T PAUD 1302285 Chapter5
92
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab lima ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi yang diberikan bagi
berbagai pihak seperti guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Uraian dalam
Bab lima ini antara lain sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini pandangan guru laki-laki terhadap sedikitnya
laki-laki mengajar di Taman Kanak-kanak memperlihatkan kecederungan
bahwa
laki-laki
dipengaruhi
minat
terhadap
jurusan
yang
dipilih,
pandangan bahwa lahan pekerjaan di TK lebih tepat untuk perempuan, gaji
yang kecil, serta jam kerja yang tidak menghabiskan waktu yang lama,
meskipun demikian beberapa hal tersebut dapat disiasati dan disesuaikan
dengan berbagai hal oleh guru laki-laki di TK Gymboree dan TK Firdaus.
Beberapa faktor yang mempengaruhi guru laki-laki di TK Firdaus
dan
Gymboree
menjadi
guru
Taman
Kanak-kanak
yaitu
karena
berinteraksi dengan anak sangat menyenangkan dan menghilangkan stre
serta lebih banyak memiliki waktu luang banyak karena jam kerja di
Taman Kanak-kanak pendek sedangkan gaya mengajar laki-laki dalam
penelitian ini dibagi menjadi gaya mengajar dilihat dalam kegiatan
pendahuluan di kelas, dalam kegiatan inti dan kegiatan penutupan. Pada
kegiatan pendahuluan gaya mengajar yang paling banyak diperlihatkan
guru laki-laki adalah fasilitator namun
guru laki-laki pun mencoba
berbagai macam gaya mengajar lainnya. Di bawah ini gaya mengajar
disetiap tahapan pembelajaran, yaitu Tahap Pembukaan, gaya mengajar
guru laki-laki memperlihatkan gaya mengajar fasilitator dikarenakan guru
laki-laki ingin membangun kemandirian anak dalam hal berbaris, berdoa
dan awalan kegiatan pembelajaran. Pada Tahap Kegiatan Inti, dan Tahap
penutupan, guru laki-laki masih menggunakan gaya mengajar fasilitator
Yunita, 2016
GAYA MENGAJAR GURU LAKI-LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93
namun dikombinasikan dengan personal model karena pada tahap ini guru
ingin menerapkan contoh bagaimana mengaplikasikan kegiatan yang dapat
diikuti
oleh
anak
namun
tetap
membiarkan
anak
mengeksplor
lingkungannya serta membuat anak tetap mandiri.
Menjadi guru di Taman Kanak-kanak bagi guru laki-laki di TK
Gymboree dan TK Firdaus menjadi tantangan yang sangat besar yang
harus dihadapinya. Hambatan-hambatan tersebut meliputi steriotype, tugas
mengajar yang lebih banyak dibanding perempuan dan guru laki-laki
mengajar anak dengan mencoba try and error setelah itu mereka dapat
menentukan gaya mengajar yang paling tepat untuk perkembangan anak.
Meskipun hambatan yang besar dihadapi guru laki-laki namun malah
membuat guru nyaman dengan profesi ini.
Manfaat gaya mengajar guru laki-laki di Taman Kanak-kanak
dalam penelitian ini yaitu dapat menjadi sosok pengganti ayah yang tidak
ada di rumah, mendapatkan figur yang seimbang dalam equality gender di
kelas, membuat anak lebih percaya diri, dapat memenuhi kebutuhan anak,
tegas namun menyenangkan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, berikut ini merupakan rekomendasi dari hasil penelitian
yaitu:
1. Rekomendasi bagi pendidik
Menghilangkan
steriotype
bagi
laki-laki
untuk
memilih
profesi
sebagai guru di Taman Kanak-kanak.
2. Rekomendasi bagi sekolah
a. Sekolah
dapat merekrut lebih banyak
guru laki-laki untuk
menyeimbangkan sosok gender bagi perkembangan anak
b. Sekolah dapat menghilangkan paradigma bahwa hanya guru
perempuan yang tepat untuk mengajar di Taman Kanak-kanak
Yunita, 2016
GAYA MENGAJAR GURU LAKI-LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
94
karena kedua sosok guru laki-laki dan perempuan diperlukan bagi
perkembangan anak
3. Rekomendasi bagi peneliti
Ada beberapa rekomendasi bagi peneliti lain jika ingin melanjutkan
penelitian ini, yaitu:
a. Peneliti lain, dapat membandingkan gaya mengajar guru laki-laki
dan perempuan jika ingin mengetahui perbedaan gaya mengajar
guru laki-laki dan perempuan secara spesifik,
b. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan subjek yang
lebih banyak dan sampel yang lebih luas,
c. Peneliti lain, dapat meneliti tentang pandangan anak terhadap guru
laki-laki di Taman Kanak-kanak,
d. Peneliti lain, dapat membandingkan sekolah yang memiliki guru
laki-laki dan sekolah yang tidak memiliki guru laki-laki terhadap
perkembangan anak,
e. Peneliti lain, dapat menggunakan variabel lain dalam penelitian
guru laki-laki seperti teknik mengajar, pendekatan mengajar dan
lain sebagainya di Taman Kanak-kanak,
f.
Penelitian
lain
dapat
meneliti
pengaruh
sosok
pengasuhannya terhadap perkembangan gender anak.
Yunita, 2016
GAYA MENGAJAR GURU LAKI-LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ayah
dan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab lima ini berisi tentang kesimpulan yang diperoleh berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan serta rekomendasi yang diberikan bagi
berbagai pihak seperti guru, sekolah, dan peneliti selanjutnya. Uraian dalam
Bab lima ini antara lain sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini pandangan guru laki-laki terhadap sedikitnya
laki-laki mengajar di Taman Kanak-kanak memperlihatkan kecederungan
bahwa
laki-laki
dipengaruhi
minat
terhadap
jurusan
yang
dipilih,
pandangan bahwa lahan pekerjaan di TK lebih tepat untuk perempuan, gaji
yang kecil, serta jam kerja yang tidak menghabiskan waktu yang lama,
meskipun demikian beberapa hal tersebut dapat disiasati dan disesuaikan
dengan berbagai hal oleh guru laki-laki di TK Gymboree dan TK Firdaus.
Beberapa faktor yang mempengaruhi guru laki-laki di TK Firdaus
dan
Gymboree
menjadi
guru
Taman
Kanak-kanak
yaitu
karena
berinteraksi dengan anak sangat menyenangkan dan menghilangkan stre
serta lebih banyak memiliki waktu luang banyak karena jam kerja di
Taman Kanak-kanak pendek sedangkan gaya mengajar laki-laki dalam
penelitian ini dibagi menjadi gaya mengajar dilihat dalam kegiatan
pendahuluan di kelas, dalam kegiatan inti dan kegiatan penutupan. Pada
kegiatan pendahuluan gaya mengajar yang paling banyak diperlihatkan
guru laki-laki adalah fasilitator namun
guru laki-laki pun mencoba
berbagai macam gaya mengajar lainnya. Di bawah ini gaya mengajar
disetiap tahapan pembelajaran, yaitu Tahap Pembukaan, gaya mengajar
guru laki-laki memperlihatkan gaya mengajar fasilitator dikarenakan guru
laki-laki ingin membangun kemandirian anak dalam hal berbaris, berdoa
dan awalan kegiatan pembelajaran. Pada Tahap Kegiatan Inti, dan Tahap
penutupan, guru laki-laki masih menggunakan gaya mengajar fasilitator
Yunita, 2016
GAYA MENGAJAR GURU LAKI-LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
93
namun dikombinasikan dengan personal model karena pada tahap ini guru
ingin menerapkan contoh bagaimana mengaplikasikan kegiatan yang dapat
diikuti
oleh
anak
namun
tetap
membiarkan
anak
mengeksplor
lingkungannya serta membuat anak tetap mandiri.
Menjadi guru di Taman Kanak-kanak bagi guru laki-laki di TK
Gymboree dan TK Firdaus menjadi tantangan yang sangat besar yang
harus dihadapinya. Hambatan-hambatan tersebut meliputi steriotype, tugas
mengajar yang lebih banyak dibanding perempuan dan guru laki-laki
mengajar anak dengan mencoba try and error setelah itu mereka dapat
menentukan gaya mengajar yang paling tepat untuk perkembangan anak.
Meskipun hambatan yang besar dihadapi guru laki-laki namun malah
membuat guru nyaman dengan profesi ini.
Manfaat gaya mengajar guru laki-laki di Taman Kanak-kanak
dalam penelitian ini yaitu dapat menjadi sosok pengganti ayah yang tidak
ada di rumah, mendapatkan figur yang seimbang dalam equality gender di
kelas, membuat anak lebih percaya diri, dapat memenuhi kebutuhan anak,
tegas namun menyenangkan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, berikut ini merupakan rekomendasi dari hasil penelitian
yaitu:
1. Rekomendasi bagi pendidik
Menghilangkan
steriotype
bagi
laki-laki
untuk
memilih
profesi
sebagai guru di Taman Kanak-kanak.
2. Rekomendasi bagi sekolah
a. Sekolah
dapat merekrut lebih banyak
guru laki-laki untuk
menyeimbangkan sosok gender bagi perkembangan anak
b. Sekolah dapat menghilangkan paradigma bahwa hanya guru
perempuan yang tepat untuk mengajar di Taman Kanak-kanak
Yunita, 2016
GAYA MENGAJAR GURU LAKI-LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
94
karena kedua sosok guru laki-laki dan perempuan diperlukan bagi
perkembangan anak
3. Rekomendasi bagi peneliti
Ada beberapa rekomendasi bagi peneliti lain jika ingin melanjutkan
penelitian ini, yaitu:
a. Peneliti lain, dapat membandingkan gaya mengajar guru laki-laki
dan perempuan jika ingin mengetahui perbedaan gaya mengajar
guru laki-laki dan perempuan secara spesifik,
b. Peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan subjek yang
lebih banyak dan sampel yang lebih luas,
c. Peneliti lain, dapat meneliti tentang pandangan anak terhadap guru
laki-laki di Taman Kanak-kanak,
d. Peneliti lain, dapat membandingkan sekolah yang memiliki guru
laki-laki dan sekolah yang tidak memiliki guru laki-laki terhadap
perkembangan anak,
e. Peneliti lain, dapat menggunakan variabel lain dalam penelitian
guru laki-laki seperti teknik mengajar, pendekatan mengajar dan
lain sebagainya di Taman Kanak-kanak,
f.
Penelitian
lain
dapat
meneliti
pengaruh
sosok
pengasuhannya terhadap perkembangan gender anak.
Yunita, 2016
GAYA MENGAJAR GURU LAKI-LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ayah
dan