T PAUD 1302285 Chapter3

(1)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Bab III ini menggambarkan mengenai metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian ini, mulai dari lokasi dan partisipan penelitian, metodelogi penelitian, definisi istilah, tahap pelaksanaan penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, analisis data, isu etik penelitian serta validitas dan reabilitas. Adapun penjelasannya antara lain sebagai berikut:

A. Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini menggunakan studi kasus karena ingin meneliti satu isu atau problematika dengan mendalam dan terperinci.Seperti yang disebutkan Creswell (2013) studi kasus adalah suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok budaya ataupun suatu

potret kehidupan. Lebih lanjut Creswell mengemukakan beberapa

karakteristik dari suatu studi kasus yaitu Pertama, mengidentifikasi “kasus”

untuk suatu studi. Kedua, kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang

terikat” oleh waktu dan tempat. Ketiga, studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari suatu peristiwa. Keempat,

menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan “menghabiskan waktu” dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus.

Maka dari penjelasan di atas studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian berlangsung di Gymboree Kidsville, yang


(2)

Bukit Firdaus No.9 Komplek Gegerkalong Permai Bandung. Adapun pertimbangan peneliti memilih kedua tempat ini sebagai lokasi penelitian dikarenakan sekolah ini memiliki guru laki-laki dan bersedia menjadi partisipan penelitian.

Adapun dua sekolah ini dipilih karena karakteristiknya berbeda. Gymboree termasuk sekolah umum yang menengah keatas sedangkan TK Firdaus adalah sekolah menengah ke bawah dengan berbasis islami.

Partisipan dalam penelitian ini adalah 1 orang guru laki-laki yang bekerja di TK Firdaussebagai wali kelas TK A dan 2 orang guru laki-laki di Gymboree Kidsville yang terdiri dari 1 orang guru wali kelas TK A dan 1 guru Bidang Studi Art and Craft.

C. Definisi Istilah

Definisi istilah adalah penjelasan atau konsep penelitian yang ada dalam judul penelitian. Definisi istilah ini dapat memberikan batasan dan pemahaman yang jelas agar penelitian ini berfokus pada apa yang peneliti teliti. Adapun istilah yang perlu dijelaska dalam penelitian ini adalah:

1. Gender adalah suatu sifat yang melekat karena perbedaan antara

perempuan dan laki-laki dibangun oleh konstruksi sosial budaya yang dipelajari sejak kecil, serta diklasifikasikan menjadi dua yaitu maskulin dan feminin (Marzuki, 2013; Oakley, 1985; Puspitawati, 2013). Maka

Gender bisa didefinisikan sebagai harapan-harapan budaya terhadap

laki-laki dan perempuan.

2. Gaya mengajar laki adalah bentuk penampilan seseorang guru laki-laki saat berada dikelas, meliputi perilaku fisik, mental, spiritual, mendengarkan, berbicara, merespon, suara, gaya, gesture, memfasilitasi, mendorong, peka terhadap suatu hal yang terjadi serta terbuka dalam semua pertanyaan yang ada, terdiri dari Expert, Formal Authority,


(3)

D. Tahap Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Penelitian

Pada akhir maret, penulis mendatangi Kepala Sekolah Gymboree Kindergarten dan TK Firdaus untuk mengurus perijinan agar dapat melakukan penelitian dan dijadikan sebagai lokasi penelitian di sekolah tersebut. (Lampiran 1). Peneliti kemudian bertemu dan berkenalan dengan guru laki-laki yang akan dijadikan subjek penelitian. Selain itu, peneliti mempersiapkan dan menyusun berbagai instrumen yang akan digunakan dalam penelitian di lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian studi kasus ini berlangsung tiga bulan dari bulan April sampai Juni 2015. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi wawancara dengan kepala sekolah, guru laki-laki, observasi di kelas dan pengambilan dokumentasi sebagai bukti telah melakukan penelitian.

Di bawah ini gambaran pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis, sebagai berikut:

a. Wawancara

Pelaksanaan wawancara dilakukan kepala kepala sekolah serta guru laki-laki yang menjadi subjek penelitian di TK Gymboree Kidsville dan TK Firdaus dengan mengacu pada pedoman lembar wawancara. (Lampiran 2, 3). Dalam Penelitian ini peneliti membuat jadwal wawancara (Tabel 3.1), sebagai berikut:


(4)

Tabel 3.1 Jadwal Wawancara

No. Tanggal Subjek Penelitian Materi

1. Kamis,

2 April 2015

Kepala Sekolah

Gymboore

 Karakteristik guru

laki-laki di TK

Gymboree

 Gaya mengajar guru

laki-laki di TK

Gymboree

 Manfaat gaya

mengajar guru

laki-laki di TK Gymboree

2. Kamis,

2 April 2015

Pak Budi (Guru TK A Gymboree)

 Pengalaman pribadi

sebagai guru di Taman Kanak-kanak

 Hambatan dan

kesulitan mengajar di Taman Kanak-kanak

 Gaya mengajar di TK

Gymboree

 Manfaat gaya

mengajar guru

laki-laki bagi

perkembangan anak

3. Kamis,

10 April 2015

Pak Adi (Guru Bidang Studi Art and Drawing)

 Pengalaman pribadi

sebagai guru di Taman Kanak-kanak

 Hambatan dan

kesulitan mengajar di Taman Kanak-kanak

 Gaya mengajar di TK

Gymboree

 Manfaat gaya

mengajar guru

laki-laki bagi

perkembangan anak

4. Kamis,

30 April 2015

Pak Didi (Guru TK A Firdaus)

 Pengalaman pribadi

sebagai guru di Taman Kanak-kanak

 Hambatan dan

kesulitan mengajar di Taman Kanak-kanak


(5)

b. Observasi

Observasi dilakukan di Kelas TK A Gymboree dan TK A Firdaus karena di kelas tersebut guru laki-laki mengajar. Observasi dilakukan dengan bergantian setiap minggunya. Di bawah ini terdapat tabel pelaksanaan observasi yang dilakukan pada guru laki-laki di Gymboree dan TK Firdaus, sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pelaksanaan Observasi

 Gaya mengajar di TK

Firdaus

 Manfaat gaya

mengajar guru

laki-laki bagi

perkembangan anak

Pertemuan Tanggal Subjek Alokasi waktu

1 Jumat, 10 April

2015

Pak Budi 3 Jam

2 Jumat, 10 April

2015

Pak Adi 1 Jam

3 Jumat, 8 Mei

2015

Pak Budi 3 Jam

4 Jumat, 8 Mei

2015

Pak Adi 1 Jam

5 Jumat, 15 Mei

2015

Pak Budi 3 Jam

6 Jumat, 15 Mei

2015

Pak Adi 1 Jam

7 Senin, 18 Mei

2015

Pak Didi 3 Jam 30 Menit

8 Rabu, 20 Mei

2015

Pak Didi 3 Jam 30 Menit

9 Jumat, 22 Mei

2015

Pak Budi 3 Jam

10 Jumat, 22 Mei

2015

Pak Adi 1 Jam

11 Rabu, 27 Mei

2015

Pak Didi 3 Jam 30 Menit

12 Jumat, 29 Mei

2015


(6)

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai bukti bahwa telah dilakukannya penelitian pada guru laki-laki di TK A Gymboree dan TK A Firdaus.

E. Pengumpulan Data

Dalam penelitian studi kasus, penulis sebagai instrument

penelitiannya (Creswel, 2013; Saldana, 2009). Hal tersebut pun ditegaskan oleh Sugiyono (2010, hlm 306) bahwa dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Berarti peran peneliti sebagai instrumen berfungsi untuk fokus terhadap penelitian baik dari sumber data, pengumpulan data, kualitas data, analisis data serta membuat kesimpulan atas temuan penelitiannya.

Kemudian peneliti pun perlu membuat instrumen pendukung yang digunakan untuk melengkapi data, karena penelitian ini lebih menekankan kepada proses dan hasil dalam penelitian.Adapun panduan observasi dalamformat catatan lapangan dan panduan wawancara yang dugunakan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Format Catatan Lapangan

Format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

13 Kamis, 4 Juni

2015

Pak Budi 3 Jam

14 Kamis, 4 Juni

2015


(7)

Tabel 3.3 Format Catatan Lapangan

2. Panduan Wawancara

Panduan wawancara yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Panduan Wawancara

Nama Guru :

Tanggal/Waktu :

No Aspek yang diamati Deskripsi

1. Sudah berapa lama anda bekerja di TK?

2. Dulu waktu kuliah, apakah

jurusannya sesuai dengan ke TK-an atau berbeda?

3. Kenapa berminat menjadi guru

TK?

CATATAN LAPANGAN Nama :

Kelas :

Hari/ Tanggal :


(8)

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Akdon, 2008). Di bawah ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data yaitu: 1. Teknik pengumpulan data sekunder yang telah diambil dari teori pustaka

yang berhubungan dengan permasalahan penelitian digunakan sebagai landasan teori dalam pembahasan masalah.

2. Teknik pengumpulan primer, yaitu peneliti menggambil data dari lapangan

secara langsung. Data diambil dengan menggunakan wawancara,

observasi, dokumentasi, seperti yang dikatakan Creswell (2013) bahwa pengumpulan data dalam studi kasus sumber informasi menggunakan matriks dan matriks mengandung empat tipe data yaitu: wawancara, observasi, dokumen dan materi audio-visual untuk kolom dan bentuk spesifik dari informasi seperti siswa, administrasi untuk baris.

a. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti, karena peneliti ingin melihat langsung gerak-gerik, sikap, suasana dan kesan secara keseluruhan selama penelitian berlangsung. Seperti yang dikatakan Sukmadinata (2010, hlm. 220) bahwa observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

4. Menurut anda kenapa guru

laki-laki jarang yang bekerja dan mengajar di TK?

5. Apa hambatan dan kesulitan

mengajar di TK?

6. Menurut anda gaya mengajar yang seperti apa yang cocok dan biasa dilakukan pada anak TK? 7. Menurut anda apakah gaya

mengajar guru laki-laki

berpengaruh pada perkembangan anak?


(9)

Observasi yang digunakan adalah observasi non partisipatoris, artinya pengamat atau peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subjek penelitian dan peneliti hanya sebagai penonton. Untuk mendukung keberhasilan observasi maka

situasi harus dibuat sedemikian rupa, seakan-akan tidak

disengaja.Pencatatan hasil observasi dilakukan tanpa dilihat oleh yang diamati.

Adapun data observasi yang diambil yaitu kegiatan dan gaya mengajar guru laki-laki ketika mengajar di kelas dan bagaimana guru menyelesaikan permasalahan yang dihadapi saat mengajar.

Tujuan peneliti melakukan observasi ini yaitu untuk

memperoleh data yang nyata, lengkap, tajam, spesifik tentang gaya mengajar guru laki-laki di Taman Kanak-kanak dari prilaku yang tampak dan tidak terlihat saat wawancara sehingga mendapatkan data lebih lengkap dan tidak ada kesenjangan antara hasil wawancara dan observasi dilapangan.

b. Wawancara

Wawancara yaitu salah satu teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada subjek penelitian atau koresponden untuk menggali informasi yang ingin peneliti dapatkan pada penelitian tersebut. Sugiono (2006, hlm. 318) menyatakan bahwa wawancara ini dilakukan untuk mengetahui

hal-hal yang mendalam tentang partisipan dalam

menginterpretasikan situas dan fenomena yang terjadi.

Wawancara dilakukan dalam penelitian untuk mengetahui hal-hal yang tidak ditemukan dalam wawancara secara mendalam. Adapun data yang ingin peneliti ungkap dalam penelitian ini yaitu hambatan dan kesulitan menjadi guru di Taman Kanak-kanak, gaya mengajar laki-laki dalam tahapan proses belajar mengajar dan manfaat bagi perkembangan anak.


(10)

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk membuktikan bahwa benar penulis sedang mengambil data di lapangan yaitu di TK A Firdaus dan TK Gymboree.

F. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan thematic

analysis atau analisis tematik. Analisis tematik menurut Daly, Kellehear,

& Gliksman (dalam Fereday & Cochrane, 2006) merupakan suatu teknik yang digunakan dengan cara mencari tema-tema yang muncul dalam data

penelitian dan merupakan bagian penting untuk mendeskripsikan

fenomena yang terjadi.

Fereday & Cochrane (2006) menambahkan bahwa

pengidentifikasian tema dalam analisis ini dilalui dengan membaca dan terus membaca hasil temuan yang terjadi secara berulang sehingga membentuk suatu pola atau kategori yang akan dijadikan bahan untuk analisis. Hal serupa juga dinyatakan oleh Naughton & Hughes (2009) bahwa analisis tematik ini dilakukan dengan cara melihat dan menemukan tema-tema dan kategori yang diperoleh dalam data yang telah dikodekan terlebih dahulu. Selain kedua pendapat di atas, Hancock & Algozzine (2006) mengungkapkan bahwa analisis tematik adalah memberikan pelaporan dengan menekankan pada jawaban-jawaban atas pertanyaan penelitian, sehingga menghasilkan tema-tema pelaporan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa analisis tematik dalam penelitian ini akan mengacu pada pertanyaan penelitian terkait pada gaya mengajar guru laki-laki yang dilakukan dalam penelitian ini. Adapun tahapan analisis data menurut Alwasilah (2010) dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:


(11)

1. Melakukan Pengodean Data (Coding)

Data yang telah diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian diberikan kode-kode tertentu sesuai dengan tema yang didasarkan pada rumusan pertanyaan penelitian. Hal tersebut akan memudahkan penulis melakukan interpretasi terhadap data (Saldana, 2009).

Dalam tahap ini penulis mengidentifikasi data dari hasil observasi berupa catatan lapangan dan hasil wawancara berdasarkan kode-kode tertentu yang dapat membantu penulis untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu pandangan, faktor, hambatan, gaya mengajar guru laki dan manfaat gaya mengajar guru laki-laki terhadap perkembangan anak. Adapun contoh proses pengodean dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.5

Contoh pengkodean data pada dalam kegiatan inti

Pengkodean Data Tema

Tepat jam 10.30 WIB Pak Adi masuk ke dalam

kelas dengan disambut anak-anak sambil

tersenyum, berlari memeluk dan menyebutkan nama Pak Adi meskipun ada 2 anak yang hanya diam dan melihat Pak Adi dengan tersenyum saja. Pak Adi memasuki kelas dan menanyakan kabar anak-anak “Apa kabar?”.

 Guru menyenangkan,

perhatian

Pak Adi mengajak anak-anak duduk dan

menyuruh mereka untuk mengangkat

tangannya kemudian menempel di meja sambil memejamkan mata. Pak Adi mengajak anak-anak untuk membayangkan apakah anak-anak-anak-anak membantu orang tua di rumah. Anak-anak menjawab berbagai macam jawabannya.

 Anak aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

Pak Adi merespon semua jawaban anak dengan membalas satu persatu anak yang menjawab pertanyaan Pak Adi sebelumnya.

 Pembelajaran berpusat pada anak,

 Anak aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran


(12)

Kemudian Pak Adi bertanya “Siapa yang tahu

alat-alat untuk membersihkan lingkungan

sekitar? Coba bayangin deh apa saja

ya?”,Anak-anak menjawab “sapu”, “tempat sampah”.

 Pembelajaran berpusat pada anak,

 Anak aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

2. Kategorisasi Kode ke dalam Tema

Tahapan yang kedua yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan kategorisasi kode-kode yang muncul pada data dengan

tema yang didasarkan pada pertanyaan penelitian. Proses

kategorisasi kodeke dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Tabel 3.6

Kategorisasi Kode

Tema Kode yang Muncul

Faktor-faktor yang mempengaruhi

 Minat,

 Interaksi dengan anak,

 Nyaman dan menghilangkan stress,

 Ketidaksengajaan menjadi guru di TK,  Waktu mengajar di TK fleksibel.

Gaya

Mengajar laki-laki

Expert  Guru dominan di kelas,

 Anak diam mendengarkan dan

memperhatikan,

 Mengontrol anak.

Formal

Autority

 Menentukan konten atau isi atau kegiatan yang akan anak lakukan,

 Gaya mengajar ini berfokus kepada teacher center,

 Guru bertanggung jawab atas apa yang harus diajarkan pada anak,

 Alat peraga disiapkan sendiri dan dipraktekan tanpa bantuan anak,

 Anak harus mengikuti apa yang dikatakan

guru karena hal tersebut hal terbaik untuk anak.


(13)

Personal Model

 Guru sebagai modeling atau menjadi contoh di kelas,

 Guru memperlihatkan kemampuan yang ia

miliki di kelas agar anak dapat

memperaktekannya atau mencontohnya,

 Guru sebagai pembimbing dan membantu

anak untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya,

 Membantu anak ketika anak mengalami

kesulitan atau mengahadapi masalah,

 Anak dapat secara mandiri menyelesaikan

tugas atau masalah yang dihadapi sesuai dengan yang dicontohkan guru,

 Guru mendorong anak untuk berpartisipasi

dan mencoba banyak gaya belajar yang bermacam-macam,

 Anak dapat meminta bantuan kepada guru

serta mengajukan pelajaran yang ingin anak ketahui.

Fasilitator  Guru mengajar berfokus kepada aktivitas pembelajaran,

 Pembelajaran berpusat pada anak,

 Anak diberikan kesempatan dan tanggung

jawab yang lebih besar seperti mengajukan atau menentukan kegiatan yang ingin anak lakukan di dalam kelas,

 Memberikan kesempatan untuk belajar

dengan mandiri,

 Anak dapat aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran

 Anak dapat berkolaborasi dengan teman

sebayanya di kelas,

 Guru senang membuat kelompok pada saat

kegiatan belajar mengajar atau pembelajaran aktif di kelas,

 Anak diajak memecahkan masalah bersama

dengan teman sebayanya,

 Guru menggunakan berbagai macam aktivitas dan pendekatan saat mengajar di kelas untuk

meningkatkan kreatifitas anak dan


(14)

Delegator  Guru lebih dominan dalam mengontrol dan

bertanggung jawab terhadap pembelajaran

individu atau kelompok anak,

 Guru lebih banyak memberikan pilihan desain

dan implementasi dalam pembelajaran

proyek,

 Guru berperan sebagai konsultan atau

fasilitator,

 Anak sering diajak untuk mengerjakan proyek secara individu atau kelompok,

 Anak diberikan tugas-tugas untuk lebih

mandiri,

 Anak harus dapat bekerja sama dengan

kelompoknya, fokus serta mengatur perannya.

Temuan

baru

Reward

 Komunikatif

 Humoris dan menyenangkan

 Ekspresif

 Perhatian

Kesulitan dan hambatan  Diawal menjalani profesi mengalami kesulitan

Try and Error

 dalam menjalani profesi

 Mendapat steriotipe diawal menjalani profesi

 Mendapatkan tugas mengajar dalam bidang

lain.  Manfaat gaya mengajar

laki-laki bagi perkembangan anak

 Sosok pengganti ayah

 Sosok yang beragam dan balance

 Membuat anak tertarik dan menangkap materi lebih baik

 Membuat anak percaya diri, memenuhi semua kebutuhan dan rasa penasaran anak.

 Anak menjadi disiplin karena guru laki-laki tegas namun tetap humoris atau lucu.

Berdasarkan tahapan pengodean dan pengembangan tema seperti yang telah diuraikan di atas, hasil analisis data dalam penelitian ini akan digambarkan secara naratif pada hasil penelitian dan pembahasan dalam bab IV, sedangkan dalam gaya mengajar laki-laki setelah dilakukan tematik analisis didapatkan 20 item gaya mengajar expert, 108 item gaya mengajar formal authority, 151 item gaya mengajar personal model, 274 item gaya mengajar fasilitator


(15)

dan 86 item kode gaya mengajar delegator serta tema-tema yang yang hasilkan dapat menjawab pertanyaan penelitian pada bab I.

G. Isu Etik Penelitian

Dalam isu etik penelitian ini akan menguraikan tentang

pertimbangan peneliti terhadap potensi dampak dari penelitian terhadap subjek penelitian, terutama karena penelitian ini melibatkan manusia yaitu guru dan anak. Beberapa prosedur etis yang dilakukan oleh penulis didasarkan pada pernyataan Creswell (2010a; 2013b) antara lain sebagai berikut:

1. Prosedur etis dalam Penentuan Masalah Penelitian

Penentuan masalah dalam sebuah penelitian harus diidentifikasi dari segi pentingnya penelitian dan manfaat yang dapat diberikan pada

subjek penelitian, bukan hanya menguntungkan peneliti saja.

Berdasarkan hal tersebut masalah yang diambil dalam penelitian ini yaitu terkait dengan gaya mengajar guru laki-laki dalam setting

pembelajaran serta faktor-faktor dan hambatan yang

mempengaruhinya.Penelitian ini tidak hanya ditujukan untuk

kepentingan penelitian saja, namun dapat diaplikasikan di Taman Kanak-kanak.

2. Prosedur Etis dalam Penentuan Tujuan Penelitian dan Rumusan Masalah

Penentuan tujuan penelitian dan rumusan masalah peneliti perlu menjelaskan tujuan penelitian kepada para subjek penelitian. Dalam hal ini, peneliti menyampaikan terlebih dahulu kepada partisipan dan pihak sekolah terkait dengan tujuan penelitian yang penulis laksanakan. Penulis menyampaikan tujuan dari dilakukannya penelitian ini.


(16)

3. Prosedur Etis dalam Pengumpulan data

Beberapa prosedur etis yang dilakukan oleh peneliti ketika melalukan proses pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

a. Persetujuan dari partisipan

Persetujuan dari partisipan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan oleh seorang peneliti ketika akan melaksanakan suatu penelitian (Creswell, 2010a; 2013b). Peneliti meminta ijin kepada kepala sekolah dan konsultan yang berada di Gymboree Kidsville dan TK Firdaus karena disana memiliki guru laki-laki yang aktif mengajar di TK. Izin diberikan kepada pengelola agar dapat melakukan penelitian dikedua sekolah tersebut. Hal tersebut menjadi suatu kekhawatiran tersendiri terkait dengan persetujuan subjek penelitian atau guru laki-laki yang akan dijadikan subjek dalam penelitian ini. Peneliti mengajukan izin kepada guru laki-laki yang berada di Gymbore dan TK Firdaus dengan cara berdiskusi apakah partisipan bersedia atau tidak. Setelah partisipan bersedia menjadi subjek penelitian, Peneliti meminta ijin kepada guru, sekolah serta orang tua untuk menggunakan kamera video dalam pengambilan data dilapangan nanti.

b. Respek pada lokasi yang diteliti

Pada saat penulis melakukan penelitian dan mengambil data, penulis sejauh mungkin tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. penulis mengobservasi dari jauh dan mengambil dokumentasi dari jauh pula agar proses pembelajaran tidak terganggu. Waktu pengambilan data disesuaikan dengan pihak sekolah dan ketersediaan waktu guru laki-laki dilapangan.


(17)

c. Mutualitas antara penulis dan partisipan

Penelitian yang diajukan oleh penulis tidak hanya memiliki manfaat bagi penulis untuk menyelesaikan studi. Penelitian ini juga merupakan upaya perbaikan terhadap masalah yang dialami oleh partisipan serta sharing tentang hambatan, pengalaman yang pernah partisipan alami, sehingga dalam hal ini terjadi mutualitas antara penulis dan partisipan (Creswell, 2010a). Dalam cuplikan dibawah ini, guru bertanya gaya mengajar yang paling sesuai dengan anak-anak di TK A seperti apa:

“….Saya merasa bersyukur ibu nita menjadi observer di kelas ini, saya jadi tahu ternyata ada beberapa gaya mengajar yang sebelumnya saya belum ketahui dan bisa saya praktekan. Saya juga bisa sharing tentang bagaimana menghadapi anak ketika saya sulit mengajak anak di kelas” (Pak Budi, TK Gymboree).

Dari cuplikan di atas bukan hanya penulis yang

memperoleh manfaat dalam penelitian ini, namun partisipan juga memperoleh manfaat tersendiri dengan adanya penelitian ini.

d. Kehati-hatian dalam pengumpulan data melalui wawancara

Creswell (2010a) menyatakan bahwa proses wawancara dalam sebuah penelitian kualitatif sudah dipandang sebagai penelitian moral, sehingga peneliti harus lebih berhati-hati ketika melakukan proses wawancara. Peneliti dalam hal ini menghindari pertanyaan-pertanyaan yang sensitif yang dapat menyinggung perasaan subjek. Peneliti lebih menekankan proses wawancara untuk memperoleh data terkait dengan gaya mengajar dan pengalaman yang dialami oleh subjek.

4. Prosedur Etis Analisis dan Interpretasi Data

Prosedur etis yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika melalukan proses analisis dan interpretasi data antara lain sebagai berikut:


(18)

a. Memproteksi anonimitas partisipan

Sebuah penelitian harus mampu memproteksi

anonimitas individu, peran-peran dan peristiwa yang diteliti (Creswell, 2010a). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tidak memasukkan nama-nama subjek selama proses coding dan

penulisan hasil penelitian. Penulis menggunakan nama

samaran atau nama alias dari partisipan penelitian yaitu Pak Adi, Pak Budi dan Pak Didi. Terkait dengan pencantuman nama lokasi penelitian, pihak lembaga memberikan izin untuk dicantumkan dalam penelitian, sehingga penulis menuliskan

nama lembaga sekolah yang dijadikan sebagai lokasi

penelitian.

b. Menjaga kepemilikan data

Setelah proses analisis data, data mentah yang diperoleh di lapangan hendaknya dijaga semaksimal mungkin agar tidak jatuh kepada pihak yang bisa menyalahgunakan data tersebut. Dalam hal ini penulis mengikuti saran dari Creswell (2010a) untuk melakukan proteksi terhadap data agar tidak sembarangan diberikan pada pihak lain.

c. Memastikan informasi yang diperoleh benar-benar akurat Proses interpretasi data dilakukan dengan selalu memastikan bahwa informasi yang diperoleh benar-benar akurat (Creswell, 2010a). Dalam hal ini penulis melakukan diskusi ulang dan member checking terhadap data yang diperoleh oleh penulis selama penelitian, sehingga interpretasi data diharapkan benar-benar diakui kebenarannya dan bukan merupakan suatu modifikasi yang dianggap menguntungkan bagi penulis. Di bawah ini cuplikan saat penulis melakukan


(19)

“….Kalau saya memang selalu senang melakukan

kegiatan berkelompok, kemudian menggunakan metode

proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapkan kepada anak di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya mengajar” (Pak Budi, TK Gymboree)

Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya mengajar yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator, partisipan mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan meskipun awalnya partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar tersebut masuk kedalam item atau kode-kode gaya mengajar fasilitator.

Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan kepada Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan anak mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan mengatakan bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya karena anak umur 5 tahun masih belajar instruksi maka dibeberapa kegiatan partisipan mengajak anak untuk mengikuti apa yang partisipan contohkan. Cuplikannya sebagai berikut:

“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu apakah dia mengikuti instruksinya atau tidak. Kalau untuk membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B” (Pak Adi, Gymboree)

Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika penulis bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar, partisipan mengklarifikasi apa yang penulis tanyakan. Oleh

sebab itu, member checking sangat dibutuhkan untuk


(20)

5. Prosedur Etis dalam Menulis dan Melaporkan Hasil Penelitian Prosedur etis yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika proses penulisan dan menyebarluaskan hasil penelitian antara lain sebagai berikut:

a. Tidak menggunakan kata-kata yang mengandung bias

Penelitian hendaknya tidak menggunakan bahasa atau kata-kata yang mengandung bias pada orang-orang tertentu, baik itu bias gender, ras etnis atau usia (Creswell, 2010a).

Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih menggunakan

istilah subjek untuk mengganti istilah subjek dalam penelitian.

b. Mengekspos detail-detail penelitian

Seorang peneliti perlu mengekspos detail-detail penelitian secara jelas agar kredibilitas penelitian dapat diketahui oleh pembaca (Creswell, 2010a). Dalam hal ini, penulis berupaya

untuk menggambarkan dan mendeskripsikan detail hasil

penelitian dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang mendukung dan juga menggunakan prosedur yang sesuai pada setiap bab.

H. Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell, 2010a, hlm 285) sedangkan reabilitas mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain, untuk proyek-proyek yang berbeda (Creswell, 2010a; Gibbs, 2007). Berdasarkan hal tersebut maka validitas dan reabilitas sangatlah penting dalam sebuah penelitian karena penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat dipercaya, akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan autentik.


(21)

Dibawah ini adalah proses validitas dan reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu proses memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber data yang berbeda dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren (Creswell, 2010, hlm. 286). Maka proses ini menggunakan berbagai macam data yang telah peneliti dapatkan dilapangan dengan menggabungkannya agar mendapatkan justifikasi secara menyeluruh.

Penelitian ini menggunakan triangulasi data yang diperoleh dari hasil catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi melalui video dan foto. Selain itu, penulis juga memperoleh data dari sumber yang beragam yaitu dari guru dan anak di TK Firdaus dan TK Gymboree. Dalam triangulasi ini juga, penulis menguji setiap sumber informasi dan bukti-bukti temuan agar temuan lebih akurat dan kredibel.

2. Member Checking

Member checking dilakukan untuk mengetahui akurasi hasil

penelitian (Creswell, 2010, hlm. 287). Penulis melakukan checking

dengan membawa temuan-temuan yang telah didapat kepada

partisipan atau subjek untuk mengecek apakah temuan tersebut sudah akurat atau tidak.Penulis membawa hasil yang telah dianalisis kepada partisipan dengan melakukan wawancara tindak lanjut dengan partisipan atau subjek dan memberikan kesempatan mereka untuk berkomentar tentang hasil penelitian.

Hal ini dilakukan agar hasil penelitian lebih akurat dan sesuai dengan interpretasi yang didapat oleh peneliti.Dalam hal ini penulis melakukan diskusi ulang dan member checking terhadap data yang diperoleh oleh penulis selama penelitian, sehingga interpretasi data diharapkan benar-benar diakui kebenarannya dan bukan merupakan


(22)

suatu modifikasi yang dianggap menguntungkan bagi penulis. Di bawah ini cuplikan saat penulis melakukan member checking kepada partisipan:

“….Kalau saya memang selalu senang melakukan kegiatan berkelompok, kemudian menggunakan metode proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapka kepada anak di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya mengajar” (Pak Budi, TK Gymboree)

Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya mengajar yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator, partisipan mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan meskipun awalnya partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar tersebut masuk kedalam item atau kode-kode gaya mengajar fasilitator.

Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan kepada

Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan anak

mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan mengatakan bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya karena anak umur 5 tahun masih belajar instruksi maka dibeberapa kegiatan partisipa mengajak anak untuk mengikuti apa yang partisipan contohkan. Cuplikannya sebagai berikut:

“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu

apakah dia mengikuti instruksinya atau tidak. Kalau untuk

membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B” (Pak Adi, TK Gymboree)

Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika penulis bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar, partisipan mengklarifikasi apa yang penulis tanyakan. Oleh sebab itu, member


(23)

checking sangat dibutuhkan untuk menyamakan persepsi antara penulis dan partisipan.

3. Refleksivitas

Refleksivitas menurut Creswell (2010, hlm. 287) adalah proses dimana peneliti mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti

kedalam penelitian. Dengan melakukan refleksi diri terhadap

kemungkinan-kemungkinan munculnya bias dalam penelitian, peneliti akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur yang akan dirasakan oleh pembaca.

Refleksivitas yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini salah satunya terkait posisi penulis di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di TK Gymboree dan TK Firdaus. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena dikedua TK tersebut terdapat guru laki-laki yang mengajar sebagai guru serta karakteristik sekolah yang berbeda akan menambah variasi data yang dihasilkan karena lingkungan dan pengajaran yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti hanya sebagaiobserver dalam penelitian, dan tidak mempunyai jabatan apapun di TK Gymboree dan TK Firdaus agar keoriginalan hasilnya lebih terlihat.

Peneliti menyadari bahwa meskipun sebelumnya peneliti sudah

berkomunikasi dan berkenalan, namun ketika pertama kali

pengambilan data perasaan canggung, grogi dan tidak nyaman sangat terlihat ketika guru laki-laki mengajar di kelas. Meskipun peneliti mengambil data dari jauh serta menggunakan kamera digital secara

tersembunyi namun perasaan canggung sangat terasa. Peneliti

menyadari perasaan canggung tersebut hilang setelah beberapa kali observasi dilakukan dan pada akhirnyaguru laki-laki mulai terbiasa dan lebih santai dengan keberadaan peneliti. Peneliti selalu berkomunikasi ketika istirahat dan di akhir pembelajaran untuk bertukar pikiran dan menjalin kedekatan.


(24)

Ada beberapa tahapan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu, Pertama, peneliti melakukan perizinan kepada rekan-rekan yang terkait yang memiliki jabatan di kedua TK tersebut yaitu kepala sekolah. Kedua, mengajukan permohonan kepada guru laki-laki untuk dijadikan subjek atau partisipan dalam penelitian ini. Ketiga, Menjelaskan dan berdiskusi tentang posisi peneliti serta apa yang akan dilakukan peneliti saat penelitian berlangsung, guru dapat bertanya dan mengajukan keinginan dan pendapatnya sebelum dilakukan pengambilan data.

Sebagai peneliti dalam proses pengumpulan dan pengolahan data sangat dipengaruhi oleh pandangan peneliti dan menjadi sangat subjektif. Kekawatiran yang dirasakan dalam hasil data kualitatif ini membuat peneliti merasa ragu apakah hasil yang didapat sudah tepat dan sesuai dengan data mentah yang dihasilkan. Keraguan tersebut dikarenakan kekurang pahaman peneliti yang baru mengenal dan mempelajari tentang analisis data kualitatif namun peneliti sebisa mungkin mempelajari langkah-langkah analisis data agar sesuai dengan aturan dan prosedur yang tepat.


(1)

“….Kalau saya memang selalu senang melakukan kegiatan berkelompok, kemudian menggunakan metode proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapkan kepada anak di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya mengajar” (Pak Budi, TK Gymboree)

Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya mengajar yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator, partisipan mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan meskipun awalnya partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar tersebut masuk kedalam item atau kode-kode gaya mengajar fasilitator.

Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan kepada Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan anak mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan mengatakan bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya karena anak umur 5 tahun masih belajar instruksi maka dibeberapa kegiatan partisipan mengajak anak untuk mengikuti apa yang partisipan contohkan. Cuplikannya sebagai berikut:

“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu apakah dia mengikuti instruksinya atau tidak. Kalau untuk membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B” (Pak Adi, Gymboree)

Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika penulis bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar, partisipan mengklarifikasi apa yang penulis tanyakan. Oleh sebab itu, member checking sangat dibutuhkan untuk


(2)

5. Prosedur Etis dalam Menulis dan Melaporkan Hasil Penelitian

Prosedur etis yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika proses penulisan dan menyebarluaskan hasil penelitian antara lain sebagai berikut:

a. Tidak menggunakan kata-kata yang mengandung bias

Penelitian hendaknya tidak menggunakan bahasa atau kata-kata yang mengandung bias pada orang-orang tertentu, baik itu bias gender, ras etnis atau usia (Creswell, 2010a). Berdasarkan hal tersebut, penulis memilih menggunakan istilah subjek untuk mengganti istilah subjek dalam penelitian.

b. Mengekspos detail-detail penelitian

Seorang peneliti perlu mengekspos detail-detail penelitian secara jelas agar kredibilitas penelitian dapat diketahui oleh pembaca (Creswell, 2010a). Dalam hal ini, penulis berupaya untuk menggambarkan dan mendeskripsikan detail hasil penelitian dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data yang mendukung dan juga menggunakan prosedur yang sesuai pada setiap bab.

H. Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu (Creswell, 2010a, hlm 285) sedangkan reabilitas mengindikasikan bahwa pendekatan yang digunakan peneliti konsisten jika diterapkan oleh peneliti-peneliti lain, untuk proyek-proyek yang berbeda (Creswell, 2010a; Gibbs, 2007). Berdasarkan hal tersebut maka validitas dan reabilitas sangatlah penting dalam sebuah penelitian karena penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat dipercaya, akurat, dapat dipertanggungjawabkan dan autentik.


(3)

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Triangulasi

Triangulasi yaitu proses memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber-sumber data yang berbeda dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren (Creswell, 2010, hlm. 286). Maka proses ini menggunakan berbagai macam data yang telah peneliti dapatkan dilapangan dengan menggabungkannya agar mendapatkan justifikasi secara menyeluruh.

Penelitian ini menggunakan triangulasi data yang diperoleh dari hasil catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi melalui video dan foto. Selain itu, penulis juga memperoleh data dari sumber yang beragam yaitu dari guru dan anak di TK Firdaus dan TK Gymboree. Dalam triangulasi ini juga, penulis menguji setiap sumber informasi dan bukti-bukti temuan agar temuan lebih akurat dan kredibel.

2. Member Checking

Member checking dilakukan untuk mengetahui akurasi hasil

penelitian (Creswell, 2010, hlm. 287). Penulis melakukan checking

dengan membawa temuan-temuan yang telah didapat kepada partisipan atau subjek untuk mengecek apakah temuan tersebut sudah akurat atau tidak.Penulis membawa hasil yang telah dianalisis kepada partisipan dengan melakukan wawancara tindak lanjut dengan partisipan atau subjek dan memberikan kesempatan mereka untuk berkomentar tentang hasil penelitian.

Hal ini dilakukan agar hasil penelitian lebih akurat dan sesuai dengan interpretasi yang didapat oleh peneliti.Dalam hal ini penulis melakukan diskusi ulang dan member checking terhadap data yang diperoleh oleh penulis selama penelitian, sehingga interpretasi data


(4)

suatu modifikasi yang dianggap menguntungkan bagi penulis. Di bawah ini cuplikan saat penulis melakukan member checking kepada partisipan:

“….Kalau saya memang selalu senang melakukan kegiatan berkelompok, kemudian menggunakan metode proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapka kepada anak di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya mengajar” (Pak Budi, TK Gymboree)

Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya mengajar yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator, partisipan mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan meskipun awalnya partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar tersebut masuk kedalam item atau kode-kode gaya mengajar fasilitator.

Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan kepada Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan anak mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan mengatakan bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya karena anak umur 5 tahun masih belajar instruksi maka dibeberapa kegiatan partisipa mengajak anak untuk mengikuti apa yang partisipan contohkan. Cuplikannya sebagai berikut:

“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu apakah dia mengikuti instruksinya atau tidak. Kalau untuk membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B” (Pak Adi, TK Gymboree)

Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika penulis bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar, partisipan mengklarifikasi apa yang penulis tanyakan. Oleh sebab itu, member


(5)

penulis dan partisipan.

3. Refleksivitas

Refleksivitas menurut Creswell (2010, hlm. 287) adalah proses dimana peneliti mengklarifikasi bias yang mungkin dibawa peneliti kedalam penelitian. Dengan melakukan refleksi diri terhadap kemungkinan-kemungkinan munculnya bias dalam penelitian, peneliti akan mampu membuat narasi yang terbuka dan jujur yang akan dirasakan oleh pembaca.

Refleksivitas yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini salah satunya terkait posisi penulis di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di TK Gymboree dan TK Firdaus. Alasan peneliti memilih lokasi ini karena dikedua TK tersebut terdapat guru laki-laki yang mengajar sebagai guru serta karakteristik sekolah yang berbeda akan menambah variasi data yang dihasilkan karena lingkungan dan pengajaran yang berbeda. Dalam penelitian ini peneliti hanya sebagaiobserver dalam penelitian, dan tidak mempunyai jabatan apapun di TK Gymboree dan TK Firdaus agar keoriginalan hasilnya lebih terlihat.

Peneliti menyadari bahwa meskipun sebelumnya peneliti sudah berkomunikasi dan berkenalan, namun ketika pertama kali pengambilan data perasaan canggung, grogi dan tidak nyaman sangat terlihat ketika guru laki-laki mengajar di kelas. Meskipun peneliti mengambil data dari jauh serta menggunakan kamera digital secara tersembunyi namun perasaan canggung sangat terasa. Peneliti menyadari perasaan canggung tersebut hilang setelah beberapa kali observasi dilakukan dan pada akhirnyaguru laki-laki mulai terbiasa dan lebih santai dengan keberadaan peneliti. Peneliti selalu berkomunikasi ketika istirahat dan di akhir pembelajaran untuk


(6)

Ada beberapa tahapan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu, Pertama, peneliti melakukan perizinan kepada rekan-rekan yang terkait yang memiliki jabatan di kedua TK tersebut yaitu kepala sekolah. Kedua, mengajukan permohonan kepada guru laki-laki untuk dijadikan subjek atau partisipan dalam penelitian ini. Ketiga, Menjelaskan dan berdiskusi tentang posisi peneliti serta apa yang akan dilakukan peneliti saat penelitian berlangsung, guru dapat bertanya dan mengajukan keinginan dan pendapatnya sebelum dilakukan pengambilan data.

Sebagai peneliti dalam proses pengumpulan dan pengolahan data sangat dipengaruhi oleh pandangan peneliti dan menjadi sangat subjektif. Kekawatiran yang dirasakan dalam hasil data kualitatif ini membuat peneliti merasa ragu apakah hasil yang didapat sudah tepat dan sesuai dengan data mentah yang dihasilkan. Keraguan tersebut dikarenakan kekurang pahaman peneliti yang baru mengenal dan mempelajari tentang analisis data kualitatif namun peneliti sebisa mungkin mempelajari langkah-langkah analisis data agar sesuai dengan aturan dan prosedur yang tepat.