SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Set

SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA
Oleh Setyo Utomo
(Kuliah ke 7)
TIU

:

1

Memahami bentuk anatomis dan histologis alat reproduksi betina .

TIK

:

1

Memahami secara anatomis dan histologis ovarium sebagai
kelkenjar endokrin dan cytogenik.

2

3

Memahami secara anatomis dan histologisnya beserta bentuk dan
ukuran saluran reproduksi ternak mamalia sehingga organ
tersebut dapat berfungsi.
Memahami suplai darah dan saraf pada organ genitalia betina

Alat kelamin betina pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu alat
kelamin dalam dan alat kelamin bagian luar. Alat kelamin dalam meliputi ovarium,
tuba falopii, kornua uteri, korpus uteri, serviks dan vagina. Sedangkan alat kelamin
bagian luar terdiri atas vulva, klitoris, vestibulum vaginae dan kelenjar vestibulae.
Alat kelamin bagian dalam, ke bagian dorsal
penggantung.

digantung oleh beberapa alat

Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan

ligamentum utero ovarika.


Tuba falopii digantung oleh mesosalping, sedangkan

uterus, serviks dan sebagian vagina digantung oleh mesometrium atau ligamentum
lata.
Organ reproduksi ternak betina juga dapat dibedakan berdasarkan organ
reproduksi primer dan saluran reproduksi sebagai pendukung serta organ reproduksi
bagian luar.

Organ reproduksi primer meliputi ovarium, saluran reproduksi

meliputi tuba falopii, kornua uteri, corpus uteri, serviks dan vagina serta organ
reproduksi bagian luar meliputi clitoris dan vulva.

Ovarium.
Pada mamalia, ovarium terdiri dari sepasang yaitu bagian kanan dan kiri.
Pada pertumbuhan embryonal, ovarium akan mengalami sedikit penurunan
(descencus ovarica) ke arah caudal menjelang saat dilahirkan.
Ovarium mempunyai permukaan licin pada waktu sebelum terjadinya ovulasi
secara teratur, warnanya abu-abu sampai merah muda. Setelah mencapai masa
remaja, permukaan ovarium menjadi tidak rata karena terbentuknya banyak folikel


yang baru maupun folikel yang telah dewasa, disamping adanya corpus luteum
maupun corpus albicans.
Bentuk ovarium bervariasi tergantung spesies ternaknya dari bentuk bulat
telur sampai bentuk yang menyerupai kacang kara. Besarnya bertambah sesuai
dengan bertambahnya umur maupun banyaknya anak yang dilahirkan.
Pada ternak mamalia, ovarium terletak di dalam rongga pelvis, sehingga
organ ini sangat terlindungi dari kemungkinan kerusakan yang disebabkan oleh
faktor luar. Letaknya bisa berubah-ubah karena adanya kebuntingan maupun umur
yang bertambah atau bisa juga karena terdesak oleh organ tubuh disekitarnya.
Pada babi dan hewan pemamah biak dapat terjadi sedikit pergeseran ke arah depan
sehingga ovarium terletak didepan pintu gerbang pelvis. Pada manusia, ovarium
terletak

pada suatu lekuk dinding lateral rongga pelvis (fossa ovarica), melalui

mesovarium berjalan pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut syaraf yang
menuju ke ovarium lewat hilus ovari pada margo mesovaricus.
Ovarium terdiri dari bagian medula (bagian dalam) yang mengandung banyak
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe serta banyak tenunan pengikat fibroblas,

dan bagian korteks (bagian pinggir) yang terdiri atas sel-sel germinatif, sel-sel telur
yang masih muda, folikel yang sedang tumbuh, folikel masak (folikel de graaf), folikel
atretis (folikel degenerasi), dan pembuluh darah.
Ovarium memperoleh banyak darah dari arteri ovarica yaitu cabang dari arteri
spermatica interna yang juga memberikan darah ke tuba falopii. Pada beberapa
spesies ternak, arteri ovarica beranastomose dengan arteri uterina dan membentuk
jala-jala kapiler di permukaan ovarium, sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi
dalam mengikuti perubahan aktifitas pada ovarium. Misalnya pada beberapa hari
sebelum dan sesudah ovulasi seluruh jala-jala kapiler akan penuh dengan darah.
Arteri ovarica dan vena uterina

terletak sangat berdekatan

sehingga

memungkinkan perpindahan hormon seperti prostaglandin F 2 alpa dan steroid dari
vena ke arteri (Baird, 1984).
Ovarium

pada


sapi

berebentuk

bulat

telur,

ukurannya

relatif

kecil

dibandingkan bentuk badannya yang besar. Ukuran panjang 2 – 3 cm, lebar 1 – 2
cm tebal 1 – 2 cm dan beratnya sekitar 15 – 19 g. Ovarium kanan biasanya sedikit
lebih besar dibanding yang kiri, hal ini disebabakan secara fisiologis suplay darah ke

ovarium kanan lebih banyak dibandingkan dengan yang kiri sehingga yang

kananpun menjadi lebih aktif.
Letak ovarium sapi yang tidak bunting yaitu pada lantai
sebelah kiri dan kanan bawah dari cornua uteri.

rongga pelvis,

Ligamentum uterovarica dan

messovarium pada pertautannya dengan ovarium membentuk suatu kantong yang
disebut bursa ovarii.
Apabila dilakukan palpasi melalui dinding rektum, sebuah ovari akan terasa
padat karena banyaknya jaringan pengikat

yang membentuk stroma kelenjar.

Adanya permukaan yang tidak rata merupakan folikel yang menyerupai siste yang
sudah pecah atau adanya corpus luteum yang terbentuk setelah ovulasi. Ukuran
ovari sangat bervariasi dari suatu species dengan species lainnya, contoh untuk
ovari kuda muda diameternya kurang dari 2,5 cm ketika sedang tidak ada siste,
dapat mencapai 10 cm jika banyak siste di ovariumnya.

Medula atau bagian tengah (merupakan daerah berrongga = zoma vaskulosa)
dari ovari adalah bagian yang paling vaskular (berongga), sedang bagian utama
dari korteks atau bagian sebelah luar (zona parenkimatosa) terdiri atas jaringan ikat
ireguler yang padat, yang tersebar bersama dengan sel-sel epitel parenkinal yang
bermigrasi ke bagian permukaan. Lapisan luar dari korteks berupa kapsul jaringan
ikat yang padat, yaitu tunica albugenia. Pada fetus lapis yang paling luar terdiri dari
suatu lapis tunggal dari epitel germinal yaitu sel kelamin primer.
Korda dari sel-sel epitel germinal masuk ke stroma ovari dan akhirnya
membentuk suatu kelompok sel yang terisolasi, yang dikenal sebagai folikel primer.
Suatu sel besar dalam tiap folikel adalah oocyt atau ovium yang dikelilingi oleh suatu
lapis tunggal dari sel-sel folikel.
Ova di dalam folikel primer bertambah besar dan sel-sel folikel berganda
menjadi beberapa lapis, hingga membentuk folikel masak. Suatu membran yang
tebal yang disebut zona pelusida tampak diantara ovum dan lapis dalam dari sel-sel
folikel dari folikel masak. Dengan terisi penuhnya rongga oleh cairan yang disebut
antrum yang berada di dalam massa sel-sel folikel yang kemudian disebut Folikel de
Graff atau folikel vesikular.
atau membran granulosum.

Lapis-lapis folikel tersebut disebut stratum granulosum


Teca folikuli merupakan suatu lapis ganda dari sel-sel stroma ovari yang
menyelimuti stratum granulosum. Tunika interna (teka interna) adalah lapis sel-sel
yang bentuk ireguler, menyerupai sel-sel epitel, bagian ini dianggap sebagai sumber
testosteron dibawah pengaruh LH. Testosteron kemudian diubah menjadi estradiol
(hormon kelamin betina) oleh sel-sel granulosa dibawah pengaruh FSH. Tunika
eksterna (teka eksterna) adalah suatu lapis sel jaringan ikat yang pada permukaan
dalam bercampur dengan teka interna, sedangkan pada permukaan luarnya dengan
stroma ovari.
Beberapa sel membran granulosa membentuk suatu gundukan disekitar
ovum.

Gundukan itu disebut kumulus ooforus (bukit kecambah atau diskus

proligerus). Lapis yang dalam yang disebut corona radiata terdiri atas sel-sel folikel
silindris yang tersusun secara radial pada seluruh permukaan zona pelusida. Sel-sel
corona radiata membentuk procesus melalui zona pelusida ke membran vitelina
(membran sel) dari ovum yang merupakan suplai material kuning telur. Folikel
vasikular


(Graff),

setelah pembentukan cairan, akan terus membesar dan

mendorong ke arah permukaan ovari, dimana pada beberapa spesies dapat
dipalpasi atau dirasakan sebagai suatu kantung yang menyerupai siste.
Ukuran folikel yang masak

pada sapi berkisar

antara 12 – 20

mm

berdinding tipis, permukaannya licin, berbentuk cembung dan berfluktuasi.
Sedangkan corpus luteum berukuran antara 12 – 15 mm dan dapat mengambil
tempat ¾ dari besar ovarium. Corpus luteum mempunyai permukaan yang tidak
rata, menonjol ke luar dari bidang ovarium, konsistensi kenyal menyerupai hati. Tiga
hari setelah ovulasi, corpus luteum dapat diraba melalui palpasi rektal. Tiga hari
sebelum ovulasi yang berikutnya, corpus luteum mulai mengecil, lambat laun

mengalami atropi dan diganti oleh massa menyerupai tenunan pengikat
disebut corpus albicans.

yang

Semakin banyaknya corpus albicans ini menyebabkan

ovarium pada ternak betina yang sudah tua terasa fibrous

dan permukaannya

kasar.
Ovarium hewan pemamah biak kecil seperti pada kambing dan domba,
bentuknya bulat telur, sedikit gepeng panjangnya antara 12 – 15 mm, dan beratnya
mencapai 1-2 g. Letaknya ada di rongga pelvis. Kuda mempunyai ovarium yang
paling besar dibanding hewan / ternak yang lain. Bentuknya seperti kacang kara,
panjang antara 5 – 8 cm, tebal dan lebarnya antara 2 – 4 cm dan beratnya antara 40

– 80 g. Letaknya kurang lebih sekitar satu tapak tangan di bawah vertebrae lumbalis
ke 4 dan 5, sebelah kiri dan kanan atas dari cornua uteri. Beberapa folikel yang

sedang tumbuh mungkin dapat dijumpai pada satu atau ke dua ovarium . bentuk
corpus luteum yang tumbuh menyerupai bunga kol, garis tengahnya antara 2, 0 –
2,5 cm dan terletak dalam tenunan ovarium yang hanya dapat diraba untuk
beberapa hari setelah ovulasi.
Ovarium pada babi bentuknya bulat telur dengan ukuran panjang 2,0 – 3,5
cm, lebar 1,5 – 2,0 cm dan beratnya antara 4 – 5 g. Keadaannya berbenjol-benjol
seperti buah murbei karena karena banyaknya folikel yang sedang tumbuh atau
banyaknya corpus luteum yang terbentuk. Jumlah folikel yang sedang tumbuh dapat
mencapai 35 – 39 buah, sedangkan jumlah corpus luteum berkisar antara 6 – 9
buah pada setiap ovarium kanan dan kiri. Letaknya ada di rongga pelvis, pada induk
yang sudah tua , ovarium berada pada rongga perut.
Pada anjing dan kucing

bentuk ovarium bulat telur, bertaut erat tepat di

bawah vertebrae lumbalis ke 3 dan 4 sebelah belakang dari ginjal. Ukuran ovarium
pada anjing, panjang 2 cm , tebal 1,5 cm. Pada kucing panjang antara 8 – 9 mm.
Ovarium bersembunyi di dalam bursa ovii, karena pada anjing keadaan bursanya
berlemak . Pada kucing bursa ovarii tidak berlemak. Seperti pada babi , ovarium
pada anjing dan kucing menyerupai buah murbei karena banyak folikel yang sedang
tumbuh atau karena banyak corpus luteum terbentuk khususnya pada hewan yang
sudah tua.
Ternak-ternak monotokosa seperti kuda atau sapi dalam kondisi normal
hanya akan menghasilkan satu turunan disetiap kebuntingan oleh karena pada
setiap periode birahi sebuah folikel bisanya berkembang lebih cepat dibandingkan
dengan folikel lainnya, sehingga ketika pecah hanya satu ovum saja yang akan
mengalami regresi dan membentuk folikel atretik.
Ternak-ternak politokosa seperti karnivora dan babi yang dalam keadaan
normal dapat melahirkan 2 atau lebih dari satu kebuntingan umumnya mempunyai
lebih dari 2 folikel yang masak pada waktu yang bersamaan. Ova yang dilepas
dapat berasal dari satu ovari, atau dapat pula berasal dari masing-masing ovari.