Hotel dan Mall Elektronik Kota Lhokseumawe

10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Judul
a. Hotel


Pengertian Hotel
Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya
dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar
untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan
mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan
yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus , maksudnya perjanjian
seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan – perundingan
sebelumnya. (Proprietors Act , 1956)



Jenis-Jenis Hotel
Berdasarkan


Surat

Keputusan

Menteri

Perhubungan

No.

PM.10/PW. 301/Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan
bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
• Jumlah Kamar yang tersedia
• Fasilitas yang tersedia
• Peralatan yang digunakan
• Mutu Pelayanan ( yang dimiliki )
Berdasarkan penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian
digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :


Universitas Sumatera Utara

11

• Hotel Bintang 1 (*)
• Hotel Bintang 2 (**)
• Hotel Bintang 3 (***)
• Hotel Bintang 4 (****)
• Hotel Bintang 5 (*****)
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas
tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan
oleh Menteri Perhubungan Disebut Hotel Non Bintang.
b. Mall Elektronik (Pusat Elektronik)
Menurut KBBI, elektronik adalah alat yang dibuat berdasarkan prinsip
elektronika serta hal atau benda yang menggunakan alat tersebut.
Jadi, pusat elektronik adalah suatu tempat yang menjadi pusat dari
perbelanjaan barang - barang elektronik baik keperluan rumah tangga, kantor,
hobi ataupun produk-produk yang berhubungan dengan teknologi dan
sekaligus juga sebagai wadah untuk memamerkan dan memperkenalkan
kemajuan dan perkembangan teknologi digital (teknologi multimedia) kepada

masyarakat khususnya yang berada di kota Lhokseumawe.
2.2 Elaborasi Tema
a. Latar Belakang Tema
Dalam era teknologi sekarang ini, arsitektur masa lalu menjadi hal
yang asing di mata dan di telinga masyarakat, khususnya masyarakat
Lhokseumawe. Oleh karena itu, dalam perancangan ini, penulis mencoba

Universitas Sumatera Utara

12

mengelaborasi antara arsitektur masa lalu dan sekarang. Tujuannya adalah
untuk melestarikan arsitektur aceh yang semakin hari semakin padam.
b. Pengertian Arsitektur Regional
Rapoport menyatakan bahwa Regionalisme meliputi “berbagai
tingkat daerah” dan “kekhasan”, dia menyatakan bahwa secara tidak
langsung identitas yang diakui dalam hal kualitas dan keunikan
membuatnya berbeda dari daerah lain.
Tan Hock Beng, dalam bukunya Tropical Architecture and
Interiors : Tradition-Based design of Indonesia-Malaysia-SingaporeThailand ( 1994) menyatakan bahwa : Regionalisme dapat didefinisikan

sebagai suatu kesadaran untuk membuka kekhasan tradisi dalam merespon
terhadap tempat dan iklim, kemudian melahirkan identitas formal dan
simbolik ke dalam bentuk kreatif yang baru menurut cara pandang tertentu
dari pada lebih berhubungan dengan kenyataan pada masa itu dan berakhir
pada penilaian manusia. Hanya ketika kita mengenali bahwa tradisi kita
merupakan sebuah warisan yang berevolusi sepanjang zaman akan dapat
menemukan keseimbangan antara identitas regional dan internasional.
Para arsitek perlu untuk memutuskan prinsip yang mana masih layak
untuk saat ini dan bagaimana cara yang terbaik untuk menyatukan metode
persyaratan untuk bangunan modern dan metode konstruksi pada
umumnya.

Universitas Sumatera Utara

13

c. Konsep Arsitektur Regional
Untuk membahas konsep arsitektur regional, kita dapat melihat
pemikiran Suha Ozkan yang membagi Regionalisme menjadi dua bagian
yaitu sebagai berikut ini.

1. Concrete Regionalism
Regionalisme kongkrit atau yang nyata, adalah semua pendekatan
kepada ekspresi arsitektur regional, kepada bagian-bagiannya, atau seluruh
bangunan di daerah tersebut. Apabila bangunan-bangunan tadi sarat
dengan nilai spiritual maupun simbolisasi yang cocok dengan kultur lokal.
Bentuk baru bangunan tersebut akan diterima, dengan mengeskpresikan
nilai-nilai lokalnya.
2. Abstract Regionalism
Hal yang utama adalah menggabungkan unsur-unsur kualitas
abstrak bangunan, misalnya massa bangunan, solid dan void, proporsi,
sense of space, pencahayaan, dan prinsip-¬prinsip struktur arsitektur lokal
yang telah diolah kembali dalam bentuk baru. Yang terpenting dari
arsitektur regionalisme adalah cara berpikir tentang arsitektur yang
tidaklah berjalur tunggal tetapi menyebar kepada berbagai jalur, seperti
yang diperlihatkan pada taksonomi regionalisme sebagai berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

14


Skema 2.1 Taksonomi Regionalisme (Budihardjo, 1997)
Sumber: http://visualheritageblog.blogspot.com/2011/04/masalahregionalisme-dalam-desain.html
d. Penerapan Tema Pada Bangunan
Menurut Wondoamiseno (1991), kemungkinan-kemungkinan ujud
arsitektur regionalisme dapat dilihat dalam beberapa kecendrungan, yang
disebutnya dengan penyatuan Asitektur Masa Lampau (AML) dan
Arsitektur Masa Kini (AMK) dengan kecendrungan sebagai berikut ini.
a. Tempelan elemen AML pada AMK
b. Elemen fisik AML menyatu di dalam AMK
c. Elemen fisik AML tidak terlihat jelas dalam AMK
d. Ujud AML mendominasi AMK
e. Ekspresi ujud AML menyatu di dalam AML
Menurut Wondoamiseno, untuk dapat menyatakan bahwa AML
menyatu di dalam AMK, maka AML dan AMK secara visual harus
merupakan kesatuan (unity). Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan
dalam komposisi arsitektur. Kesatuan itu tidak hanya visual tetapi juga

Universitas Sumatera Utara

15


bisa dalam kualitas abstrak, yang dapat dinilai dari respons manusia
terhadap bangunan. Yaitu bagaimana reaksi manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap objek bangunan. Untuk mendapatkan
kesatuan dalam komposisi arsitektur ada tiga syarat utama yaitu adanya :
a. Dominan (dominasi)
Sesuatu yang dominan yaitu ada salah satu unsur visual yang
menguasai keseluruhan komposisi. Dominasi dapat dicapai dengan
penggunaann warna, material, maupun obyek-obyek pembentuk komposisi
itu sendiri.
b.Pengulangan
Pengulangan di dalam komposisi dapat dilakukan dengan
mengulang

bentuk,

warna,

tekstur,


maupun

proporsi.

Didalam

pengulangan dapat dilakukan dengan berbagai irama atau repetisi agar
tidak terjadi kesenadaan (monotone).
c. Kesinambungan dalam komposisi
Kesinambungan

atau

kemenerusan

adalah

adanya

garis


penghubung maya (imaginer) yang menghubungkan perletakan obyekobyek pembentuk komposisi.

Universitas Sumatera Utara

16

2.3 Studi Banding Tema Sejenis
Kasus Regionalisme Arsitektur di Sumatera Barat
1. Tempelan elemen AML pada AMK

Gambar 2.1 tempelan AML pada AMK
Sumber: http://visualheritageblog.blogspot.com/2011/04/3masalahregionalisme-dalam-desain.html
Tempelan unsur arsitektur lama ke bangunan modern (desain
arsitektur modern dan tradisi) tahun 1968 sebelum dirubah seperti keadaan
sekarang. Gambar di bawah adalah kantor Gubernur Sumatera Barat
(keadaan sekarang), beberapa jendela mulai ditutup.

Universitas Sumatera Utara


17

Gambar 2.2 tempelan AML pada AMK
Sumber: http://visualheritageblog.blogspot.com/2011/04/3masalahregionalisme-dalam-desain.html
Jam gadang Bukittinggi ini dahulunya merupakan puncak jam
gadang yang dirancang dengan membuat patung ayam berkokok. Setelah
kemerdekaan diganti dengan gonjong. Bangunan-bangunan seperti ini
sering dikritik dengan “orang Barat berkopiah”. Aspek tempelan yang
paling menonjol pada bangunan moderen adalah “gonjong cula badak”,
bentuk ini secara latah dipakai pada supermarket, kantor dsb. Gambar
sebelah kiri atas adalah jam gadang seabad yang lalu. Sedangkan sebelah
kanan adalah jam gadang sekarang.
2. Elemen fisik AML menyatu di dalam AMK
Tempelan unsur arsitektur masa lmpau (AML) menyatu ke bangunan
masa kini (dibangun pada zaman kolonial) bahan bangunan maupun

Universitas Sumatera Utara

18


dekorasinya menunjukkan bangunan jaman kolonial, kemudian elemen bentuk
atap dari arsitektur lama di tempelkan. Sekarang, bangunan ini memiliki dua
menara pada kedua sudut kiri dan kanan (Mesjid di Padang Ganting, kota
Padang).

Gambar 2.3 elemen fisik AML menyatu pada AMK
Sumber: http://visualheritageblog.blogspot.com/2011/04/3masalahregionalisme-dalam-desain.html
Transformasi bentuk arsitektur regional (kasus Minangkabau)
sebenarnya sudah berlangsung sejak jaman kolonial. Contoh bangunan
mesjid di Sungai Puar Bukittinggi, dan beberapa tempat lainnya di
Sumatera Barat memperlihatkan hal itu.

Universitas Sumatera Utara

19

Gambar 2.4 elemen fisik AML menyatu pada AMK
Sumber: http://visualheritageblog.blogspot.com/2011/04/3masalahregionalisme-dalam-desain.html
3. Ujud AML mendominasi AMK

Gambar 2.5 AML mendominasi AMK
Sumber: http://visualheritageblog.blogspot.com/2011/04/3masalahregionalisme-dalam-desain.html

Universitas Sumatera Utara

20

Bangunan Bank BPD yang terletak di Jalan Pemuda Padang, hanya
meniru badan bangunan tradisional (sumber: Couto, 2008).
4. Ekspresi ujud AML menyatu di dalam AMK
Ekspresi ujud AML akan dapat menyatu dengan AMK bila skala,
proporsi serta komposisi bangunan AMK mendekati bangunan AML. Contoh
bangunan seperti ini misalnya bangunan bangunan Bank Indonesia di jalan
jendral Sudirman kota Padang, adalah usaha maksimal arsitek untuk
mentransformasikan bentuk-bentuk arsitektur AML ke AMK. Namun masih
memiliki kelemahan, karena ekspresi bentuk yang terjadi bukanlah sebuah
arsitektur “baru”, hal ini disebabkan karakter bentuk atap bangunan gonjong
pada dasarnya sangat kuat mengandung karakter AML. Jadi efek yang
ditimbulkan mirip dengan butir C.1.1 (tempelan AML pada AMK). Usaha
untuk merubah karakter ini nampak dengan merubah material dan warna.
Tetapi tetap saja karakter AML yang sangat kuat itu tidak bisa dieliminir
dengan perubahan material dan warna. Contoh lain adalah Museum
Aditiawarman Kota Padang. Pada bangunan ini, unsur arsitektur baru menyatu
dengan arsitektur lama.

Universitas Sumatera Utara

21

Explorasi Candi oleh Arsitek Hindia Belanda

Gambar 2.6 eksplorasi candi
Sumber: repository.binus.ac.id/2009-2/.../R078258672.ppt

Universitas Sumatera Utara

22

Gambar 2.7 eksplorasi candi
Sumber: repository.binus.ac.id/2009-2/.../R078258672.ppt
Balkrishna Doshi menciptakan studionya di Ahmedabad yang dinamai Sangath
dengan inspirasi dari cara bangunan batu India beradaptasi terhadap iklim.

Gambar 2.8 bangunan yang diadaptasi dari bangunan India
Sumber: repository.binus.ac.id/2009-2/.../R078258672.ppt

Universitas Sumatera Utara

23

2.4 Studi Banding Proyek Sejenis
a. Mall Elektronik
1. Phantip Plaza - Thailand

Gambar 2.9 Phantip Plaza
Sumber:
http://www.thebangkokshoppingguide.com/Pantip_plaza_bangkok
Fasilitas:
1. Ground floor: tempat makan dan minum
2. Lantai 2: retail mini computer dan barang elektronik
3. Lantai 3: restaurant
4. Lantai 4: ATM, retail lptop dan kamera digital
5.

Lantai 5: IT store dan service centre

Universitas Sumatera Utara

24

2. HI-TECH Mall Surabaya

Gambar 2.10 HI-TECH Mall Surabaya
Sumber: https://www.1001malam.com/surrounding/320/surabaya/hi-techmall.html
Fasilitas:
lantai 1: pusat Handphone & pusat CD
lantai 2: Showroom & service centre
lantai 3: Vendor Hardware & Software

Universitas Sumatera Utara

25

3. Bandung Electronic Centre

Gambar 2.11 Bandung Electronic Centre
Sumber: http://bandung.jacktour.com/2011/05/bandung-electroniccenter.html
Fasilitas:
lantai 1: retail handphone & Aksesorisnya
Lantai 2: pusat komputer & audio Video
Lantai 3: Gerai makanan dengan berbagai macam pilihan
Lantai 3 Mezzanine: IT counter dan area makan
Free WIFI
Meeting Room

Universitas Sumatera Utara

26

b. Hotel bintang 2
1. Accordia Dago Hotel

Gambar 2.12 Accordia Dago Hotel
Sumber:
http://www.pegipegi.com/hotel/bandung/accordia_dago_hotel_bandung_9
32568/
Alamat: Jl. Dago Golf Raya No. 49
Accordia Dago hotel terletak tidak jauh dari area utama Dago Golf Course,
Bandung Utara. Hotel ini memiliki udara yang segar dan pemandangan
yang indah dari kota Bandung. Tersedia untuk para tamu 10 kamar yang
terjangkau namun sangat lengkap. Beberapa kamar memiliki AC, TV
LCD, Wi-fi gratis, air panas dan dingin yang tersedia di semua kamar.
Jumlah kamar10 (Single: 0, Double: 5, Twin: 5, Suite: 0,Lainnya: 0).

Universitas Sumatera Utara

27

2. Cassadua Hotel

Gambar 2.13 Cassadua Hotel
Sumber:
http://www.pegipegi.com/hotel/bandung/cassadua_hotel_bandung_963228
Alamat: Jl. Cassa No.2, Pasteur, Bandung.
Cassadua Hotel menawarkan penginapan praktis dan terjangkau di kota
Bandung. Selain terletak sekitar 15 menit dari Bandara Internasional
Husein Sastranegara, Cassadua Hotel mudah dijangkau dari gerbang Tol
Pasteur, yang merupakan pintu masuk utama menuju Kota Kembang.
Hotel bintang 2 ini menawarkan total 48 kamar yang telah dilengkapi
peralatan mandi, TV, pendingin udara serta koneksi internet Wi-Fi gratis.

Universitas Sumatera Utara

28

3. Gandhi Inn

Gambar 2.14 Gandhi Inn
Sumber: http://www.pegipegi.com/hotel/medan/gandhi_inn_927176

Alamat: Jln. Gandhi no. 125 AB / 137-139, Medan Kota, Medan,
Indonesia.
Jumlah kamar 48.
Gandhi Inn terletak di jantung pusat kota Medan dengan konsep
sederhana, yang terasa seperti di rumah sendiri dan nyaman. Penginapan
yang terjangkau namun nyaman ini menawarkan akses mudah untuk
menjelajahi semua atraksi di kota. Dilengkapi dengan fasilitas ruang rapat
dengan kapasitas 40 orang dan area pesta kecil baik indoor maupun kafe
outdoor.

Universitas Sumatera Utara

29

2.5 Kesimpulan


Berdasarkan studi banding tema, ada 4 pilihan dalam mengaplikasikan
regionalisme ke dalam bangunan, yaitu Tempelan elemen AML pada AMK,
Elemen fisik AML menyatu di dalam AMK, Ujud AML mendominasi AMK,
Ekspresi ujud AML menyatu di dalam AM.



Mall Elektronik selain menyediakan ritel untuk penjual, juga menyediakan
fasilitas tambahan,seperti restaurant, cafe, meeting room, dll.



Hotel bintang 2 terdiri dari type kamar lux dan standard. Di dalamnya juga
menyediakan fasilitas tambahan, seperti ruang serbaguna.



Fasilitas yang diwadahi di Hotel dan Mall Elektronik Lhokseumawe adalah
sebagai berikut:
a. Fasilitas perbelanjaan
b. Fasilitas hiburan
c. Fasilitas penginapan

Universitas Sumatera Utara