perkembangan rb diy 2015

SOSIALISASI
PENILAIAN MANDIRI
PELAKSANAAN

REFORMASI BIROKRASI
(PMPRB)
PADA PEMERINTAH
DAERAH DIY
29 FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN RB
DIY
• Pada Tahun 2012, telah dibentuk tim
Reformasi
Birokrasi
dengan
Keputusan
Gubernur
DIY
Nomor
53/TIM/2012

tentang
Pembentukan
Tim Reformasi Birokrasi
• Telah disusun Road Map Reformasi
Birokrasi yang mencakup 8 Area
Perubahan dan telah disosialisasikan.

8 AREA PERUBAHAN DALAM
ROADMAP REFORMASI BIROKRASI

8 AREA
PERUBAHAN

MANAJEMEN
PERUBAHAN
•Telah dibentuk tim Reformasi Birokrasi dengan
•Keputusan Gubernur DIY Nomor 53/TIM/2012
tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi
•Telah disusun Road Map Reformasi Birokrasi yang
mencakup

8
area
perubahan
dan
telah
disosialisasikan
•Untuk menilai dan mengevaluasi RB, telah
ditetapkan Kep.Gubernur DIY Nomor 18.1/TIM/2013
tentang Pembentukan Tim Pelaksana PMPRB.
•Pada tahun 2013 setiap Assesor SKPD telah
melakukan penilaian mandiri melalui pengisian
Kertas Kerja Penilaian.

MANAJEMEN
PERUBAHAN
•Penerapan perubahan pola pikir dan budaya
kerja
melalui internalisasi dan implementasi budaya
SATRIYA
(Pergub 72 Tahun 2008 tentang

Budaya
Pemerintahan SATRIYA).
•Pengenalan komunikasi top-down yang sehat
•Pengenalan
terhadap
nilai-nilai
universal
(demokratisasi,
lingkungan,
menghargai
minoritas, HAM & kebangsaan)

ORGANISASI
• Penataan Organisasi Perangkat Daerah (restrukturisasi
organisasi agar tepat struktur tepat fungsi,
berkurangnya jabatan struktural, berkurangnya jumlah
pegawai, dsb).
• Monev terhadap Tugas/fungsi SKPD guna mengurangi
duplikasi serta kekosongan pelaksanaan tugas/fungsi
(Misal pada Dinas Dikpora, Bappeda, BKPM, Dinas

Sosial, Dinas Perindagkop, Dinas Hubkominfo, dsb).
• Pengembangan kelembagaan pelayanan terpadu
(Pembentukan UPT Gerai Pelayanan PerizinanTerpadu,
UPT Balai Rehabilitasi Terpadu Penyandang Disabilitas)
• Pengembangan BLUD pada Rumah Sakit Grhasia
(Fleksibilitas pengelolaan keuangan yang berdampak
pada kinerja pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat)

PERATURAN
PERUNDANGAN
• Reposisi Biro Hukum lebih ke arah advokasi.
• Identifikasi, analisis dan pemetaan terhadap
Peraturan Perundang-Undangan yang tidak
harmonis/sinkron (Misal terhadap Perda DIY yang
mengatur tentang RTRW, tentang Pasar Tradisional
Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, dsb).
• Revisi terhadap Peraturan Perundang-Undangan
yang tidak harmonis/sinkron (Misal terhadap Perda
DIY yang mengatur tentang Retribusi Jasa Usaha,

tentang Retribusi Perizinan Tertentu, tentang RPJMD,
dsb).
• Adanya sistem pengendalian penyusunan Peraturan
Perundangan (Misal Pergub DIY tentang Tata
Penyusunan Prolegda, Pergub DIY tentang Tata Cara
Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah).

SDM APARATUR
•Perhitungan jumlah kebutuhan pegawai berdasarkan
Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
•Terdapat perhitungan kebutuhan pegawai, rencana
redistribusi pegawai , serta proyeksi kebutuhan 5
Tahun ke depan.
•Penataan terhadap jabatan fungsional umum
(Pergub DIY Nomor 2 Tahun 2012) serta terhadap
jabatan Struktural
(Pergub DIY Nomor 1 Tahun 2012)
•Proses Penerimaan Pegawai Transparan, Objektif,
Akuntabel dan Bebas KKN. Pelaksanaan Seleksi

berbasis IT bekerjasama dengan PTN dan hasilnya
diinformasikan secara terbuka.

SDM APARATUR
•Kebijakan penempatan dalam jabatan struktural
(minimal S1)
•Pendampingan Tenaga Ahli di SKPD dengan
kualifikasi Doktor (SK Gub 814/2627/2014)
•Penyusunan Profil SDM berbasis web (Simpeg)
•Pemetaan, seleksi dan promosi melalui uji
kompetensi (Tes psikologi bagi PNS golongan III/a ke
atas serta uji kompetensi melalui assessment center
bagi eselon III)
•Promosi Jabatan Secara Terbuka baru akan dikaji
pada tahun 2015 dan direncanakan akan efektif
dilaksanakan tahun 2016.

SDM APARATUR
•Pemberlakuan Sistem presensi online untuk
meningkatkan disiplin kerja pegawai.

•Pengukuran kinerja pegawai (performance review)
yang digunakan sebagai dasar pemberian
penghargaan (reward) dan sanksi (punishment)
yang meningkatkan motivasi kerja pegawai melalui
sistem TPP.
•Pelaksanaan Fit and Proper Test untuk calon
pejabat struktural eselon II.
•Penegakan aturan displin (berpedoman pada PP
53 tahun 2010) oleh Aparat Pengawas Internal
(Inspektorat).

TATA LAKSANA
•Pembakuan Proses kerja melalui Penyusunan
dan penerapan SOP dengan berpedoman pada Pergub DIY
Nomor 60 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan SOP .
(Misalnya Keputusan Sekda ttg SOP dilingkungan Setda,
Pergub 46 Tahun 2011 tentang SOP Penanggulangan
Bencana).
•Terstandarkannya sarana dan prasarana kerja (Peraturan
Gubernur No. 26 Tahun 2008 tentang Standarisasi Sarana

Prasarana di Lingkungan Pemerintah Provinsi DIY).
•Pelaksanaan E-Government dalam bidang Kepegawaian
(Simpeg), Pengelolaan Keuangan (SIPKD), Perencanaan
(Jogjaplan), Monev (Web Monev) serta Pengadaan barang
dan jasa melalui sistem E-Procurement.

AKUNTABILITAS
•Pimpinan SKPD terlibat dalam proses penyusunan
dokumen-dokumen perencanaan (Misal Renstra,
PK).
•Perencanaan, pelaporan serta pemantauan kinerja
dilakukan secara berkala melalui sistem web.
Adapun penyampaian secara khusus kepada Top
Manager (Gubernur) dilakukan pada Rakordal
setiap Triwulan (Rapor SKPD).
•Sistem pengukuran kinerja tersebut dapat diakses
oleh publik dengan alamat
monevapbd.jogjaprov.go.id.
•Penetapan Anggaran berbasis ASB dan SHBJ.


PENGAWASAN
•Mengubah paradigma Inspektorat dari pengawasan
menjadi lembaga konsultasi & penjaminan mutu.
•Penerapan SPIP melalui Keputusan Gubernur DIY
No 214/Kep/2011 ttg Pembentukan Satuan Tugas
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
•Penandatanganan Pakta Intergitas oleh setiap
pegawai.
•Setiap SKPD memiliki Satgas SPIP masing-masing
dan telah dilakukan Diagnostic Asessment. Pada
Tahun 2014 ini Inspektorat sedang melaksanakan
proses evaluasi terhadap pelaksanaan SPIP dan
Pakta Integritas.

PENGAWASAN
•Zona Intergritas telah dicanangkan pada Tahun
2012.
Piagam Pencanangan ditandatangani oleh
Gubernur DIY disaksikan oleh Ketua KPK, Menteri
PAN dan RB serta Ketua Ombudsman RI.

•Telah dibentuk Tim Unit Penggerak Integritas
menuju WBK/WBBM melalui SK Inspektur.
•Telah dilakukan analisis dan pendampingan
terhadap unit kerja yang akan diusulkan menuju
WBK/WBBM, yaitu Gerai Pelayanan Terpadu pada
BKPM serta Panti Sosial Asuhan Anak pada Dinas
Sosial DIY.

PENGAWASAN
• Rekomendasi oleh APIP yang memerlukan komitmen
pimpinan telah ditindaklanjuti dalam 2 tahun terakhir.
• Pengawasan internal oleh Inspektorat didukung
dengan SDM yang memadai (setiap auditor telah
tersertifikasi oleh BPKP).
• Pelaksanaan audit berbasis resiko, dengan
menerapkan sistem Focusing terhadap aspek-aspek
yang unik/spesifik yang dimiliki oleh masing-masing
obyek pemeriksaan.
• Terdapat mekanisme pelaporan melalui Kotak Pos
5000 maupun pelayanan yang diberikan oleh

Inspektorat DIY terkait dengan pelaporan gratifikasi.

PELAYANAN PUBLIK
•Terdapat kebijakan mengenai Standar Pelayanan
(tertuang dalam Perda Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Pelayanan Publik serta Pergub Nomor 7 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan).
•Semua unit kerja pelayanan dalam proses menyusun
standar pelayanan yang dimaklumatkan
•Semua unit kerja pelayanan dalam proses menyusun
SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan
•Telah dilaksanakan diklat Pelayanan Prima serta
pembinaan pelayanan prima dalam bentuk penilaian
kinerja penyelenggara pelayanan.

PELAYANAN PUBLIK
•Setiap Unit pelayanan menyediakan media
Pengaduan dan wajib membuat SOP pengaduan
pelayanan.
•Biro Organisasi telah memfasilitasi
pelaksanaan survey kepuasan masyarakat yang
dilakukan satu tahun sekali, untuk kemudian
Survey kepuasan masyarakat di ekpose kepada
unit pelayanan dan dilaporkan kepada
Kementerian PAN dan RB.

PELAKSANAAN
2013
• Inspektur DIY yang memiliki tugas
mengkoordinasikan
Asesor kemudian
melakukan pengecekan terhadap setiap
Kertas Kerja yang telah diisi dan telah di
Upload ke dalam website PMPRB melalui
akun masing-masing Asesor.
• Setelah semua terisi, pada akhir tahun
2013 Pemda DIY melakukan finalisasi
pengiriman yang pada saat itu dilakukan
oleh Sekda DIY.

PERKEMBANGAN
2014
• Terjadi perubahan metode penilaian,
dimana tidak lagi melalui pengisian
Kertas
Kerja
(worksheet)
namun
langsung diisikan pada Website PMPRB.
• Penilaian langsung difokuskan pada
pertanyaan mengenai perkembangan 8
Area Perubahan.
• Dalam
hal
ini
tidak
semua
SKPD
diwajibkan untuk mengisi Kertas Kerja,
hanya SKPD terkait saja.

PELAKSANAAN
2014
• Dari hasil koordinasi dengan SKPD
terkait pada akhir 2014 Pemda DIY
berhasil mengisi seluruh komponen
pertanyaan dalam Website PMPRB.
• Setelah melewati rangkaian verifikasi
oleh Sekda dalam hal ini melalui Biro
Organisasi, isian tersebut difinalisasi dan
terkirim ke database Menpan sebagai
hasil pelaksanaan PMPRB Tahun 2014.

PELAKSAMNAAN
TAHUN 2015...

MATURNUWUN