PENELITIAN TINDAKAN KELAS SEBAGAI UPAYA

PENELITIAN TINDAKAN KELAS
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME
GURU
Wara Hapsari Oktriany
Magister Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

PENDAHULUAN
Pemerintah telah melakukan banyak usaha untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, salah satu diantaranya adalah dengan meningkatkan kualitas guru. Hal
ini dapat dipahami karena kualitas sistem pendidikan secara keseluruhan berkaitan
erat dengan kualitas guru. Guru memiliki peran yang penting

dalam bidang

pendidikan, bahkan sumber pendidikan lain yang memadai sering kali kurang
berarti apabila tidak didukung oleh keberadaan guru yang berkualitas. Dengan kata
lain, guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas layanan dan
hasil


pendidikan.

Singkatnya,

guru

merupakan

kunci

utama

dalam

upaya

peningkatan kualitas pendidikan.
Guru juga memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan.
Dari dimensi tersebut, peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Dipandang dari

dimensi pembelajaran, peranan guru dalam masyarakat Indonesia tetap dominan
sekalipun

teknologi

yang

dapat

dimanfaatkan

dalam

proses

pembelajaran

berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses
pendidikan, atau lebih khusus bagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru
yang tidak dapat digantikan oleh teknologi (Sa’ud, 2010:32).

Suatu pembelajaran akan dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
tingkah laku positif pada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

telah direncanakan. Pada umumnya kegiatan pembelajaran bergantung pada guru
sebagai elemen penting yang mengatur proses belajar mengajar. Guru yang
bertanggungjawab seharusnya selalu proaktif dan responsif terhadap semua
fenomena-fenomena yang dijumpai di kelas. Oleh karena itu guru tidak hanya
sebagai penerima pembaharuan pendidikan, namun ikut bertanggung jawab dan
berperan aktif dalam melakukan pembaharuan pendidikan serta mengembangkan
pengetahuan dan keterampilannya melalui penelitian tindakan dalam pengolahan
pembelajaran di kelasnya.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research merupakan
upaya yang digunakan dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan mutu
pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas merupakan model pengembangan profesi
dimana guru mempelajari cara siswa belajar dalam kaitannya dengan cara guru
mengajar, sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya dalam mengajar agar
berdampak pada perbaikan proses belajar siswa. PTK dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kemampuan guru melakukan refleksi diri, meningkatkan kemajuan
sekolah, dan menumbuhkan budaya professional di kalangan pendidik. PTK
merupakan penelitian berbasis inkuiri yang dilakukan oleh guru dengan mengikuti

proses menganalisis praktek pembelajaran yang telah dilakukan, menerapkan
strategi baru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), mengevaluasi hasil belajar,
dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa PTK dilaksanakan dalam pembelajaran biasa, tidak ada
kelas khusus untuk melakukan PTK, karena pada hakekatnya PTK dilakukan oleh
guru sendiri di kelasnya (Tampubolon, 2014:19).
Tampubolon (2014:41) juga menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas
menjadi

kebutuhan

utama

para

pendidik

dalam

rangka


memperbaiki

/

meningkatkan kualitas kinerjanya yang akan berdampak positif terhadap (1)
peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pendidikan dan masalah
pembelajaran yang dihadapi secara nyata, (2) peningkatan kualitas masukan,
proses, dan hasil belajar baik akademik maupun nonakademik, (3) peningkatan
profesionalisme pendidik, dan (4) penerapan prinsip pembelajaran berbasis
penelitian dan berkelanjutan.

Pemerintah pun saat ini telah mengeluarkan peraturan dalam upaya
meningkatkan profesionalisme guru secara berkelanjutan melalui Permenpan no 16
tahun 2009 menekankan bahwa pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB)
adalah pengembangan kompetensi pendidik yang dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya.
PKB terdiri dari tiga kegiatan, yaitu (1) pengembangan diri dalam bentuk (a)
mengikuti diktat fungsional dan (b) melaksanakan kegiatan kolektif pendidik, (2)
publikasi ilmiah dalam bentuk (a) membuat publikasi ilmiah atas hasil penelitian

dan (b) membuat publikasi buku, serta (3) karya inovatif dalam bentuk (a)
menemukan teknologi tepat guna, (b) menemukan/ menciptakan karya seni, (c)
membuat / memodifikasi alat pembelajaran dan media pembelajaran, serta (d)
mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, kriteria, prosedur, dan
penyusunan butir soal penilaian yang valid serta reliabel.
Berdasarkan landasan hukum tersebut, para guru saat ini berusaha untuk
mengembangkan keprofesiannya dengan melakukan sebuah penelitian tindakan
kelas. Dengan penelitian tindakan kelas ini, guru bisa meningkatkan kinerjanya
sehingga kualitas pembelajaran menjadi meningkat.
Dalam artikel ini , penulis ingin memaparkan tentang studi kasus penelitian
tindakan kelas yang dilakukan di SMA NEGERI 1 SURUH oleh guru mata pelajaran
bahasa inggris. Artikel ini menjelaskan bagaimana langkah – langkah guru dalam
menerapkan

model

pembelajaran

dengan


pendekatan

kontekstual

untuk

meningkatkan penguasaan penggunaan kosakata bahasa inggris dan bagaimana
hasil dari penerapan model tersebut.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS
Salah satu materi pembelajaran bahasa Inggris yang diajarkan di SMA adalah
penggunaan kosa kata bahasa Inggris. Tata bahasa Inggris sangat penting dalam
komunikasi aktif, baik secara lisan maupun tertulis. Tanpa penguasaan tata bahasa
Inggris yang baik, mustahil siswa mampu berbicara atau menulis bahasa Inggris
dengan baik dan benar. Mungkin siswa bisa bicara atau menulis dalam bahasa
Inggris tanpa penguasaan tata bahasa Inggris yang baik, tetapi sudah bisa
dipastikan bahwa struktur kalimatnya kurang bagus, tidak sesuai dengan alur

kalimat yang benar sesuai ketentuan dalam tata bahasa Inggris sehingga
mengandung makna yang salah atau berbeda antara komunikator dengan

komunikan. Dengan kata lain, penguasaan tata bahasa Inggris yang baik akan
membuat siswa mampu berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan
benar, lancar, dan elegan.
Penguasaan penggunaan kosakata bahasa Inggris sangat penting dipahami
oleh siswa agar dapat menjadi dasar dalam meningkatkan kemampuannya
berbahasa Inggris. Kosakata bahasa Inggris mencakup berbagai aspek, antara lain:
kata benda, kata ganti, kata sifat, dan kata kerja. Kosakata bahasa Inggris tersebut
harus dipahami penggunaannya oleh siswa sehingga memiliki kemampuan dalam
berbahasa Inggris, baik secara lisan maupun tertulis dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dinilai dapat meningkatkan
partisipasi siswa dalam belajar dan sekaligus meningkatkan kemampuan belajarnya
berupa penguasaan penggunaan kosakata bahasa Inggris adalah pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual. Pendekatan ini berarti siswa lebih banyak terlibat
dalam pembelajaran, dan dituntut menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata. Jadi, pendekatan kontekstual
dipandang lebih ideal digunakan dibandingkan pendekatan konvensional yang lebih
menekankan pada keaktifan guru dalam pembelajaran, seperti dalam pembelajaran
bahasa Inggris.
Muslich (2009) mengemukakan bahwa kesadaran perlunya pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian

besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Pembelajaran yang selama ini
mereka terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dari sekian rentetan topik atau
pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang
mendalam, yang bisa diterapkan ketika mereka berhadapan dengan situasi baru
dalam kehidupannya.
Pendekatan kontekstual yang menekankan pada keaktifan siswa dalam
belajar, seperti menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata, maka siswa dapat lebih menguasai materi pelajaran.
Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran akan mempengaruhi hasil

belajarnya setelah melalui proses evaluasi berupa kosakata bahasa Inggris, dan
keaktifannya dalam kegiatan pembelajaran bahasa Inggris.
Berdasarkan pengalaman mengajar dalam pembelajaran bahasa Inggris di
SMA Negeri 1 Suruh, proses pembelajaran bahasa Inggris lebih banyak diarahkan
kepada proses penghafalan materi, dan cenderung digunakan metode ceramah,
dan kadang-kadang diselingi tanya jawab dan pemberian tugas. Siswa masih kurang
dilibatkan

secara


aktif

dalam

pembelajaran

bahasa

Inggris

seperti

dalam

percakapan bahasa Inggris dengan menggunakan kosakata bahasa Inggris. Bahkan
penguasaan kosakata bahasa Inggris siswa umumnya masih sangat minim karena
siswa tidak diwajibkan menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi saat
proses pembelajaran bahasa Inggris.
Sebagai upaya lebih meningkatkan kemampuan belajar siswa, khususnya

penguasaan penggunaan kosakata bahasa Inggris, maka proses pembelajaran
seharusnya lebih menekankan keaktifan siswa dengan menerapkan pendekatan
yang relevan. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan kontekstual dengan
tujuan agar siswa terlibat secara aktif mengikuti pelajaran agar dapat meningkatkan
penguasaan kosakata bahasa Inggris.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terinspirasi untuk mengkaji secara
empirik

melalui

penelitian

tindakan

kelas

dengan

judul:

Penerapan

Model

Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Penguasaan Penggunaan Kosakata
Bahasa Inggris pada Siswa Kelas X SMA NEGERI 1 SURUH”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas model siklus, meliputi
tahapan: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Suruh pada bulan Oktober 2015,
semester genap tahun ajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah siswa kelas X di
SMA Negeri 1 Suruh sebanyak 80 orang.
Fokus penelitian yaitu pendekatan kontekstual dan kosakata bahasa Inggris.
Kedua fokus penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Pendekatan kontekstual merupakan strategi pembelajaran yang diterapkan
dalam mengajarkan materi pelajaran bahasa Inggris tentang kosakata bahasa
Inggris, seperti: kata benda, kata ganti, kata sifat, dan kata kerja, dengan
menekankan pada keterlibatan siswa secara penuh (aktif) dalam proses
pembelajaran kosakata bahasa Inggris yang dihubungkan dengan situasi
kehidupan siswa sehari-hari dengan menggunakan kerja kelompok dan
percakapan bahasa Inggris.
2. Kosakata
bahasa
Inggris

merupakan

kemampuan

siswa

dalam

perbendaharaan kata bahasa Inggris dengan berdasar pada hasil penilaian
(tes tertulis) berdasarkan hasil tes setiap akhir siklus.
Pengumpulan data penelitian menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan
berdasar pada hasil observasi dan hasil tes penelitian tentang penguasaan
penggunaan kosakata bahasa Inggris pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh
melalui

model

pembelajaran

dengan

pendekatan

kontekstual.

Selanjutnya

menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa tentang kosakata bahasa Inggris
berdasarkan hasil tes setiap siklus.
Indikator keberhasilan pembelajaran yaitu jika terjadi peningkatan penguasaan
penggunaan kosakata bahasa Inggris berupa hasil belajar dalam pembelajaran
bahasa Inggris di kelas X SMA Negeri 1 Suruh melalui pendekatan kontekstual.
Perlakuan dianggap berhasil apabila mencapai hasil belajar siswa mencapai nilai
rata-rata minimal 75 sesuai standar KKM, dan ketuntasan mencapai 85 persen
secara klasikal dari 80 subjek penelitian. Demikian pula didukung oleh peningkatan
aktivitas

belajar

siswa

dalam

mengikuti

pelajaran

bahasa

Inggris

melalui

pendekatan kontekstual di kelas X SMA Negeri 1 Suruh.
HASIL PENELITIAN
Kesuksesan proses pembelajaran bahasa Inggris sangat ditentukan oleh
keterlibatan

berbagai

komponen

pembelajaran

secara

efektif,

di

antaranya

pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran yang dapat merangsang
keaktifan siswa dalam belajar. Bukan justru pendekatan pembelajaran yang
membuat siswa pasif belajar sehingga siswa dapat merasa bosan, mengantuk atau
jenuh mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Salah satu pendekatan yang dinilai dapat

meningkatkan

kualitas

pembelajaran

bahasa

Inggris

adalah

pendekatan

kontekstual.
Siklus pertama, hasil belajar bahasa Inggris berupa penguasaan penggunaan
kosakata bahasa Inggris dalam kategori kurang dengan rata-rata 70,08 dan
ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 51,25 atau belum mencapai ketuntasan
belajar minimal 85 persen secara klasikal dari 80 siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh.
Hal ini menggambarkan masih adanya siswa kurang memahami materi pelajaran
bahasa Inggris tentang kosakata bahasa Inggris. Demikian pula masih adanya siswa
kurang aktif dalam pembelajaran bahasa Inggris, khusus tidak mencatat materi dan
contoh yang diberikan oleh guru secara lengkap, kurang aktif dalam kerja
kelompok, kurang aktif mengajukan pertanyaan, kurang aktif menjawab pertanyaan
guru, dan kurang aktif menanggapi pertanyaan teman atau kelompok lain.
Kualitas proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar yang dicapai
sebagian siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan kontekstual
di kelas X SMA Negeri 1 Suruh memberikan gambaran masih adanya kelemahan
dalam pembelajaran pada siklus pertama. Kondisi tersebut menjadi masukan dalam
melakukan pembenahan, khususnya dari segi peningkatan keaktifan siswa dalam
percakapan bahasa Inggris berkaitan dengan penggunaan kosakata bahasa Inggris
sehingga kemampuan belajarnya dapat lebih maksimal.
Siklus kedua, hasil penilaian penguasaan penggunaan kosakata bahasa
Inggris atau hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas X SMA Negeri 1 Suruh melalui
pendekatan kontekstual dalam kategori baik dengan rata-rata

77. Bahkan

ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90 persen. Penguasaan penggunaan
kosakata bahasa Inggris siswa dalam kategori baik sekali menunjukkan adanya
peningkatan penguasaan penggunaan kosakata bahasa Inggris pada siklus kedua
dibandingkan

hasil

siklus

pertama.

Hal

ini

mengisyaratkan

bahwa

proses

pembelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan kontekstual di kelas X SMA Negeri
1 Suruh dinilai cukup berhasil meningkatkan kemampuan belajar siswa. Demikian
pula keaktifan siswa mengikuti pelajaran bahasa Inggris melalui pendekatan
kontekstual juga meningkat. Keaktifan siswa mengikuti pelajaran bahasa Inggris
mengalami peningkatan ditinjau dari keaktifan mendengarkan atau memperhatikan
penjelasan guru tentang kosakata, mencatat materi pelajaran bahasa Inggris,

keaktifan dalam kerja percakapan, keaktifan mengajukan pertanyaan, keaktifan
menjawab pertanyaan guru, dan keaktifan menanggapi pertanyaan teman atau
kelompok lain.
Adanya peningkatan penguasaan penggunaan kosakata atau hasil belajar
siswa maupun aktivitas belajar siswa mengikuti pelajaran bahasa Inggirs melalui
pendekatan kontekstual menunjukkan bahwa pendekatan ini cukup efektif dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar bahasa Inggris siswa
atau meningkatkan penguasaan terhadap materi pelajaran. Hal ini sesuai pendapat
Sanjaya (2008) bahwa “menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu akan
bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa”. Hal ini berarti
bahwa melalui keaktifan siswa dalam belajar secara kelompok, maka mereka dapat
lebih aktif dan bersemangat dalam belajar sehingga penguasaan materi pelajaran
dapat lebih maksimal jika dibandingkan dengan melakukan pendekatan secara
konvensional.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan penguasaan penggunaan
kosakata bahasa Inggris. Penguasaan penggunaan kosakata bahasa Inggris melalui
pendekatan kontekstual pada siklus pertama dalam kategori kurang (rata-rata
70,08) tetapi belum mencapai ketuntasan belajar yang ditetapkan, karena tuntas
belajarnya hanya 48,75 persen. Siklus kedua, penguasaan penggunaan kosakata
bahasa Inggris dalam kategori baik sekali (rata-rata 77) dan telah memenuhi
ketuntasan belajar yang ditetapkan karena tuntas belajarnya sebesar

90 persen.

Ditinjau dari aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris
melalui pendekatan kontekstual, siswa semakin aktif ditinjau dari segi keaktifan
mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru tentang kosakata, mencatat
materi,

keaktifan

dalam

kerja

kelompok/percakapan,

keaktifan

mengajukan

pertanyaan, keaktifan, menjawab pertanyaan guru, dan keaktifan menanggapi
pertanyaan teman atau kelompok lain.

DAFTAR PUSTAKA
Muslich, M. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pembelajaran Berbasis
Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung Alfabeta
Sanjaya,

Wina.

2008.

Strategi

Pembelajaran

Berorientasi

Strandar

Proses

Pengembangan

Profesi

Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Tampubolon.2014.

Penelitian

Tindakan

Kelas

Sebagai

Pendidik dan Keilmuan. Jakarta : Erlangga
Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Beserta Penjelasannya. Bandung: Citra Umbara.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18