Hubungan Perubahan Tekanan Intraokular, Axial Length dan Anterior Chamber Depth Sebelum dan Setelah Pemberian Sikloplegik Pada Anak Miopia di RSUP Haji Adam Malik Medan
ABSTRAK
Latar Belakang
: Obat sikloplegik digunakan untuk mengontrol akomodasi
selama pengukuran kelainan refraksi terutama pada anak-anak yang memiliki
akomodasi yang tinggi. Miopia merupakan kelainan refraksi yang sering pada anakanak. Pemberian sikloplegik dapat mencegah terjadinya overcorrection dalam
pengukuran koreksi tajam penglihatan pada miopia. Namun pemberian Sikloplegik
dapat mempengaruhi tekanan bola mata, axial length dan anterior chamber depth.
Tujuan
: Untuk mengetahui perubahan tekanan intraokular, axial length
dan anterior chamber depth setelah pemberian sikloplegik pada anak miopia di
RSUP Haji Adam Malik Medan
Metode
: Penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode
case control. Jumlah subjek penelitian adalah 83 orang anak yang dibagi dalam dua
kelompok yaitu 43 orang miopia dan 40 orang emetropia (kelompok kontrol).
Kemudian di ukur tekanan intraokular, axial length dan anterior chamber depth
sebelum dan setelah pemberian sikloplegik (tropikamid 1%).
Hasil Penelitian
: Didapatkan rata-rata tekanan intraokular anak miopia lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol sebelum pemberian sikloplegik. Terdapat
perubahan bermakna dari tekanan intraokular dan anterior chamber depth setelah
pemberian sikloplegik pada kedua kelompok (P0,05). Tidak didapatkan hubungan perubahan yang bermakna antara
tekanan intraokular, axial length dan anterior chamber depth pada kedua kelompok.
Kesimpulan
diharapkan
: Rata-rata tekanan intraokular yang tinggi pada anak miopia
dilakukan
pemeriksaan
tekanan
intraokular
secara
berkala.
Meningkatnya tekanan intraokular setelah pemberian sikloplegik, diharapkan
dilakukan monitor tekanan intraokular sebelum dan setelah pemberian sikloplegik.
Kata Kunci
: Sikloplegik, tekanan intraokular, axial length, anterior chamber
depth.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Background: cycloplegic drugs used to control accommodation during the
measurement of refractive disorders, especially in children who have high
accommodation. Myopia is a refractive disorders are frequent in children. Giving
cycloplegic can prevent overcorrection in the measurement of visual acuity in myopia
correction. However, the use of cycloplegic can affect eye pressure, axial length and
anterior chamber depth.
Objective: To determine changes in intraocular pressure, axial length and anterior
chamber depth after using cycloplegic myopia in children hospitalized Haji Adam
Malik
Methods: This research is an analytic observational with case control method. The
number of research subjects were 83 children who were divided into two groups: 43
children with myopia, and 40 children emmetropia (the control group). Then in
measuring intraocular pressure, axial length and anterior chamber depth before and
after using cycloplegic (tropicamide 1%).
Results: There were an average of child myopia intraocular pressure was higher
than the control group before using cycloplegic. There is a significant change of
intraocular pressure and anterior chamber depth after the cycloplegic in both groups
(P 0.05). There were no significant correlation between the change in
intraocular pressure, axial length and anterior chamber depth in both groups.
Conclusion: The average high intraocular pressure in children with myopia, the
expected measurement of intraocular pressure regularly. Increased intraocular
pressure after using cycloplegic expected intraocular pressure was observed before
and after using cycloplegic.
Keywords: cycloplegic, intraocular pressure, axial length, anterior chamber depth.
Universitas Sumatera Utara
Latar Belakang
: Obat sikloplegik digunakan untuk mengontrol akomodasi
selama pengukuran kelainan refraksi terutama pada anak-anak yang memiliki
akomodasi yang tinggi. Miopia merupakan kelainan refraksi yang sering pada anakanak. Pemberian sikloplegik dapat mencegah terjadinya overcorrection dalam
pengukuran koreksi tajam penglihatan pada miopia. Namun pemberian Sikloplegik
dapat mempengaruhi tekanan bola mata, axial length dan anterior chamber depth.
Tujuan
: Untuk mengetahui perubahan tekanan intraokular, axial length
dan anterior chamber depth setelah pemberian sikloplegik pada anak miopia di
RSUP Haji Adam Malik Medan
Metode
: Penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode
case control. Jumlah subjek penelitian adalah 83 orang anak yang dibagi dalam dua
kelompok yaitu 43 orang miopia dan 40 orang emetropia (kelompok kontrol).
Kemudian di ukur tekanan intraokular, axial length dan anterior chamber depth
sebelum dan setelah pemberian sikloplegik (tropikamid 1%).
Hasil Penelitian
: Didapatkan rata-rata tekanan intraokular anak miopia lebih
tinggi dibandingkan kelompok kontrol sebelum pemberian sikloplegik. Terdapat
perubahan bermakna dari tekanan intraokular dan anterior chamber depth setelah
pemberian sikloplegik pada kedua kelompok (P0,05). Tidak didapatkan hubungan perubahan yang bermakna antara
tekanan intraokular, axial length dan anterior chamber depth pada kedua kelompok.
Kesimpulan
diharapkan
: Rata-rata tekanan intraokular yang tinggi pada anak miopia
dilakukan
pemeriksaan
tekanan
intraokular
secara
berkala.
Meningkatnya tekanan intraokular setelah pemberian sikloplegik, diharapkan
dilakukan monitor tekanan intraokular sebelum dan setelah pemberian sikloplegik.
Kata Kunci
: Sikloplegik, tekanan intraokular, axial length, anterior chamber
depth.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Background: cycloplegic drugs used to control accommodation during the
measurement of refractive disorders, especially in children who have high
accommodation. Myopia is a refractive disorders are frequent in children. Giving
cycloplegic can prevent overcorrection in the measurement of visual acuity in myopia
correction. However, the use of cycloplegic can affect eye pressure, axial length and
anterior chamber depth.
Objective: To determine changes in intraocular pressure, axial length and anterior
chamber depth after using cycloplegic myopia in children hospitalized Haji Adam
Malik
Methods: This research is an analytic observational with case control method. The
number of research subjects were 83 children who were divided into two groups: 43
children with myopia, and 40 children emmetropia (the control group). Then in
measuring intraocular pressure, axial length and anterior chamber depth before and
after using cycloplegic (tropicamide 1%).
Results: There were an average of child myopia intraocular pressure was higher
than the control group before using cycloplegic. There is a significant change of
intraocular pressure and anterior chamber depth after the cycloplegic in both groups
(P 0.05). There were no significant correlation between the change in
intraocular pressure, axial length and anterior chamber depth in both groups.
Conclusion: The average high intraocular pressure in children with myopia, the
expected measurement of intraocular pressure regularly. Increased intraocular
pressure after using cycloplegic expected intraocular pressure was observed before
and after using cycloplegic.
Keywords: cycloplegic, intraocular pressure, axial length, anterior chamber depth.
Universitas Sumatera Utara