Tingkat Pengetahuan Pasien dan Rasionalitas Swamedikasi di Empat Apotek Kecamatan Medan Marelan

DAFTAR PUSTAKA
Amirin, M. T. (2000). Menyusun Rencana Penelitian. Edisi IV. Cetakan keempat.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 111-112.
Anief, M. (2007). Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Atmoko, W., dan Kurniawati, I. (2009). Swamedikasi: Sebuah respon realistik
perilaku konsumen dimasa krisis. Bisnis dan Kewirausahaan Volume dua,
dan tiga. Halaman: 233-247.
Bhattarai, N., and Deepak, B. (2014). Self Medication Practice Among
Undergraduate Pharmacy Students in Kathmandu Valley, Nepal.Journal.
Nepal: Manmohan Memorial Institute of Healt Science. 5(11):739-740.
Bogadenta, A. (2012). Manajemen Pengelolaan Apotek. Cetakan Pertama.
Jogjakarta: D-Medika. Halaman 11-21.
Calamusa, A., Cristofani, R., Carducci, A., Dimarzio, A., dan Santaniello, V.
(2011). Factor that influence italian consumers understanding of over the
counter medicine and risk precepcion.Journal. Patien Education and
Counseling. 2(1):37.
Chua, S.S., Ramachandran, C.D., dan Paraidathathu, T.T. (2006). Respon of
Community Pharmacist to The Presentation of Back Pain: A Simulated
Patien Study. The International Journal of Pharmacy Practice. 14(3): 171178.
Dahlan, M.S. (2011). Statistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta:

Salemba Medika. Halaman: 189-192
Depkes RI. (2006). Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 103-113.
Depkes RI. (2007). Kompendia Obat Bebas. Edisi Kedua. Cetakan Ketiga.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes RI (2008). Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan
Keterampilan Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman: 5-8, 85-90.
Galato, D., Galafassi, L.M., Alano, G.M., Trauthman, S.C. (2009). Responsible
Self-Medication: Review of The Process of Pharmaceutical Attendance,
Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences, 45(4): p.625-633.

61
Universitas Sumatera Utara

Green, L.W. (1980). Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st
edition). California: Mayfield Publishing Company.
Harahap, N.A. (2015). Tingkat Pengetahuan Dan Rasionalitas Swamedikasi di
Tiga Apotek Kota Penyabungan. Skripsi. Medan: Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.

Hasana, F., Puspita, H.P., dan Sukoni, A.I. (2013). Profil Penyediaan Informasi
Dan Rekomendasi Pelayanan Swamedikasi Oleh Staf Apotek Terhadap
Kasus Diare Anak Di Apotek Wilayah Surabaya. Jurnal.Surabaya:
Universitas Indonesia. 2(1):11-15.
Hastono, S.P. Dan Sabri, L. (2010). Statistik Kesehatan (pp. 6, 152-153). Jakarta:
Rajawali Pers.
Hermawati, D. (2012). Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan
Rasionalitas Penggunaan Obat Swamedikasi Pengunjung di Dua Apotek
Kecamatan Cimanggis Depok.Jurnal. Depok: Departemen Farmasi
Universitas Indonesia. 1(1):59-60,67,80.
Huda, N. (2014). Gambaran pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi demam
di RT.II desa jangkak kacamatan pasak talawang kabupaten kapuas.Jurnal.
Palangka raya: Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 1(1):1,23
Notoatmodjo. (2007).Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama.
Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 142-143.
Notoadmojo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Purwanti, H.A., dan Supardi, S.(2004). Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan
Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 1(2):102-115.

Putri, F.M.S. (2014). Gambaran Model Penyelesaian Ketidakpuasan Pelayanan
Kesehatan BPJS. Jurnal. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Safrina, L.U.M. (2008). Kajian Swamedikasi Pada Penyakit Kulit Di Masyarakat
Kecamatan Mentawa Baru Ketapang Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal.
Surakarta: Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat-obat Bebas
dan Bebas Terbatas. Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Sartono. (1996). Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat Wajib Apotek.
Edisi kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

62
Universitas Sumatera Utara

Saryono. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Jogjakarta:
Mitra Cendikia. Halaman: 47, 49, 73.
Sastroasmoro, S., dan Ismael, S. (2002). Dasar-dasar Metode Penelitian Klinis.
Edisi Kedua. Jakarta: CV Sagung Seto. Halaman: 75.
Singgarimbun, M., dan Effendi, S. (1989). Metode Penelitian Survei. Jakarta:
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerapan Ekonomi Sosial.

Supardi, S., dan Rahmi. (2006). Penggunaan Obat Yang Sesuai Dengan Aturan
Dalam Pengobatan Sendiri Keluhan Demam, Sakit kepala, Batuk dan Flu
(Hasil Analisa Lanjut Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
2001). Jurnal Kedokteran Yarsi. 25(3):11-15
Supardi, S., dan Purwanti, H.A. (2004). Gambaran Ilmu Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 1(2):102-115.
Suryawati, S. (1997). Perencanaan Kebutuhan Obat. Program Pengembangan
Eksekutif. Magister Manajemen Rumah Sakit bekerja sama dengan Pusat
Studi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Tjay, T.H., danRahardja, K. (1993). Swamedikasi. PT. Elex Media Komputindo.
Jakarta.
Trihendradi, C. (2011). Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik
Menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Penerbit Andi. Halaman: 145-147,
215-217.
Widodo, R. (2004). Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Cetakan
Pertama. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
World Health Organization. (1998). The Role of The Pharmacist in Self-Care and
Self-Medication. The hague, The Netherlands: WHO. Pages 1-11.


63
Universitas Sumatera Utara