
pendidikan,
pendapatan)
2. Literasi
Keuangan

2

Scheresberg
(2013)

Financial
Independen:
Literacy
1. Socio
and Financial
demographic
Behavior
charateristic
among Young
(gender,
Adults:
income,
Evidence and
education)
Implications
2. Financial
Literacy

3

Al-Kholilah
dan Iramani
(2013)

Studi
Financial
Management
Behavior
Pada
Masyarakat
Surabaya

4

Laily (2013)

Pengaruh
Literasi

Dependen:
Financial
Management
Behavior
Independen:
1. Financial
Knowledge
2. Income
3. Locus of
Control

Dependen:

Teknik
Analisis
Data

Hasil Penelitian

Analisis
1. Faktor demografi
koresponde
yang terdiri dari
nsi dan chi
jenis kelamin dan
square
pendapatan
mempunyai
hubungan yang
signifikan
terhadap perilaku
keuangan.
2. Pengetahuan
keuangan
memiliki
hubungan yang
signifikan
terhadap
pengetahuan
keuangan.
3. Tingkat
pendidikan tidak
memiliki
hubungan yang
signifikan
terhadap perilaku
keuangan.
Multiple
1. Sosial demografi
(gender, income,
multivariat
education)
regression
berpengaruh
signifikan
terhadap financial
behavior.
2. Tingkat financial
literacy
berpengaruh
signifikan
terhadap financial
behavior.
Multiple
1. Tidak ada
pengaruh
multivariat
langsung antara
regression
financial
knowledge dan
income terhadap
financial behavior.
2. Locus of Control
memediasi
pengaruh
financial
knowledge
terhadap financial
behavior
Path
1. Literasi keuangan
analysis
memiliki

Universitas Sumatera Utara

25

Lanjutan Tabel 2.1
No

Peneliti/
Tahun

Judul
Penelitian
Keuangan
Terhadap
Perilaku
Mahasiswa
Dalam
Mengelola
Keuangan

5

6

Herdijono
dan
Damanik
(2013)

Robb dan
Woodyard
(2011)

Pengaruh
Financial
Attitide,
Financial
Knowledge,
Parental
Income
Terhadap
Financial
Management
Behavior

Financial
Knowledge
and
Best Practice
Behavior

Variabel

Teknik
Analisis
Data

Hasil Penelitian

Perilaku
Keuangan
Independen:
1. Literasi
Keuangan
2. Jenis Kelamin
3. Usia
4. Academic
Ability
5. Pengalaman
Kerja
Dependen:
Financial
Management
Behavior

2.

Chi Square

2.

Independen:
1. Financial
Attitide,
2. Financial
Knowledge,
3. Parental
Income

Dependen:
Financial
Behavior

1.

3.

Analisis
Regresi
Linier
Berganda

1.

Independen:
1. Financial
Knowledge
2. Financial
Satisfaction
3. Demographic
(income,
education,
age, race)
2.

7

Ida dan
Dwinta
(2010)

Pengaruh
Locus of
Control ,
Financial

Dependen:
Financial
Management
Behavior

Analisis
Regresi
Linier
Berganda

1.

pengaruh yang
signifikan
terhadap perilaku
keuangan
mahasiswa
Gender, usia,
kemampuan
akademis dan
pengalaman
kerja tidak
memiliki korelasi
dengan perilaku
keuangan
mahasiswa
Financial Attitude
berpengaruh
terhadap financial
management
behavior.
Financial
Knowledge
berpengaruh
terhadap financial
management
behavior.
Parental Income
berpengaruh
terhadap
Financial
Management
Behavior
Financial
knowledge ,
financial
satisfaction,
income, dan
education
berpengaruh
signifikan
terhadap financial
behavior.
Age dan race
tidak mempunyai
pengaruh
terhadap financial
behavior
Age dan race
tidak mempunyai
pengaruh
terhadap financial
behavior..
Financial
Knowledge
berpengaruh
terhadap financial

Universitas Sumatera Utara

26

Lanjutan Tabel 2.1
No

8

9

2.3

Peneliti/
Tahun

Zaimah, et.al
(2010)

Sabri (2008)

Judul
Penelitian

Variabel

Knowledge,
Income
Terhadap
Financial
Management
Behavior

Independen:
1. Financial
Knowledge,
2. Income,
3. Locus of
Control

Financial
Behavior of
Female
Teacher in
Malaysia

Dependen:
Financial
Behavior
Independen:
1. Income
2. Level
Education
3. Age
Dependen:
1. Financial
Behavior
2. Financial
Problem

Financial
Behavior and
Problem
among
College
Students in
Independen:
Malaysia :
Research and 1. Financial
Literacy
Education
2. Ethniciy
Implication
3. Parent’s
Education
Level
4. Family Income
5. Spending
Patterns
6. Savings
7. Financial
Socialization

Teknik
Analisis
Data

Hasil Penelitian
management
behavior.
2. Income dan
Locus of Control
tidak mempunyai
pengaruh
terhadap financial
management
behavior

Analisis
Regersi
Linier
Berganda

1. Income dan level
education
berpengaruh
terhadap financial
behavior.
2. Age tidak
berpengaruh
terhadap financial
behavior

T-test and
Anova

1. Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa financial
literacy, ethnicity,
parent’s
education level,
dan family
income
berpengaruh
terhadap financial
behavior.
2. Financial
socialization,
spending
patterns, dan
savings
berpengaruh
terhadap financial
problems.

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana

hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu (Erlina, 2011:33). Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel dalam penelitian, yaitu
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini dilakukan untuk

Universitas Sumatera Utara

27

melihat pengaruh financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan
orang tua terhadap financial behavior.
Lusardi dan Mitchell (2007) mengemukakan bahwa financial literacy
merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya
(knowledge dan ability). Seseorang yang memiliki financial literacy akan dapat
memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah keuangan sehari-hari dan
membantu dalam mengambil keputusan keuangan (Garman dan Forgue, 2010:4).
Penelitian Sabri, et al. (2008) menyatakan bahwa financial literacy berpengaruh
terhadap financial behavior. Peningkatan dalam pengetahuan keuangan cenderung
menyebabkan semakin baik atau efektifnya perilaku keuangan.
Financial Satisfaction merupakan kepuasan seseorang terhadap kondisi
keuangan pribadi (Kim, 1999). Menurut Praag dan Carbonell (2001), seseorang
yang memiliki financial satisfaction merupakan orang yang puas terhadap kondisi
keuangannya saat ini. Penelitian Robb dan Woodyard (2011) menyatakan bahwa
financial satisfaction berpengaruh terhadap financial behavior. Seseorang yang
puas akan kondisi keuangannya akan siap untuk mengelola keuangan dengan
financial behavior yang baik.
Smeeding dan Weinberg (2001) menyatakan bahwa income adalah
pendapatan yang diterima seseorang yang dapat langsung digunakan untuk
belanja sehingga dapat meringankan beban rumah tangga. Income merupakan
penghasilan pribadi sebelum pajak (Ida dan Dwinta, 2010). Andrew dan Linawati
(2014) menyatakan bahwa income berpengaruh signifikan terhadap financial
behavior. Seseorang dengan pendapatan lebih besar akan lebih bijak perilaku

Universitas Sumatera Utara

28

keuangannya dibandingkan dengan seseorang dengan pendapatan yang lebih
rendah (Zaimah, et al.,2010).
Pendidikan orang tua merupakan suatu jenjang pendidikan formal yang
ditempuh orang tua siswa (Soetopo dan Wasty, 2008:78). Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dicapai maka akan semakin tinggi pengetahuan yang didapat
sehingga mempengaruhi seseorang dalam membuat pilihan. Sabri, et al. (2008)
menyatakan pendidikan orang tua berpengaruh terhadap financial behavior.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka konseptual penelitian
digambarkan sebagai berikut:
Financial Literacy

Financial
Satisfaction
Financial Behavior
Income

Pendidikan
Orang Tua

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.4

Hipotesis
Berdasarkan uraian teoritis dan kerangka konseptual, maka dapat disusun

hipotesis penelitian sebagai berikut:
1.

Financial Literacy berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.

Universitas Sumatera Utara

29

2.

Financial Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap financial behavior
pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.

3.

Income berpengaruh secara terhadap financial behavior pada siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan.

4.

Pendidikan Orang Tua berpengaruh signifikan terhadap financial behavior
pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.

5.

Financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan orang tua
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap financial behavior pada
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.

Universitas Sumatera Utara