6. Bab 3 Rancangan Kerangka Ekonomi
BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN
DAERAH
A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah ditentukan dengan mendasarkan
pada kondisi ekonomi tahun 2013 dan perkiraan tahun 2014, serta
memperhatikan tantangan dan prospek perekonomian daerah pada
tahun 2015.
1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun
2014
Kondisi perekonomian daerah dapat dilihat dari beberapa
indikator, seperti: pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, nilai ekspor,
PDRB per kapita, persentase penduduk miskin, dan tingkat
pengangguran terbuka.
Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada tahun 2013
diprediksikan sebesar 6,07%, lebih rendah dari pertumbuhan
ekonomi Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 6,12%. Pertumbuhan
ekonomi mengalami perbaikan seiring dengan menguatnya
perekonomian domestik dan regional. Tiga sektor utama yaitu
sektor industri, dan sektor perdagangan, hotel, & restoran (PHR)
masih tumbuh cukup kuat dalam menopang ekonomi Kota
Surakarta.
Laju inflasi di Kota Surakarta tahun tahun 2013 mencapai
8,32%, meningkat dari tahun 2012 sebesar 2,87%. Dari sebanyak
empat kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka
inflasinya, tertinggi terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,35 persen,
diikuti Kota Purwokerto 0,29 persen, Kota Tegal 0,28 persen dan
Kota Semarang 0,21 persen. Peningkatan inflasi di Kota Surakarta
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
Penurunan daya beli masyarakat akan mempengaruhi aktivitas
perekonomian masyarakat, baik terkait aspek konsumsi
masyarakat maupun aspek produksi barang dan jasa.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar
terhadap peningkatan laju inflasi di Kota Surakarta yaitu bahan
makanan (15,24 persen), transportasi dan komunikasi (14,13
persen), sedangkan kelompok pengeluaran yang lain mengalami
inflasi dibawah 7 persen, dengan rincian meliputi: kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 4,15 persen;
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 3,65
III - 1
persen; kelompok sandang 6,59 persen; kelompok kesehatan 5,10
persen; dan kelompok Pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,19
persen.
Nilai ekspor Kota Surakarta sepanjang 2013 turun drastis
jika dibandingkan kinerja ekspor pada 2012. Data Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta menunjukkan
nilai ekspor pada 2012 mencapai US$ 40,3 juta dengan total berat
5,8 juta kilogram, namun pada untuk 2013 nilai ekspor turun 8
persen menjadi US$ 37 juta dengan berat barang 4,4 juta
kilogram.
Penurunan ekspor Kota Surakarta terutama terjadi pada
mebel kayu dan tekstil dan produk tekstil yang selama ini menjadi
unggulan ekspor Surakarta. Pada 2012, nilai ekspor mebel kayu
mencapai US$ 3 juta, tapi pada 2013 merosot menjadi US$ 1,6
juta. Untuk tekstil dan produk tekstil, pada 2012 tercatat US$
21,3 juta dan pada 2013 turun menjadi US$ 18 juta. Ekspor batik
mencatat kinerja positif, yaitu naik dari US$ 10,4 juta di 2012
menjadi US$ 12,3 juta di 2013. Penurunan ekspor dipengaruhi
kondisi perekonomian global yang masih lesu, karena eksportir
masih mengandalkan pasar tradisional dengan tujuan ekspor
seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Belanda, Jerman, Perancis.
Nilai investasi Kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai
sebesar Rp.2.884.306.195.382,00, mengalami peningkatan dari
tahun 2012 sebesar Rp.2.017.019.690.099,00. Peningkatan
investasi
didorong
oleh
semakin
membaiknya
kondisi
perekonomian daerah dan semakin rendahnya bunga bank.
Perkembangan kondisi ekonomi makro di Kota Surakarta
dapat dilihat pada Tabel 3.1
III - 2
Tabel 3.1
Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Kota Surakarta
Tahun 2013 -2014
No
Indikator Makro
1
2
3
PDRB (Harga berlaku) (Ribu rupiah)
PDRB (Harga Konstan) (Ribu rupiah)
Pertumbuhan Ekonomi/Pertumbuhan
PDRB Harga Konstan tahun 2000 (%)
Laju Inflasi (%)
Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat Pengangguran (%)
PDRB Perkapita atas dasar harga
konstan (Rp)
4
5
6
7
Realisasi
Proyeksi
2011
10.992.971,19
5.411.912,32
5,94
2012
12.180.558,65
5.742.861,31
6,12
2013
13.092.086,80
6.091.184,36
6,07
2014
14.613.199,83
6.459.774,93
6,05
1,93
64.498
6,36
10.788.223,50
2,87
59.700
6,07
11.478.192,92
8,32
na
7,18
11.713.816,08
5,25
na
na
12.722.854,53
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2013.
III - 3
2. Tantangan dan Prospek Ekonomi Tahun 2015
a. Nasional
Lingkungan global yang diperkirakan akan berpengaruh
terhadap gambaran ekonomi Indonesia tahun 2015 adalah sebagai
berikut.
Pertama, Integrasi perekonomian global, terutama sekali
adalah akan diberlakukannya The ASEAN Community di tahun
2015. Peningkatan integrasi ini di satu pihak akan menciptakan
peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional, tetapi di
lain pihak juga menuntut daya saing perekonomian nasional yang
lebih tinggi.
Kedua, Pengaruh eksternal bagi perekonomian nasional
antara lain berasal dari: (a) perekonomian Amerika Serikat,
Kawasan Eropa, dan negara industri paling maju lainnya yang
diperkirakan masih tetap menjadi penggerak perekonomian dunia
dan pasar dari ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia (b)
perekonomian Asia yang diperkirakan tetap menjadi kawasan
dinamis dengan motor penggerak perekonomian Cina dan negaranegara industri di Asia lainnya, baik sebagai negara tujuan ekspor
maupun sebagai kawasan yang menarik bagi penanaman modal
baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Ketiga, Terdapat tiga perkembangan global yang perlu
dicermati dalam tahun 2015, yaitu: (a) krisis di kawasan eropa
masih belum pulih (mild recovery) sehingga dikhawatirkan belum
mampu meningkatkan permintaan dunia, yang pada akhirnya
akan menyulitkan ekspor Indonesia tumbuh lebih cepat; (b) harga
komoditas dunia masih melanjutkan tren penurunan ataupun flat
dan adanya indikasi berakhirnya era supercycle juga akan
mempengaruhi ekspor dan investasi Indonesia; (c) rencana akan
berakhirnya stimulus moneter (tapering off) di AS sampai di akhir
tahun 2014 dan kemungkinan akan diberlakukannya kebijakan
uang ketat di Amerika Serikat dan juga negara maju lainnya akan
mendorong naiknya biaya untuk mengakses modal internasional.
Dalam situasi ini, berbagai hambatan di dalam negeri yang
belum terselesaikan serta kemungkinan cuaca ekstrem di dalam
negeri akan dihadapi dengan berbagai langkah yang tepat, antara
lain: (i) penguatan ekonomi domestik melalui investasi agar daya
beli meningkat; (ii) meningkatkan efektivitas belanja negara, baik
dari arah belanja negara tersebut maupun dari penyerapannya,
terutama yang terkait dengan prioritas belanja negara
infrastruktur; serta (iii) peningkatan efektivitas penerimaan negara
dengan sekaligus pengurangan defisit anggaran. Dengan langkahlangkah ini, secara keseluruhan momentum pembangunan yang
sudah dicapai pada tahun 2013 dapat dipertahankan pada tahun
2014, dan dapat ditingkatkan pada tahun 2015.
Dengan arah kebijakan ekonomi makro di atas serta dengan
memperhatikan lingkungan eksternal dan internal, pertumbuhan
III - 4
ekonomi nasional tahun 2015 ditargetkan tumbuh sekitar 5,8
persen. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan
stabilitas ekonomi yang terjaga tersebut, Sasaran Kuantitatif
tingkat pengangguran terbuka tahun 2015 diperkirakan sebesar
5,5-5,7 persen pada tahun 2015 dan jumlah penduduk miskin
menjadi berkisar antara 9,0-10,0 persen pada tahun 2015.
Tabel 3.2
Perkembangan Dan Sasaran Ekonomi Makro Tahun 2014-2015
No
1.
2.
3.
4.
Indikator
Pertumbuhan
Ekonomi
Laju Inflasi (persen)
Pengangguran
terbuka (Persen)*)
Penduduk
Miskin
(Persen)
2012
6,3
2013
5,8
2014
5,5
2015
5,5-6,0
4,3
6,07
8,4
6,17
6,0
5,6-5,9
5,0
5,5-5,7
11,66
11,47
9,0-10,5
9,0-10,0
Sumber: RKP tahun 2015
b. Provinsi Jawa Tengah
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah Tahun 2013 sebesar 5,86,2 persen, Tahun 2014 sebesar 5,9-6,4 persen, dan Tahun 2015
diproyeksikan sebesar 6,0-6,5 persen, saat ini capaian Tahun
2013 sampai dengan TW IV sebesar 5,8 persen.
Perkuaatan infrastruktur ekonomi terus diupayakan agar
pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan kekuatan
ekonomi pada semua wilayah dan sektor usaha.
Kondisi Jawa Tengah Tahun 2015 masih terpengaruh oleh
kondisi perekonomian dunia dan nasional, dengan tantangan
terhadap perekonomian Jawa Tengah daerah adalah :
1) Dampak terbukanya perdagangan bebas dan berlakunya Asia
Economic Community (AEC) 2015;
2) Pembangunan infrastruktur strategis belum sesuai denga
peran jawa Tengah terhadap perekonomian nasional;
3) Dukungan pemerintah Pusat belum sesuai dengan peran Jawa
Tengah terhadap perekonomian nasional tersebut;
4) Semakin meningkatnya kebutuhan terhadap barang impor
bahan baku industri;
5) Dampak pengurangan subsidi BBM;
6) Kebutuhan infrastruktur perekonomian daerah semakin
meningkat;
7) Koordinasi pembangunan antar sektor belum optimal;
8) Belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam daerah;
9) Dampak terjadinya bencana alam global, nasional dan
regional;
10) Keterlambatan penyelesaian pembangunan infrastruktur
strategis; dan
11) Pemanfaatan fungsi lahan tidak sesuai peruntukan.
III - 5
Peluang yang dapat dimanfaatkan Jawa Tengah antara lain
meliputi:
1) Terbukanya peluang pasar ekspor;
2) Meningkatnya dukungan program CSR dan PKBL;
3) Kebijakan pengembangan infrastruktur;
4) Meningkatkan pelayanan investasi;
5) Tersedianya produk unggulan Jawa engah yang berdaya saing;
6) Relatif lebih tingginya upah buruh di provinsi lain;
7) Jawa Tengah sebagai penyangga pangan nasional;
8) Meningkatnya pengembangan sumberdaya energi baru
terbarukan;
9) Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas;
10) Komitmen dukungan pengembangan potensi wilayah;
11) Rencana adanya relokasi industri; dan
12) Mulai beroperasinya infrastruktur pendukung transporasi.
Berdasarkan kondisi perekonomian Jawa Tengah saat ini,
serta memperhatikan tantangan dan peluang ke depan, maka
perekonomian Jawa Tengah tahun 2015 dan 2016 dapat
diprediksikan sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.3
Tabel 3.3
Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013,
Target Tahun 2014 dan Prediksi Tahun 2015
No
1.
2
3
4.
5.
6.
7.
Indikator
PDRB :
Atas dasar harga
berlaku
(Trilyun Rp)
Atas dasar harga
konstan
(Trilyun Rp)
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
Inflasi (%)
PDRB/Kapita atas dasar
harga konstan (Juta Rp)
Kebutuhan investasi
(Trilyun Rp.)
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) (%)
Kemiskinan (%)
2012
2013
2014
2015
556,479
568,416
603,317
-
210,848
213,412
221,005
-
6,34
5,8 - 6,2
6,3 - 6,7
6,0 - 6,5
4,24
6,337
5±1
6,591
5±1
6,825
5±1
7,44
110,805
114,401
119,500
-
5,63
6,02
5,31-4,77
4,93-4,62
14,98
14,44 11,58-11,37 9,05 – 8,75
Sumber: RKPD Jateng tahun 2015
c. Kota Surakarta
Kondisi perekonomian di Kota Surakarta pada tahun 2015
akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia, kondisi
perekonomian nasional, dan kondisi perekonomian Provinsi Jawa
Tengah. Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan
makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, yang menyebabkan
melemahnya perekonomian dunia sampai dengan akhir tahun
2013, dimungkinkan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
III - 6
Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya
tahan perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi dalam negeri
terkait dengan kebijakan-kebijakan
pemerintah, juga akan
mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang kesemuanya
akan berimbas pula pada kondisi perekonomian di Jawa Tengah
dan kondisi perekonomian Kota Surakarta pada tahun 2015.
Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan kondisi
perekonomian di tingkat internasional antara lain Berlakunya
perdagangan bebas Asean Economic Community (AEC) tahun 2015
dan berlanjutnya perdagangan bebas antara Asia Tenggara dan
China (ACFTA) sejak tahun 2010. Dengan adanya AEC tahun 2015
ada potensi terjadinya perubahan pola kerjasama ekonomi, dan
struktur dan komponen perekonomian yang ada. AEC juga
membuka peluang pengembangan ekspor oleh masing-masing
negara ASEAN yang membuat pasar domestik terancam.
Semakin intensifnya pasar bebas/globalisasi menuntut
peningkatan kualitas produk barang dan jasa secara lebih
kompetitif. Untuk itu dalam rangka mendorong kemandirian
ekonomi dan daya saing produk-produk lokal di pasar regional
ataupun global, tantangan ke depan adalah meningkatkan
kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap
dengan tetap mengacu pada Standar Mutu Nasional maupun
Standar Mutu Internasional.
Tantangan lainnya adalah tingginya permintaan impor produk
bahan baku industri. Kondisi ini menjadikan perekonomian
indonesia belum kokoh dan rentan terhadap gejolak global.
Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku dari negara lain
berpotensi menimbulkan guncangan ekonomi pada kondisi
perekonomian dunia yang kurang baik, seperti nilai tukar rupiah
yang melemah, sehingga terjadi inflasi yang tinggi. Beberapa
kebijakan pemerintah juga menjadi tantangan tersendiri dalam
menjaga stabilitas perekonomian daerah, antara lain longgarnya
penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan tarif dasar
listrik.
Dengan memperhatikan berbagai tantangan di tingkat
nasional maupun dunia, tantangan pembangunan ekonomi Kota
Surakarta tahun 2015 adalah bagaimana meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas agar mampu
meningkatkan
pendapatan
perkapita
dan
mengurangi
pengangguran, sehingga dapat terwujud masyarakat yang semakin
sejahtera, mandiri, berkemampuan dan berdaya saing tinggi.
Peningkatan ekspor dan investasi, dan penumbuhan usaha sektor
riil tentunya perlu didorong dan digerakkan sehingga stabilitas
ekonomi di Kota Surakarta dapat terjaga dengan baik.
Prospek perekonomian daerah Kota Surakarta pada tahun
2015 diharapkan akan semakin membaik seiring dengan
membaiknya kondisi ekonomi global dan nasional. Meskipun
III - 7
masih dalam bayang-bayang krisis keuangan global yang belum
pulih, namun ekonomi Kota Surakarta pada tahun 2015
diproyeksikan akan tetap tumbuh dengan adanya daya tarik pasar
domestik dan regional yang menjanjikan. Pertumbuhan ekonomi
Kota Surakarta tahun 2015 diprediksikan masih disumbang dari
sektor tersier, meliputi sektor perdagangan, keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan, jasa-jasa serta bangunan.
Perkembangan inflasi tahun 2015 akan dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian nasional, serta pengaruh kebijakan
pemerintah. Karakter inflasi di Kota Surakarta pada 2015 sedikit
banyak merupakan kombinasi antara administrated inflation dan
karakter dasar inflasi Kota Surakarta selama ini yang cenderung
disebabkan oleh volatile food inflation. Administrated inflation
terjadi jika ada kebijakan pemerintah yang menyebabkan
peningkatan angka inflasi, seperti kebijakan penghapusan subsidi
BBM dan peningkatan tarif dasar listrik.
Semakin kondusifnya iklim investasi memberikan prospek
yang positif dalam menarik investor dalam dan luar negeri untuk
menanamkan modalnya di Kota Surakarta. Peningkatan investasi
di Kota Surakarta kemungkinan masih didominasi oleh
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), terutama pertumbuhan
dari investasi usaha skala kecil dan menengah.
Pertumbuhan
ekspor
Kota
Surakarta
tahun
2015,
kemungkinan masih tertekan seiring dengan perlambatan
pertumbuhan ekonomi global, dan khususnya kinerja ekonomi
Amerika Serikat dan Eropa yang belum sepenuhnya pulih. Secara
umum ekonomi Kota Surakarta Tahun 2015 diperkirakan tetap
akan tumbuh, salah satunya karena daya dorong dan daya tarik
pasar domestik dan regional yang menjanjikan.
Mendasarkan pada kondisi ekonomi global, nasional dan
regional, prospek perekonomian Kota Surakarta pada tahun 2015
diproyeksikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kota Surakarta Tahun 2015
No
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.
Indikator
PDRB Atas dasar harga berlaku (Ribu
rupiah)
PDRB Atas dasar harga konstan tahun
2000 (Ribu rupiah)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
Inflasi (%)
PDRB Per kapita atas dasar harga konstan
(Rp)
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
(Rp)
Proyeksi Penambahan PAD (%)
Tahun 2015
15.991.865,75
6.767.744,12
5,46%
7,62%
13.218.250,23
28.303.654,11
7%
Sumber : BPS Kota Surakarta, diolah Bappeda Kota Surakarta
III - 8
Kebijakan ekonomi nasional tahun 2015 sebagaimana
tercantum dalam RKP adalah sebagai berikut:
1) Memantapkan Perekonomian Nasional.
Perhatian akan di tujukan pada peningkatan investasi,
industri
pengolahan
nonmigas,
daya
saing
ekspor,
peningkatan efektivitas penerimaaan negara, penguatan
penyerapan belanja negara, dan pemantapan ketahanan
pangan dan energi;
2) Menjaga Stabilitas Ekonomi.
Dorongan akan diberikan pada langkah-langkah yang terpadu
untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan nilai
tukar resiko fluktuasi harga komoditi baik migas maupun
non-migas, serta pengendalian arus modal;
3) Mempercepat pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
Upaya akan ditujukan dalam rangka menciptakan lapangan
kerja yang lebih besar serta dapat menjangkau masyarakat
yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan
program-program pemberdayaan yang tepat dan terpadu.
Kebijakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah adalah mencapai
pertumbuhan ekonomi yang semakin positif sesuai dengan target
yang telah direncanakan yang diarahkan untuk:
1) Menjaga realisasi investasi yang positif.
2) Mendorong pertumbuhan PDRB dengan mengutamakan
sektor-sektor unggulan.
3) Mendorong bergeraknya sektor riil yang dapat langsung
berdampak positif pada perekonomian masyarakat.
4) Menjaga stabilitas harga pada kelompok kebutuhan
masyarakat di pasar.
5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor.
Mendasarkan pada tema pembangunan Kota Surakarta tahun
2015 dalam RPJMD Kota Surakarta Tahun 2015, dan tantangan
dan prospek ekonomi daerah, serta memperhatikan arah
kebijakan ekonomi nasional dan Provinsi Jawa Tengah maka
kebijakan ekonomi Kota Surakarta tahun 2015 diarahkan pada:
Peningkatan pemasaran potensi unggulan Kota Surakarta untuk
memacu pertumbuhan investasi dan perkuatan sektor informal
sebagai basis ekonomi kerakyatan, dengan fokus pada:
1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong
sektor-sektor unggulan yang berdaya saing.
2) Peningkatan investasi di daerah dengan penciptaan iklim
kondusif bagi dunia usaha, peningkatan daya saing daerah
melalui promosi terpadu, dorongan program intermediasi
perbankan,
kepastian
hukum
untuk
dunia
usaha,
peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan penyediaan
infrastruktur yang memadai.
III - 9
3) Peningkatan ekspor produk unggulan daerah dengan merintis
pasar baru bagi komoditas ekspor unggulan akibat krisis
keuangan global.
4) Penguatan sektor informal sebagai basis ekonomi kerakyatan
dengan memperkuat kemandirian dan daya saing industri
dan UMKM, dan pengembangan ekonomi kreatif.
5) Pengembangan pariwisata dengan menguatkan city branding
Kota Surakarta sebagai kota MICE (meeting, incentive,
conference and incentive).
6) Menjaga stabilitas harga barang dan jasa kelompok
kebutuhan pokok masyarakat.
7) Meningkatkan
upaya
pengurangan
kemiskinan
dan
pengangguran.
Keterkaitan antara kebijakan ekonomi Kota Surakarta dengan
kebijakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional dapat
dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.5
Keterkaitan antara kebijakan ekonomi Kota Surakarta dengan
kebijakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional
No
Nasional
Memantapkan
Perekonomian
Nasional.
Menjaga
Stabilitas
Ekonomi
Mempercepat
pengurangan
pengangguran
dan kemiskinan
Provinsi Jawa Tengah
Menjaga
realisasi
investasi yang positif
Mendorong
pertumbuhan
PDRB
dengan mengutamakan
sektor-sektor unggulan.
Mendorong bergeraknya
sektor riil yang dapat
langsung
berdampak
positif
pada
perekonomian
masyarakat.
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas ekspor.
Menjaga
stabilitas
harga pada kelompok
kebutuhan masyarakat
di pasar.
Kota Surakarta
Peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
dengan
mendorong sektorsektor
unggulan
yang berdaya saing.
Peningkatan
investasi di daerah
dengan penciptaan
iklim kondusif bagi
dunia
usaha,
peningkatan
daya
saing daerah.
Peningkatan ekspor
produk
unggulan
daerah
Meningkatkan upaya
pengurangan
kemiskinan
dan
pengangguran.
B. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Dibandingkan target RPJMD tahun 2015, proyeksi pendapatan
daerah Kota Surakarta pada tahun 2015 lebih tinggi yaitu sebesar
38,01%. Namun demikian, secara total kemampuan pendanaan
pemerintah Kota Surakarta tahun 2015 diproyeksikan menurun
III - 10
dibanding tahun 2014. Hal tersebut terjadi karena beberapa hal
sebagai berikut:
a. Penerimaan SILPA 2015 diasumsikan hanya sebesar 25 milyar,
lebih rendah dari asumsi penerimaan SILPA Tahun 2014;
b. Adanya sumber-sumber pendanaan dari Pemerintah Pusat
yang tidak diasumsikan kembali menjadi rencana pendapatan
tahun 2015 karena bersifat spesific grant;
c. Mencermati penambahan asumsi APBN Tahun Anggaran 2015,
potensi terjadinya tekanan fiskal (Fiscal Distress) akibat
meningkatnya kuota BBM subsidi yang berpotensi terhadap
difisit APBN, berdampak terhadap kapasitas fiscal daerah,
utamanya sumber pendanaan dari Pemerintah Pusat (dana
perimbangan, dana penyesuaian serta dana lain yang
bersumber dari Pemerintah Pusat);
d. Menyikapi implementasi pengelolaan keuangan daerah
berbasis akrual tahun 2015, perlu adanya penyesuaian
kebijakan pendapatan daerah melalui pemisahan pendapatan
riil dan tunggakan yang akan menjadi piutang daerah. Dengan
kebijakan tersebut, potensi pendapatan daerah tahun 2015
dapat terkoreksi menjadi turun dibandingkan
tahun
sebelumnya, Karena adanya tunggakan – tunggakan pajak dan
retribusi yang belum terbayar oleh Wajib Pajak dan Wajib
Retribusi. Tunggakan akan diperlakukan sebagai piutang
daerah dan dialokasikan sebagai penerimaan pembiayaan
daerah.
Proyeksi kapasitas keuangan daerah Kota Surakarta tahun
2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
III - 11
Tabel 3.6
Proyeksi Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun 2015
No
URAIAN
1
2
Rata-2
pertumbuhan
3 thn
3
APBD 2014
PROYEKSI 2015
TAMBAH /
(KURANG)
4
5
6
1
PENDAPATAN DAERAH
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
20,60%
297.026.865.000
316.186.920.000
19.160.055.000
1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah
26,56%
192.504.724.000
208.391.243.000
15.886.519.000
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
6,73%
60.382.990.000
69.068.243.000
8.685.253.000
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-2 Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
5,68%
5.640.636.000
7.168.230.000
1.527.594.000
29,63%
38.498.515.000
31.559.204.000
(6.939.311.000)
7,10%
809.408.752.000
809.408.752.000
-
-4,62%
54.756.708.000
54.756.708.000
-
8,26%
710.803.934.000
710.803.934.000
-
9,85%
43.848.110.000
43.848.110.000
-
32,71%
379.870.411.000
329.496.411.000
(50.374.000.000)
91,73%
25.374.000.000
-
(25.374.000.000)
21,45%
99.361.536.000
99.361.536.000
-
47,01%
235.258.771.000
210.258.771.000
(25.000.000.000)
-5,13%
19.876.104.000
19.876.104.000
-
1.1.4
2.2
DANA PERIMBANGAN
2.2.1
2.2.2
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
2.2.3
Dana Alokasi Khusus
3.3
LAIN-2 PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Pendapatan Hibah dari
Pemerintah Pusat
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
3.3.1
3.3.3
3.3.4
3.3.5
1.486.306.028.000
1.455.092.083.000
(31.213.945.000)
III - 12
No
URAIAN
1
2
Rata-2
pertumbuhan
3 thn
3
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
APBD 2014
PROYEKSI 2015
TAMBAH /
(KURANG)
4
5
6
61.655.387.000
29.750.000.000
(31.905.387.000)
22,08%
57.155.387.000
25.000.000.000
(32.155.387.000)
1.
SILPA
2.
Penerimaan pihak ketiga
0,45%
4.000.000.000
4.000.000.000
-
3.
Penerimaan kembali kredit
bergulir
6,38%
500.000.000
750.000.000
250.000.000
1.547.961.415.000
1.484.842.083.000
(63.119.332.000)
JUMLAH :
Keterangan:
Total kemampuan pendanaan (gabungan dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan) penurunan, disebabkan al :
1. Pendapatan hibah dari pusat tidak dialokasikan kembali
25.374.000.000
2. Pendapatan dana penyesuaian untuk pembangunan Solo Trade Centre dan Ausaid (PDAM)
25.000.000.000
3. SILPA yang diproyeksikan di tahun 2015 lebih rendah dibanding SILPA 2014
32.155.387.000
82.529.387.000
III - 13
Tabel 3.7
Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun 2015
NO
URAIAN
APBD 2014
1
1.
2
3
1.514.431.877.000
4
1.053.410.553.000
5
1.475.342.083.000
6 =(5-3)
(39.089.794.000)
890.221.017.380
803.801.765.000
795.923.000
81.892.813.380
1.040.000.000
690.516.000
2.000.000.000
624.210.859.620
772.494.720.000
682.448.677.000
3.493.885.000
77.271.018.000
8.281.140.000
0
1.000.000.000
280.915.833.000
875.421.764.000
803.801.765.000
790.000.000
67.139.483.000
1.000.000.000
690.516.000
2.000.000.000
599.920.319.000
43.848.110.000
19.876.104.000
8.769.622.000
527.426.483.000
(14.799.253.380)
0
(5.923.000)
(14.753.330.380)
(40.000.000)
0
0
(24.290.540.620)
33.529.538.000
17.340.136.000
9.500.000.000
(24.029.538.000)
26.972.000.000
1.557.538.000
3.000.000.000
12.965.136.000
3.000.000.000
1.500.000.000
(23.972.000.000)
(57.538.000)
1.000.000.000
4.000.000.000
625.000.000
750.000.000
1.000.000.000
4.000.000.000
0
0
1.547.961.415.000
1.070.750.689.000
1.484.842.083.000
(63.119.332.000)
1.1
1.1.1
1.1.11
1.1.12
1.1.13
1.1.14
1.1.15
1.2
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
BELANJA
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Bunga Hutang
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
- DAK
- Bangub
- Pendamping DAK
- Lainnya (APBD)
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
Penyertaan modal
(investasi) / deposito
Pembayaran hutang pokok
Pemberian pinjaman
daerah / kredit bergulir
Pengembalian pihak ketiga
JUMLAH
Target RPJMD 2015
Proyeksi 2015
Lebih / Kurang)
III - 14
2. Kebijakan Pendapatan Daerah
Sebagian besar pendapatan daerah berasal dari dana
perimbangan, baik dari APBN maupun APBD Provinsi. Kondisi ini
menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2014 ketergantungan
pemerintah Kota Surakarta terhadap dana perimbangan dari
pusat dan provinsi masih cukup besar. Pendapatan asli daerah
Kota Surakarta pada tahun 2015 diproyeksikan meningkat
menjadi Rp.316.186.920.000,00; seperti terlihat pada gambar
berikut:
Gambar 3.1
Grafik Proy eksi PAD Tahun 2015
Pendapatan Asli Daerah tahun 2015 diproyeksikan mengalami
pertumbuhan 7 persen, seiring dengan asumsi pertumbuhan
ekonomi daerah (5-6 persen). Kebijakan yang diambil dalam
peningkatan pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan
daerah Kota Surakarta tahun 2015 yaitu sebagai berikut :
a. Perda Nomor 13 tahun 2010 tentang BPHTB, Perda Nomor 4
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Perda Nomor 9 tahun
2011 tentang Retribusi Daerah dan Perda Nomor 13 Tahun
2011 tentang PBB ke pemerintah daerah;
b. Optimalisasi sumber – sumber pendapatan khususnya PAD
melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan dunia
usaha;
Dana Perimbangan Kota Surakarta pada tahun 2015
diproyeksikan tetap sebesar Rp.809.408.752.000,00; seperti
terlihat pada gambar berikut:
III - 15
Gambar 3.2 Grafik Proyeksi Dana Perimbangan Tahun 2015
Lain-lain pendapatan daerah yang sah Kota Surakarta pada
tahun
2015
diproyeksikan
menurun
menjadi
Rp.379.870.411.000,00; seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.3
Grafik Proyeksi Lain-lain Pendapatan yang Sah
Tahun 2015
Proyeksi masing-masing unsur pendapatan daerah dan dapat
dilihat pada tabel berikut:
III - 16
Tabel 3.8
Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Surakarta Tahun 2013-2015
No
Uraian
Realisasi 2013
APBD2014
TargetRPJMD 2015
Proyeksi 2015
1
PAD
295.432.813.050
297.026.865.000
235.608.440.000
316.186.920.000
a.
Pajak daerah
194.987.547.509
192.504.724.000
160.427.073.000
208.391.243.000
b.
Retribusi
64.767.799.578
60.382.990.000
59.932.151.000
69.068.243.000
c.
HasilPengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan
8.244.980.845
5.640.636.000
7.030.718.000
7.168.230.000
d.
Lain-2 PAD yang sah
27.432.485.118,60
38.498.515.000
8.218.498.000
31.559.204.000
2
Dana Perimbangan
750.066.765.441
809.408.752.000
708.294.803.000
809.408.752.000
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
86,074,776,706
57,526,347,441
54,756,708,000
54,756,708,000
Dana Alokasi Umum (DAU)
595,222,827,000
659,647,382,000
710,803,934,000
710,803,934,000
Dana Alokasi Khusus (DAK)
28,972,180,000
32,893,036,000
43,848,110,000
43,848,110,000
Lain-2 Pendapatan yang Sah
336.537.494.435
379.870.411.000
110.457.310.000
329.496.411.000
1,331,870,800
2,126,000,000
25,374,000,000
-
96,254,550,582
95,630,535,435
99,361,536,000
99,361,536,000
dan
175,527,411,000
218,373,319,000
235,258,771,000
210,258,771,000
Bantuan
Keuangan
dari
Provinsi atau
Pemerintah
Daerah Lainnya
24,395,706,000
20,407,640,000
19,876,104,000
19,876,104,000
1.382.037.072.926
1.486.306.028.000
1.054.360.553.000
1.455.092.083.000
3
Pendapatan Hibah
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi
dan
Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana
Penyesuaian
Otonomi Khusus
Jumlah
III - 17
3. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Proyeksi belanja daerah Kota Surakarta tahun 2015 mencapai
sebesar Rp 1.475.342.083.000,00, terdiri dari belanja tidak
langsung sebesar Rp 890.175.094.000,00 (60,34%), dan belanja
langsung sebesar Rp 585.166.989.000 (39,66%), seperti terlihat
pada gambar berikut:
Gambar 3.4 Proyeksi Belanja daerah tahun 2013-2015.
Perbandingan rasio belanja tidak langsung dan belanja
langsung Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.5 Perbandingan Proporsi Belanja Langsung dan Belanja
Tidak Langsung Tahun 2013-2015
III - 18
Kebijakan belanja daerah Kota Surakarta tahun 2015 yaitu
sebagai berikut :
a. Belanja langsung diupayakan untuk mendukung prioritas
pembangunan tahun 2015 dan juga menampung isu
pelaksanaan Pemilukada Tahun 2015
b. Belanja langsung, diharapkan juga menampung beberapa isu
tahun 2015, seperti:
1) Penyelesaian Target RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun
2010– 2015;
2) Pelaksanaan Pemilukada Tahun 2015;
3) Target Penurunan Angka Kemiskinan menjadi sebesar
7,12% berpedoman pada Peraturan Walikota Surakarta
Nomor 2 – H Tahun 2013 tentang Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, dengan sasaran
program mengacu pada Keputusan Walikota Surakarta
Nomor 401/11-Q/1/2014 tentang Penetapan Jumlah
Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2013;
4) Percepatan Pencapaian Millenium Development Goals
(MDG’s) Tahun 2015;
5) penyesuaian terhadap kebjakan jaminan kesehatan
nasional (JKN);
6) Peningkatan
infrastruktur
kota
dalam
rangka
meningkatkan daya saing Kota Surakarta sebagai tujuan
wisata, jasa dan investasi;
7) Serta beberapa alokasi belanja yang harus dialokasikan
dalam mendukung periode transisi ke RPJMD berikutnya.
8) Mulai tahun 2015, pengelolaan keuangan daerah
menerapkan akrual basis sebagai tindaklanjut amanat
Undang – Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual Pada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penyesuaian kebijakan belanja daerah melalui
perubahan regulasi dan peningkatan capacity building
melalui program dan kegiatan tahun 2015.
Proyeksi besarnya masing-masing unsur belanja
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
daerah
III - 19
Tabel 3.9
Struktur Belanja Daerah Kota Surakarta Tahun 2013 – 2015
No
1.
Uraian
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai
2.
Realisasi2013
851.623.896.400
(62,02%)
APBD2014
890.221.017.380
( 58,78 %)
Target RPJMD
2015
Proyeksi 2015
772.494.720.000
( 73,33 %)
890.175.094.000
(60,34%)
732,801,975,077
803,801,765,000
682.448.677.000
803.801.765.000
Belanja Bunga
3,011,103,582
795,923,000
3.493.885.000
790.000.000
Belanja Hibah
114,277,841,058
81,892,813,380
77.271.018.000
81.892.813.000
Belanja Bantuan
Sosial
197,933,087
1,040,000,000
8.281.140.000
1.000.000.000
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten
/Kota/Pemerintah
Desa dan Partai
Politik
690,515,376
690,516,000
0
690.516.000
Belanja Tidak
Terduga
644,528,220
2,000,000,000
1.000.000.000
2.000.000.000
Belanja Langsung
Total
521.499.567.317
(37,98%)
624.210.859.620
(41,22 %)
280.915.833.000
( 26,67 %)
585.166.989.000
( 39,66%)
1.373.123.463.717
1.514.431.877.000
1.053.410.553.000
1.475.342.083.000
III - 20
Tabel 3.10
Proyeksi Pagu Indikatif Belanja Langsung Per Urusan/Bidang
Tahun 2015
KODE
101
00.00.01
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Pendidikan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pendidikan Anak Usia
Dini
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Program Pendidikan Menengah
00.00.06
01.01.15
01.01.16
01.01.17
01.01.18
01.01.19
01.01.20
01.01.22
102
00.00.01
Program Pendidikan Non
Formal
Program Pendidikan Luar Biasa
Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan
Urusan WAJIB Bidang
Kesehatan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
00.00.05
01.02.15
Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
01.02.16
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
80.412.405.870
151.119.679.620
7.073.561.000
9.800.232.000
8.246.340.000
10.677.555.000
0
12.000.000
101.552.000
140.172.000
923.374.000
1.631.570.000
40.002.925.470
79.962.456.720
9.455.971.400
29.299.121.400
290.000.000
1.769.000.000
1.000.000.000
2.650.000.000
12.252.352.000
13.490.672.500
1.066.330.000
1.686.900.000
73.861.108.500
126.689.447.650
3.898.751.400
5.577.307.000
2.463.902.000
4.694.010.000
0
500.000.000
327.390.000
586.140.000
6.062.740.000
5.909.730.000
23.456.493.000
24.852.513.400
III - 21
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
01.02.17
Program Pengawasan Obat dan
Makanan
36.697.000
44.172.000
01.02.19
Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan masyarakat
1.539.735.000
4.833.520.500
01.02.20
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
1.686.310.000
1.740.403.000
52.826.000
96.761.000
899.264.000
825.314.500
1.707.373.100
2.413.773.500
4.799.670.000
16.937.698.000
18.641.037.000
27.125.000.000
387.000.000
1.200.000.000
995.317.000
0
14.740.000
99.436.250
500.000
0
19.000.000
26.767.000
137.445.000
346.140.000
6.734.918.000
28.880.761.500
01.02.21
01.02.22
01.02.23
01.02.25
01.02.26
01.02.27
01.02.28
01.02.29
01.02.30
01.02.31
01.02.32
01.02.33
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
Program pengadaan,
peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya
Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata
Program pemeliharaan sarana
dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata
Program Kemitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan
Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak
balita
Program peningkatan
pelayanan kesehatan lansia
Program pengawasan dan
pengendalian kesehatan
makanan
Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan
dan anak
Program Peningkatan
Pelayanan BLUD
III - 22
KODE
103
00.00.01
00.00.02
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Pekerjaan Umum
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
93.057.025.000
371.242.034.900
874.652.000
1.258.580.000
849.910.000
2.170.000.000
00.00.05
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
0
100.000.000
01.03.15
Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan
7.755.731.000
50.826.000.000
01.03.16
Program Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
5.000.000.000
20.850.000.000
01.03.17
Program Pembangunan
turap/talud/brojong
2.000.000.000
9.000.000.000
01.03.18
Program
rehabilitasi/pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
Program peningkatan sarana
dan prasarana kebinamargaan
31.672.367.500
88.894.367.900
75.000.000
100.000.000
01.03.23
01.03.24
01.03.28
01.03.29
01.03.30
104
01.04.15
01.04.16
01.04.18
01.04.19
01.04.20
Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi,
rawa dan jaringan pengairan
lainnya
Program pengendalian banjir
Program pengembangan
wilayah strategis dan cepat
tumbuh
Program pembangunan
infrastruktur perdesaaan
Urusan WAJIB Bidang
Perumahan
Program Pengembangan
Perumahan
Program Lingkungan Sehat
Perumahan
Program perbaikan perumahan
akibat bencana alam/sosial
Program peningkatan
kesiagaan dan pencegahan
bahaya kebakaran
Program pengelolaan areal
pemakaman
0
0
3.127.485.000
9.700.000.000
32.687.080.000
116.530.185.000
9.014.799.500
71.812.902.000
17.107.674.900
16.540.420.000
200.000.000
400.000.000
1.191.108.000
2.655.000.000
13.535.700.000
9.835.655.000
764.050.000
952.550.000
1.416.816.900
2.697.215.000
III - 23
KODE
105
00.00.01
00.00.02
01.05.15
01.05.16
01.05.17
106
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Penataan Ruang
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
Program Perencanaan Tata
Ruang
Program Pemanfaatan Ruang
Program Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Urusan WAJIB Bidang
Perencanaan Pembangunan
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
10.456.200.000
35.288.978.000
431.500.000
371.500.000
364.700.000
503.300.000
8.485.000.000
22.790.000.000
725.000.000
10.710.438.000
450.000.000
913.740.000
11.458.156.000
23.052.013.000
00.00.01
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
552.640.000
1.937.280.000
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
562.680.000
1.121.000.000
00.00.06
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pengembangan
data/informasi
0
100.000.000
630.000.000
670.000.000
841.000.000
1.452.000.000
100.000.000
1.000.000.000
0
1.650.000.000
128.430.000
1.164.240.000
308.800.000
447.380.000
01.06.15
01.06.16
01.06.17
01.06.18
01.06.19
01.06.20
Program Kerjasama
Pembangunan
Program Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah
Strategis dan cepat tumbuh
Program Perencanaan
Pengembangan Kota-kota
menengah dan besar
Program peningkatan kapasitas
kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
01.06.21
Program perencanaan
pembangunan daerah
2.753.606.000
5.865.113.000
01.06.22
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
296.000.000
350.000.000
01.06.23
Program perencanaan sosial
budaya
335.000.000
1.245.000.000
III - 24
KODE
01.06.24
01.06.25
01.06.26
107
00.00.01
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program perencanaan
prasarana wilayah dan sumber
daya alam
Program perencanaan
pembangunan daerah rawan
bencana
Program Peningkatan
Pelayanan BLUD
Urusan WAJIB Bidang
Perhubungan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
00.00.05
00.00.06
01.07.15
01.07.16
01.07.17
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
Program peningkatan
pelayanan angkutan
01.07.18
Program Pembangunan Sarana
dan Prasarana Perhubungan
01.07.19
Program peningkatan dan
pengamanan lalu lintas
01.07.20
Program peningkatan kelaikan
pengoperasian kendaraan
bermotor
108
00.00.01
Urusan WAJIB Bidang
Lingkungan Hidup
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
150.000.000
400.000.000
300.000.000
650.000.000
4.500.000.000
5.000.000.000
30.457.074.700
64.495.711.700
5.179.555.000
8.321.472.500
3.024.333.700
6.719.525.000
102.366.000
223.500.000
100.000.000
150.000.000
27.510.000
27.000.000
2.003.600.000
3.695.268.500
190.000.000
418.110.000
7.203.620.000
15.964.010.700
10.000.000.000
20.000.000.000
2.626.090.000
3.976.825.000
0
5.000.000.000
73.025.711.750
74.229.462.850
36.925.232.400
6.378.972.000
III - 25
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
00.00.05
01.08.15
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
01.08.16
Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
01.08.17
01.08.18
01.08.19
01.08.20
01.08.24
109
01.09.16
Program Rehabilitasi dan
Pemulihan Cadangan Sumber
daya Alam
Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
Program Pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Urusan WAJIB Bidang
Pertanahan
Program Penataan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
01.09.17
Program Penyelesaian konflikkonflik pertanahan
01.09.18
Program Pengembangan Sistem
Informasi Pertanahan
110
00.00.01
00.00.02
Urusan WAJIB Bidang
Kependudukan dan Catatan
Sipil
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
13.638.641.000
16.691.608.000
174.033.500
175.000.000
20.000.000
30.000.000
13.554.205.850
27.664.857.500
763.093.000
2.730.000.000
787.508.000
1.624.650.000
50.000.000
100.000.000
233.000.000
310.000.000
961.008.000
850.000.000
5.918.990.000
17.674.375.350
650.120.000
1.080.000.000
374.400.000
730.000.000
88.000.000
100.000.000
187.720.000
250.000.000
3.640.345.000
7.006.496.000
753.012.000
1.569.230.000
232.235.000
302.760.000
III - 26
KODE
01.10.15
111
01.11.15
01.11.16
01.11.17
01.11.18
01.11.19
112
01.12.15
01.12.16
01.12.17
01.12.18
01.12.19
01.12.20
01.12.21
01.12.23
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program Penataan Administrasi
Kependudukan
Urusan WAJIB Bidang
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Program keserasian kebijakan
peningkatan kualitas Anak dan
Perempuan
Program Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan
Anak
Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan
Perempuan
Program Peningkatan peran
serta dan kesetaraan jender
dalam pembangunan
Program penguatan
kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak
Urusan WAJIB Bidang
Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana
Program Kesehatan Reproduksi
Remaja
Program pelayanan kontrasepsi
Program pembinaan peran
serta masyarakat dalam
pelayanan KB/KR yang madiri
Program promosi kesehatan
ibu, bayi dan anak melalui
kelompok kegiatan di
masyarakat
Program pengembangan pusat
pelayanan informasi dan
konseling KRR
Program peningkatan
penanggulangan narkoba, PMS
termasuk HIV/ AIDS
Program penyiapan tenaga
pendamping kelompok bina
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
2.655.098.000
5.134.506.000
9.424.172.500
18.378.696.500
453.236.000
680.250.000
5.139.106.500
13.448.075.000
704.280.000
1.087.000.000
3.124.050.000
3.159.871.500
3.500.000
3.500.000
3.799.687.000
2.219.540.000
1.598.202.000
750.450.000
332.000.000
370.250.000
357.985.000
442.490.000
26.000.000
96.500.000
0
40.000.000
3.500.000
10.300.000
1.480.000.000
472.250.000
0
28.800.000
III - 27
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
keluarga
01.12.24
Program pengembangan model
operasional BKB-PosyanduPADU
2.000.000
8.500.000
113
Urusan WAJIB Bidang Sosial
3.357.008.000
4.150.002.400
01.13.15
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Program pembinaan para
penyandang cacat dan trauma
62.200.000
111.500.000
776.310.000
846.310.000
125.000.000
345.000.000
1.598.884.000
1.792.977.400
339.818.000
375.000.000
454.796.000
679.215.000
4.016.574.000
6.718.468.500
907.458.000
1.410.394.400
01.13.16
01.13.18
01.13.19
Program pembinaan panti
asuhan/ panti jompo
01.13.20
Program pembinaan eks
penyandang penyakit sosial
(eks narapidana, PSK, narkoba
dan penyakit sosial lainnya)
Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
01.13.21
114
00.00.01
Urusan WAJIB Bidang
Ketanagakerjaan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
1.899.216.000
3.902.111.600
00.00.05
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
0
110.000.000
01.14.15
Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga Kerja
235.000.000
245.962.500
01.14.16
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
300.000.000
360.000.000
Program Perlindungan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
674.900.000
690.000.000
01.14.17
III - 28
KODE
115
00.00.01
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.06
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program penciptaan iklim
Usaha Kecil Menengah yang
kondusif
Program Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Program Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah
01.15.15
01.15.16
01.15.17
01.15.18
116
Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Urusan WAJIB Bidang
Penanaman Modal Daerah
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
4.403.634.500
6.929.641.000
251.440.000
524.200.000
347.820.000
308.687.000
21.490.000
35.530.000
300.500.000
1.143.800.000
2.052.734.500
2.059.215.000
1.278.880.000
2.378.209.000
150.770.000
480.000.000
2.048.646.800
5.540.209.800
00.00.01
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
634.046.800
703.279.800
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
140.000.000
1.735.000.000
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi
64.000.000
64.000.000
910.600.000
2.558.930.000
200.000.000
305.000.000
100.000.000
174.000.000
5.291.483.575
16.329.800.000
01.16.15
01.16.16
01.16.17
117
Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi
Investasi
Program Penyiapan potensi
sumberdaya, sarana dan
prasarana daerah
Urusan WAJIB Bidang
III - 29
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
Kebudayaan
01.17.15
01.17.16
01.17.17
Program Pengembangan Nilai
Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya
Program Pengelolaan
Keragaman Budaya
250.650.000
622.000.000
2.104.430.000
12.761.200.000
2.936.403.575
2.946.600.000
118
Urusan WAJIB Bidang
Kepemudaan dan Olah Raga
5.246.520.000
8.112.094.000
01.18.15
Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan Pemuda
155.000.000
305.500.000
1.028.977.000
1.069.877.000
0
0
01.18.16
Program peningkatan peran
serta kepemudaan
01.18.17
Program peningkatan upaya
penumbuhan kewirausahaan
dan kecakapan hidup pemuda
01.18.19
Program Pengembangan
Kebijakan dan Manajemen
Olahraga
Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
200.000.000
50.000.000
2.244.170.000
2.861.565.000
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Olahraga
1.618.373.000
3.825.152.000
18.811.935.000
30.422.393.500
446.880.000
658.050.000
688.494.000
843.575.000
160.000.000
495.000.000
13.992.166.500
21.537.692.000
641.975.000
993.775.000
1.605.585.000
3.012.810.000
01.18.20
01.18.21
119
00.00.01
Urusan WAJIB Bidang
Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan
keamanan dan kenyamanan
lingkungan
Program pemeliharaan
kantrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
01.19.15
01.19.16
01.19.17
III - 30
KODE
01.19.18
01.19.19
01.19.20
01.19.21
01.19.22
120
00.00.01
00.00.02
00.00.03
00.00.05
00.00.06
01.20.15
01.20.16
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program kemitraan
pengembanganwawasan
kebangsaan
Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
Program peningkatan
pemberantasan penyakit
masyarakat (pekat)
Program pendidikan politik
masyarakat
Program pencegahan dini dan
penanggulangan korban
bencana alam
Urusan WAJIB Bidang Otda,
Pem Umum, Adm Keu Dae,
Perangkat Dae, Kepegawaian
dan Persandian
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program peningkatan kapasitas
lembaga perwakilan rakyat
daerah
Program peningkatan
pelayanan kedinasan kepala
daerah/ wakil kepala daerah
01.20.17
Program peningkatan dan
Pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
01.20.18
Program pembinaan dan
fasilitasi pengelolaan keuangan
kabupaten/ kota
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
200.450.000
829.317.500
197.300.500
193.000.000
279.910.000
545.000.000
474.174.000
474.174.000
125.000.000
840.000.000
121.313.630.860
245.516.742.960
20.843.856.860
28.033.696.560
34.700.533.000
162.522.690.600
559.413.000
4.748.084.000
171.060.000
742.185.000
1.417.462.000
1.307.891.000
15.789.578.000
17.368.534.000
1.093.098.000
1.266.692.000
12.166.055.000
11.598.375.000
152.550.000
312.900.800
III - 31
KODE
01.20.19
01.20.20
01.20.21
01.20.23
01.20.24
01.20.25
01.20.26
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program pe
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN
DAERAH
A. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Arah kebijakan ekonomi daerah ditentukan dengan mendasarkan
pada kondisi ekonomi tahun 2013 dan perkiraan tahun 2014, serta
memperhatikan tantangan dan prospek perekonomian daerah pada
tahun 2015.
1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun
2014
Kondisi perekonomian daerah dapat dilihat dari beberapa
indikator, seperti: pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, nilai ekspor,
PDRB per kapita, persentase penduduk miskin, dan tingkat
pengangguran terbuka.
Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta pada tahun 2013
diprediksikan sebesar 6,07%, lebih rendah dari pertumbuhan
ekonomi Kota Surakarta tahun 2012 sebesar 6,12%. Pertumbuhan
ekonomi mengalami perbaikan seiring dengan menguatnya
perekonomian domestik dan regional. Tiga sektor utama yaitu
sektor industri, dan sektor perdagangan, hotel, & restoran (PHR)
masih tumbuh cukup kuat dalam menopang ekonomi Kota
Surakarta.
Laju inflasi di Kota Surakarta tahun tahun 2013 mencapai
8,32%, meningkat dari tahun 2012 sebesar 2,87%. Dari sebanyak
empat kota di Provinsi Jawa Tengah yang dihitung angka
inflasinya, tertinggi terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,35 persen,
diikuti Kota Purwokerto 0,29 persen, Kota Tegal 0,28 persen dan
Kota Semarang 0,21 persen. Peningkatan inflasi di Kota Surakarta
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat.
Penurunan daya beli masyarakat akan mempengaruhi aktivitas
perekonomian masyarakat, baik terkait aspek konsumsi
masyarakat maupun aspek produksi barang dan jasa.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar
terhadap peningkatan laju inflasi di Kota Surakarta yaitu bahan
makanan (15,24 persen), transportasi dan komunikasi (14,13
persen), sedangkan kelompok pengeluaran yang lain mengalami
inflasi dibawah 7 persen, dengan rincian meliputi: kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 4,15 persen;
kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 3,65
III - 1
persen; kelompok sandang 6,59 persen; kelompok kesehatan 5,10
persen; dan kelompok Pendidikan, rekreasi dan olahraga 2,19
persen.
Nilai ekspor Kota Surakarta sepanjang 2013 turun drastis
jika dibandingkan kinerja ekspor pada 2012. Data Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta menunjukkan
nilai ekspor pada 2012 mencapai US$ 40,3 juta dengan total berat
5,8 juta kilogram, namun pada untuk 2013 nilai ekspor turun 8
persen menjadi US$ 37 juta dengan berat barang 4,4 juta
kilogram.
Penurunan ekspor Kota Surakarta terutama terjadi pada
mebel kayu dan tekstil dan produk tekstil yang selama ini menjadi
unggulan ekspor Surakarta. Pada 2012, nilai ekspor mebel kayu
mencapai US$ 3 juta, tapi pada 2013 merosot menjadi US$ 1,6
juta. Untuk tekstil dan produk tekstil, pada 2012 tercatat US$
21,3 juta dan pada 2013 turun menjadi US$ 18 juta. Ekspor batik
mencatat kinerja positif, yaitu naik dari US$ 10,4 juta di 2012
menjadi US$ 12,3 juta di 2013. Penurunan ekspor dipengaruhi
kondisi perekonomian global yang masih lesu, karena eksportir
masih mengandalkan pasar tradisional dengan tujuan ekspor
seperti Amerika Serikat, Inggris Raya, Belanda, Jerman, Perancis.
Nilai investasi Kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai
sebesar Rp.2.884.306.195.382,00, mengalami peningkatan dari
tahun 2012 sebesar Rp.2.017.019.690.099,00. Peningkatan
investasi
didorong
oleh
semakin
membaiknya
kondisi
perekonomian daerah dan semakin rendahnya bunga bank.
Perkembangan kondisi ekonomi makro di Kota Surakarta
dapat dilihat pada Tabel 3.1
III - 2
Tabel 3.1
Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Kota Surakarta
Tahun 2013 -2014
No
Indikator Makro
1
2
3
PDRB (Harga berlaku) (Ribu rupiah)
PDRB (Harga Konstan) (Ribu rupiah)
Pertumbuhan Ekonomi/Pertumbuhan
PDRB Harga Konstan tahun 2000 (%)
Laju Inflasi (%)
Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat Pengangguran (%)
PDRB Perkapita atas dasar harga
konstan (Rp)
4
5
6
7
Realisasi
Proyeksi
2011
10.992.971,19
5.411.912,32
5,94
2012
12.180.558,65
5.742.861,31
6,12
2013
13.092.086,80
6.091.184,36
6,07
2014
14.613.199,83
6.459.774,93
6,05
1,93
64.498
6,36
10.788.223,50
2,87
59.700
6,07
11.478.192,92
8,32
na
7,18
11.713.816,08
5,25
na
na
12.722.854,53
Sumber: BPS Kota Surakarta, 2013.
III - 3
2. Tantangan dan Prospek Ekonomi Tahun 2015
a. Nasional
Lingkungan global yang diperkirakan akan berpengaruh
terhadap gambaran ekonomi Indonesia tahun 2015 adalah sebagai
berikut.
Pertama, Integrasi perekonomian global, terutama sekali
adalah akan diberlakukannya The ASEAN Community di tahun
2015. Peningkatan integrasi ini di satu pihak akan menciptakan
peluang yang lebih besar bagi perekonomian nasional, tetapi di
lain pihak juga menuntut daya saing perekonomian nasional yang
lebih tinggi.
Kedua, Pengaruh eksternal bagi perekonomian nasional
antara lain berasal dari: (a) perekonomian Amerika Serikat,
Kawasan Eropa, dan negara industri paling maju lainnya yang
diperkirakan masih tetap menjadi penggerak perekonomian dunia
dan pasar dari ekspor negara berkembang, termasuk Indonesia (b)
perekonomian Asia yang diperkirakan tetap menjadi kawasan
dinamis dengan motor penggerak perekonomian Cina dan negaranegara industri di Asia lainnya, baik sebagai negara tujuan ekspor
maupun sebagai kawasan yang menarik bagi penanaman modal
baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
Ketiga, Terdapat tiga perkembangan global yang perlu
dicermati dalam tahun 2015, yaitu: (a) krisis di kawasan eropa
masih belum pulih (mild recovery) sehingga dikhawatirkan belum
mampu meningkatkan permintaan dunia, yang pada akhirnya
akan menyulitkan ekspor Indonesia tumbuh lebih cepat; (b) harga
komoditas dunia masih melanjutkan tren penurunan ataupun flat
dan adanya indikasi berakhirnya era supercycle juga akan
mempengaruhi ekspor dan investasi Indonesia; (c) rencana akan
berakhirnya stimulus moneter (tapering off) di AS sampai di akhir
tahun 2014 dan kemungkinan akan diberlakukannya kebijakan
uang ketat di Amerika Serikat dan juga negara maju lainnya akan
mendorong naiknya biaya untuk mengakses modal internasional.
Dalam situasi ini, berbagai hambatan di dalam negeri yang
belum terselesaikan serta kemungkinan cuaca ekstrem di dalam
negeri akan dihadapi dengan berbagai langkah yang tepat, antara
lain: (i) penguatan ekonomi domestik melalui investasi agar daya
beli meningkat; (ii) meningkatkan efektivitas belanja negara, baik
dari arah belanja negara tersebut maupun dari penyerapannya,
terutama yang terkait dengan prioritas belanja negara
infrastruktur; serta (iii) peningkatan efektivitas penerimaan negara
dengan sekaligus pengurangan defisit anggaran. Dengan langkahlangkah ini, secara keseluruhan momentum pembangunan yang
sudah dicapai pada tahun 2013 dapat dipertahankan pada tahun
2014, dan dapat ditingkatkan pada tahun 2015.
Dengan arah kebijakan ekonomi makro di atas serta dengan
memperhatikan lingkungan eksternal dan internal, pertumbuhan
III - 4
ekonomi nasional tahun 2015 ditargetkan tumbuh sekitar 5,8
persen. Dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan
stabilitas ekonomi yang terjaga tersebut, Sasaran Kuantitatif
tingkat pengangguran terbuka tahun 2015 diperkirakan sebesar
5,5-5,7 persen pada tahun 2015 dan jumlah penduduk miskin
menjadi berkisar antara 9,0-10,0 persen pada tahun 2015.
Tabel 3.2
Perkembangan Dan Sasaran Ekonomi Makro Tahun 2014-2015
No
1.
2.
3.
4.
Indikator
Pertumbuhan
Ekonomi
Laju Inflasi (persen)
Pengangguran
terbuka (Persen)*)
Penduduk
Miskin
(Persen)
2012
6,3
2013
5,8
2014
5,5
2015
5,5-6,0
4,3
6,07
8,4
6,17
6,0
5,6-5,9
5,0
5,5-5,7
11,66
11,47
9,0-10,5
9,0-10,0
Sumber: RKP tahun 2015
b. Provinsi Jawa Tengah
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah Tahun 2013 sebesar 5,86,2 persen, Tahun 2014 sebesar 5,9-6,4 persen, dan Tahun 2015
diproyeksikan sebesar 6,0-6,5 persen, saat ini capaian Tahun
2013 sampai dengan TW IV sebesar 5,8 persen.
Perkuaatan infrastruktur ekonomi terus diupayakan agar
pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan pemerataan kekuatan
ekonomi pada semua wilayah dan sektor usaha.
Kondisi Jawa Tengah Tahun 2015 masih terpengaruh oleh
kondisi perekonomian dunia dan nasional, dengan tantangan
terhadap perekonomian Jawa Tengah daerah adalah :
1) Dampak terbukanya perdagangan bebas dan berlakunya Asia
Economic Community (AEC) 2015;
2) Pembangunan infrastruktur strategis belum sesuai denga
peran jawa Tengah terhadap perekonomian nasional;
3) Dukungan pemerintah Pusat belum sesuai dengan peran Jawa
Tengah terhadap perekonomian nasional tersebut;
4) Semakin meningkatnya kebutuhan terhadap barang impor
bahan baku industri;
5) Dampak pengurangan subsidi BBM;
6) Kebutuhan infrastruktur perekonomian daerah semakin
meningkat;
7) Koordinasi pembangunan antar sektor belum optimal;
8) Belum optimalnya pemanfaatan sumberdaya alam daerah;
9) Dampak terjadinya bencana alam global, nasional dan
regional;
10) Keterlambatan penyelesaian pembangunan infrastruktur
strategis; dan
11) Pemanfaatan fungsi lahan tidak sesuai peruntukan.
III - 5
Peluang yang dapat dimanfaatkan Jawa Tengah antara lain
meliputi:
1) Terbukanya peluang pasar ekspor;
2) Meningkatnya dukungan program CSR dan PKBL;
3) Kebijakan pengembangan infrastruktur;
4) Meningkatkan pelayanan investasi;
5) Tersedianya produk unggulan Jawa engah yang berdaya saing;
6) Relatif lebih tingginya upah buruh di provinsi lain;
7) Jawa Tengah sebagai penyangga pangan nasional;
8) Meningkatnya pengembangan sumberdaya energi baru
terbarukan;
9) Tersedianya tenaga kerja yang berkualitas;
10) Komitmen dukungan pengembangan potensi wilayah;
11) Rencana adanya relokasi industri; dan
12) Mulai beroperasinya infrastruktur pendukung transporasi.
Berdasarkan kondisi perekonomian Jawa Tengah saat ini,
serta memperhatikan tantangan dan peluang ke depan, maka
perekonomian Jawa Tengah tahun 2015 dan 2016 dapat
diprediksikan sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.3
Tabel 3.3
Perkembangan Ekonomi Jawa Tengah Tahun 2012 – 2013,
Target Tahun 2014 dan Prediksi Tahun 2015
No
1.
2
3
4.
5.
6.
7.
Indikator
PDRB :
Atas dasar harga
berlaku
(Trilyun Rp)
Atas dasar harga
konstan
(Trilyun Rp)
Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
Inflasi (%)
PDRB/Kapita atas dasar
harga konstan (Juta Rp)
Kebutuhan investasi
(Trilyun Rp.)
Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) (%)
Kemiskinan (%)
2012
2013
2014
2015
556,479
568,416
603,317
-
210,848
213,412
221,005
-
6,34
5,8 - 6,2
6,3 - 6,7
6,0 - 6,5
4,24
6,337
5±1
6,591
5±1
6,825
5±1
7,44
110,805
114,401
119,500
-
5,63
6,02
5,31-4,77
4,93-4,62
14,98
14,44 11,58-11,37 9,05 – 8,75
Sumber: RKPD Jateng tahun 2015
c. Kota Surakarta
Kondisi perekonomian di Kota Surakarta pada tahun 2015
akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia, kondisi
perekonomian nasional, dan kondisi perekonomian Provinsi Jawa
Tengah. Krisis ekonomi global yang dampaknya diperkirakan
makin meluas di wilayah Eropa dan Amerika, yang menyebabkan
melemahnya perekonomian dunia sampai dengan akhir tahun
2013, dimungkinkan berlanjut pada tahun-tahun berikutnya.
III - 6
Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh pada daya
tahan perekonomian Indonesia. Selain itu, situasi dalam negeri
terkait dengan kebijakan-kebijakan
pemerintah, juga akan
mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia yang kesemuanya
akan berimbas pula pada kondisi perekonomian di Jawa Tengah
dan kondisi perekonomian Kota Surakarta pada tahun 2015.
Tantangan yang dihadapi berkaitan dengan kondisi
perekonomian di tingkat internasional antara lain Berlakunya
perdagangan bebas Asean Economic Community (AEC) tahun 2015
dan berlanjutnya perdagangan bebas antara Asia Tenggara dan
China (ACFTA) sejak tahun 2010. Dengan adanya AEC tahun 2015
ada potensi terjadinya perubahan pola kerjasama ekonomi, dan
struktur dan komponen perekonomian yang ada. AEC juga
membuka peluang pengembangan ekspor oleh masing-masing
negara ASEAN yang membuat pasar domestik terancam.
Semakin intensifnya pasar bebas/globalisasi menuntut
peningkatan kualitas produk barang dan jasa secara lebih
kompetitif. Untuk itu dalam rangka mendorong kemandirian
ekonomi dan daya saing produk-produk lokal di pasar regional
ataupun global, tantangan ke depan adalah meningkatkan
kualitas dan produktivitas barang dan jasa secara bertahap
dengan tetap mengacu pada Standar Mutu Nasional maupun
Standar Mutu Internasional.
Tantangan lainnya adalah tingginya permintaan impor produk
bahan baku industri. Kondisi ini menjadikan perekonomian
indonesia belum kokoh dan rentan terhadap gejolak global.
Ketergantungan yang tinggi terhadap bahan baku dari negara lain
berpotensi menimbulkan guncangan ekonomi pada kondisi
perekonomian dunia yang kurang baik, seperti nilai tukar rupiah
yang melemah, sehingga terjadi inflasi yang tinggi. Beberapa
kebijakan pemerintah juga menjadi tantangan tersendiri dalam
menjaga stabilitas perekonomian daerah, antara lain longgarnya
penerapan kebijakan pengurangan subsidi BBM dan tarif dasar
listrik.
Dengan memperhatikan berbagai tantangan di tingkat
nasional maupun dunia, tantangan pembangunan ekonomi Kota
Surakarta tahun 2015 adalah bagaimana meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas agar mampu
meningkatkan
pendapatan
perkapita
dan
mengurangi
pengangguran, sehingga dapat terwujud masyarakat yang semakin
sejahtera, mandiri, berkemampuan dan berdaya saing tinggi.
Peningkatan ekspor dan investasi, dan penumbuhan usaha sektor
riil tentunya perlu didorong dan digerakkan sehingga stabilitas
ekonomi di Kota Surakarta dapat terjaga dengan baik.
Prospek perekonomian daerah Kota Surakarta pada tahun
2015 diharapkan akan semakin membaik seiring dengan
membaiknya kondisi ekonomi global dan nasional. Meskipun
III - 7
masih dalam bayang-bayang krisis keuangan global yang belum
pulih, namun ekonomi Kota Surakarta pada tahun 2015
diproyeksikan akan tetap tumbuh dengan adanya daya tarik pasar
domestik dan regional yang menjanjikan. Pertumbuhan ekonomi
Kota Surakarta tahun 2015 diprediksikan masih disumbang dari
sektor tersier, meliputi sektor perdagangan, keuangan, persewaan
dan jasa perusahaan, jasa-jasa serta bangunan.
Perkembangan inflasi tahun 2015 akan dipengaruhi oleh
kondisi perekonomian nasional, serta pengaruh kebijakan
pemerintah. Karakter inflasi di Kota Surakarta pada 2015 sedikit
banyak merupakan kombinasi antara administrated inflation dan
karakter dasar inflasi Kota Surakarta selama ini yang cenderung
disebabkan oleh volatile food inflation. Administrated inflation
terjadi jika ada kebijakan pemerintah yang menyebabkan
peningkatan angka inflasi, seperti kebijakan penghapusan subsidi
BBM dan peningkatan tarif dasar listrik.
Semakin kondusifnya iklim investasi memberikan prospek
yang positif dalam menarik investor dalam dan luar negeri untuk
menanamkan modalnya di Kota Surakarta. Peningkatan investasi
di Kota Surakarta kemungkinan masih didominasi oleh
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), terutama pertumbuhan
dari investasi usaha skala kecil dan menengah.
Pertumbuhan
ekspor
Kota
Surakarta
tahun
2015,
kemungkinan masih tertekan seiring dengan perlambatan
pertumbuhan ekonomi global, dan khususnya kinerja ekonomi
Amerika Serikat dan Eropa yang belum sepenuhnya pulih. Secara
umum ekonomi Kota Surakarta Tahun 2015 diperkirakan tetap
akan tumbuh, salah satunya karena daya dorong dan daya tarik
pasar domestik dan regional yang menjanjikan.
Mendasarkan pada kondisi ekonomi global, nasional dan
regional, prospek perekonomian Kota Surakarta pada tahun 2015
diproyeksikan sebagai berikut:
Tabel 3.4
Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kota Surakarta Tahun 2015
No
1.
2
3.
4.
5.
6.
7.
Indikator
PDRB Atas dasar harga berlaku (Ribu
rupiah)
PDRB Atas dasar harga konstan tahun
2000 (Ribu rupiah)
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
Inflasi (%)
PDRB Per kapita atas dasar harga konstan
(Rp)
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
(Rp)
Proyeksi Penambahan PAD (%)
Tahun 2015
15.991.865,75
6.767.744,12
5,46%
7,62%
13.218.250,23
28.303.654,11
7%
Sumber : BPS Kota Surakarta, diolah Bappeda Kota Surakarta
III - 8
Kebijakan ekonomi nasional tahun 2015 sebagaimana
tercantum dalam RKP adalah sebagai berikut:
1) Memantapkan Perekonomian Nasional.
Perhatian akan di tujukan pada peningkatan investasi,
industri
pengolahan
nonmigas,
daya
saing
ekspor,
peningkatan efektivitas penerimaaan negara, penguatan
penyerapan belanja negara, dan pemantapan ketahanan
pangan dan energi;
2) Menjaga Stabilitas Ekonomi.
Dorongan akan diberikan pada langkah-langkah yang terpadu
untuk menjaga stabilitas harga di dalam negeri dan nilai
tukar resiko fluktuasi harga komoditi baik migas maupun
non-migas, serta pengendalian arus modal;
3) Mempercepat pengurangan pengangguran dan kemiskinan.
Upaya akan ditujukan dalam rangka menciptakan lapangan
kerja yang lebih besar serta dapat menjangkau masyarakat
yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dengan
program-program pemberdayaan yang tepat dan terpadu.
Kebijakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah adalah mencapai
pertumbuhan ekonomi yang semakin positif sesuai dengan target
yang telah direncanakan yang diarahkan untuk:
1) Menjaga realisasi investasi yang positif.
2) Mendorong pertumbuhan PDRB dengan mengutamakan
sektor-sektor unggulan.
3) Mendorong bergeraknya sektor riil yang dapat langsung
berdampak positif pada perekonomian masyarakat.
4) Menjaga stabilitas harga pada kelompok kebutuhan
masyarakat di pasar.
5) Meningkatkan kualitas dan kuantitas ekspor.
Mendasarkan pada tema pembangunan Kota Surakarta tahun
2015 dalam RPJMD Kota Surakarta Tahun 2015, dan tantangan
dan prospek ekonomi daerah, serta memperhatikan arah
kebijakan ekonomi nasional dan Provinsi Jawa Tengah maka
kebijakan ekonomi Kota Surakarta tahun 2015 diarahkan pada:
Peningkatan pemasaran potensi unggulan Kota Surakarta untuk
memacu pertumbuhan investasi dan perkuatan sektor informal
sebagai basis ekonomi kerakyatan, dengan fokus pada:
1) Peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong
sektor-sektor unggulan yang berdaya saing.
2) Peningkatan investasi di daerah dengan penciptaan iklim
kondusif bagi dunia usaha, peningkatan daya saing daerah
melalui promosi terpadu, dorongan program intermediasi
perbankan,
kepastian
hukum
untuk
dunia
usaha,
peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan penyediaan
infrastruktur yang memadai.
III - 9
3) Peningkatan ekspor produk unggulan daerah dengan merintis
pasar baru bagi komoditas ekspor unggulan akibat krisis
keuangan global.
4) Penguatan sektor informal sebagai basis ekonomi kerakyatan
dengan memperkuat kemandirian dan daya saing industri
dan UMKM, dan pengembangan ekonomi kreatif.
5) Pengembangan pariwisata dengan menguatkan city branding
Kota Surakarta sebagai kota MICE (meeting, incentive,
conference and incentive).
6) Menjaga stabilitas harga barang dan jasa kelompok
kebutuhan pokok masyarakat.
7) Meningkatkan
upaya
pengurangan
kemiskinan
dan
pengangguran.
Keterkaitan antara kebijakan ekonomi Kota Surakarta dengan
kebijakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional dapat
dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.5
Keterkaitan antara kebijakan ekonomi Kota Surakarta dengan
kebijakan ekonomi Provinsi Jawa Tengah dan Nasional
No
Nasional
Memantapkan
Perekonomian
Nasional.
Menjaga
Stabilitas
Ekonomi
Mempercepat
pengurangan
pengangguran
dan kemiskinan
Provinsi Jawa Tengah
Menjaga
realisasi
investasi yang positif
Mendorong
pertumbuhan
PDRB
dengan mengutamakan
sektor-sektor unggulan.
Mendorong bergeraknya
sektor riil yang dapat
langsung
berdampak
positif
pada
perekonomian
masyarakat.
Meningkatkan kualitas
dan kuantitas ekspor.
Menjaga
stabilitas
harga pada kelompok
kebutuhan masyarakat
di pasar.
Kota Surakarta
Peningkatan
pertumbuhan
ekonomi
dengan
mendorong sektorsektor
unggulan
yang berdaya saing.
Peningkatan
investasi di daerah
dengan penciptaan
iklim kondusif bagi
dunia
usaha,
peningkatan
daya
saing daerah.
Peningkatan ekspor
produk
unggulan
daerah
Meningkatkan upaya
pengurangan
kemiskinan
dan
pengangguran.
B. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
Dibandingkan target RPJMD tahun 2015, proyeksi pendapatan
daerah Kota Surakarta pada tahun 2015 lebih tinggi yaitu sebesar
38,01%. Namun demikian, secara total kemampuan pendanaan
pemerintah Kota Surakarta tahun 2015 diproyeksikan menurun
III - 10
dibanding tahun 2014. Hal tersebut terjadi karena beberapa hal
sebagai berikut:
a. Penerimaan SILPA 2015 diasumsikan hanya sebesar 25 milyar,
lebih rendah dari asumsi penerimaan SILPA Tahun 2014;
b. Adanya sumber-sumber pendanaan dari Pemerintah Pusat
yang tidak diasumsikan kembali menjadi rencana pendapatan
tahun 2015 karena bersifat spesific grant;
c. Mencermati penambahan asumsi APBN Tahun Anggaran 2015,
potensi terjadinya tekanan fiskal (Fiscal Distress) akibat
meningkatnya kuota BBM subsidi yang berpotensi terhadap
difisit APBN, berdampak terhadap kapasitas fiscal daerah,
utamanya sumber pendanaan dari Pemerintah Pusat (dana
perimbangan, dana penyesuaian serta dana lain yang
bersumber dari Pemerintah Pusat);
d. Menyikapi implementasi pengelolaan keuangan daerah
berbasis akrual tahun 2015, perlu adanya penyesuaian
kebijakan pendapatan daerah melalui pemisahan pendapatan
riil dan tunggakan yang akan menjadi piutang daerah. Dengan
kebijakan tersebut, potensi pendapatan daerah tahun 2015
dapat terkoreksi menjadi turun dibandingkan
tahun
sebelumnya, Karena adanya tunggakan – tunggakan pajak dan
retribusi yang belum terbayar oleh Wajib Pajak dan Wajib
Retribusi. Tunggakan akan diperlakukan sebagai piutang
daerah dan dialokasikan sebagai penerimaan pembiayaan
daerah.
Proyeksi kapasitas keuangan daerah Kota Surakarta tahun
2015 dapat dilihat pada tabel berikut:
III - 11
Tabel 3.6
Proyeksi Pendapatan Daerah dan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun 2015
No
URAIAN
1
2
Rata-2
pertumbuhan
3 thn
3
APBD 2014
PROYEKSI 2015
TAMBAH /
(KURANG)
4
5
6
1
PENDAPATAN DAERAH
1.1
PENDAPATAN ASLI DAERAH
20,60%
297.026.865.000
316.186.920.000
19.160.055.000
1.1.1
Pendapatan Pajak Daerah
26,56%
192.504.724.000
208.391.243.000
15.886.519.000
1.1.2
Hasil Retribusi Daerah
6,73%
60.382.990.000
69.068.243.000
8.685.253.000
1.1.3
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan
Lain-2 Pendapatan Asli
Daerah yang Sah
5,68%
5.640.636.000
7.168.230.000
1.527.594.000
29,63%
38.498.515.000
31.559.204.000
(6.939.311.000)
7,10%
809.408.752.000
809.408.752.000
-
-4,62%
54.756.708.000
54.756.708.000
-
8,26%
710.803.934.000
710.803.934.000
-
9,85%
43.848.110.000
43.848.110.000
-
32,71%
379.870.411.000
329.496.411.000
(50.374.000.000)
91,73%
25.374.000.000
-
(25.374.000.000)
21,45%
99.361.536.000
99.361.536.000
-
47,01%
235.258.771.000
210.258.771.000
(25.000.000.000)
-5,13%
19.876.104.000
19.876.104.000
-
1.1.4
2.2
DANA PERIMBANGAN
2.2.1
2.2.2
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
2.2.3
Dana Alokasi Khusus
3.3
LAIN-2 PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Pendapatan Hibah dari
Pemerintah Pusat
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi dan Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau Pemerintah
Daerah Lainnya
3.3.1
3.3.3
3.3.4
3.3.5
1.486.306.028.000
1.455.092.083.000
(31.213.945.000)
III - 12
No
URAIAN
1
2
Rata-2
pertumbuhan
3 thn
3
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
APBD 2014
PROYEKSI 2015
TAMBAH /
(KURANG)
4
5
6
61.655.387.000
29.750.000.000
(31.905.387.000)
22,08%
57.155.387.000
25.000.000.000
(32.155.387.000)
1.
SILPA
2.
Penerimaan pihak ketiga
0,45%
4.000.000.000
4.000.000.000
-
3.
Penerimaan kembali kredit
bergulir
6,38%
500.000.000
750.000.000
250.000.000
1.547.961.415.000
1.484.842.083.000
(63.119.332.000)
JUMLAH :
Keterangan:
Total kemampuan pendanaan (gabungan dari pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan) penurunan, disebabkan al :
1. Pendapatan hibah dari pusat tidak dialokasikan kembali
25.374.000.000
2. Pendapatan dana penyesuaian untuk pembangunan Solo Trade Centre dan Ausaid (PDAM)
25.000.000.000
3. SILPA yang diproyeksikan di tahun 2015 lebih rendah dibanding SILPA 2014
32.155.387.000
82.529.387.000
III - 13
Tabel 3.7
Proyeksi Belanja Dan Pengeluaran Pembiayaan Daerah Tahun 2015
NO
URAIAN
APBD 2014
1
1.
2
3
1.514.431.877.000
4
1.053.410.553.000
5
1.475.342.083.000
6 =(5-3)
(39.089.794.000)
890.221.017.380
803.801.765.000
795.923.000
81.892.813.380
1.040.000.000
690.516.000
2.000.000.000
624.210.859.620
772.494.720.000
682.448.677.000
3.493.885.000
77.271.018.000
8.281.140.000
0
1.000.000.000
280.915.833.000
875.421.764.000
803.801.765.000
790.000.000
67.139.483.000
1.000.000.000
690.516.000
2.000.000.000
599.920.319.000
43.848.110.000
19.876.104.000
8.769.622.000
527.426.483.000
(14.799.253.380)
0
(5.923.000)
(14.753.330.380)
(40.000.000)
0
0
(24.290.540.620)
33.529.538.000
17.340.136.000
9.500.000.000
(24.029.538.000)
26.972.000.000
1.557.538.000
3.000.000.000
12.965.136.000
3.000.000.000
1.500.000.000
(23.972.000.000)
(57.538.000)
1.000.000.000
4.000.000.000
625.000.000
750.000.000
1.000.000.000
4.000.000.000
0
0
1.547.961.415.000
1.070.750.689.000
1.484.842.083.000
(63.119.332.000)
1.1
1.1.1
1.1.11
1.1.12
1.1.13
1.1.14
1.1.15
1.2
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
BELANJA
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Bunga Hutang
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bantuan Keuangan
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
- DAK
- Bangub
- Pendamping DAK
- Lainnya (APBD)
PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
Penyertaan modal
(investasi) / deposito
Pembayaran hutang pokok
Pemberian pinjaman
daerah / kredit bergulir
Pengembalian pihak ketiga
JUMLAH
Target RPJMD 2015
Proyeksi 2015
Lebih / Kurang)
III - 14
2. Kebijakan Pendapatan Daerah
Sebagian besar pendapatan daerah berasal dari dana
perimbangan, baik dari APBN maupun APBD Provinsi. Kondisi ini
menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2014 ketergantungan
pemerintah Kota Surakarta terhadap dana perimbangan dari
pusat dan provinsi masih cukup besar. Pendapatan asli daerah
Kota Surakarta pada tahun 2015 diproyeksikan meningkat
menjadi Rp.316.186.920.000,00; seperti terlihat pada gambar
berikut:
Gambar 3.1
Grafik Proy eksi PAD Tahun 2015
Pendapatan Asli Daerah tahun 2015 diproyeksikan mengalami
pertumbuhan 7 persen, seiring dengan asumsi pertumbuhan
ekonomi daerah (5-6 persen). Kebijakan yang diambil dalam
peningkatan pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan
daerah Kota Surakarta tahun 2015 yaitu sebagai berikut :
a. Perda Nomor 13 tahun 2010 tentang BPHTB, Perda Nomor 4
Tahun 2011 tentang Pajak Daerah, Perda Nomor 9 tahun
2011 tentang Retribusi Daerah dan Perda Nomor 13 Tahun
2011 tentang PBB ke pemerintah daerah;
b. Optimalisasi sumber – sumber pendapatan khususnya PAD
melalui peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan dunia
usaha;
Dana Perimbangan Kota Surakarta pada tahun 2015
diproyeksikan tetap sebesar Rp.809.408.752.000,00; seperti
terlihat pada gambar berikut:
III - 15
Gambar 3.2 Grafik Proyeksi Dana Perimbangan Tahun 2015
Lain-lain pendapatan daerah yang sah Kota Surakarta pada
tahun
2015
diproyeksikan
menurun
menjadi
Rp.379.870.411.000,00; seperti terlihat pada gambar berikut:
Gambar 3.3
Grafik Proyeksi Lain-lain Pendapatan yang Sah
Tahun 2015
Proyeksi masing-masing unsur pendapatan daerah dan dapat
dilihat pada tabel berikut:
III - 16
Tabel 3.8
Proyeksi Pendapatan Daerah Kota Surakarta Tahun 2013-2015
No
Uraian
Realisasi 2013
APBD2014
TargetRPJMD 2015
Proyeksi 2015
1
PAD
295.432.813.050
297.026.865.000
235.608.440.000
316.186.920.000
a.
Pajak daerah
194.987.547.509
192.504.724.000
160.427.073.000
208.391.243.000
b.
Retribusi
64.767.799.578
60.382.990.000
59.932.151.000
69.068.243.000
c.
HasilPengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan
8.244.980.845
5.640.636.000
7.030.718.000
7.168.230.000
d.
Lain-2 PAD yang sah
27.432.485.118,60
38.498.515.000
8.218.498.000
31.559.204.000
2
Dana Perimbangan
750.066.765.441
809.408.752.000
708.294.803.000
809.408.752.000
Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil
Bukan Pajak
86,074,776,706
57,526,347,441
54,756,708,000
54,756,708,000
Dana Alokasi Umum (DAU)
595,222,827,000
659,647,382,000
710,803,934,000
710,803,934,000
Dana Alokasi Khusus (DAK)
28,972,180,000
32,893,036,000
43,848,110,000
43,848,110,000
Lain-2 Pendapatan yang Sah
336.537.494.435
379.870.411.000
110.457.310.000
329.496.411.000
1,331,870,800
2,126,000,000
25,374,000,000
-
96,254,550,582
95,630,535,435
99,361,536,000
99,361,536,000
dan
175,527,411,000
218,373,319,000
235,258,771,000
210,258,771,000
Bantuan
Keuangan
dari
Provinsi atau
Pemerintah
Daerah Lainnya
24,395,706,000
20,407,640,000
19,876,104,000
19,876,104,000
1.382.037.072.926
1.486.306.028.000
1.054.360.553.000
1.455.092.083.000
3
Pendapatan Hibah
Dana Bagi Hasil Pajak dari
Provinsi
dan
Pemerintah
Daerah Lainnya
Dana
Penyesuaian
Otonomi Khusus
Jumlah
III - 17
3. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Proyeksi belanja daerah Kota Surakarta tahun 2015 mencapai
sebesar Rp 1.475.342.083.000,00, terdiri dari belanja tidak
langsung sebesar Rp 890.175.094.000,00 (60,34%), dan belanja
langsung sebesar Rp 585.166.989.000 (39,66%), seperti terlihat
pada gambar berikut:
Gambar 3.4 Proyeksi Belanja daerah tahun 2013-2015.
Perbandingan rasio belanja tidak langsung dan belanja
langsung Kota Surakarta dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 3.5 Perbandingan Proporsi Belanja Langsung dan Belanja
Tidak Langsung Tahun 2013-2015
III - 18
Kebijakan belanja daerah Kota Surakarta tahun 2015 yaitu
sebagai berikut :
a. Belanja langsung diupayakan untuk mendukung prioritas
pembangunan tahun 2015 dan juga menampung isu
pelaksanaan Pemilukada Tahun 2015
b. Belanja langsung, diharapkan juga menampung beberapa isu
tahun 2015, seperti:
1) Penyelesaian Target RPJM Daerah Kota Surakarta Tahun
2010– 2015;
2) Pelaksanaan Pemilukada Tahun 2015;
3) Target Penurunan Angka Kemiskinan menjadi sebesar
7,12% berpedoman pada Peraturan Walikota Surakarta
Nomor 2 – H Tahun 2013 tentang Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah Kota Surakarta, dengan sasaran
program mengacu pada Keputusan Walikota Surakarta
Nomor 401/11-Q/1/2014 tentang Penetapan Jumlah
Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2013;
4) Percepatan Pencapaian Millenium Development Goals
(MDG’s) Tahun 2015;
5) penyesuaian terhadap kebjakan jaminan kesehatan
nasional (JKN);
6) Peningkatan
infrastruktur
kota
dalam
rangka
meningkatkan daya saing Kota Surakarta sebagai tujuan
wisata, jasa dan investasi;
7) Serta beberapa alokasi belanja yang harus dialokasikan
dalam mendukung periode transisi ke RPJMD berikutnya.
8) Mulai tahun 2015, pengelolaan keuangan daerah
menerapkan akrual basis sebagai tindaklanjut amanat
Undang – Undang 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara dan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual Pada Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penyesuaian kebijakan belanja daerah melalui
perubahan regulasi dan peningkatan capacity building
melalui program dan kegiatan tahun 2015.
Proyeksi besarnya masing-masing unsur belanja
tahun 2015 dapat dilihat pada tabel-tabel berikut:
daerah
III - 19
Tabel 3.9
Struktur Belanja Daerah Kota Surakarta Tahun 2013 – 2015
No
1.
Uraian
Belanja Tidak
Langsung
Belanja Pegawai
2.
Realisasi2013
851.623.896.400
(62,02%)
APBD2014
890.221.017.380
( 58,78 %)
Target RPJMD
2015
Proyeksi 2015
772.494.720.000
( 73,33 %)
890.175.094.000
(60,34%)
732,801,975,077
803,801,765,000
682.448.677.000
803.801.765.000
Belanja Bunga
3,011,103,582
795,923,000
3.493.885.000
790.000.000
Belanja Hibah
114,277,841,058
81,892,813,380
77.271.018.000
81.892.813.000
Belanja Bantuan
Sosial
197,933,087
1,040,000,000
8.281.140.000
1.000.000.000
Belanja Bantuan
Keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten
/Kota/Pemerintah
Desa dan Partai
Politik
690,515,376
690,516,000
0
690.516.000
Belanja Tidak
Terduga
644,528,220
2,000,000,000
1.000.000.000
2.000.000.000
Belanja Langsung
Total
521.499.567.317
(37,98%)
624.210.859.620
(41,22 %)
280.915.833.000
( 26,67 %)
585.166.989.000
( 39,66%)
1.373.123.463.717
1.514.431.877.000
1.053.410.553.000
1.475.342.083.000
III - 20
Tabel 3.10
Proyeksi Pagu Indikatif Belanja Langsung Per Urusan/Bidang
Tahun 2015
KODE
101
00.00.01
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Pendidikan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pendidikan Anak Usia
Dini
Program Wajib Belajar
Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun
Program Pendidikan Menengah
00.00.06
01.01.15
01.01.16
01.01.17
01.01.18
01.01.19
01.01.20
01.01.22
102
00.00.01
Program Pendidikan Non
Formal
Program Pendidikan Luar Biasa
Program Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan
Urusan WAJIB Bidang
Kesehatan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
00.00.05
01.02.15
Program Obat dan Perbekalan
Kesehatan
01.02.16
Program Upaya Kesehatan
Masyarakat
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
80.412.405.870
151.119.679.620
7.073.561.000
9.800.232.000
8.246.340.000
10.677.555.000
0
12.000.000
101.552.000
140.172.000
923.374.000
1.631.570.000
40.002.925.470
79.962.456.720
9.455.971.400
29.299.121.400
290.000.000
1.769.000.000
1.000.000.000
2.650.000.000
12.252.352.000
13.490.672.500
1.066.330.000
1.686.900.000
73.861.108.500
126.689.447.650
3.898.751.400
5.577.307.000
2.463.902.000
4.694.010.000
0
500.000.000
327.390.000
586.140.000
6.062.740.000
5.909.730.000
23.456.493.000
24.852.513.400
III - 21
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
01.02.17
Program Pengawasan Obat dan
Makanan
36.697.000
44.172.000
01.02.19
Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan masyarakat
1.539.735.000
4.833.520.500
01.02.20
Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
Program Pengembangan
Lingkungan Sehat
1.686.310.000
1.740.403.000
52.826.000
96.761.000
899.264.000
825.314.500
1.707.373.100
2.413.773.500
4.799.670.000
16.937.698.000
18.641.037.000
27.125.000.000
387.000.000
1.200.000.000
995.317.000
0
14.740.000
99.436.250
500.000
0
19.000.000
26.767.000
137.445.000
346.140.000
6.734.918.000
28.880.761.500
01.02.21
01.02.22
01.02.23
01.02.25
01.02.26
01.02.27
01.02.28
01.02.29
01.02.30
01.02.31
01.02.32
01.02.33
Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit
Menular
Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan
Program pengadaan,
peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana
puskesmas/puskesmas
pembantu dan jaringannya
Program pengadaan,
peningkatan sarana dan
prasarana rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah sakit paruparu/rumah sakit mata
Program pemeliharaan sarana
dan prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/rumah
sakit paru-paru/rumah sakit
mata
Program Kemitraan
peningkatan pelayanan
kesehatan
Program peningkatan
pelayanan kesehatan anak
balita
Program peningkatan
pelayanan kesehatan lansia
Program pengawasan dan
pengendalian kesehatan
makanan
Program peningkatan
keselamatan ibu melahirkan
dan anak
Program Peningkatan
Pelayanan BLUD
III - 22
KODE
103
00.00.01
00.00.02
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Pekerjaan Umum
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
93.057.025.000
371.242.034.900
874.652.000
1.258.580.000
849.910.000
2.170.000.000
00.00.05
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
0
100.000.000
01.03.15
Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan
7.755.731.000
50.826.000.000
01.03.16
Program Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
5.000.000.000
20.850.000.000
01.03.17
Program Pembangunan
turap/talud/brojong
2.000.000.000
9.000.000.000
01.03.18
Program
rehabilitasi/pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
Program peningkatan sarana
dan prasarana kebinamargaan
31.672.367.500
88.894.367.900
75.000.000
100.000.000
01.03.23
01.03.24
01.03.28
01.03.29
01.03.30
104
01.04.15
01.04.16
01.04.18
01.04.19
01.04.20
Program pengembangan dan
pengelolaan jaringan irigasi,
rawa dan jaringan pengairan
lainnya
Program pengendalian banjir
Program pengembangan
wilayah strategis dan cepat
tumbuh
Program pembangunan
infrastruktur perdesaaan
Urusan WAJIB Bidang
Perumahan
Program Pengembangan
Perumahan
Program Lingkungan Sehat
Perumahan
Program perbaikan perumahan
akibat bencana alam/sosial
Program peningkatan
kesiagaan dan pencegahan
bahaya kebakaran
Program pengelolaan areal
pemakaman
0
0
3.127.485.000
9.700.000.000
32.687.080.000
116.530.185.000
9.014.799.500
71.812.902.000
17.107.674.900
16.540.420.000
200.000.000
400.000.000
1.191.108.000
2.655.000.000
13.535.700.000
9.835.655.000
764.050.000
952.550.000
1.416.816.900
2.697.215.000
III - 23
KODE
105
00.00.01
00.00.02
01.05.15
01.05.16
01.05.17
106
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Penataan Ruang
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
Program Perencanaan Tata
Ruang
Program Pemanfaatan Ruang
Program Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Urusan WAJIB Bidang
Perencanaan Pembangunan
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
10.456.200.000
35.288.978.000
431.500.000
371.500.000
364.700.000
503.300.000
8.485.000.000
22.790.000.000
725.000.000
10.710.438.000
450.000.000
913.740.000
11.458.156.000
23.052.013.000
00.00.01
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
552.640.000
1.937.280.000
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
562.680.000
1.121.000.000
00.00.06
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pengembangan
data/informasi
0
100.000.000
630.000.000
670.000.000
841.000.000
1.452.000.000
100.000.000
1.000.000.000
0
1.650.000.000
128.430.000
1.164.240.000
308.800.000
447.380.000
01.06.15
01.06.16
01.06.17
01.06.18
01.06.19
01.06.20
Program Kerjasama
Pembangunan
Program Pengembangan
Wilayah Perbatasan
Program Perencanaan
Pengembangan Wilayah
Strategis dan cepat tumbuh
Program Perencanaan
Pengembangan Kota-kota
menengah dan besar
Program peningkatan kapasitas
kelembagaan perencanaan
pembangunan daerah
01.06.21
Program perencanaan
pembangunan daerah
2.753.606.000
5.865.113.000
01.06.22
Program perencanaan
pembangunan ekonomi
296.000.000
350.000.000
01.06.23
Program perencanaan sosial
budaya
335.000.000
1.245.000.000
III - 24
KODE
01.06.24
01.06.25
01.06.26
107
00.00.01
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program perencanaan
prasarana wilayah dan sumber
daya alam
Program perencanaan
pembangunan daerah rawan
bencana
Program Peningkatan
Pelayanan BLUD
Urusan WAJIB Bidang
Perhubungan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
00.00.05
00.00.06
01.07.15
01.07.16
01.07.17
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
Program peningkatan
pelayanan angkutan
01.07.18
Program Pembangunan Sarana
dan Prasarana Perhubungan
01.07.19
Program peningkatan dan
pengamanan lalu lintas
01.07.20
Program peningkatan kelaikan
pengoperasian kendaraan
bermotor
108
00.00.01
Urusan WAJIB Bidang
Lingkungan Hidup
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
150.000.000
400.000.000
300.000.000
650.000.000
4.500.000.000
5.000.000.000
30.457.074.700
64.495.711.700
5.179.555.000
8.321.472.500
3.024.333.700
6.719.525.000
102.366.000
223.500.000
100.000.000
150.000.000
27.510.000
27.000.000
2.003.600.000
3.695.268.500
190.000.000
418.110.000
7.203.620.000
15.964.010.700
10.000.000.000
20.000.000.000
2.626.090.000
3.976.825.000
0
5.000.000.000
73.025.711.750
74.229.462.850
36.925.232.400
6.378.972.000
III - 25
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
00.00.05
01.08.15
Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
01.08.16
Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan Hidup
Program Perlindungan dan
Konservasi Sumber Daya Alam
01.08.17
01.08.18
01.08.19
01.08.20
01.08.24
109
01.09.16
Program Rehabilitasi dan
Pemulihan Cadangan Sumber
daya Alam
Program Peningkatan Kualitas
dan Akses Informasi Sumber
Daya Alam dan Lingkungan
Hidup
Program Peningkatan
Pengendalian Polusi
Program Pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH)
Urusan WAJIB Bidang
Pertanahan
Program Penataan penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
01.09.17
Program Penyelesaian konflikkonflik pertanahan
01.09.18
Program Pengembangan Sistem
Informasi Pertanahan
110
00.00.01
00.00.02
Urusan WAJIB Bidang
Kependudukan dan Catatan
Sipil
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
13.638.641.000
16.691.608.000
174.033.500
175.000.000
20.000.000
30.000.000
13.554.205.850
27.664.857.500
763.093.000
2.730.000.000
787.508.000
1.624.650.000
50.000.000
100.000.000
233.000.000
310.000.000
961.008.000
850.000.000
5.918.990.000
17.674.375.350
650.120.000
1.080.000.000
374.400.000
730.000.000
88.000.000
100.000.000
187.720.000
250.000.000
3.640.345.000
7.006.496.000
753.012.000
1.569.230.000
232.235.000
302.760.000
III - 26
KODE
01.10.15
111
01.11.15
01.11.16
01.11.17
01.11.18
01.11.19
112
01.12.15
01.12.16
01.12.17
01.12.18
01.12.19
01.12.20
01.12.21
01.12.23
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program Penataan Administrasi
Kependudukan
Urusan WAJIB Bidang
Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak
Program keserasian kebijakan
peningkatan kualitas Anak dan
Perempuan
Program Penguatan
Kelembagaan
Pengarusutamaan Gender dan
Anak
Program Peningkatan Kualitas
Hidup dan Perlindungan
Perempuan
Program Peningkatan peran
serta dan kesetaraan jender
dalam pembangunan
Program penguatan
kelembagaan pengarusutamaan
gender dan anak
Urusan WAJIB Bidang
Keluarga Berencana dan
Keluarga Sejahtera
Program Keluarga Berencana
Program Kesehatan Reproduksi
Remaja
Program pelayanan kontrasepsi
Program pembinaan peran
serta masyarakat dalam
pelayanan KB/KR yang madiri
Program promosi kesehatan
ibu, bayi dan anak melalui
kelompok kegiatan di
masyarakat
Program pengembangan pusat
pelayanan informasi dan
konseling KRR
Program peningkatan
penanggulangan narkoba, PMS
termasuk HIV/ AIDS
Program penyiapan tenaga
pendamping kelompok bina
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
2.655.098.000
5.134.506.000
9.424.172.500
18.378.696.500
453.236.000
680.250.000
5.139.106.500
13.448.075.000
704.280.000
1.087.000.000
3.124.050.000
3.159.871.500
3.500.000
3.500.000
3.799.687.000
2.219.540.000
1.598.202.000
750.450.000
332.000.000
370.250.000
357.985.000
442.490.000
26.000.000
96.500.000
0
40.000.000
3.500.000
10.300.000
1.480.000.000
472.250.000
0
28.800.000
III - 27
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
keluarga
01.12.24
Program pengembangan model
operasional BKB-PosyanduPADU
2.000.000
8.500.000
113
Urusan WAJIB Bidang Sosial
3.357.008.000
4.150.002.400
01.13.15
Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Program pembinaan para
penyandang cacat dan trauma
62.200.000
111.500.000
776.310.000
846.310.000
125.000.000
345.000.000
1.598.884.000
1.792.977.400
339.818.000
375.000.000
454.796.000
679.215.000
4.016.574.000
6.718.468.500
907.458.000
1.410.394.400
01.13.16
01.13.18
01.13.19
Program pembinaan panti
asuhan/ panti jompo
01.13.20
Program pembinaan eks
penyandang penyakit sosial
(eks narapidana, PSK, narkoba
dan penyakit sosial lainnya)
Program Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
01.13.21
114
00.00.01
Urusan WAJIB Bidang
Ketanagakerjaan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
1.899.216.000
3.902.111.600
00.00.05
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
0
110.000.000
01.14.15
Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga Kerja
235.000.000
245.962.500
01.14.16
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
300.000.000
360.000.000
Program Perlindungan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
674.900.000
690.000.000
01.14.17
III - 28
KODE
115
00.00.01
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Urusan WAJIB Bidang
Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.06
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program penciptaan iklim
Usaha Kecil Menengah yang
kondusif
Program Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Program Pengembangan Sistem
Pendukung Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil Menengah
01.15.15
01.15.16
01.15.17
01.15.18
116
Program Peningkatan Kualitas
Kelembagaan Koperasi
Urusan WAJIB Bidang
Penanaman Modal Daerah
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
4.403.634.500
6.929.641.000
251.440.000
524.200.000
347.820.000
308.687.000
21.490.000
35.530.000
300.500.000
1.143.800.000
2.052.734.500
2.059.215.000
1.278.880.000
2.378.209.000
150.770.000
480.000.000
2.048.646.800
5.540.209.800
00.00.01
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
634.046.800
703.279.800
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
140.000.000
1.735.000.000
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program Peningkatan Promosi
dan Kerjasama Investasi
64.000.000
64.000.000
910.600.000
2.558.930.000
200.000.000
305.000.000
100.000.000
174.000.000
5.291.483.575
16.329.800.000
01.16.15
01.16.16
01.16.17
117
Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi
Investasi
Program Penyiapan potensi
sumberdaya, sarana dan
prasarana daerah
Urusan WAJIB Bidang
III - 29
KODE
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
Kebudayaan
01.17.15
01.17.16
01.17.17
Program Pengembangan Nilai
Budaya
Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya
Program Pengelolaan
Keragaman Budaya
250.650.000
622.000.000
2.104.430.000
12.761.200.000
2.936.403.575
2.946.600.000
118
Urusan WAJIB Bidang
Kepemudaan dan Olah Raga
5.246.520.000
8.112.094.000
01.18.15
Program Pengembangan dan
Keserasian Kebijakan Pemuda
155.000.000
305.500.000
1.028.977.000
1.069.877.000
0
0
01.18.16
Program peningkatan peran
serta kepemudaan
01.18.17
Program peningkatan upaya
penumbuhan kewirausahaan
dan kecakapan hidup pemuda
01.18.19
Program Pengembangan
Kebijakan dan Manajemen
Olahraga
Program Pembinaan dan
Pemasyarakatan Olahraga
200.000.000
50.000.000
2.244.170.000
2.861.565.000
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Olahraga
1.618.373.000
3.825.152.000
18.811.935.000
30.422.393.500
446.880.000
658.050.000
688.494.000
843.575.000
160.000.000
495.000.000
13.992.166.500
21.537.692.000
641.975.000
993.775.000
1.605.585.000
3.012.810.000
01.18.20
01.18.21
119
00.00.01
Urusan WAJIB Bidang
Kesatuan Bangsa dan Politik
Dalam Negeri
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
00.00.02
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
00.00.03
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan
keamanan dan kenyamanan
lingkungan
Program pemeliharaan
kantrantibmas dan pencegahan
tindak kriminal
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
01.19.15
01.19.16
01.19.17
III - 30
KODE
01.19.18
01.19.19
01.19.20
01.19.21
01.19.22
120
00.00.01
00.00.02
00.00.03
00.00.05
00.00.06
01.20.15
01.20.16
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program kemitraan
pengembanganwawasan
kebangsaan
Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
Program peningkatan
pemberantasan penyakit
masyarakat (pekat)
Program pendidikan politik
masyarakat
Program pencegahan dini dan
penanggulangan korban
bencana alam
Urusan WAJIB Bidang Otda,
Pem Umum, Adm Keu Dae,
Perangkat Dae, Kepegawaian
dan Persandian
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
Program peningkatan sarana
dan prasarana aparatur
Program peningkatan disiplin
aparatur
Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur
Program peningkatan
pengembangan sistem
pelaporan capaian kinerja dan
keuangan
Program peningkatan kapasitas
lembaga perwakilan rakyat
daerah
Program peningkatan
pelayanan kedinasan kepala
daerah/ wakil kepala daerah
01.20.17
Program peningkatan dan
Pengembangan pengelolaan
keuangan daerah
01.20.18
Program pembinaan dan
fasilitasi pengelolaan keuangan
kabupaten/ kota
ANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU INDIKATIF
RKPD TH. 2014
RKPD TH. 2015
200.450.000
829.317.500
197.300.500
193.000.000
279.910.000
545.000.000
474.174.000
474.174.000
125.000.000
840.000.000
121.313.630.860
245.516.742.960
20.843.856.860
28.033.696.560
34.700.533.000
162.522.690.600
559.413.000
4.748.084.000
171.060.000
742.185.000
1.417.462.000
1.307.891.000
15.789.578.000
17.368.534.000
1.093.098.000
1.266.692.000
12.166.055.000
11.598.375.000
152.550.000
312.900.800
III - 31
KODE
01.20.19
01.20.20
01.20.21
01.20.23
01.20.24
01.20.25
01.20.26
BIDANG URUSAN
PEMERINTAH DAERAH
Program pe