Modifikasi Alat Pengupas Kulit Ari Kedelai dengan Blower

TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai
Sejarah kedelai
Menurut para ahli botani, kedelai adalah tanaman yang berasal dari
Manchuria dan sebagian Cina, dan terdapat jenis kedelai liar yang tergolong
dalam spesies Glycine ussuriensis. Kemudian menyebar ke daerah tropika dan
subtropika serta dilakukan pemuliaan sehingga dihasilkan berbagai jenis kedelai
unggul yang dibudidayakan (Koswara, 1992).
Perkembangan kedelai di indonesia
Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di pulau Jawa,
kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau lainnya.
Masuknya kedelai ke Indonesia diduga dibawa oleh para imigran Cina yang
mengenalkan beberapa jenis masakan yang berbahan baku biji kedelai.
Botani tanaman kedelai
Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom

: Plantae


Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Polypetales

Famili

: Leguminosae (Papilionaceae)


Genus

: Glycine

4
Universitas Sumatera Utara

5

Spesies

: Glycine max (L.) Merill.Sinonim dengan G. soya (L.) sieb &
Zucc.atau Soya max atau S. hipsida.

(Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Manfaat kedelai
Dilihat dari segi pangan dan gizi, kedelai merupakan sumber protein yang
paling murah di dunia, disamping menghasilkan minyak dengan mutu yang baik.
Baik kedelai utuh, maupun protein dan minyaknya dapat diolah melalui berbagai
cara menjadi bermacam produk pangan, pakan ternak, dan produk untuk

keperluan industri. Kedelai dapat langsung dimakan maupun dalam bentuk
olahannya. Kedelai yang langsung dimakan, dipersiapkan dengan perebusan,
penyangraian atau penggorengan. Kedelai rebus biasa disajikan dalam bentuk
kedelai muda bersama polongnya. Sedangkan produk hasil olahan merupakan
produk kedelai yang dihasilkan melalui proses pengolahan terlebih dahulu, baik
secara tradisional maupun modern (Koswara, 1992).
Waktu panen
Panen dilakukan bila lebih dari 95% polong kedelai sudah berwarna
cokelat kekuningan dan jumlah daun tersisa pada tanaman hanya sekitar 5-10%.
Umumnya, waktu panen di setiap sentra penanaman kedelai berbeda satu dengan
yang lainnya. Kondisi cuaca waktu panen juga berpengaruh terhadap kuantitas
dan mutu biji kedelai (Adisarwanto, 2005).
Pemanenan sebaiknya dilakukan tepat pada waktunya dan menggunakan
cara yang benar. Apabila polong sudah kelihatan tua, panen harus segera
dilakukan. Panen yang terlambat akan merugikan karena banyak yang tua dan

Universitas Sumatera Utara

6


kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan
(AAK, 1989).
Pengupasan
Proses pengupasan biji-bijian merupakan kegiatan lebih lanjut pemanenan
hasil pertanian. Pengupasan kedelai biasanya baru dilakukan jika akan digunakan,
baik untuk benih maupun untuk bahan pangan. Pembijian atau pengupasan polong
harus semaksimal mungkin menghindari terjadinya biji luka/rusak karena akan
merupakan media yang baik bagi hama dan jamur (Hanifah dan Winaryo, 2008).
Untuk memperoleh bahan pangan yang siap dimakan, maka kita harus
memisahkan kulitnya terlebih dahulu dari daging buah ataupun sayuran.
Pemisahan ini disebut dengan pengupasan. Pengupasan merupakan praproses
dalam mengolah suatu bahan yang bertujuan untuk memisahkan bagian yang
dapat dimakan dari kulit ataupun dari bagian yang harus dibuang. Dalam
melakukan pengupasan, digunakan metode yang berbeda. Hal ini dikarenakan
masing-masing bahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda (Jaya, 2010).
Teknik mengupas biji kedelai masih banyak dilakukan dengan
menggunakan cara klasik yaitu dengan merendam dan menginjak-injak dalam
suatu wadah hingga kulit ari biji kedelai terkupas. Hal ini sangat merugikan
karena dengan kedelai terbagai dua atau bahkan dapat hancur karena tekanan yang
diberikan pada kedelai tidak tetap. Di sisi lain hasil pengupasanya terbatas dan

sangat bergantung pada kemampuan manusia atau operator (Lutfi, dkk., 2010).
Dalam menentukan kemampuan mesin pengupas kulit ari kacang kedelai
perlu juga diketahui sifat-sifat dari kacang kedelai itu sendiri. Biji kacang kedelai
berkeping dua terbungkus kulit biji. Sifat kacang kedelai ini mampu menyerap air

Universitas Sumatera Utara

7

cukup banyak dan dapat menyebabkan beratnya naik menjadi dua kali lipat,
dengan sifat biji yang keras dan daya serap air tergantung ketebalan kulit
(Annas, 2002).
Kedelai yang diproses menggunakan mesin pengupas akan mengalami
3 kemungkinan yaitu terkupas terbelah, remuk, dan utuh. Kemungkinan ini dapat
terjadi jika:
a. Bila biji kedelai yang diproses ukurannya jauh lebih besar dari ukuran celah
piringan pengupas maka kedelai akan banyak yang remuk.
b. Bila kedelai yang diproses ukurannya lebih kecil dari ukuran celah piringan
pengupas maka kedelai banyak yang utuh (tidak terkupas, terkupas, dan
remuk).

c. Bila kedelai yang diproses ukurannya hampir sama atau mendekati ukuran
celah piringan pengupas, maka banyak kedelai yang terkupas atau terbelah
(Suhendra dan Setiawan, 2012).
Alat Mesin Pertanian dengan Sumber Tenaga Mekanis
Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri, teknologi (pertanian)
diperlukan sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan,
penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi, dan
pengangkutan sampai pemasaran. Hal penting yang harus cukup untuk dicermati
pada kegiatan agroindutri adalah teknologi yang umumnya menjadi faktor
kendala utama. Oleh sebab itu teknologi menjadi faktor yang harus dikembangkan
secara

terus

menerus

melalui

kegiatan


penelitian

dan

pengembangan

(Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).
Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini.

Universitas Sumatera Utara

8

Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi
dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang
sederhana sampai canggih mempunyai peranan yang sangat penting dalam
transformasi suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai
tambah lebih tinggi.
Setiap perubahan usaha tani melalui mekanisasi didasari tujuan tertentu
yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima.

Diharapkan

perubahan

suatu

sistem

akan

menghasilkan

sesuatu

yang

menguntungkan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum,
tujuan mekanisasi pertanian adalah:
a. Meningkatkan efisiensi tenaga manusia.
b. Mengurangi kerusakan produksi pertanian.

c. Menurunkan ongkos produksi.
d. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas produksi.
e. Meningkatkan taraf hidup petani.
f. Memungkinkan pertumbuhan ekonomi subsistem (tipe pertanian kebutuhan
keluarga) menjadi tipe pertanian komersil.
Tujuan tersebut di atas dapat dicapai apabila penggunaan dan pemilihan
alat mesin pertanian tepat dan benar, tetapi apabila pemilihan dan penggunaannya
tidak tepat hal sebaliknya yang akan terjadi (Rizaldi, 2006).
Komponen Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai dengan Blower
Motor listrik
Motor listrik adalah mesin yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanis. Misalnya mesin pembangkit tenaga listrik maka dapat memutar motor
listrik yang menggunakan mesin untuk berbagai keperluan seperti mesin untuk

Universitas Sumatera Utara

9

menggiling padi menjadi beras, untuk pompa irigasi untuk pertanian, untuk kipas
angin serta mesin pendingin. Motor listrik yang umum digunakan di dunia industri

adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA.
Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA
berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horse power (HP)
maupun kiloWatt (kW) (Djoekardi, 1996).
Prinsip kerja motor listrik
Pada motor listrik tenaga listrik diubah menjadi tenaga mekanik.
Perubahan ini dilakukan dengan mengubah tenaga listrik menjadi magnet yang
disebut sebagai elektromagnet. Sebagaimana kita ketahui bahwa kutub-kutub dari
magnet yang senama akan tolak-menolak dan kutub-kutub tidak senama akan
tarik-menarik. Maka kita dapat memperoleh gerakan jika kita menempatkan
sebuah magnet pada sebuah poros yang dapat berputar, dan magnet yang lain pada
suatu kedudukan yang tetap.
Motor listrik mempunyai keuntungan sebagai berikut:
1. Dapat dihidupkan dengan hanya memutar sakelar.
2. Suara dan getaran tidak menjadi gangguan.
3. Udara tidak ada yang dihisap, juga tidak ada gas buang, karena itu tidak perlu
mengukur polusi lingkungannya atau membuat ventilasi.
4. Motor DC mempunyai daya besar pada putaran rendah. Di lain pihak, motor
AC yang menggunakan sumber daya umum tidak mudah mengubah
putarannya.

Di lain pihak, motor listrik juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

10

1. Motor listrik membutuhkan sumber daya, kabelnya harus dapat dihubungkan
langsung dengan stopkontak, dengan demikian tempat penggunaannya sangat
terbatas panjang kabel.
2. Kalau dipergunakan baterai sebagai sumber daya, maka beratnya akan
menjadi besar.
3. Secara umum biaya listrik lebih tinggi dari harga bahan bakar minyak.
4. Untuk menghasilkan daya yang sama dihasilkan oleh sebuah motor
pembakaran, maka motor listrik akan lebih berat
(Soenarta dan Furuhama, 2002).
Poros
Menurut Sularso dan Suga (2004), hal-hal yang perlu diperhatikan di
dalam merencanakan sebuah poros adalah:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat beban tarik
atau tekan. Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu,
disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.

Universitas Sumatera Utara

11

3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian
lainnya. Poros harus direncanakan hingga putaran kerjanya lebih rendah dari
putaran kritisnya.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang
berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida yang
korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan terhadap
korosi.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis.
Puli
Untuk menghitung kecepatan atau ukuran roda transmisi, putaran transmisi
penggerak dikalikan diameternya adalah sama dengan putaran roda transmisi yang
digerakkan dikalikan dengan diameternya.
SD (penggerak) = SD (yang digerakkan) …………………………………..(2)
dimana:
S = Kecepatan putar puli (rpm)
D = Diameter puli (mm)
(Smith dan Wilkes, 1990).

Universitas Sumatera Utara

12

Pemasangan puli antara lain dapat dilakukan dengan cara:
- Horizontal, pemasangan puli dapat dilakukan dengan cara mendatar di mana
pasangan puli terletak pada sumbu mendatar.
- Vertikal, pemasangan puli dilakukan secara tegak dimana letak pasangan puli
adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada
bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk
(Mabie and Ocvirk, 1967).
Sabuk V
Sabuk bentuk trapesium atau v dinamakan demikian karena sisi sabuk
dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk v. Dalam
kerjanya, sabuk v mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda
transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian
dalam akan mengalami tekanan. Susunan khas sabuk v terdiri atas:
1. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi.
2. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya
rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut
(Smith dan Wilkes, 1990).
Sabuk v terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk v
dibelitkan di sekitar alur puli yang berbentuk v pula. Transmisi sabuk yang
bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah
harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan
putaran yang diinginkan. Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang
industri, misalnya mesin-mesin pabrik, otomobil, mesin pertanian, alat
kedokteran, mesin kantor, dan alat-alat listrik. Kekurangan yang ada pada sabuk

Universitas Sumatera Utara

13

ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan puli sehingga tidak dapat dipakai untuk
putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap (Daryanto, 1993).
Sabuk banyak digunakan dalam mesin mesin pertanian. Hal ini
dikarenakan sabuk memiliki beberapa kelebihan. Sularso dan Suga (2004) juga
menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai,
sabuk v bekerja lebih halus dan tidak bersuara. Untuk mempertinggi daya
transmisi, dapat dipakai beberapa sabuk v yang dipasang sebelah menyebelah.
Namun, sabuk v juga memilik kelemahan yaitu:
-

Tidak dapat digunakan pada jarak yang panjang.

-

Tidak cocok untuk beban yang berat pada kecepatan rendah.

-

Hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan arah putar
yang sama.
Menurut

Smith

dan

Wilkes

(1990),

apabila

pemindahan

daya

menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat
sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:
L = 2C + 1,57(D + d) +

(D−d)
4C

……………………….………..(3)

dimana:
L = Panjang efektif sabuk (mm)
C = Jarak antara kedua sumbu roda transisi (mm)
D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm)
d = Diameter luar efektif roda transmisi yang kecil (mm)
Blower
Pengertian blower sebenarnya sama dengan fan, namun blower dapat
menghasilkan tekanan statik yang lebih tinggi. Namun terkadang tekanan dari fan

Universitas Sumatera Utara

14

juga dapat lebih tinggi. Dalam praktik keteknikan, fan dan blower dikategorikan
piranti yang menghasilkan tekanan relatif rendah, sedangkan kompresor
menghasilkan tekanan yang lebih tinggi. Batasan antara blower dan kompresor
ditetapkan pada 7% peningkatan densitas fluida (udara) dari umpan blower ke
keluaran blower. Di dalam fan dan blower, anggapan ketidakkompresibelan hanya
menyebabkan kesalahan yang kecil (Budhi, 2010).
Blower dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi daripada fan, sampai
1,20 kg/cm2. Dapat juga digunakan untuk menghasilkan tekanan negatif untuk
sistim vakum di industri. Blower sentrifugal dan blower positive displacement
merupakan dua jenis utama blower, yang dijelaskan di bawah.
a. Blower sentrifugal
Blower sentrifugal terlihat lebih seperti pompa sentrifugal daripada fan.
Impelernya digerakan oleh gir dan berputar 15.000 rpm. Pada blower multitahap,
udara dipercepat setiap melewati impeler. Pada blower tahap tunggal, udara tidak
mengalami banyak belokan, sehingga lebih efisien. Blower sentrifugal beroperasi
melawan tekanan 0,35 sampai 0,70 kg/cm2, namun dapat mencapai tekanan yang
lebih tinggi. Satu karakteristiknya adalah bahwa aliran udara cenderung turun
secara drastis begitu tekanan sistim meningkat, yang dapat merupakan kerugian
pada sistem pengangkutan bahan yang tergantung pada volum udara yang mantap.
Oleh karena itu, alat ini sering digunakan untuk penerapan sistim yang cenderung
tidak terjadi penyumbatan.
b. Blower positive-displacement
Blower positive displacement memiliki rotor, yang "menjebak" udara dan
mendorongnya melalui rumah blower. Blower ini menyediakan volume udara

Universitas Sumatera Utara

15

yang konstan bahkan jika tekanan sistimnya bervariasi. Cocok digunakan untuk
sistim yang cenderung terjadi penyumbatan, karena dapat menghasilkan tekanan
yang cukup (biasanya sampai mencapai 1,25 kg/cm2) untuk menghembus bahanbahan yang menyumbat sampai terbebas. Mereka berputar lebih pelan daripada
blower sentrifugal (3.600 rpm)
(Lestari, 2012).
Untuk menghitung daya blower sebagai pemisah antara biji kacang kedelai
dengan kulit kacang, perlu diketahui sebelumnya dimensi dari blower yang
direncanakan dengan memakai persamaan sebagai berikut:
V = P x l x t …………………………………….………………………(4)
Untuk mendapatkan massa sudu blower didapat dengan persamaan:
M = ρ x v ………………………………………………………………(5)
(Nasirwan, dkk., 2007).

Prinsip Kerja Alat Pengupas Kulit Ari Biji Kedelai dengan Blower
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip putaran pada silinder atau roll pemutar.
Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap pakai, bahan baku berupa biji kedelai
kering dimasukkan ke dalam saluran pemasukan (hopper). Biji kedelai yang
dimasukkan ke dalam mekanisme ini, terjadi pengupasan karena adanya gesekan
antara roll dengan biji kedelai dan dinding yang kemudian biji kedelai telah
terkupas kulit arinya akan keluar melalui saluran pengeluaran dan tertampung ke
dalam bak penampungan. Sedangkan kulit ari yang massanya lebih rendah dari
massa biji kedelai akan terhembus oleh angin dari blower dan akan terbawa ke
saluran pembuangan kulit ari kedelai.

Universitas Sumatera Utara

16

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh : ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dikonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:
Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis
sebagai berikut:
Kapasitas Alat =

Produk yang dihasilkan
Waktu

………………….(6)

Proses pembelahan biji kedelai dalam pembuatan tempe pada industri
rumah tangga masih dilakukan secara manual dinjak-injak. Kapasitas cara ini baru
mencapai 10 kg/jam dengan efisiensi 93%. Beberapa pengrajin tempe kedelai
skala yang lebih besar telah menggunakan mesin pembelah, seperti mesin
pembelah sistem dua lempengan grinda (disk). Efisiensi pembelahan jenis mesin
tersebut 85% dan kapasitasnya 50 kg/jam, dimana biji kedelai yang berukuran
lebih besar dari jarak dua lempengan cenderung pecah atau hancur, sedangkan biji
kedelai yang berukuran lebih kecil tidak terbelah (Rofarsyam dan Putro, 2010).
Analisis Ekonomi
Biaya pemakaian alat
Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan
biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
Biaya pokok = [

BT
x

+ BTT]C ...................................................... (7)

Universitas Sumatera Utara

17

dimana:
BT

= total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT

= total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x

= total jam kerja pertahun (jam/tahun)

C

= Kapasitas alat (jam/satuan produksi)

Biaya tetap
Biaya tetap terdiri dari:
1. Biaya penyusutan (metode garis lurus)
D=

P−S
n

...................................................................................... (8)

dimana:
D = biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)
S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomi (tahun)
2. Biaya bunga modal dan asuransi, perhitungannya digabungkan besarnya:
I=

i(P)(n+1)
2n

.............................................................................. (9)

dimana:
i = total persentase bunga modal dan asuransi (17% pertahun)
3. Di negara kita belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesinmesin dan peralatan pertanian, bahwa beberapa literatur menganjurkan bahwa
biaya pajak alsin pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai
awalnya.

Universitas Sumatera Utara

18

4. Biaya gudang atau gedung diperkirakan berkisar antara 0,5% - 1%, rata-rata
diperhitungkan 1% nilai awal (P) pertahun.
Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap terdiri dari:
1. Biaya perbaikan untuk motor litrik sebagai sumber tenaga penggerak. Biaya
perbaikan ini dapat dihitung dengan persamaan:
Biaya reparasi =

1,2%(P−S)
1000 jam

............................................................ (10)

2. Biaya karyawan/operator yaitu biaya untuk gaji operator. Biaya ini tergantung
kepada kondisi lokal, dapat diperkirakan dari gaji bulanan atau gaji pertahun
dibagi dengan total jam kerjanya (Darun, 2002).
Break even point
Break even point (analisis titik impas) umumnya berhubungan dengan
proses penentuan tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang
dilakukan dapat membiayai sendiri (self financing), dan selanjutnya dapat
berkembang sendiri (self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap
sama dengan nol. Bila pendapatan dari produksi berada di sebelah kiri titik impas
maka kegiatan usaha akan menderita kerugian, sebaiknya bila di sebelah kanan
titik impas akan memperoleh keuntungan.
Analisis titik impas juga digunakan untuk:
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha.
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi.
3. Tingkat produksi dan penjualan yang menghasilkan ekuivalensi (kesamaan)
dari dua alternatif usulan investasi

Universitas Sumatera Utara

19

(Waldyono, 2008).
Manfaat perhitungan titik impas (break even point) adalah untuk
mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha
yang dikelola masi layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang
diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa ada keuntungan.
Untuk mengetahui produksi titik (BEP) maka dapat digunakan rumus
sebagai berikut:
N=

F
(R−V)

................................................................................... (11)

dimana:
N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)
F = biaya tetap pertahun (Rupiah)
R = penerimaan dari tiap unit produksi (harga jual) (Rupiah)
V = biaya tidak tetap per unit produksi
(Darun, 2002).
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang dihasilkan maka semakin
banyak bahan yang digunakan dan biaya yang digunakan akan semakin besar
juga. Sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak
sedikitnya produk yang akan dihasilkan (Soeharno, 2007).
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktifitas perusahaan.
Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan
volume produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besarnya berubahubah sesuai dengan aktifitas perusahaan. Biaya ini secara total akan berubah
sesuai dengan volume produksi (Halim, 2009).

Universitas Sumatera Utara

20

Net present value
Net present value (NPV) adalah selisih antara present value dari investasi
nilai sekarang dari penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Identifikasi
masalah kelayakan finansial dianalisis dengan menggunakan metode analisis
finansial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang
digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan.
Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan
discount factor. Secara singkat dapat dirumuskan:
CIF – COF ≥ 0 ............................................................................ (12)
dimana:
CIF = cash in flow
COF = cash out flow
Sementera itu keuntungan yang diharapkan dari investasi yang dilakukan
bertindak sebagai tingkat bungan modal dalam perhitungan:
Penerimaan (CIF)

= pendapatan x (P/A, i, n) + nilai akhir x (P/F, i, n)

Pengeluaran (COF)

= investasi + pembiayaan (P/A, i, n).

Kriteria NPV yaitu:
-

NPV > 0, berarti usaha yang telah dilaksanakan menguntungkan

-

NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi usaha tidak menguntungkan

-

NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang
dikeluarkan

(Darun, 2002).

Universitas Sumatera Utara

21

Internal rate of return
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi
yang dijelaskan dalam bentuk % periode waktu. Logika sederhananya
menjelaskan seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya
dan seberapa besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = i1 –

NPV 1
(NPV 2−NPV 1)

(i1 – i2) ............................................. (13)

dimana:
i1

= suku bunga bank paling atraktif

i2

= suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1
NPV2 = NPV pada i2
(Kastaman, 2006).

Universitas Sumatera Utara