Analisis Konsumsi Pangan dan Non Pangan Karyawan Pelaksana di PTPN IV Kebun Bahbutong Kabupaten Simalungun

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LatarBelakang
PTPN IV merupakan perseroan yang bergerak pada bidang usaha agroindustri.
PTPN IV mengusahakan perkebunan dan pengelolahan komoditas kelapa sawit
dan teh yang mencangkup pengelolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan
pemeliharaan menghasilkan, pengelolahan komoditas menjadi bahan baku
berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung
lainya.
Tabel 1. Luas Areal Pengelolahan Kelapa Sawit dan Teh PTPN IV
No
Komoditas
Luas areal (ha)
1

Kelapa sawit

136.916

2


Teh

3.541

Sumber : laporan Tahunan PTPN IV 2014
Teh merupakan salah satu komoditas unggulan di PTPN IV, ada 3unit kebun
yang mengusahakan komoditi teh yaitu : Kebun Bahbutong, Kebun Sidamanik,
dan Kebun Tobasari. Kebun Bahbutong merupakan kebun terbesar yang
mengusahakan komoditi teh dengan luas HGU 2.684.04 ha.
PTPN IV Kebun Bahbutong memiliki 707 keseluruan jumlah karyawan, dimana
3 karyawan pimpinan dan 704 karyawan pelakasana, 704 karyawan pelaksana
bekerja

didevisi

yang

berbeda-beda

devisi


lapangan/tanaman,

teknik,

pengelolahan, SDM, administrasi/gudang, dan YAPENDAK.

1
Universitas Sumatera Utara

2

Keberhasilan usaha perusahaan perkebunan sangat erat kaitannya dengan kondisi
sosial ekonomi dan sumberdaya manusia dari perusaan itu sendiri. Perusahaan
yang berhasil akan dapat menyediakan sarana sosial ekonomi warganya dengan
baik pula dan mendukung kesejahteraan. Sehingga pada gilirannya kondisi sosial
ekonomi tersebut merupakan iklim yang baik bagi keberhasilan perusahaan lebih
jauh lagi (Dibyo, 1992).
Pendapatan menjadi salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan
karyawan dan tolak ukur awal rumah tangga untuk pengeluaran yang akan

dikonsumsi, pengeluaran keluarga merupakan pengeluaran keluarga perbulan
yang terdiri dari pengeluaran pangan (beras, sayuran,buah – buahan, daging, dll)
maupun non pangan (pendidikan, pakaian, hiburan). Walaupun ada umur dan
jumlah anggota keluarga yang menjadi hal yang sangat penting juga dalam
mempengaruhi konsumsi pada rumah tangga.
Secara garis besar kosumsi rumah tangga dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
kebutuhan pokok (primer) dan kebutuhan penunjang (sekunder), yang tergolong
kebutuhan primer adalah sandang, pangan, dan perumahan, sedangkan kebutuhan
sekunder meliputi kelompok kebutuhan yang tidak selalu menuntut kebutuhan.
Masing–masing rumah tangga mempunyai perilaku konsumsi yang berbeda–beda
mencangkup apa saja yang dikonsumsinya. Hal yang sangat wajar bila rumah
tangga yang berpendapatan besar akan melakukan konsumsi lebih banyak
dibanding yang berpendapatan rendah (Pracoyo, 2005).
Pengeluaran rumah tangga berupa kebutuhan pangan dan kebutuhan non pangan,
dimana kebutuhan keduanya berbeda. Pada kondisi pendapatan yang terbatas,

Universitas Sumatera Utara

3


terlebih dahulu dipentingkan kebutuhan konsumsi pangan. Namun dengan
pergeseran dan peningkatan pendapatan proporsi pola konsumsi untuk pangan
akan menurun dan meningkatkan pengeluaran untuk kebutuhan non pangan,
seiring dengan kondisi tersebut akan terukur tingkat kesejahteraan masyrakat
(Tulung, 2011).
Struktur pengeluaran konsumsi merupakan indikator kesejahteraan yang sama
pentingnya dengan indikator lainnya pada pendapatan, seharusnya merupakan
total dari pengeluaran rumah tangga. Tingkat pemerataan pengeluaran rumah
tangga dapat dilihat dari distribusi antara komponen pengeluaran yang dapat
dikelompokkan menjadi pengeluaran untuk pangan dan non pangan. Dalam
kondisi yang berimbang pendapatan seharusnya merupakan total dari pengeluaran
danta bungan. Dengan kata lain bila total pengeluaran rumah tangga lebih rendah
dari total pendapatan, maka ini mencerminkan bahwa rumah tangga tersebut
memiliki tabungan (Suhaeti, 2005).
Peningkatan jumlah penduduk dan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia
mendorong laju kebutuhan konsumsi pangan. Kecukupan penyediaan pangan
sangat penting artinya dalam rangka mempertinggi taraf hidup, kecerdasan dan
kesejahteraan rakyat(Sumodiningrat, 2001).
Sejumlah golongan bahan pangan yang tersusun secara seimbang akan mampu
memenuhi kebutuhan zat gizi. Golongan pangan tersebut mencakup :

1. Padi-padian (beras)
2. Umbi-umbian
3. Pangan hewani

Universitas Sumatera Utara

4

4. Minyak dan lemak
5. Buah dan biji berminyak
6. Kacang-kacangan
7. Gula
8. Sayuran dan buah-buahan, dan lain-lain (Moehji, 1971).
Setiap karyawan pelaksana memiliki tingkat pendapatan yang berbeda–beda
antara karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya. Perbedaan pendapatan
tersebut mengakibatkan adanya perbedaan konsumsi antara rumah tangga
karyawan yang satu dengan rumah tangga karyawan pelaksana yang lainnya,
perbedaan pendapatan juga mengakibatkan perbedaan persentase pengeluaran
konsumsi pangan dan non pangan. Berdasarkan latarbelakang tersebut maka perlu
diadakan penelitian mengenai analisis konsumsi karyawan pelaksana PTPN IV

Kebun Bahbutong Kabupaten Simalungun.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang antaral ain :
1. Bagaimana perbandingan pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan
karyawan pelaksana di PTPN IV Kebun Bahbutong Kabupaten Simalungun?
2. Bagaimana pengeluaran konsumsi apabila dilihat dari jumlah tanggungan
rumah

tangga

dan

umur

karyawan

pelaksana

PTPN


IV

Kebun

BahbutongKabupaten Simalungun ?
1.3 TujuanPenelitian
Adapuntujuandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut :
1. Menganalisis perbandingan pengeluaran konsumsi pangan dan non pangan
pada karyawan pelaksana PTPN IV Kebun Bahbutong Kabupaten Simalungun

Universitas Sumatera Utara

5

2. Menganalisispengeluaran konsumsi apabila dilihat dari jumlah Tanggungan
rumah tangga dan umur karyawan pelaksana PTPN IV Kebun Bahbutong
Kabupaten Simalungun

1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan tersebut, maka manfaat penelitian

ini adalah:
1.

Sebagai bahan masukan bagi para karyawan pelaksana PTPN IV Kebun
Bahbutong mengenai analisis pengeluaran konsumsi pangan, non pangan
serta bila dilihat dari tanggungan rumah tangga dan umur.

2.

Menjadi sumbangan pemikiran terhadap pihak–pihak pemerintah atau
perkebunan yang membutuhkan mengenai analisis konsumsi pangan, non
pangan serta bila dilihat dari jumlah tanggungan rumah tangga dan umur
khususnya di lingkungan karyawan pelaksanaperkebunan.

3.

Sebagai bahan informasi dan referensi bagi pihak yang membutuhkan dan
penelitian–penelitian lain yang berhubungan.

Universitas Sumatera Utara