PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SAHABAT NABI KO

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK SAHABAT NABI (KOMSANA)
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V
SEKOLAH DASAR
Winda Astiarini, Syarifah Hanum, Dudung Amir Soleh.
(Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNJ)
windaandara@yahoo.com

Abstract
The main purpose of this research is produce a comic for education media about Prophet
Muhammad’s Best Friends for elementary school especially for the students in 5 th grade.
This research used Research and Development method (R&D), which the development
model has a concern to the product one, the model is UNESCO. This development is
consisted of three main steps, they are problem determination, design and develop.
The evaluation process was done with involvement by two experts, the material expert
and media expert, and the students as the user. Data obtained by providing products and
instruments to the respondents for assessing it. And it will be revise based on the
shortcomings. The assessment aspect is stand for aspects they are material, language,
illustrations and graphic. The evaluation result from material expert was got 3,67
points, the from media expert was got 3,5 point and from one to one evaluation was got
3,9 points, and small group and the filed evaluation was got 3,97 points. And all the
points indicated the Very Good category. The implication from this research for the

students are be able to used as the educative reading text which can help the islamic
teaching. And for the teachers are be able to used as the media in a class
Key word: comic, Islamic Teaching.
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam atau sering disingkat dengan PAI merupakan mata
pelajaran yang tidak kalah penting dalam kurikulum pendidikan, terlebih lagi Indonesia
merupakan negara yang penduduknya sebagain besar beragama Islam. Pentingnya
pendidikan agama ini karena di dalam ajarannya, agama telah mengatur pola hidup
manusia baik dalam hubungannya dengan Tuhan maupun berinteraksi dengan sesama.
Agama selalu mengajarkan yang terbaik dan tidak pernah menyesatkan penganutnya
Namun sangat di sayangkan bidang studi ini dipandang sebelah mata oleh banyak
pihak terutama dari para siswa. Banyak siswa yang menganggap pelajaran ini sangat
membosankan. Selama ini proses pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam
(PAI) masih berorientasi pada pembelajaran yang konvensional dengan guru sebagai

1

pelaku pembelajaran utama atau sering disebut dengan istilah teacher centre. Padahal
dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling memerlukan perhatian

serius dari para pendidik, sebab pendidikan memiliki tujuan yang salah satu sasarannya
adalah adanya bentuk perubahan perilaku dan kemampuan siswa.
Salah satu hal penting yang dapat menjadikan pembelajaran menarik adalah
media pembelajaran. Setiap bidang studi memerlukan media pembelajaran tertentu yang
dapat meningkatkan minat dan ketertarikan siswa dalam mempelajari bidang studi tanpa
merasa jenuh ataupun bosan. Media pembelajaran digunakan sebagai perantara antara
guru dan materi dengan siswa. Melalui media pembelajaran ini siswa akan dapat
menemukan sumber belajar yang tidak hanya berupa buku-buku pelajaran seperti
biasanya.
Media pembelajaran dalam bidang studi PAI menjadi sangat penting mengingat
paradigma yang selama ini menganggap bahwa PAI adalah bidang studi membosankan.
Dalam cakupan runga lingkup, media pembelajaran sangat dibutuhkan pada ruang
lingkup sejarah. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang menunjukkan
bahwa seagian besar siswa sekolah dasar merasa jenuh belajar PAI saat materi sejarah
disajikan karena buku penunjang memiliki mayoritas teks dibandingka ganbar yang
menarik.
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah
“Bagaimana mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa sekolah dasar dengan ruang lingkup sejarah?”.
KAJIAN TEORI

Suatu pembelajaran tidak lengkap rasanya tanpa adanya media pembelajaran. R.
Ibrahim dan Nana Syaodih

(2003 : 113) mengungkapkan bahwa media dalam

pembelajaran adalah alat pendukung kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
sumber, sarana, dan alat belajar sesuai tujuan dan kompetisi yang ingin dicapai. Dengan
ruang lingkup PAI yang cukup luas, yakni berupa pengajaran keimanan, akhlak, ibadah,
Al-Qur’an dan sejarah Islam, media pembelajaran merupakan suatu hal yang penting
dalam proses pembelajarannya. Terlebih lagi bila melihat pengertian PAI yang
diungkapkan oleh Tayar Yusuf dalam Abdul Majid & Dian Andayani (2004 : 113) yakni
Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi

2

manusia bertakwa kepada Allah SWT. Masing-masing dari ruang lingkup PAI juga
memuliki tujuan khusus tersendiri. Media pembelajaran dirasa sangat dibutuhkan
mengingat paradigma pembelajaran PAI yang membosankan terutama dalam ruang
lingkup sejarah Islam. Padahal, bila melihat ruang lingkup sejarah Islam itu sendiri

memiliki tujuan khusus yang sangat bermanfaat dan dibutuhkan bagi siswa. Zakiah
Darajad (1995 : 70) menuturkan tujuan dari ruang lingkup ini adalah agar siswa dapat
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai
zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
Dalam proses pemanfaatanya, media pembelajaran tidak ada begitu saja, perlu
adanya pengembangan yang mengikuti prosedur tertentu untuk menghasilkan produk
media tersebut. Prosedur ini mencakup suatu pengembangan media pembelajaran.
Twelker dalam Mudhoffir (1990 : 29) menyatakan bahwa pengembangan adalah
membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih efektif lebih
baik dan sebagainya. Pengembangan ini memberi peluang kepada siapa pun yang
memiliki potensi dalam bidang tertentu mengembangkan kemampuan dan ide-idenya
sesuai dengan bidang yang ditekuninya tersebut. Pengembangan media merupakan
pengembangan yang tercakup dalam pengembangan instruksional, yang di dalamnya
mencakup fungsi-fungsi desain, produksi dan penyampaian.
Salah satu model pengembangan yang mengarah pada pengembangan media
adalah model yang di kembangkan oleh United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization yang selanjutnya dikenal dengan model UNECSO. Frederick G
Knirk dan Kent L Gustafson (1986 : 26) menuturkan bahwa model UNESCO adalah
sebuah


sistem

pendekatan

yang

dapat

digunakan

untuk

merencanakan

dan

mengimpelentasikan proyek bersakala besar dalam pendidikan. Model ini merupakan
proses tiga tingkat, yakni penentuan masalah (problem determination), desain (design)
dan pengembangan (development) model ini bermanfaat untuk mereka yang memerlukan
sebuah model yang menekankan pada perencanaan dan pengembangan produk. Masingmasing tahapan memiliki langkah-langkah strategis tersendiri. Langkah strategis di dalam

penentuan masalah terdiri atas ; penentuan tingkah laku pembelajar, mengidentifikasi
tujuan pembelajaran umum, dan mengorganisir menajemen. Sedangkan langkah strategis
di dalam tingkatan desain terdiri dari; mengembangkan tujuan-tujuan pembalajaran
khusus, spesifikasi strategi pembelajaran, dan spesifikasi media. Dan langkah strategis
dalam

tahap

akhir

yakni

tahapan

pengembangan

adalah

memilih


dan/atau

mengembangkan bahan-bahan, dan ,enganalisis hasil.

3

Produk media pembelajaran yang akan dihasilkan adalah media komik yang
berisi cerita sahabat nabi. Ahmad Rohani (1997 : 34) mendifinisikan komik adalah suatu
kartun yang mengungkapkan suatu karakter dan memerankan suatu cerita dalam urian
yang erat, dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberi hiburan untuk para
pembaca. Komik dijadikan sebuah media pembelajaran karena komik bukanlah sekedar
cerita bergambar yang ringan dan menghibur. Komik mempunyai unsur dasar visual yaitu
komik dapat dipakai sebagai alat penyampai pesan yang berisi cerita dan makna sehingga
terjadi komunikasi visual antara pesan yang disampaikan oleh komik tersebut dengan si
pembaca dalam hal ini adalah siswa melalui daya imajinasinya. Hal ini dimungkinkan
karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai dalam suatu alur
cerita gambar membuat informasi lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih
dimengerti, dan alur cerita membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat. Selain
dapat memvisualisasikan komunikasi, komik juga bermanfaat sebagi motivasi dalam
minat belajar bagi siswa. Membaca komik juga membantu siswa dalam mengingat suatu

cerita sebab siswa seolah-olah dihadapkan dengan konteks nyata. Poin ini memberikan
suatu kelebihan tersendiri bagi komik, sehingga komik layak dijadikan sebagai media
pembelajaran. Adapun kisah sahabat Nabi yang diangkat dalam komik ini adalah
Khalifah Abu Bakar As Shidiq dan Khalifah Umar bin Khattab. Dipilihnya kedua
khalifah tersebut adalah berdasarkan standar kompetensi yang mengacu pada KTSP 2004.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Pondok Labu 12 Pagi Jakarta Selatan pada
bulan April-Juni 2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Research and Development
(R&D) dengan menggunakan model dari UNESCO. Responden dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V, dan meibatkan ahli yang terdiri ahli materi dan ahli media.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam proses penelitian ini, peneliti melakukan uji coba terhadap ahli materi dan
media terlebih dahulu. Ahli materi berasal dari guru PAI di sekolah tepat penelitian,
sedangkan ahli media merupakan dosen PGSD yang memiliki keahlian dalam hal media
pembelajaran. Adapun aspek yang dinilai oleh para ahli berbeda satu sama lainnya, hnya
saja keduanya menggunakan skala yang sama dalam penilaiannya, yakni menggunakan
skala penilaian satu sampai dengan empat. Untuk ahli materi terdiri atas aspek materi,

4


ilustrasi dan bahasa, dengan nilai rata-rata 3,8 yang berarti sangat baik. Sedangkan pada
segi bahasa dan ilustrasi didapatkan nilai rata-rata sebanyak 3,6 yang berarti adalah
sangat baik. Berdasarkan hasil rata-rata keseluruhan data dari ahli materi adalah 3,67
yang menunjukkan komik ini memiliki kriteria sangat baik. Begitupula dengan ahli media
yang menilai komik tersebut berdasarkan aspek bahasa, ilustrasi dan grafis. Di mana dari
segi bahasa, didapatkan nilai rata-rata sebanyak 3,6 yang berarti sangat baik. Sedangkan
pada segi ilustrasi didapatkan nilai 3,6 yang berarti juga sangat baik. Dan pada segi
grafika, didapatkan nilai rata-rata sebanyak 3,4 yang mengindikasikan bahwa nilai
tersebut adalah sangat baik. Dari keseluruhan data, diperoleh nilai rata-rata sebanyak 3,5.
Dengan demikian ahli media juga memiliki penilaian yang sama untuk komik tersebut,
yakni kritera yang sangat baik.
Setelah adanya masukan dan penilaian dari kedua ahli, peneliti melakukan revisi
dan mengujicobakan produk yang berupa komik sahabat nabi tersebut kepada para siswa
sebagai responden selanjutnya. Pada proses ini terdiri atas tiga bagian, yakni evaluasi one
to one, small group dan filed test. Perbedaan dari masing-masing evaluasi tersebut adalah
terletak pada respondennya yaitu jumlah siswa. Untuk evaluasi one to one terdiri dari tiga
siswa, small group lima siswa dan field test dua puluh siswa. Namun, tidak ada [erbedaan
pada instrumen yang digunakan untuk masing-masing evaluasi tersebut. Adapun aspek
yang dievaluasi oleh para siswa adalah aspek materi, bahasa, ilustrasi dan sikap dengan

nilai rata-rata untuk masing-masing evaluasi adalah, 3,9 ; 3,97 ; 3,97 yang
meinindikasikan bahwa komik tersebut memiliki kriteria yang sangat baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari keseluruhan tahapan pengembangan terhadap “Komik Sahabat Nabi
(Komsana)” ini, dapat diambil kesimpulan bahwa komik ini telah dikembangkan secara
sistematis mengikuti tahapan pengembangan UNESCO. Dan komik ini juga telah
dievaluasi melalui beberapa tahapan tertentu, yang dapat disimpulkan bahwa komik ini
memiliki kriteria sangat baik dari segi materi, bahasa, ilustrasi, penyajian atau grafika.
Namun, bagaimanapun juga komik ini memiliki kekurangan yang harus diperhatikan
untuk revisi produk ke depannya.

Saran

5

Berdasarkan

pengalaman


pada

saat

pengembangan

dan

pelaksanaan

pemebelajaran, pengembang menemukan beberapa hal yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan guna perbaikan produk dan pembelajaran dengan menggunakan komik.
Adapun saran-saran tersebut yaitu : (1) Komik yang dikembangkan dapat lebih bervariasi
lagi dalam hal jumlah halaman dan ide cerita di dalamnya. ; (2) Diharapkan kepada para
guru PAI ataupun guru kelas untuk memperhatikan siswa saat menggunakan komik
tersebut. Seringkali terjadi keributan yang menyebabkan komik tersebut menjadi rusak
dan pengembang harus mencetak ulang kembali saat akan dipergunakan pada tahap
selanjutnya, dan ; (3) Komik ini juga dapat dikembangkan lebih inovatif lagi, misalnya
dengan pembuatan games yang berhubungan dengan isi komik dan materi pembelajaran,
sehingga dalam proses belajar dapat lebih menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Daradjad, Zakiah, 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi
Aksara,
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta:
Knirk ,Frederick G., dan Kent L Gustafson. 1986. Instruksioonal Technolofy : A
systematic Approach to Education, New York : Hot, Rinehart & Wiston,
Majid, Abdul & Dian Andayani. 2004, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung : PT. Remaja Rosadakarya.
Mudhoffir. 1990. Teknologi Instruksional, Bandung : Remaja Roasakarya.
Rohani, Ahmad, 1997. Media Instruksional Educaty, Jakarta, Rineka Cipta.

6