Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Behavior Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian
Asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. (Sugiyono, 2012:36).
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan di
Jalan Pelajar No.17 Medan, yang akan di mulai pada bulan Juni 2017 sampai
dengan Juli 2017.
3.3
Batasan Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.
Variabel Independen, yaitu variabel yang nilainya tidak bergantung pada
variabel lain. Adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu financial
literacy, financial satisfaction, income,dan pendidikan orang tua.
2.
Variabel Dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel dependen yaitu financial behavior.
30
Universitas Sumatera Utara
31
3.4
1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior. Financial
behavior berhubungan dengan bagaimana seseorang memperlakukan,
mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang ada padanya.
2.
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah financial literacy, financial
satisfaction, income, dan pendidikan orang tua.
a.
Financial Literacy, merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan
untuk mengelola keuangan guna meningkatkan kesejahteraan.
b.
Financial Satisfaction merupakan persepsi seseorang mengenai puas atau
tidaknya terhadap kondisi keuangan yang dimilikinya.
c.
Income (pendapatan), yaitu semua cash inflow yang diterima oleh
seseorang secara rutin setiap bulan.
d.
Pendidikan Orang Tua, merupakan suatu jenjang yang ditempuh oleh
orang tua siswa, yakni jenjang pendidikan formal.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Definisi Variabel
Financial
Literacy
(X1)
Kemampuan untuk membaca,
menganalisis, mengelola, dan
memahami
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
keuangan pribadi.
Indikator
1.
2.
3.
4.
Financial
Satisfaction
(X2)
Persepsi seseorang mengenai
puas atau tidaknya terhadap
kondisi
keuangan
yang
dimilikinya.
1.
2.
Pengetahuan umum
keuangan.
Pengetahuan manajemen
uang.
Pengetahuan mengenai
tabungan dan investasi.
Pengetahuan mengenai
risiko.
Jumlah income yang
diterima
Jumlah saldo pada
tabungan
Skala
Ukur
Likert
Likert
Universitas Sumatera Utara
32
Lanjutan Tabel 3.1
Variabel
Definisi Variabel
Indikator
3.
4.
Income
(X3)
Pendidikan
Orang Tua
(X4)
Financial
Behavior
(Y)
3.5
yang 1.
Semua cash inflow
diterima oleh siswa secara rutin 2.
3.
setiap bulan.
4.
5.
Suatu jenjang yang ditempuh 1.
oleh orang tua siswa, yakni 2.
jenjang pendidikan formal.
3.
4.
5.
Cara individu memperlakukan, 1.
mengelola, dan menggunakan 2.
sumber daya keuangan yang 3.
ada padanya
Terpenuhinya kebutuhan
bulanan
Terpenuhinya barangbarang yang diinginkan
< Rp.500.000
Rp.500.000 - Rp.600.000
Rp.600.000 - Rp.700.000
Rp.700.000 - Rp.800.000
> Rp.800.000
SD
SMP
SMA
Sarjana
Magister
Kegiatan konsumsi
Cash flow management
Menabung dan Investasi
Skala
Ukur
Ordinal
Ordinal
Likert
Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
skala Likert dan skala ordinal. Adapun variabel yang menggunakan dengan skala
Likert yaitu financial literacy, financial satisfaction, dan financial behavior.
Sedangkan variabel yang menggunakan skala ordinal yaitu income dan
pendidikan orang tua. Skala ordinal atau skala peringkat merupakan skala yang
membedakan kategori berdasarkan peringkat. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Sugiyono (2012:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan
jawaban sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
33
Table 3.2
Skor Pendapat Responden
No
1
2
3
4
5
3.6
Skala
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-Ragu (R)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor
5
4
3
2
1
Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Menurut Kuncoro (2009:118) populasi adalah kelompok elemen yang
lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik
untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Berdasarkan data yang diperoleh tahun
2017, jumlah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan adalah 1.623 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:73). Penelitian ini menggunakan teknik
proportional random sampling, dengan mengambil sampel dari beberapa
subpopulasi. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin.
Rumus Slovin:
Universitas Sumatera Utara
34
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
E = Standar Error 0,05 (5%)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah sampel penelitian dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
=
1.623
1+ 1.623 (0,05)2
= 320,90 dibulatkan 321 siswa.
Berdasarkan rumus tersebut, selanjutnya dapat dihitung besarnya sampel
dari masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Pada Setiap Kelas
Program Studi
Perhitungan
Jumlah Sampel
Kelas X
(610/1623)x321
120,64 ≈ 121
Kelas XI
(515/1623)x321
101,85 ≈ 102
Kelas XII
(498/1623)x321
98,49 ≈ 98
Total sampel yang akan diteliti
3.7
321
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh
siswa yang menjadi responden.
Universitas Sumatera Utara
35
3.8
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitaian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Pembagian Angket (Questionare)
Menurut Sugiyono (2012:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar
pernyataan kepada siswa yang terpilih sebagai responden. Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
persepsinya. Pernyataan tersebut disusun peneliti berdasarkan indikator dari
setiap variabel penelitian. Untuk variabel financial literacy, pernyataan yang
dibuat mengacu pada buku literasi keuangan khusus untuk siswa Sekolah
Menengah Atas yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan judul
“Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan”.
2.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan mempelajari literaturliteratur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti baik untuk
mendapatkan landasan teori ataupun untuk memperdalam wawasan peneliti.
3.9
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pernyataan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
Universitas Sumatera Utara
36
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat
pada kolom correcteditem-total correlations) dengan r tabel untuk degree of
freedom (df)=n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid
(Ghozali,2011:45). Uji validitas dilakukan diluar sampel yaitu pada 30 orang
siswa Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30
responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang
sama dengan responden penelitian.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Menurut Situmorang dan Lufti (2014:92), pengujian
reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrument yang dalam hal ini
kuesioner dapat di gunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai alpha (α) > 0,6
yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda
akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha (α) < 0,6
maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan
penelitian ulang dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang
berbeda, dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0.80, maka reliabilitas sangat baik.
Universitas Sumatera Utara
37
2.
Jika memberikan nilai 0,70 < cronbach’s alpha > 0,80, maka reliabilitas baik.
3.
Jika memberikan nilai cronbach’s alpha < 0,70, maka reliabilitas kurang meyakinkan.
3.10
Analisis Deskriptif
Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian yang diamati dengan cara melihat tabel statistik
deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal dan
maksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut. Untuk melakukan
analisis dekriptif, dapat menggunakan teknik analisis indeks. Analisis ini
bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan
yang diajukan (Ferdinand, 2011:273).
3.11
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang
termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.11.1
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui distribusi data mengikuti
atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng,
(Situmorang dan Lufti, 2014:114). Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri
atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa
digeneralisasikan pada populasi. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
Universitas Sumatera Utara
38
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya.
3.11.2
Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independent adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan pengambilan
keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka akan ada nilai indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan
model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas
juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang
sama di antara anggota grup tersebut (Situmorang dan Lufti, 2014:121).
3.11.3
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Infaltion
Factor (VIF). Jika nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika
nilai Tolerance > 0.1 atau sama dengan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2014:153).
Universitas Sumatera Utara
39
3.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini model dan teknik analisis data menggunakan
pendekatan regresi linier berganda. Adapun model analisis data dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
di mana:
Y
= Financial Behavior
β1 - β4 = Koefisien Regresi
X1
= Financial Literacy
X2
= Financial Satisfaction
X3
= Income
X4
= Pendidikan Orang Tua
ε
= Tingkat Kesalahan (error of term)
3.13
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dianalisis dengan cara berikut:
1.
Uji Signifikan Serempak (Uji-F)
Pengujian ini dilakuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen
secara serempak teradap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
a.
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari Financial Literacy, Financial Satisfaction, Income, dan Pendidikan
Orang Tua terhadap Financial Behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Medan.
Universitas Sumatera Utara
40
b.
H1: β1 ≠ 0 artinya secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan dari Financial
Literacy, Financial Satisfaction, Income, dan Pendidikan Orang Tua terhadap Financial
Behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai signifikan F > 0,05
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai signifikan F < 0,05 maka
H1 diterima, artinya jika ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung dan nilai F tabel. Dimana kriterianya yaitu:
a.
H0 diterima jika Fhitung ≤ F tabel atau sig F ≥ α (5%)
b.
H1 diterima jika Fhitung ≥ F tabel atau sig F ≥ α (5%)
2.
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk
pengujiannya adalah:
a.
Financial Literacy
H0 : β1 = 0, artinya financial literacy tidak berpengaruh signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha:β1 ≠ 0, artinya financial literacy berpengaruh signifikan terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Universitas Sumatera Utara
41
b.
Financial Satisfaction
H0 : β2 = 0, artinya financial satisfaction berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha : β2 ≠ 0, artinya financial satisfaction berpengaruh positif signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
c.
Income
H0 : β3 = 0, artinya income berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha : β3 ≠ 0, artinya income berpengaruh positif signifikan terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
d.
Pendidikan Orang Tua
H0 : β3 = 0, artinya pendidikan orang tua berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha : β3 ≠ 0, artinya pendidikan orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri di Provinsi Sumatera Utara. Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Medan berada di belakang Stadion Teladan, tepatnya di Jalan Pelajar
No.17 Medan. Awalnya merupakan pengembangan dari Sekolah Menengah Atas
Negeri 3, yang mengelola sekolah sore di Jalan Sisingamangaraja (Simpang
Limun) Medan. Tahun 1960, sekolah sore itu berpisah dari Sekolah Menengah
Atas Negeri 5 Medan. Sejak saat itu Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan
pindah ke Jalan Pelajar No.17 Medan.
Pertama kali Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan ini dibangun pada
tanggal 2 Februari 1986. Didirikan dengan 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru,
1 ruang tata usaha, dan 9 ruang kegiatan belajar mengajar. Dengan perkembangan
jumlah siswa yang mendaftar, semakin lama semakin bertambah akhirnya Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan ini memiliki gedung yang dapat menampung
1.000 orang lebih siswa dengan jumlah ruangan kelas sebanyak 38 ruang, kelas X
MIPA/IPS berjumlah 14 ruangan, kelas XI berjumlah 12 ruangan, dan kelas XII
berjumlah 12 ruangan. Adapun fasilitas yang tersedia untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan, antara lain:
Perpustakaan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia,
Laboratorium Komputer, Aula, Ruang Koperasi, Lapangan Basket, Lapangan
Futsal, dan Lapangan Voli. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan memiliki
42
Universitas Sumatera Utara
43
banyak kegiatan ekstrakurikuler, antara lain: Paskibra (Pasukan Pengibar
Bendera), Basket, PMR (Palang Merah Remaja), Seksi Kerohanian Islam/Rohis,
Jurnalistik, Pramuka, Paduan Suara, Futsal, Pencak Silat, dan Sanggar Seni.
4.2
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.1 Uji Validitas
Tabel 4.1
Uji Validitas Untuk Pernyataan Financial Literacy
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
p15
p16
p17
59.5333
60.2667
59.7667
61.0667
59.6667
61.4000
60.7667
60.4333
60.3667
60.8000
59.9333
59.7333
60.8333
59.5333
59.4667
59.4333
59.4000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
163.361
172.409
166.254
181.375
165.609
185.903
176.737
172.116
172.240
177.200
167.857
164.685
178.971
163.982
162.809
162.530
162.317
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.964
.968
.965
.970
.965
.970
.968
.966
.967
.967
.965
.964
.971
.964
.964
.963
.963
.920
.681
.886
.467
.884
.418
.633
.806
.735
.752
.860
.937
.458
.923
.962
.971
.978
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Tabel 4.2
Uji Validitas Untuk Pernyataan Financial Satisfaction
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
P1
P2
23.7000
23.5000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
29.803
30.121
.841
.899
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.918
.912
Universitas Sumatera Utara
44
Lanjutan Tabel 4.2
Scale Mean if
Item Deleted
P3
P4
P5
P6
P7
P8
23.8000
23.8667
23.7333
24.0333
24.1667
24.0667
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
31.959
33.292
31.030
33.344
35.454
33.857
.720
.752
.808
.744
.645
.739
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.927
.924
.920
.925
.932
.926
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Tabel 4.3
Uji Validitas Untuk Pernyataan Financial Behavior
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
28.9333
28.7333
28.9667
29.2000
29.1333
29.4333
29.3333
29.4000
28.7333
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
43.375
42.961
44.171
43.752
43.844
45.771
45.747
46.800
43.651
.782
.798
.767
.867
.796
.880
.700
.684
.771
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.936
.935
.936
.931
.935
.932
.940
.940
.936
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected
Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan
hasil uji validitas pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 diketahui seluruh
pernyataan bersifat valid.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pernyataan yang telah memiliki
atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka
Universitas Sumatera Utara
45
tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. Berikut hasil dari uji reliabilitas
terhadap pernyataan yang valid.
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.980
34
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian
bersifat reliable. Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha
Cronbach 0,980 lebih besar dari 0,6.
4.3
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai frekuensi dan persentase financial literacy, financial
satisfaction, income, pendidikan orang tua dan financial behavior.
Variabel Financial Literacy
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Untuk
Financial Literacy
STS
P
TS
F
R
%
F
S
%
F
SS
%
f
Total
%
RataRata
F
%
f
%
P1
0
0
0
0
6
1.869
80
24.92
235
P2
0
0
0
0
63
19.63
177
55.14
81
73.21
321
100
4.71
25.23
321
100
P3
0
0
0
0
2
0.623
123
38.32
196
4.06
61.06
321
100
4.6
P4
0
0
36
11.21
210
65.42
75
23.36
0
0
321
100
3.12
P5
0
0
0
0
0
0
92
28.66
229
71.34
321
100
4.71
P6
0
0
166
51.71
153
47.66
1
0.312
1
0.312
321
100
2.49
P7
0
0
27
8.411
126
39.25
148
46.11
20
6.231
321
100
3.5
P8
0
0
1
0.312
83
25.86
210
65.42
27
8.411
321
100
3.82
P9
0
0
2
0.623
87
27.1
142
44.24
90
28.04
321
100
4
Universitas Sumatera Utara
46
Lanjutan Tabel 4.5
P
STS
TS
F
R
%
F
S
%
F
SS
%
%
f
%
RataRata
F
%
P10
0
0
1
0.312
202
62.93
91
28.35
27
8.411
321
100
3.45
P11
0
0
0
0
2
0.623
179
55.76
140
43.61
321
100
4.43
P12
0
0
0
0
1
0.312
92
28.66
228
71.03
321
100
4.71
P13
0
0
62
19.31
89
27.73
168
52.34
2
0.623
321
100
3.34
P14
0
0
1
0.312
1
0.312
35
10.9
284
88.47
321
100
4.88
P15
0
0
0
0
3
0.935
37
11.53
281
87.54
321
100
4.87
P16
0
0
0
0
7
2.181
21
6.542
293
91.28
321
100
4.89
P17
0
0
1
0.312
2
0.623
29
9.034
289
90.03
321
100
Rata-Rata Keseluruhan
f
Total
4.89
4.14
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Keterangan: STS:
Sangat Tidak Setuju, TS: Tidak Setuju, R: Ragu-Ragu, S: Setuju, SS: Sangat
Setuju
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1.
Pada pernyataan pertama terdapat 235 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 73,21%.
2.
Pada pernyataan kedua terdapat 177 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 55,14%.
3.
Pada pernyataan ketiga terdapat 196 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 61,06%.
4.
Pada pernyataan keempat terdapat 210 orang dominan menjawab “Raguragu” dengan persentase 65,42%.
5.
Pada pernyataan kelima terdapat 229 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 71,34%.
6.
Pada pernyataan keenam terdapat 166 orang dominan menjawab “Tidak
Setuju” dengan persentase 51,71%.
7.
Pada pernyataan ketujuh terdapat 148 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 46,11%.
Universitas Sumatera Utara
47
8.
Pada pernyataan kedelapan terdapat 210 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 65,42%.
9.
Pada pernyataan kesembilan terdapat 142 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 44,24%.
10. Pada pernyataan kesepuluh terdapat 202 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 62,93%.
11. Pada pernyataan kesebelas terdapat 179 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 55,76%.
12. Pada pernyataan keduabelas terdapat 228 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 71,03%.
13. Pada pernyataan ketigabelas terdapat 168 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 52,34%.
14. Pada pernyataan keempatbelas terdapat 284 orang dominan menjawab
“Sangat Setuju” dengan persentase 88,47%.
15. Pada pernyataan kelima belas terdapat 293 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 87,54%.
16. Pada pernyataan keenam belas terdapat 293 orang dominan menjawab
“Sangat Setuju” dengan persentase 91,28%.
17. Pada pernyataan ketujuh belas terdapat 289 orang dominan menjawab
“Sangat Setuju” dengan persentase 90,03%.
Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui jumlah siswa dengan financial literacy
rendah sebanyak 159 (49,5%), sementara jumlah siswa dengan financial literacy
tinggi sebanyak 162 (50,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
Universitas Sumatera Utara
48
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan memiliki tingkat financial literacy yang
tinggi.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Financial Literacy
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Percent
Financial Literacy yang
Rendah
159
49.5
49.5
49.5
Financial Literacy yang
Tinggi
162
50.5
50.5
100.0
Total
321
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Variabel Financial Satisfaction
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Financial Satisfaction
P
STS
TS
R
S
SS
%
f
%
RataRata
F
%
f
%
F
%
f
%
P1
0
0
23
7.165
42
13.08
164
51.09
92
28.66
321
100
4.01
P2
0
0
20
6.231
9
2.804
168
52.34
124
38.63
321
100
4.23
P3
0
0
5
1.558
99
30.84
126
39.25
91
28.35
321
100
3.94
P4
0
0
21
6.542
92
28.66
155
48.29
53
16.51
321
100
3.75
P5
0
0
24
7.477
73
22.74
152
47.35
72
22.43
321
100
3.85
P6
0
0
29
9.034
89
27.73
195
60.75
8
2.492
321
100
3.57
P7
1
0.312
10
3.115
133
41.43
126
39.25
51
15.89
321
100
3.67
P8
0
0
4
1.246
146
45.48
109
33.96
62
19.31
321
100
Rata-Rata Keseluruhan
f
Total
3.71
3.84
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1.
Pada pernyataan pertama terdapat 164 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 51,09%.
2.
Pada pernyataan kedua terdapat 168 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 52,34%.
Universitas Sumatera Utara
49
3.
Pada pernyataan ketiga terdapat 126 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 39,25%.
4.
Pada pernyataan keempat terdapat 155 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 48,29%.
5.
Pada pernyataan kelima terdapat 152 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 47,35%.
6.
Pada pernyataan keenam terdapat 195 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 60,75%.
7.
Pada pernyataan ketujuh terdapat 133 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 41,43%.
8.
Pada pernyataan kedelapan terdapat 146 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 45,48%.
Variabel Income
Tabel 4.8
Distribusi dan Frekuensi Income
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
500.000 s/d 600.000
51
15.9
15.9
15.9
600.000 s/d 700.000
140
43.6
43.6
59.5
700.000 s/d 800.000
110
34.3
34.3
93.8
100.0
> 800.000
Total
20
6.2
6.2
321
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui jumlah siswa dengan income Rp.500.000
s/d Rp. 600.000 sebanyak 51 orang dengan persentase 15,9% , jumlah siswa
dengan income Rp.600.000 s/d Rp.700.000 sebanyak 140 orang dengan
persentase 43,6%, jumlah siswa dengan income Rp.700.000 s/d Rp.800.000
Universitas Sumatera Utara
50
sebanyak 110 orang dengan persentase 34,3%, dan jumlah siswa dengan income
lebih besar dari Rp.800.000 sebanyak 20 orang dengan persentase 6,2%.
Mayoritas siswa memperoleh income Rp.600.000 s/d Rp.700.000 per bulan.
Variabel Pendidikan Orang Tua
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi dan Persentase Pendidikan Orang Tua
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
1
.3
.3
.3
SMP
8
2.5
2.5
2.8
SMA
104
32.4
32.4
35.2
Sarjana
199
62.0
62.0
97.2
100.0
Magister
Total
9
2.8
2.8
321
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui tingkat pendidikan orang tua dengan
tingkat pendidikan SD sebanyak 1 orang dengan persentase 0,3%,
tingkat
pendidikan SMP sebanyak 8 orang dengan persentase 2,5%, tingkat pendidikan
SMA 104 orang dengan persentase 32,4%, tingkat pendidikan Sarjana 199 orang
dengan persentase 62%, dan tingkat pendidikan Magister 9 orang dengan
persentase 2,8%.
Variabel Financial Behavior
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden untuk
Financial Behavior
P
STS
TS
R
F
%
F
%
F
P1
0
0
19
5.919
P2
0
0
9
2.804
P3
0
0
0
P4
0
0
9
S
SS
Total
Rata-Rata
%
F
%
F
%
F
%
75
23.36
178
1
0.312
85
55.45
49
15.26
321
100
3.8
26.48
226
70.4
321
100
4.64
0
44
13.71
70
21.81
207
64.49
321
100
4.51
2.804
43
13.4
95
29.6
174
54.21
321
100
4.35
Universitas Sumatera Utara
51
Lanjutan Tabel 4.10
P
STS
TS
R
S
SS
F
%
%
F
%
Rata-Rata
F
%
F
%
F
%
P5
0
0
14
4.361
36
11.21
71
22.12
200
62.31
321
100
4.42
P6
0
0
12
3.738
45
14.02
102
31.78
162
50.47
321
100
4.29
P7
3
0.935
1
0.312
141
43.93
69
21.5
107
33.33
321
100
3.86
P8
1
0.312
1
0.312
138
42.99
61
19
120
37.38
321
100
3.93
P9
0
0
0
0
45
14.02
113
35.2
163
50.78
321
100
4.37
Rata-Rata Keseluruhan
F
Total
4.24
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
1.
Pada pernyataan pertama terdapat 178 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 55,45%.
2.
Pada pernyataan kedua terdapat 226 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 70,4%.
3.
Pada pernyataan ketiga terdapat 207 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 64,49%.
4.
Pada pernyataan keempat terdapat 174 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 54,21%.
5.
Pada pernyataan kelima terdapat 200 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 62,31%.
6.
Pada pernyataan keenam terdapat 162 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 50,47%.
7.
Pada pernyataan ketujuh terdapat 141 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 43,93%
8.
Pada pernyataan kedelapan terdapat 138 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 42,99 %.
Universitas Sumatera Utara
52
9.
Pada pernyataan kesembilan terdapat 163 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 50,78%.
4.4
Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untu mendeteksi
apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan
pendekatan Kolmogorv-Smirnov.
1.
Pendekatan Grafik
Salah satu untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histogram, dan grafik normal plot yang membandingkan dua observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil dari out put SPSS terlihat
seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2
Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
Universitas Sumatera Utara
53
Pada p-plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak
untuk diuji dengan model regresi.
Gambar 4.2
Histogram Normalitas
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena
grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun
melenceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistribusi normal. Terbukti bahwa
data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
2.
Analisis Kolmogrov-Smirnov
Universitas Sumatera Utara
54
. Dasar pengambilan
Tingkat signifikansi yang digunakan
keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas
0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.11
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
321
.0000000
4.04608645
.075
.049
-.075
1.345
.054
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui nilai probabilitas
atau Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,054. Karena nilai probabilitas , yakni 0,054, lebih besar dibandingkan tingkat
signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 4.3
Grafik Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat
dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 5 diindikasi
suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.12
Uji Multikolinearitas
Collinearity
Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Financial Literacy (X1)
.995
1.005
Financial Satisfaction (X2)
.988
1.012
Income (X3)
.781
1.281
Pendidikan Orang Tua (X4)
.785
1.274
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui:
1.
Nilai VIF dari variabel financial literacy adalah 1,005 < 5, maka diindikasi
tidak terjadi multikolinearitas.
2.
Nilai VIF dari financial satisfaction adalah 1,012 < 5, maka diindikasi tidak
terjadi multikolinearitas.
3.
Nilai VIF dari income adalah 1,281 < 5, maka diindikasi tidak terjadi
multikolinearitas.
4.
Nilai VIF dari pendidikan orang tua adalah 1,274 < 5, maka diindikasi tidak
terjadi multikolinearitas.
Karena seluruh nilai VIF tidak lebih dari 5, maka diindikasi tidak terjadi
multikolinearitas.
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.13
Regression Analysis
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
B
Std. Error
16.005
6.753
Financial Literacy
(X1)
.218
.093
Financial
Satisfaction (X2)
.163
.055
Income (X3)
-.815
.324
Pendidikan Orang
Tua (X4)
1.248
.431
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
2.370
.018
.127
2.353
.019
.995
1.005
.160
2.942
.004
.988
1.012
-.154 -2.513
.012
.781
1.281
.004
.785
1.274
.176
2.892
a. Dependent Variable: Financial Behavior
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = 16,005 + 0,218X1 + 0,163X2 – 0,815X3 + 1,248X4
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:
1.
Nilai konstanta sebesar 16,005. Ini mempunyai arti bahwa semua variabel
independen (financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan
orang tua) yang diteliti dianggap konstan maka tingkat variabel financial
behavior (Y) tetap sebesar 16,005.
2.
Nilai koefisien regresi dari variabel financial literacy adalah 0,218, yakni
bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan financial literacy
berpengaruh positif terhadap financial behavior. Diketahui nilai signifikan
0,019 < 0,05 dan nilai thitung 2,353, maka financial literacy berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial behavior.
3.
Nilai koefisien regresi dari financial satisfaction adalah 0,163, yakni bernilai
positif.
Nilai
tersebut
dapat
diinterpretasikan
financial
satisfaction
berpengaruh positif terhadap financial behavior. Diketahui nilai signifikan
0,004 < 0,05 dan nilai thitung 2,942, maka financial satisfaction berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial behavior.
4.
Nilai koefisien regresi dari income adalah -0,815, yakni bernilai negatif. Nilai
tersebut dapat diinterpretasikan income berpengaruh negatif terhadap
financial behavior. Diketahui nilai signifikan 0,012 < 0,05 dan nilai thitung
-2,513, maka income berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial
behavior.
Universitas Sumatera Utara
58
5. Nilai koefisien regresi dari pendidikan orang tua adalah 1,248, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan pendidikan orang tua
berpengaruh positif terhadap financial behavior. Diketahui nilai signifikan
0,004 < 0,05 dan nilai thitung 2,892, maka pendidikan orang tua berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial behavior.
4.6 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (
) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.281a
.079
.067
4.07161
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan (X4), Financial Satisfaction
(X2), Financial Literacy (X1), Uang Saku (X3)
b. Dependent Variable: Financial Behavior
Berdasarkan Tabel 4.14, nilai koefisien determinasi
terletak pada
kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar
. Nilai
tersebut berarti variabel financial literacy, financial satisfaction, income, dan
pendidikan orang tua mampu mempengaruhi financial behavior sebesar 7,9%,
sisanya 92,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Universitas Sumatera Utara
59
4.7
Pengujian Hipotesis
4.7.1 Uji Signifikan Serempak (Uji F)
Uji
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.15
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Df
Mean Square
F
447.769
4
111.942
Residual
5238.661
316
16.578
Total
5686.430
320
6.752
Sig.
a
.000
a. Predictors: (Constant), Pendidikan Orang Tua (X4), Financial Satisfaction (X2), Financial Literacy
(X1), Income (X3)
b. Dependent Variable: Financial Behavior
Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui nilai F hitung adalah 6,752 dan nilai F tabel
adalah 2,4.
Jika Fhitung > Ftabel, pengaruh serempak signifikan.
Jika Fhitung < Ftabel, pengaruh serempak tidak signifikan.
Karena nilai Fhitung, yakni 6,752, lebih besar dibandingkan Ftabel 2,4, maka
variabel financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan orang
tua secara serempak berpengaruh signifikan terhadap financial behavior. Atau
diketahui nilai signifikan 0,000 < 0,05, variabel financial literacy, financial
satisfaction, income, dan pendidikan orang tua secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap financial behavior.
4.7.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan statistik t (Uji-t). Jika t hitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,
Universitas Sumatera Utara
60
sedangkan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat
signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Financial Literacy (X1)
Variabel financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,019 < 0,05, dan t hitung (2,353) > ttabel (1,97).
Artinya jika variabel financial literacy ditingkatkan sebesar satu-satuan maka
financial behavior akan meningkat sebesar 0,218.
2.
Financial Satisfaction (X2)
Variabel financial satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan, hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,004 < 0,05, dan t hitung (2,942) > ttabel (1,97).
Artinya jika variabel financial satisfaction ditingkatkan sebesar satu-satuan
maka financial behavior akan meningkat sebesar 0,163.
3.
Income (X3)
Variabel financial satisfaction berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,012 < 0,05, dan t hitung |-2,513| > ttabel (1,97).
Artinya meskipun variabel income ditingkatkan sebesar satu-satuan maka
financial behavior tidak akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
61
4.
Pendidikan Orang Tua (X4)
Variabel pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,004 < 0,05, dan t hitung (2,892) > ttabel(1,97).
Artinya jika variabel pendidikan orang tua ditingkatkan sebesar satu-satuan
maka financial behavior akan meningkat sebesar 1,248.
4.8
Pembahasan
4.8.1 Pengaruh Financial Literacy terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa financial
literacy berpengaruh positif (dengan nilai kofisien 0,218) dan signifikan (dengan
nilai signifikan 0,019 < 0,05) terhadap financial behavior pada siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan. Semakin tinggi tingkat financial literacy
seseorang, maka perilaku keuangannya cenderung semakin baik. Seseorang yang
memiliki pengetahuan keuangan yang baik maka akan semakin baik perilakunya
dalam mengelola keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sabri, et al.(2008), yang menyatakan bahwa financial literacy
berpengaruh terhadap financial behavior. Seseorang yang memiliki pengetahuan
keuangan maka akan dapat mengelola keuangnnya dengan baik pula. Financial
literacy dapat dilihat dari kemampuan menganalisis dan memahami pengetahuan
umum keuangan, pengetahuan manajemen uang, pengetahuan tabungan dan
investasi, dan pengetahuan mengenai risiko.
Universitas Sumatera Utara
62
4.8.2 Pengaruh Financial Satisfaction terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa financial
satisfaction berpengaruh positif (dengan nilai koefisien 0,163) dan signifikan
(dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05) terhadap financial behavior pada siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Semakin tinggi kepuasan seseorang
terhadap kondisi keuangannya, maka perilaku keuangannya cenderung semakin
baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robb dan
Woodyard (2011), yang menyatakan bahwa financial satisfaction berpengaruh
terhadap financial behavior. Seseorang yang puas akan kondisi keuangannya akan
siap untuk mengelola keuangan dengan perilaku keuangan yang baik. Financial
satisfaction dapat dilihat dari puas atau tidaknya seseorang dengan jumlah income
yang diterima, jumlah tabungan, terpenuhinya kebutuhan bulanan, terpenuhinya
barang-barang yang diinginkan.
4.8.3 Pengaruh Income terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa income
berpengaruh negatif (dengan nilai koefisien -0,815) dan signifikan (dengan nilai
signifikan 0,012 < 0,05) terhadap financial behavior. Hal ini berarti semakin
tinggi income yang diperoleh siswa, maka perilaku keuangannya cenderung tidak
baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andrew
dan Linawati (2014), yang menyatakan seseorang yang berpendapatan tinggi
cenderung lebih bijak perilaku keuangannya bia dibandingkan seseorang yang
berpendapatan lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
63
4.8.4 Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pendidikan orang tua berpengaruh secara positif (dengan nilai koefisien 1,284)
dan signifikan (dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05) terhadap financial behavior
pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal ini berarti pendidikan
orang tua memiliki pengaruh terhadap financial behavior siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan. Orang tua yang memiliki pendidikan yang baik
maka akan mampu mengarahkan anaknya mengelola keuangan dengan perilaku
keuangan yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sabri, et al. (2008), yang menyatakan bahwa pendidikan
orang tua berpengaruh terhadap financial behavior. Namun hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Grohmann dan Menkhoff (2015), yang
menyatakan bahwa latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruh
terhadap perilaku keuangan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Secara parsial financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan .
2.
Secara parsial financial satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
3.
Secara parsial income berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan .
4.
Secara parsial pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan
terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Medan.
5.
Secara serempak financial literacy, financial satisfaction, income, dan
pendidikan orang tua berpengaruh signifikan terhadap financial behavior
pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan, maka saran yang dapat diberikan
peneliti adalah sebagai berikut:
64
Universitas Sumatera Utara
65
1.
Untuk meningkatkan financial literacy siswa, perlu diadakan seminar di tiap
sekolah mengenai pemahaman tentang financial literacy. Selain itu, pelatihan
untuk guru juga perlu dilakukan, dengan pelatihan tersebut diharapkan para guru
mampu menjadi fasilitator bagi siswa untuk meningkatkan financial literacy.
2.
Untuk mendidik anak agar selalu puas dengan kondisi keuangannya, maka
anak harus diajarkan untuk menghindari pola hidup konsumtif dan selalu
menyisihkan sebagian uang saku untuk ditabung.
3.
Disarankan kepada orang tua agar membatasi uang saku pada anak sesuai
kebutuhan agar anak tidak membelanjakan uangnya secara berlebihan. .
4.
Komunikasi antara orang tua dan anak harus dilakukan dalam mengatur keuangan.
Anak harus diajarkan bagaimana menggunakan uang saku dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Penelitian
Asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.
Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. (Sugiyono, 2012:36).
3.2
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan di
Jalan Pelajar No.17 Medan, yang akan di mulai pada bulan Juni 2017 sampai
dengan Juli 2017.
3.3
Batasan Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1.
Variabel Independen, yaitu variabel yang nilainya tidak bergantung pada
variabel lain. Adapun variabel independen dalam penelitian ini yaitu financial
literacy, financial satisfaction, income,dan pendidikan orang tua.
2.
Variabel Dependen, yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel dependen yaitu financial behavior.
30
Universitas Sumatera Utara
31
3.4
1.
Definisi Operasional Variabel
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial behavior. Financial
behavior berhubungan dengan bagaimana seseorang memperlakukan,
mengelola, dan menggunakan sumber daya keuangan yang ada padanya.
2.
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah financial literacy, financial
satisfaction, income, dan pendidikan orang tua.
a.
Financial Literacy, merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan
untuk mengelola keuangan guna meningkatkan kesejahteraan.
b.
Financial Satisfaction merupakan persepsi seseorang mengenai puas atau
tidaknya terhadap kondisi keuangan yang dimilikinya.
c.
Income (pendapatan), yaitu semua cash inflow yang diterima oleh
seseorang secara rutin setiap bulan.
d.
Pendidikan Orang Tua, merupakan suatu jenjang yang ditempuh oleh
orang tua siswa, yakni jenjang pendidikan formal.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel
Definisi Variabel
Financial
Literacy
(X1)
Kemampuan untuk membaca,
menganalisis, mengelola, dan
memahami
hal-hal
yang
berhubungan
dengan
keuangan pribadi.
Indikator
1.
2.
3.
4.
Financial
Satisfaction
(X2)
Persepsi seseorang mengenai
puas atau tidaknya terhadap
kondisi
keuangan
yang
dimilikinya.
1.
2.
Pengetahuan umum
keuangan.
Pengetahuan manajemen
uang.
Pengetahuan mengenai
tabungan dan investasi.
Pengetahuan mengenai
risiko.
Jumlah income yang
diterima
Jumlah saldo pada
tabungan
Skala
Ukur
Likert
Likert
Universitas Sumatera Utara
32
Lanjutan Tabel 3.1
Variabel
Definisi Variabel
Indikator
3.
4.
Income
(X3)
Pendidikan
Orang Tua
(X4)
Financial
Behavior
(Y)
3.5
yang 1.
Semua cash inflow
diterima oleh siswa secara rutin 2.
3.
setiap bulan.
4.
5.
Suatu jenjang yang ditempuh 1.
oleh orang tua siswa, yakni 2.
jenjang pendidikan formal.
3.
4.
5.
Cara individu memperlakukan, 1.
mengelola, dan menggunakan 2.
sumber daya keuangan yang 3.
ada padanya
Terpenuhinya kebutuhan
bulanan
Terpenuhinya barangbarang yang diinginkan
< Rp.500.000
Rp.500.000 - Rp.600.000
Rp.600.000 - Rp.700.000
Rp.700.000 - Rp.800.000
> Rp.800.000
SD
SMP
SMA
Sarjana
Magister
Kegiatan konsumsi
Cash flow management
Menabung dan Investasi
Skala
Ukur
Ordinal
Ordinal
Likert
Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
skala Likert dan skala ordinal. Adapun variabel yang menggunakan dengan skala
Likert yaitu financial literacy, financial satisfaction, dan financial behavior.
Sedangkan variabel yang menggunakan skala ordinal yaitu income dan
pendidikan orang tua. Skala ordinal atau skala peringkat merupakan skala yang
membedakan kategori berdasarkan peringkat. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Sugiyono (2012:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan
jawaban sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
33
Table 3.2
Skor Pendapat Responden
No
1
2
3
4
5
3.6
Skala
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Ragu-Ragu (R)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor
5
4
3
2
1
Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Menurut Kuncoro (2009:118) populasi adalah kelompok elemen yang
lengkap, biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik
untuk mempelajari atau menjadi objek penelitian. Populasi penelitian ini adalah siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Berdasarkan data yang diperoleh tahun
2017, jumlah siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan adalah 1.623 orang.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012:73). Penelitian ini menggunakan teknik
proportional random sampling, dengan mengambil sampel dari beberapa
subpopulasi. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Slovin.
Rumus Slovin:
Universitas Sumatera Utara
34
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
E = Standar Error 0,05 (5%)
Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah sampel penelitian dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:
=
1.623
1+ 1.623 (0,05)2
= 320,90 dibulatkan 321 siswa.
Berdasarkan rumus tersebut, selanjutnya dapat dihitung besarnya sampel
dari masing-masing kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Jumlah Sampel Pada Setiap Kelas
Program Studi
Perhitungan
Jumlah Sampel
Kelas X
(610/1623)x321
120,64 ≈ 121
Kelas XI
(515/1623)x321
101,85 ≈ 102
Kelas XII
(498/1623)x321
98,49 ≈ 98
Total sampel yang akan diteliti
3.7
321
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil pengisian kuesioner oleh
siswa yang menjadi responden.
Universitas Sumatera Utara
35
3.8
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitaian ini adalah
sebagai berikut:
1.
Pembagian Angket (Questionare)
Menurut Sugiyono (2012:199) kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar
pernyataan kepada siswa yang terpilih sebagai responden. Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan
persepsinya. Pernyataan tersebut disusun peneliti berdasarkan indikator dari
setiap variabel penelitian. Untuk variabel financial literacy, pernyataan yang
dibuat mengacu pada buku literasi keuangan khusus untuk siswa Sekolah
Menengah Atas yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan judul
“Mengenal Otoritas Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan”.
2.
Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan mempelajari literaturliteratur yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti baik untuk
mendapatkan landasan teori ataupun untuk memperdalam wawasan peneliti.
3.9
Uji Validitas dan Reliabilitas
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pernyataan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
Universitas Sumatera Utara
36
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat
pada kolom correcteditem-total correlations) dengan r tabel untuk degree of
freedom (df)=n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
item. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid
(Ghozali,2011:45). Uji validitas dilakukan diluar sampel yaitu pada 30 orang
siswa Sekolah Menengah Atas Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30
responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang
sama dengan responden penelitian.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Menurut Situmorang dan Lufti (2014:92), pengujian
reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrument yang dalam hal ini
kuesioner dapat di gunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang
sama. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai alpha (α) > 0,6
yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda
akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha (α) < 0,6
maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan
penelitian ulang dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang
berbeda, dengan kriteria sebagai berikut :
1.
Jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0.80, maka reliabilitas sangat baik.
Universitas Sumatera Utara
37
2.
Jika memberikan nilai 0,70 < cronbach’s alpha > 0,80, maka reliabilitas baik.
3.
Jika memberikan nilai cronbach’s alpha < 0,70, maka reliabilitas kurang meyakinkan.
3.10
Analisis Deskriptif
Tujuan dari metode ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian yang diamati dengan cara melihat tabel statistik
deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean, nilai minimal dan
maksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut. Untuk melakukan
analisis dekriptif, dapat menggunakan teknik analisis indeks. Analisis ini
bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas item-item pertanyaan
yang diajukan (Ferdinand, 2011:273).
3.11
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang
termasuk layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.11.1
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui distribusi data mengikuti
atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng,
(Situmorang dan Lufti, 2014:114). Data yang baik adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri
atau menceng ke kanan. Dengan adanya tes normalitas maka hasil penelitian bisa
digeneralisasikan pada populasi. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi
Universitas Sumatera Utara
38
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau
dengan melihat histogram dari residualnya.
3.11.2
Uji Heteroskedastisitas
Adanya varians variabel independent adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan pengambilan
keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka akan ada nilai indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan
model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas
juga pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang
sama di antara anggota grup tersebut (Situmorang dan Lufti, 2014:121).
3.11.3
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan nilai Variance Infaltion
Factor (VIF). Jika nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika
nilai Tolerance > 0.1 atau sama dengan nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2014:153).
Universitas Sumatera Utara
39
3.12
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini model dan teknik analisis data menggunakan
pendekatan regresi linier berganda. Adapun model analisis data dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan rumus:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
di mana:
Y
= Financial Behavior
β1 - β4 = Koefisien Regresi
X1
= Financial Literacy
X2
= Financial Satisfaction
X3
= Income
X4
= Pendidikan Orang Tua
ε
= Tingkat Kesalahan (error of term)
3.13
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dianalisis dengan cara berikut:
1.
Uji Signifikan Serempak (Uji-F)
Pengujian ini dilakuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel independen
secara serempak teradap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
a.
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = 0, artinya secara serempak tidak terdapat pengaruh yang
signifikan dari Financial Literacy, Financial Satisfaction, Income, dan Pendidikan
Orang Tua terhadap Financial Behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Medan.
Universitas Sumatera Utara
40
b.
H1: β1 ≠ 0 artinya secara serempak terdapat pengaruh yang signifikan dari Financial
Literacy, Financial Satisfaction, Income, dan Pendidikan Orang Tua terhadap Financial
Behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai signifikan F > 0,05
maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai signifikan F < 0,05 maka
H1 diterima, artinya jika ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai Fhitung dan nilai F tabel. Dimana kriterianya yaitu:
a.
H0 diterima jika Fhitung ≤ F tabel atau sig F ≥ α (5%)
b.
H1 diterima jika Fhitung ≥ F tabel atau sig F ≥ α (5%)
2.
Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara
parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk
pengujiannya adalah:
a.
Financial Literacy
H0 : β1 = 0, artinya financial literacy tidak berpengaruh signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha:β1 ≠ 0, artinya financial literacy berpengaruh signifikan terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Universitas Sumatera Utara
41
b.
Financial Satisfaction
H0 : β2 = 0, artinya financial satisfaction berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha : β2 ≠ 0, artinya financial satisfaction berpengaruh positif signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
c.
Income
H0 : β3 = 0, artinya income berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha : β3 ≠ 0, artinya income berpengaruh positif signifikan terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
d.
Pendidikan Orang Tua
H0 : β3 = 0, artinya pendidikan orang tua berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Ha : β3 ≠ 0, artinya pendidikan orang tua berpengaruh positif signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas Negeri di Provinsi Sumatera Utara. Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 Medan berada di belakang Stadion Teladan, tepatnya di Jalan Pelajar
No.17 Medan. Awalnya merupakan pengembangan dari Sekolah Menengah Atas
Negeri 3, yang mengelola sekolah sore di Jalan Sisingamangaraja (Simpang
Limun) Medan. Tahun 1960, sekolah sore itu berpisah dari Sekolah Menengah
Atas Negeri 5 Medan. Sejak saat itu Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan
pindah ke Jalan Pelajar No.17 Medan.
Pertama kali Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan ini dibangun pada
tanggal 2 Februari 1986. Didirikan dengan 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru,
1 ruang tata usaha, dan 9 ruang kegiatan belajar mengajar. Dengan perkembangan
jumlah siswa yang mendaftar, semakin lama semakin bertambah akhirnya Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan ini memiliki gedung yang dapat menampung
1.000 orang lebih siswa dengan jumlah ruangan kelas sebanyak 38 ruang, kelas X
MIPA/IPS berjumlah 14 ruangan, kelas XI berjumlah 12 ruangan, dan kelas XII
berjumlah 12 ruangan. Adapun fasilitas yang tersedia untuk menunjang kegiatan
belajar mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan, antara lain:
Perpustakaan, Laboratorium Biologi, Laboratorium Fisika, Laboratorium Kimia,
Laboratorium Komputer, Aula, Ruang Koperasi, Lapangan Basket, Lapangan
Futsal, dan Lapangan Voli. Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan memiliki
42
Universitas Sumatera Utara
43
banyak kegiatan ekstrakurikuler, antara lain: Paskibra (Pasukan Pengibar
Bendera), Basket, PMR (Palang Merah Remaja), Seksi Kerohanian Islam/Rohis,
Jurnalistik, Pramuka, Paduan Suara, Futsal, Pencak Silat, dan Sanggar Seni.
4.2
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.1 Uji Validitas
Tabel 4.1
Uji Validitas Untuk Pernyataan Financial Literacy
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
p15
p16
p17
59.5333
60.2667
59.7667
61.0667
59.6667
61.4000
60.7667
60.4333
60.3667
60.8000
59.9333
59.7333
60.8333
59.5333
59.4667
59.4333
59.4000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
163.361
172.409
166.254
181.375
165.609
185.903
176.737
172.116
172.240
177.200
167.857
164.685
178.971
163.982
162.809
162.530
162.317
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.964
.968
.965
.970
.965
.970
.968
.966
.967
.967
.965
.964
.971
.964
.964
.963
.963
.920
.681
.886
.467
.884
.418
.633
.806
.735
.752
.860
.937
.458
.923
.962
.971
.978
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Tabel 4.2
Uji Validitas Untuk Pernyataan Financial Satisfaction
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
P1
P2
23.7000
23.5000
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
29.803
30.121
.841
.899
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.918
.912
Universitas Sumatera Utara
44
Lanjutan Tabel 4.2
Scale Mean if
Item Deleted
P3
P4
P5
P6
P7
P8
23.8000
23.8667
23.7333
24.0333
24.1667
24.0667
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
31.959
33.292
31.030
33.344
35.454
33.857
.720
.752
.808
.744
.645
.739
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.927
.924
.920
.925
.932
.926
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Tabel 4.3
Uji Validitas Untuk Pernyataan Financial Behavior
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
28.9333
28.7333
28.9667
29.2000
29.1333
29.4333
29.3333
29.4000
28.7333
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
43.375
42.961
44.171
43.752
43.844
45.771
45.747
46.800
43.651
.782
.798
.767
.867
.796
.880
.700
.684
.771
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
.936
.935
.936
.931
.935
.932
.940
.940
.936
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi (Corrected
Item-Total Correlation) yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3. Berdasarkan
hasil uji validitas pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan Tabel 4.3 diketahui seluruh
pernyataan bersifat valid.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pernyataan yang telah memiliki
atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka
Universitas Sumatera Utara
45
tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas. Berikut hasil dari uji reliabilitas
terhadap pernyataan yang valid.
Tabel 4.4
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.980
34
Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian
bersifat reliable. Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha
Cronbach 0,980 lebih besar dari 0,6.
4.3
Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai frekuensi dan persentase financial literacy, financial
satisfaction, income, pendidikan orang tua dan financial behavior.
Variabel Financial Literacy
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Untuk
Financial Literacy
STS
P
TS
F
R
%
F
S
%
F
SS
%
f
Total
%
RataRata
F
%
f
%
P1
0
0
0
0
6
1.869
80
24.92
235
P2
0
0
0
0
63
19.63
177
55.14
81
73.21
321
100
4.71
25.23
321
100
P3
0
0
0
0
2
0.623
123
38.32
196
4.06
61.06
321
100
4.6
P4
0
0
36
11.21
210
65.42
75
23.36
0
0
321
100
3.12
P5
0
0
0
0
0
0
92
28.66
229
71.34
321
100
4.71
P6
0
0
166
51.71
153
47.66
1
0.312
1
0.312
321
100
2.49
P7
0
0
27
8.411
126
39.25
148
46.11
20
6.231
321
100
3.5
P8
0
0
1
0.312
83
25.86
210
65.42
27
8.411
321
100
3.82
P9
0
0
2
0.623
87
27.1
142
44.24
90
28.04
321
100
4
Universitas Sumatera Utara
46
Lanjutan Tabel 4.5
P
STS
TS
F
R
%
F
S
%
F
SS
%
%
f
%
RataRata
F
%
P10
0
0
1
0.312
202
62.93
91
28.35
27
8.411
321
100
3.45
P11
0
0
0
0
2
0.623
179
55.76
140
43.61
321
100
4.43
P12
0
0
0
0
1
0.312
92
28.66
228
71.03
321
100
4.71
P13
0
0
62
19.31
89
27.73
168
52.34
2
0.623
321
100
3.34
P14
0
0
1
0.312
1
0.312
35
10.9
284
88.47
321
100
4.88
P15
0
0
0
0
3
0.935
37
11.53
281
87.54
321
100
4.87
P16
0
0
0
0
7
2.181
21
6.542
293
91.28
321
100
4.89
P17
0
0
1
0.312
2
0.623
29
9.034
289
90.03
321
100
Rata-Rata Keseluruhan
f
Total
4.89
4.14
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Keterangan: STS:
Sangat Tidak Setuju, TS: Tidak Setuju, R: Ragu-Ragu, S: Setuju, SS: Sangat
Setuju
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1.
Pada pernyataan pertama terdapat 235 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 73,21%.
2.
Pada pernyataan kedua terdapat 177 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 55,14%.
3.
Pada pernyataan ketiga terdapat 196 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 61,06%.
4.
Pada pernyataan keempat terdapat 210 orang dominan menjawab “Raguragu” dengan persentase 65,42%.
5.
Pada pernyataan kelima terdapat 229 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 71,34%.
6.
Pada pernyataan keenam terdapat 166 orang dominan menjawab “Tidak
Setuju” dengan persentase 51,71%.
7.
Pada pernyataan ketujuh terdapat 148 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 46,11%.
Universitas Sumatera Utara
47
8.
Pada pernyataan kedelapan terdapat 210 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 65,42%.
9.
Pada pernyataan kesembilan terdapat 142 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 44,24%.
10. Pada pernyataan kesepuluh terdapat 202 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 62,93%.
11. Pada pernyataan kesebelas terdapat 179 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 55,76%.
12. Pada pernyataan keduabelas terdapat 228 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 71,03%.
13. Pada pernyataan ketigabelas terdapat 168 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 52,34%.
14. Pada pernyataan keempatbelas terdapat 284 orang dominan menjawab
“Sangat Setuju” dengan persentase 88,47%.
15. Pada pernyataan kelima belas terdapat 293 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 87,54%.
16. Pada pernyataan keenam belas terdapat 293 orang dominan menjawab
“Sangat Setuju” dengan persentase 91,28%.
17. Pada pernyataan ketujuh belas terdapat 289 orang dominan menjawab
“Sangat Setuju” dengan persentase 90,03%.
Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui jumlah siswa dengan financial literacy
rendah sebanyak 159 (49,5%), sementara jumlah siswa dengan financial literacy
tinggi sebanyak 162 (50,5%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa
Universitas Sumatera Utara
48
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan memiliki tingkat financial literacy yang
tinggi.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Financial Literacy
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Percent
Financial Literacy yang
Rendah
159
49.5
49.5
49.5
Financial Literacy yang
Tinggi
162
50.5
50.5
100.0
Total
321
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Variabel Financial Satisfaction
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Financial Satisfaction
P
STS
TS
R
S
SS
%
f
%
RataRata
F
%
f
%
F
%
f
%
P1
0
0
23
7.165
42
13.08
164
51.09
92
28.66
321
100
4.01
P2
0
0
20
6.231
9
2.804
168
52.34
124
38.63
321
100
4.23
P3
0
0
5
1.558
99
30.84
126
39.25
91
28.35
321
100
3.94
P4
0
0
21
6.542
92
28.66
155
48.29
53
16.51
321
100
3.75
P5
0
0
24
7.477
73
22.74
152
47.35
72
22.43
321
100
3.85
P6
0
0
29
9.034
89
27.73
195
60.75
8
2.492
321
100
3.57
P7
1
0.312
10
3.115
133
41.43
126
39.25
51
15.89
321
100
3.67
P8
0
0
4
1.246
146
45.48
109
33.96
62
19.31
321
100
Rata-Rata Keseluruhan
f
Total
3.71
3.84
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa:
1.
Pada pernyataan pertama terdapat 164 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 51,09%.
2.
Pada pernyataan kedua terdapat 168 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 52,34%.
Universitas Sumatera Utara
49
3.
Pada pernyataan ketiga terdapat 126 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 39,25%.
4.
Pada pernyataan keempat terdapat 155 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 48,29%.
5.
Pada pernyataan kelima terdapat 152 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 47,35%.
6.
Pada pernyataan keenam terdapat 195 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 60,75%.
7.
Pada pernyataan ketujuh terdapat 133 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 41,43%.
8.
Pada pernyataan kedelapan terdapat 146 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 45,48%.
Variabel Income
Tabel 4.8
Distribusi dan Frekuensi Income
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
500.000 s/d 600.000
51
15.9
15.9
15.9
600.000 s/d 700.000
140
43.6
43.6
59.5
700.000 s/d 800.000
110
34.3
34.3
93.8
100.0
> 800.000
Total
20
6.2
6.2
321
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui jumlah siswa dengan income Rp.500.000
s/d Rp. 600.000 sebanyak 51 orang dengan persentase 15,9% , jumlah siswa
dengan income Rp.600.000 s/d Rp.700.000 sebanyak 140 orang dengan
persentase 43,6%, jumlah siswa dengan income Rp.700.000 s/d Rp.800.000
Universitas Sumatera Utara
50
sebanyak 110 orang dengan persentase 34,3%, dan jumlah siswa dengan income
lebih besar dari Rp.800.000 sebanyak 20 orang dengan persentase 6,2%.
Mayoritas siswa memperoleh income Rp.600.000 s/d Rp.700.000 per bulan.
Variabel Pendidikan Orang Tua
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi dan Persentase Pendidikan Orang Tua
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
SD
1
.3
.3
.3
SMP
8
2.5
2.5
2.8
SMA
104
32.4
32.4
35.2
Sarjana
199
62.0
62.0
97.2
100.0
Magister
Total
9
2.8
2.8
321
100.0
100.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.9, diketahui tingkat pendidikan orang tua dengan
tingkat pendidikan SD sebanyak 1 orang dengan persentase 0,3%,
tingkat
pendidikan SMP sebanyak 8 orang dengan persentase 2,5%, tingkat pendidikan
SMA 104 orang dengan persentase 32,4%, tingkat pendidikan Sarjana 199 orang
dengan persentase 62%, dan tingkat pendidikan Magister 9 orang dengan
persentase 2,8%.
Variabel Financial Behavior
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden untuk
Financial Behavior
P
STS
TS
R
F
%
F
%
F
P1
0
0
19
5.919
P2
0
0
9
2.804
P3
0
0
0
P4
0
0
9
S
SS
Total
Rata-Rata
%
F
%
F
%
F
%
75
23.36
178
1
0.312
85
55.45
49
15.26
321
100
3.8
26.48
226
70.4
321
100
4.64
0
44
13.71
70
21.81
207
64.49
321
100
4.51
2.804
43
13.4
95
29.6
174
54.21
321
100
4.35
Universitas Sumatera Utara
51
Lanjutan Tabel 4.10
P
STS
TS
R
S
SS
F
%
%
F
%
Rata-Rata
F
%
F
%
F
%
P5
0
0
14
4.361
36
11.21
71
22.12
200
62.31
321
100
4.42
P6
0
0
12
3.738
45
14.02
102
31.78
162
50.47
321
100
4.29
P7
3
0.935
1
0.312
141
43.93
69
21.5
107
33.33
321
100
3.86
P8
1
0.312
1
0.312
138
42.99
61
19
120
37.38
321
100
3.93
P9
0
0
0
0
45
14.02
113
35.2
163
50.78
321
100
4.37
Rata-Rata Keseluruhan
F
Total
4.24
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
1.
Pada pernyataan pertama terdapat 178 orang dominan menjawab “Setuju”
dengan persentase 55,45%.
2.
Pada pernyataan kedua terdapat 226 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 70,4%.
3.
Pada pernyataan ketiga terdapat 207 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 64,49%.
4.
Pada pernyataan keempat terdapat 174 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 54,21%.
5.
Pada pernyataan kelima terdapat 200 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 62,31%.
6.
Pada pernyataan keenam terdapat 162 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 50,47%.
7.
Pada pernyataan ketujuh terdapat 141 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 43,93%
8.
Pada pernyataan kedelapan terdapat 138 orang dominan menjawab “RaguRagu” dengan persentase 42,99 %.
Universitas Sumatera Utara
52
9.
Pada pernyataan kesembilan terdapat 163 orang dominan menjawab “Sangat
Setuju” dengan persentase 50,78%.
4.4
Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi
distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Jika asumsi ini
dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untu mendeteksi
apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan
pendekatan Kolmogorv-Smirnov.
1.
Pendekatan Grafik
Salah satu untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik
histogram, dan grafik normal plot yang membandingkan dua observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal. Hasil dari out put SPSS terlihat
seperti Gambar 4.1 dan Gambar 4.2
Gambar 4.1
Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
Universitas Sumatera Utara
53
Pada p-plot terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan
cenderung mengikuti arah garis diagonal. Hal ini menunjukkan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini memenuhi asumsi normalitas sehingga layak
untuk diuji dengan model regresi.
Gambar 4.2
Histogram Normalitas
Berdasarkan grafik dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena
grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak melenceng kanan maupun
melenceng kiri. Jadi, berarti data residual berdistribusi normal. Terbukti bahwa
data maupun model yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.
2.
Analisis Kolmogrov-Smirnov
Universitas Sumatera Utara
54
. Dasar pengambilan
Tingkat signifikansi yang digunakan
keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika nilai probabilitas
0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.
Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 4.11
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,,b
Most Extreme Differences
321
.0000000
4.04608645
.075
.049
-.075
1.345
.054
Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.11, diketahui nilai probabilitas
atau Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 0,054. Karena nilai probabilitas , yakni 0,054, lebih besar dibandingkan tingkat
signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 4.3
Grafik Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat
dari nilai variance inflation factor (VIF). Nilai VIF yang lebih dari 5 diindikasi
suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.12
Uji Multikolinearitas
Collinearity
Statistics
Model
1
Tolerance
VIF
(Constant)
Financial Literacy (X1)
.995
1.005
Financial Satisfaction (X2)
.988
1.012
Income (X3)
.781
1.281
Pendidikan Orang Tua (X4)
.785
1.274
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui:
1.
Nilai VIF dari variabel financial literacy adalah 1,005 < 5, maka diindikasi
tidak terjadi multikolinearitas.
2.
Nilai VIF dari financial satisfaction adalah 1,012 < 5, maka diindikasi tidak
terjadi multikolinearitas.
3.
Nilai VIF dari income adalah 1,281 < 5, maka diindikasi tidak terjadi
multikolinearitas.
4.
Nilai VIF dari pendidikan orang tua adalah 1,274 < 5, maka diindikasi tidak
terjadi multikolinearitas.
Karena seluruh nilai VIF tidak lebih dari 5, maka diindikasi tidak terjadi
multikolinearitas.
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS dengan
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.13
Regression Analysis
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
B
Std. Error
16.005
6.753
Financial Literacy
(X1)
.218
.093
Financial
Satisfaction (X2)
.163
.055
Income (X3)
-.815
.324
Pendidikan Orang
Tua (X4)
1.248
.431
Standardized
Coefficients
Beta
Collinearity
Statistics
T
Sig.
Tolerance
VIF
2.370
.018
.127
2.353
.019
.995
1.005
.160
2.942
.004
.988
1.012
-.154 -2.513
.012
.781
1.281
.004
.785
1.274
.176
2.892
a. Dependent Variable: Financial Behavior
Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y = 16,005 + 0,218X1 + 0,163X2 – 0,815X3 + 1,248X4
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, diketahui:
1.
Nilai konstanta sebesar 16,005. Ini mempunyai arti bahwa semua variabel
independen (financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan
orang tua) yang diteliti dianggap konstan maka tingkat variabel financial
behavior (Y) tetap sebesar 16,005.
2.
Nilai koefisien regresi dari variabel financial literacy adalah 0,218, yakni
bernilai positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan financial literacy
berpengaruh positif terhadap financial behavior. Diketahui nilai signifikan
0,019 < 0,05 dan nilai thitung 2,353, maka financial literacy berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial behavior.
3.
Nilai koefisien regresi dari financial satisfaction adalah 0,163, yakni bernilai
positif.
Nilai
tersebut
dapat
diinterpretasikan
financial
satisfaction
berpengaruh positif terhadap financial behavior. Diketahui nilai signifikan
0,004 < 0,05 dan nilai thitung 2,942, maka financial satisfaction berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial behavior.
4.
Nilai koefisien regresi dari income adalah -0,815, yakni bernilai negatif. Nilai
tersebut dapat diinterpretasikan income berpengaruh negatif terhadap
financial behavior. Diketahui nilai signifikan 0,012 < 0,05 dan nilai thitung
-2,513, maka income berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial
behavior.
Universitas Sumatera Utara
58
5. Nilai koefisien regresi dari pendidikan orang tua adalah 1,248, yakni bernilai
positif. Nilai tersebut dapat diinterpretasikan pendidikan orang tua
berpengaruh positif terhadap financial behavior. Diketahui nilai signifikan
0,004 < 0,05 dan nilai thitung 2,892, maka pendidikan orang tua berpengaruh
positif dan signifikan terhadap financial behavior.
4.6 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (
) merupakan suatu nilai (nilai proporsi) yang
mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan
dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas.
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.281a
.079
.067
4.07161
a. Predictors: (Constant), Tingkat Pendidikan (X4), Financial Satisfaction
(X2), Financial Literacy (X1), Uang Saku (X3)
b. Dependent Variable: Financial Behavior
Berdasarkan Tabel 4.14, nilai koefisien determinasi
terletak pada
kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar
. Nilai
tersebut berarti variabel financial literacy, financial satisfaction, income, dan
pendidikan orang tua mampu mempengaruhi financial behavior sebesar 7,9%,
sisanya 92,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Universitas Sumatera Utara
59
4.7
Pengujian Hipotesis
4.7.1 Uji Signifikan Serempak (Uji F)
Uji
bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara
bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.
Tabel 4.15
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
Regression
Df
Mean Square
F
447.769
4
111.942
Residual
5238.661
316
16.578
Total
5686.430
320
6.752
Sig.
a
.000
a. Predictors: (Constant), Pendidikan Orang Tua (X4), Financial Satisfaction (X2), Financial Literacy
(X1), Income (X3)
b. Dependent Variable: Financial Behavior
Berdasarkan Tabel 4.15, diketahui nilai F hitung adalah 6,752 dan nilai F tabel
adalah 2,4.
Jika Fhitung > Ftabel, pengaruh serempak signifikan.
Jika Fhitung < Ftabel, pengaruh serempak tidak signifikan.
Karena nilai Fhitung, yakni 6,752, lebih besar dibandingkan Ftabel 2,4, maka
variabel financial literacy, financial satisfaction, income, dan pendidikan orang
tua secara serempak berpengaruh signifikan terhadap financial behavior. Atau
diketahui nilai signifikan 0,000 < 0,05, variabel financial literacy, financial
satisfaction, income, dan pendidikan orang tua secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap financial behavior.
4.7.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak
digunakan statistik t (Uji-t). Jika t hitung < ttabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak,
Universitas Sumatera Utara
60
sedangkan jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jika tingkat
signifikansi dibawah 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Financial Literacy (X1)
Variabel financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,019 < 0,05, dan t hitung (2,353) > ttabel (1,97).
Artinya jika variabel financial literacy ditingkatkan sebesar satu-satuan maka
financial behavior akan meningkat sebesar 0,218.
2.
Financial Satisfaction (X2)
Variabel financial satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan, hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,004 < 0,05, dan t hitung (2,942) > ttabel (1,97).
Artinya jika variabel financial satisfaction ditingkatkan sebesar satu-satuan
maka financial behavior akan meningkat sebesar 0,163.
3.
Income (X3)
Variabel financial satisfaction berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,012 < 0,05, dan t hitung |-2,513| > ttabel (1,97).
Artinya meskipun variabel income ditingkatkan sebesar satu-satuan maka
financial behavior tidak akan meningkat.
Universitas Sumatera Utara
61
4.
Pendidikan Orang Tua (X4)
Variabel pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal
ini terlihat dari nilai signifikan 0,004 < 0,05, dan t hitung (2,892) > ttabel(1,97).
Artinya jika variabel pendidikan orang tua ditingkatkan sebesar satu-satuan
maka financial behavior akan meningkat sebesar 1,248.
4.8
Pembahasan
4.8.1 Pengaruh Financial Literacy terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa financial
literacy berpengaruh positif (dengan nilai kofisien 0,218) dan signifikan (dengan
nilai signifikan 0,019 < 0,05) terhadap financial behavior pada siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan. Semakin tinggi tingkat financial literacy
seseorang, maka perilaku keuangannya cenderung semakin baik. Seseorang yang
memiliki pengetahuan keuangan yang baik maka akan semakin baik perilakunya
dalam mengelola keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sabri, et al.(2008), yang menyatakan bahwa financial literacy
berpengaruh terhadap financial behavior. Seseorang yang memiliki pengetahuan
keuangan maka akan dapat mengelola keuangnnya dengan baik pula. Financial
literacy dapat dilihat dari kemampuan menganalisis dan memahami pengetahuan
umum keuangan, pengetahuan manajemen uang, pengetahuan tabungan dan
investasi, dan pengetahuan mengenai risiko.
Universitas Sumatera Utara
62
4.8.2 Pengaruh Financial Satisfaction terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa financial
satisfaction berpengaruh positif (dengan nilai koefisien 0,163) dan signifikan
(dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05) terhadap financial behavior pada siswa
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Semakin tinggi kepuasan seseorang
terhadap kondisi keuangannya, maka perilaku keuangannya cenderung semakin
baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Robb dan
Woodyard (2011), yang menyatakan bahwa financial satisfaction berpengaruh
terhadap financial behavior. Seseorang yang puas akan kondisi keuangannya akan
siap untuk mengelola keuangan dengan perilaku keuangan yang baik. Financial
satisfaction dapat dilihat dari puas atau tidaknya seseorang dengan jumlah income
yang diterima, jumlah tabungan, terpenuhinya kebutuhan bulanan, terpenuhinya
barang-barang yang diinginkan.
4.8.3 Pengaruh Income terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa income
berpengaruh negatif (dengan nilai koefisien -0,815) dan signifikan (dengan nilai
signifikan 0,012 < 0,05) terhadap financial behavior. Hal ini berarti semakin
tinggi income yang diperoleh siswa, maka perilaku keuangannya cenderung tidak
baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Andrew
dan Linawati (2014), yang menyatakan seseorang yang berpendapatan tinggi
cenderung lebih bijak perilaku keuangannya bia dibandingkan seseorang yang
berpendapatan lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
63
4.8.4 Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Financial Behavior
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
pendidikan orang tua berpengaruh secara positif (dengan nilai koefisien 1,284)
dan signifikan (dengan nilai signifikan 0,004 < 0,05) terhadap financial behavior
pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan. Hal ini berarti pendidikan
orang tua memiliki pengaruh terhadap financial behavior siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri 5 Medan. Orang tua yang memiliki pendidikan yang baik
maka akan mampu mengarahkan anaknya mengelola keuangan dengan perilaku
keuangan yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sabri, et al. (2008), yang menyatakan bahwa pendidikan
orang tua berpengaruh terhadap financial behavior. Namun hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian Grohmann dan Menkhoff (2015), yang
menyatakan bahwa latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruh
terhadap perilaku keuangan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1.
Secara parsial financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan .
2.
Secara parsial financial satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap
financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
3.
Secara parsial income berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial
behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan .
4.
Secara parsial pendidikan orang tua berpengaruh positif dan signifikan
terhadap financial behavior pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5
Medan.
5.
Secara serempak financial literacy, financial satisfaction, income, dan
pendidikan orang tua berpengaruh signifikan terhadap financial behavior
pada siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan.
5.2
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Medan, maka saran yang dapat diberikan
peneliti adalah sebagai berikut:
64
Universitas Sumatera Utara
65
1.
Untuk meningkatkan financial literacy siswa, perlu diadakan seminar di tiap
sekolah mengenai pemahaman tentang financial literacy. Selain itu, pelatihan
untuk guru juga perlu dilakukan, dengan pelatihan tersebut diharapkan para guru
mampu menjadi fasilitator bagi siswa untuk meningkatkan financial literacy.
2.
Untuk mendidik anak agar selalu puas dengan kondisi keuangannya, maka
anak harus diajarkan untuk menghindari pola hidup konsumtif dan selalu
menyisihkan sebagian uang saku untuk ditabung.
3.
Disarankan kepada orang tua agar membatasi uang saku pada anak sesuai
kebutuhan agar anak tidak membelanjakan uangnya secara berlebihan. .
4.
Komunikasi antara orang tua dan anak harus dilakukan dalam mengatur keuangan.
Anak harus diajarkan bagaimana menggunakan uang saku dengan baik.
Universitas Sumatera Utara