PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN PEKERJAAN pdf

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
(SPESIFIKASI)
Keterangan:
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilelangkan, dengan ketentuan :
1.

Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakanny a
produksi dalam negeri;

2.

Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;

3.

Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;

4.

Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;


5.

Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;

6.

Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;

7.

Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;

8.

Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

9.


Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. URAIAN UMUM
1. Nama Proyek

: Pembangunan Kantor Lurah Bakung

2. Lokasi Proyek

: Kec. Batui, Kabupaten Banggai

3. Pekerjaan Pokok yang dilaksanakan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.
11.
12.

PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN
PEKERJAAN

PERSIAPAN

GALIAN TANAH
PASANGAN DAN PLESTERAN
BETON/BETON BERTULANG
LANTAI DAN TEGEL
KAYU/KACA
ATAP/PLAFOND
KUNCI DAN GANTUNGAN
SANITASI DAN INSTALASI AIR
INSTALASI LISTRIK
CAT
LAIN-LAIN

4. Seluruh jenis pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan
uraian-uraian lain yang tercantum dalam Dokumen Pelelangan/Perencanaan/Bestek
serta berdasarkan ketentuan pada :
a. Ketentuan perubahan/tambahan penjelasan maupun gambar susulan yang dimuat
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Petunjuk/perintah Direksi/Pengawas selama dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Mengikuti persyaratan Standard Nasional Indonesia (SNI), Standard Konsep
Nasional Indonesia (SK-SNI), Normalisasi Indonesia serta Peraturan-peraturan

Nasional dan Internasional lain yang berhubungan dengan Pekerjaan ini :
1. SNI 1728-1989, SKBI 1.3.53.1989; Tentang Tata Cara Mendirikan Bangunan
Gedung.
2. SNI 03-1734-1989, SNI 03-1734-1989-F, tentangTata Cara Perencanaan Beton
Bertulang untuk Rumah dan Gedung.
Spesifikasi Teknis

Page 1

3. SNI 03 – 3233 – 1992; UDC. 674.048, tentang Panduan Pengawetan Kayu
dengan Cara Pemulasan, Pencelupan dan Peredaman.
4. SKBI – 4.3.53.1987, UDC 699.048.004.1, tentang Spesifikasi Kayu Awet untuk
Perumahan dan Gedung.
5. SNI 03 – 2404 – 1991 ; SK SNI T – 05 1990 – F tentang Tata Cara Pencegahan
Rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung.
6. SNI 03 – 2410 – 1991 ; SK SNI T – 11 – 1990 – F tentang Tata Cara Pengecatan
Dinding Tembok dengan Cat Emulsi.
7. SNI 03 – 2417 – 1991 SK SNI T – 08 – 1990 – F; tentang Tata Cara Pengecatan
Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung.
8. SK SNI S – 04 – 1989 – F tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian C (

Bahan Bangunan dari Logam Besi / Besi ).
9. SKBI 1.3.53.1987, UDC 699.887, tentang Pedoman Perencanaan Penangkal
Petir.
10. SNI 03 – 1735 – 1989; SKBI – 2.5.53.1987, tentang Tata Cara Perencanaan
Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung.
11. SNI edisi Revisi Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan.
12. Standar Industri Indonesia ( SII ).
13. Pedoman Plumbing Indonesia.
14. ASTM, JIS dan lain – lain yang ada hubungannya dengan Pekerjaan ini.
5. Dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan ini adalah termasuk juga mendatangkan,
mengangkut dan mengerjakan bahan -bahan sampai selesai.
6. Pemborong harus menyerahkan seluruh hasil pekerjaannya dalam ke adaan selesai
dalam keadaan baik termasuk kebersihan lokasi/lingkungannya.
7. Perbedaan ukuran.
Bila terdapat perbedaan ukuran atau ketidak sesuaian antara :
a. Gambar rencana dan Detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya
lebih besar.
b. Bilamana terdapat perbedaan antara gambar dengan bestek, harus dilaporkan

kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
B. UKURAN
1. Satuan ukura yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam meter (m),
Centimeter (Cm) dan Milimeter (mm).
2. Titik Duga lantai adalah 0.00 yang ditentukan/ditetapkan saat peninjauan lokasi.
3. Dibawah pengawasan Direksi, Pemborong harus membuat titik duga diatas tanah
bangunan sebagai dasar/patokan pengukuran dari bahan kayu atau beton yang dipasang
kokoh dan dijaga kedudukannya agar tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung
serta tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin Direksi.
4. Memasang Bouwplank :
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan Direksi.
b. Patok yang dipasang harus kuat dan tidak mudah berubah posisinya dibuat dari kayu
5/7 atau dolken.
c. Papan/kayu horisontal harus dipasang dengan kuat dan pada bagian atas harus
diketam rata, bila dipasang dengan menggunakan papan maka ketebalan papan
ninimal 2,5 Cm.
d. Pemborong harus menyediakan sedikitnya 3 (tiga) orang pembantu yang ahli dalam
cara-cara pengukuran, alat-alat ukur seperti penyipat datar (theodolith, waterpass),
prisma silang dan peralatan lain yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi
dan kondisi lokasi.


Spesifikasi Teknis

Page 2

5. Penetapan ukuran dan sudut siku harus diperhatikan dan dijaga ketelitiannya dan
menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya sampai pekerjaan selesai.
6. Profil untuk pasangan batu merah dibuat dari kayu lurus dan kering sedang untuk
pekerjaan tanah dan pemasangan pondasi dapat menggu nakan bambu.
C. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lokasi pekerjaan diserahkan kepada Pemborong dalam keadaan seperti pada waktu
pemberian pekerjaan/penjelasan lapangan.
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan
pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pemborong dan Pemborong wajib
memperbaikinya, untuk itu diharapkan Pemborong terlebih dahulu meminta ijin kepada
pemilik untuk mendapatkan persetujuan.
3. Pembersihan dan perataan antara lain dengan penebangan tanaman, pemoto ngan
semak, penutupan lubang, penimbunan daerah rendah, pemindahan batu, pembuangan
humus/lumpur sedalam minimal 20 Cm pada area seluas daerah pelaksanaan.
4. Pekerjaan pembongkaran bangunan lama meliputi merobohkan, membersihkan dan

mengangkut/membuangnya ke tempat yang telah ditentukan.
5. Atas biaya sendiri Pemborong harus membuat :
a. Papan Nama Proyek dibuat dari bahan kayu/papan kls II dengan u kuran 100 x 120

Cm dipasang pada tiang penyanggah sesuai petunjuk Direksi.
b. Kantor Direksi dan Barak Kerja meliputi :
- kualitas pembuatan dan penempatannya harus seijin Direksi;
- bangunan harus mempunyai pencahayaan/penerangan secukupnya, serta tidak
bocor;
- Gudang penyimpanan bahan bangunan harus terlindung dari hujan / panas matahai
langsung;
- Kantor Direksi dilengkapi perabotan secukupnya;
- bangunan terjamin kebersihan, keamanan dan fungsinya.

D. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus mengadakan pembersihan tanah dari rumput,
semak - semak dan tumbuhan lainnya, puing - puing dan segala sesuatu yang tidak diperlukan
dan dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
2. Tanah - tanah yang berbukit harus diratakan, tanah humus pada permukaan
tanah pada garis bangunan harus dibuang keluar dari lokasi pekerjaan.

3. Pembersihan lokasi dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana (Site Plan), dan
pemborong harus mengerjakan pengurugan tanah termasuk pemadatannya pada
daerah bangunan dengan jarak minimum 1 m dari dinding bangunan.
E. PENGKURUN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Pengukuran dan pemasangan bouwplank dilakukan sekaligus untuk seluruh site
agar pengaturan perletakan bangunan dan pagar tidak meleset serta menjaga
kemungkinan perubahan - perubahan atau pergeseran - pergeseran sesuai keadaan.
2. Untuk mendapatkan urutan yang tepat sesuai rencana, pengukuran wajib dilaksanakan dengan
menggunakan Waterpass dan atau Theodolite.
3. Sebelum papan bouwplank dipasang, terlebih dahulu papan yang akan digunakan diserut
hingga rata dan halus.

Spesifikasi Teknis

Page 3

F. TINGGI TITIK DUGA (PEIL)
1.
2.


Ukuran titik duga (peil) yang dinyatakan dengan suatu tanda tetap, pasti dan dipasang pada
tempat yang tidak mudah terganggu.
Pembuatan/ pemasangan tanda tetap ini dikerjakan oleh pemborong, sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Direksi/ pengawas teknik.

G. GAMBAR DAN UKURAN
1.
2.

Denah, tampak - tampak dan potongan - potongan dinyatakan dalam gambar- gambar rencana
Arsitektur dan Struktur dan dijelaskan pula dalam gambar detail lengkap dengan ukuran ukurannya.
Apabila terdapat ketidak jelasan ukuran pada gambar, maka pemborong wajib meminta
penjelasan dan petunjuk kepada Direksi / Pengawas Teknis sebelum pekerjaan dilaksanakan.

H. PENGADAAN BAHAN-BAHAN
1.
2.
3.
4.

5.
6.

Bahan - bahan yang boleh ditempatkan dilokasi pekerjaan, hanyalah bahan – bahan
sebagimana disyaratkan dalan RKS maupun Gambar – Gambar rencana.
Cara dan tempat penimbunan / penyimpanan bahan harus memenuhi syarat atau menurut
petunjuk Direksi Pengawas Teknik.
Bahan bangunan yang dipakai adalah bahan bangunan yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS maupun Gambar.
A p a b il a s u a t u b a h a n y a n g d is y a r a t k a n t id a k t e r d a p a t d ip a s a r a n , m a k a
s e b e l u m d ia d a k a n p e n g g a l ia n p e m b o r o n g a n h a r u s b e r k o n s u l t a s i t e r le b ih
d a h u l u k e p a d a D ir e k s i/ p e n g a w a s t e k n ik . P e n g g a n t ia n d im a k s u d h a n y a
d ib e n a r k a n
setelah
mendapat
persetujuan
t e r l e b ih
dahulu
dari
D ir e k s i/ p e n g a w a s t e k n i k .
Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan lain, disyaratkan
minimal harus sama/setingkat kualitasnya dengan bahan bangunan yang diganti.
Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/pengawas teknik karena cacat atau
tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera dipindahkan dan dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

I. PEKERJAAN PENGGALIAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi, saluran dan galian septictank serta
galian lainnya sebagaimana tertera dalam gambar.
2. Pelaksanaan.
2.1. Pada gambar galian tanah pondasi, dimensinya minimal sama dengan ga mbar
dan maksimal mencapai tanah dasar/keras. kecuali tanah dasar/keras melebihi
2 x dimensi yang telah ditentukan, maka Direksi/pengawas teknik dapat
mengambil kebijaksanaan untuk merubah konstruksi dan atau dimensi tanpa
mengurangi kekuatannya.
2.2. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh minimal 1
meter dari tepi lubang galian.
2.3. Jika pada galian terdapat air menggenang, maka terlebih dahulu harus
dipompa keluar, Untuk ini pemborong harus menyiapkan pompa air yang siap
dipakai.
2.4. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkat keluar dari lokasi
pekerjaan.
2.5. Pengukuran kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat mekanis (Stamer), hingga minimal sama keadaan tanah
sebelum digali.

Spesifikasi Teknis

Page 4

2.6. Tidak dibenarkan mengurug
lumpur dan sisa tumbuhan.

bekas

galian

dengan

tanah

yang mengandung

J. PEKERJAAN URUGAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian, urugan tanah dan pasir dibawah
lantai/pondasi, peninggian tanah, pekerjaan akhir sub drainase dan pekerjaan lainnya sebagaimana
tertera dalam gambar.
2. Pelaksanaan
2.1.
Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai seperti tertera pada gambar, dan
dilaksanakan harus lapis demi lapis.
2.2.
Ketebalan lapisan urugan kembali tanah yang diperkenankan maksimum
15 20 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sampai mencapai tingkat kepadatan
yang disyaratkan hingga pada ketebalan yang ditentukan.
2.3.
Urugan pasir dilaksanakan pada alas pondasi/batu kosong, dibawah pasangan
lantai ataupun pada pekerjaan -pekerjaan lain yang menurut direksi/pengawas
teknis diangggap perlu.
2.4.
Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air sehingga didapat
angka kepadatan maksimal.
2.5.
Pasir yang digunakan harus pasir kali d engan persyaratan pasir harus dalam
keadaan bersih dari lumpur, tanah dan kotoran -kotoran lainnya serta tidak
mengandung garam serta mineral lainnya.
K. PASANGAN BATU KALI
1. Lingkup pekerjaan
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu kali yang dibuat untuk pondasi praktis
dibawah sloof sebagaimana dinyatakan dalam gambar.
2. Material .
2.1. Batu kali yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, serta
mempunyai gradasi baik.
2.2. Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi i ni terdiri dari 1 PC dan
5 Pasir.
2.3. Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran lainnya.
3. Pelaksanaan
3.1. Sebelum pasangan pondasi batu kali dilaksanakan terlebih dahulu harus diberi
urugan pasir dan batu kosong dibawahnya.
3.2. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan sesuai dengan bentuk dan
ukuran sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
3.3. Pemasangan pondasi batu kali tidak dibenarkan sisi -sisi batu kali saling
bersentuhan, akan tetapi diantaranya harus diisi dengan specie (adukan).
L. PEKERJAAN BATU BATA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pasangan dinding batu bata dilaksanakan pada dinding pengisi dan pada tempattempat lainnya sebagaimana dinyatakan dalam gambar.
2. Material.
2.1. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar baik, keras dan tidak mudah
patah.
2.2. Adukan yang digunakan untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1
bagian PC : 5 bagian pasir, sedangkan untuk pasangan trastraam digunakan
adukan 1 bagian PC : 2 bagian pasir.
Spesifikasi Teknis

Page 5

2.3. Sebelum
batu
bata
dipasang,
pemborong
diwajibkan
terlebih
dahulu
memperlihatkan contoh
batu
bata
yang
akan
digunakan
kepada
Direksi/pengawas teknik untuk '|mendapat persetujuannya.
3. Pelaksanaan
3.1. Pasangan
dinding
batu
bata
umumnya
adalah
1/2
batu,
kecuali
Direksi/pengawas teknis memberikan petunjuk lain.
3.2. Sebelum batu bata dipasang hendaknya direndam terlebih dahulu dalam air
hingga jenuh dan pasangannya harus rapi sesuai dengan sya rat pekerjaan
yang baik. Batu bata potongan tidak boleh dipakai/dipasang kecuali pada
pertemuan-pertemuan kosen atau kolom.
3.3. Pada jarak tertentu pasangan batu tersebut perlu diperkuat dengan kolom
praktis (Beton), dengan dimensi penulangan dan penempatan sesuai dengan
gambar.
3.4. Segera setelah pasangan batu bata selesai terpasang, siar -siarnya harus
dikeruk sedalam 1 cm agar pelesteran dapat melekat dengan baik.

M. PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan pada sloof, kolom, balok, lantai, plat
lantai, tangga, meja beton, ring balok, dan lain - lainnya sebagaimana dijelaskan
dalam gambar dengan memakai adukan 1 bagian PC : 2 bagian pasir : 3 bagian
kerikil.
2. M a t e r i a l
Bahan-bahan/material yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
2.1. S e m e n / PC
a. Semen yang dipakai harus semen portland satu jenis, bermutu baik dan
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan dalam PBI 1971.
b. Semen harus disimpan dalam gudang yang terlindung dari air hujan dan
mempunyai ventilasi yang cukup, dan diletakan pada tempat yang tinggikan
minimal 30 cm dari lantai yang diberi alas.
c. Semen yang kantongnya rusak dan membatu dalam kantong, tidak
diperkenankan untuk dipergunakan pada pekerjaan beton.
2.2. A g r e g a t
Agregat harus terdiri dari gradasi halus sampai kasar, bebas dari segala
macam kotoran tanah dan tidak mengandung air garam atau bahan organik
serta kotoran-kotoran lainnya yang dapat merusak beton. Persyaratan agregat
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan dalam PBI 1971.
2.3. Besi tulangan (Besi beton)
2.3.1. Besi tulangan/ besi beton yang akan dipergunakan harus bersih dan
bebas dari karat yang dapat merusak, serta tidak mengandung olie
atau minyak.
2.3.2. Pengikat tulangan/ besi beton harus menggunakan kawat pengikat yang
mempunyai diameter miminal 1 mm.
2.4. A i r
Air yang digunakan pada pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak
mengandung lumpur, garam, dan bahan kimia lainnya yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton.
2.5. Bekesting
Bahan cetakan beton (bekesting) mengunakan papan terentang dari ka yu
kelas II dan diberi penguat dari balok 5/7 cm.
2.6. Beton Dekking
2.6.1.
Beton dekking atau ganjalan beton harus dibuat dari campuran 1
bagian PC : 2 bagian pasir : 3 bagian kerikil dicetak dalam persegi
panjang lengkap dengan tali kawatnya.
Spesifikasi Teknis

Page 6

2.6.2.

Ketebalan beton dekking untuk kolom dan balok adalah 3 cm
dipasang sebanyak 3 (tiga) buah dalam tiap - tiap 1 m Sedangkan
ketebalan beton dekking untuk plat lantai adalah 2 cm dan dipasang
sebanyak 5 (lima) buah untuk setiap 1 m selain itu, untuk tulangan
plat beton dengan tulangan rangkap (atas dan bawah) harus diberi
pengganjal dari besi beton yang dilengkungkan (sesuai dengan jarak
tulangan) sebanyak 3 (tiga) buah untuk setiap luasan 1 m.

3.
Pelaksanaan
3.1.
Sebelum pengecoran dimulai, pemborong diwajibkan untuk memeriksa tulangan
agar tepat pada posisinya. Selain itu, bekesting, alat pengaduk (concrete
mixer/ beton molen) dan lata pengangkut adukan sudah harus bersih dari
segala macam kotoran. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas Teknik.
3.2.
Dimensi semua bagian beton tertera pada Gambar Rencana dan Detailnya.
Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran, pemborong diwajibkan untuk
mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi/ Pengawas Teknik.
3.3.
Besar diameter tulangan minimal harus sesuai dengan ketentuan gambar. Dan
jika suatu diameter tulangan tidak terdapat dipasaran, pemborong diwajibkan
mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan Direksi/ Pengawas Teknik sebelum
menggantinya.
3.4.
Untuk mendapatkan hasil cetakkan beton yang memenuhi syarat, pekerjaan
bekesting harus dikerjakan oleh tukang yang ahli.
3.5.
Sebelum pengecoran dimulai, bagian dalam bakesting harus disiram air dan
dibersihkan dari segala macam kotoran. Sisi - sisi papan bekesting harus
cukup rata dan rapat sehingga pada waktu pengecoran dilaksanakan tidak
ada air adukan yang lolos.
3.6.
Bekesting hanya diperbolehkan untuk dibongkar setelah beton telah mengalami
periode pengerasan sebagaimana diatur dalam PBI 1971. Sementara itu,
penyiraman beton harus selalu dilaksanakan.

N. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi semua plesteran dan acian dinding bata, beton dan lain lainnya sebagimana dinyatakan dalam gambar.
2. Material
2.1. Pasir yang digunakan harus pasir halus (ayak), bebas dari segala macam
kotoran, tidak mengandung lumpur, tanah dan garam.
2.2. Semen yang digunakan harus baru, tidak terdapat bagian yang mengeras
(membatu) dan dalam kemasan asli dari pabriknya.
2.3. Air yang digunakan pada pengecoran beton harus bersih, dalam arti tidak
mengandung lumpur, garam dan bahan kimia lainnya.
3. Pelaksanaan
3.1 Sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan, semua bidang yang akan diplester
harus terlebih dahulu disiram air hingga jenuh, dan siar - siarnya harus telah
dikeruk sedalam
3.2. Untuk semua plesteran dinding, menggunakan adukan 1 bagian semen dan 5
bagian Pasir.
3.3. Plesteran kedap air (trasraam) dipasang setinggi 30 cm dari lantai, plesteran
beton dan dinding bagian dalam septictank menggunakan adukan 1 bag ian
semen dan 2 bagian pasir.
3.4. Semua bidang plesteran harus diaci dengan menggunakan adukan 1 bagian
semen dan 7 bagian kapur, terkecuali pada kaki plesteran kaki pondasi dan
beton digunakan air semen.

Spesifikasi Teknis

Page 7

O. PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan kayu meliputi pengadaan dan pembuatan kusen - kusen pintu, jendela, ventilasi,
daun pintu, daun jendela, rangka kuda - kuda, rangka atap gording, rangka plafond dan lain lainnya sebagimana tertera dalam gambar.
2. Material
2.1. Jenis kayu yang digunakan untuk semua jenis pekerjaan kayu sebagaimana
disebutkan diatas, menggunakan kayu kelas dua yang berkualitas baik.
2.2. Kayu yang akan digunakan harus kering, lurus, memiliki serat yang teratur,
tidak terdapat cacat / mata kayu serta tidak mempunyai bidang yang lemah /
keropos.
2.3. Ukuran - ukuran kayu yang digunakan harus sesuai dengan ukuran yang
terdapat dalam gambar.
3. Pelaksanaan
3.1. Semua pekerjaan kayu yang akan kelihatan permukaannya harus diserut rata,
sehingga kelihatan rapi dan halus serta bagian – bagian pertemuannya dibuat
sedemikian rupa sehingga kelihatan tidak berongga.
3.2. Kusen pintu dan jendela harus dilengkapi dengan angkur dari besi beton
diameter 10 mm yang dilekatkan (dipakukan) pada sisi - sisinya masing masing 3 (tiga) buah dan jendela masing - masing 2 (dua) buah.
3.3. Untuk pekerjaan kuda - kuda/ kap dan gording, konstruksi dan cara
penyambungannya mengikuti gambar serta diberi penguat beugel dari besi
plat dan angker.

P. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pemasangan atap, bubungan, jurai dan nok pada tempat - tempat
sebagaimana dijelaskan dalam gambar.
2. Material
2.1. Untuk bahan penutup atap digunakan atap Sakura Roof dengan ukuran sesuai
standart yang ada, produksi dalam negeri.
2.2. Untuk penutup bumbungan dipergunakan Sakura Roof.
3. Pelaksanaan
3.1. Sebelum pemasangan atap dilaksanakan, kap/ kuda - kuda, gording harus
diresidu terlebih dahulu.
3.2. Pemasangan atap harus rapi dan mengait antara satu dengan yang lainnya
sehingga tidak terjadi kebocoran.
Q. PEKERJAAN PLAFOND
1. M a t e r i a l
Bahan penutup plafond digunakan tripleks dengan ukuran sebagimana tertera dalam gambar.
(60 x 120 Cm), tebal 3 mm.
2. Pelaksanaan
2.1. Pemasangan rangka plafond harus kelihatan rata dan lurus. Ukuran balok
pembagi, penggantung serta ketinggiannya harus sesuai yang tertera dalam
gambar.
2.2. Pemasangan penutup plafond khusus pada pertemuan harus kelihatan rata
satu sama lainnya dan diupayakan semaksimal mungkin agar tidak berongga.
2.3. Apabila ternyata dalam pelaksanaannya
pemborong harus segera memperbaikinya.

Spesifikasi Teknis

kelihatan

tidak

lurus,

lentur, maka

Page 8

R.

PEKERJAAN UBIN/PENUTUP LANTAI

1.

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan penutup lantai meliputi pekerjaan pemasangan ubin keramik, (disesuaikan dengan
gambar).
2. Material
2.1.
Untuk penutup lantai mempergunakan keramik keramik ukuran 30 x 30 cm dan
untuk lantai KM / WC menggunakan 20 x 20 cm, dinding KM / WC dipakai keramik
ukuran 20 x 25 cm.
2.2.
Bahan keramik yang digunakan adalah jenis keramik
2.3.
Untuk penutup lantai cor beton diplester menggunakan adukan 1 PC :3 Pasir : 5
Kerikil.
3. Pelaksanaan
3.1. Permukaan lantai/ dinding yang akan dipasangi ubin terlebih dahulu harus
disiram dengan air serta dibersihkan dari kotoran - kotoran yang dapat
menyebabkan pasangan ubin tidak dapat melekat dengan baik
3.2. Ubin yang akan dipasang harus terlebih dahulu direndam dengan air,
kemudian dialasi perekat dengan memakai adukan 1 bagian PC dan 2 bagian
pasir.
S. PEKERJAAN KACA
1. Material
1.1. Semua jenis kaca yang akan digunakan adalah ex lokal, bening, rata dan
tidak bergelombang.
1.2. Tebal kaca yang akan digunakan untuk luas < 1 m2 = 3 mm, sed angkan luas >1
m2 = 5 mm.
2. Pelaksanaan
2.1. Kusen, bingkai pintu, jendela dan ventilasi yang akan dipasangi kaca harus
dibersihkan alurnya, diplamur dan dicat dengan minyak sebelum dipasang.
2.2. Pemotongan kaca disesuaikan dengan luas bidang dengan memperhitungkan
kelonggarannnya, kemudian dipasang dan dikukuhkan dengan penjepit kayu
dan dipaku kemudian diberi dempul.
T. PEKERJAAN PINTU, KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG
1. Pekerjaan Daun Pintu
Daun pintu yang digunakan adalah terdiri dari daun pintu panil, teakwood double dan daun
pintu teakwood lapis seng sedang penempatannya disesuaikan dengan gambar.
2. Pekerjaan kunci
2.1. Semua daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) slag buatan dalam negeri
2.2. Semua kunci harus terpasang dengan baik pada rangka daun pintu, kuat dan
rapi serta dipasang dengan ketinggian 90 cm dari lantai.
3. Pekerjaan alat penggantung
3.1. Daun pintu yang akan dipasang menggunakan engsel nilon buatan dalam
negeri dengan kualitas baik dan mempunyai lapisan anti karat, yang dipasang
sekurang - kurangnya 3 (tiga) buah |untuk setiap daun pintu dan 2 (dua) buah
pada setiap daun jendela/ventilasi.

Spesifikasi Teknis

Page 9

U. PEKERJAAN CAT
1. Material / bahan
1.1. Pada dinding dan plafon, digunakan cat tembok yang berkualitas baik dan
warna cat tembok untuk diding dan plafond sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
teknis
1.2. Pengecatan kusen/pintu/jendedla/ventilasi, listplank dan daun pintu menggunakan
cat minyak warna cat sesuai petunjuk Direksi/Pengawas teknis
2. Pelaksanaan
2.1. Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, semua bidang-bidang yang akan
dicat harus dibersihkan dari segala kotoran dan debu serta lubang -lubang bekas
paku dempul , diamplas hinga kelihatan rata.
V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Lingkup Pekerjaan:
a. Alat-alat stelingan.
b. Dokumen dan administrasi.
c. Pembuatan laporan.
d. Pembersihan akhir.
2. Persyaratan Pelaksanaan :
a. Pekerjaan/pemasangan alat-alat stelingan harus benar dan dari bahan yang baik dan
disetujui Direksi.
b. Saluran air hujan dibuat sesuai kebutuhan dan berfungsi de ngan baik.
c. Pembuantan dokumentasi disesuaikan dengan kebutuhan sesuai tahapan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan kelengkapan administrasi.

d. Pembuatan laporan yakni : - Laporan harian (dibuat setiap hari)
- Laporan Mingguan
- Laporan bulanan
- Gambar-gambar detil pelaksanaan.
e. Pemborong harus menyiapkan buku tamu dan buku direksi.
f. Pembersihan dilakukan pada saat pekerjaan berlangsung sampai seluruh pekerjaan
dinyatakan selesai.

Spesifikasi Teknis

Page 10

W. P E N U T U P
1. Pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum / dijelaskan dalam Spesifikasi ini dapat dilihat pada
gambar atau dinyatakan pada saat rapat penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).
2. Perubahan - perubahan yang terjadi terhadap Spesifikasi ini pada saat rapat penjelasan pekerjaan
akan dimuat dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat dan merupakan suatu
kesatuan dengan dokumen pengadaan.
Luwuk, Maret 2012
Pejabat Pembuat Komitmen
Kegiatan pada bidang Pemukiman, Penataan Ruang dan perkotaan,
Kebersihan dan Persampahan, Pemadam Kebakaran
Dan Sekretariat
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Banggai
Tahun Anggaran 2012

K A D I R, ST.
NIP. 19650806 199703 1 004

Spesifikasi Teknis

Page 11

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KEMAMPUAN PERSONAL SOSIAL ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POS PAUD MATAHARI TEGALGONDO MALANG

2 63 28

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI RW 03 KELURAHAN MERGOSONO WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJOWINANGUN MALANG

2 25 20

PENGARUH KETIDAKAMANAN PEKERJAAN TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN DENGAN TRADISIONALITY SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI PADA KARYAWAN PT. HOME CENTER INDONESIA DI BANDA ACEH)

0 14 1

ANALISIS PERBEDAAN PARTISIPASI ANGGOTA DALAM MEMANFAATKAN JASA KOPERASI DITINJAU DARI ASPEK GENDER, PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN (Studi Kasus Pada KSU Sekar Melati Banyuwangi Tahun 2008)

0 16 89

EFISIENSI PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR BALOK KOLOM METODE KONVENSIONAL DAN PRACETAK DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA (Studi Kasus Proyek Jember Sport Center, Jember)

1 27 17

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK UMUR, JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DENGAN TIMBULNYA DEPRESI (STUDI PADA PENGUNGSI BANJIR BANDANG DI LAPANGAN GAPLEK DESA SUCI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2006)

1 21 17

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RISIKO PADA PEKERJAAN TAMBANG BELERANG (Studi pada Pekerja Tambang Belerang di Taman Wisata Alam Kawah Ijen)

14 133 76

KAJIAN HUKUM MENGENAI PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN PADA INSTANSI PEMERINTAH - (Studi Perjanjian Pemborongan Pekerjaan antara Universitas Jember dan CV. Kurnia Mandiri)

0 14 14

SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PADA ADMINISTRASI PERKANTORAN DI BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

4 92 239

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG AIR SUSU IBU DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN FAJAR BULAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

3 12 57