Johor Parkview Mall

(1)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

HAFFIDZ IRFANSYAH

090406015

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

Oleh:

HAFFIDZ IRFANSYAH 09 0406 015

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP.19660622 199702 1 001 Devin Defriza Harisdani S.T., M.T

NIP : 197508101998021001

Ir. Novrial M.Eng.


(3)

NIM : 090406015

Judul Proyek Tugas Akhir : Johor Parkview Mall

Tema : Arsitektur Hijau

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP. 196606221997021001

Ir. Basaria Talarosa, MT NIP. 196501091995012001 No

. Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Kordinator TKA – 490

1 Lulus Langsung

2 Lulus Melengkapi 3 Perbaikan

Tanpa Sidang 4 Perbaikan

Dengan Sidang 5 Tidak Lulus


(4)

Tugas akhir ini mengambil judul Johor Parkview Mall. Tugas ini merupakan syarat wajib bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada pembimbing tugas akhir saya bapak Devin Defriza H, S.T., M.T. dan bapak Ir. Novrial, M.Eng. serta kepada para penguji ibu Andalucia S.T., M.Sc. dan bapak Prof Ir H. Moehammad Nawawiy Loebis M.Phil, Ph.D atas kesedian membimbing, memotivasi, memberi ilmu, memberi masukan dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga saya tujukan kepada:

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Ketua Departemen Arsitektur dan bapak Imam Faisal Pane, S.T., M.T. sebagai Sekretasis Departemen Arsitektur.

 Ibu Ir. Basaria Talarosa, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Orang tua saya yang tercinta, papaku tercinta Iskandar HR dan Indrawati atas segala doa, kesabaran dan segala pegorbanannya selama ini.

 Abang saya Affan Indarwan yang memberikan bantuan dan motivasi kepada saya.  Keluarga saya, nenek Pho cut ,semua paman dan tante saya yang memberikan

dukungan dan doa kepada saya.

 Teman – teman 2009 yang menjadi tempat bekeluh kesah dan bertukar pikiran. Vita, Martin , Agung , Meme , Ridho , Relung , Ica , Arief , Mukhtar, Rizky , Danu , Reza, Biman, Ibet , Rima.

 Teman – teman kelompok tugas akhir Indra, Adib, Shara, Novi, Lili, Nisa, Ipit, Ummi, dan Yuyun, atas kesetiakawanan dan perjuangan bersama.

 Teman –teman Alumni SMA Al-Ulum Abdi , Nisa , Tiwi yang telah membantu dalam penyebaran kuesioner tugas akhir ini.

Saya sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih memiliki banyak kekurangan maka dari itu saya membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi


(5)

Medan, Juli 2013 Hormat Saya


(6)

i

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR DIAGRAM……… vii

ABSTRAK ………. viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang……… 1.1.1 Latar Belakang Kasus……… 1.1.2 Latar Belakang Tema……… 1.2. Maksud dan Tujuan………. 1.3. Masalah Perancangan……… 1.4. Pendekatan………. 1.5. Lingkup dan Batasan……….. 1.6Kerangka Berfikir……….

1 1 4 6 7 8 9 11 BAB II.DESKRIPSI PROYEK

2.1 Tinjauan Umum……….. 2.2 Deskripsi Singkat Proyek………

2.2.1 Arti Kata………

2.2.2 Pengertian Proyek……… 2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi……….. 2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi………. 2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi……….

2.4 Tinjauan Khusus……….

2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan………. 2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan………. 2.4.3 Pengertian Mall……… 2.4.4 Bentuk-bentuk Mall………... 2.4.5 Prinsip shopping mall………

2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall……….

2.4.7 Fungsi Shopping Mall……….

12 12 12 12 13 13 16 22 22 23 28 29 35 36 36


(7)

3.1.1 Pengertian……… 3.2. Interpretasi Tema……….. 3.2.1 Green Architecture dalam Konteks Kota Medan ……..

3.2.2 Sifat-sifat pada Bangunan Arsitektur Hijau …………... 3.2.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek………... 3.3 Studi Banding Tema Sejenis

3.4. Penerapan Tema……….

40 40 41 41 42 45 45

BAB IV ANALISA

4.1 Analisa Kondisi Tapak………. 4.1.1 Analisa Lokasi……….. 4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan………. 4.1.2.1 Kondisi Eksisting Sekitar……… 4.1.2.2 Batas-batas Sekitar Site………... 4.1.3 Analisa Sirkulasi………..

4.1.3.1 Sirkulasi Kendaraan ………... 4.1.3.2 Sirkulasi Pejalan Kaki………. 4.1.4 Analisa Matahari dan Vegetasi……… 4.1.5 Analisa Kebisingan………..

4.1.6 Analisa View………

4.1.6.1 View Keluar………..

4.1.6.2View Kedalam………

4.2 Analisis Kegiatan ……… 4.3 Analisa Kebutuhan Ruang……… 4.4 Analisa Aliran Kegiatan………... 4.5 Analisa Pengunjung Mall………

4.6 Program Ruang………

4.7 Analisa Kebutuhan Parkir……… 53 53 56 56 59 60 60 63 65 66 67 67 70 71 72 78 79 81 88


(8)

iii

5.1 Organisasi ruang………..

5.2 Konsep Zoning dan Sirkulasi………

5.3 Konsep Vegetasi………...

5.4 Konsep Bangunan……….

5.5 Konsep Perancangan Utilitas Bangunan……….. 5.5.1 Konsep Sistem Air Bersih……… 5.5.2 Konsep Sistem Pengelolaan Air Limbah………. 5.5.3 Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran……… 5.4.4 Konsep Pengkondisian Udara………. 5.4.4.1 Pengkondisian udara alami………. 5.4.4.2 Pengkondisian Udara Buatan………. 5.4.5 Konsep Sistem Penataan Suara………. 5.5 Konsep Sistem Keamanan……… 5.6 Konsep Sistem Perlawanan Kebakaran………... 5.7 Konsep Sistem Elektrikal……….

5.8 Konsep Bangunan………

91 92 93 93 93 93 94 95 96 96 96 97 97 98 98 99

LAMPIRAN……… …. 104


(9)

Gbr 2.1 Peta lokasi Jl. Karya wisata………... 17

Gbr 2.2 Peta lokasi Jl. Karya Wisata 2……….. 17

Gbr 2.3 Peta lokasi Jl. Karya Asih……….. 18

Gbr. 2.4 Mall terbuka……….. 29

Gbr. 2.5 Mall tertutup………. 29

Gbr. 2.6 Composite Mall……… 30

Gbr. 2.7 Bentuk L……… 31

Gbr. 2.8 Bentuk Segitiga………. 31

Gbr. 2.9 Bentuk jalur………... 31

Gbr. 2.10 Dumb bell Shaped………. 32

Gbr. 2.11 Bentuk U……… 32

Gbr. 2.12 Bentuk Cluster………. 32

Gbr. 2.13 Double dumbbell shaped……….. 32

Gbr. 2.14 Bentuk T……….. 33

Gbr. 2.15 Strip center with curb parking……….. 33

Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking……… 33

Gbr. 2.17 Double-strip center with off-street parking ………... 33

Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet………. 34

Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed……….. 32

Gbr. 2.20 Cluster-type center………. 32

Gbr. 2.21 Introverted center……….. 35

Gbr .2.22 Suasana cihampelas Walk Bandung……… 37

Gbr. 2.23 Suasana Hermes Place Polonia Medan……….. 38

Gbr. 2.24 Gbr. 2.25 Corinfrat Parkview Mall………. Skematik Denah Corincraft Parkview Mall……….. 38 39 Gbr.3.1 Instalasi listrik tenaga surya…….………. 43

Gbr.3.2 Contoh material yang dimanfaatkan dalam bangunan … 44 Gbr.3.3 Turbin angin Aerocam/ aerostellar………. 45


(10)

v Gbr 3.7

Gbr 3.8

Fake Hill Residential Building……….

Sparch Green Shopping Mall ………. 51

Gbr 4.1 Lokasi Proyek………... 53

Gbr 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek……….. 55

Gbr 4.3 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek……….. 55

Gbr 4.4 Tata Guna Lahan Sekitar Site……… 56

Gbr 4.5 Kondisi Eksisting Sekitar Site……….. 56

Gbr 4.6 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site………. 58

Gbr 4.7 Batas-Batas Sekitar Site……… 59

Gbr 4.8 Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site……….. 63

Gbr 4.9 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site……….. 61

Gbr 4.10 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Wisata……… 63

Gbr 4.11 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Asih……… 63

Gbr 4.12 Kondisi Pedestria yang baik……….. 64

Gbr 4.13 Analisa Matahari dan Vegetasi………. 65

Gbr 4.14 Analisa Kebisingan……… 66

Gbr 4.15 Analisa View Keluar………. 68

Gbr 4.16 Analisa View Kedalam……….. 70

Gbr. 5.1 Konsep Zoning……….. 92

Gbr. 5.2 Konsep Vegetasi……… 93


(11)

Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi………. 13

Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030…… 15

Tabel 2.3 Tabel 2.4 Penilaian Alternatif Lokasi………. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI………. 18 24 Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan Ruang………. 72

Tabel 4.2 Jumlah pengujung Plaza Medan Fair………. 79

Tabel 4.3 Program ruang Umum………..……… 81

Tabel 4.4 Program ruang Hypermarket……… 81

Tabel 4.5 Program ruang Departement Store………. 82

Tabel 4.6 Program Ruang retail……….. 82

Tabel 4.7 Program ruang Arcade games……… 83

Tabel 4.8 Program ruang Café……… 83

Tabel 4.9 Program ruang Restaurant……….. 84

Tabel 4.10 Program ruang Food Court……… 84

Tabel 4.11 Program ruang bioskop……… 84

Tabel 4.14 Program ruang Fasilitas Administrasi……… 85

Tabel 4.15 Program ruang utilitas……….. 86

Tabel 4.16 Program ruang keamanan……….. 86

Tabel 4.17 Program ruang Musholla………. 87

Tabel 4.18 Perbandingan bentuk dasar bangunan……… 89


(12)

vii

Diagram4.1 Struktur Organisasi Mall……… 72

Diagram 4.2 Kegiatan pengunjung………. 78

Diagram4.3 Kegiatan karyawan……… 78

Diagram 4.4 Kegiatan pengelola……… 79

Diagram 5.1 Organisasi ruang lt 1……….. 91

Diagram 5.2 Organisasi ruang lt 2………... 91

Diagram 5.3 Organisasi ruang lt 3……….. 92

Diagram. 5.4 Konsep Air Bersih………. 94

Diagram. 5.5 Konsep Air Limbah……….. 95

Diagram. 5.6 Konsep AC……… 97

Diagram. 5.7 Konsep Fire Safety……… 98


(13)

architecture was chosen as the theme because it suits the character and function of the building itself. Johor parkview mall is a mall that apply system rain harvesting on the building, with this theme then is expected to not only attract people's interest of medan johor to shop but can also foster a caring properties environments of local communities to create sustainable development.

Keywords : Mall , Green architecture, Park

Abstrak

Mall merupakan sebuah bangunan yang harus dimiliki setiap kota besar. Masyarakat Johor selama ini berbelanja masih menuju pusat kota sehingga menimbulkan kemacetan di daerah johor itu sendiri. Johor parkview Mall hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja masyarakat Medan Johor sehingga mereka tidak harus tergantung kepada pusat kota.Isu lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting sekarang ini. Arsitektur Hijau dipilih sebagai tema karena sesuai dengan karakter dan fungsi bangunan itu sendiri . Johor parkview mall merupakan mall yang menerapkan sistem rain harvesting pada bangunan, dengan tema ini maka diharapkan tidak hanya menarik minat masyarakat medan johor untuk berbelanja tetapi juga dapat menumbuhkan sifat peduli lingkungan terhadap masyarakat sekitar agar terciptanya pembangunan berkelanjutan.


(14)

090406015 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan menjadi pusat perekonomian di Sumatera utara. Pertambahan jumlah penduduk serta pertumbuhan ekonomi ( industri dan perdagangan ) merupakan unsur utama perkembangan suatu kota. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, kebudayaan dan perhubungan di Sumatera Utara. Menurut data BPS Kota Medan, ekonomi kota Medan telah mengalami pertumbuhan rata-rata 5,2 persen per tahun. sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih rendah yakni hanya tumbuh 4,26 persen per tahun dan ekonomi Sumut 4,3 persen per setahun.

Menurut laporan terkini Pemko Medan, jumlah cummuter (penduduk yang pulang pergi setiap hari karena bekerja) diperhitungkan sekira 500.000 setiap hari. Jumlah ini sekira 25 persen dari penduduk resmi. Sedangkan dari sisi permintaan, kenaikan pendapatan telah mendorong konsumsi. Pendapatan perkapita meningkat rata-rata 12 persen per tahun,. Pertumbuhan ini dipastikan mendorong konsumsi atau menambah daya beli masyarakat.

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 2009 -2011 (%) /

Growth of Gross Regional Domestic Product of Medan City at Current Price 2007 - 2011 (%)

Lapangan Usaha / Industrial Origin

(1)

2009 (3)

2010*) (4)

2011**) (5)

Pertanian

Agriculture

10,08 10,00 5,19

Penggalian

Quarrying

3,29 (1,21) (1,20)


(15)

Manufacturing Industry

Listrik,Gas dan Air Minum

Electricity,Gas and Water

8,91 13,71 11,56

Bangunan

Construction

11,14 17,65 20,62

Perdagangan,Hotel dan Restoran

Trade, Hotel and Restaurant

15,28 15,02 8,16

Pengangkutan dan Komunikasi

Transportation and Communication

14,44 10,74 12,78

Persewaan Bangunan,Tanah dan Jasa Perusahaan

Finance ,Intermediaries, Insurance, Building Rental and Corporate Services

5,40 18,19 18,91

Jasa-jasa

Services

15,35 15,28 13,98

Produk Domestik Regional Bruto

Gross Regional Domestic Product 11,26 14,71 12,36

Sumber/ Source : BPS Kota Medan/ BPS-Statistic of Medan City

Keterangan/ Note *) Angka Perbaikan / Revised figures


(16)

090406015 3

1.1.1 Latar Belakang Proyek

Perkembangan Johor sebagai kota satelit

Kota Medan sendiri terdiri dari 21 kecamatan dimana didalamnya terdapat kawasan perencanaan RDTR yaitu Kecamatan Medan Johor yang mempunyai cakupan wilayah administratif seluas 1.657,89 Ha dengan jumlah penduduk 114.143 Jiwa yang tersebar di enam kelurahan, dengan tingkat kepadatan Penduduk mencapai 6.730 jiwa/km2 (Kecamatan Medan Johor Dalam Angka Tahun 2008)1.

Dalam Struktur Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2006, Kecamatan Medan Johor diarahkan mempunyai fungsi utama sebagai Pusat Pemerintahan Kecamatan, Pemukiman Perkotaan, pengembangan kawasan perumahan dan juga sebagai kawasan hijau Kota Medan. Dengan demikian dalam orientasi

1

RUTRK-RDTR MEDAN JOHOR 2013-2030

CBD : PUSAT JASA MODERN

PERKEMBANGAN

KOTA INTI

KEC. MEDA N JOHO

R

Pancur Tuntu

ngan

Namo Rambe Deli


(17)

pengembangan wilayah Kota Medan, Kecamatan Medan Johor pada masa-masa mendatang di pastikan akan semakin tumbuh dan berkembang secara pesat.

Dari perkembangan kota johor selama ini masyarakat kecamatan Medan Johor berbelanja masih tergantung dengan pusat kota, hal ini menyebabkan masyarakat tumpah ruah ke inti kota sehingga menyebabkan kemacetan khususnya Jalan Karya Wisata dan sekitarnya. Dengan pembangunan Johor Parkview Mall ini diharapakan dapat mengurangi volume warga yang pergi berbelanja ke pusat kota dan mengurangi kemacetan2.

1.1.2. Latar belakang Tema

1. . Kerusakan Lingkungan sekitar akibat kegiatan manusia

Penyumbang kerusakan terhadap lingkungan tidak lain adalah aktivitas manusia dalam kehidupan. Aktivitas yang membahayakan lingkungan hidup tersebut dapat dimasukkan kedalam poin-poin utama sebagai berikut :

a. Bertambahnya populasi manusia

Jumlah penduduk dunia terus bertambah.Bumi yang kita pijak sudah tak sanggup lagi menampung populasi penduduk dunia. Jika pada tahun 1900 jumlah penduduk 1,5 miliar,tahun 2000 sudah mencapai 6 Miliar,dan 2015 diperkirakan mencapai 8 M. Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan konsumsi sangat tinggi, rentetan masalah sosial ,rendahnya kualitas hidup dan daya pikat kota membuat penduduk pergi dan bekerja di kota. Data menyebut 14% orang tinggal dikota tahun 1900 dan tahun 2000 meningkat menjadi 70%.

b. Eksploitasi dari konsumsi berlebih

Alam menyediakan makanan serta kebutuhan bagi seluruh makhluk termasuk

manusia,sudah selayaknya kita memanfaatkanya. Namun manusia tidak puas dengan hanya terpenuhinya kebutuhan tetapi juga menuntut kenyamanan. Jika dulunya

2


(18)

090406015 5 merasa cukup dengan rumah dengan taman luas,maka sekarang area hijau bukan lagi prioritas,yang terpenting kenyamanan yang lebih, dan ruang yang luas, dilain pihak harga tanah mahal dan orang akan menggunakan semaksimal mungkin lahan terutama di perkotaan.Kita terus mengeksploitasi sumber daya alam.

c. Sumber daya tak terbaharukan

Begitu melimpahnya sumber alam yang dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia dan salah satunya ke bidang konstruksi. Namun sebagian besar sumber alam tersebut tak terbaharui, dan sumber yang terbaharui dan tak terbatas belum dapat dimanfaatkan karena terbatasnya teknologi.kebanyakan untuk energi dan bahan bangunan. Sumber daya terbaharukan seperti kayu pun karena eksploitasi yang berlebih menjadikannya tidak sustainable karena jangka panjang baru terbarui. d. Proses pengolahan dan transportasi

Proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi siap pakai

sesungguhnya juga merupakan penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini selain karena bahan dasar material yang memanfaatkan sumber daya alam, proses pengambilannya pun membutuhkan energi/bahan bakar. Dan keseluruhan proses tersebut

menghasilkan CO2 sebagai emisi gas buang yang berdampak buruk bagi lingkungan. Hutan tidak hanya menyuplau O2, tetapi juga menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi O2, Maka pentinglah menghijaukan bangunan modern berdasarkan isu lingkungan.

e. Pemanasan Global

Semua kegiatan manusia setelah revolusi industri menghasilkan emisi gas buang CO2 berlipat-lipat ke atmosfer.yang secara langsung menyebabkan panas matahari terperangkap yang dikenal sebagai efek rumah kaca, yang mengakibatkan meningkatnya panas di permukaan bumi yang sering diistilahkan dengan Global Warming. Peningkatan suhu sejak revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun suhu bumi meningkat 2° C, pada 2100 diperkirakan bumi bersuhu 58 ° C. Kota –kota pantai akan tenggelam seiring mencairnya kutub bumi.


(19)

f. Bidang konstruksi penyumbang terbesar

Kenyataan yang sangat ironis, bagi profesi arsitek bidang yang digeluti

pembangunan dan konstruksi yang selayaknya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia justru menjadi penyumbang kerusakan alam terbesar. Secara global, sektor konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energy, dan 16% air. Selain itu konstruksi juga menyumbang emisi CO2 terbanyak, yakni 45%

Tentu solusi terbaiknya tidak menghentikan pembangunan, tetapi membangun dengan lebih bijaksana, salah satunya dengan penerapan Green Desain,

sustainable,dan hemat energi. Yang diharapkan dapat meminimalisasi kerusakan alam dan hal ini tidak bisa menunggu lagi, harus dilakukan sekarang juga. Peran Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Lingkungan :

• Pengambilan Material • Proses pengolahan material

• Distribusi material jadi dari sumbernya ke pemakai • Proses konstruksi

• Pengambilan lahan untuk bangunan

• Konsumsi energi sejak pembangunan-dalam bangunan jadi. 1.2Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi proyek ini adalah :

1. Dengan adanya Johor Parkview Mall ini diharapkan dapat mengurangi volume masyarakat yang berbelanja ke pusat kota dan mengurangi kemacetan.


(20)

090406015 7 2. Menghadirkan suatu bangunan yang bukan hanya sebagai lahan komersil tetapi dapat juga menjadi sarana rekreatif , edukatif bagi masyarakat kota Medan.

3. Dapat menyumbang ruang terbuka hijau (RTH) bagi wilayah perkotaan.

4. Menciptakan bangunan modern yang tanggap akan isu lingkungan. 5. Memberikan keuntungan bukan hanya kepada investor/developer

tetapi kepada masyarakat, pemerintahan kota Medan , dan lingkungan perkotaaan.

6. Terciptanya pusat perbelanjaan yang aman dan nyaman untuk masyarakat perkotaan dengan mobilitas yang tinggi.

7. Menjadi salah satu lokasi wisata belanja , edukatif , serta rekreatif bagi masyarakat kota Medan bahkan masyarakat luar kota Medan.

1.3Masalah Perancangan

Rumusan permasalahan yang timbul untuk tema dan kasus dalam perancangan proyek ini adalah :

 Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai dengan kasus proyek.

 Bagaimana menciptakan suatu image baru pada bangunan sehingga tujuan yang ingin dicapai pun terpenuhi.

 Bagaimana mengelola ruang dalam agar saling terintegrasi antar berbagai fungsi dengan kegiatan yang berbeda.


(21)

 Bagaimana meyesuaikan lokasi yang ada dengan kebutuhan akan fasilitas- fasilitas yang mendukung terciptanya lingkungan dan bangunan tersebut.

 Bagaimana menerapkan konsep perancangan yang ada yang didasarkan dari studi yang telah dilakukan kedalam sebuah proses perancangan.

1.4Pendekatan

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data, baik data primer maupun sekunder untuk memperjelas pemahaman tentang Johor Parkview Mall dilakukan dengan metode pendekatan berikut:

1. Studi Literatur

- Untuk mendapatkan data awal Master Plan kota Medan. - Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan tema. - Tipologi bangunan yang dikaitkan dengan tema.

- Standar ruang-ruang untuk fasilitas ruang utama dan ruang penunjang. 2. Observasi Lapangan

- Mendapatkan data kondisi dan potensi lingkungan tapak terpilih. - Melihat langsung keadaan dan pengelolaan bangunan yang ada

dengan fungsi sejenis. 3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai lingkungan tapak proyek, informasi non arsitektural dan karakteristik khusus kawasan proyek terpilih. Serta masukan yang berkaitan dengan kasus proyek,


(22)

090406015 9 antara lain informasi tentang persyaratan ruang, kendala-kendala dalam penyelenggaraan bangunan yang ada dari segi arsitektural, dll.

4. Analisis

Analisis diperlukan untuk mengolah dan merumuskan berbagai masukan arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan.

5. Sintesis

Sintesis dilakukan pada tahap integritas data-data yang ada yang telah dikaji pada tahap analisis, untuk kemudian diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan.

1.5Lingkup/Batasan

Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan merancang sebuah Mall.

 Lingkup kajian pada proyek ini adalah perencanaan dan perancangan unit-unit toko dan fasilitas pada pusat perbelanjaan

 Aspek teknologi yang menunjang dalam kehidupan modern

 Penggunaan teknologi yang efektif, efisien dan fleksibel untuk bangunan bertingkat.

 Proyek mall ini direncanakan pada tahun 2015 dengan mengacu pada rencana kota Medanmenjadi kota Metropolitan sebagai pusat perdagangan dan bisnis untuk wilayah bagian barat Indonesia

 Perencanaan lebih difokuskan pada merancang ruang utama dan ruang pendukung dengan fasilitas pada fungsi komersil juga fungsi rekreatif dan edukatif.


(23)

 Pembahasan disesuaikan dengan standar ukuran ruang sedangkan pembahasan diluar itu dilakukan dalam batas logika sesuai data sirkulasi dan kondisi serta kaitannya dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur.

 Perancangan mengikuti standar ukuran ruangan terhadap masing-masing kegiatan

 Fasilitas-fasilitas pendukung yang perlu diletakkan di dalam bangunan  Dana bukan merupakan pertimbangan dalam desain bangunan.


(24)

090406015 11 1.6 Kerangka Berfikir

Diagram 1.1 kerangka berfikir

JUDUL PROYEK dan TEMA

Johor Parkview Mall

LATAR BELAKANG KASUS

Kebutuhan Akan Pusat Perbelanjaan dan Taman Kota

TUJUAN dan MANFAAT

 MENYEDIAKAN SALAH SATU LOKASI WISATA BELANJA , EDUKATIF , SERTA REKREATIF BAGI MASYARAKAT PERKOTAAN.

PERUMUSAN MASALAH

 BAGAIMANA MENCIPTAKAN SEBUAH RANCANGAN SECARA KESELURUHAN YANG SESUAI DENGAN MAKSUD DAN TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI

 BAGAIMANA MENJADIKAN PARKVIEW MALL SEBAGAI SOLUSI LINGKUNGAN PERKOTAAN  BAGAIMANA MEMADUKAN FUNGSI MALL DAN TEMA GREEN ARCHITECTURE AGAR SESUAI

LATAR BELAKANG TEMA

Kerusakan Lingkungan akibat ulah tangan manusia

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

 STANDAR RUANG UNTUK MALL

 KAJIAN TEMA DAN BANTUK MASSA BANGUNAN

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

BERDASARKAN DATA, ANALISA, PERATURAN PEMERINTAH. KONSEP RUANG LUAR, MASSA, SIRKULASI, STRUKTUR DAN

UTILITAS.

HASIL PERANCANGAN ANALISA TAPAK

 ANALISA LINGKUNGAN SEKITAR ALAMI DAN BUATAN

 ANALISA ZONING  ANALISA SIRKULASI  ANALISA UTILITAS

ANALISA FUNGSIONAL

 ANALISA PENGGUNA  ANALISA AKTIFITAS

 KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG  HUBUNGAN ANTAR RUANG

FEEDBACK


(25)

BAB II . Deskripsi Proyek

2.1 Tinjauan Umum

Secara teoritis tinjauan umum akan menjelaskan mengenai pengertian proyek ini, deskripsi proyek dan pemilihan lokasi

1. Judul : Johor Parkview Mall

2. Tema : Arsitektur Hijau (Green Architecture) 3. Status Proyek : Fiktif

4. Pemilik Proyek : Swasta 2.2. Deskripsi Singkat Proyek

Proyek ini berjudul Johor Parkview Mall, merupakan suatu mall yang menerapkan tema Arsitektur hijau pada bangunan

2.2.1 Arti Kata

Pengertian proyek Johor Parkview Mall menurut arti kata adalah :

Johor : menunjuk kepada salah satu kecamatan di Kota Medan ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan ini merupakan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba3 .

Parkview : park berarti taman , view berarti pandangan. Maksudnya memiliki pandangan ke taman , pemandangan berupa taman.

Mall : Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan4.

3

"Website Pemko Medan". Retrieved 27 December.

4


(26)

090406015 13

2.2.2 Pengertian Proyek

Dari penguraian pengertian judul proyek menurut arti kata tersebut, Johor Parkview Mall adalah : Suatu pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa plaza umum, sekumpulan sistem yang memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan dan memiliki pandangan ke taman atau pemandangan berupa taman dan berada di kota Medan.

2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi 2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara adalah salah satu pusat pelayanan terpadu bagi Provinsi Sumatera Utara menurut Peraturan Daerah. Kota Medan menjadi pusat berbagai kegiatan untuk melayani provinsi Sumatera Utara. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah :

Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk komersil, pameran dan pendidikan.

2. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Medan

Wilayah lokasi pembangunan yang memiliki fungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat pendidikan yang disesuaikan dengan RUTRK Kota Medan. Yaitu pada subpusat pelayanan kota Medan Selayang ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan


(27)

Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu), Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor.

3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan. 4. Pencapaian atau aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik

angkutan umum ,pribadi mapun pribadi.

5. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, community dan fungsi training.

6. Utilitas kota / lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai pendukung dalam lokasi site ( listrik, air, telefon, drainase, dll )

7. Status kepemilikian Ada status hak milik

8. Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum mungkin

9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan

10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar site.

11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )

12. Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan perencanaan bangunan.


(28)

090406015 15 Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data

Peruntukan lahan ditentukan menurut RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) 2013-2030 Medan yang dibagi dalam beberapa pusat pelayanan Kota Medan, seperti terlihat pada tabel berikut :

TABEL 2.2 RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN TAHUN 2030

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;  Pusat kegiatan jasa dan kegiatan

pemerintahan provinsi dan kota;  Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;  Provinsi Sumatera Utara  Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional  Pusat pelayanan transportasi;  Pusat kegiatan sosial-budaya  Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;  Provinsi Sumatera Utara  Regional

1

Subpusat pelayanan kota Medan

Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,  pusat kegiatan bongkar muat dan

impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan  pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2

Subpusat pelayanan kota Medan

Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi  Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);  Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

 Kec, Medan Marelan;  Kabupaten Deli Serdang


(29)

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

4 Subpusat pelayanan kota Medan

Perjuangan

 Pusat kegiatan perdagangan /bisnis  Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung

5 Subpusat pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

 Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas 6 Subpusat pelayanan

kota Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

8 Subpusat pelayanan kota Medan

Selayang

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis  Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

9

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis  Pusat pelayanan transportasi

(TOD);

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi

Berdasarkan kriteria diatas, maka diputuskan memilih 3 alternatif lokasi yang sesuai untuk proyek Johor Parkview Mall , yaitu :

Lokasi 1 : Jln. Karya Wisata Lokasi 2 : Jln. Karya Wisata 2 Lokasi 3 : Jln. Karya Asih

a. Alternatif Lokasi


(30)

(31)

(32)

090406015 19 Struktur

kota

Sesuai dengan RUTRK

Pusat kegiatan perdagangan /Bisnis dan pendidikan 3

Pusat kegiatan perdagangan /Bisnis dan pendidikan

3

Pusat kegiatan perdagangan /Bisnis dan pendidikan

3 Lokasi terhadap

fungsi sekitar yang

mendukung

Berada di daerah pendidikan, perumahan, dan perdagangan. 3

Berada di daerah pendidikan, perumahan, dan perdagangan. 3

Berada di daerah pendidikan, perumahan, dan perdagangan. 3 Citra lingkungan Baik 3 Baik 3 Baik 3 Pencapaian Aksesibilitas Kendaraan

pribadi, kendaraan

umum, dan

pejalan kaki 3

Kendaraan pribadi,

kendaraan umum, pejalan kaki

3

Kendaraan pribadi,

kendaraan umum, pejalan kaki

3


(33)

kaki trotoar buruk

2

trotoar baik

3

trotoar kurang baik

2

Jalur sirkulasi Lebar diatas 6m, pedestrian 2m 3

Lebar diatas 6m, pedestrian 2m 3

Lebar diatas 6m, pedestrian 2 m 3 Intensitas Kendaraan Cukup Padat 2 Cukup Padat 2 Padat 1 Area pelayanan

Dekat dengan fungsi lain Kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, program kegiatan

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan 2 Kawasan permukiman, perdagangan, rekreasi, program kegiatan

sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanent, sarana pendidikan 3 Permukiman, perdagangan, rekreasi, pembangunan saluran air minum, septic tank, sarana pendidikan,

2

Utilitas Tersedia, kondisi baik

3

Tersedia, kondisi baik

3

Tersedia, kondisi baik


(34)

090406015 21 Dekat dengan

fungsi sejenis

Terdapat sedikit Mall di sekitar site

3

Terdapat sedikit Mall di sekitar site

3

Terdapat sedikit Mall di sekitar site

3 Persyaratan Status

kepemilikian Hak milik 3 Hak milik 3 Hak milik 3

Nilai lahan Baik 3

Kurang baik 2

Kurang baik 2

View Terdapat

dipersimpangan sehingga dapat dilihat dari penjuru ruas jalan

3

Terdapat di jalan biasa , hanya dapat dilihat dari beberapa penjuru ruas jalan

2

Terdapat di jalan biasa , hanya dapat dilihat dari beberapa penjuru ruas jalan

2 Orientasi Intensitas cahaya

sedang

3

Intensitas cahaya sedang

3

Intensitas cahaya sedang

3 Ukuran lahan > 1 Ha

3

> 1 Ha 3

> 1 Ha 3 Kontur tapak /

topografi


(35)

3 3 3

TOTAL 45 43 43

NB : 3 = sangat baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Dari tabel penilaian diatas, maka diperoleh Site terpilih di Jln. Karya Wisata . Sesuai dengan RUTRK 2013-2030 kota Medan Jln. memiliki lebar jalan 33 meter dan GSB 15 meter dan KLB 3-4 lantai.

2.4 Tinjauan Khusus

Secara teoritis tinjauan khusus proyek akan menjelaskan mengenai Mall berdasarkan pengertian, pola, klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi tersebut.

2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan

Keberadaan pusat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi hal yang sangat menarik karena termasuk tempat yang sering dikunjungi oleh masyarakat kota tersebut. Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:

Menurut Gruen, Victor (1966)

Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota untuk memberikan kenyamanan berbelanja.

Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577)

Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat toko-toko eceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan untuk memberikan kenyaman berbelanja yang maksimum dan keleluasaan maksimum


(36)

090406015 23 bagi barang dagangan.

Menurut Beddington, Nadine (1981,1)

Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.

Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council of Shopping Center)

Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari karakteristik pasar yang dilayani.

Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat perbelanjaan, yaitu:

a. Merupakan bangunan komersil

b. Dapat berfungsi juga sebagai temapt berkumpul dan berekreasi

2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan. 1. Berdasarkan Skala Pelayanan

Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:

 Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk (skala lingkungan), dengan luas bangunan berkisar antara 2.787-9.290 m2. Unit penjualan terbesar pada pusat perdagangan golongan ini adalah supermarket.


(37)

 Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko.  Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini

mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000 penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari

pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir5.

Tabel 2.4. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI

2. Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan  Pusat Perbelanjaan Murni

Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall .

5


(38)

090406015 25

 Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi

Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

3. Berdasarkan Sistem Transaksi

Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan sebagai berikut:

 Toko Grosir

Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau tempat penyimpan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan barang belanjaan.

 Toko Eceran

Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi. Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan dimensi yang lebih kecil. Area dropping barang merupakan area vital pada toko jenis ini.


(39)

4.Berdasarkan Lokasi

 Pasar (market), Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman, merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.

 Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang terdiri dari deretan toko atau kios trebuka pada suatu penggal jalan. Area perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dkunjungi wisatawan.

 Shopping Precint Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.Contohnya yaitu Nakamise-dori,Senso-ji's temple precint's shopping street, Asakusa, Tokyo, Jepang6.

 Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier, sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga berskala manusia.

 Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan

6


(40)

090406015 27 ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000 sampai 20.000 m2.

 Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000 sampai dengan 2.500 m2.

 Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembeyaran dan perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual seperti disampaikan dalam Lang (1987:114).

 Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara 5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang digunakan adalah sistem self timer.

 Oleh Karena system pelayanannya mandiri, perlu penataan dan pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli menemukan barang yang diinginkan.

 Hypermarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya kecendrungan penduduk yeng mengikuti tren perdagangan dengan


(41)

munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun dibedakan antara pembeli eceran adan pembeli sistem grosir.

 Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya lebih kecil.

 Shopping mall Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

2.4.3 Pengertian Mall

Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

Menurut Rubenstein (1978), mall merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-elemen :

Anchor (Magnet) merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai landmark. Perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall  Secondary Anchor (Magnet Anchor) merupakan transformasi dari distrik


(42)

090406015 29

Street mall meruapakan transformasi paths perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet

Landscaping (pertamanan) merupakan transformasi dari edges sebagai pembatas petokoan ditempat-temapt luar

2.4.4 Bentuk-bentuk Mall

a. Bentuk Mall berdasarkan penutup bangunan

Menurut Maithland (1987) terdapat 3 bentuk umum mall dengan keuntungan dan kerugaian tersendiri

1. Mall Terbuka (Open Mall)

Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap

cahaya matahari sehingga member kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling terpisah.

2. Mall Tertutup {enclosedMall)

Adalah mall dengan pelingkup merupakan suatu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan

terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi

fasilitas rekreasi seperti tempat duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta Gbr. 2.4 Mall terbuka


(43)

(44)

090406015 31

3. Semi Mall

Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan silengkapi dengan pohon-pohon dan taman, bangku-bangku, pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan dikurangi.

. c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk

1. Bentuk L ( L Shape )

2. Bentuk Segitiga ( Triangle)

3. B entuk jalur ( strip shaped )

. 4. Dumb bell shaped

Gbr. 2.7 Bentuk L

Gbr. 2.8 Bentuk Segitiga


(45)

5. Bentuk U (U shaped)

6.Bentuk Cluster

7. Double dumbbell shaped

8.Bentuk T shaped

Gbr. 2.10 Dumb bell Shaped

Gbr. 2.11 Bentuk U

Gbr. 2.12 Bentuk Cluster

Gbr. 2.13 Double dumbbell shaped


(46)

090406015 33

d. Bentuk mall berdasarkan system parkir

1. Strip center with curb parking

2. Strip center with off-street parking

3. Double-strip center with off-street parking

Gbr. 2.14 Bentuk T

Gbr. 2.15 Strip center with curb parking

Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking

Gbr. 2.17 Double-strip center with off-street parking


(47)

4. Mall center with only one magnet

5. Mall center with magnet centrally placed

6. Cluster-type center

7. “Introverted” center

Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet

Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed


(48)

090406015 35

2.4.5 Prinsip shopping mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi)

Design Control Zone

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, amusement dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi pengunjung

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan kenyamana pejalan kaki dan komunikasi antara tenant.

4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi orizontal tercapai.

Tenant Mix Pengelompokan magnet dan unit retail berdasarkan Gbr. 2.21 Introverted center


(49)

jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan persaingan yang mematikan.

Criteria Design dari masing - masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkul perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, design interior dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall

a.AktifitasUtama

Kegiatan utama jual beli dengan pelaku penjual dan pengunjung pembeli b.Aktifitas Pendukung

Kegiatan pendukung kegiatan utama: bongkar muat, pengelola administrasi, pelaku penyewa dan pengelola

c.Aktifitas Pelengkap

Kegiatan berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan bangunan d. Aktivitas Pelayanan

Merupakan kegiatan pelayanan atau servis.

2.4.7 Fungsi Shopping Mall

Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain : - Sebagai wadah untuk perbelanjaan.

- Menyediakan fasillitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk sarana santai.

- Sebagai magnet kawasan untuk menarik pengunjung datang dan menggunakan fasilitas yang disediakan.


(50)

(51)

2. Hermes Place Polonia

Merupakan Mall baru di kota Medan , Mall ini mengusung konsep lifestyle Mall pada bangunannya. Merupakan jenis Mall Composite dan berdasarkan skala pelayanan merupakan Mall distrik . Mall ini merupakan Mall semi-outdoor sehingga dapat menghemat penggunaan listrik pada AC.

Gbr. 2.23 Suasana Hermes Place Polonia Medan


(52)

(53)

III. ELABORASI TEMA

3.1 Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau (Green Architecture) adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari hanya sekedar bangunan tempat bernaung manusia dengan segala fungsinya. Pada intinya Arsitektur hijau diibaratkan keselarasan hidup manusia dan alam yang terangkum terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep Arsitektur hijau, konsep yang kini tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern.

Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang berkelanjutan. Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 150 meter persegi, dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 100 meter persegi, maka sisa 50 meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar. Dalam aplikasinya meliputi pemberdayaan atap menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan. 3.2. Interpretasi Tema

Aplikasi nyata arsitektur hijau adalah dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan melalui tata letak, konstruksi,operasi,dan pemeliharaanbangunan, penggunaan material reuse,recycle,renewable. Secara matematis perhitungan disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah. Misalkan air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil atau membuat sumur resapan dan biopori. Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan bahan bangunan yang dapat diperbaharui.


(54)

090406015 41

3.2.1 Green Architecture dalam Konteks Kota Medan

Pemerintah Kota Medan telah menetapkan Rencana Strategik (Renstra) Kota Medan sesuai Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2002, dengan visi :

“ Mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan bercirikan Masyarakat Madani yang menguasai Iptek, dan bermuatan Imtaq serta berwawasan Lingkungan Hidup “

Selain visi tersebut, terdapat beberapa isu lingkungan hidup di kota Medan yang menyebabkan diperlukannya konsep pendekatan “ Green” terhadap perencanaan dan perancangan arsitektur kotanya. Isu-isu tersebut diantaranya : pencemaran akibat limbah industri, rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan, restoran, sampah perkotaan, krisis persediaan air tawar, degradasi tanah dan lahan pertanian, pencemaran udara, konflik sosial, lingkungan, transportasi, dan ruang terbuka hijau. Dengan mempertimbangkan isu – isu yang muncul pada saat ini yaitu isu lingkungan hidup , maka dalam pengembangan bangunan “ Medan Parkview Mall “ akan diterapkan konsep green architecture.

3.2.2 Sifat-sifat pada Bangunan Arsitektur Hijau (green Architecture) Arsitektur hijau (Green architecture) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

Sustainable ( Berkelanjutan )

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya


(55)

perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility is about the practical system of bulding, not the beauty of great design. Jadi ditegaskan bahwa kaedah-kaedah arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu lingkungan binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi standar berkelanjutan sehingga bisa dikatakan hijau.

Earthfriendly ( Ramah lingkungan )

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

High performance building

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa green architecture mempunyai sifat ini salah satu

fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memanfaatkan energi yang berasal dari alam ( Energy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ).

3.2.3 KeterkaitanTema dengan Judul Proyek

Adapun keterkaitan tema dengan judul proyek adalah menerapkan desain perancangan fungsi bangunan yang akan dirancang pada pusat perbelanjaan dengan menggunakan konsep arsitektur hijau. Hal ini dikarenakan perkotaan membutuhkan solusi atas keadaan kritis lingkungan sehingga menciptakan lingkungan yang menarik dan berkelanjutan.


(56)

090406015 43 Arsitektur Hijau dalam penerapannya pada desain telah dibahas pada poin-poin diatas, berikut tinjauan singkat penerapan Arsitektur Hijau dalam desain:

a. Penggunaan Panel Surya

Panel surya/ solar cell/ solar panel : panel surya / solar cell menghasilkan energi listrik tanpa biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang

menghasilkan

arus listrik. Sebuah. solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).

r pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya/ solar cell pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.

- direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).

Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.

Gbr 3.1 Instalasi listrik tenaga surya

Sumber : Sustainable Construction


(57)

Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari panel surya / solar cell, charge controller, inverter, baterai.

b. Penggunaan Material reuse,recycle, renewable

Penggunaan material reuse,recycle,reneable (3R) dalam konsep Green Architecture

ada berbagai macam alas an antara lain :

material 3R, sebagai conroh botol kaca bekas yang banyak terdapat di TPA yang dapat digunakan untuk fasade bangunan, atau pemakaian material daur ulang sebagai inovasi material bangunan (kertas bekas dapat diubah menjadi acian camouran semen uuntuk plester)dll.

bidang konstruksi bangunan. Sebagai contoh peti kemas (container) yang merupakan alat untuk mobilitas pengangkutan barang dapat digunakan sebagai module konstruksi untuk hunian,office ( modifikasi peti kemas bekas untuk hunian pekerja sementara) dll.

polusi bagai bumi.Dapat mengambil contoh peti kemas bekas (container) di Amerika Serikat yang mencapai hampir 17 juta,dapat dimanfaatkan sekaligus mengurangi

sampah di bumi.

Gambar 3.2 :Botol,contoh material yang dapat dimanfaatkan dalam bangunan

Sumber : http://www.arch.hku/research /BEER/sustain.htm


(58)

090406015 45

c. Penggunaan Turbin Angin

Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski demikian, harap diingat bahwa sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah dikelola. Di samping itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di negeri Belanda.

Berdasar ukuran rata-rata campuran bahan bakar di Amerika Serikat (AS), kira-kira dari setiap kWh yang digunakan akan menghasilkan 1,5 pon CO2. Ini berarti setiap turbin angin biasa akan mencegah emisi sebesar 2 juta kWh x 1,5 pon CO2/kWh =3 juta pon CO2 atau 1,5 ton CO2 pertahun. Sepetak lahan hutan menyerap kurang lebih 3 ton CO2 per hektar pertahun. Jadi sebuah turbin angin sebesar 750 kWh dapat mencegah emisi CO2 sebesar yang dapat diserap oleh hutan seluas setengah hektar16. pemasangan turbin tidak harus tinggi di atas tower.

d. Penggunaan Penangkap air Hujan (Rainwater Cachting) Gambar 3.3 :Turbin angin Aerocam/aerostellar


(59)

Air hujan yang dominan terutama di daerah tropis seperti Indonesia dapat dimanfaatkan untuk meniram tanaman,, mencuci kendaraan atau sebagai cadangan air untuk bahaya kebakaran. Penggunaan Rainwater Cachting pada Green Building

sudah banyak diterapkan berupa model pengkap air hujan berbentuk payung. e. Aplikasi Roof garden

Pengembangan taman atap modern (roof garden atau green roof) merupakan fenomena yang relatif baru. Teknologi taman atap pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia17. Keberadaan taman atap, khususnya di kota-kota besar (metropolis) memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi RTH akibat pembangunan infrastruktur-infrastruktur kota dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya manfaat taman atap (roof garden) adalah sebagai berikut :

1) Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses reoksigenasi; taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca;

Gambar 3.4 :Rain water cachting


(60)

090406015 47 2) Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island effect);

3) Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien; 4) Mengurangi polusi suara/ kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang berasal dari luar bangunan (suara bising kendaraan bermotor atau aktivitas industri)

5) Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya dengan fungsi taman pada umumnya, taman atap (green roof) menyediakan keindahan bagi aspek bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman;

6) Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi sebagai habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme (wildlife) antar ruang hijau di kawasan perkotaan

Gambar 3.5 : Struktur Dasar Taman Atap (Ekstensif dan

Intensif) Sumber: Townshend


(61)

3.3 Studi Banding Tema Sejenis 1. The EDITT Tower , Singapore

Desain untuk EDITT Tower , pada sudut kota Singapura , merupakan bentuk hybrid yang memenuhi keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area retail , exhibition hall dan auditorium serta ruang office pada bagian atas. Bangunan 26 lantai ini menerapkan konsep „green vertical urbanism‟ maksudnya pengembangan kota yang ramah lingkungan secara vertical. Dengan konsep bentuk yang organic pada bagian fasad bangunan yang berpengaruh pada ruang public dan sirkulasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang memiliki estetika ekologi.

Konsep green architecture terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh bagian bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui system penampungan air hujan. Juga terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternative energi untuk bangunan.

.Gbr 3.6 Konsep Tata Vegetasi dan Penampungan Air Hujan The EDITT Tower , Singapore.


(62)

090406015 49

2.Fake Hill Residential Building di China

Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif

arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203 meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai puncaknya 106-194 m.Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD.

Gbr 3.7 : Fake Hill Residential Building di China


(63)

3. Sparch Green Shopping Mall , Kuala Lumpur

Arsitek Sparch baru saja menyelesaikan desain sebuah mal seluas 1 juta kaki persegi di Kuala Lumpur, dan visi mereka adalah membuat maksimal hijau, dan maksimal hunian didalamnya. Bangunan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik di pusat kota. Konsekwensinya bangunan ini sebagai ruang hibrida fungsional perkotaan : sebagian menjadi bagian taman umum, sebagian mal untuk belanja, dan sebagian menjadi bangunan fungsional (perkantoran dan hunian) perkotaan. Di ruang pusat mal seakan menjadi atrium pertemuan para pengunjung. Konsep ini menjawab adanya kekhawatiran sumpeknya bangunan di perkotaan karena banyaknya mal yang dibangun.

Pertama, mereka tertutup dari lingkungan sekitarnya, membuat lalu lintas pengunjung di mal seakan di ruang tertutup atau dengan kata lain "ruang publik yang tertutup" yang umumnya ruang publik perkotaan berbentuk ruang terbuka.Dalam perencanaan kota besar, penyediaan ruang terbuka baru menjadi masalah besar, karena tidak memungkinkan bangunan baru untuk dibangun di dekat ruang publik berupa taman terbuka yang telah ada, karena keterbatasan lahan dan sudah digunakan oleh fungsi lain.

Dengan adanya ruang terbuka di tengah mal, seakan pengunjung berada di tengah kota. Kedua, biaya energi sering berlebihan, karena mal umumnya merupakan ruang tertutup seperti gua yang keseluruhan ruangan menggunakan AC. Para desainer dalam estimasi proyek ini memperkirakan penggunaan energi akan berkurang sebesar 30%, berkat ruang outdoor dan pembuatan shading berupa lapisan tanaman hijau.


(64)

090406015 51

Gbr 3.8 : Sparch Green Shopping


(65)

3.4. PENERAPAN TEMA

Konsep Green shopping Mall dalam Medan Parkview Mall ini diterapkan dengan tujuan menciptakan pusat perbelanjaan berwawasan lingkungan sebagai bagian dari kepedulian terhadap lingkungan , dengan penerapan sebagai berikut :

a.Penggunaan sistem Rain Harvesting pada bangunan utama dan beberapa area taman , sehingga dapat menghemat dalam pengunaan air pada bangunan.

b. Pengunaan green roof dan vertical garden pada bangunan.

c. Menggunakan bahan dan sumberdaya yang dapat didaur-ulang dan material lokal .

d. Penggunaan konsep 3R , reduce , reuse , recycle pada bangunan.

e.Menjuaga kualitas udara dalam ruangan dengan peningkatan ventilasi , bebas dari gas berbahaya, penggunaan material tanpa form-aldehida , toluen , dan bahan-bahan karsinogenik , serta pengaturan suhu dan penerangan.


(66)

090406015 53

BAB IV ANALISA

4.1 ANALISA KONDISI TAPAK 4.1.1 Analisa Lokasi


(67)

Kota Medan berada di provinsi Sumatera Utara pulau Sumatera dan secara geografis pada 2°27‟-2°47‟ LU dan 98°35‟-98°44‟BT dengan luas ±26.510 Hektar, atau 36% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Berada pada 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut, dengan kondisi topografi yang relatif datar atau tidak berkontur. Kota Medan memili iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3°C-24.4°C dan suhu maksimumnya antara 30.7°C-33.2°C. Jumlah penduduk Medan Johor pada Tahun 2009 berjumlah 115.615 jiwa.

Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan:  Kasus Proyek : Johor Parkview Mall

 Status Proyek : Fiktif  Pemilik Proyek : Swasta

 Lokasi Lahan : Jl. Karya Wisata, Medan Johor  Batas Utara : Jalan Karya Asih

 Batas Selatan : Rumah Penduduk  Batas Barat : Jalan Karya Wisata  Batas Timur : Rumah Penduduk  Luas Lahan : ± 3 Ha ( 29.750 m2)  Kontur : relatif datar

 KDB : 60 %

 Bangunan Eksisting : Lahan Kosong  Potensi Lahan :

 Terletak di jalan kolektor sekunder kota Medan dengan tingkat kebisingan yang rendah.

 Merupakan posisi yang strategis karena dekat dengan beberapa perumahan yang ada.

 Berada pada kawasan permukiman dan pertokoan.

 Transportasi lancar dan baik dan dapat diakses oleh angkutan umum maupun pribadi.


(68)

090406015 55

Gambar 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek


(69)

4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan 4.1.2.1 Kondisi Eksisting Sekitar

Bertujuan untuk mengetahui letak site terhadap bangunan sekitar dan pengaruhnya terhadap proyek ini, sebagai studi kelayakan proyek terhadap kawasan yang ada disekitarnya. Tata guna ahan disekitar site adalah perumhan dan permukiman. Daerah ini mengalami perkembangan yang pesat dan sangat cocok untuk di bangun pusat perbelanjaan karena dapat memenuhi kebutuhan perumahan yang ada di sekitarnya

Keterangan warna :

Gambar 4.4 Tata Guna Lahan Sekitar Site

A D

SITE C

B E


(70)

090406015 57 = Perumahan penduduk

= Permukiman penduduk = Fungsi komersil

= Kantor

= Rumah ibadah Keterangan huruf :

A. Diamond Supermarket B. Perumahan Bukit Johor Mas


(71)

TANGGAPAN :

Berdasarkan Tata Guna Lahan di sekitar, site berada pada area kompleks perumahan, pemukiman penduduk dan ada beberapa fungsi komersil . Disamping itu kepadatan bangunan disekitar kawasan ini masih dalam tahap yang nyaman serta tingkat kebisingan rendah sehingga cocok jika dibangun fasilitas berupa pusat perbelanjaan daripada di area tengah kota yang sudah sangat padat dengan tingkat kebisingan yang sangat tinggi.

Gambar 4.5 Kondisi Eksisting Sekitar Site

Perumahan Bukit Johor Mas

Ruko Diamond

Supermarket Perumahan J city Medan

Gambar 4.6 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site

Permukiman penduduk E. Perumahan J city


(72)

(73)

(74)

090406015 61

Dari Namorambe Dari Jalan Luku

(Komplek J City)

Dari Jl. Jenderal A.H Nasution

Dari Jl. Karya Jaya

Perumahan Citra Wisata

Perumahan Bukit Johr Mas

Dari Jl. Karya Jaya

Potensi : Lokasi Tapak merupakan daerah yang sedang berkembang. Banyak proyek perumahan yang sedang berlangsung. Dengan adanya pembangunan Mall diharapkan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.

Kelemahan : Berada di persimpangan yang sangat rawan kemacetan

Usulan : Memberi Jalan Baru untuk jalu masuk Mall sehingga dapat mencegah kemacetan.


(75)

SITE

MASALAH :

- Simpang pertemuan Jl. Karya Wisata dan Karya Asih merupakan titik jumlah kendaraan yang paling tinggi. Disebabkan juga karena parkir dari Diamond Supermarket yang mengambil badan jalan.

TANGGAPAN :

- Untuk menghindari penumpukan jumlah kendaraan di sekitar site, maka jalur entrance- out diletakkan jauh dari posisi simpang tersebut.

- Membuat sirkulasi pembantu agar terhindar dari kemacetan.

- Entrance di letakkan di Sirkulasi baru yang menghubungkan Jl. Karya Wisata dan Jl. Karya Asih.


(76)

090406015 63

4.1.3.2 Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar 4.9 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site

Gambar 4.10 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Wisata


(77)

DATA :

- Pada Jl. Karya Wisata tidak tersedia perkerasan pada pedestriannya.

- Pada Jl. Karya Asih sudah terdapat perkerasan pada perkerasannya, tetapi sudah banyak yang kondisinya tidak baik.

MASALAH :

- Tidak adanya perkerasan pada pedestrian.

- Kondisi perkerasn yang rusak pada Jl. Karya Asih.

TANGGAPAN :

- Memperbaiki kembali kondisi pedestrian agar pejalan kaki merasa nyaman. - Dapat ditambahkan vegetasi sebagai peneduh pada sisi di dekat pedestrian.


(78)

090406015 65

4.1.4 Analisa Matahari dan Vegetasi

Matahari menghasilkan panas dan cahaya serta radiasi, panas matahari memiliki sisi positif dan negatif bagi pengaruhnya terhadap bangunan dan makhluk hidup biotik maupun abiotik.Begitu juga cahayanya.

Unsur tanaman sebagai elemen alam sangat membawa dampak positif bagi lingkungan dan kenyamanan bangunan sehingga memberi keasrian dan kesejukan bagi lokasi site dan kawasan sekitar.

DATA :  Matahari

Site akan terkena sinar matahari cukup banyak, karena panjang site berorientasi pada sumbu timur dan barat.

 Vegetasi

Site dikelilingi oleh vegetasi. MASALAH :

 Matahari

Site akan terkena sinar matahari cukup banyak, sehingga dapat menyebabkan peningkatan suhu pada bangunan.

 Vegetasi

Vegetasi yang keadaannya sudah tua, sehingga dikhawatirkan akan jatuh atau roboh.


(79)

4.1.5 Analisa Kebisingan

Kebisingan diakibatkan oleh kendaraan umum dan pribadi serta aktifitas yang ada di sekitar kawasan site.

Gambar 4.14 Analisa Kebisingan

TANGGAPAN :

 Matahari

Fasade bangunan pada sisi Barat sebaiknya memiliki sedikit bukaan dan memiliki shading. Fasade pada sisi Timur memiliki banyak bukaan, agar cahaya pagi dari sinar matahari dapat masuk ke dalam bangunan.

Memanfaatkan vegetasi sebagai buffer terhadap sinar matahari.  Vegetasi

Penambahan dan memperindah kembali vegetasi, agar pengguna merasa nyaman.

1

2

3

3


(80)

090406015 67

4.1.6 Analisa View

View bangunan bertujuan untuk memperindah kawasan sekitar serta menganalisis letak proyek terhadap bangunan yang ada di sekitarnya untuk menonjolkan view terbaik dari bangunan.

4.1.6.1 View Keluar DATA :

- Titik 1 : Intensitas kebisingan tinggi yang disebabkan oleh kendaraan yang lewat dan parkir di Diamond Supermarket, serta merupakan persimpangan Jl. Karya Wisata dan Jl. Karya Asih.

- Titik 2 : Intensitas kebisingan sedang, karena tidak terlalu banyak kendaraan yang lewat dan berbatasan dengan perumahan.

- Titik 3 : Intensitas kebisingan rendah, karena hanya sedikit kendaraan yang lewat.

- Titik 4 : Intensitas kebisingan sangat rendah, karena hanya berbatasan dengan rumah penduduk.

MASALAH :

Intensitas kebisingan yang tinggi pada persimpangan Jl. Karya Wisata dan Jl. Karya Asih.

TANGGAPAN :

- Pada sisi site yang berdekatan dengan sumber kebisingan diberikan buffer misalnya tanaman.

- Selain itu kebisingan ini dapat juga dikurangi dengan meletakkan bangunan jauh dari sumber kebisingan, serta pemilihan material.


(81)

DATA :

1

2

3

4

Gambar 4.15 Analisa View Keluar

Pada titik 1.

View keluar bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Wisata dan adanya vegetasi.


(82)

090406015 69 Pada titik 3.

View keluar kurang bagus, karena berbatasan dengan perumahan.

Pada titik 2.

View keluar bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Asih dan terdapat vegetasi.

Pada titik 4.

View keluar kurang bagus, karena berbatasan dengan rumah penduduk.


(83)

4.1.6.2 View Kedalam

Site merupakan lahan kosong yang hijau yang di apit oleh perumahan dan beberapa fungsi komersil. Sehingga view kedalam harus dimaksimalkan dengan baik.

DATA :

1

2

3

4

Gambar 4.16 Analisa View Kedalam

Pada titik 1.

View kedalam bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Wisata yang sering dilalui masyarakat.


(84)

090406015 71

4.2 Analisis Kegiatan

Pada dasarnya pelaku kegiatan terbagi 2, yaitu : 1. Pengunjung Umum

• Kelompok pengunjung dewasa

• Kelompok anak-anak dengan orang tua

• Kelompok remaja (putra dan putri)

Pada titik 3.

View kedalam kurang bagus, karena berbatasan dengan perumahan yang membelakangi site.

Pada titik 2.

View kedalam cukup bagus, karena berhadapan dengan Jl. Karya Asih yang dilalui masyarakat.

Pada titik 4.

View kedalam kurang bagus, karena berbatasan dengan rumah penduduk yang membelakangi site.


(85)

2. Pengelola

• Pengelola Utama

• Karyawan

• Tenants (penyewa)

Setiap pelaku memiliki aktifitas, keperluan dan tujuan yang berbeda satu sama lain . Pengelola fasilitas Mall umumnya memiliki struktur sebagai berikut:

Diagram4.1 Struktur Organisasi Mall


(86)

090406015 73

4.3 Analisa Kebutuhan Ruang Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan Ruang

FUNGSI FASILITAS PEMAKAI KEGIATAN KEBUTUH

AN RUANG Fasilitas Perbelanja an Department Stores( Matahari Dept Store)

Pengelola Mengatur pengeluaran dan pemasukan barang,administras i isoma -R Manajer -R.administra si -R.KM/toilet -R.Penjualan Karyawan Melayani

pengunjung, memeriksa kondisi barang , melayani pembeli,isoma -R.Karyawan -Gudang -R.Km/Toilet -R.Pas -R.Kasir

Pengunjung Belanja, Melihat-lihat , memilih-milih barang, jalan-jalan, membayar -Area Belanja -R.Km/Toilet -R.Penjualan -R.Kasir Hypermarket Pengelola Mengatur

pemasukan dan penjualan barang administrasi , isoma -Area Belanja -R.Pengelola -R.Km/Toilet -R.Penjualan -R.Kasir -R.Karyawan -Gudang -Hall Karyawan Melayani

pengunjung

memeriksa kondisi barang.

Istirahat/isoma Pengunjung Belanja,

menitipkan barang, mendorng kereta barang, membayar barang belian


(87)

Pertokoan/Ret ail Tenants/ Penyewa Mengatur penjualan melayani pembeli -Toko Retail

Karyawan Melayani pembeli, isoma

Pengunjung Tawar menawar, belanja melihat-lihat

Area Rekreasi

Arcade Games Pengelola Administrasi, isoma -R Pengelola -R.Karywan -Kasir -Gudang -Area Bermain -Tempat duduk Karyawan Melayani

pengunjung, isoma

Pengunung Bermain, Melihat-lihat.

Cafe Pengelola Administrasi, mengontrol,isoma -R.Pengelola -Km/Toilet -R.Karyawan -Dapur -Bar -Area mkan -R.Operator -Kasir -Gudang Karyawan Melayani

pengunjung , membersihkan dan merawat,

mempersiapkan hiburan

Pengunjung Duduk-duduk, makan/minum ngobrol, memesan.

Restoran( indoor/outdoo r)

Pengelola Administrasi, mengontrol

-R.pengelola -R.Karyawan -Km/Toilet -R.Makan


(1)

(2)

(3)

(4)

090406015 137

Foto Maket


(5)

DAFTAR PUSTAKA

De Chiara, John, Joseph & Callender, (1973).Time Saver Standard For Building

Type. New York: Mc Graw Hill Book Company

Lechner, Norbert . (2007). Heating, Cooling, Lighting Terjemahan SAndriana ,SS,

ST. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Marlina, Endy.(2008). Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta:

PT.ANDI offset

Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek Jilid I Edisi 33, Terjemhan Sunarto Tjahjadi.

Jakarta: PT. Erlangga

Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemhan Sunarto Tjahjadi.

Jakarta: PT. Erlangga

Jueana, S Jimmy.(2005). Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga

Medan Dalam Angka 2012

Sumatera Utara Dalam Angka 2011 RUTRK-RDTR kota Medan 2013-2030 Koran Tribun Kamis, 28 April 2011 www.bps.go.id

http://www.barnesandnoble.com/w/high-tech-architecture-colin-davies/1000056457 diakses 1 April 2013

http://asaha.com/preview.php?id=UMzgzNTk- diakses 20 Maret 2013 http://indonesiabox.org/info/konsep-mall-modern/ diakses 17 Maret 2013 http://www.tripadvisor.com.au/Attraction_Review-g297704-d3137959-Reviews-Cihampelas_Walk_Ciwalk-Bandung_West_Java_Java.html diakses 4 April 2013 http://konstruksibajaindonesia.blogspot.com/ diakses 11 Maret 2013


(6)

090406015 139 www.Google.com

www.skyscrapers.com www.wikipedia.com www.archnet.org