Prevalensi Karies Interproksimal Ditinjau Dengan Radiografi Bitewing Di Sekolah Dasar Letjend Djamin Ginting Kecamata Berastagi Kabupaten Karo

 

 

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Karies gigi adalah penyakit kronis yang dapat terjadi pada setiap usia dan

merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi pada masyarakat global
termasuk di Indonesia sejak masa kanak-kanak. Karies gigi merupakan penyakit
multifaktorial yang terjadi pada rongga mulut. Karies dapat disebabkan oleh 4 faktor
penting, yaitu agen, host, substrat, dan waktu. Bakteri yang merupakan agen dari
terjadinya karies mengubah substrat karbohidrat menjadi asam, sehingga pH didalam
rongga mulut turun sampai di bawah 5 dalam kurun waktu 1-3 menit. Bila hal ini
berulang secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan
demineralisasi permukaan gigi, terutama pada daerah yang memiliki bentuk anatomi
dan posisi yang dapat menjadi retensi dari substrat.1-3

Karies dapat terjadi pada pit dan fisur, interproksimal dan oklusal gigi. Namun
yang paling sulit untuk dideteksi adalah karies interproksimal. Karies interproksimal
merupakan karies yang terdapat diantara dua gigi yang berkontak, hal ini terjadi
karena adanya impaksi makanan dan akumulasi plak di daerah proksimal gigi-geligi.
Karies interproksimal terdapat diantara dua gigi yang berkontak maka sangat sulit
jika hanya dengan pemeriksaan klinis. Oleh karena itu maka dibutuhkan dukungan
pemeriksaan radiografi.1,2,4
Didalam ilmu kedokteran gigi radiografi digunakan untuk mengumpulkan
informasi diagnostik, menentukan prognosis, rencana perawatan, mengevaluasi dan
juga observasi hasil perawatan. Radiografi juga memainkan peran dalam membantu
menegakkan diagnosis dan sudah digunakan selama bertahun-tahun untuk melihat
karies.5,6,7
Pilihan radiografi terbaik yang dapat digunakan adalah radiografi bitewing
karena dapat melihat anatomi mahkota rahang atas dan rahang bawah sekaligus, titik

 
Universitas Sumatera Utara

 


 

kontak, puncak tulang alveolar dan kamar pulpa.8 Menurut penelitian Kamburoglu
dkk, (2012) menyatakan bahwa radiografi bitewing intraoral lebih baik dari radiografi
panoramik dalam mendiagnosa karies proksimal pada gigi premolar dan molar.9
Karies yang tidak dirawat dapat menyebabkan peradangan pulpa atau lebih
sering disebut dengan pulpitis dan seiring berjalannya waktu dapat menyebabkan
nekrosis pulpa.10 Nekrosis pulpa yang terjadi dapat memicu terjadinya inflamasi
jaringan periodontal disekitar foramen apikal. Proses inflamasi pada jaringan
periodontal dapat menyebabkan kerusakan jaringan periodontal.11
Menurut World Health Organization (WHO) di dunia, 60–90% dari anak usia
sekolah mengalami gigi berlubang.12 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) pada tahun 2007 pengalaman karies anak usia 12 tahun di Indonesia
adalah 36,1% dan karies aktif sebanyak 29,8%.13 Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) pada tahun 2001 melaporkan bahwa 76,5% anak usia 12 tahun memiliki
kerusakan gigi yang tidak dirawat.9 Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti prevalensi karies interproksimal pada anak yang berusia 10-12
tahun disalah atu sekolah dasar di Berastagi.
1.2


Perumusan Masalah
Dari uraian di atas timbul permasalahan sebagai berikut:

1.

Berapa prevalensi karies interproksimal ditinjau dengan radiografi bitewing di

Sekolah Dasar Letjend Djamin Ginting Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.
2.

Bagaimana prevalensi kedalaman karies interproksimal ditinjau dengan

radiografi bitewing di Sekolah Dasar Letjend Djamin Ginting Kecamatan Berastagi
Kabupaten Karo.
1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:

1.


Untuk mengetahui prevalesi karies interproksimal ditinjau dengan radiografi

bitewing di Sekolah Dasar Letjend Djamin Ginting Kecamatan Berastagi Kabupaten
Karo.

 
Universitas Sumatera Utara

 

 

2.

Untuk mengetahui bagaimana prevalensi kedalaman karies interproksimal

ditinjau dengan radiografi bitewing di Sekolah Dasar Letjend Djamin Ginting
Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.
1.4


Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi kepada masyarakat,
Pemerintahan daerah dan Dinas kesehatan Kabupaten Karo mengenai prevalensi
karies interproksimal ditinjau dengan radiografi bitewing di SD Letjend Djamin
Ginting Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo.
1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian
1. Informasi ini dapat digunakan dalam membuat rancangan dan pengembangan
program kesehatan gigi dan mulut untuk mencegah karies, khususnya karies
interproksimal yang sulit terdeteksi secara klinis namun dapat dilihat dengan bantuan
radiografi bitewing.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang dampak lebih lanjut dari karies
interproksimal bila tidak dideteksi.
3. Diharapkan masyarakat dapat memahami bahwa radiografi bitewing dapat
membantu mendeteksi karies dan rencana perawatan.

 
Universitas Sumatera Utara