2014 3352 ped Pedoman Pemutakhiran Rumah Tangga Pada Blok Sensus Terpilih Subsektor (ST2013 Subsektor.Pemutakhiran)

(1)

Katalog BPS: 1402035

SENSUS PERTANIAN 2013

PEDOMAN PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA

PADA BLOK SENSUS TERPILIH SUBSEKTOR

(ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN)


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan 2003. Tujuan utama dari kegiatan Sensus Pertanian adalah untuk mendapatkan data statistik pertanian yang lengkap dan akurat untuk bahan perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan khususnya di sektor pertanian.

Pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih subsektor merupakan kegiatan untuk memperoleh cakupan rumah tangga dan identifikasi rumah tangga pertanian yang up to date. Selanjutnya berdasarkan identifikasi rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran tersebut, dilakukan pemutakhiran keterangan usaha komoditas pertanian rumah tangga yang akan digunakan sebagai kerangka sampel pemilihan rumah tangga Survei Subsektor 2014.

Buku pedoman ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN memuat penjelasan tentang tahapan pemutakhiran rumah tangga dan keterangan usaha komoditas pertanian terpilih, tata cara pengisian Daftar ST2013-PBS, dan tata cara pengisian Daftar ST2013-UKPT, serta pemeriksaan kedua dokumen tersebut.

Keberhasilan pelaksanaan pemutakhiran ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, diharapkan agar para petugas melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab. Akhirnya, atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan pemutakhiran ini disampaikan terima kasih. Selamat bekerja.

Jakarta, Maret 2014 Deputi Bidang Statistik Produksi

Badan Pusat Statistik


(4)

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 1

1.3. Landasan Hukum ... 2

1.4. Cakupan ... 2

1.5. Jenis Dokumen ... 2

1.6. Jadwal Kegiatan ... 3

II. ORGANISASI LAPANGAN ... 5

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah ... 5

2.2. Petugas ... 5

III. PEMUTAKHIRAN RUMAH TANGGA ... 9

3.1. Penelusuran Wilayah Kerja ... 9

3.2. Tata Cara Pemutakhiran Rumah Tangga ... 11

3.3. Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-PBS ... 12

IV. KETERANGAN USAHA KOMODITAS PERTANIAN TERPILIH ... 25

4.1. Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-UKPT ... 25

4.2. Pemeriksaan Isian Daftar ST2013-PBS dan ST2013-UKPT ... 40

4.2.1. Pemeriksaan Isian Daftar ST2013-PBS ... 40

4.2.2. Pemeriksaan Isian Daftar ST2013-UKPT ... 40


(6)

V. LAMPIRAN ... 43

Lampiran 1 Daftar ST2013-PBS ... 45 Lampiran 2 Daftar ST2013-UKPT ... 47


(7)

1.1. Latar Belakang

Pelaksanaan Survei Subsektor di tahun 2014 merupakan bagian dari kegiatan besar Sensus Pertanian 2013 (ST 2013). Pemilihan sampel Survei Subsektor 2014 dirancang dengan menggunakan kerangka sampel rumah tangga usaha pertanian hasil Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian pada Mei 2013. Penggunaan kerangka sampel yang dibentuk dari data setahun yang lalu memiliki beberapa kekurangan. Selama rentang waktu tersebut, pelbagai perubahan dimungkinkan terjadi, yang dapat diakibatkan oleh bencana alam, alih komoditas, mutasi rumah tangga usaha pertanian, dan lainnya. Tidak juga tertutup kemungkinan adanya kesalahan pengklasifikasian selama pendataan.

Selain permasalahan di atas, kebutuhan data untuk pelbagai program/kebijakan Kementerian Pertanian belum tersedia pada kerangka sampel hasil Pencacahan Lengkap Usaha Pertanian, antara lain data rumah tangga usaha tanaman padi dan jagung menurut varietas. Untuk itu, perlu dibentuk kerangka sampel pemilihan rumah tangga Survei Subsektor 2014 yang mengakomodasi berbagai perubahan dan kebutuhan tersebut dengan melaksanakan pemutakhiran rumah tangga usaha pertanian pada blok sensus terpilih sampel subsektor.

1.2. Tujuan

Tujuan pemutakhiran adalah:

a. Mendapatkan informasi daftar nama dan alamat rumah tangga yang lengkap dan mutakhir, sekaligus sebagai identifikasi rumah tangga usaha pertanian pada blok sensus terpilih.

b. Mendapatkan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga kegiatan Survei

Subsektor dan Survei Kehutanan.


(8)

1.3. Landasan Hukum

Pelaksanaan pemutakhiran dilandasi oleh:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;

d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan

e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.4. Cakupan

Kegiatan pemutakhiran dilakukan pada semua blok sensus terpilih kegiatan Survei Subsektor dan Survei Kehutanan.

1.5. Jenis Dokumen

1. Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB

Sketsa peta blok sensus untuk pelaksanaan pemutakhiran oleh PCS adalah sketsa peta blok sensus hasil pencacahan lengkap (ST2013-L) oleh PCL pada bulan Mei 2013.

2. Daftar ST2013-PBS

Daftar ini digunakan untuk mencatat keberadaan rumah tangga dan mengidentifikasi rumah tangga usaha pertanian.

3. Daftar ST2013-UKPT

Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan usaha komoditas pertanian terpilih pada rumah tangga usaha pertanian hasil identifikasi Daftar ST2013-PBS. Satu Daftar ST2013-UKPT digunakan untuk mencacah satu rumah tangga usaha pertanian.


(9)

4. Buku Pedoman Pemutakhiran Rumah Tangga Pada Blok Sensus Terpilih Subsektor (ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih.

1.6. Jadwal Kegiatan

Pemutakhiran rumah tangga dengan Daftar ST2013-PBS dilanjutkan dengan pencacahan usaha komoditas pertanian terpilih pada rumah tangga usaha pertanian dengan Daftar ST2013-UKPT dilaksanakan sesuai dengan jadwal berikut:

Jadwal Kegiatan Pemutakhiran

No. Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1. Persiapan Januari Februari 2014

2. Workshop Intama 26 Februari – 1 Maret 2014 dan 10 – 13 Maret 2014

3. Pelatihan Innas 16 – 21 Maret 2014

4. Pelatihan Inda 25 Maret – 1 April 2014 5. Pelatihan Petugas

Pemutakhiran oleh Inda

10 – 17 April 2014

6. Pelaksanaan

Pemutakhiran Rumah Tangga

21 – 30 April 2014


(10)

(11)

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah

Pengarah pelaksanaan ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Penanggung jawab pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi BPS yang merangkap sebagai Ketua Tim Teknis Survei Subsektor sedangkan pejabat eselon I lainnya bertanggung jawab sebagai pengarah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Penanggung Jawab Bidang Teknis Survei Subsektor adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan BPS serta Direktur Statistik Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan BPS yang merangkap sebagai Sekretaris Tim Teknis Survei Subsektor, sedangkan pejabat eselon II terkait bertanggung jawab sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS provinsi. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi BPS provinsi, sedangkan pejabat eselon III lainnya bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas di daerah masing-masing.

Penangung jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS kabupaten/kota. Penanggung jawab teknis adalah Kepala Seksi (Kasi) Statistik Produksi BPS kabupaten/kota. Pejabat eselon IV lainnya bertanggung jawab sesuai dengan penugasannya.

2.2. Petugas

Petugas lapang ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN terdiri dari pencacah (PCS) dan pengawas/pemeriksa (PMS).

a. Pencacah (PCS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1. Mengikuti pelatihan ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN.

2. Menerima dokumen pemutakhiran dan pencacahan (yaitu: Peta ST2013-WB, Daftar ST2013-PBS, dan Daftar ST2013-UKPT) serta perlengkapan pencacahan dari pengawas/pemeriksa (PMS).


(12)

3. Bersama PMS melakukan koordinasi dengan penguasa wilayah dan Ketua SLS setempat untuk menginformasikan kegiatan ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN.

4. Mengenali dengan baik blok sensus terpilih yang menjadi tanggung jawabnya bersama PMS.

5. Melakukan pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih subsektor dengan menggunakan Daftar ST2013-PBS, sesuai alokasi tugas dari PMS. 6. Menggambar simbol (lingkaran kosong (

)

pada posisi rumah tangga yang

bukan rumah tangga pertanian atau kotak ( ) pada posisi rumah tangga pertanian) dan memberi nomor urut rumah tangga pertanian pada peta ST2013-WB dengan menggunakan ballpoint warna merah.

7. Melakukan pencacahan usaha komoditas pertanian terpilih dengan menggunakan Daftar ST2013-UKPT pada rumah tangga usaha pertanian hasil identifikasi Daftar ST2013-PBS.

8. Memeriksa kelengkapan isian dan kesesuaian hasil pemutakhiran peta WB, Daftar PBS, dan hasil pencacahan Daftar ST2013-UKPT.

9. Menyerahkan peta WB, Daftar PBS, dan Daftar ST2013-UKPT yang telah diisi kepada PMS segera setelah pencacahan selesai. 10. Memperbaiki peta ST2013-WB, isian Daftar ST2013-PBS, dan isian Daftar

ST2013-UKPT yang dinyatakan salah dari hasil pemeriksaan PMS.

11. Menyerahkan kembali peta ST2013-WB, Daftar ST2013-PBS, dan Daftar ST2013-UKPT yang telah diperbaiki kepada PMS.

12. Melaksanakan pencacahan sesuai mekanisme, tahapan, dan jadwal waktu yang ditentukan.

b. Pengawas/Pemeriksa (PMS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut: 1. Mengikuti pelatihan ST2013-SUBSEKTOR.PEMUTAKHIRAN.

2. Menerima dokumen pemutakhiran dan pencacahan (yaitu: Peta ST2013-WB, Daftar ST2013-PBS, dan Daftar ST2013-UKPT) serta perlengkapan pencacahan.

3. Mengatur pembagian tugas dan alokasi/distribusi dokumen untuk PCS yang diawasi,


(13)

5. Mengenali dengan baik blok sensus terpilih yang menjadi tanggung jawabnya bersama PCS.

6. Mengawasi jalannya pelaksanaan pemutakhiran rumah tangga dan pencacahan usaha komoditas pertanian terpilih pada rumah tangga usaha pertanian agar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

7. Selama pemutakhiran dan pencacahan, PMS selalu bersama PCS di lapangan.

8. Mengatasi masalah teknis yang disampaikan PCS dan apabila perlu melaporkannya kepada penanggung jawab kegiatan di BPS kabupaten/kota untuk penyelesaiannya.

9. Memeriksa Peta ST2013-WB, isian Daftar ST2013-PBS, dan isian Daftar ST2013-UKPT yang telah dikerjakan PCS.

10. Mengumpulkan semua peta ST2013-WB, Daftar ST2013-PBS, dan Daftar ST2013-UKPT kepada penanggung jawab kegiatan di BPS kabupaten/kota. 11. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai mekanisme, tahapan,


(14)

(15)

Sebelum melakukan pencacahan rumah tangga usaha pertanian, terlebih dahulu dilakukan pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih subsektor dengan menggunakan Daftar ST2013-PBS. Tujuan dari pemutakhiran ini adalah untuk mendapatkan informasi daftar nama dan alamat rumah tangga yang lengkap dan mutakhir, sekaligus sebagai identifikasi rumah tangga usaha pertanian yang selanjutnya dicacah dengan menggunakan Daftar ST2013-UKPT. Daftar rumah tangga yang tercetak pada Daftar ST2013-PBS adalah hasil ST2013-P, sehingga cakupan (coverage) dapat dioptimalkan.

3.1. Penelusuran Wilayah Kerja

PCS bersama PMS harus melakukan penelusuran wilayah sebelum melakukan pemutakhiran rumah tangga guna mengenali wilayah kerja. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko kekurangan cakupan (under coverage) dan kelebihan cakupan (over coverage). Dokumen yang dibawa pada saat penelusuran wilayah kerja adalah:

1) Peta desa/kelurahan (SP2010-WA)

Digunakan oleh PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam desa dan digunakan oleh PMS dalam pembagian tugas kepada setiap PCS.

2) Peta blok sensus hasil pencacahan lengkap ST2013 (ST2013-WB).

Peta ini berisi informasi posisi rumah tangga hasil pemutakhiran ST2013 (kondisi Mei 2013), baik rumah tangga pertanian maupun rumah tangga bukan pertanian. Peta yang digunakan untuk pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih sebagai berikut:

Kriteria Blok Sensus Terpilih Jumlah

Peta Jenis Peta

BS khusus SKH 1 Peta SKH

BS kombinasi tanpa SKH 1 Peta subsektor

BS kombinasi dengan SKH 2 Peta SKH dan peta subsektor Khusus untuk blok sensus yang merupakan sampel SKH (NKS digit pertama pada

III.

PEMUTAKHIRAN


(16)

Daftar ST2013-PBS berkode J) dengan kombinasi subsektor lain (NKS digit pertama pada Daftar ST2013-PBS berkode selain J) maka peta blok sensus harus dibuat dua rangkap, yaitu untuk peta subsektor, dan peta SKH 2014.

Peta blok sensus digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), dan digunakan oleh PCS untuk pemutakhiran posisi rumah tangga.

Penelusuran wilayah kerja dilakukan oleh PMS dan PCS sebelum melakukan pemutakhiran rumah tangga dengan tahapan sebagai berikut:

1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota. Petugas menanyakan posisi rumah tangga nomor urut pertama dari Daftar ST2013-PBS kepada ketua/pengurus SLS dan memberi tanda cek () pada posisi rumah tangga tersebut di peta blok sensus. Gunakan landmark sebagai referensi posisi;

2) Menelusuri wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus;

3) Mengenali arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark (bangunan yang mudah dikenali sebagai batas seperti rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.). Periksa ketepatan posisi landmark dan tambahkan landmark pada batas luar SLS dan batas luar blok sensus bila belum ada. Perhatikan dengan saksama batas terluar blok sensus, karena hal ini berkaitan dengan cakupan rumah tangga dalam blok sensus tersebut. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara batas terluar peta blok sensus dengan rumah tangga yang tercakup dalam Daftar ST2013-PBS, PMS dan PCS harus memastikan batas terluar blok sensus tersebut;

4) Jika ditemui ketidaksesuaian arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.), PMS dan PCS memperbaiki dan/atau melengkapi arah utara, batas luar blok sensus, jalan, dan landmark penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.) dengan menggunakan warna yang berbeda (gunakan ballpoint berwarna merah), sesuai keadaan di lapangan;

5) PMS dan PCS merencanakan kegiatan pemutakhiran dengan cermat agar rumah tangga dalam blok sensus tersebut tidak terlewat cacah atau tercacah lebih dari satu kali;

6) Menentukan tempat pertemuan bagi PMS dan PCS untuk membahas permasalahan yang ditemui di lapangan;


(17)

3.2. Tata Cara Pemutakhiran Rumah Tangga

Pemutakhiran rumah tangga dilakukan dengan satu kali kunjungan ke rumah tangga dari rumah ke rumah (door to door) untuk seluruh rumah tangga dalam blok sensus, baik yang tercetak maupun yang belum tercetak pada Daftar ST2013-PBS, dan wawancara langsung terhadap responden. Satu kunjungan yang dimaksud adalah pada saat kunjungan ke rumah tangga, pencacahan dilakukan dengan Daftar ST2013-PBS, dan langsung dilanjutkan dengan Daftar ST2013-UKPT untuk rumah tangga yang teridentifikasi sebagai rumah tangga pertanian. Prosedur pemutakhiran rumah tangga dengan metode ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan rumah tangga, yaitu ditemukan, ganti kepala rumah tangga, pindah dalam blok sensus, baru, bergabung dengan rumah tangga lain, pindah keluar blok sensus, dan tidak ditemukan. Instrumen yang digunakan dalam pemutakhiran adalah peta ST2013-WB, Daftar ST2013-PBS, dan Daftar ST2013-UKPT. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kunjungi rumah tangga nomor urut pertama yang tercetak pada Daftar ST2013-PBS dilanjutkan dengan rumah tangga berikutnya sampai seluruh rumah tangga baik yang tercetak maupun tidak tercetak pada Daftar ST2013-PBS, yang ada di blok sensus tersebut.

2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pemutakhiran rumah tangga dengan wawancara berdasarkan Daftar ST2013-PBS Blok IV. Apabila rumah tangga teridentifikasi sebagai rumah tangga pertanian, selanjutnya dilakukan pencacahan dengan Daftar ST2013-UKPT. Apabila bukan rumah tangga pertanian maka lanjutkan ke rumah tangga berikutnya.

3) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus kembali ke rumah tangga tersebut.

4) Apabila pada saat pemutakhiran ditemukan rumah tangga yang tidak tercantum pada Daftar ST2013-PBS, maka tuliskan keterangan rumah tangga baru tersebut setelah baris terakhir yang terisi.

a. Untuk ST2013-PBS yang berasal dari ST2013-P [door to door], pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan sensus terdekat sebelumnya dengan pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst.

b. Untuk ST2013-PBS yang berasal dari ST2013-P [snowball], Kolom (1) sampai dengan Kolom (4) dikosongkan.


(18)

5) Jika ternyata rumah tangga pada Daftar ST2013-PBS sudah pindah atau ganti penghuni, maka keterangan rumah tangga pada Daftar ST2013-PBS tidak perlu diubah. Sedangkan rumah tangga pengganti (rumah tangga baru) dicatat pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik dan bangunan sensus mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus yang ditempatinya.

6) Setelah selesai pengisian Daftar ST2013-PBS dan ST2013-UKPT untuk satu rumah tangga, pada peta blok sensus gambarkan dengan ballpoint merah lingkaran kosong (

)

pada simbol posisi rumah tangga bukan pertanian, dan gambarkan kotak ( ) pada posisi rumah tangga pertanian. Kemudian, beri nomor urut rumah tangga di sisi simbol posisi rumah tangga, dengan ketentuan berikut:

a. Untuk peta blok sensus subsektor, pemberian nomor urut dilakukan hanya pada rumah tangga pertanian saja (gambar kotak ( )) berdasarkan isian Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (11) nomor urut rumah tangga pertanian. b. Untuk peta blok sensus SKH, pemberian nomor urut dilakukan pada semua

posisi rumah tangga hasil pemutakhiran, baik posisi rumah tangga pertanian (gambar kotak ( )) maupun rumah tangga bukan pertanian (gambar lingkaran kosong (

))

berdasarkan isian Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (8) nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran.

Jika rumah tangga tersebut rumah tangga yang pertama, sebelum menggambarkan simbol rumah tangga hapus tanda cek (). Bila dalam satu bangunan sensus ada tiga rumah tangga dimana ketiga rumah tangga tersebut adalah rumah tangga pertanian dengan nomor urut 10, 11, dan 12, maka cukup digambar dengan satu kotak ( ) dan beri nomor urut 10-12.

7) Lakukan pemutakhiran rumah tangga dalam satu blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus berikutnya.

3.3. Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-PBS BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Blok ini berisi keterangan wilayah yang akan dilakukan pencacahan, dan isiannya telah tercetak (preprinted). Blok ini berisi kode dan nama wilayah administrasi (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan desa/kelurahan), klasifikasi desa/kelurahan (perdesaan dan perkotaan), nomor blok sensus, dan nomor urut blok sensus dalam


(19)

kabupaten/kota serta nomor dan nama SLS. Apabila di lapangan ditemukan ada perubahan nama SLS, tuliskan nama SLS tersebut di Rincian 108 dalam tanda kurung. Contoh: preprinted (001) RT 07, (002) RT 08

Pemutakhiran: tuliskan (RT 09)

BLOK II. REKAPITULASI

Tujuan pengisian Blok II adalah untuk mengetahui rekapitulasi hasil pemutakhiran rumah tangga pada suatu blok sensus. Blok ini diisi setelah kegiatan pemutakhiran dalam satu blok sensus selesai dilakukan. Isian Blok II disalin dari halaman terakhir Blok IV yang terisi, atau nomor urut terbesar. Sebelum mengisi Blok II, petugas pemutakhiran harus yakin bahwa isian blok ini telah diperiksa dengan cermat kebenaran isiannya.

Rincian 201. Jumlah rumah tangga hasil ST2013-P

Isian rincian ini sudah tercetak, merupakan jumlah rumah tangga yang nomor urutnya tercetak pada Blok IV Kolom (4).

Rincian 202. Jumlah rumah tangga pertanian hasil ST2013-L

Isian rincian ini sudah tercetak.

Rincian 203. Jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran

Isian rincian ini adalah nomor urut terbesar yang tercantum pada Blok IV Kolom (8).

Rincian 204. Jumlah rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran

Isian rincian ini disalin dari Blok IV halaman terakhir Rincian c Kolom (10). BLOK III. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan identitas petugas. Petugas terdiri dari Pencacah (PCS) dan Pengawas/Pemeriksa (PMS) yang bertanggung jawab melakukan pemutakhiran dan pemeriksaan Daftar ST2013-PBS, serta keterangan waktu pelaksanaan pemutakhiran dan pemeriksaannya.

Rincian 301. Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pemutakhiran pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique dalam satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas.


(20)

Rincian 302. Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 303. Tanggal Pemutakhiran/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pemutakhiran/pemeriksaan sampai dengan selesai pemutakhiran/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.

Rincian 304. Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-PBS. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/ pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.

BLOK IV. HASIL PEMUTAKHIRAN DAN KETERANGAN KEGIATAN PERTANIAN Blok ini digunakan untuk melakukan pemutakhiran seluruh rumah tangga pada suatu blok sensus. Pada sudut kanan atas setiap lembar Blok IV tertera “halaman … dari …

halaman” yang sudah tercetak, dan pada sudut kiri atas setiap lembar Blok IV tercetak identitas wilayah yang terdiri dari kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan nomor blok sensus. Periksa terlebih dahulu urutan nomor halaman dan kesesuaian identitas wilayah dengan isian Blok I untuk setiap set Daftar ST2013-PBS sebelum melakukan pemutakhiran.

Kolom (1) s.d. (6): Nomor SLS, Nomor Bangunan Fisik, Nomor Bangunan Sensus, Nomor Urut Rumah Tangga, Nama Lengkap Kepala Rumah Tangga, dan Alamat. Isian kolom ini telah tercetak (preprinted), diperoleh dari hasil pencacahan ST2013-P. Isian Kolom (1), (2), (3), dan (4) tidak perlu diperbaiki meskipun terdapat ketidaksesuaian isian kolom-kolom tersebut dengan Stiker SP2010 pada bangunan sensus tempat tinggal rumah tangga, atau kondisi lapangan.

Kolom (5) dan/atau Kolom (6) harus diperbaiki jika nama kepala rumah tangga dan/atau alamat tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang sebenarnya.

Kolom (1): Nomor SLS.

Nomor SLS yang tercantum pada blok ini adalah nomor satuan lingkungan setempat hasil pencacahan lengkap SP2010.


(21)

Kolom (2): Nomor Bangunan Fisik.

Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan fisik hasil pencacahan ST2013-P Blok V Kolom (2). Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan.

Kolom (3): Nomor Bangunan Sensus.

Nomor yang tercantum pada kolom ini adalah nomor bangunan sensus hasil pencacahan ST2013-P Blok V Kolom (3). Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini kemungkinan tidak berurutan.

Kolom (4): Nomor Urut Rumah tangga.

Nomor urut yang tercantum pada kolom ini adalah nomor rumah tangga hasil pencacahan ST2013-P Blok V Kolom (8). Nomor-nomor yang tercantum pada kolom ini berurutan.

Kolom (5): Nama Lengkap Kepala Rumah Tangga.

Nama-nama yang tercantum pada kolom ini adalah nama kepala rumah tangga hasil pencacahan ST2013-P Blok V Kolom (5).

Kolom (6): Alamat.

Alamat yang tercantum pada kolom ini adalah alamat tempat tinggal kepala rumah tangga beserta anggotanya hasil pencacahan ST2013-P Blok V Kolom (6).

Kolom (7): Hasil pemutakhiran rumah tangga

Kolom ini merupakan hasil pemutakhiran yang dilakukan oleh PCS. Kolom ini diisi dengan kode yang sesuai dengan kondisi keberadaan rumah tangga yang dikunjungi sebagai berikut:

a. Kode1. Ditemukan, adalah kondisi nama kepala rumah tangga dan alamat pada saat pemutakhiran sama dengan nama kepala rumah tangga dan alamat yang tercetak (preprinted). Termasuk dalam kondisi ini adalah bila nama kepala rumah tangga berbeda yang diakibatkan karena nama yang tercetak adalah nama panggilan atau alias dan kesalahan penulisan pada saat pencacahan ST2013-P, dan perbedaan alamat akibat kesalahan penulisan pada saat pencacahan ST2013-P, sehingga mengakibatkan kesalahan pada Daftar ST2013-PBS.

b. Kode 2. Ganti Kepala Rumah Tangga, adalah kondisi alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga sama dengan alamat yang tercetak tetapi terjadi pergantian kepala rumah tangga yang diakibatkan kepala rumah tangga yang namanya tercantum pada daftar ini telah pindah, meninggal, atau sebab lain


(22)

misalnya bercerai. Termasuk dalam kondisi ini adalah terjadinya kesalahan pengklasifikasian yang dilakukan oleh petugas pencacahan ST2013-P.

c. Kode 3. Pindah dalam Blok Sensus, adalah kondisi alamat pada saat pemutakhiran rumah tangga berbeda dengan alamat rumah tangga yang tercetak (tetapi masih dalam satu blok sensus) sedangkan nama kepala rumah tangga tetap sama. Tidak termasuk perbedaan alamat rumah tangga karena terjadi kesalahan penulisan alamat pada saat pencacahan ST2013-P.

d. Kode 4. Baru, adalah kondisi rumah tangga ditemukan pada saat pemutakhiran tetapi tidak tercetak dalam Daftar ST2013-PBS. Hal ini bisa diakibatkan karena terlewat cacah pada saat pencacahan ST2013-P, anggota rumah tangga ST2013–P yang membentuk rumah tangga baru, pindahan dari blok sensus lain. Termasuk dalam kode ini adalah rumah tangga yang tidak tercetak dalam Daftar ST2013-PBS hasil pencacahan ST2013-P [Snowball].

e. Kode 5. Bergabung dengan rumah tangga lain, adalah kondisi nama kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya, ditemukan sebagai anggota rumah tangga pada rumah tangga lain.

f. Kode 6. Pindah keluar blok sensus, adalah kondisi rumah tangga yang nama kepala rumah tangganya tercetak, pada saat pemutakhiran tidak ditemukan, dan setelah dikonfirmasi kepada tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut telah pindah tempat tinggal di luar blok sensus yang sedang dilakukan pemutakhiran. Termasuk pula rumah tangga tunggal yang telah meninggal dunia pada saat pemutakhiran.

g. Kode 7. Tidak Ditemukan, adalah apabila pada saat pemutakhiran nama kepala rumah tangga yang tercetak beserta anggota rumah tangganya tidak ditemukan dan setelah dikonfirmasi kepada tetangga di sekitarnya diperoleh informasi bahwa rumah tangga tersebut tidak ada di dalam blok sensus tersebut.

Agar lebih mudah memahami kondisi-kondisi pemutakhiran di atas, perhatikan ilustrasi gambar berikut ini.


(23)

1 6 3 7 2 6 3 4

Kondisi ST 2013 Kondisi Survei Subsektor 2014

2 4 7 3 6 ? ? ? ? 5 5 1

Keterangan Gambar 1.:

Nomor 1. Rumah tangga ditemukan

Nomor 2. Rumah tangga ganti kepala rumah tangga Nomor 3. Rumah tangga pindah dalam blok sensus Nomor 4. Rumah tangga baru

Nomor 5. Bergabung dengan rumah tangga lain Nomor 6. Rumah tangga pindah ke luar blok sensus Nomor 7. Rumah tangga tidak ditemukan

Kolom (8): Jika Kolom (7) berkode 1, 2, 3, atau 4, isikan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran. Jika Kolom (7) berkode 5, 6, atau 7 STOP.

Kolom ini hanya diisi jika Kolom (7) berisi kode 1, 2, 3, dan 4. Isian kolom ini boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya, tetapi nomor urut yang dicantumkan pada kolom ini tidak boleh ada yang terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut terbesar mencerminkan banyaknya rumah tangga hasil pemutakhiran. Berikut ini penjelasan pengisian Blok IV untuk setiap kondisi pemutakhiran:

 Apabila rumah tangga ditemukan, maka isikan kode “1” pada Kolom (7), kemudian

tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhirannya pada Kolom (8).

 Apabila rumah tangga ganti kepala rumah tangga, coret isian Kolom (5) yaitu nama kepala rumah tangga, kemudian tuliskan nama kepala rumah tangga yang baru.

Selanjutnya isikan kode “2” pada Kolom (7) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (8).

Gambar 1. Pemutakhiran Rumah Tangga Kondisi ST2013-P dan ST2013-PBS


(24)

 Apabila rumah tangga pindah dalam blok sensus, isikan kode “3” pada Kolom (7)

dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (8) pada saat rumah tangga tersebut dikunjungi pada alamat baru.

 Apabila yang dikunjungi PCS adalah rumah tangga baru, tuliskan keterangan untuk rumah tangga yang bersangkutan pada baris kosong setelah baris terakhir yang terisi. Pengisian nomor bangunan fisik (Kolom (2)) dan bangunan sensus (Kolom (3)) mengikuti bangunan fisik dan bangunan sensus terdekat sebelumnya dengan

pemberian akhiran berupa abjad A, B, C, dst. Selanjutnya isikan kode “4” pada

Kolom (7) dan tuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (8).

 Apabila rumah tangga ditemukan, tetapi ternyata rumah tangga tersebut bagian dari

anggota rumah tangga lain, maka isikan kode “5” pada Kolom (7), dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (8).

 Apabila rumah tangga pindah keluar blok sensus, isikan kode “6” pada Kolom (7) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (8).

 Apabila rumah tangga tidak ditemukan, isikan kode “7” pada Kolom (7) dan tidak perlu menuliskan nomor urut rumah tangga hasil pemutakhiran pada Kolom (8). Rumah tangga adalah sekelompok orang yang biasanya tinggal bersama dalam suatu bangunan, serta pengelolaan makannya dari satu dapur. Satu rumah tangga dapat terdiri dari hanya satu anggota rumah tangga.

Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga (KRT, suami/istri, anak, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu rumah tangga yang menginap atau ART lainnya), baik yang sedang berada di rumah maupun yang sementara tidak berada di rumah.

Termasuk ART: 1. Bayi yang baru lahir.

2. Tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, meskipun belum berniat untuk menetap (pindah datang). Termasuk tamu menginap yang belum tinggal 6 bulan tetapi sudah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih.

3. Orang yang tinggal kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk menetap (pindah datang).

4. Pembantu rumah tangga, tukang kebun atau sopir yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan.


(25)

6. KRT yang bekerja di tempat lain (luar BS), tidak pulang setiap hari tapi pulang secara periodik (kurang dari 6 bulan) seperti pelaut, pilot, pedagang antar pulau, atau pekerja tambang.

Tidak termasuk ART:

1. Anak yang tinggal di tempat lain (luar BS) misalnya untuk sekolah atau bekerja, meskipun kembali ke orang tuanya seminggu sekali atau ketika libur, dianggap telah membentuk rumah tangga sendiri atau bergabung dengan rumah tangga lain di tempat tinggalnya sehari-hari.

2. Seseorang yang sudah bepergian 6 bulan atau lebih, meskipun belum jelas akan pindah.

3. Orang yang sudah pergi kurang dari 6 bulan tetapi berniat untuk pindah. 4. Pembantu rumah tangga yang tidak tinggal di rumah tangga majikan. 5. Orang yang mondok tidak dengan makan.

6. Orang yang mondok dengan makan (indekos) lebih dari 10 orang.

Contoh:

Windi Maulina tinggal di Pisangan Baru, Jakarta Timur. Dia bekerja di BPS Pusat. Setiap hari Sabtu dan Minggu, Windi Maulina "pulang" ke rumah orang tuanya di Depok.

Dalam kasus ini, Windi Maulina dicatat sebagai ART Pisangan Baru, Jakarta Timur.

Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan sehari-hari di rumah tangga atau orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.

Penjelasan:

Seseorang yang tinggal kurang dari 6 bulan dan tidak berniat menetap, tetapi telah meninggalkan rumahnya 6 bulan atau lebih, maka orang tersebut dicatat

di mana dia tinggal pada saat pencacahan, bukan di rumah asalnya.

Untuk menghindari adanya lewat cacah atau cacah ganda dalam pencatatan ART, maka kepada setiap rumah tangga perlu ditanyakan, apakah ART mempunyai


(26)

1) KRT yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu, hanya dicatat di salah satu tempat tinggalnya dimana ia berada paling lama.

2) KRT yang mempunyai kegiatan/usaha di tempat lain dan pulang ke rumah istri dan anak-anaknya secara berkala (setiap minggu, setiap bulan, setiap 3 bulan, asalkan masih kurang dari 6 bulan), tetap dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-anaknya.

3) KRT yang berprofesi sebagai pelaut yang bekerja di kapal berbendera asing dan lamanya melaut lebih dari 6 bulan, tidak dicatat sebagai KRT di rumah istri dan anak-anaknya.

Contoh:

Febrim Sipayung adalah KRT yang bekerja dan tinggal di Jakarta selama hari kerja. Istri dan anak-anaknya tinggal di Cirebon. Setiap hari Jumat sore ia pulang ke Cirebon dan kembali ke Jakarta pada Senin pagi. Maka Febrim Sipayung tetap dicatat sebagai KRT di Cirebon.

Catatan:

Jika diketahui seorang suami mempunyai istri lebih dari satu, maka ia harus dicatat di salah satu rumah tangga istri dimana dia lebih lama tinggal. Bila diketahui lamanya tinggal bersama istri-istrinya sama, maka ia dicatat di rumah istri yang paling lama dinikahi.

Kolom (9): Identifikasi rumah tangga pertanian hasil ST2013-P

Isian kolom ini sudah tercetak, dan merupakan hasil pemutakhiran rumah tangga dengan Daftar ST2013-P (kondisi Mei 2013). Isian kolom ini digunakan sebagai petunjuk bagi petugas agar lebih teliti dalam melakukan probing saat pengisian Kolom (10). Untuk rumah tangga baru (Kolom (7) berkode 4), isian kolom ini dikosongkan. Kolom (10): Jika Kolom (8) terisi nomor urut, apakah mengusahakan pertanian selama setahun yang lalu untuk tanaman semusim, ayam pedaging dan perikanan; saat pencacahan untuk tanaman tahunan dan ternak lainnya? Isikan Kode 1 jika ya, dan kode strip (-) jika tidak.

Kolom (10) merupakan identifikasi rumah tangga yang mengusahakan tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, ternak/unggas, budidaya ikan dan atau penangkapan ikan, kehutanan, penangkaran satwa/tumbuhan liar, penangkapan satwa liar dan atau pemungutan hasil hutan, termasuk jasa pertanian.


(27)

Usaha pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga).

Penjelasan:

Komoditas pertanian yang biasanya tidak dilakukan perawatan atau jumlahnya sedikit, maka umumnya responden cenderung menjawab “Jika ada yang membeli hasilnya

akan dijual”. Untuk memperoleh informasi bahwa hasil produksi benar-benar dijual/ditukar bisa dilakukan dengan menanyakan biasanya hasil produksi dijual/ditukar oleh responden.

Usaha Jasa pertanian adalah kegiatan yang dilakukan baik oleh perorangan maupun badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak yang meliputi kegiatan pengolahan lahan, penyelenggaraan irigasi, pemupukan, penyewaan alat pertanian dengan operatornya, penyebaran bibit/benih, pengendalian organisme pengganggu tanaman, pemangkasan, pemanenan, penanganan pasca panen, pelayanan pencari rumput untuk makanan ternak, penggembalaan ternak, pelayanan kesehatan ternak, pencukuran bulu ternak, penyewaan pejantan, penetasan telur, dan pemeliharaan/ perawatan alat pertanian.

Kegiatan usaha pembibitan yang hanya menghasilkan bibit meskipun hasilnya dijual/ ditukar tidak termasuk jasa pertanian.

Referensi waktu yang digunakan untuk mencakup rumah tangga pertanian sebagai berikut:

a. Selama setahun yang lalu

 tanaman semusim (padi, palawija, hortikultura, dan perkebunan),

 ayam ras pedaging,

 budidaya ikan dan penangkapan ikan,

 penangkaran satwa/tumbuhan liar, penangkapan satwa liar, dan atau pemungutan hasil hutan, serta

 usaha jasa pertanian.

Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.

Tanaman pangan dan semusim yang tidak mempunyai jarak tanam (satu baris, ditanam di galengan, dan tanaman pagar) tidak dicakup dalam ST2013.


(28)

b. Pada saat pencacahan

 tanaman tahunan (hortikultura, perkebunan, dan kehutanan), dan

 ternak selain ayam ras pedaging

Tanaman tahunan adalah tanaman yang berumur satu tahun atau lebih.

Tanaman semusim adalah tanaman yang berumur kurang dari satu tahun dan pemungutan hasilnya biasanya dilakukan lebih dari satu kali dalam satu tahun.

Rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian.

Rumah tangga yang mengelola usaha pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggung jawab dalam kegiatan pemeliharaan, pembudidayaan, pengembangbiakan, pembesaran/ penggemukan, dan lain-lain.

Kolom (11): Jika Kolom (10) berkode 1, isikan nomor urut rumah tangga pertanian dan lanjutkan ke Daftar ST2013-UKPT

Kolom ini hanya diisi jika Kolom (10) berisi kode 1. Isian kolom ini merupakan nomor urut rumah tangga pertanian. Isian kolom ini boleh tidak berurut, tergantung pada pelaksanaan lapangannya, tetapi nomor urut yang dicantumkan pada kolom ini tidak boleh ada yang terlewat atau tercatat lebih dari satu kali. Nomor urut terbesar mencerminkan banyaknya rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran.

 Jika pada saat pencacahan rumah tangga tidak ada kegiatan usaha pertanian karena sedang menunggu musim/pergiliran tanaman/ pengosongan kandang, maka tetap dianggap melakukan kegiatan usaha pertanian.

 Rumah tangga yang biasanya melakukan kegiatan usaha pertanian, tetapi pada saat pencacahan sedang tidak melakukan kegiatan usaha pertanian dan tidak akan melakukan kegiatan usaha pertanian lagi, maka rumah tangga tersebut tidak dianggap melakukan kegiatan usaha pertanian.


(29)

Setiap rumah tangga yang telah teridentifikasi sebagai rumah tangga usaha pertanian (Kolom (10) berkode 1) selanjutnya dicacah dengan Daftar ST2013-UKPT. Nomor urut yang tercantum pada Kolom (11) ini harus disalin ke Daftar ST2013-UKPT. Pastikan penyalinan nomor urut tidak keliru untuk masing-masing rumah tangga.

Rincian a: Jumlah halaman ini.

Isikan jumlah isian Kolom (10) pada halaman yang bersangkutan.

Rincian b: Jumlah kumulatif sampai dengan halaman sebelumnya.

Isian rincian ini disalin dari Rincian c halaman sebelumnya. Untuk halaman 1, rincian ini harus terisi tanda “–“ (strip).

Rincian c: Jumlah kumulatif sampai dengan halaman ini (a+b).

Isian rincian ini merupakan penjumlahan dari Rincian a ditambah dengan Rincian b pada halaman yang bersangkutan.

IV.

Untuk blok sensus yang hanya terpilih SKH 2014 (digit pertama NKS kode J), pertanyaan pada Blok IV hanya sampai Kolom (10). Sedangkan untuk blok sensus yang terpilih beberapa subsektor termasuk SKH 2014, pertanyaan Blok IV lengkap sampai dengan Kolom (11).


(30)

(31)

V.

KETERANGAN USAHA KOMODITAS

PERTANIAN TERPILIH

Daftar ini digunakan untuk mengidentifikasi rumah tangga usaha pertanian yang mengusahakan komoditas terpilih Survei Subsektor 2014. Satu Daftar ST2013-UKPT digunakan untuk mendaftar satu rumah tangga pertanian.

4.1. Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-UKPT

BLOK I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA Isian Blok I disalin dari Daftar ST2013-PBS Blok I.

Rincian 101: Kode Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan, No. Blok Sensus, No. SLS, No. Bangunan Fisik, No. Bangunan Sensus, dan No. Urut Ruta Pertanian

Isian kode provinsi, nama dan kode kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan nomor blok sensus disalin dari Daftar ST2013-PBS Blok I Rincian 101-104 dan Rincian 106. Sedangkan nomor SLS, nomor bangunan fisik, nomor bangunan sensus, dan nomor urut ruta pertanian berturut-turut disalin dari Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (1), (2), (3), dan (11).

Rincian 102: Nama Kepala Rumah Tangga

Isikan nama kepala rumah tangga sesuai dengan Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (5).

Rincian 103: Satuan Lingkungan Setempat Terkecil

Isian nama SLS tempat tinggal rumah tangga disalin dari isian Daftar ST2013-PBS Blok I Rincian 108 sesuai dengan kondisi lapangan.

Rincian 104: Alamat (sesuai dengan kondisi lapangan)

Tuliskan alamat rumah yang ditempati oleh rumah tangga dengan lengkap (sampai dengan nomor rumah) dan jelas.

Rincian 105: No. Telp/HP

Tuliskan nomor telepon/HP yang bisa dihubungi PCS untuk keperluan konfirmasi/kunjungan ulang.


(32)

BLOK II. KETERANGAN KOMODITAS YANG DIUSAHAKAN Blok ini berisi komoditas terpilih yang diusahakan rumah tangga.

Rincian 201: Apakah rumah tangga ini mengusahakan komoditas pada Kolom (1) berikut?

Yang dimaksud mengusahakan komoditas terpilih setiap subsektor adalah:

 Padi dan palawija yang diusahakan dan sebagian/seluruhnya pernah menghasilkan selama setahun yang lalu.

Padi dan palawija disebut menghasilkan apabila tanaman padi dan palawija yang diusahakan telah dipanen dengan tujuan untuk mendapatkan produksi dalam kualitas standar sebagai berikut:

Komoditas Kriteria Kualitas

Produksi Deskripsi

Padi GKP Gabah kering panen (GKP): hasil tanaman padi yang telah dilepas dari tangkainya dengan cara perontokkan, dikeringkan, dan dibersihkan yang memiliki kadar air maksimum 25 %, butir hampa/kotoran maksimum 10 %, butir kuning/rusak maksimum 3 %, butir hijau/mengapur maksimum 10 % dan butir merah maksimum 3 %.

Jagung Ontongan basah yang bisa menghasilkan pipilan kering

Ontongan basah: jagung yang sudah dipanen dan dipisahkan dari kulitnya. Jagung dalam bentuk ontongan masih memiliki bonggol dan harus dikeringkan dulu sebelum dipipil.

Pipilan kering: jagung yang sudah dipipil. Produknya dalam bentuk biji jagung.

Kedelai Polong kering panen yang bisa menghasilkan biji kering

Polong kering panen: kedelai yang siap dikupas untuk mendapatkan biji kering. Kedelai dalam bentuk polong kering panen masih dalam bentuk polongan.

Biji kering: biji kedelai kering yang sudah dilepaskan dari polongnya.

Kacang Tanah

Gelondongan basah yang bisa menghasilkan biji kering

Gelondongan basah: kacang tanah yang telah dipanen (dicabut) dan dipisahkan dari pohonnya, tapi belum dikeringkan (masih basah). Kacang tanah dalam bentuk


(33)

Komoditas Kriteria Kualitas

Produksi Deskripsi

gelondongan basah masih memiliki kulit.

Biji kering: kacang tanah dalam bentuk biji yang sudah dilepaskan dari kulitnya dan dikeringkan.

Kacang Hijau Polong basah yang bisa

menghasilkan biji kering

Polong basah: kacang hijau yang telah dipanen dalam bentuk polong.

Biji kering: kacang hijau yang sudah dalam bentuk biji yang telah dikeringkan.

Ubi Kayu Umbi basah Umbi basah: ubi kayu yang telah dipanen, dibersihkan, dan telah dilepaskan dari tanamannya.

Ubi jalar Umbi basah Umbi basah: ubi jalar yang telah dipanen, dibersihkan, dan telah dilepaskan dari tanamannya.

 Hortikultura dan perkebunan

- Untuk tanaman tahunan, diusahakan pada saat pencacahan yang menghasilkan selama setahun yang lalu.

- Untuk tanaman semusim, diusahakan dan sebagian/seluruhnya pernah menghasilkan/panen selama setahun yang lalu.

Tanaman hortikultura disebut menghasilkan/panen apabila bentuk produksi standarnya seperti tercantum pada tabel berikut:

No. Komoditas Bentuk Produksi Standar

1. Jeruk Buah Segar

2. Pisang Buah Segar

3. Mangga Buah Segar

4. Pepaya Buah Segar

5. Bawang Merah Umbi kering panen dengan daun 6. Bawang Putih Umbi kering panen dengan daun 7. Cabai Merah Buah segar dengan tangkai 8. Cabai Rawit Buah segar dengan tangkai

9. Kunyit Rimpang

10. Jahe Rimpang

11. Kencur Rimpang

12. Anggrek Bunga Potong

13. Mawar Bunga Potong


(34)

Tanaman perkebunan disebut menghasilkan apabila bentuk produksi standarnya seperti tercantum pada tabel berikut:

No. Komoditas Bentuk Produksi Standar

1. Kakao Buah masak/gelondong

Biji kering

2. Karet Lateks

Lump mangkok Lump tahu Lump tanah Sheet Slab

3. Kelapa sawit Tandan buah segar

4. Kopi Buah/biji masak

Biji kering/kopi berasan

5. Aren/Enau Nira

6. Cengkeh Bunga basah

Bunga kering 7. Jambu mete Biji basah

Biji kering

8. Kelapa Buah kelapa

Kopra

9. Lada Lada basah

Lada kering

10. Pala Biji pala basah

Biji pala kering Fulli basah Fulli kering

11. Sagu Batang sagu

Tepung sagu

12. Teh Daun teh basah

Daun teh kering

13. Tebu Batang

14. Tembakau Daun basah

Daun kering Rajangan

 Peternakan yang diusahakan pada saat pencacahan. Khusus ayam ras pedaging diusahakan selama setahun yang lalu dan jumlahnya lebih dari 100 ekor. Khusus kelinci yang dicakup adalah kelinci potong.

 Budidaya ikan yang diusahakan pada saat pencacahan dan sebagian/seluruhnya pernah menghasilkan selama setahun yang lalu.

 Penangkapan ikan yang diusahakan selama setahun yang lalu.

 Kehutanan yang siap tebang pada saat pencacahan, atau pernah tebang (tidak termasuk penjarangan) selama setahun yang lalu.


(35)

Kolom 1: Komoditas

Kolom ini berisi komoditas terpilih dari setiap subsektor yang sudah tercetak. Kolom 2: Kode UKPT

Kolom ini berisi kode sesuai dengan komoditas pada Kolom (1). Kolom 3: Isi Kode

Isikan kode 1 jika rumah tangga pertanian mengusahakan komoditas pada Kolom (1) atau isikan strip (-) jika tidak.

Kolom 4: Jika Kolom (3) berkode 1, isikan jumlah pohon/ternak, luas tanam yang diusahakan

Isikan jumlah pohon/ternak, luas tanam yang diusahakan sesuai komoditas yang diusahakan pada Kolom (1).

Kolom 5: Satuan pada kolom (4)

Kolom ini berisi satuan dari jumlah pohon/ternak atau luas tanam yang diusahakan pada Kolom (4).

Rincian 201.A1: PADI

Rincian 201.A2. Komoditas padi utama

Tuliskan komoditas padi utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas padi utama adalah padi yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu jenis tanaman padi memiliki nilai produksi terbesar yang sama, maka yang dipilih sebagai tanaman padi utama adalah tanaman yang memiliki luas tanam terluas.


(36)

Tanaman padi yang dicakup dalam pencacahan Survei Subsektor terdiri dari padi sawah yang ditanam di sawah dan padi ladang yang ditanam di ladang. Seiring dengan semakin berkembangnya teknik budidaya, khususnya perbenihan, kini banyak varietas padi sawah dengan sifat-sifat unggul, baik jenis hibrida maupun inbrida, yang dibudidayakan petani.

Padi hibrida: varietas padi sawah yang merupakan produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat, maka hibrida turunannya akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut.

Padi inbrida: varietas padi sawah selain padi hibrida disebut padi inbrida. Benih padi yang diproduksi dari budidaya padi hibrida (turunan hibrida) termasuk padi inbrida. Perbedaan antara padi hibrida dan padi inbrida disajikan pada tabel berikut:

Perbedaan Padi Hibrida dan Padi Inbrida

Padi Hibrida Padi Inbrida

1. Merupakan produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik.

2. Turunan keduanya tidak bisa dibenihkan kembali sehingga harus terus membeli yang baru.

3. Tanaman padi lebih tegak, kompak, dan seragam.

4. Hasilnya lebih tingggi 20-30 % dari padi inbrida.

5. Harga benih lebih mahal karena proses produksinya lebih rumit. 6. Ongkos budidaya lebih mahal

dibanding padi inbrida.

1. Padi inbrida berasal dari galur murni yang melakukan penyerbukan sendiri.

2. Turunan benih dapat ditanam kembali.

3. Tanaman padi kurang seragam. 4. Produksinya rata-rata (4-5 ton gabah

per hektar).

5. Harga benih lebih murah.


(37)

Daftar varietas padi hibrida dan padi inbrida yang ada di pasaran disajikan pada tabel berikut:

Varietas Padi

Hibrida Inbrida

Intani 1 Hibrindo R-2 IR-64

Intani 2 Batang Sama Ciherang

Rokan Hipa 3 Ciliwung

Maro Hipa 4 Cigeulis

Miki 1 PP1 Gilerang

Miki 2 Adirasa Cisadane

Miki 3 Mapan 4 PB 42

Longping Pusaka 1 Manis 5 Way Apo Baru Longping Pusaka 2 Bernas Super Cilamaya Hibrindo R-1 Bernas Prima

Rincian 201.B1: PALAWIJA

Rincian 201.B2. Komoditas palawija utama

Tuliskan komoditas palawija utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas palawija utama adalah tanaman palawija yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu tanaman palawija memiliki nilai produksi terbesar yang sama, maka yang dipilih sebagai tanaman palawija utama adalah tanaman yang memiliki luas tanam terluas.


(38)

Varietas jagung yang dicakup dalam pencacahan Survei Subsektor terdiri dari jagung hibrida dan jagung komposit. Jagung Hibrida merupakan varietas keturunan pertama dari persilangan yang dihasilkan dengan mengatur penyerbukan dan kombinasinya. Sementara Jagung Komposit adalah varietas jagung selain varietas hibrida (termasuk varietas lokal).

Perbedaan antara jagung hibrida dan komposit disajikan pada tabel berikut: Perbedaan Jagung Hibrida dan Jagung Komposit

Jagung Hibrida Jagung Komposit

1. Merupakan produk persilangan antara dua tetua jagung yang berbeda secara genetik.

2. Turunan keduanya tidak bisa dibenihkan kembali sehingga harus terus membeli yang baru.

3. Tanaman jagung lebih tegak, kompak, dan seragam.

4. Produktivitas lebih tinggi bila

dibandingkan dengan jagung komposit. Bila dibudidayakan secara benar, produktivitas di atas 5 ton/hektar (pipilan kering)bahkan bisa mencapai 12 ton per hektar.

5. Harga benih lebih mahal karena proses produksinya lebih sulit.

6. Ongkos budidaya lebih mahal dibanding jagung komposit.

1. Turunan benih dapat ditanam kembali.

2. Tanaman tidak seragam.

3. Produktivitas umumnya kurang dari 5 ton pipilan kering per hektar.

4. Ongkos budidaya dan harga benih lebih murah.

Sumber: Andi Takdir dkk. “Pembentukan Varietas Jagung Hibrida”. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros.


(39)

Daftar varietas jagung hibrida dan jagung komposit yang ada di pasaran disajikan pada tabel berikut:

Varietas Jagung

Hibrida Komposit

C-1 Semar-6 NK 33 Metro

C-3 Semar-7 NK 55 Baster Kuning

C-4 Semar-8 NK 66 Kania Putih

C-5 Semar-9 NK 81 Malin

C-6 Semar-10 NK 82 Harapan

C-7 Bisi-1 NK 88 Pandu

C-8 Bisi-2 NK 99 Permadi

C-9 Bisi-3 DK-2 Bogor Composite-2

C-10 Bisi-4 DK-3 Harapan Baru

A (Andalas) 4 Bisi-5 R-01 Arjuna

Pioneer 1 Bisi-6 P-28 Bromo

Pioneer 2 Bisi-7 P-29 Parikesit

Pioneer 3 Bisi-8 P-31 Abimanyu

Pioneer 4 Bisi-9 JK-7 Nakula

Pioneer 5 Bisi-10 JK-8 Sadewa

Pioneer 6 Bisi-11 PAC-224 Wiyasa

Pioneer 7 Bisi-12 PAC-759 Kalingga

Pioneer 8 Bisi-13 Bima-1 Rama

Pioneer 9 Bisi-14 Bima-2 Bantimurung Bayu Pioneer 10 Bisi-15 Bima-3 Bantimurung Antasena Pioneer 11 Bisi-16 Bima-4 Bantimurung Wisanggeni Pioneer 12 Bisi-17 Bima-5 Bantimurung Bisma Pioneer 13 Bisi-18 Bima-6 Bantimurung Surya

Pioneer 14 Bisi-816 Bima-7 Lagaligo

Pioneer 15 Bisi-818 Bima-8 Gumarang

Pioneer 16 Bisi-222 Bima-9 Lamuru

Pioneer 17 Periwi-1 Bima-10 Kresna

Pioneer 18 Pertiwi-2 Bima-11 Srikandi

Pioneer 19 Pertiwi-3 Bima-12Q Palakka

Pioneer 20 Makmur-1 Bima-13Q Sukmaraga

Pioneer 21 As-1 Bima-14 Batara Srikandi Putih-1 Pioneer 22 SHS-1 Bima-15 Sayang Srikandi Kuning-1

Pioneer 23 SHS-2 Bima-16 Anoman-1

IPB 4 SHS-11 Bima-17 Provit A1

CPI-1 SHS-12 Bima Putih-1 Provit A2

CPI-2 Jaya 1 Bima Putih-2 Pulut Uri-1

Semar-1 Jaya 2 Bima-18 Pulut Uri-2

Semar-2 N 35 Bima 19-Uri (STJ 107)

Semar-3 NKRI Bima 20-Uri (STJ 109)

Semar-4 NK 11


(40)

Rincian 201.C1: HORTIKULTURA (SAYURAN, BUAH-BUAHAN, TANAMAN HIAS, DAN TANAMAN OBAT)

Rincian 201.C2. Komoditas hortikultura utama

Tuliskan komoditas hortikultura utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas hortikultura utama adalah tanaman hortikultura yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu tanaman hortikultura memiliki nilai produksi terbesar yang sama maka yang dipilih sebagai komoditas tanaman hortikultura utama adalah tanaman yang memiliki jumlah pohon/rumpun terbanyak untuk tanaman tahunan atau luas tanam terluas untuk tanaman semusim.


(41)

Rincian 201.D1: PERKEBUNAN

Rincian 201.D2. Komoditas perkebunan utama

Tuliskan komoditas perkebunan utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas perkebunan utama adalah tanaman perkebunan yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu tanaman perkebunan memiliki nilai produksi terbesar yang sama maka yang dipilih sebagai tanaman perkebunan utama adalah tanaman yang memiliki jumlah pohon/lajar terbanyak untuk tanaman tahunan atau luas tanam terluas untuk tanaman semusim.


(42)

Rincian 201.E1: KEHUTANAN

Tanaman kehutanan siap panen/tebang adalah tanaman kehutanan yang sudah cukup umur dan secara ekonomis sudah dapat dipanen/ditebang atau digunakan kayunya.

Contoh rata-rata umur tanaman siap panen/tebang secara nasional sebagai berikut: Akasia 6 – 7 tahun

Jabon 3 – 6 tahun Jati > 15 tahun Mahoni > 15 tahun Sengon 6 – 8 tahun

Sumber : http://budidayajabon.com/menanam%20pohon.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/

http://www.investor.co.id/agribusiness/ Rincian 201.E2. Komoditas kehutanan utama

Tuliskan komoditas kehutanan utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas kehutanan utama adalah tanaman kehutanan yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu tanaman kehutanan memiliki nilai produksi terbesar yang sama maka yang dipilih sebagai komoditas tanaman kehutanan utama adalah tanaman kehutanan yang memiliki jumlah pohon terbanyak.


(43)

Pedoman Pemutakhiran Rumah Tangga pada Blok Sensus Terpilih Subsektor

|

37

Rincian 201.F1: PETERNAKAN

Isi Kode

Ya = 1 Tidak =

-(1) (2) (3) (4) (5)

1) Kerbau 4101 Ekor

2) Sapi Perah 4103 Ekor

3) Sapi Potong 4104 Ekor

4) Babi 4201 Ekor

5) Domba 4202 Ekor

6) Kambing 4203 Ekor

7) Ayam Kampung 4301 Ekor

8) Ayam Ras Pedaging (selama setahun yang lalu > 100 ekor )

4302 Ekor

9) Ayam Ras Petelur 4303 Ekor

10) Itik 4304 Ekor

11) Itik Manila 4305 Ekor

12) Kelinci (Potong) 4406 Ekor

F2. Komoditas peternakan utama:... kode:………

C2. Komoditas hortikultura utama:... kode:……….

G2. Komoditas budidaya ikan utama:... kode:………

H2. Kegiatan penangkapan ikan utama:...kode:……. Jika Kolom (3) berkode

1, isikan jumlah pohon/ternak, luas

tanam yang diusahakan

Satuan pada Kolom (4)

F1. PETERNAKAN (jumlah ternak yang diusahakan pada saat pencacahan; khusus ayam ras pedaging selama setahun yang lalu)

G1. BUDIDAYA IKAN (luas baku wadah saat pencacahan dan sebagian/seluruhnya

Komoditas Kode

UKPT

Rincian 201.F2. Komoditas peternakan utama

Tuliskan komoditas peternakan utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas peternakan utama adalah ternak yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu ternak yang memiliki nilai produksi terbesar yang sama maka yang dipilih sebagai ternak utama adalah ternak yang memiliki jumlah terbanyak.


(44)

Rincian 201.G1: BUDIDAYA IKAN

Rincian 201.G2. Komoditas budidaya ikan utama

Tuliskan komoditas budidaya ikan utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Komoditas budidaya ikan utama adalah budidaya ikan yang memiliki nilai produksi terbesar. Apabila terdapat lebih dari satu budidaya ikan memiliki nilai produksi terbesar yang sama maka yang dipilih sebagai budidaya ikan utama adalah budidaya ikan yang memiliki luas baku wadah terluas.


(45)

Rincian 201.H1: PENANGKAPAN IKAN

Rincian 201.H2. Kegiatan penangkapan ikan utama

Tuliskan kegiatan penangkapan ikan utama yang diusahakan rumah tangga, kemudian tuliskan kodenya. Kegiatan penangkapan ikan utama adalah kegiatan penangkapan ikan yang memiliki nilai produksi terbesar menurut responden.

Rincian 202: Apakah mengusahakan komoditas pertanian lainnya dan/atau jasa pertanian (termasuk komoditas pada Rincian 201 yang seluruhnya belum pernah menghasilkan)?

Isikan kode 1 jika rumah tangga pertanian mengusahakan komoditas pertanian lainnya dan/atau jasa pertanian, isikan strip (-) jika tidak pada kotak yang tersedia.

Termasuk kategori “mengusahakan” dalam rincian ini (R202 berisi kode 1) adalah:

 usaha jasa pertanian,

 jumlah ternak ayam ras pedaging selama setahun ≤ 100 ekor,

 kegiatan kehutanan lainnya (pemungutan hasil hutan, penangkaran satwa/ tumbuhan liar, dan penangkapan satwa liar),

 usaha komoditas selain yang tersebut pada Rincian 201,


(46)

Apabila Blok II Rincian 201 Kolom (3) berisi tanda strip (-) dan Rincian 202 juga berisi tanda strip (-) maka perbaiki isian Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (10) dengan tanda strip (-) dan hapus nomor urut pada Kolom (11).

4.2. Pemeriksaan Isian Daftar ST2013-PBS dan ST2013-UKPT 4.2.1. Pemeriksaan Isian Daftar ST2013-PBS

1. Isian Blok II Rincian 203 harus sama dengan isian nomor urut terbesar pada Blok IV Kolom (8).

2. Isian Blok II Rincian 204 harus sama dengan isian pada Blok IV halaman terakhir Rincian c Kolom (10).

3. Apabila isian Blok IV Kolom (7) berkode 1, 2, 3, atau 4 maka Kolom (8) berisi nomor urut rumah tangga.

4. Apabila isian Blok IV Kolom (7) berkode 5, 6, atau 7 maka Kolom (8) sampai dengan Kolom (11) harus kosong.

5. Apabila Kolom (10) berkode 1 maka Kolom (11) berisi nomor urut rumah tangga pertanian.

6. Isian pada Blok IV halaman terakhir Rincian c Kolom (10) harus sama dengan nomor urut terbesar pada Kolom (11).

4.2.2. Pemeriksaan Isian Daftar ST2013-UKPT

1. Isian Blok II Rincian 201 Kolom (3) harus berkode 1 atau strip (-).

2. Apabila isian Blok II Rincian 201 Kolom (3) berkode 1 maka Kolom (4) harus ada isian, kecuali Rincian H1.

3. Apabila isian Blok II Rincian 201 Kolom (3) strip (-) maka Kolom (4) harus kosong. 4. Apabila Blok II Rincian A1 ada isian maka Rincian A2 harus ada isian.

5. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian A2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 6. Isian jenis dan kode komoditas Rincian A2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian A1 yang terisi.

7. Apabila Blok II Rincian B1 ada isian maka Rincian B2 harus ada isian.

8. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian B2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 9. Isian jenis dan kode komoditas Rincian B2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian B1 yang terisi.

10. Apabila Blok II Rincian C1 ada isian maka Rincian C2 harus ada isian.


(47)

12. Isian jenis dan kode komoditas Rincian C2 harus sama dengan salah satu jenis dan kode komoditas dari Rincian C1 yang terisi.

13. Apabila Blok II Rincian D1 ada isian maka Rincian D2 harus ada isian.

14. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian D2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 15. Isian jenis dan kode komoditas Rincian D2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian D1 yang terisi.

16. Apabila Blok II Rincian E1 ada isian maka Rincian E2 harus ada isian.

17. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian E2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 18. Isian jenis dan kode komoditas Rincian E2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian E1 yang terisi.

19. Apabila Blok II Rincian F1 ada isian maka Rincian F2 harus ada isian.

20. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian F2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 21. Isian jenis dan kode komoditas Rincian F2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian F1 yang terisi.

22. Apabila Blok II Rincian G1 ada isian maka Rincian G2 harus ada isian.

23. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian G2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 24. Isian jenis dan kode komoditas Rincian G2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian G1 yang terisi.

25. Apabila Blok II Rincian H1 ada isian maka Rincian H2 harus ada isian.

26. Isian kode komoditas pada Blok II Rincian H2 harus sesuai dengan jenis komoditas. 27. Isian jenis dan kode komoditas Rincian H2 harus sama dengan salah satu jenis dan

kode komoditas dari Rincian H1 yang terisi. 28. Blok II Rincian 202 harus berkode 1 atau strip (-).

4.2.3. Konsistensi Isian Daftar ST2013-PBS dan ST2013-UKPT

1. Isian Daftar ST2013-UKPT Blok I Rincian 101 provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, dan nomor blok sensus berturut-turut harus sama dengan isian Daftar ST2013-PBS Blok I Rincian 101 – 104 dan Rincian 106.

2. Isian Daftar ST2013-UKPT Blok I Rincian 101 nomor SLS, nomor bangunan fisik, nomor bangunan sensus, dan nomor urut rumah tangga pertanian berturut-turut harus sama dengan isian Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (1) – (3) dan Kolom (11).

3. Isian Daftar ST2013-UKPT Blok I Rincian 102 harus sama dengan isian Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (5).


(48)

4. Apabila Blok II Rincian 201 Kolom (3) berisi tanda strip (-) dan Rincian 202 juga berisi tanda strip (-) maka perbaiki isian Daftar ST2013-PBS Blok IV Kolom (10) dengan tanda strip (-) dan hapus nomor urut pada Kolom (11).


(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(56)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)