Peranan Dan Fungsi Audit Internal Dalam Meningkatkan Kinerja Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri (Mtsn) 2 Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Auditing dan Internal Auditing
Sebelum kita memahami pengertian audit internal terlebih dahulu kita
memahami pengertian auditing menurut Arens dan Loebecke (2000 : 9) adalah
“Auditing is the accumulation and evaluating of evidence about quantifiable
information of an economic entity to determine and report on the degree of
correspondence between the information and established criteria. Auditing should
be done by an competent independent person”.
Dari pengertian diatas memberikan pernyataan bahwa dalam melakukan
audit dilakukan tindakan – tindakan mengumpulkan (determine) dan melaporkan
(report). Tindakan – tindakan ini harus dilakukan oleh seseorang yang kompeten
dan independent sehingga hasil audit dapat dipercaya objektivitasnya.Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemeriksaan (audit)
merupakan suatu proses yang sistematis yang dilakukan oleh seseorang yang
kompeten.
Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar
atau memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan
mengamati pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab

keuangan, dalam hal ini manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir
sesuai dengan perkembangan dunia usaha, pendengar tersebut dikenal dengan

Universitas Sumatera Utara

auditor atau pemeriksa. Audit yang dilakukan baik oleh internal auditor maupun
external auditor sangat berguna untuk menilai dan mengawasi perkembangan
perusahaan.
Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu:
1. Pemeriksaan atas pengawasan intern
Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan
pengawasan administrasi.
2. Pemeriksaan atas catatan keuangan
Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti
faktur pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji,
buku harian, buku besar, buku tambahan dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan atas catatan lain
Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti
anggaran dasar, notulen rapat, data statistik dan sebagainya.
Audit merupakan tugas utama dari seorang akuntan publik, karena dengan

fungsi ini seorang akuntan publik mempunyai kedukdukan khusus memberikan
pernyataan pendapat terhadap kelayakan atau kewajaran laporan keuangan
berdasarkan standar auditing yang berlaku umum.
Sesuai dengan judul skripsi ini, maka perbahasan selanjutnya akan
berorientasi pada bidang auditing. Untuk dapat memahami dan lebih memperjelas
pengertian auditing secara baik, berikut ini pendapat beberapa ahli akuntansi :

Universitas Sumatera Utara

Menurut Mulyadi (2002:9) secara umum auditing adalah :
Suatu proses sestematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif mengenai pernyataan – pernyataan tentang kegiatan dan
kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuain
antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
Agoes (2004:1) memberikan definisi dari auditing sebagai berikut :
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh
pihak yang independent, terhadap laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen, beserta catatan – catatan pembukuan dan bukti – bukti

pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa ketentuan – ketentuan yang
perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pemeriksaan yang dilakukan yaitu :
1. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti yang dimaksud dengan
bahan bukti disini adalah segala informasi terukur yang diperiksa
tersebut memang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan demi
tercapainya sasaran dan kegiatan pemeriksaan, diperlukan bukti –
bukti dengan jumlah dan mutu yang memadai.
2. Adanya kesatuan Ekonomi (Economic entity). Setiap kali dilakukan
audit, luas ruang lingkup pertanggung jawaban auditor harus
dinyatakan dengan jelas. Yang terutama harus dilakukan adalah
menegaskan satuan ekonomi yang dimaksud periode waktunya;
3. Informasi yang terukur dan kriteria yang telah ditetapkan sebelum
pemeriksaan dilakukan oleh auditor informasi harus sudah tersusun
dalam bentuk yang mudah diperiksa, kebenaran dan ketelitiannya,

Universitas Sumatera Utara


misalnya ketelitian penjumlahan, perkalian, pencatatan adanya aktiva
dan lain – lain.
4. auditor harus independent dan kompeten. Seorang auditor harus
berpengetahuan yang cukup agar dapat memahami kriteria – kriteria
yang digunakan untuk mengetahui dengan pasti jumlah faktor – faktor
yang dibutuhkan agar pada akhir pemeriksaan dia dapat menarik
kesimpulan dengan cepat.
Tujuan pemeriksaan termasuk meningkatkan pengendalian yang efektif
dengan biaya yang wajar, Tujuan tersebut hanya dapat dicapai dengan meneliti
dan menilai apakah pelaksanaan sistem pengawasan intern bidang akuntansi,
keuangan dan oeprasi berfungsi dengan baik dan memenuhi kriteria tertentu.
Tugas internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian intern dan
efisiensi pelaksanaan fungsi berbagai unit organisasi. Dengan demikian internal
auditing merupakan bentuk pengendalian yang fungsinya adalah untuk mengukur
dan menilai efektivitas unsur-unsur pengendalian intern yang lain.
Audit internal membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya
dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematik untuk
mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan
proses pengaturan dan pengelolaan organisasi serta dilengkapi dengan analisis –
analisis yang berhubungan dengan setiap aktivitas usahayang telah ditelaah oleh

audit internal dan mengevaluasi pengendalian dalam organisasi tersebut dalam
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif.

Universitas Sumatera Utara

Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditing adalah pemeriksaan
secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain
dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan
secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha
perusahaan atau organisasi tersebut.

Audit internal bertindak sebagai penilai

independent untuk menelaah operasional perusahan dengan mengukur dan
mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja
perusahaan. Berikut ini dikutip beberapa definisi dari internal auditing.
Menurut sawyer (2005 : 10) memberikan pengertian sebagai berikut :
Internal auditor adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif
yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang
berbeda – beda dalam oeganisasi untuk menentukan apakah : informasi

keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, risiko yang
dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi, peraturan
eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bias diterima dan
diikuti, criteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi, sumber daya
telah digunakan secara efisien dan ekonomis dan tujuan organisasi
telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk
dikonsutasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi
dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.
Definisi diatas menunjukan bahwa tujuan internal auditing adalah
membantu semua tingkatan manajemen agara tanggung jawab mereka dapat
dilaksanakan dengan fungsi pemeriksaan harus dinamis yang mempunyai
orientasi atau sudut pandang jauh kedepan.
2.1.2 Independensi Internal Auditor
Untuk dapat bekerja secara efektif dengan manajemen, maka auditor
internal sangat ditentukan oleh kebebasan dalam melakukan pemeriksaan,

Universitas Sumatera Utara

kebebasan yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti dapat memasuki
kesetiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa. Banyak organisasi audit

internal bisa mendapatkan kebebasan yang diperlukan untuk melaksanakan audit
internal secara independent dan objektif.
Auditor internal yang professional harus memiliki independensi untuk
memenuhi kewajiban profesionalnya yaitu memberikan opini yang ojektif, tidak
dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai
keinginan eksekutif atau lembaga.
Menurut sawyer (2005 : 35) indikator independensi professional adalah :
1. Indendensi dalam Program Audit
a. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit.
b. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit
c. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang
memang disyaratkan untuk sebuah proses audit.
2. Indenpendensi dalam Verifikasi
a. Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan
karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.
b. Mendapatkan kerjasama yang aktif dari karyawan manajemen
selama verifikasi audit.
c. Bebas dari segala usaha menajerial yang berusaha membatasi
aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan bukti.
d. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit.

3. Independensi dalam Pelaporan
a. Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikansi
dari fakta – fakta yang dilaporkan.
b. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal – hal yang
signifikan dalam laporan audit.

Universitas Sumatera Utara

c. Menghindari penggunaan kata – kata yang menyesatkan baik
secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta,
opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.
d. Bebas dari segala usaha untk menadakan pertimbangan auditor
mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Internal Auditor
Pada mulanya internal auditor dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi
yang terbatas, yaitu mengadakan pengawasan atas pembukuan, namun sejalan
dengan meningkatnya sistem informasi akuntansi, aktivitas internal auditor tidak
lagi berputar pada pengawasan pembukuan semata-mata. Akan tetapi mencakup
pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas sistem organisasi,
sistem internal kontrol dan kualitas kertas kerja manajemen dalam melaksanakan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Menurut Mulyadi (2002 : 211) menyebutkan fungsi internal auditor
sebagai berikut :
1. Fungsi internal auditor adalah menyelidiki dan menilai pengendalian
intern dan efisiensi pelaksanaan berbagai unit organisasi. Dengan
demikian fungsinya adalah untuk mengukur dan menilai efektivitas
unsur – unsur pengendalian intern yang lain.
2. fungsi internal auditor merupakan kegiatan penilaian yang bebas, yang
terdapat dalam organisasi, yang dilakukan dengan cara memeriksa
akuntansi, keuangan dan kegiatan lain, untuk membentuk jasa bagi
manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab mereka. Dengan cara
menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi dan keomentar –
komentar penting terhadap kegiatan manajemen, internal auditor
meneyediakan jasa tersebut. Internal auditor berhubungan dengan
semua tahap kegiatan perusahaan sehingga tidak hanya terbatas atas
catatan akuntansi.
Dari fungsi internal auditor yang diuraikan di atas maka

dapat


disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi internal auditor dalam perusahaan

Universitas Sumatera Utara

adalah untuk mengawasi pelaksanaan sistem pengawasan intern dan memberikan
saran perbaikan kepada manajemen bila ditemukan kelemahan dan penyimpangan
baik yang terdapat pada sistem tersebut maupun dalam pelaksanaannya dalam
perusahaan. Untuk keefektifan fungsi internal auditor ini maka ada sasaransasaran audit tertentu yang harus ditetapkan dan harus senantiasa dikaji ulang.
Sasaran audit intern ini menurut Arthur W. Holmes dan David C. Burns (2000 :
154) dapat dibagi atas dua bagian yaitu:
1. Sasaran pengawasan akuntansi dilaksanakan dengan cara:
a. Mengidentifikasikan jenis kekeliruan dan penyelewengan
akuntansi yang mungkin terjadi.
b. Menetapkan prosedur yang harus mencegah atau menemukan dan
penyelewengan semacam itu.
c. Menguji transaksi serta prosedur-prosedur untuk menentukan
apakah prosedur-prosedur yang diperlukan sudah digariskan dan
dipatuhi secara memuaskan.
d. Mengevaluasi semua jenis kekeliruan dan penyelewengan yang
tidak cukup oleh prosedur pengendalian internal yang ada ini akan

membantu dalam menentukan pengaruhnya terhadap sifat, waktu
atau luasnya prosedur auditing lainnya yang mungkin diperlukan.
2. Sasaran pengawasan administrasi dilaksanakan dengan cara:
a. Evaluasi atas upaya-upaya organisasi seperti yang dicerminkan
oleh hubungan laporan dalam perusahaan.
b. Tinjauan yang cermat atas bagan organisasi dan uraian posisi yang
menjelaskan pembagian upaya itu. Tinjauan ulang ini harus
diperlihatkan apakah penyediaan atau pengendalian atas setiap
orang di dalam perusahaan memadai atau tidak boleh ada
seorangpun menempati posisi yang bertentangan dengan
kebijaksanaan pengendalian intern yang sehat.
c. Evaluasi atas saluran komunikasi di dalam perusahaan khususnya
komunikasi dengan manajemen puncak dan dengan komite audit,
saluran ini harus ditetapkan dengan jelas sehingga pelaporan akan
tetap aktual dan objektif.
d. Pengujian dan evaluasi atas kebijaksanaan perusahaan
Berdasarkan uraian pada kedua sasaran tersebut dapat disimpulkan bahwa:

Universitas Sumatera Utara

1. Tekanan pengawasan akuntansi adalah menentukan keandalan dari
sistem

pengawasan

intern

yang

dapat

mencegah/menemukan

keandalan adanya kekeliruan dan penyelewengan yang material dalam
pelaksanaan akuntansi.
2. Tekanan pengawasan administrasi adalah tujuan yang meliputi
tanggung jawab, untuk menentukan apakah ada ketaatan terhadap
kebijaksanaan perusahaan dan mencatat serta melaporkan adanya
penyimpangan terhadap pelaksanaan suatu kebijaksanaan.
Baik fungsi akuntansi maupun fungsi administrasi yang mencakup dalam
internal auditor harus dilaksanakan secara sinkron dalam meningkatkan efektivitas
sistem internal control perusahaan, dan fungsi internal auditor sebagai staf
manajemen harus mampu memeriksa, baik aspek keuangan maupun administrasi.
Secara umum tujuan dari audit internal adalah membantu semua anggota
organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif, dilengkapi
dengan analisis – analisis yang berhubungan dengan setiap aktivitas usaha yang
telah ditelaah oleh auditi internal dan mengevaluasi pengendalian dalam
organisasi tersebut.
Menurut Hiro Tugiman (2000;11) tujuan pemeriksaan internal (audit
internal) adalah
untuk membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan
tanggung jawabnya secara efektif, untuk tujuan tersebut, pengawasan
internal akan melakukan analisis, penilaian, dan mengajukan saran – saran.
Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan efektif
dengan biaya yang wajar.

Universitas Sumatera Utara

Audit internal tidak hanya bertanggung jawab sebatas penilaian yang
dilaksanakan tetapi juga mendorong dilakukannya tindakan korektif dan
memastikan manajemen mengetahui resiko apa yang akan diterima jika tindakan
korektif tidak dilakukan, karena manajemen bertanggung jawab terhadap
efektifitas pengendalian internal.
2.1.4 Kedudukan internal auditor
Berhasil tidaknya suatu internal auditor dalam perusahaan sangat
dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktur organisasi perusahaan. Internal
auditor hendaknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkannya
untuk dapat melaksanakan wewenang dan tanggung jawabnya dengan baik serta
dapat menjamin kebebasannya. Dalam hal ini The Institute of Internal Auditors
menyatakan bahwa “Internal auditing is a staff or advisory dunction rather than a
line operating function. Therefore the internal auditor does not exercise direct
authority over other person in the organization”.
Jadi kedudukan internal auditor dalam suatu perusahaan merupakan posisi
staf. Ini berarti bahwa posisi ini diadakan untuk memberikan informasi, saran dan
rekomendasi kepada manajemen yang bertanggung jawab atas pencapaian tujuan
perusahaan. Konflik antara internal auditor dan para manajer sering terjadi
disebabkan kedua belah pihak tidak ada saling pengertian sebagaimana mestinya
tentang kedudukan dan pandangan masing-masing. Para manajer menganggap
para internal auditor mempunyai pandangan yang terlalu ketat mengenai peraturan
dan penilaian transaksi-transaksi, serta bertindak sebagai penyelidik yang sering
mencari keterangan tentang penyimpangan-penyimpangan kecil dari prosedur-

Universitas Sumatera Utara

prosedur yang telah ditetapkan. Sementara ini para internal auditor merasa
manajer-manajer tersebut tidak memperhatikan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan baik serta tidak mau menerima saran-saran yang
diberikan.
Menurut Hartanto ( 2002 : 194-195) ada tiga alternatif kedudukan internal
auditor dalam sturuktur organisasi yaitu :
1. Bagian internal audit berada dibawah Direktur Keuangan ( sejajar
dengan bagian akuntansi dan keuangan ). Pada posisi ini
keuntungannya adalah laporan yang diberikan internal auditor dapat
segera di pelajari dan ditanggapi. Kelemahannya dalam posisi ini,
fungsi internal auditor hanya ditekankan pada pengendalian atas ruang
lingkup bagian keuangan saja jika dikaitkan dengan indenpendensi,
maka tingkat kebebasan internal auditor kecil dan sempit.
2. Bagian internal audit merupakan Staff Direktur Utama bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama. Pada posisi ini
keuntungannya adalah internal auditor memiliki tingkat independensi
yang tinggi, karena internal auditor dapat melakukan pemeriksaan
keseluruh bagian, kecuali pimpinan perusahaan atau direktur utama.
Kelemahannya pada posisi ini, Direktur Utama mempunyai tugas yang
banyak, sehingga dirut tidak dapat mempelajari hasil internal audit
secara mendalam, sehingga tindakan perbaikan yang diperoleh tidak
dapat diambil dengan segera.
3. Bagian internal audit merupakan Staff dari dewan komisaris.
Pada posisi ini memberikan keuntungan tingkat independensi yang
tinggi sekali, karena internal auditor dapat memeriksa seluruh aspek
organisasi. Kelemahannya adalah para dewan keomisaris tidak setiap
saat dapat ditemui dan mereka juga kurang menguasai masalah operasi
sehari – hari sehingga tidak cepat mengambil tindakan atau saran –
saran yang diragukan oleh internal auditor untuk pencegahan
perbaikan.
Dari ketiga alternatif akan menimbulkan suatu pertanyaan yaitu manakah
alternatif kedudukan internal auditor yang baik. Hal ini tergantung pada tujuan
yang hendak dicapai. Jika perusahaan menekankan pada pentingnya peranan

Universitas Sumatera Utara

bagian pemeriksaan intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen
dalam mengelola kegiatan serta sumber – sumber secara efektif dan efisien, maka
alternatif penempatan bagian pemeriksaan intern sebagai staff komisaris yang
paling tepat. Maka yang paling ideal adalah bagian pemeriksa intern menerima
perintah penugasan dari pimpinan tertinggi, yaitu direktur utama dan hasil laporan
periksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya
diserahkan kepada direktur utama untuk diambil langkah – langkah selanjutnya.
2.1.5 Wewenang dan tanggung jawab internal auditor
Tujuan

keterlibatan

internal

auditor

dalam

perusahaan

ini

erat

hubungannya dengan fungsi yang dijalankan. Pada umumnya tugas internal
auditor dalam perusahaan adalah membantu pimpinan perusahaan untuk
melaksanakan pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan untuk melaksanakan
pengawasan atas aktifitas operasi perusahaan dan keuangan serta untuk menilai
apakah kebijaksanaan yang telah digariskan dilaksanakan dengan baik.
Disamping itu aktifitas yang berhubungan tugasnya hanya dilaksanakan
pada waktu-waktu tertentu, sedang waktu biasa digunakan untuk membantu tugas
bagian keuangan dan akuntansi atau dengan kata lain bahwa yang merupakan
tugas rutin internal auditor dalam perusahaan adalah menilai efektifnya sistem
pengawasan intern.
Internal auditor merupakan alat bagi manajemen sehingga dia harus
bekerja sesuai dengan keinginan manajemen, sedangkan manajemen bertanggung
jawab atas berhasilnya perusahaan yang diperlihatkan dalam laporan keuangan.
Pekerjaan yang dilakukan internal auditor dan manajemen bukanlah kompetitif

Universitas Sumatera Utara

melainkan saling melengkapi satu sama lain. Bagian internal auditor pada
dasarnya tidak bertanggung jawab secara langsung terhadap kelemahan yang ada
di perusahaan.
Bagian internal auditor hanya berkewajiban melakukan pemeriksaan dan
selanjutnya hasil pemeriksaan inilah yang dipakai oleh direktur utama untuk
melakukan tindakan perbaikan. Tegasnya pelaksanaan operasi secara tepat dan
cermat adalah tanggung jawab manajemen, sedangkan kewajiban bagian intenal
auditor hanyalah menilai keampuhan pengawasan yang dilakukan oleh
manajemen pada semua kegiatan dan melaporkan temuan - temuan yang
menghambat operasi perusahaan.
Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya
dalam pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas
tentang tanggung jawab dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor.
Fungsi dan tanggung jawab dari internal auditor menurut Mulyadi dan Puradiredja
(1998 : 203) sebagai berikut :
1. Pemeriksaan (audit) dan penilaian terhadap efektivitas struktur
pengendalian internal dan mendorong penggunaan struktur pengendalian
internal yang efektif dengan biaya yang minimum.
2. menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen
puncak dipatuhi.
3. menentukan
sampai
seberapa
jauh
kekayaan
perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian
4. menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
dalam perusahaan.
5. memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan – kegiatan perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

Perincian wewenang dan tanggung jawab pemeriksa hendaknya dibuat
secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan serta tidak
mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang
berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh
kepada internal auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan
perusahaan yang relevan dengan pokokmasalah yang dihadapi. Internal auditor
harus bebas dalam mereview dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan
catatan.
Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung
jawab langsung dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang
sedang diperiksa itu. Oleh karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor
tidak membebaskan orang lain dalam perusahaan itu dari tanggung jawab.
Dengan

kata lain internal auditor harus bebas

membahas dan menilai

kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti
internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.
Tanggung jawab internal auditor terhadap ketidakberesan yang ditemukan
dikaitkan dengan norma pemeriksaan akuntan. Dalam finansial audit, kesalahan
yang material akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan yang kelak
diaudit oleh akuntan publik. Karena itu intenal auditor bertanggung jawab sesuai
dengan norma pemeriksaan akuntan untuk merencanakan pemeriksaan agar dapat
menemukan kesalahan yang material. Tanggung jawab ini tidak berarti auditor
harus dapat menemukan setiap kesalahan.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Laporan internal auditor
Laporan internal auditor merupakan saran pertanggungjawaban internal
auditor atas penugasan pemeriksaan oleh pimpinan. Melalui laporan ini internal
auditor akan mengungkapkan dan menguraikan kelemahan yang terjadi dan
keberhasilan yang telah dicapai. Internal auditor dalam melakukan pemeriksaan
senantiasa diikuti dengan pembuatan laporan, yang mana hal ini adalah
merupakan hasil akhir dari pekerjaannya.

Laporan harus disusun, sehingga

pimpinan perusahaan dapat mengerti permasalahannya dan segera mengambil
keputusan mengenai tindakan seperlunya. Laporan ini sedapat mungkin ringkas,
jelas dan lengkap. Fakta yang dilaporkan harus menggambarkan seluruh kegiatan
perusahaan yang diperiksa.

Maksudnya laporan harus objektif dan dapat

dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pendukung yang kuat. Laporan ini
sebaiknya dibuat tepat pada waktunya, karena laporan yang terlambat akan kurang
atau tidak bermanfaat.
Laporan internal auditor padadasarnya adalah merupakan laporan intern
perusahaan. Bentuk laporan ini dapat berbeda-beda dari perusahaan ke perusahaan
lainnya, karena bentuk yang standar tidak ada ditetapkan, berbeda dengan laporan
yang dibuat akuntan publik. Namun laporan pemeriksaan intern harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Cermat
2. Jelas
3. Ringkas
4. Tepat waktu.

Universitas Sumatera Utara

1. Cermat
Laporan secara keseluruhan haruslah berdasarkan fakta.

Setiap

pernyataan, angka dan referensi harus didasarkan atas bukti-bukti yang kuat.
Pemeriksa harus berusaha dengan segala upaya agar laporannya dapat dipercaya
atau diandalkan. Keandalan haruslah menjadi ciri dari laporan permeriksa.
Laporan haruslah ditulis dan didokumentasikan agar dapat dipercaya serta
menyakinkan. Apapun yang dikemukakan di dalam laporan harus cukup bukti
pendukungnya.
2. Jelas
Tujuan laporan pemeriksaan adalah agar diambil tindakan yang perlu.
Oleh karena itu laporan harus efektif. Dan agar efektif, laporan haruslah jelas.
Kejelasan menyangkut banyak hal, tetapi pada pokoknya hal ini harus disadari
pemeriksa ketika ia menulis atau menyampaikan laporannya. Pemeriksa harus
memperhatikan dan menghindarkan hal-hal yang menyebabkan laporan menjadi
tidak jelas. Adapun sebab-sebab ketidakjelasan suatu laporan ialah karena:
a. Pemeriksa tidak memahami pokok masalah yang dilaporkannya.
b. Laporan ditulis dengan gaya bahasa yang membosankan atau ditulis
secara bertele-tele.
c. Struktur laporan jelek, gagasan-gagasan yang disajikan dengan urutan
yang baik akan lebih mudah dipahami. Kalimat-kalimat dan paragrapparagraf yang kacau dapat menyebabkan temuan yang penting menjadi

Universitas Sumatera Utara

tidak terlihat. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang sangat diperlukan
oleh manajemen mungkin menjadi tidak terkomunikasikan.
d. Banyak menggunakan istilah-istilah teknis dan istilah khusus yang
kurang lazim.
e. Temuan-temuan dilaporkan tanpa diuraikan latar belakangnya.
Memberikan informasi mengenai latar belakang adalah penting untuk
dapat memahami suatu proses atau keadaan atau untuk memahami
berapa pentingnya sesuatu hal. Apabila pemeriksa merekomendasikan
suatu prosedur yang baru, pertama - tama ia harus menjelaskan
mengenai

prosedur

yang

sekarang

berlaku,

apa kekurangan-

kekurangannya, akibat-akibat apa yang mungkin timbul jika prosedur
tersebut digunakan. Dengan demikian manajemen akan lebih terbuka
dan lebih mudah diyakinkan akan perlunya melaksanakan usul-usul
pemeriksa.
f. Uraian yang panjang lebar mengenai hal yang bersifat teknis.
3. Ringkas
Ringkas berarti membuang hal-hal yang tidak berguna atau yang berlebihlebihan.

Ringkas bukan berarti pendek, sebab mungkin suatu pokok

persoalan memerlukan uraian yang luas.

Akan tetapi ringkas berarti

menghilangkan apa yang tidak relevan dan tidak material, seperti gagasangagasan, temuan-temuan, kalimat-kalimat dan sebagainya, yang tidak
menunjang tema pokok laporan.

Universitas Sumatera Utara

4. Tepat waktu
Laporan resmi dibuat tidak untuk dijadikan suatu dokumen sejarah, tetapi
untuk meminta dilakukan suatu tindakan. Laporan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi yang mutakhir. Tujuan
tersebut tidak akan tercapai apabila laporan tidak tepat waktunya.
Dengan adanya laporan dari internal auditor, maka pimpinan perusahaan
dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh suatu kejadian terhadap
pengambilan keputusan. Disamping itu menjadi bahan pertimbangan dalam
membentuk suatu sistem yang baik agar kesalahan yang tejadi tidak sampai
terulang kembali serta dapat mencegah kemungkinan terjadinya penyelewengan di
masa yang akan datang.
Laporan hasil pemeriksaan merupakan informasi bagi pimpinan/direktur
utama yang dapat digunakan sebagai bahan untuk mengambil keputusan. Ada
beberapa manfaat laporan internal auditor bagi pimpinan antara lain:
a. Untuk mengetahui sampai sejauh mana para pelaksana mampu
melaksanakan tugas-tugasnya dan apakah kebijaksanaan yang telah
ditetapkan telah dipenuhi.
b. Menambah keyakinan atas kebenaran data akuntansi.
c. Memberikan keyakinan atas perlindungan yang cukup terhadap harta
benda perusahaan.
d. Untuk menilai apakah operasi perusahaan berdaya guna dan berhasil
guna.

Universitas Sumatera Utara