Kesiapan Sektor Perikanan Memasuki Era R

Kesiapan Sektor Perikanan Memasuki Era Revolusi Industri 4.0
*Moh Nur Nawawi

Berita terkini mengabarkan kita tentang sebuah fenomena yang membuat heboh
yaitu berita kesiapan dan kesigapan pemerintah menghadapi Revolusi Industri 4.0
yang sebenarnya sudah masuk dan kita praktekkan dengan maraknya ekspansi
dunia digital dan internet ke kehidupan masyarakat. Hal ini patut digaris bawahi
karena Revolusi industri 4.0 banyak yang menekankan kepada kemampuan Artificial
Inteligence (Kecerdasan Buatan) yang mampu menggerakkan robot-robot yang
"lebih pintar" dan "tidak pernah mengeluh" sehingga banyak pekerjaan yang
dikerjakan tenaga manusia digantikan dengan yang lebih murah, efisien dan
berkualitas lebih tinggi.
Revolusi industri sudah sering kita kenal dimulai dengan gencarnya revolusi industri
bagian pertama yang dimulai pada abad 17-19 dimana banyak terjadi penemuanpenemuan teknologi yang menggantikan fungsi manusia seperti penemuan mesin
uap oleh James Watt, lokomotif oleh Richard Trevethiek, kereta api penumpang
oleh George Stepenson, kapal perang dengan mesin uap oleh Robert Fulton, telpon
oleh Alexander Graham Bell. Selanjutnya kita mengenal revolusi industri tahap
kedua dengan ditemukannya listrik, mobil, pesawat terbang, komputer hingga kita
hidup di era revolusi industri tahap ketiga dengan semakin pesatnya teknologi
informasi dan menggaungnya internet sehingga kita mampu menerima informasi
dengan begitu cepat.

Saat ini kita sedang menghadapi era revolusi industri generasi selanjutnya yaitu
revolusi industri generasi ke empat atau kita kenal dengan revolusi industri 4.0.
Revolusi Industri 4.0 berciri kreativitas, leadership (kepemimpinan) dan
entrepreneurship (kewirausahaan) yang mendobrak "mindset" cara bekerja revolusi
industri sebelumnya. Dengan berciri efisiensi dalam komunikasi dan transportasi
serta mengarahkan masyarakat untuk memecahkan masalah dengan sistem "one
stop shopping" atau "one stop solution" diperlukan atmosfir dunia usaha yang lepas
dari lilitan dan hambatan birokrasi dan itu tidak hanya soal cara bekerja tapi juga
mentalitas pegawai dan tenaga kerjanya.
Menengok pada sektor industri perikanan Indonesia yang secara data telah
menunjukkan angka perkembangan yang positif walau belum mampu mendongkrak
pertumbuhan ekonomi nasional, padahal dengan potensi sumberdaya perikanan
yang melimpah seharusnya sektor ini mampu menjadi sektor andalan. Berdasarkan
laporan Kementerian kelautan dan perikanan terkait pertumbuhan industri sektor
perikanan, produksi perikanan nasional mengalami kenaikan pada angka diatas 23
juta ton dimana tahun 2015 pada angka 20 juta ton. Kenaikan produksi tersebut
diklaim bisa meningkatkan pertumbuhan ekspor produk perikanan Indonesia. Nilai
ekspor produk perikanan Indonesia sebesar US$ 3,94 miliar pada tahun 2015 dan
mengalami kenaikan signifikan ditahun 2017 yaitu sebesar US$ 5 Miliar. Untuk dua
tahun kedepan ada beberapa target untuk sektor perikanan. Diantaranya adalah

produksi ikan tahun 2019 bisa mencapai 41.79 juta ton. Selain itu, KKP juga
mentargetkan peningkatan nilai ekspor sebesar US$ 9.54 miliar ditahun 2019.
Prestasi dalam angka tersebut setidaknya bisa jadi semangat dalam rangka
menghadapi revolusi industri 4.0, tapi berbagai permasalahan dibidang perikanan

juga tidak bisa kita remehkan. Dalam roadmap pembangunan kelautan dan
perikanan 2015-2019, Kadin Bidang Kedaulatan dan Perikanan membuat peta
permasalahan dalam bidang kelautan dan perikanan, dengan poin-poin penting
seperti belum optimalnya produksi perikanan budi daya nasional (ikan dan rumput
laut) dan produksi perikanan tangkap di ZEEI dan laut lepas sebagai sumber pangan
perikanan, belum optimalnya industri pengolahan perikanan, khususnya di kawasan
Indonesia Bagian Timur, ketersediaan BBM untuk nelayan dan pembudidayaan ikan,
permasalahan kapasitas SDM kelautan dan perikanan baik kualitas maupun
kuantitas, peningkatan iptek kelautan dan perikanan serta diseminasi teknologi, dan
permasalahan prasarana pengembangan industri perikanan.
Sejak gencarnya pemerintah memberantas praktek IUU fishing selain berdampak
pada melimpahnya ikan, secara jujur juga harus kita akui kita kekurangan armada
penangkap ikan yang menggunakan teknologi penangkapan yang modern dengan
kapal-kapal besar yang mampu meningkatkan produksi perikanan tangkap beberapa
permasalahan itu dikarenakan nelayan kita masih banyak nelayan tradisional

dengan kapal-kapal yang relatif kecil dengan menggunakan alat tangkap yang masih
tradisonal, armada penangkap ikan yang mampu beroperasi di perairan laut lepas
seperti Zona ekonomi eksklusif (ZEE)
masih sedikit. Belum lagi masalah
sumberdaya manusia kita yang masih tradisional dan belum banyak yang
mengadaptasi teknologi yang semakin berkembang.
Disektor budidaya masih banyak para pembudidaya ikan, udang hingga rumput laut
yang belum mampu menerapkan sistem budidaya dengan teknologi terbaru karena
para pelaku usaha di sektor ini masih banyak dilakukan oleh pembudidaya dengan
skala menengah kebawah sehingga mengalami banyak kesulitan dan kendala untuk
beradaptasi dengan perkembangan teknologi, masalah sumberdaya manusia juga
jadi faktor utama di sektor budidaya.
Untuk sektor industri pengolahan perikanan akan berjalan linier dengan industri
penangkapan dan budidaya karena bahan baku industri pengolahan adalah kedua
industri tersebut. Banyak unit pengolahan ikan yang kekurangan bahan baku. Belum
lagi hambatan regulasi terkait ekspor produk perikanan baik dari dalam negeri
maupun Negara tujuan ekspor.
Dengan kondisi industri perikanan seperti diatas kita harus bekerja ekstra untuk
mampu survive dalam rangka menyongsong era revolusi industri 4.0. Dari
perjalanan era revolusi industri baik dari era pertama hingga ketiga sepertinya

refleksinya dengan peran bangsa ini adalah sebagian besar negeri ini hanya mampu
memproduksi barang setengah jadi dan ada beberapa fakta beberapa komoditas
produknya dari luar sehingga kita tergantung produk luar dalam memproduksinya.
Belum lagi hingga hari ini ekonomi negeri ini masih juga tergantung dengan ekspor
komoditas asli tanpa diolah dulu, produk asli di Indonesia diekspor ke negeri lain,
lalu kita melakukan impor bahan baku dari negeri lain dengan nilai jual berkali lipat
dan anehnya terkadang produk bahan baku tersebut yang kita gunakan adalah
bahan yang telah kita ekspor sebelumnya. Fenomena ini juga berlaku bagi industri
perikanan, kita masih melihat ekspor ikan segar dilakukan tapi disisi lain kita malah
impor ikan dari luar untuk bahan banku produksi.

Pemerintah telah mendorong masyarakat dan dunia industri untuk siap dan gegap
gempita menyongsong era tersebut dengan melakukan langkah-langkah strategis
sebagia berikut :
Pertama, Mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan
meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi internet of
things atau mengintegrasikan kemampuan internet dengan lini produksi di industri.
Pemerintah menginisiasi pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara
lembaga pendidikan
dengan industri. Pengembangan program ini sekaligus

menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap pakai di dunia industri dengan target
mencapai satu juta orang pada 2019.
Kedua, Mendorong pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan
daya saing bagi industri kecil dan menengah (IKM) sehingga mampu menembus
pasar ekspor melalui program e-smart IKM. Program ini merupakan upaya juga
memperluas pasar dalam rantai nilai dunia dan menghadapi era Industry 4.0.
Ketiga, Mendorong industri nasional dapat menggunakan teknologi digital seperti Big
Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality. Menurut
pemerintah sistem ini akan memberikan keuntungan bagi industri, misalnya
menaikkan efisiensi dan mengurangi biaya sekitar 12-15 persen. Fakta dilapangan
sejumlah sektor industri nasional telah memasuki era Industry 4.0, di antaranya
industri semen, petrokimia, otomotif, serta makanan dan minuman.
Keempat, Mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan
memfasilitasi tempat inkubasi bisnis. Upaya ini telah dilakukan Kementerian
Perindustrian dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang
dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di
Indonesia, seperti di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center),
Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar Techno
Park - Rumah Software Indonesia, dan Batam (Pusat Desain Ponsel).
Gagasan tersebut diatas diharapkan juga bisa jadi Roadmap pegembangan industri

perikanan, kerja ektra memang perlu dilakukan dengan kondisi sumberdaya dan
perkembangan teknologi di sektor perikanan tapi tak mungkin kita tinggal diam
mengingat potensi perikanan yang begitu besar. Semangat positif selain prestasiprestasi pemerintah dalam mendongkrak industri perikanan juga bisa kita lihat dari
mulainya bermunculan startup dibidang perikanan yang mulai mengandalkan
kemajuan teknologi informasi, kesiapan para pelaku usaha baru tersebut barang
tentu harus mampu menjadi semangat baru untuk bersama-sama meningkatkan
sektor perikanan.
Pemerintah diharapkan mampu mendorong sektor perikanan untuk terus
berkembang selain dalam rangka menghadapi era revolusi 4.0 juga karena sektor
perikanan harusnya mampu jadi sektor andalan sebagaimana telah disebutkan
diatas, beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
Pertama, pembuatan regulasi pemerintah terkait pengembangan sektor perikanan
terlebih menyederhanakan perizinan sehingga mempermudah masyarakat dalam
berusaha dan berinvestasi, standard operasional terkait produksi dan ekspor harus
dipermudah dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Kedua, peningkatan kualitas sumberdaya manusia perikanan dengan memperkuat
pendidikan disektor kelautan dan perikanan, adanya link and match antara kurikulum
pendidikan dan kebutuhan industri, serta penjaminan lulusan agar terserap di dunia
industri perikanan. Selain itu peningkatan Ilmu pengetahuan dengan riset dan

pengembangan di bidang perikanan juga perlu terus dikembangkan.
Ketiga, menyiapkan sarana dan prasarana pembangunan industri perikanan yang
lebih modern dan mengadopsi perkembangan teknologi khususnya teknologi
informasi, sebagaimana telah dilakukan terlebih dahulu oleh industri otomotif,
makanan dan lain sebagainya yang tersebut diatas.
Keempat, pengendalian investasi asing dan impor bahan baku dari luar, karena hal
itu akan berimbas positif pada semangat masyarakat perikanan seperti nelayan dan
pembudidaya ikan, dalam berproduksi. Pengendalian bisa dilakukan dengan
penguatan kelembagaan industri perikanan berbasis masyarakat dan membuka
peluang investrasi seluas-luasnya bagi pengusaha perikanan nasional dengan
menjamin stabilitas iklim investasi disektor perikanan. Mendorong pengusaha
perikanan untuk tidak mengekspor bahan baku keluar negeri adalah salah satu
strategi untuk pengendalian impor bahan baku dari luar, para pelaku ekspor dan
industry perikanan didorong untuk mengekspor produk bernilai tambah (Value added
Product).
Kelima, Pemberdayaan masyarakat perikanan harus digalakkan dengan mendorong
masyarakat mampu berproduksi sendiri, pelatihan-pelatihan perikanan berbasis
masyarakat, pendampingan usaha, bantuan permodalan, dan pendampingan
pengendalian mutu produk. Misalnya dengan Pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM) yang konsen dibidang industri perikanan, Informasi terkait daerah

penangkapan dan cuaca bagi nelayan, pendampingan budidaya sistem intensif dan
pembuatan pakan alternatif.
Revolusi industri 4.0 sudah didepan mata, mari bergandengan tangan
menghadapinya, sektor perikanan sebagai sektor andalan masa depan harus terus
kita dorong perkembangannya, semua stage holder harus saling bahu membahu
mewujudkan semua cita-cita tersebut. Dan pada gilirannya output revolusi ini banyak
mendatangkan keuntungan dan kesejahteraan seperti harga barang murah serta
kesehatan terjamin bukan malah menambah beban ekonomi masyarakat dan
memperbanyak pengangguran oleh karena itu membutuhkan kekompakan baik dari
pembuat kebijakan dan kita sebagai masyarakat.
Moh Nur Nawawi
Penggiat perikanan dan suka makan ikan
Sumber Tulisan:
Permadi iwan ( 2017): apa itu revolusi industry 4.0 ( On line )
https://www.kompasiana.com
Kemenperin (2018): Empat strategi Indonesia masuk revolusi industry 4.0 (Online)
http://www.kemenperin.go.id
---------------- Produksi perikanan melonjak (On Line ) http://agribisnis.co.id
---------------- Produksi perikanan tiga tahun terakhir (On Line )
http://www.tribunnews.com


--------------- Permasalahan Industri Perikanan kajian KADIN (On Line )
https://www.wartaekonomi.co.idl
--------------- Pembangunan industri perikanan bakal mandek (On Line )
http://www.mongabay.co.id

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Analisis Konsentrasi Geografis Sektor Ekonomi di Kabupaten Situbondo

9 121 186

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Return On Assets (ROA) Pada Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

3 30 59

Pengaruh Rasio Harga Laba Dan Pengembalian Ekuitas Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

0 13 1

Sistem Informasi Pengolahan Data Pertanian di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Sukabumi

10 84 1

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Di Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan Dan Kehutanan Kabupaten Pringsewu

18 128 61