Pengantar Manajemen bab II Perkembanga

PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN
Sejarah Ilmu Manajemen
Apakah Manajemen merupakan ilmu baru?
Sesunnguhnya manajemen telah lama ada jauh sebelum ini. Salah satu bukti betapa
manajemen telah lama ada adalah dengan adanya bukti Piramida di Mesir. Adanya bangunan
Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dahulu telah ada serangkaian kegiatan
yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan- tahapan tertentu yang telah disiapkan
hingga bangunan piramida yang megah ditengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum
masyarakat di seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa
tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Kekuatan bangunan tersebut telah menunjukkan bahwa pada zaman dahulu manajemen
telah diketahui dan dijalankan oleh umat manusia, walaupun tidak dalam pengertian seperti
sekarang. Banyak lagi contoh yang dapat kita lihat sebagai bukti bagaimana orang-orang
dahulu telah menerapkan manajemen dalam kehidupannya. Alexander The Great telah
menerapkan konsep staf organisasi dalam melakukan kampanye militernya. Menara Pisa di
Italia, Candi Borobudur di Indonesia, hingga berbagai bukti sejarah lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu- persatu.
Kesemua bukti tersebut menunjukkan bukti bahwa sesungguhnya manajemen bukan
merupakan ilmu baru, bahkan dalam konsep yang paling tradisional sekalipun, telah dikenal
dan dijalankan oleh orang- orang terdahulu.


Owen dan Babbage: Dua Pionir dalam Ilmu Manajemen
Manajemen secara keilmuan baru terumuskan kurang lebih diakhir abad 18 atau awal
abad 19 Masehi. Diantara tokoh yang mula- mula memperkenalkan Manjemen secara
keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1792-1971).
Owen, seorang pembaru dan industrialis dari Inggris adalah diantara tokoh pertama
yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan
pekerja. Sedangkan Babbage, seorang ahli matematika dari Inggris adalah orang yang
pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini
akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi
penggunaan fasilitas dan material produksi. Setelah Owen dan Babbage, tokoh- tokoh
manajemen lain bermunculan seiring dengan perubahan besar- besaran dari kegiatan revolusi
industri dan perkembangan kegiatan ekonomi dari satu negara ke negara lainnya.

Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen
Kelompok Pertama: Perspektif Manajemen Klasik
Kontibusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para praktisi bisnis pada
saat itu bagaiman seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan pula setelah itu berbagai
perspektif dalam ilmu manajemen sebagai alat untuk menjalankan organisasi bisnis. Diantara
perspektif yang muncul adalah kelompok pertama yang dikenal sebagai perspektif


Perkembangan Ilmu Manajemen

1

manajemen klasik atau classical management perspective. Perspektif ini terbagi menjadi dua
bagian besar, yaitu mereka yang memandang manajemen sebagai sebuah proses saintifik
(scientific management) dan manajemen sebagai sebuah kegiatan administrasi (administrative
management).

Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik
Di awal abad 20, produktifitas menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh
organisasi bisnis. Bisnis pada saat itu sangat berkembang dan modal juga tersedia dengan
mudah, akan tetapi output yang dihasilkan oleh para pekerja, terutama yang memenuhi
standar tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Fenomena ini menunjukkan bahwa
produktifitas pekerja dalam menghasilkan output produk yang diperlukan oleh masyarakat
sangat rendah. Para manajer berusaha mencari jalan keluar untuk memperbaiki produktifitas
kerja ini. Di antara ide yang telah dihasilkan adalah dengan meningkatkan produktifitas
pekerja secara individual. Ide yang dihasilkan pada masa ini pada giliran berikutnya dikenal
sebagai kelompok aliran manajemen saintifik (scientific management). Di antara tokohtokoh kontributor dalam kelompok ini adalah Fredrich Winslow Taylor (1856-1915), Frank
Gilberth (1868-1924), dan Lilian Gilberth (1878-1972).

Di antara kontribusi yang pernah diberikan Taylor adalah apa yang dinamakan dengan
Time and Motion Studies atau studi mengenai penetapan standar kerja yang didasarkan pada
perhitungan waktu. Ide ini berangkat dari kenyataan bahwa para pekerja di perusahaan
bekerja dibawah standar dari apa yang sebenarnya mampu mereka kerjakan. Secara ringkas,
apa yang diperkenalkan oleh Taylor adalah sebagaimana digambarkan dalam bagan berikut:

Taylor menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan, misalnya
meningkatkan profit perusahaan, maka produktifitas perlu ditingkatkan. Produktifitas dapat
diukur dari tingkat output dan prestasi kerja. Untuk dapat meningkatkan prestasi kerja, bagi
Taylor, perlu diberikan upah insentif, yang diberikan agar motivasi pekerja menjadi tinggi
sehingga tingkat output menjadi tinggi atau meningkat. Upah insentif bagi Taylor dinamakan
sebagai upah insentif diferensial (piecework pay system), yaitu upah yang diberikan kepada
para pekerja secara berbeda ditentukan berdasarkan kemampuan pekerja dalam memenuhi
standar yang telah ditetapkan. Pendekatan ini dilakukan agar produktifitas meningkat

Perkembangan Ilmu Manajemen

2

sehingga terjadi peningkatan produksi sekaligus efisiensi, yang pada akhirnya akan

memberikan kemungkinan peningkatan profit.
Untuk lebih jelasnya, perhitungan pemberian upah intensif diferensial ini dapat
dijelaskan melalui contoh berikut:
Misalnya diketahui bahwa Standar Pengerjaan Output adalah 3 unit output/jam. Jam
kerja standar perhari adalah 8 jam. Maka Standar Output perhari adalah 24 unit atau Standar
Pengerjaan Output dikalikan dengan jam kerja standar per hari. Tarif upah yang diberikan
jika output yang dihasilkan sesuai atau diatas standar Rp. 2.000 per unit. Sedangkan, tariff
upah yang diberikan jika Output yang dihasilkan dibawah standar Rp. 1.750 per unit. Jika A
mampu mengerjakan 25 unit output per hari, B mampu mengerjakan 20 unit output per hari,
dan C mampu mengerjakan 24 unit, maka upah insentif yang akan diterima oleh masingmasing pekerja adalah seperti berikut ini:

Selain itu, kontibusi yang dihasilkan Taylor setelah bekerja di berbagai perusahaan
setelahnya adalah merumuskan dan memperkenalkan konsep desain pekerjaan, cuti untuk
pemulihan produktifitas kerja, termasuk mengimplementasikan upah insentif diferensial yang
telah dijalankannya di perusahaan sebelumnya. Apa yang telah dirumuskannya tersebut
dinamakan sebagai scientific management approach atau pendekatan manajemen saintifik.
Pendekatan ini dirumuskannya melalui langkah- langkah proses sebagaimana digambarkan
dalam gambar.

Perkembangan Ilmu Manajemen


3

Secara ringkas, keempat langkah tersebut lebih dikenal sebagai 4 prinsip dasar manajemen
ilmiah dari Taylor yang terdiri dari:
1. Pengembangan metode ilmiah dalam manajemen agar metode terbaik dalam
pengerjaan tugas dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan agar dalam pemberian tugasnya sesuai dengan
kualifikasinya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah para karyawan.
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan tenaga kerja.
Karena kontribusinya ini, Fredrich W.Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah
atau Father of Scientific Management.
Selain Taylor, kontributor lainnya dalam kelompok manajemen ilmiah adalah pasangan
suami- istri Frank dan Lilian Gilberth. Diantara kontribusi yang Frank Gilberth telah berikan
adalah metode efisiensi dalam pekerjaan konstruksi yang memerlukan pengaturan bahanbahan bangunan. Metode yang mereka perkenalkan telah mampu meningkatkan efisiensi
pekerjaan konstruksi dan meningkatkan output sebesar 200 persen. Berbeda dengan
suaminya, Lilian Gilberth banyak memberikan kontribusi dalam bidang psikologi industry
dan manajemen sumber daya manusia, termasuk bagaimana pentingnya bekerja secara tim
dalam sebuah organisasi bisnis. Secara ringkas pasangan ini telah memberikan kontribusi

berupa metode- metode guna peningkatan efisiensi dalam pekerjaan.
Selain pasangan Gilberth, dikenal juga seorang yang bernama Henry L. Gantt (18611919) yang memperkenalkan 4 gagasan untuk peningkatan kegiatan manajemen, yaitu:
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara tenaga kerja dan pimpinan.
2. Seleksi ilmiah tenaga kerja atau karyawan.
3. Sistem insentif untuk merangsang produktifitas karyawan dan organisasi.
4. Penggunaan instruksi- instruksi kerja yang terperinci.
Sebagaimana kontributor yang lain, gagasan dari Gantt ini juga telah membantu
manajemen dalam organisasi. Pendekatan yang akhirnya dikenal sebagai penyelesaian yang
menguntungkan bagi semua pihak atau win win solution, dapat dikatakan dilandasi oleh
pendekatan dari Gantt ini. Selain gagasannya tersebut, Gantt juga memperkenalkan apa yang
dinamakan sebagai “Bagan Gantt” (Gantt Chart) yang kemudian banyak dikenal sebagai
sebuah bagan scheduling atau kita kenal dengan time schedule (penjadwalan kerja). Bagan
Gantt ini dibuat untuk kegiatan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan produksi.
Sekalipun bagan ini sudah sangat berumur panjang, akan tetapi dalam banyak kegiatan, masih
relevan untuk dipergunakan, karena pada dasarnya setiap pekerjaan memerlukan perencanaan
pengerjaan dan waktu.
Salah satu persoalan yang sering kali dialami dalam organisasi adalah pemborosan dan
ketidakefisienan atau inefisiensi. Ketidakefisienan sesungguhnya akan menjadi penghambat
tercapainya tujuan. Berdasarkan hal ini, seorang yang bernama Harrington Emerson (18531931) memberikan kontribusi berharga dalam dunia manajemen dengan memperkenalkan 12
prinsip- prinsip efisiensi.

1. Tujuan- tujuan dirumuskan dengan jelas.
2. Kegiatan yang dilakukan harus masuk akal dan realistis
3. Adanya staf yang memiliki kualifikasi yang tepat

Perkembangan Ilmu Manajemen

4

4. Adanya kedisiplinan
5. Diberlakukannya pemberian kompensasi yang adil
6. Perlu adanya laporan dari setiap kegiatan secara tepat, akurat, dan terpercaya,
sehingga diperlukan semacam system informasi atau akuntansi.
7. Adanya kejelasan dalam pemberian perintah, perencanaan, dan pembagian kerja.
8. Adanya penetapan standar dari setiap pekerjaan, baik dari segi kualitas kerja
maupun waktu pengerjaan.
9. Kondisi pekerjaan perlu distandarisasi.
10.Kegiatan operasional harus juga distandarisasikan
11. Instruksi- instruksi praktis tertulis harus dibuat secara standar
12. Sebagai kompensasi atas efisiensi, perlu dibuat rencana pemberian insentif.


Kelompok Manajemen Administrasi
Berbeda dengan kelompok manjemen ilmiah yang melmiliki pandangna bahwa
peningkatan produktifitas organisasi dapat dicapai ketika produktifitas individu ditingkatkan,
kelompok manjemen administrasi melihat bahwa perubahan produktifita stersebut harus
dilakukan secara menyeluruh dalam sebuah organisasi.
Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan
julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration
Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum).

Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu teknikal,
komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia adalah perumus empat
belas prinsip dasar perilaku organisasi manajemen yaitu:
1)

Pembagian kerja

2)

Wewenang


3)

Disiplin

Perkembangan Ilmu Manajemen

5

4)

Kesatuan perintah

5)

Kesatuan pengarahan

6)

Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum


7)

Balas jasa/imbalan

8)

Sentralisasi

9)

Rantai scalr/khirarki

10)

Order/susunan

11)

Keadilan


12)

Stabilitas staf organisasi

13)

Inisiatif

14)

Esprit de corps (semangat korps)

Kesimpulan Mengenai Prespektif Manajemen Klasik
Prespektif manajmen klasik yang terdiri dari kelompok manajemen ilmiah dan
administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen dan memberikan
dasar dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya.
Diantara kontriusi berharga tersebut adalah mengenai spesialisasi pekerjaan, studi mengenai
masa dan beban kerja dan metode ilmiah mengenani kegiatan manajemen yang secara
ringkas terepresentasikan melaluui apa yang kita kenal sebagai fungsi fungsi manajemen.
Prosedur dan birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik
ini.
Akan tetapi, salah satu kelemahan dari prespektif inin adalah bahwa mereka kurang
memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek pentingnya. Karena aspek
manusia tidak hanya dilihat dari factor pemberian upah atau insentif, akan tetapi dari
karakteristik kemanusiaan secara lebih menyeluruh, dimana setiap manusia berbeda satu dan
lainnya.

Kelompok Kedua: Perspektif Manajemem Perilaku
Sebagaimana dikernukakan di atas, salah satu kelemaharn, perspektif manajemen
klasik adalah belum masuknya faktor manusia sebagai faktor penting dalam manajemen dan
organisasi. Perspektif manajemen klasik lebih cenderung melihat organisasi sebagai seburah
mesin dan manusia atau renaga kerja merupakan bensin atau komponen lain yang
rnendukung gerak dari rnesin agar dapat bekerja dengan baik. Peran manajemen bagi
kelompok manajemen klasik lebih kepada bagaimana manajer dapat rnelakukan kontrol agar
kerja mesin tersebut tetap bekerja dengan baik.
Berbeda dengan perspektif manajemen klasik, perspektif rnanajemen perilaku justru
menekankan pada pentingnya manajemen memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu

Perkembangan Ilmu Manajemen

6

manusia yang terdapat dalam sebuah organisasi dan pentingnya pula manajemen melakukan
perubahan perilaku dan kebiasaan manusia yang ada dalam- organisasi agar organisasi dapat
berjalan dengan baik.
The Howthorne Studies
Salah satu kontribusi berharga dalam dunia manajemen adalah apa yang telah
dihasilkan oleh studi yang dilakukan perusahaan Western Electric di Howthorne antara tahun
1927 hingga 1932. Studi ini dilakukan oleh Elton Mayo. Studi ini terdiri dari dua
eksperimen, eksperimen pertama dilakukan bagi kelompok pekerja yang memperoleh
manipulasi atas penerangan di tempat kerjanya. Eksperimen kedua dilakukan bagi kelompok
pekerja yang memasang telepon di bank bank.
Kedua eksperimen ini menyimpulkan bahwa ternyata pemberian insentif dan juga
nyala lampu tidak menentukan produktifitas para pekerja, akan tetapi adanya perlakuan yang
sama oleh manjer seta perlakuan “khusus” lah yang akan menentukan produktifita para
pekerja. Dalam hal ini perhatian dan penerimaan social lebih menjadi factor yang
memperngaruhi perilaku pekerja dalam organisasi daripada factor insentif dan individu.
Teori Relasi Manusia
Teori relasi manusia merupakan pengembangan dari eksperimen Howthonre Studie.
Pada dasarnya teori relasi manusia berargumentasi bahwa pada dasarnya manusia selalu
melakukan respons terhadap konteks sosial di mana pun dia berada. Dalam organisasi bisnis,
konteks sosial ini dapat meliputi kondisi sosial, norma yang disepakati di dalam kelompok,
dan juga dinamika antar individu. Asumsi dasar yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa
perhatian manajer atau pimpinan terhadap bawahannya akan meningkatkan tingkat
penerimaan dan sekaligus tingkat kepuasan dari bawahan, sehingga tingkat penerimaan dan
kepuasan ini akan mendorong tercapainya peningkatan produktivitas
Salah satu kontributor teori relasi manusia ini adatah seorang yang bernama Abraham
Maslow. Dia menyatakan bahwa perilaku manusia dimotivasi oleh keragaman kebutuhan
yang dihadapinya. Keragaman kebutuhan ini direpresentasikannya melalui apa yang
dinamakan dengan "Hierarki Kebutuhan" (Hierarchy of Needs), termasuk kebutuhan akan
insentif secara keuangan dan juga penerimaan sosial.
Teori Perilaku Kontemporer
Teori relasi manusia yang telah dikenalkan oleh Fayol, Mayo, McGregor, Maslow,
dan lain-lainnya telah memberikan kontribusi berharga dalam dunia manajemen, serta
rnemberikan justifikasi bahwa peran sumber daya manusia dalam organisasi adalah sangat
penting bagi pencapaian tujuan organisasii. Akan tetapi pada perkembangannya teori relasi
manusia ini kurang cukup menjelaskan kompleksitas dalam perkembangan organisasi dan
lingkungan pada masa berikutnya. Kompleksitas lingkungan dan organisasi memerlukan
perspektif yang lebih luas dari sekedar teori relasi manusia saja.
Saat ini perkembangan peran manusia dalam organisasi direpresentasikan dalam teori
perilaku organisasi (Oerganizational Behavior) yang mencoba melihat organisasi dari
prespektif yang lebih luas, di antaranya dari perspektif psikologi, sosiologi, ekonomi,
antropologi, hingga medis. Beberapa topik penting dalam teori perilaku organisasi ini di
antaranya adalah bahwa kinerja organisasi sangat terkait dengan kepuasan kerja stres,

Perkembangan Ilmu Manajemen

7

motivasi, kepemimpinan, dinamika kelompok, budaya kerja, politik dalam organisasi, konflik
interpersonal, desain organisasi, dan lain sebagainya.

Kelompok ketiga : Perspektif Manajemen Kuantitatif
Kelompok ini dalam melakukan studi manajemen adalah perspektif manajemen kuantitatif
yaitu persektif yang mulai tumbuh dan berkembang setelah perang dunia kedua. Persektif
kelompok ini melakukan adopsi pendekatan matematika dalam menjalankan prinsip-prinsip
manajemen terdahulu. Pendekatan ini juga dilakukan untuk penentuan jumlah pekerja,
penentuan lokasi perusahaan, hingga pengaturan pergudangan dan persediaan. Perspektif ini
menekankan penggunaan teknik kuantitatif dalam setiap kegiatan manajemen. Dalam
kelompok ini muncul perspektif manajemen sains dan manajemen operasi.
Perspektif Manajemen Sains
Penggunaan istilah ini agak mirip dengan manajemen sainstifik yang telah
diterangkan dimuka akan tetapi perlu dicatat perbedaannya bahwa perspektif manajemen
sains lebih menekankan pada penggunaan model matematika dalam penyelesaian seluruh
kegiatan dan persoalan manajemen. Bisa disimpulkan bahwa perspektif ini mencoba
menjelaskan realitas dalam kegiatan manajemen organisasi melalui model.
Perspektif Manajemen Operasi
Berbeda dengan manajemen perspektif sains pendekatan ini salah satu bentuk aplikasi
manajemen sains yang lebih memfokuskan pada kegiatan tertentu dalam kegiatan secara
operasional. Membantu manajemen agar dapat melekukan kegiatan produksi secara lebih
efektif dan efisien. Berbagai pendekatan ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi
terutama pada perusahaan-perusahaan
yang bergerak dalam sector manufaktur, sector
keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Penilaian Terhadap Perspektif Manajemen Kuantitatif
Manjemen ini telah memberikan kontribusi berharga bagi peningkatan produktivitas
organisasi, terutama yang terkait dengan model pengambilan keputusan dan peningkatan
efisiensi. Tetapi hal ini juga memiliki berbagai keterbatasan terutama jika dikaitkan dengan
kenyataan bahwa perilaku manusia dalam organisasi tidak mudah untuk dipahami an
dikuantifikasi. Model matematika yang dibuat sering kali mensyaratkan pemberlakuan
berbagai asumsi yang kadang kala tidak mudah atau kurang realistis untuk dipenuhi. Sering
kali para ahli terjebak pada perhitungan dan tidak sampai pada makna pada perhitungan itu
sendiri. Selain memberikan kejelasan dan kepastian namun juga memberikan ruang bagi
ketidakpastian dan fleksibel.

Teori Manajemen Konteporer
Pada dasarnya tidak semua kelompok pemikiran diatas sepenuhnya kontradiksi satu sama
lain, namun justru dengan kelebihan dan keterbatasannya dapat saling melengkapi
pendekatan-pendekatan manajemen sehingga ilmu manajemen menjadi kaya akan perspektif.
Masing-masing memiliki konteksnya tersendiri atau dirumuskan berdasarkan situasi yang
berbeda satu sama lain. Ilmu manajemen berkembang dalam berbagai bentuk dan dan konsep

Perkembangan Ilmu Manajemen

8

manajemen. Secara garis besar perkembangan ini dapat dibagi dua garis besar yaitu
perspektif sistem dalam manajemen dan perspektif kontingensi dalam manajemen.
Perspektif Sistem Dalam Manjemen
Merupakan dalah satu konsep penting dalam ilmu manajemen kontemporer. Sistem
didefinisikan sebagai kesatuan elemen-elemen dalam organisasi yang memiliki fungsinya
masing-masing, terintegrasi satu sama lain secara menyeluruh dan melalui sebuah proses
diarahkan untuk pencapaian suatu tujuan. Pada dasarnya untuk mewujudkan tujuan organisasi
berupa out[ut yang bermanfaat bagi lingkungan dengan melakukan proses tranformasi dari
factor input yang juga diperoleh dari lingkungan. Perspektif sistem memberikan pandangan
lain bagi kita dalam melihat suatu organisasi. Salah stunya adalah konsep-konsep seperti
sistem terbuka. Sistem terbuka adalah sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan
dimana kebalikannya, sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan,subsistem
merupakan elemen-elemen dalam sistem organisasi dalam sistem organisasi yang saling
berkaitan. Sinergi adalah konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan
secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada pekerjaan yang
dilakukan sendiri.hal ini sangat bermanfaat bagi kegiatan manajemen karena pada dasarnya
kegiatan manajemen melibatkan beberapa factor. Entropi adalah kondisi dimana organisasi
mengalami penuruna produktifitas dan kualitasnya disebabakan ketidakmampuan dalam
membaca dan beradaptasi dengan lingkungan.
Perspektif Kontingensi Dalam Manajemen
Salah satu perspektif yang cukup popular saat ini adalah perspektif kontingensi.
Pendekatan sperti klasik, perilaku, dan kuantitatif dalam manajemen dapat dikatakan sebagai
pespekif yang universal dalam manjemen karena memberikan semacam “jalan yang trpat dan
umum” untuk melakukan kegiatan manjemen dan umum. Pendekatan kontingansi
memandang bahwa dikarenakan karakteristik berbeda dengan yang lainnya, maka pendekatan
manajemen yang harus diberikan juga otomatis berbeda.
Berbagai Isu Kontemporer Seputar Perkembangan Ilmu Manjemen
Berbagai pendekatan manjemen hingga sekarang ini terus bermunculan. Apakah
pendekatan tersebut meruapakan sebuah rekontruksi atas teori manajemen yang terdahulu
maupun tawaran pendekatan baru dalam ilmu manajemen.
Berikut akan diterangkan konsep dasar dari berbagai isu-isu tersebut :
- DOWNSIZING : organisasi berusaha untuk meningkatkan efisiensi dengan
melekukan pengecilan bentuk organisasinya melalui di antaranya pengurangan jumlah
pekerjanya.
- DIVERSITY MANAGEMENT : manajeen dalam organisasi mampu mengelola
berbagai perbedaan yang terdapat di dalam organisasi atau perusahaan.
- TEKNOLOGI INFORMASI : perkembangan yang sangat pesat di dunia teknologi
informasi memunculkan berbagai media informasi dan komunikasi yang
memunculkan perkembangan baru mengenai cara orang dan organisasi berinteraksi.
- GLOBALISASI : suatu proses atau situasi dimana berbagai pihak diseluruh dunia
dapat semakin mudah melakukan interaksi tanpa harus dibatasi lagi dengan batas-

Perkembangan Ilmu Manajemen

9

-

-

batas greografis. Hal ini memberikan peluang sekaligus tantangan bagi para teoritis
dan praktisi manajemen untuk apat melakukan penyesuaian secara tepat.
ETIKA dan TANGGUNG JAWAB SOSIAL : isu-isu korupsi dalam sebuah organisasi
atau perusahaan, isu-isu kerusakan lingkungan, penipuan konsumen dan sebagainya.
Perusahaaan harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat.
MANAGING for QUALITY : teori dan prakter manajemen saat ini juga tidak dapat
mengabaikan tercapainya kualitas, kualitas juga indicator tercapainya produktivitas.
EKONOMI JASA : perkembangan saat ini menunjukkan bahwa kegiatan
perekonomian tidak lagi dilihat sebagai sebuah kegiatan dalam menghasilkan barang
melalui kegiatan manufaktur.

KONTRIBUSI ILMU MANAJEMEN MODERN
Sebagai penutup akan disebutkan berbagai contoh manajemen :
1. John Aldair. Kontribusinya dinamakan kepemimpinan berdasarkan aksi terpusat.
2. Igor Ansoff. Tokoh manajemen strategis
3. Chris Argyris. Tokoh konsep learning organization
4. Chester Barnard. Kontribusi bagi konsep perilaku organisasi dan perilaku eksekutif
5. Percy Barnavik. Kontribusi mengelola manajemen bagi perusahaan multi nasional
6. Christopher Bartlett. Memperkenalkan manjemen lintas budaya dan manajemen
globsal
7. Warren Bennis. Memperkenalkan konsep adhocracy dalam teori kepemimpinan dan
manajemen
8. Robert Blake. Memperkenalkan konsep managerial grid
9. Edward De Bono. Memperkenalkan konsep berfikir lateral dalam literatur manajemen
10. James Mc Gregor Burns. Contributor dalam teori kepemimpinandalam manajemen
organisasi
11. Andrew Campbell. Memberikan tiga kunci bagi perusahaan multinasonal yaitu
financial control, strategic planning, dan strategic control
12. James Champy. Kontrbusi mengenai konsep reengineering bagi perusahaan
13. Alfred D. Chandler Jr. kontribusi mengenai strategi dan evolusi mengenai strategi
dalam manajemen organisasi
14. Philip Crosby. Konsultan manjemen bertaraf global
15. W. Edwards Deming. Contributor sukses didunia manajemen yang bisnis
16. Peter F. Drucker. Bapak teori manajemen modern
17. Henry Fayol. Kontribusi awal dalam ilmu manajemen
18. Mary Parker Follet. Ibu teori manajemen
19. Henry Ford. Pengimplementasi dan sukses dalam melakukan kegiatan produksi secara
missal
20. Jay Forrester. Contributor anaisis perilaku dari sistem menggunakan model sistem
mekanik
21. Harold Geneen. Praktisi sukses dalam dunia manajemen
22. Sumantra Ghoshal. Kontributot terkenal dalam dunia manajemen
23. Gary Hamel. Penulis dan pendiri perusahaan konsultan
24. Michael Hammer. Kontribusi perlunya perubahan paradigm mendasar dalam konsep
pelayanan bisnis

Perkembangan Ilmu Manajemen

10

25. Charles Handy. Inpirasi dalam dunia manajemen
26. Frederick Herzberg. Tokoh manajemen perilaku
27. Geert Hofstede. Kontribusi mengenai budaya organisasi dan lintas budaya dalam
dunia manajemen
28. Joseph Juran. Kontribusi dalam pemberdayaan organisasi
29. Rosabeth Moss Kanter. Contributor manajemen yang terkait dengan isu empowerment
dan managing change
30. Philip Kotler. Inspirasi manajeen modern
31. John Kotter. Kontribusi dalam isu seputar kepemimpinan, budaya organisasi, dan
managing change
32. Theodore Levitt. Yang memperkenalkan konse “marketing myophia”
33. Douglas Mc Gregor. Teori X dan Y dari perilaku manusia dalam organisasi
34. Abraham Maslow. Bapak dari psikologi humanis
35. Elton Mayo. Kontribusi mengenai teori evolusi manajemen
36. Henry Mintzberg. Kontribusi isu seputar konsep alamiah mengenai kerja dan factor
37. Jane Mouton. Memperkenalkan konsep managerial grid
38. Kenichi ohmae. Kontribusi manajemen strategis dan peran intuisi manajemen
39. C. Nortcote Parkinson. Kontribusi manajemen “hukum parkinson”
40. Richard Pascale. Manajemen perlu mengombinasi teori dan kejelasan dalam praktik

Perkembangan Ilmu Manajemen

11