TKB5354 Pertemuan 10 model kematangan

Enterprise Architecture Planning

Maturity Model
TKB5354 – Perancangan Arsitektur Enterprise

Chalifa Chazar
www.script.id
chalifa.chazar@gmail.com
Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Masalah





Kemampuan

arsitektur

untuk


berubah

sering

ditentukan oleh tingkat kematangan arsitektur yang
dihasilkan.
Arsitektur yang matang akan dihasilkan oleh proses
penyusunan arsitektur yang juga matang
Perlunya acuan untuk mengukur kematangan proses
perencanaan

arsitektur

enterprise

sehingga

menghasilkan arsitektur yang optimal.
Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com


Definisi Model
 Pedoman dari praktik terbaik yang didefinisikan
oleh organisasi lain yang sukses dan berfungsi
dengan baik.

 Representasi dari seperangkat komponen
proses, sistem, atau area subjek yang umumnya
dikembangkan untuk pemahaman, analisis,
peningkatan, dan/atau penggantian suatu
proses.
 Representasi dari informasi, aktivitas, hubungan
dan konstrain

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Definisi Maturity
 Suatu perilaku berevolusi yang terdefinisi
dengan
baik

dalam
mencapai
proses
pengembangan perangkat lunak yang matang
(mature).

 Tingkat
perbaikan
proses
berdasarkan
sekumpulan area proses yang telah diidentifikasi
sebelumnya untuk mencapai tujuan.

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Konsep Maturity
 Konsep maturity telah diterapkan pada berbagai aspek
pengembangan baik sebagai alat untuk menilai atau
bagaian dari kerangka kerja peningkatan kualitas.
 Prinsip dasar maturity adalah upaya penggambaran

prilaku khas objek (produk, proses, enterprise, dll) dalam
beberapa tingkat kematangan.
 Akar

pendekatan

kualitas.

kematangan

adalah

manajemen

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Metode Crosby’s QMMG
 Pendekatan

Crosby’s

Maturity Grid (QMMG).

Quality

Manajement

 Menggambarkan prilaku khas suatu organisasi
menjadi 5 tingkat kematangan, dimana setiap
tingkat
kematangan
memiliki
6
aspek
manajemen kualitas.

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Metode Crosby’s QMMG
 Berfokus pada evolusi yang ,memaparkan bahwa
manajemen kualitas perusahaan cenderung berevolusi

melalui 5 tingkatan, yaitu:
- Ketidakpastian (Uncertainty)

- Kebangkitan (Awakening)

- Pencerahan (Enlightenment)

- Kebijakan (Wisdom)

- Kepastian (Certainty)

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Metode Crosby’s QMMG
Kategori
Pengukuran

Tingkat I:
Ketidakpastian
Tingkat II:

Kebangkitan
Tingkat III:
Pencerahan
Tingkat IV:
Kebijaksanaan
Tingkat V:
Kepastian

Pemahaman dan perilaku manajemen

 Tidak terdapat pemahaman bahwa kualitas merupakan
peralatan manajemen.
 Cenderung menyalahkan departemen kualitas atas
masalah-masalah kualitas.

Menyadari bahwa manajemen kualitas penting, namun tidak
bersedia
menyediakan
waktu
atau

uang
untuk
melaksanakannya.
Saat menjalankan program peningkatan kualitas mempelajari
bahwa manajemen kualitas, bersifat mendukung dan sangat
membantu.
 Berpartisipasi.
 Mutlak memahami manajemen kualitas.
 Menyadari
peranan
tiap-tiap
pribadi
kesinambungannya

untuk

Memandang manajemen kualitas sebagai bagian esensial
dalam sistem perusahaan.

Metode Crosby’s QMMG

Kategori
Pengukuran

Tingkat I:
Ketidakpastian
Tingkat II:
Kebangkitan
Tingkat III:
Pencerahan
Tingkat IV:
Kebijaksanaan
Tingkat V:
Kepastian

Status kualitas organisasi

 Kualitas hanya diketahui dalam departemen manufaktur
atau rekayasa
 Tidak terdapat inspeksi
 Menekankan pada peningkatan dan pengurutan


 Terdapat pemimpin yang memperhatikan kualitas namun
tetap ditekankan pada peningkatan dan pemindahan
produk
 Masih menjadi bagain manufaktur atau lainnya

 Departemen kualitas melaporkan pada manajemen atas,
semua peningkatan tidak ditawa-tawar
 Manajer memiliki peranan dalam manajemen perusahaan

 Manajer kualitas meruypakan eksekutif perusahaan
 Efektif melaporkan status dan melakukan tindakan preventif
 Terlibat dalam masalah penggunaan dan penugasan
khusus
 Manajer kualitas berada dalam dewan direksi
 Preventif merupakan pertimbangan utama
 Kualitas dipikirkan oleh pimpinan

Metode Crosby’s QMMG
Kategori

Pengukuran

Tingkat I:
Ketidakpastian
Tingkat II:
Kebangkitan
Tingkat III:
Pencerahan
Tingkat IV:
Kebijaksanaan
Tingkat V:
Kepastian

Penanganan masalah






Masalah-masalah ditangani saat terjadi
Tidak ada resolusi
Definisi yang tidak layak
Banyak pertengkaran dan saling menuduh

 Dibentuk kelompok untuk mengatasi masalah-masalah
utama
 Tidak terdapat solusi jangka panjang

 Terdapat komunikasi mengenai tindakan koreksi
 Masalah dihadapi secara terbuka dan diselesaikan dengan
teratur

 Masalah-masalah diidentifikasi pada awal perkembangan
 Semua fungsi-fungsi terbuka untuk saran dan peningkatan
 Pengecualian hanya untuk kasus yang sangat lazim
 Masalah-masalah dapat dicegah

Metode Crosby’s QMMG
Kategori
Pengukuran

Tingkat I:
Ketidakpastian
Tingkat II:
Kebangkitan
Tingkat III:
Pencerahan

Tingkat IV:
Kebijaksanaan
Tingkat V:
Kepastian

Biaya kualitas sebagai % dari penjualan

 Dilaporkan : tidak diketahuai
 Aktual : 20%

 Dilaporkan : 3%
 Aktual : 18%
 Dilaporkan : 8%
 Aktual : 12%

 Dilaporkan : 6.5%
 Aktual : 8%
 Dilaporkan : 2.5%
 Aktual : 2.5%

Metode Crosby’s QMMG
Kategori
Pengukuran

Tingkat I:
Ketidakpastian
Tingkat II:
Kebangkitan
Tingkat III:
Pencerahan

Tingkat IV:
Kebijaksanaan
Tingkat V:
Kepastian

Tindakan peningkatan kualitas

 Tidak ada aktifitas yang terorganisasi
 Tidak ada pemahaman mengenai aktivitas peningkatan
kualitas

 Mencoba usaha-usaha “memotivasi”
 Jangka pendek

Implementasi program 14-langkah dengan pemahaman dan
pelaksanaan tiap langkah
Melanjutkan program 14-langkah dan memulai Make Certain
Peningkatan kualitas
berkesinambungan.

normal

dan

merupakan

aktivitas

Metode Crosby’s QMMG
Kategori
Pengukuran

Ringkasan postur kualitas perusahaan

Tingkat II:
Kebangkitan

Apakah benar-benar penting selalu memiliki masalah dengan
kualitas

Tingkat I:
Ketidakpastian

Kami tidak tahu mengapa kami mempunyai masalah dengan
kualitas

Tingkat III:
Pencerahan

Melalui komitmen manajemen dan peningkatan kualitas kami
mengidentifikasi dan memecahkan masalah kami

Tingkat IV:
Kebijaksanaan
Tingkat V:
Kepastian

Mencegah
ketidaksempurnaan
operasional rutin kami

merupakan

bagian

Kami tahu mengapa kami tidak memiliki masalah dengan
kualitas

CMM
 Penggunaan konsep kematangan dalam bidang
teknologi informasi adalah untuk mengkuantifikasi
kebaikan dari suatu perangkat lunak.

 SEI (Software Engineering Institute) tahun 1986
mengembangkan suatu metode pengukuran kebaikan
pengembangan perangkat lunak.

 Disebut Capability Maturity Model for Software (CMM).

 Model CMM menggunakan pendekatan yang berbeda
dengan model QMMG, yaitu dengan mengidentifikasi
“area kunci proses” untuk meningkatkan tingkat
kematangan.
Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Level

Deskripsi

Optimising

Umpan balik kuantitatif dari proses
memungkinkan peningkatan proses
yang kontinu dan menunjukan ide
inovatif dan teknologi

Managed

Ukuran detail proses perangkat
lunak dan kualitas produk
dikumpulkan. Baik proses perangkat
lunak dan produknya dipahami
secara kuantitatif dan dikendalikan

Defined

Proses perangkat lunak untuk
aktivitas manajemen dan
kerekayasaan didokumentasikan,
distandarisasikan, dan diintegrasikan
ke dalam proses standar perangkat
lunak bagi organisasi. Semua proyek
menggunakan versi lengkap proses
standar perangkat lunak organisasi
untuk mengembangkan dan
merawat perangkat lunak.

Area Proses

Pencegahan ketidak
sempurnaan Manajemen
Perubahan Teknologi
Manajemen Perubahan
Proses
 Manajemen Proses
Kuantitatif
 Manajemen Kualitas
Perangkat Lunak

 Fokus Proses Organisasi
 Definisi Proses
Organisasi
 Program Pelatihan
 Manajemen Perangkat
Lunak Terintegrasi
 Kerekayasaan Produk
 Perangkat Lunak
Koordinasi antar
kelompok Peer Review

Level

Deskripsi

Repeatable

Terdapat proses manajemen proyek
dasar untuk melacak biaya, jadwal,
dan fungsionalitas. Terdapat disiplin
proses yang penting untuk
mengulang kesuksesan proyek
sebelumnya dengan aplikasi yang
serupa.

Initial

Karakteristik proses perangkat lunak
bersifat adhoc, dan bahkan sering
bersifat chaotic. Beberapa proses
telah terdefinisi, dan sukses
bergantung pada usaha individual.

Area Proses

 Manajemen Kebutuhan
Perencanaan Proyek
Perangkat Lunak
 Pelacakan Proyek
Perangkat Lunak
 Manajemen
Subkontrak Perangkat
Lunak
 Jaminan Kualitas
Perangkat Lunak
 Manajemen Konfigurasi
Perangkat Lunak
 Tidak ada proses yang
diperlukan

CMMI
 Merupakan pengembangan dari CMM, menyediakan
kerangka kerja untuk peningkatan dalam bidang:
- Rekayasa perangkat lunak
- Kerekayasaan sistem

- Pengembangan produk dan proses-proses terintegrasi
- Pengadaan vendor

Maturity Model integration)
 CMMI
(Capability
memaparkan 4 bidang tersebut ke dalam 25 area proses.

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

 CMMI memberikan 2 pendektan dalam pengukuran
tingkat kematangan.

 Continuous representation  model yang mengukur
tingkat kemampuan (capability level) untuk memberikan
suatu peningkatan relatif bagi suatu area proses tunggal.

 Staged
representation

pendekatan
yang
menggunakan sekumpulan area proses yang sudah
terdefinisi sebelumnya untuk digambarkan sebagai
suatu level kematangan organisasi.
Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

 Model kematangan perencanaan arsitektur enterprise
menggunakan pendekatan Staged representation agar
dapat dilihat kematangan proses perencanaan arsitektur
enterprise dalam organisasi secara menyeluruh.

Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

 Pengukuran tingkat kematangan suatu objek dilakukan
dengan mengidentifikasi proses (kapabilitas area proses).
 Untuk menentukan kapabilitas area proses dilakukan
dengan menganalisis area proses yang dikelompokan
menjadi 3 kelompok:

– Komponen yang diperlukan  menggambarkan apa yang
harus dicapai organisasi untuk memenuhi area proses
– Komponen yang diharapkan  menggambarkan hal spesifik
apa yang akan diimplementasikan
oleh organisasi untuk
mencapai komponen yang diperlukan.
– Komponen informatif  menyediakan detail-detail yang
membantu organisasi untuk memikirkan cara mendekati
komponen-komponen yang diperlukan dan diharapkan.
Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com

Kesimpulan
 Walaupun banyak model kematangan untuk fokus masalah
yang berbeda-beda.
 Namun, terdapat kesamaan antara model-model tersebut,
yaitu dalam pendefinisian jumlah dimensi area proses
dalam beberapa tingkat atau level kematangan yang
terpisah.

 Tidak ada ketentuan khusus untuk jumlah tingkatan
kematangan.

 Aspek utama dari pendekatan ini adalah menyediakan
narasi deskriptif untuk perilaku karakteristik-karakteristik
kinerja yang berbeda tiap tingkatan.
Last update : September 2016 | chalifa.chazar@gmail.com


Chalifa Chazar, S.T, M.T
Email: chalifa.chazar@gmail.com
script.id
Copyright @2016