Kemacetan di Negara Berkembang docx

KEMACETAN DI NEGARA BERKEMBANG
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas LKMM PD

Disusun oleh :
Eka Hikmah Arrajabah
21040113140133
Kelompok 13

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini
sedang berusaha untuk terus meningkatkan kualitas bangsa, baik dari segi

sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Seiring berjalannya
waktu peningkatan kualitas mendorong semakin meningkatnya mobilitas
manusia. Mobilitas tersebut memerlukan alat transportasi. Karena banyak
kota-kota besar yang tidak memiliki transportasi publik yang memadai maka
mereka lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Dapat dijumpai
bawaha saat ini hampi setiap orang memiliki kendaraan pribadi minimal
satu. Tidak sedikit ada yang memiliki kendaraan pribadi lebih dari satu.
Setiap orang ingin bergerak dengan cepat sehingga para pengguna jalan
yang memiliki kendaraan pribadi akan memilih mengggunakan kendaraan
pribadi mereka. Akibatnya jalan tidak dapat menampung jumlah kendaraan
yang semakin banyak. Alih-alih menyelesaikan masalah hal ini justru
menimbulkan maslaah baru yaitu kemacetan.
1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan
adalah:
1. Apa yang menyebabkan kemacetan di negara berkembang?
2. Apa dampak negatif dari kemacetan?

3. Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemacetan?
1.3

Tujuan

Makalah ini dibuat agar masyarakat dapat mengetahui hal-hal apa saja
yang menyebabkan kemacetan di negara berkembang seperti Indonesia dan
apa dampak negatif dari kemacetan.
Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan agar semua lapisan
masyarakat bersedia memikirkan masalah kemacetan yang semakin hari
semakin parah. Tidak hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga ikut
andil dalam penyelesaian masalah ini.

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Negara Berkembang
Secara umum, negara berkembang identik dengan kemiskinan. Seringkali
dijumpai pengemis dan gelandangan di kota-kota besar. Banyak penduduk
desa yang pindah ke kota dengan harapan kehidupannya akan semakin
makmur. Namun, pada akhirnya menjadi gelandangan dan pengemis yang

semakin memadati kota. Hal ini justru dapat merubah negara tersebut yang
tadinya sebagai negara berkembang menjadi negara terbelakang (miskin).
Sebagian besar negara di dunia, yakni sekitar 76% dikategorikan sebagai
negara berkembang. Beberapa negara yang tergolong dalam negara ini
adalah: negara-negara di Asia Tenggara (kecuali Singapura), negara-negara
di Amerika Latin, Afrika, negara-negara di Eropa Timur, dan Asia (kecuali
Jepang, Korea Selatan, dan Singapura). Negara-negara berkembang terus
menghadapi tantangan untuk bertumbuh menjadi negara maju, atau
mengalami kemunduran dan menjadi negara gagal. Beberapa ciri utama
negara berkembang yakni sebagai berikut :
1.

Sebagian besar penduduknya (>70%) bekerja di sektor pertanian;

2.

Industrinya

biasanya


berlatarbelakang

agraris,

terutama

memanfaatkan hasil kehutanan, pertanian, dan perikanan;
3.

Tenaga pertanian masih mengandalkan tenaga kerja manusia;

4.

Luas lahan garapan relatif sempit dengan teknologi yang sederhana
sehingga hasilnya tidak maksimal;

5.

Pendapatan per kapita rendah;


6.

Angka kelahiran dan kematian masih tinggi;

7.

Tingginya angka pengangguran karena besarnya jumlah penduduk
dan terbatasnya lapangan pekerjaan;

8.

Pendidikan formal tersebar secara tidak merata dengan kualitas yang
buruk.

9.

Kelebihan jumlah penduduk yang menyebabkan tidak terjangkau atau
tidak meratanya pelayanan sosial.

2.2 Pengertian Kemacetan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia macet adalah tidak dapat
berfungsi dengan baik; tersendat; terhenti. Lalu jika kita coba pikirkan
kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya bahkan terhentinya

lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan yang
melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar,
terutama yang tidak mempunyai transportasi publik yang memadai ataupun
tidak seimbangnya antara kapasitas jalan dengan kepadatan penduduk.
2.3 Penyebab Kemacetan
Kemacetan yang terjadi di negara berkembang secara garis besar
disebabkan oleh hal-hal berikut:
1. Kurangnya lahan jalan.
Menurut data dari Kompas, jumlah luas jalan di Jakarta adalah 6,2%
dari luas Jakarta. Sedangkan seharusnya luas jalan yang ideal adalah
15%-20% luas kota. Akibatnya, Jakarta dengan kapasitas 9 juta motor
(Jabodetabek) dan 3 juta mobil, setiap hari macet total karena lahan
yang digunakan untuk jalan masih kurang.
2. Adanya pedagang kaki lima di pinggir jalan.
Biasanya para PKL menggunakan trotoar sebagai tempat untuk
berjualan. Sehingga para pejalan kaki terpakasa melewati jalan raya. Hal

ini tentu saja dapat membahayakan keselamatan para pejalan kaki .
Mengapa dengan adanya pedagang kaki lima bisa menyebabkan
terjadinya kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan banyak pengguna
jalan raya yang berhenti dipinggir jalan untuk membeli barang kepada
PKL. Selain itu pengguna jalan yang membeli barang di PKL biasanya
memakirkan

kendaraannya

di

pinggir

jalan

raya

sehingga

bisa


menyebabkan kemacetan.
3. Terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Terjadinya kecelakaan lalu lintas juga dapat menyebabkan terjadinya
kemacetan transportasi lalu lintas. Karena ketika ada kecelakaan
biasanya para pengguna jalan akan memelankan laju kendaraannya. Hal
inilah yang menyebabkan arus lalu lintas terganggu bahkan terhenti.
Hingga akhirnya akan memicu kemacetan.
4. Adanya kendaraan yang diparkir sembarangan di pinggir jalan.
Hal ini seringkali menyebabkan terjadinya kemacetan. Di wilayah
perkotaan tidak sedikit kendaraan yang diparkir secara sembarangan.
Hal tersebut bisa terjadi karena minimnya tempat untuk parkir bagi
kendaraan yang ada di wilayah perkotaan. Kendaraan yang diparkir di
pinggir jalan tentu akan memakan sebagian dari badan jalan sehingga

jalan yang kapasitasnya sudah terbatas menjadi lebih sempit lagi dan
menyebabkan kemacetan.
5. Beralihnya masyarakat dari menggunakan transportasi umum ke
transportasi pribadi.
Banyak orang yang berpendapat bahwa dengan menggunakan

transportasi pribadi akan lebih murah, mudah, dan cepat sehingga
mereka memutuskan untuk menggunakan tranportasi pribadi. Namun
ketika semua orang beralih menggunakan transportasi pribadi jalan
akan menjadi semakin padat. Padahal setiap jalan sudah mempunyai
kapasitasnya

masing-masing.

Jika

jumlah

kendaraannya

terus

bertambah tentu saja jalanan akan penuh dan akan terjadi kemacetan.
6. Pertumbuhan penduduk.
Jumlah kendaraan tentu berbanding lurus dengan pertumbuhan
penduduk,


karena

semakin

banyak

penduduk

kebutuhan

akan

kendaraan semakin meningkat. Sehingga jumlah kendaraan yang ada
akan melebihi kapasitas jalan dan mnyebabkan kemacetan. Di bawah ini
adalah tabel laju pertumbuhan penduduk berdasarkan provinsi.
2.4 Dampak Negatif
Kemacetan dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya:
1. Kerugian waktu, karena kecepatan yang rendah;
2. Pemborosan energi;

3. Meningkatkan polusi udara, karena pada kecepatan rendah konsumsi
energi lebih tinggi dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang
optimal;
4. Meningkatkan stress pengguna jalan, karena harus menunggu dalam
jangka waktu yang belum tentu ditengah-tengah lautan kendaraan;
5. Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans dan
pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.
6. Traffic Stress Syndrome yang ditandai dengan beberapa gejala fisik
seperti telapak tangan berkeringat, peningkatan denyut jantung,
sakit kepala dan mual, sehingga mempengaruhi seseorang dalam
mengambil keputusan.
7. Gangguan neuroplasticy yang disebabkan oleh polusi udara sehingga
menghalangi asupan darah ke otak. Cenderung berdampak pada IQ
anak-anak serta dapat meningkatkan resiko epilepsi.

2.5

Upaya Mengurangi Kemacetan
Masalah kemacetan ini tidak dapat dihentikan secara langsung, namun

kita dapat meminimalisir kemacetan tersebut dengan beberapa langkah
sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas jalan.
Misalnya dengan cara memperlebar jalan, menambah lajur lalu
lintas jika memungkinkan, membatasi arus belok kanan, membuat
jalan layang, membuat jalan bawah tanah, dan masih banyak yang
lainnya.
2. Pembatasan kendaraan pribadi.
Misalnya dengan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi di
kawasan tertentu, penerapan tarif parkir yang tinggi di beberapa
kawasan, penerapan kawasan 3 in 1, dan lain-lain.
3. Penyediaan lahan parkir yang memadai.
Hal ini dilakukan untuk meminimalisir penggunan jalan raya yang
selalu parkir di pinggir jalan bahakan trotoar.
4. Keberpihakan kepada transportasi publik.
Misalnya dengan pengembangan jalur khusus bus, keringanan
pajak dan bea untuk transporasi publik, dan pengembangan kereta api
kota seperti : Subway di Amerika Serikat dan MRT di Singapura.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
Kemacetan di negara berkembang dipengaruhi berbagai macam hal
mengingat bahwa negara berkembang memiliki masalah yang lebih
kompleks

jika

dibandingkan

dengan

negara

maju.

Hal-hal

yang

menyebabkan kemacetan diantaranya: pertumbuhan penduduk; banyaknya
yang menggunakan kendaraan pribadi; transportasi publik yang kurang
memadai; terjadinya kecelakaan lalu lintas; kurangnya lahan jalan; adanya
PKL di pinggir jalan; dan lain-lain.
Dampak yang diakibatkan oleh kemacetan sangat luas mulai dari
kesehatan, ekonomi, hingga produktivitas kerja. Masalah kemeacetan dapat
diatasi apabila pemerintah dan masyarakat memiliki kesadaran untuk
bertindak dan mau bekerja sama untuk meminimalisisr kemacetan yang
ada.
3.2 Saran
Sebisa mungkin masyarakat harus lebih sering bepergian dengan
kendaraan umum untuk mengurangi jumah kendaraan yang ada di jalan
sehingga tidak akan melebihi kapasitas jalan tersebut. Selain itu pemerintah
juga

perlu

memperbaiki

sarana

dan

prasarana

lalu

lintas

untuk

mengimbangi jumlah penduduk yang terus bertambah serta melakukan
pembatasan penggunaan kendaraan pribadi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

2013.

“Negara

Berkembang

dan

Negara

maju”.

Dalam

http://indonesiaindonesia.com. Diunduh pada 2 Oktober 2013
Anonim. 2013. Dalam http://kbbi.web.id/macet. Diunduh pada 2 Oktober
2013
Anonim. 2013. “Serie Penyebab kemacetan 5: Kekurangan lahan Jalan”.
Dalam http://metro.kompasiana.com. Diunduh pada 2 Oktober 2013
Anonim. 2013. “Ini Efek Buruk ke Otak Akibat Jalanan Macet”. Dalam
http://health.detik.com. Diunduh pada 2 Oktober 2013