Rancang Bangun Alat Pengiris Kentang Spiral

TINJAUAN PUSTAKA

Kentang
Sejarah Kentang
Kentang yang dikenal orang ternyata telah melampaui perjalanan sejarah
yang panjang. Kentang yang semula hanya tumbuh di sebagian kecil Amerika
Selatan akhirnya menyebar kemana-mana. Daerah Amerika Selatan yang menjadi
tempat asal mula kentang ini tepatnya di sekitar danau Tiiticaca, di daerah
pegunungan Andes, dekat perbatasan Peru dan Bolivia. Dari sini, kentang
menyebar ke Peru, Bolivia, Cili, Kolombia, dan Ekuador. Kemudian, kentang
dibawa ke Spanyol pada abad XVI oleh para pedagang spanyol, baik lewat darat
maupun lautan, kentang disebarkan ke seluruh benua salju Eropa (Setiadi dan
Nurulhuda, 1993).
Seorang ahli botani Soviet, Nikolai Ivanivich Vavilov yang memimpin
ekspedisi ke berbagai negara asal tanaman, memastikan sentrum asal tanaman
kentang adalah Amerika Selatan, terutama Peru, Ekuador, Bolivia dan cile. Di
Indonesia kentang pertama kali ditemukan pada tahun 1794 di daerah Cisarua,
Cimahi (Bandung). Varietas kentang yang pertama kali didatangkan adalah
Eigenheimer (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kentang yang masuk ke Indonesia adalah kentang yang berasal dari
Amerika (kemungkinan Amerika Utara). Kentang ini pada tahun 1794 ditemukan

di sekitar Cimahi, Bandung. Kemudian, sekitar tahun 1811 disebarkan di daerah
Karo, Sumatera Utara, Aceh, Padang, Bengkulu, Palembang, Minahasa, Bali,
5

6

Flores, Seram, dan Timor. Setelah lama berkembang, baru diketahui jenis kentang
ini adalah kentang eigenheimer (Setiadi dan Nurulhuda, 1993).
Botani Tanaman Kentang
Kentang merupakan tanaman semusim yang sifatnya menyemak dan
menjalar. Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya bisa mencapai 50 - 120
cm dan tidak berkayu, namun batang bawah yang tua bisa berkayu. Batang dan
daun berwarna hijau kemerah-merahan atau keungu-unguan.
Berikut klasifikasi kentang :
Kingdom

: Plantae

Divisi


: Spermatophyta

Kelas

: Dicotyledonae

Subkelas

: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Solanaceae

Genus


: Solanum

Seksi

: Petota

Spesies

: Solanum tuberosum L.

(Setiadi dan Nurulhuda, 1993).
Kentang merupakan terna tahunan yang pendek, berbatang lemah, tetapi
bercabang banyak. Daunnya yang majemuk menyirip dengan anak daun yang
tidak sama besarnya. Mahkota bunganya berbentuk terompet yang bagian atasnya
berbentuk bintang. Warna bunga kentang bervariasi. Ada yang putih, merah
muda, ungu atau biru (Hartus, 2001).

7

Varietas

Jenis kentang yang tumbuh di dunia pada dasarnya dikelompokkan dalam
dua jenis yaitu kentang liar dan kentang budidaya. Plasma nutfah kentang liar
penting artinya bagi pemuliaan tanaman karena memiliki sifat baik, antara lain
tahan terhadap beberapa jenis penyakit. Jenis kentang budidaya (S. tuberosum
Linn.) memiliki varietas amat banyak yang dihasilkan beberapa negara produsen
di dunia (Sunaryono, 1990).
Menurut Samadi (2004), beberapa varietas kentang yang sempat diamati
para peneliti, yaitu :
a. Granola
Umbi jenis ini berbentuk oval, kulit dan daging berwarna kuning. Umur
panen normal 90 hari, meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen.
b. Cosima
Umbi kentang berbentuk bulat pipih, mata dangkal, permukaan rata, warna
kulit kuning muda dan warna daging kuning tua.
c. Desiree
Termasuk kentang berumur sedang (100 hari) dengan umbi berbentuk bulat
sampai oval memanjang, kulit merah, mata dangkal dan dagingnya kuning
cenderung kemerah-merahan.
d. Alpha
Umbinya bulat sampai bulat telur, mempunyai keseragaman yang tinggi,

bermata dangkal dan dagingnya berwarna kuning muda.

8

e. French fries
Umbi jenis ini ada yang memanjang dan menbulat. Umbi yang memanjang
lebih cocok untuk pelengkap masakan ayam goreng (fast food), sedangkan yang
membulat sangat tepat untuk keripik.
f. Atlantic
Umbi berbentuk bulat seperti bola tenis, kulit kuning, mata tunas sedikit
dan daging umbi putih.
G. Diamant
Kentang jenis ini memiliki produktivitas atau potensi yang tinggi, umbinya
berbentuk oval hingga oval memanjang, kulit umbi berwarna putih dan licin,
daging umbi berwarna putih kekuning-kuningan, tahan terhadap penyakit busuk
daun dan serangan hama nematoda.
Spesies Solanum tuberosum mempunyai banyak varietas. Umur tanaman
kentang bervariasi menurut varietasnya. Kentang varietas genjah berumur 90 120 hari, varietas medium berumur 120 - 150 hari dan varietas dalam berumur
150 - 180 hari. Tanaman kentang dapat dipanen setelah berumur antara 3 - 4
bulan, tergantung varietasnya. Umbi kentang termasuk produk yang sukar rusak

untuk diolah karena memiliki tekstur yang lunak dibandingkan dengan singkong
dan ubi jalar yang disebabkan oleh berbagai faktor yakni cara budi daya, iklim,
hama, penyakit, umur panen dan selama panen dan pascapanen.
Tanaman kentang dapat tumbuh tegak mencapai ketinggian 0,5 - 1,2 m,
tergantung varietasnya. Misalnya, varietas Cipanas mampu tumbuh hingga 56 cm,
sementara varietas Cosima bisa mencapai 75 cm (Samadi, 2004).

9

Kandungan Giji dan manfaat
Selain sebagai makanan pokok di beberapa negara dunia, kentang juga
dikonsumsi sebagai sayuran, dibuat makanan kecil (snack) dan diolah menjadi
berbagai produk industri makanan. Produk olahan kentang (processed potatoes)
yang umum diperdagangkan antara lain adalah pati (strach), kentang kering
(dehydrated), tepung (flour), kentang dalam kaleng (canned potatoes) dan keripik
kentang berupa chip atau stick (Rukmana, 1997).
Komposisi umbi kentang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain varietas, keadaan tanah yang ditanami, pupuk yang digunakan, umur umbi
ketika panen, waktu dan suhu penyimpanan. Perubahan komposisi umbi selama
pertumbuhan meliputi naiknya kadar pati dan sukrosa serta turunnya kadar air dan

gula pereduksi.
Susunan kimia umbi kentang mentah adalah sebagai berikut :
Air

: 72,1 % - 80%

Bahan padat kering

: 23,00%

Protein

: 2,00%

Lemak

: 0,056% - 0,11%

Karbohidrat


: 12,4% - 17,80%

Gula

: 0,20% - 6,80%

Abu

: 0,96%

Serat kasar

: 0,4% - 1,00%

Dan adapun kandungan gizi dari tiap 100 gram kentang bersih yang dapat
dimakan adalah sebagai berikut :
Protein

: 2,0 gr


10

Lemak

: 0,1 gr

Karbohidrat

: 19,1 gr

Vitamin A

: sedikit sekali/ diabaikan

Vitamin B1

: 85,0 U (=0,085 mg)

Vitamin B2


: 40,0 U (=0,040 mg)

Vitamin C

: 17,0 - 25,0 mg

Fosfor

: 60,0 mg

Besi

: 0,8 mg

Kalsium

: 10,0 mg

Air


: 77,8 gr

Kalori

: 83,0 - 85,0 kal

Bagian dapat dimakan

: 85,0%

(Hartus, 2001).
Panen dan Pasca Panen
Panen
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila batang tanaman
telah agak menguning atau mengering, daun berubah dari warna hijau menjadi
kekuning-kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit. Kentang yang
cukup umur apabila dipanen kulit umbinya tampak lekat sekali dengan daging
umbi dan bila ditekan dengan ibu jari tangan, kulitnya tidak akan mengelupas.
Umbi yang demikian sudah cukup tua atau masa petik optimal sehingga dapat
tahan lama dipenyimpanan (Soewito, 1991).

11

Untuk mencegah kerusakan mekanis saat dipanen, hal yang perlu
diperhatikan adalah pada saat pembongkaran umbi dari dalam tanah. Lakukanlah
pembongkaran umbi dengan garpu tanah atau cangkul dengan cara mencangkul
tanah disekitar umbi, lalu mengangkatnya sehingga semua umbi keluar dari dalam
tanah. Selain itu, umbi yang telah dibongkar dikumpulkan ditempat teduh
(Samadi, 2004).
Pascapanen
Kegiatan pascapanen pada dasarnya adalah kegiatan untuk mencegah
kerusakan hasil akibat serangan hama dan penyakit, ganguan fisiologis, dan
gangguan non parasiter atau lingkungan yang kurang menguntungkan, dengan
tujuan untuk mempertahankan mutu hasil panen sehingga tetap baik sampai ke
konsumen (sunaryono, 1990).
Pengirisan dan Pemotongan
Memotong adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mengecilkan ukuran
suatu bahan baik dengan pisau atau alat pemotong lainnya pada arah melintang
panjang bahan melintang serat bahan. Ukuran dari bahan yang terbentuk relatif
panjang atau tebal. Mengiris adalah mengecilkan ukuran suatu bahan dengan
menggunakan pisau untuk mendapatkan ukuran panjang yang lebih kecil dan
tipis. Adapun mekanisme memotong dan megiris adalah sebagai berikut :
1. Memotong
Tujuan pemotongan ini semata-mata sengaja untuk mengecilkan atau
memperpendek bahan. Bentuk dan ukurannya kadang-kadang tidak diperhatikan,
tetapi dapat pula disesuaikan dengan keperluan. Untuk mencegah kerusakan
struktur bahan yang akan dipotong misalnya menjadi memar, baik pada

12

pemotongan menggunakan mesin maupun secara manual, arah gerakan pisau
biasanya membentuk sudut dengan arah poros bahan yang dipotong terutama pada
pemotongan bahan-bahan yang lunak atau mudah memar.
2. Mengiris
Walaupun pada dasarnya memotong dan mengiris adalah sama, tetapi
pengirisan yang dilakukan baik diatas landasan ataupun tidak, biasanya
menggunakan pisau atau alat lain sesuai dengan keperluan. Pengirisan dilakukan
untuk mendapatkan produk yang tipis dan seragam. Arah pengirisan dapat
dilakukan ke segala arah. Ukuran lebar pengirisan relatif lebih besar bila
dibandingkan dengan tebalnya. Pada pengirisan produk yang diperoleh
diharapkan

mempunyai

bentuk

dan

struktur

yang

baik

dan

seragam

(Supriadi, 2001).
Kapasitas pengirisan adalah kemampuan suatu alat pengiris di dalam
mengiris suatu bahan dengan proses yang lebih singkat. Adapun cara untuk
memperbesar atau memperkecil kapasitas pengirisan yaitu dengan mengubah
jumlah mata pisau, rpm alat pengiris atau merubah tebal irisannya. Perubahan
paling mudah dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil kapasitas tanpa
merubah tebal irisan adalah dengan merubah rpm yakni dengan menambahkan
transimisi, baik dengan pulley, sproket dan rantai (Wiraatmadja, 1995).
Pengolahan Makanan
Dalam proses pengolahan hasil pertanian atau perkebunan menjadi produk
olahan bahan jadi dan bahan setengah jadi untuk bahan industri pangan dan non
pangan secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:

13

Alat peralatan dan
Bahan mentah

mesin-mesin.

Hasil olahan

Pengolahan secara Fisik,
Gambar 2. Proses pengolahan bahan mentah menjadi produk olahan
(Setyohadi, 2006).
Tujuan Penggunaan Alat Mesin Pertanian dengan Sumber Tenaga Mekanis
(Mekanisasi Pertanian)
Mekanisasi pertanian adalah bagian penting dari industri pertanian saat ini.
Menurut Shin and Curtis (1978), hal ini disebabkan karena nilai efisiensi produksi
dan kualitas proses pengolahan bergantung pada mekanisasi. Teknologi dari yang
sederhana sampai canggih mempunyai peranan sangat penting dalam transformasi
suatu bahan mentah atau baku menjadi suatu produk dengan nilai tambah lebih
tinggi.
Yang dimaksud dengan sistem mekanisasi pertanian selektif adalah usaha
memperkenalkan, mengembangkan, dan membina pemakaian jenis atau kelompok
jenis alat dan mesin pertanian yang serasi atau yang sesuai dengan keadaan
wilayah setempat. Oleh karena itu, ditinjau dari segi tingkat teknologinya,
mekanisasi pertanian dibedakan atas: mekanisasi pertanian sederhana, mekanisasi
pertanian madya, dan mekanisasi pertanian mutakhir (Hardjosentono, dkk., 1996).
Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia
adalah:
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani

14

3. Menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi
pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian
untuk kebutuhan keluarga (subsistence farming) menjadi tipe pertanian
perusahaan (commercial farming)
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari bersifat agraris
menjadi bersifat industri
(Hardjosentono, dkk, 1996).
Prinsip Kerja Alat Pengiris kentang Spiral
Alat pengiris kentang spiral ini bekerja dengan prinsip mengiris kentang
yang diputar dengan tuas pemutar. Setelah alat dipastikan dalam keadaan siap
pakai, bahan baku berupa kentang yang sudah dikupas kulitnya dimasukkan ke
dalam alat pengiris yang telah diberi alat penyangga pada bagian tengah kentang
terlebih dahulu kemudian diputar tuas pemutar. Kentang yang diputar akan teriris
berbentuk spiral oleh mata pisau pengiris.
Komponen Alat Pengiris Kentang Spiral
Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Poros untuk meneruskan daya
diklasifikasikan menjadi poros transmisi, spindel, gandar, poros (shaft) dan poros
luwes (Achmad, 2006).
Menurut Sularso dan Suga (2004), hal-hal yang perlu diperhatikan didalam
merencanakan sebuah poros adalah :

15

1. Kekuatan Poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur. Sebuah poros harus direncanakan
hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban di atasnya.
2. Kekakuan Poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau getaran dan suara. Karena itu,
disamping kekuatan poros, kekakuannya juga harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan macam mesin yang akan dilayani poros tersebut.
3. Putaran Kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan poros yang terancam kavitasi, poros-poros mesin yang
berhenti lama, dan poros propeler dan pompa yang kontak dengan fluida
yang korosif sampai batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
5. Bahan Poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis.

16

Bantalan
Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros
dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin). Berbagai
macam bantalan dapat digolongkan menjadi bantalan luncur, bantalan gelinding
(bantalan peluru dan bantalan rol), bantalan dengan beban radial, bantalan dengan
beban aksial, bantalan dengan beban campuran (aksial - radial) (Daryanto, 2007).
Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian
Menurut Daywin, dkk., 2008, kapasitas kerja suatu alat atau mesin
didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu
produk (contoh : ha, kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja
dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu
menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi:
ha.jam/kW, kg.jam/kW, lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai
berikut:
Kapasitas Alat =

Produk yang diolah (kg )
Waktu (jam )

.................................. (1)

Analisis Ekonomi
Menurut Soeharno (2007), analisis ekonomi digunakan untuk menentukan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan saat produksi. Dengan analisis ekonomi
dapat diketahui seberapa besar biaya produksi sehingga keuntungan alat dapat
diperhitungkan.
Untuk menilai kelayakan finansial diperlukan semua data yang
menyangkut aspek biaya dan penerimaan usaha tani. Data yang diperlukan untuk

17

pengukuran kelayakan tersebut meliputi data tenaga kerja, sarana produksi, hasil
produksi, harga, upah, dan suku bunga (Nastiti, dkk, 2008).
Biaya pemakaian alat

Pengukuran biaya pemakaian alat dilakukan dengan cara menjumlahkan
biaya yang dikeluarkan yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya pokok).
BT

Biaya pokok = [ x + BTT]C ...................................................................... (2)
dimana :
BT

= total biaya tetap (Rp/tahun)

BTT

= total biaya tidak tetap (Rp/jam)

x

= total jam kerja pertahun (jam/tahun)

C

= Kapasitas alat (jam/satuan produksi)

Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh aktivitas perusahaan.
Biaya ini secara total tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan
volume produksi. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang besarnya
berubah-ubah sesuai dengan aktivitas perusahaan. Biaya ini secara total akan
berubah sesuai dengan volume produksi (Halim, 2009).
Menurut (Daywin, dkk, 2008) biaya tetap terdiri dari:
1. Biaya penyusutan (metode sinking fund)

18

Metode ini memungkinkan untuk memperkirakan biaya penyusutan yang
lebih mendekati dengan penyusutan yang aktual terjadi bagi mesin/alat pada tiap
tahun umurnya.
Dt = (P-S) (A/F, i, n) (F/P, i, t-1) ............................................................... (3)
dimana:
Dt = biaya penyusutan (Rp/tahun)
P = nilai awal alsin (harga beli/pembuatan) (Rp)
S = nilai akhir alsin (10% dari P) (Rp)
n = umur ekonomi (tahun)
i = tingkat bunga modal (%)
t = umur pemakaian alat pada permulaan tahun berikutnya
2. Biaya bunga modal dan asuransi
Biaya ini diperhitungkan untuk mengembalikan nilai modal yang ditanam
sehingga pada akhir umur peralatan diperoleh suatu nilai uang yang present
valuenya sama dengan nilai modal yang ditanam. Perhitungan biayanya:

I=

i(P)(n+1)
2n

.............................................................................................. (4)

dimana:
I = total bunga modal dan asuransi (Rp/tahun)
i = total persen bunga modal dan asuransi (%)

19

P = harga awal alat (Rp)
n = umur ekonomis (tahun)
3. Biaya pajak
Beberapa literatur menganjurkan bahwa biaya pajak alat dan mesin
pertanian diperkirakan sebesar 2% pertahun dari nilai awalnya. Namun di
Indonesia belum ada ketentuan besar pajak secara khusus untuk mesin-mesin dan
peralatan pertanian sehingga tidak digunakan dalam perhitungan.
4. Biaya gudang atau gedung
Diperkirakan berkisar antara 0,5-1 % dari harga awal per tahun di
Amerika. Umumnya rata-rata diperhitungkan 1% nilai awal (P) per tahun. Namun
beban ini tergantung pada kondisi lokal sehingga biaya ini tidak dipergunakan
pada penelitian ini.
Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang besarnya
tergantung pada output yang dihasilkan. Dimana semakin banyak produk yang
dihasilkan maka semakin banyak bahan yang digunakan dan biaya yang
digunakan akan semakin besar juga (Soeharno, 2007).
Break even point
Break even point (BEP) umumnya berhubungan dengan proses penentuan
tingkat produksi untuk menjamin agar kegiatan usaha yang dilakukan dapat
membiayai sendiri (self financing). Dan selanjutnya dapat berkembang sendiri
(self growing). Dalam analisis ini, keuntungan awal dianggap sama dengan nol.

20

BEP juga digunakan untuk:
1. Hitungan biaya dan pendapatan untuk setiap alternatif kegiatan usaha
2. Rencana pengembangan pemasaran untuk menetapkan tambahan investasi
untuk peralatan produksi
3. Tingkat

produksi

dan

penjualan

yang

menghasilkan

ekuivalensi

(kesamaan) dari dua alternatif usulan investasi
(Waldyono, 2008).
Manfaat perhitungan BEP adalah untuk mengetahui batas produksi
minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak
untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk
menutupi biaya operasional tanpa ada keuntungan.
Untuk mengetahui BEP maka dapat digunakan rumus sebagai berikut:
F

N = (R−V) .................................................................................................. (5)
dimana:
N = jumlah produksi minimal untuk mencapai titik impas (Kg)
F = biaya tetap pertahun (rupiah)
R = penerimaan dari tiap kg produksi (Rupiah)
V = biaya tidak tetap per unit produksi
(Thuesen dan Fabrycky, 2002).

21

Net present value
Net present value (NPV) dapat diartikan bahwa seluruh angka net cash
flow yang digandakan dengan discount factor pada tahun dan tingkat bunga yang
telah ditentukan dan merupakan selisih antara present value dari benefit dan
present value dari biaya. Jika NPV bernilai positif maka investment feasible, bila
NPV bernilai 0 berarti investment dapat mengembalikan sebesar cost of capital
(discount rate) dan bila NPV bernilai negatif maka investment ditolak
(Prawirokusumo, 1990).
Menurut Purba (1997), Net present value (NPV) merupakan selisih antara
benefit dengan cost + investment yang dihitung sebagai berikut :
NPV = B – (C = I/n) .............................................................................................(6)
n = umur teknis ekonomi proyek
jika ditinjau dari segi present value of benefit, maka :
NPV = Total B – (Total C + I)
-

Jika NPV lebih besar dari 0 (NPV positif), hal ini berarti bahwa : total B
lebih besar dari total C + I, berarti benefit lebih besar dari cost +
investment, sehingga pembangunan (rehabilitasi, perluasan) proyek
tersebut favourable.

-

Jika NPV sama dengan 0 (NPV netral), berarti : total B + total C + I,
berarti bahwa benefit hanya cukup untuk menutupi cost + investment
selama umur teknis – ekonomis proyek yang bersangkutan.

22

Jika NPV lebih kecil dari 0 (negatif), berarti : total B lebih kecil dari total
C + I, berarti pula bahwa benefit tidak cukup untuk menutupi cost + investment
selama umur teknis – ekonomis proyek yang bersangkutan unvourable.
Internal Rate of Return (IRR)
Dengan menggunakan metode IRR akan mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan tingkat kemampuan cash flow dalam mengembalikan investasi
yang dijelaskan dalam bentuk % perode waktu. Logika sederhananya menjelaskan
seberapa kemampuan cash flow dalam mengembalikan modalnya dan seberapa
besar pula kewajiban yang harus dipenuhi (Giatman, 2006).
Internal rate of return (IRR) adalah suatu tingkatan discount rate, pada
discount rate dimana diperolah B/C ratio = 1 atau NPV = 0. Harga IRR dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
IRR = i1 – (i1 – i2) ....................................................................... (7)
Dimana :
i1

= suku bunga bank paling atraktif

i2

= suku bunga coba-coba

NPV1 = NPV awal pada i1
NPV2 = NPV pada i2
(Kastaman, 2006)