Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pdf

SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN
Akses Health Center untuk Ibu Hamil
Aghny Fitriany
Departement Geografi
FMIPA,Universitas Indonesia
Depok, Indonesia
fitrianyaghny@gmail.com

Rindu Wulan
Departement Geografi
FMIPA,Universitas Indonesia
Depok, Indonesia
Rinduwulan39@gmail.com

Annisa Dwi Hafidah
Departement Geografi
FMIPA,Universitas Indonesia
Depok, Indonesia
ahafidah@gmail.com

Silfia Elly Oktaviani

Departement Geografi
FMIPA,Universitas Indonesia
Depok, Indonesia
elly.oct@gmail.com

Abstract² The higher of maternal mortality risk due to delay
factors, such as late getting health facilities during emergencies.
The delays getting health facilities is due to the lack of supporting
information to reach health center services. So it is important to
developt systems information of health center services access. The
method can be used is network analysis by Geography
I nformation System (GI S). There are three methods of network
analysis that used in determining access to health center services:
Best Route Analysis, Closest Facility, and Service Area. Network
analysis methods to determine the nearest and fastest location to
health services, can help reduce maternal of maternal mortality
due to late getting into location of health center services.
Keywords : Network Analysis, Access, Health Center, GI S
Abstract²Resiko kematian ibu semakin tinggi akibat adanya
faktor keterlambatan, seperti terlambat sampai di fasilitas

kesehatan pada saat keadaan darurat. Keterlambatan sampai di
fasilitas kesehatan salah satunya adalah karena kurangnya
informasi yang mendukung untuk mencapai pelayanan
kesehatan. Sehingga perlu dikembangkannya sistem informasi
mengenai akses menuju pelayanan kesehatan. M etode yang dapat
digunakan adalah metode network analysis. Terdapat tiga metode
network analysis yang digunakan dalam menentukan akses
menuju pelayanan kesehatan, yakni Best Route Analysis, Closest
Facility, and Service Area. M etode network analysis untuk
menentukan lokasi pelayanan kesehatan terdekat dan tercepat
dapat membantu mengurangi angka kematian ibu akibat
terlambat menuju lokasi pelayanan.
Kata Kunci : Network Anlysis, Akses, Pusat Pelayanan
Kesehatan, SI G

I.

PENDAHULUAN

Akses terhadap pelayanan kesehatan adalah hak semua

orang (WHO,2003), hal tersebut dipengaruhi oleh faktor sosial,
ekonomi dan lingkungan, serta sistem pelayanan kesehatannya
(Farquhar et al., 2001; Matthews et al, 1999; Poland et al,
1996). Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001, penyebab langsung kematian ibu hampir
90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah
persalinan. Sampai tahun 2000, hanya sebesar 52,4% wanita

40 
30 
20 

2007 

10 

2008 


MM 


IMR 

Grafik 1. Rate of Maternal
Mortality dan Infant Mortality
Rate di Depok tahun 20072008

Indonesia yang memiliki
akses terhadap pelayanan
kesehatan
maternal
(WHO,2002). Sementara itu,
risiko kematian ibu juga
makin tinggi akibat adanya
faktor keterlambatan, yang
menjadi penyebab tidak
langsung kematian ibu. Ada
tiga risiko keterlambatan,
yaitu terlambat mengambil


keputusan untuk dirujuk (termasuk terlambat mengenali tanda
bahaya), terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat
keadaan darurat dan terlambat memperoleh pelayanan yang
memadai oleh tenaga kesehatan. Keberhasilan percepatan
penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir tidak hanya
ditentukan oleh ketersediaan pelayanan kesehatan namun juga
kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan
disamping pola pencarian pertolongan kesehatan dari
masyarakat. Perbaikan infrastruktur kesehatan dan layanan
informasi akan menunjang akses pelayanan kesehatan.
Keterlambatan sampai di fasilitas kesehatan salah satunya
adalah karena kurangnya informasi yang mendukung untuk
mencapai pelayanan kesehatan. Pada paper ini kami
menggunakan study area kota Depok sebagai salah satu
hinterland dari Jakarta yang masih mengalami berbagai
perkembangan termasuk dibidang kesehatan.
II.

HEALTH CENTER DAN AKSESIBILITAS


Maternal Mortality (MM) tahun 2010 di Indonesia
menunjukkan angka 228 per 1000 kelahiran hidup, dan Infant
Mortality Rate (IMR) sebanyak 34 per 1000 kelahiran hidup.
Sedangkan untuk target nasional 2014 untuk angka kematian
ibu akan ditekan hingga 118 kematian ibu per 1000 kelahiran.
Di kota Depok sendiri, tahun 2008 jumlah maternal
mortality sebanyak 17 kasus dan pada tahun 2007 sebanyak 18
kasus. Meskipun maternal mortality menurun, infant mortality

rate tahun 2007-2008 mengalami peningkatan, yakni dari 33
kasus menjadi 35 kasus pada 2008. Penurunan MM yang tidak
signifikan dengan kenaikan IMR ini mendorong untuk
dibentuknya sitem informasi yang akan mendukung program
pemerintah dalam upaya menurunkan MM. Selain itu juga
banyaknya jumlah penduduk wanita usia subur mendorong
perbaikan pelayanan kesehatan. Tercatat sebanyak 385.319
penduduk wanita usia subur di kota Depok tahun 2007 dan
sebanyak 389.354 pada tahun 2008.

Figure 1. Depok Road Network and Health Center Location


III.

NETWORK ANALYSIS

Tiga kontributor yang dapat membuat integrasi akses
menuju pelayanan kesehatan berjalan dengan baik adalah
pemerintah, teknologi dan transportasi. Pada aspek teknologi,
cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan hal tersebut
adalah melalui pengembangan Sistem Informasi Geografi
(SIG) dalam menentukan dan memberikan informasi menuju
lokasi pelayanan kesehatan. Lokasi adalah dasar bagi banyak
manfaat SIG : kemampuan untuk peta, kemampuan untuk
mengukur jarak dan kemampuan untuk mengikat berbagai
jenis informasi bersama-sama karena mereka mengacu pada
tempat yang sama (Longley et al. 2001.) Lokasi area servis
bagi ibu hamil penting sebagai bentuk peningkatan akses
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Banyaknya kasus ibu
hamil yang meninggal sebelum persalinan karena terlambat
menuju pelayanan kesehatan menjadi pemicu untuk

dikembangkannya sistem informasi mengenai akses menuju
pelayanan kesehatan. Metode yang dapat digunakan adalah
metode network analysis. Network Analysis (NA) adalah
pemodelan transportasi makroskopis untuk melihat hubungan
antar objek yang dihubungkan oleh jaringan transportasi.
Network analysis secara luas telah digunakan dalam mengatasi
masalah transportasi yang melibatkan identifikasi dari rute
yang optimum (Akay et al. 2012). Cara yang dilakukan untuk
mendapatkan hasil, beberapa parameter seperti panjang, biaya,
dan waktu tempuh dapat menetapkan jaringan jalan. Akses
terpendek, atau optimal, adalah akses jalan yang terseleksi oleh
pencarian rute yang didapat dari
rute awal dengan
memperkecil jumlah dari total nilai parameter yang berkaitan
(Zhan 1997; Akay et al. 2006a).

IV.

AKSES HEALTH CENTER UNTUK IBU HAMIL


Melalui GIS dan network analysis dapat dibentuk sistem
informasi untuk mencari rute akses pelayanan kesehatan bagi
ibu hamil, khususnya yang akan melahirkan. Sistem ini
dikembangkan untuk membantu para ibu hamil mendapatkan
informasi akses menuju pelayanan kesehatan, khususnya disaat
darurat seperti saat melahirkan, sehingga membutuhkan
informasi mengenai rute pelayanan kesehatan terdekat,
tercepat, teraman dan ternyaman. Variabel yang digunakan
untuk solusi rute tersebut melalui network analysis adalah
jaringan jalan dan lokasi health center. Lokasi health center
yang kami gunakan dalam tulisan ini adalah rumah sakit dan
Puskesmas. Terdapat tiga metode network analysis yang
digunakan dalam
menentukan akses menuju pelayanan
kesehatan, yakni Best Route Analysis, Closest Facility, and
Service Area.
A. Best Route Analysis
Best route analysis digunakan untuk mencari rute tercepat
dari lokasi kejadian menuju lokasi fasilitas yang tersedia. Rute
tersebut ditentukan berdasarkan jarak dan waktu terdekat dari

lokasi insiden menuju fasilitas pelayanan. Lokasi insiden
berupa lokasi dimana ibu hamil berada, dan lokasi fasilitas
adalah lokasi fasilitas kesehatan, yakni hospital dan
Puskesmas. Dari lokasi ibu hamil ditentukan lokasi fasilitas
health center yang akan ditunjuk, kemudian dilakukan Best
Route, maka akan menghasilkan akses tercepat dari lokasi ibu
hamil menuju health center (Gambar 2a.) Barrier atau
hambatan dapat ditambahkan pada jalur yang telah
direkomendasikan sebelumnya, misal seperti macet, lampu
lalulintas, dsb(Gambar 2b.) Titik hambatan ditambahkan pada
rute sebelumnya, kemudian dilakukan Best Route kembali,
maka akan didapat rute tercepat baru menuju health center.

Gambar 2a. Rute tercepat dari lokasi ibu hamil
menuju Health Center

Gambar 2b. Rute tercepat dari lokasi ibu hamil
menuju Health Center setelah ditambahkan hambatan

B. Closest Facility

Metode Closest Facility digunakan untuk mencari fasilitas
terdekat yang dapat dijangkau dari lokasi kejadian. Untuk
menentukan lokasi fasilitas terdekat, metode ini menggunakan
parameter-parameter yang dapat dipilih oleh pengguna, seperti
jarak dan waktu yang diinginkan untuk mencari fasilitas
terdekat. Pada kasus ibu hamil, contohnya apabila ada kejadian
ibu hamil akan melahirkan di titik lokasi
(Gambar 4),
kemudian dicari lokasi fasilitas terdekat yang dapat dijangkau
dari lokasi ibu hamil tersebut. Pada contoh gambar 5, rute
untuk closes facilities didapat dengan memasukkan parameter
jumlah fasilitas kesehatan yang akan dicari dan jarak yang
diinginkan dari lokasi health center menuju lokasi ibu hamil.
Pada pengolahan data, dimasukkan tiga health center yang
akan dicari dengan jarak ”  PHWHU dari lokasi ibu
melahirkan (Gambar 3). Dari tiga pusat pelayanan kesehatan
yang dicari dengan jarak ” P dari lokasi ibu hamil,
Closest Facility menghasilkan satu referensi fasilitas terdekat
dari parameter yang diinginkan. Sehingga untuk kasus ibu
hamil pada metode Closest Facility tersebut, didapatkan satu
referensi lokasi pelayanan kesehatan terdekat yang berjarak ”
1000m dari lokasi ibu hamil sekaligus dengan rute tercepat
yang dapat ditempuh menuju pusat pelayanan kesehatan
tersebut.

Gambar 4. Fasilitas kesehatan terdekat dan
rute yang dapat dilalui

C. Service Area
Metode service area digunakan untuk menentukan
jangkauan layanan dari titik-titik lokasi fasilitas. Dalam
pelayanan kesehatan, metode ini dapat digunakan untuk
menentukan wilayah jangkauan pelayanan dari fasilitas
kesehatan. Sehingga apabila ada suatu insiden di suatu titik
lokasi, dapat ditentukan fasilitas mana yang menjangkau loaksi
titik insiden tersebut. Pada network analysis service area dapat
dimasukkan jangkauan-jangkauan yang diinginkan. Pada studi
kasus jangkauan pelayanan kesehatan Puskesmas, kami
memasukkan parameter jangkauan sejauh 500m,1000m dan
2000m. Sehingga didapat area-area jangkauan dari satu titik
fasilitas kesehatan untuk pelayanan kesehatan. Pada kasus ibu
hamil di suatu titik lokasi dapat langsung melihat area
jangkauan palayanan kesehatan yang ada.

Gambar 5a. Service Area Puskesmas di
Depok

Gambar 3. Parameter yang
dimasukkan untuk mencari
fasilitas terdekat
Gambar 5b. Service Area beberapa
Puskesmas di Depok

KESIMPULAN
Penggunaan metode network analysis untuk menentukan
lokasi pelayanan kesehatann terdekat dan tercepat dapat
membantu mengurangi angka kematian ibu akibat terlambat
menuju lokasi pelayanan. Ketiga metode network analysis
yang digunakan yakni Best Route, Closest Facility dan Service
Area dapat membantu menentukan fasilitas mana yang dapat
dijangkau oleh ibu hamil pada kejadian yang darurat, sehingga
apabila terdapat kejadian darurat, seperti melahirkan
mendadak, dapat langsung menentukan lokasi pelayanan
kesehatan yang harus dituju. Untuk perkembangan selanjutnya,
metode ini dapat diaplikasikan melalui Web GIS sehingga
dapat diakses dengan mudah dan cepat.

[5]

[6]

[7]

REFERENCE
[1]

[2]

[3]

[4]

$($ND\0*:LQJ)6LYULND\DDQG'6DNDU³A
GIS-based decision support system for determining the
shortest and safest route to forest fires: a case study in
Mediterranean Region of Turkey´ Journal of
Environmental Monitoring and Assessment, 184, pp.
1391±1407. 2012.
$ ( $ND\ 2 (UGDV DQG ,5 .DUDV ³Using GIS and
optimization techniques in selecting forest road
alignment withminimum sediment yield´ First Remote
Sensing and GIS Symposium, 27±29 November, ITU,
Istanbul, p. 10. 2006.
Suryana Mulya Bunda, Laksono Trisnantoro, and
0XEDV\V\LU +DVDQEDVUL ³Access on Remote Area
Community Health Centre Reference System at Majene
District, West Sulawesi´ Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada. 2008.
A. J. Comber, C. %UXQVGRQ 5 5DGEXQ ³A spatial
analysis of variations in health access: linking
geography, socio-economic status and access
perceptions´ International Journal of Health
Geographics, 10:44. 2011.

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]

Medallia &KDQGUD 'HZL ³The Factors That Influences
The Family Decision in The Use of Maternity Service in
Dr. Asmir Hospital at Salatiga´ Surakarta: Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2012.
7ULV (U\DQGR ³Maternal Health Accessibility in
Tangerang District Banten, 2006´ Depok: Departemen
Kependudukan dan Biostatistik, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia. 2007.
7DQWXW 6XVDQWR ³Analysis Situation Applying of
Management Service Treatment of Health of
Community: Adolescent Friendly of Requirement
Health Reproductive Adolescent Aggregate in Subdistrict of Tugu, Cimanggis Town Depok´ Jember:
Departemen Keperawatan Komunitas Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
) % =KDQ ³Three fastest shortest path algorithms on
real road networks: Data structures and procedures´
Journal of Geographic Information and Decision
Analysis, 1, pp. 70±82. 1997.
³Reason Behind The Utilization of Maternal Health
Services,´ Depok: Departemen Kependudukan dan
Biostatistik,
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Indonesia.
_____ (2007) Profil Dpok 2007 [online]. Didapat pada:
http://dinkes.depok.go.id/
berkasunggah/tabel%20profil%202007.pdf [Diakses pada: 17
May 2012].
_____ (2008) Profil Depok 2008 [online]. Didapat pada:
http://dinkes.depok.go.id/
berkasunggah/tabel%20profil%202008.pdf [Diakses pada: 17
May 2012]
Direktorat Bina Kesehatan Anak (2012) Upaya
Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Baru Lahir di Indonesia [online]. Didapat pada:
http://www.kesehatananak.depkes.go.id/ [Diakses pada:
30 May 2012].