2014 3352 ped Pedoman Pencacah ST2013 SKB.PCS

(1)

SENSUS PERTANIAN 2013

SURVEI RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN

TAHUN 2014

PEDOMAN PENCACAH

(ST2013-SKB.PCS)

BADAN PUSAT STATISTIK


(2)

(3)

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian yang keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan 2003.

Survei rumah tangga usaha perkebunan 2014 (ST2013 SKB) merupakan kegiatan Sensus Pertanian 2013 Lanjutan. Tujuan dari survei ini adalah untuk mendapatkan data yang akurat mengenai profil rumah tangga usaha perkebunan, struktur ongkos komoditas perkebunan, dan sosial ekonomi rumah tangga usaha perkebunan.

Buku pedoman ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan ST2013 SKB yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, organisasi lapangan, jadwal pelaksanaan, konsep definisi, dan tata cara pengisian Daftar ST2013-SKB.S yang digunakan dalam kegiatan survei.

Keberhasilan pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB ini ditentukan oleh niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dengan berpegang teguh pada pedoman.

Atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB ini diucapkan terima kasih.

Selamat Bekerja.

Jakarta, Februari 2014

Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik,

Dr. Adi Lumaksono, MA


(4)

(5)

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 1

1.3 Landasan Hukum ... 2

1.4 Cakupan ... 2

1.5 Jenis Dokumen ... 3

1.6 Jadwal Kegiatan ... 4

BAB 2 ORGANISASI LAPANGAN ... 7

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan Daerah ... 7

2.2 Petugas Pelaksanaan Pencacahan ... 7

BAB 3 TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN ... 11

3.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan ... 11

3.2 Tata Cara Wawancara ... 21

3.3 Tata Tertib Pengisian Daftar ... 23

3.4 Petunjuk Pengisian Daftar ... 23

BAB 4 DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA USAHA PERKEBUNAN (ST2013-SKB.DSRT) ... 27

4.1 Kegunaan Daftar ST2013-SKB.DSRT ... 27

4.2 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.DSRT ... 27

BAB 5 DAFTAR ST2013-SKB.S ... 31

5.1 Kegunaan Daftar ST2013-SKB.S ... 31

5.2 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.S ... 31

Daftar Isi


(6)

BAB 6 PENUTUP ... 93

LAMPIRAN

Lampiran 1. Contoh Sketsa Peta Blok Sensus ... 97 Lampiran 2. Contoh ST2013-SKB.DSRT ... 98 Lampiran 3. Contoh ST2013-SKB.S ... 100


(7)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang signifikan pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari peranan sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia pada tahun 2013 sekitar 14,43% dan penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian menurut hasil Sakernas (Februari 2013) sekitar 35,05%. Ekspor sektor pertanian pada tahun 2013 mencapai 5.728,3 juta US dollar (3,14% dari total ekspor Indonesia).

Pembangunan di sektor pertanian selain bertujuan meningkatkan produksi juga untuk meningkatkan kesejahteraan rumah tangga pertanian. Untuk itu diperlukan data yang dapat menggambarkan profil rumah tangga usaha pertanian, struktur ongkos usaha komoditas pertanian, dan sosial ekonomi rumah tangga usaha pertanian. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data tersebut dilakukan Sensus Pertanian 2013 yang meliputi pencacahan lengkap, survei pendapatan petani, dan pencacahan subsektor.

Kegiatan Sensus Pertanian 2013 Lanjutan pada tahun 2014 adalah ST2013 Subsektor. Salah satu kegiatan ST2013 Subsektor adalah Survei Rumah Tangga Usaha Perkebunan (ST2013 SKB).

1.2. Tujuan

Tujuan ST2013 SKB adalah :

a. Mendapatkan data profil rumah tangga usaha perkebunan. b. Mendapatkan data struktur ongkos komoditas perkebunan.

c. Mendapatkan data mengenai keadaan sosial ekonomi rumah tangga usaha tanaman perkebunan.


(8)

1.3. Landasan Hukum

Pelaksanaan ST2013 SKB dilandasi oleh:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3683);

b. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3854);

c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik;

d. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah; dan e. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.4. Cakupan

ST2013 SKB dilakukan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali DKI Jakarta. Cakupan ST2013 SKB meliputi 4 komoditas nasional (kakao, karet, kelapa sawit, dan kopi) dan 2 dari 10 komoditas unggulan provinsi (aren/enau, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, teh, tebu, dan tembakau).


(9)

Tabel 1.1. Komoditas Perkebunan Unggulan/Potensi per Provinsi

Provinsi

Unggulan Nasional Unggulan Provinsi

Karet Kakao Kelapa Sawit Kopi

Ceng-keh

Jambu

Mete Kelapa Lada Aren Sagu Pala Tebu Teh Tem-bakau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Aceh v v v v v v

Sumatera Utara v v v v v v Sumatera Barat v v v v v v

R i a u v v v v v v

Jambi v v v v v v

Sumatera Selatan v v v v v v

Bengkulu v v v v v v

Lampung v v v V v v

Kep. Bangka Belitung v v

Kep. Riau v v v

DKI Jakarta

Jawa Barat v v v v v v Jawa Tengah v v v v v v D.I.Yogyakarta v v v v v Jawa Timur v v v v v

Banten v v v v

B a l i v v v v v

Nusa Tenggara Barat v v v v v v Nusa Tenggara Timur v v v v v Kalimantan Barat v v v v v v Kalimantan Tengah v v v v v v Kalimantan Selatan v v v v v v Kalimantan Timur v v v v v v Sulawesi Utara v v v v v

Sulawesi Tengah v v v v v v

Sulawesi Selatan v v v v v v v Sulawesi Tenggara v v v v v v

Gorontalo v v v v

Sulawesi Barat v v v v

Maluku v v v v v

Maluku Utara v v v Papua Barat v v v v

Papua v v v v v v

1.5. Jenis Dokumen

1. Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB (Hasil Pemutakhiran Blok

Sensus Terpilih)

Sketsa peta blok sensus untuk pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB oleh PCS adalah sketsa peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih subsektor pada bulan April 2014.

2. Daftar ST2013-SKB.DSRT


(10)

keterangan hasil pencacahan.

3. Daftar ST2013-SKB.S

Daftar ini digunakan untuk melakukan pencacahan pada rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih yang tercantum dalam Daftar ST2013-SKB.DSRT.

Satu Daftar ST2013-SKB.S digunakan untuk mencacah satu rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih.

4. Buku Pedoman Pencacah Survei Rumah Tangga Usaha Perkebunan

(ST2013-SKB.PCS)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pencacah dalam melakukan pencacahan rumah tangga usaha perkebunan.

5. Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa Survei Rumah Tangga Usaha

Perkebunan (ST2013-SKB.PMS)

Buku ini digunakan sebagai pedoman bagi pengawas/pemeriksa dalam melakukan pengawasan lapangan dan pemeriksaan dokumen hasil survei rumah tangga usaha perkebunan.

1.6. Jadwal Kegiatan

Tabel 1.2. Jadwal Kegiatan ST2013 SKB

No. Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1. Persiapan Januari – Februari 2014

2. Workshop Intama 26 Februari-1 Maret 2014 dan

10-13 Maret 2014

3. Pelatihan Innas 16 -21 Maret 2014

4. Pelatihan Inda 25 Maret-1 April 2014

5. Pelatihan Petugas Pemutakhiran oleh Inda

10-17 April 2014 6. Pelaksanaan Pemutakhiran Rumah

Tangga


(11)

No. Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

7. Pengolahan Pemutakhiran 25 April-5 Mei 2014

8. Penarikan Sampel 6-11 Mei 2014

9. Pelatihan Petugas 12 -24 Mei 2014

10. Pelaksanaan Lapangan 26 Mei-7 Juli 2014

11. Pengolahan Juli-Oktober 2014


(12)

(13)

ORGANISASI LAPANGAN

2.1. Penanggung Jawab Pelaksanaan di Pusat dan di Daerah

Pengarah pelaksanaan ST2013 SKB secara keseluruhan adalah Kepala BPS. Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon I lainnya sebagai wakil ketua merangkap penanggung jawab sesuai bidangnya. Koordinator bidang teknis ST2013 SKB adalah Direktur Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan, sedangkan Pejabat Eselon II terkait lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi. Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi, sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai penugasannya. Koordinator bidang teknis ST2013 SKB adalah Kepala Seksi Statistik Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya.

Penanggung jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah Kepala BPS Kabupaten/Kota. Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi Statistik Produksi. Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai penugasannya.

2.2. Petugas Pelaksanaan Pencacahan

Petugas pencacahan adalah petugas yang pernah mengikuti pelatihan ST2013. Penetapan petugas pencacah harus memperhatikan lokasi tugas, potensi wilayah, dan kemampuan petugas serta muatan kuesioner yang harus dikuasai. Beban petugas pencacah yaitu 3 s.d 4 blok sensus atau sekitar 30 s.d 40 rumah tangga. Petugas pencacah bisa lintas desa tetapi tidak bisa lintas


(14)

kecamatan. Pengawas/pemeriksa membawahi 3 s.d. 4 pencacah dan bisa lintas kecamatan.

Adapun kewajiban dari petugas ST2013 SKB adalah sebagai berikut:

Pengawas/Pemeriksa (PMS)

a. Mengikuti pelatihan petugas ST2013 SKB.

b. Mengatur pendistribusian dokumen (sketsa peta ST2013-WB, Daftar ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S) dan perlengkapan PCS yang menjadi tanggung jawabnya.

c. Bersama-sama PCS melakukan identifikasi batas luar blok sensus, rumah tangga terpilih, dan mengatur jadwal pencacahan terhadap rumah tangga yang akan diwawancarai oleh lebih dari satu PCS.

d. Melakukan pengawasan pencacahan rumah tangga dan pemeriksaan isian Daftar ST2013-SKB.S hasil pencacahan PCS.

e. Bersama-sama PCS mendiskusikan permasalahan teknis yang terjadi di lapangan.

f. Menyerahkan sketsa peta ST2013-WB, Daftar ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S yang telah diperiksa ke penanggungjawab penerimaan dokumen di BPS Kabupaten/ Kota.

g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Pencacah (PCS)

a. Mengikuti pelatihan petugas ST2013 SKB.

Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan ST2013 SKB


(15)

b. Di bawah pengawasan PMS melakukan pengenalan batas luar blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya dengan menggunakan sketsa peta ST2013-WB.

c. Melakukan pencacahan dengan menggunakan Daftar ST2013-SKB.DSRT

dan ST2013-SKB.S.

d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.

e. Mendiskusikan dengan PMS jika ada permasalahan teknis di lapangan. f. Menyerahkan sketsa peta ST2013-WB, Daftar ST2013-SKB.DSRT, dan

Daftar ST2013-SKB.S yang telah diisi secara bertahap kepada PMS tanpa menunggu seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya selesai.

g. Memperbaiki isian Daftar ST2013-SKB.S yang dinyatakan salah oleh PMS.

h. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Jika suatu rumah tangga terpilih sebagai sampel beberapa usaha pertanian, maka petugas diharapkan datang secara bersamaan.


(16)

(17)

TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN

3.1. Tahap Pelaksanaan Pencacahan

3.1.1. Pembagian Wilayah Kerja

Sebelum pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB, setiap PMS akan menerima dari BPS Kabupaten/Kota berupa peta desa, peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar ST2013-PBS, ST2013-SKB.DSBS, ST2013-SKB.DSRT, dan ST2013-SKB.S yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap PMS mempunyai tanggung jawab membawahi 3 orang PCS dengan jumlah sampel keseluruhan sekitar 90 responden. Pembagian tugas/jumlah sampel kepada setiap PCS harus berimbang antara satu PCS dengan PCS lainnya.

3.1.2. Koordinasi antara PMS dengan PCS

Koordinasi antara PMS dan PCS harus dilakukan selama pencacahan berlangsung. Tujuan koordinasi ini agar pelaksanaan pencacahan, pengawasan, dan pemeriksaan dokumen hasil lapangan dapat dilakukan secara maksimal. Selama pelaksanaan pencacahan, PMS harus mendampingi PCS secara bergiliran, dan tetap melakukan koordinasi dengan PCS lain yang tidak sedang didampinginya. Pendampingan ini bertujuan agar PMS dapat dengan cepat mengetahui dan mengatasi permasalahan yang dihadapi PCS di lapangan, serta dapat langsung memeriksa dokumen hasil pencacahan setiap PCS selesai melakukan wawancara untuk satu rumah tangga. Pembagian waktu pendampingan untuk setiap PCS dilakukan oleh PMS secara berimbang antar PCS.


(18)

Sebelum memulai pencacahan ke rumah tangga responden, koordinasi yang dilakukan oleh PMS adalah dengan mengadakan pertemuan dan membahas beberapa hal antara lain:

1) Pembagian lokasi tugas (blok sensus) pencacahan ST2013 SKB untuk setiap PCS.

2) Pembagian peta blok sensus, Daftar SKB.DSRT dan Daftar ST2013-SKB.S kepada PCS sesuai wilayah kerjanya.

3) Menunjukkan peta desa/kelurahan SP2010-WA/ST2013-WA sebagai

orientasi posisi blok sensus terpilih di desa/kelurahan.

4) Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas.

5) Penyusunan strategi lapangan secara umum, termasuk identifikasi batas wilayah kerja secara bersama-sama berdasarkan peta blok sensus.

6) Penyusunan jadwal kerja PMS dan PCS, serta jadwal pertemuan di lapangan.

7) Penyusunan strategi penyelesaian tugas sesuai jadwal.

Selanjutnya PMS dapat melakukan koordinasi selama periode pencacahan ST2013 SKB dengan pokok bahasan:

1) Evaluasi jalannya pelaksanaan pencacahan ST2013 SKB,

2) Penyelesaian permasalahan yang ditemui di lapangan berkaitan dengan pencacahan ST2013 SKB,

3) Strategi penyelesaian pencacahan ST2013 SKB untuk kasus rumah tangga perkebunan yang belum dapat ditemui,

Bila diperkirakan selama dalam periode pencacahan, jadwal kerja tidak dapat dipenuhi, PMS harus mengatur strategi agar pelaksanaan pencacahan dapat tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.


(19)

3.1.3. Pelaksanaan Lapangan

Setiap PCS mempunyai tanggung jawab 3 sampai dengan 4 blok sensus, dengan jumlah sampel untuk setiap blok sensus sekitar 10 rumah tangga usaha budidaya komoditas perkebunan. Setelah PCS menerima peta blok sensus, ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S dari PMS, selanjutnya PCS bertugas secara individu untuk setiap blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya, dibawah pengawasan PMS.

3.1.3.1. Identifikasi Posisi Rumah Tangga Sampel ST2013 SKB Pada Peta Blok Sensus

Peta wilayah yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan ST2013 SKB adalah:

i Peta desa.

Digunakan oleh PMS dan PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam desa/kelurahan.

ii Peta blok sensus.

- Digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok sensus, dan identifikasi di dalam blok sensus seperti jalan, dan landmark

penting lainnya (rumah ibadah, sekolah, kantor, dsb.),

- Digunakan oleh pencacah, untuk identifikasi posisi rumah tangga pertanian terpilih sampel ST2013 SKB.

Sebelum pelaksanaan pencacahan, PCS harus memberi tanda panah () yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga sampel ST2013 SKB pada peta blok sensus hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih. Pemberian tanda tersebut dimaksudkan agar peta blok sensus ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mencari lokasi rumah tangga sampel ST2013 SKB. Prosedur pemberian tanda panah () pada peta sebagai berikut:


(20)

1. Siapkan peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih.

2. Bubuhkan nama kegiatan “ST2013 SKB” pada judul peta sehingga menjadi “SKETSAPETA BLOK SENSUS ST2013 SKB”.

3. Cari simbol posisi rumah tangga pertanian pada peta blok sensus hasil pemutakhiran blok sensus terpilih yang memiliki nomor urut yang sama dengan nomor urut rumah tangga pertanian hasil pemutakhiran yang tercantum pada Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III Kolom (5).

4. Beri tanda panah () yang mengarah pada simbol posisi rumah tangga pertanian tersebut.

Contoh peta BS hasil pemutakhiran pada BS terpilih (PBS) dapat dilihat pada Gambar 3.1.


(21)

(22)

Contoh pemberian tanda panah pada simbol posisi rumah tangga pertanian ST2013 SKB pada peta blok sensus dapat dilihat pada Gambar 3.2.


(23)

3.1.3.2. Identifikasi Batas Wilayah Kerja ST2013 SKB

Identifikasi batas wilayah kerja dimaksudkan agar PCS mengenali wilayah kerjanya sehingga dapat mengatur strategi kunjungan ke rumah tangga sampel. Penelusuran wilayah dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pencacahan ST2013 SKB, dengan tahapan sebagai berikut:

1) Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS Kabupaten/Kota. 2) Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang

maksud, tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi mengenai karakter masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung, dll).

3) Melakukan identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya.

3.1.3.3. Pencacahan Rumah Tangga Perkebunan

Pencacahan rumah tangga perkebunan dilakukan dengan mengunjungi seluruh rumah tangga yang tercetak pada Daftar ST2013-SKB.DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar ST2013-SKB.DSRT dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga perkebunan pertama. 2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pencacahan rumah

tangga perkebunan dengan cara wawancara langsung kepada pengelola usaha sampel ST2013 SKB dengan menggunakan Daftar ST2013-SKB.S. Wawancara harus dilakukan sampai seluruh pertanyaan pada Daftar ST2013-SKB.S selesai, lalu dilanjutkan ke rumah tangga berikutnya.

3) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.


(24)

4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk melakukan wawancara.

5) Lakukan pencacahan ST2013 SKB untuk seluruh rumah tangga pertanian terpilih dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan pencacahan ST2013 SKB untuk rumah tangga terpilih pada blok sensus berikutnya yang menjadi tugas PCS.

6) Daftar ST2013-SKB.DSRT dan peta blok sensus harus diserahkan kembali kepada PMS bersama-sama dengan hasil pencacahan Daftar ST2013-SKB.S, untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke BPS Kabupaten/Kota.

3.1.3.4. Rumah Tangga Terpilih Sampel

Pemilihan sampel rumah tangga usaha perkebunan terpilih berdasarkan informasi rumah tangga usaha hasil pemutakhiran usaha komoditas pertanian terpilih yang dilaksanakan 1 bulan sebelum pencacahan lapangan. Karena adanya jarak waktu tersebut, ada kemungkinan terjadi beberapa perubahan baik dari sisi keberadaan rumah tangga maupun keberadaan usaha perkebunan rumah tangga terpilih. Solusi terkait kondisi tersebut sebagai berikut:

1) Apabila rumah tangga terpilih terpecah menjadi beberapa rumah tangga usaha perkebunan dan masih berada dalam blok sensus yang sama, cukup dipilih satu rumah tangga, yaitu rumah tangga dimana kepala rumah tangga yang lama menjadi anggotanya. Apabila rumah tangga tersebut (kepala rumah tangga lama) bukan lagi rumah tangga usaha perkebunan, maka dipilih rumah tangga usaha budidaya tanaman perkebunan pecahannya yang lokasinya terdekat.

2) Apabila rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha perkebunan terpilih, maka rumah tangga tersebut tetap diwawancarai


(25)

apabila mengusahakan salah satu komoditas kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren/enau, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, teh, tebu,

dan tembakau (penggantian sampel komoditas terpilih harus

memperhatikan daftar komoditas perkebunan unggulan tiap provinsi seperti pada tabel 1.1). Jika tanaman perkebunan yang diusahakan lebih dari satu komoditas, pilih komoditas utama (nilai produksi terbesar), kemudian sesuaikan isian Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III Kolom (9) dengan kode komoditas yang sesuai.

3) Jika rumah tangga terpilih ternyata bukan rumah tangga usaha perkebunan dari salah satu komoditas kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren/enau, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, teh, tebu, dan tembakau, maka rumah tangga tersebut tidak perlu dicacah dan beri kode 4 (menolak diwawancarai), dan tuliskan keterangan tersebut pada Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III dan Daftar ST2013-SKB.S Blok X (CATATAN). Dalam hal ini harus dilaporkan pada Pengawas/BPS Kabupaten/Kota.


(26)

Gambar 3.3. Bagan Alur Pencacahan ST2013 SKB

Ya

Ya

PCS memberi tanda panah posisi rumah tangga sampel

pada peta blok sensus.

PCS melakukan identifikasi blok sensus terpilih. PMS menerima peta desa, peta blok

sensus, Daftar ST2013-SKB.DSBS, ST2013-SKB.DSRT, ST2013-SKB.S

dari BPS Kab/Kota.

Setelah selesai 1 Blok Sensus, PCS menyerahkan dokumen ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S dan peta blok sensus kepada PMS.

Tidak

PCS mencacah rumah tangga pertanian terpilih yang ada di Daftar

ST2013-SKB.DSRT dengan menggunakan Daftar ST2013-SKB.S

dan peta blok sensus.

PMS memeriksa,apakah :

- Dokumen ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S sudah konsisten? - Isian ST2013-SKB.S sudah lengkap, konsisten, wajar dan jelas? - Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan

ruta terpilih?

PMS menyerahkan dokumen ST2013.SKB.DSRT, ST2013-SKB.S

yang sudah clean, peta desa dan peta blok sensus kepada BPS

Kabupaten/Kota.

PMS dan PCS melakukan Koordinasi Persiapan. PMS membagikan Daftar ST2013-SKB.DSRT kepada


(27)

3.1.4. Pengawasan dan Pemeriksaan

Rancangan pelaksanaan lapangan ST2013 SKB, yaitu pencacahan oleh PCS dan pemeriksaan oleh PMS, ditujukan untuk mendapatkan data clean di lapangan. Setelah seluruh rumah tangga sampel dalam 1 blok sensus selesai dicacah oleh PCS, dokumen ST2013-SKB.S harus langsung diserahkan ke PMS agar dapat segera diperiksa oleh PMS. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan dokumen adalah:

1) Isian identitas rumah tangga pada dokumen ST2013-SKB.DSRT dan ST2013-SKB.S harus konsisten.

2) Isian setiap pertanyaan yang saling terkait baik dalam 1 blok maupun antar blok dalam kuesioner harus konsisten.

3) Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan rumah tangga terpilih.

3.2. Tata Cara Wawancara

Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga, perhatikan tata cara berikut :

1) Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden ada di rumah pada saat datang untuk melakukan wawancara. 2) Dalam melaksanakan wawancara, akan dijumpai berbagai sikap responden,

sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, serta sebagian lagi curiga dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran, dan sikap bijaksana agar wawancara berhasil.

3) Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani pencacah kecuali pemeriksa dan atau atasannya.


(28)

4) Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, harap minta izin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku di daerah setempat.

5) Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan.

6) Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan

menjelaskan maksud kedatangan. Bila perlu tunjukkan surat tugas/tanda pengenal.

7) Sebelum melakukan wawancara beri penjelasan tentang pentingnya memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada mereka mengenai kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.

8) Tegaskan bahwa keterangan yang dikumpulkan hanya akan digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut paut dengan penyidikan dan pajak.

9) Kerja sama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat. 10)Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan

responden dengan tepat dan jelas.

11)Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan.

12)Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang

menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan ke arah daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan.

13)Setelah selesai melakukan wawancara, jangan lupa mengucapkan terima kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan


(29)

tambahan. Kemudian lanjutkan pada rumah tangga perkebunan terpilih berikutnya.

14)Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi karena pada kunjungan pertama tidak berhasil mendapatkan semua keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas perintah PMS diminta untuk melakukan kunjungan ulang.

3.3. Tata Tertib Pengisian Daftar

Tata tertib pengisian daftar adalah sebagai berikut:

1. Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil berwarna tidak boleh digunakan.

2. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf balok (huruf cetak) dengan jelas dan tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi).

3. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat kesalahan pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.

4. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipedomani dalam melakukan pencacahan dan tidak boleh diubah.

5. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain yang tidak berkepentingan.

3.4. Petunjuk Pengisian Daftar

Sebelum memulai pengisian Daftar perlu diketahui tata cara pengisian yang harus dilakukan, yaitu :


(30)

a. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan. Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah dibaca.

Contoh : Daftar ST2013-SKB.SBlok I Rinc. 101

Salah Benar

Provinsi : Provinsi :

b. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan memberikan lingkaran yang meragukan, jika salah harus dibetulkan dengan cara menghapus lingkaran.

Contoh : Daftar ST2013-SKB.SBlok IX Rinc. 907, Jenis bahan bakar untuk memasak yang utama :

Salah Benar

1. Listrik 1. Listrik

2. Gas/Elpiji 2. Gas/Elpiji

3. Minyak tanah 3. Minyak tanah

4. Arang kayu/tempurung 4. Arang kayu/tempurung

5. Kayu 5. Kayu

6. Lainnya (...) 6. Lainnya (...)

c. Menuliskan angka-angka pada kotak yang tersedia.

Penulisan angka harus dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke dalam kotak harus rata kanan, seperti dalam contoh berikut ini.

3 3


(31)

Contoh : Daftar ST2013-SKB.SBlok V Rinc. 501a :

Salah Benar

a. Luas tanam 2500 m² a. Luas tanam 2500 m²

a. Luas tanam 500 m² a. Luas tanam 500 m²

a. Luas tanam 3000 m² a. Luas tanam 3000 m²

d. Berilah tanda strip (-) untuk rincian yang telah ditanyakan tetapi tidak ada isian.

Contoh : Daftar ST2013-SKB.SBlok VIA Rinc. 602c :

Salah Benar

c. Nilai hasil ikutan (000 Rp) c. Nilai hasil ikutan (000 Rp)

e. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :

Penulisan angka harus disesuaikan dengan satuan pada masing-masing blok dan rincian. Oleh karena itu sebelum menuliskan kedalam kuesioner harus diperhatikan dengan teliti satuan yang digunakan.

f. Isian dalam Daftar ST2013-SKB.S sebagian besar adalah dalam bilangan bulat (dibulatkan), untuk memudahkan pengisian daftar diberikan beberapa contoh cara pembulatan sebagai berikut :

1) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari setengah dibulatkan ke bawah.

0 0 5 2

0 0 0 3 - - - 0 0 5

0 0 5 2

0 0 0 3

- - 0 0

5 5 0 0


(32)

Contoh : 14,490 dibulatkan 14 13,495 dibulatkan 13 17,498 dibulatkan 17

2) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari setengah dibulatkan ke atas.

Contoh : 12,51 dibulatkan 13

27,515 dibulatkan 28

8,534 dibulatkan 9

3) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan genap, maka pembulatannya ke bawah.

Contoh : 12,50 dibulatkan 12

14,500 dibulatkan 14 18,5 dibulatkan 18

4) Semua bilangan dibelakang koma yang nilainya sama dengan setengah dan didepannya bilangan ganjil, maka pembulatannya ke atas.

Contoh : 13,5 dibulatkan 14

15,50 dibulatkan 16 19,500 dibulatkan 20


(33)

TATA CARA PENGISIAN DAFTAR

ST2013-SKB.DSRT

4.1. Kegunaan Daftar ST2013-SKB.DSRT

Daftar ST2013-SKB.DSRT digunakan petugas (PCS) sebagai petunjuk untuk melakukan pencacahan rumah tangga usaha perkebunan terpilih survei rumah tangga usaha perkebunan (ST2013 SKB). Daftar ini memuat maksimal 10 nama kepala rumah tangga usaha perkebunan dalam satu blok sensus.

4.2. Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.DSRT

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Sudah tercetak.

BLOK II. REKAPITULASI

Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga usaha perkebunan terpilih setiap jenis komoditas dan rumah tangga yang berhasil diwawancarai, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai.

Rincian 1. Jumlah rumah tangga usaha perkebunan terpilih

Isian Rincian 1.a s.d 1.n sudah tercetak. Rincian ini harus diperbaiki jika Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III kolom (9) ada perbaikan.

Rincian 2. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai

Isian Rincian 2 diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok III Kolom (10).

Rincian 3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus

Isian Rincian 3 diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok III Kolom (10).

Rincian 4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan


(34)

Isian Rincian 4 diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok III Kolom (10).

Rincian 5. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai

Isian Rincian 5 diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok III Kolom (10).

BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH

Kolom (1) s.d. Kolom (8): No. SLS, Satuan Lingkungan Setempat, Nomor BF, Nomor BS, Nomor Urut Rumah Tangga Pertanian Hasil Pemutakhiran,

Nomor Urut Sampel, Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat.

Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk maksimal sepuluh rumah tangga sampel. Isian Kolom (7) yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala rumah tangga berbeda dengan kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu rumah tangga yang sama. Dalam hal ini dapat disebabkan ganti kepala rumah tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan apabila ada perbedaan alamat yang disebabkan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran maupun pindah dalam blok sensus.

Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoret nama yang tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya. Perbaikan alamat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang tercetak kemudian tuliskan perbaikan alamat di sebelahnya.

Contoh:

Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

Nama KRT AMRAN GAJAH AMRAN GAJAH RAMLAN GAJAH

Alamat DUSUN 1 DUSUN 1 DUSUN 2

Kolom (9): Kode Komoditas Terpilih

Isian kolom ini sudah tercetak. Kode komoditas terpilih rumah tangga usaha perkebunan merupakan salah satu dari kode berikut:


(35)

3101 = Aren/Enau 3109 = Karet 3120 = Lada 3210 = Tebu

3103 = Cengkeh 3112 = Kelapa 3124 = Pala 3211 = Tembakau

3105 = Jambu Mete 3119 = Kopi 3127 = Sagu

3107 = Kakao 3111 = Kelapa Sawit 3129 = Teh

Kolom (10): Hasil Pencacahan (Kode)

Kolom ini diisi dengan kode yang sesuai dengan hasil pencacahan PCS. Hasil pencacahan sebagai berikut:

a. Kode1. Berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga berhasil ditemui dan diwawancarai di lapangan.

b. Kode 2. Pindah ke luar blok sensus, apabila rumah tangga telah pindah alamat keluar blok sensus.

c. Kode 3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan, apabila diperoleh informasi dari sekitarnya bahwa rumah tangga tidak dapat diwawancarai sampai dengan periode pencacahan berakhir (rumah tangga sedang bepergian, dinas luar, dalam perawatan di rumah sakit, dan lain-lain).

d. Kode 4. Menolak diwawancarai, apabila rumah tangga sampai dengan batas waktu pencacahan tidak bersedia memberikan informasi.

BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKB.DSRT.

Rincian 1. Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique


(36)

menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas.

Rincian 2. Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 3. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.

Rincian 4. Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKB.DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/ pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.


(37)

PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKB.S

5.1. Kegunaan Daftar ST2013-SKB.S

Daftar ST2013-SKB.S ini digunakan oleh PCS untuk mengumpulkan keterangan yang lebih rinci mengenai rumah tangga usaha tanaman perkebunan yang terpilih sesuai dengan Daftar ST2013-SKB.DSRT. Keterangan yang dicakup meliputi keterangan demografi pekebun terpilih, komposisi komoditas perkebunan terpilih yang dikuasai rumah tangga, keterangan panen usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, keterangan usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, keterangan ongkos/biaya produksi usaha perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, keterangan umum usaha perkebunan terpilih selama setahun yang lalu, dan keterangan bangunan dan fasilitas tempat tinggal rumah tangga pada saat pencacahan.

5.2. Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKB.S

Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKB.S terdiri dari 10 blok yaitu :

Blok I : Pengenalan Tempat

Blok II : Keterangan Petugas

Blok III : Keterangan Pencacahan

Blok IV : Keterangan Demografi Pekebun Terpilih

Bab V : Komposisi Komoditas Perkebunan Terpilih yang Dikuasai

Rumah Tangga

5

Satu Daftar ST2013-SKB.Sdigunakan untuk mencacah satu jenis


(38)

Blok VIA : Keterangan Panen Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok VIB : Keterangan Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok VII : Keterangan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Perkebunan

Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok VIII : Keterangan Umum Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok IX : Keterangan Bangunan dan Fasilitas Tempat Tinggal Rumah

Tangga Pada Saat Pencacahan

Blok X : Catatan

Blok I. Pengenalan Tempat

Blok I merupakan keterangan identitas rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih, sehingga blok ini harus terisi untuk rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih yang dicacah.

Komoditas perkebunan terpilih:

Tuliskan jenis dan kode komoditas perkebunan terpilih pada tempat yang tersedia di sebelah kanan atas Blok I. pengenalan tempat. Jenis dan kode komoditas disalin dari Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III kol (9).

Rincian 101-107: Disalin dari Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok I

Isian provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi desa/ kelurahan, nomor blok sensus, dan nomor kode sampel (NKS) berturut-turut disalin dari daftar ST2013-SKB.DSRT blok I rincian 1-7.


(39)

Rincian 108: Satuan Lingkungan Setempat

Salin nama dan nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS) dari Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III kolom (2) dan kolom (1).

Jika nama SLS berbeda dengan yang tercetak dalam Daftar ST2013-SKB.DSRT Blok III Kolom (2) maka nomor dikosongkan.

Rincian 109 -113:

Isian nomor bangunan fisik, nomor bangunan sensus, nomor urut rumah tangga, nomor urut sampel, dan nama kepala rumah tangga berturut-turut disalin dari Daftar ST2013-SKB.DSRT blok III kolom (3) s.d (7).

Isian nama kepala rumah tangga bisa saja berbeda. Untuk kasus ini tuliskan penjelasannya pada blok X catatan.

Rincian 114: Nama pemberi informasi

Isikan nama anggota rumah tangga yang memberikan jawaban dalam pengisian daftar ST2013-SKB.S ini. Pemberi informasi harus salah satu anggota rumah tangga yang mengusahakan komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu.

Rincian 115: Nomor Telp/HP pemberi informasi

Tuliskan nomor telepon/handphone (HP) dari anggota rumah tangga yang memberikan informasi dalam pengisian Daftar ST2013-SKB.S.

Blok II. Keterangan Petugas

Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKB.S.


(40)

Rincian 201. Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia. Kode petugas dibuat unique

dalam satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4 menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas diinformasikan pada saat pelatihan petugas.

Rincian 202. Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 203. Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan sampai dengan selesai dan tanggal mulai pengawasan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang tersedia.

Rincian 204. Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKB.S. Bubuhkan tanda tangan pada tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan dan pengawasan/pemeriksaan. Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan tugasnya.

Blok III. Keterangan Pencacahan

Blok ini digunakan untuk mencatat kondisi hasil pencacahan. Terdiri dari 4 pilihan keterangan hasil pencacahan. Lingkari kode rincian yang sesuai dan tuliskan pada kotak yang disediakan.


(41)

Rincian 301: Hasil pencacahan

Kode 1 : Berhasil diwawancarai

Berhasil diwawancarai (rincian 301 berkode 1) artinya rumah tangga usaha komoditas perkebunan terpilih berhasil ditemui dan diperoleh informasi untuk mengisi Daftar ST2013-SKB.S.

Kode 2 : Pindah ke luar blok sensus

Pindah ke luar blok sensus (rincian 301 berkode 2) artinya rumah tangga usaha perkebunan terpilih telah pindah alamat di luar blok sensus sampel.

Apabila rumah tangga tersebut pindah tetapi masih dalam satu blok sensus, maka rumah tangga tersebut tetap dicacah dengan ST2013-SKB.S.

Kode 3 : Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu

pencacahan

Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan (rincian 301 berkode 3) artinya rumah tangga usaha perkebunan terpilih tidak dapat ditemui dan diwawancarai dari mulai awal pencacahan sampai dengan batas akhir pelaksanaan pencacahan.

Kode 4 : Menolak diwawancarai

Menolak diwawancarai (rincian 301 berkode 4) artinya rumah tangga usaha perkebunan terpilih sampai dengan batas akhir pencacahan tidak bersedia memberikan informasi terkait dengan isian Daftar ST2013-SKB.S.

Rincian 302: Jika rincian 301 berkode 2, 3, atau 4 pencacahan selesai (stop).

Jika rumah tangga terpecah menjadi beberapa rumah tangga, dalam hal ini cukup dipilih satu rumah tangga


(42)

Blok IV. Keterangan Demografi Pekebun Terpilih

Blok ini bertujuan untuk mencatat banyaknya anggota rumah tangga dari rumah tangga perkebunan terpilih, banyaknya pekebun komoditas terpilih, keterangan demografi pekebun komoditas terpilih pada saat pencacahan.

Rincian 401: Banyaknya anggota rumah tangga pada saat pencacahan

Isikan berapa orang anggota rumah tangga pada saat pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Rumah tangga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan dan mengurus keperluannya sendiri.

Anggota rumah tangga adalah semua orang yang tergabung dalam satu kesatuan rumah tangga baik dalam satu tempat tinggal maupun tidak pada saat pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Tamu yang telah tinggal di rumah tangga 6 bulan atau lebih dan tamu yang telah tinggal di rumah tangga kurang dari 6 bulan tetapi akan bertempat tinggal 6 bulan atau lebih, dianggap sebagai anggota rumah tangga. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal di rumah majikannya, dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya. Sebaliknya jika pembantu rumah tangga/sopir tersebut tidak tinggal di rumah majikannya, ia dianggap sebagai anggota rumah tangga di mana ia bertempat tinggal.


(43)

Rincian 402: Banyaknya anggota rumah tangga (10 tahun ke atas) yang menjadi pekebun terpilih

Isikan berapa orang anggota rumah tangga berumur 10 tahun keatas yang menjadi petani perkebunan/pekebun terpilih pada saat pencacahan dan tuliskan pada kotak yang tersedia.

Usaha adalah kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual/ditukar atau menunjang kehidupan dan menanggung risiko.

Usaha tanaman perkebunan adalah kegiatan yang menghasilkan produk tanaman perkebunan baik tanaman perkebunan tahunan maupun semusim dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya dijual/ditukar atau memperoleh pendapatan/keuntungan atas risiko usaha.

Rincian 403: Keterangan Pekebun terpilih

Rincian 403 a: Nama

Tuliskan nama lengkap anggota rumah tangga yang menjadi pekebun komoditas terpilih.

Anggota rumah tangga dikategorikan sebagai pekebun komoditas terpilih apabila anggota rumah tangga tersebut mengusahakan/membudidayakan tanaman perkebunan terpilih di lahan yang dikuasai rumah tangga dan menanggung risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga)

Apabila dalam 1 rumah tangga lebih dari 1 orang pekebun terpilih (rincian 402

≥ 2), isikan untuk pekebun dengan nilai produksi paling besar selama setahun


(44)

Contoh 1.:

Pak Rijayanto adalah seorang pekebun kelapa sawit. Pak Rijayanto mempunyai seorang istri dan 2 orang anak. Istri pak Rijayanto sehari-hari menjadi ibu rumah tangga sementara kedua anak pak Rijayanto yaitu Yusuf Kurniawan dan Agung Saputra juga sebagai pekebun kelapa sawit. Selama setahun yang lalu penghasilan terbesar di keluarga pak Rijayanto dari usaha tanaman kelapa sawit yaitu usaha yang dikelola Yusuf Kurniawan. Maka pengisian untuk rincian 403.a adalah Yusuf Kurniawan dan rincian 403.b berkode 3 (anak).

Rincian 403 b: Hubungan dengan Kepala Rumah Tangga

Lingkari salah satu kode 1 – 8, hubungan anggota rumah tangga yang namanya tercantum pada rincian 403.a dengan kepala rumah tangga kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.

Kode hubungan dengan kepala rumah tangga meliputi:

Kode 1. Kepala rumah tangga adalah salah seorang dari kelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga tersebut.

Kode 2. Istri/suami dari kepala rumah tangga.

Kode 3. Anak adalah anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat yang diangkat oleh kepala rumah tangga.

Kode 4. Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat.

Kode 5. Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan/atau anak angkat. Kode 6. Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga

atau bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga.


(45)

kepala rumah tangga misalnya adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek dan sebagainya.

Kode 8. Lainnya adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti pembantu rumah tangga, tamu, orang yang mondok dengan makan (indekos) dan sebagainya.

Rincian 403 c: Jenis Kelamin

Lingkari kode 1 bila jenis kelamin pekebun terpilih adalah laki-laki dan kode 2 bila perempuan. Tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang tersedia.

Rincian 403 d: Umur

Isikan umur petani komoditas perkebunan terpilih dan tuliskan pada kotak yang tersedia. Umur dihitung sampai bulan dan tahun terakhir dengan pembulatan ke bawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi.

Penjelasan :

a. Jika umur pekebun 17 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 17 tahun.

b. Apabila responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti, usahakanlah mendapatkan keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan kejadian-kejadian penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak umurnya dapat diperkirakan lebih tepat. Peristiwa-peristiwa penting antara lain :

a. Pendaratan Jepang (1942)

b. Proklamasi Kemerdekaan RI (1945)

c. Pemilu I (1955), Pemilu II (1971), Pemilu III (1976), Pemilu IV (1981), Pemilu V (1986)


(46)

Karena untuk umur tersedia 2 kotak, maka untuk yang umurnya lebih dari 98 tahun agar dituliskan sebagai 98.

Contoh :

Umur 99 tahun 9 8

Umur 101 tahun 9 8

Rincian 403 e: Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki

Lingkari salah satu kode 1 – 8, Ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki pekebun terpilih dan tuliskan pada kotak yg tersedia.

Sekolah adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

Ijazah/STTB adalah surat keterangan yang diberikan kepada seseorang yang telah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta.

Kode 1. Tidak/belum tamat SD adalah kategori bagi mereka yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Rakyat, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, atau Paket. Mereka yang tamat SD 3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD.

Kode 2. Tamat Sekolah Dasar (SD)/Sederajat adalah tamat dan memiliki ijazah Sekolah Dasar, Sekolah Rakyat, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A, Madrasah Ibtidaiyah.


(47)

Pertama/Setara misalnya SLTP, SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Kejuruan misalnya SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun, SGB.

Kode 4. Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)/Sederajat adalah tamat dan memiliki ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/Setara misalnya SMU, SLTA, SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah atau tamat dan mempunyai ijasah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Kejuruan misalnya SPMA, SMKK, SMEA, STM, SPG, KPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA.

Kode 5. Tamat D1/D2 adalah tamat dan memiliki ijazah program D1/D2 seperti Program Diploma I dan II, PGSLP, D1 Sekretaris, D1 Komputer.

Kode 6. Tamat Akademi/D3 adalah tamat dan memiliki ijazah akademi atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di tingkat 4 atau 5 tetap dimasukkan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.

Kode 7. Tamat D4/S1 adalah tamat dan memiliki ijazah program

pendidikan diploma IV, akta IV atau V, dan sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.

Kode 8. Tamat S2/S3 adalah tamat dan memiliki ijazah program pendidikan pasca sarjana, doktor, atau spesialis I/II pada suatu universitas/ institut/sekolah tinggi.

Penjelasan:

Bila seseorang telah memiliki Ijazah/STTB pada jenjang sekolah tertentu tetapi hilang, maka dianggap memiliki ijazah/STTB.


(48)

Blok V. Komposisi Komoditas Perkebunan Terpilih yang Dikuasai Rumah Tangga

Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang luas tanaman semusim atau jumlah pohon/lajar tanaman tahunan terpilih menurut kondisi dan umur tanaman yang diusahakan oleh rumah tangga usaha perkebunan.

Tanaman semusim adalah tanaman berumur pendek yang pada umumnya berumur kurang dari satu tahun dan pemungutan hasilnya dilakukan sekali panen langsung dibongkar.

Pada kegiatan ST2013 SKB ini tanaman perkebunan semusim yang dicakup hanya tebu dan tembakau.

Tanaman tahunan adalah tanaman yang berumur lebih dari satu tahun, pada umumnya pemungutan hasilnya dilakukan lebih dari satu kali dan tidak dibongkar dalam sekali panen.

Pada kegiatan ST2013 SKB ini tanaman perkebunan tahunan yang dicakup meliputi kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, dan teh.

Berikut contoh gambar komoditas perkebunan terpilih yang dicakup dalam kegiatan ST2013 SKB:

Jika dalam satu rumah tangga terdapat lebih dari satu pekebun komoditas terpilih, maka yang diisikan dalam blok ini adalah luas tanam atau jumlah pohon/lajar dari keseluruhan komoditas terpilih yang dikuasai oleh rumah


(49)

Kakao Kopi

Karet Aren/Enau

Kelapa Sawit Cengkeh


(50)

Kelapa Sagu

Lada Teh

Tebu Tembakau

Rincian 501: Tanaman Semusim (selama setahun yang lalu)

Rincian ini terisi bila jenis tanaman perkebunan terpilih adalah tebu atau tembakau.

Luas tanam ……….. (m2)


(51)

satuan m² bilangan bulat. Jika dalam satu tahun melakukan lebih dari satu kali tanam, maka jumlahkan luas tanamnya.

Rincian 502: Tanaman Tahunan (pada saat pencacahan)

Rincian ini terisi bila jenis tanaman perkebunan terpilih adalah kakao, karet, kelapa sawit, kopi, aren, cengkeh, jambu mete, kelapa, lada, pala, sagu, dan teh. Isikan umur tanaman dalam satuan tahun dengan pembulatan ke bawah dan jumlah pohon sesuai kondisi tanaman tahunan ke dalam kotak yang tersedia.

Keadaan tanaman dibedakan atas :

a. Tanaman belum menghasilkan (TBM), adalah tanaman yang sampai dengan pada saat pencacahan belum pernah memberikan hasil karena masih muda atau belum cukup umur untuk berproduksi.

Tanaman yang sudah cukup umur tetapi belum pernah menghasilkan karena tidak cocok dengan iklim, ketinggian tempat, kondisi tanah, dan sebagainya dianggap sebagai tanaman belum menghasilkan.

b. Tanaman menghasilkan (TM), adalah tanaman yang sedang menghasilkan

dan atau sudah pernah menghasilkan walaupun saat ini sedang tidak menghasilkan karena belum musimnya.

c. Tanaman tidak menghasilkan/tua/rusak (TTM), yaitu tanaman yang sudah tua, rusak dan tidak memberikan hasil lagi.

Contoh 2.:

Pak Rijayanto berusia 50 tahun mengusahakan tanaman kelapa sawit sebanyak 310 pohon pada sebidang lahan yang dikuasai. Keseluruhan tanaman tersebut berumur sekitar 8 tahun dan telah menghasilkan.

Anak pak Rijayanto yang bernama Yusuf Kurniawan telah berumur 27 tahun juga mengusahakan tanaman kelapa sawit. Pohon yang diusahakan sebanyak 465


(52)

pohon pada sebidang lahan dengan umur pohon 7 tahun dan sudah menghasilkan. Sementara Agung Saputra anak kedua pak Rijayanto berumur 24 tahun baru mencoba usaha tanaman kelapa sawit 2 tahun yang lalu dengan membudidayakan pohon kelapa sawit sebanyak 320 pohon.

Nilai produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan pak Rijayanto selama setahun yang lalu lebih kecil dibanding nilai produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan oleh Yusuf Kurniawan.

Yusuf Kurniawan dan Agung saputra kedua-duanya lulusan sarjana pertanian masih tinggal serumah dengan pak Rijayanto. Pak Rijayanto hanya lulusan SD di kampungnya. Istri pak Rijayanto sebagai ibu rumah tangga.

Bila rumah tangga ini terpilih sampel rumah tangga usaha perkebunan 2014, maka pengisian daftar ST2013-SKB.S blok IV adalah sebagai berikut:


(53)

Pengisian daftar ST2013-SKB.S blok V untuk rumah tangga pak Rijayanto adalah sebagai berikut:

Blok VIA. Keterangan Panen Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang sistem pemanenan dan nilai hasil panen komoditas perkebunan terpilih yang diusahakan pekebun selama setahun yang lalu.

Rincian 601.a: Bulan panen selama setahun yang lalu

Beri tanda “√” pada bulan panen komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu untuk bulan yang sesuai.

Rincian 601.b: Panen besar selama setahun yang lalu

Tuliskan nama bulan dimana terdapat panen besar (produksi panen terbesar), kemudian tuliskan kode bulan ke dalam kotak yang tersedia. Untuk bulan Januari tuliskan kode 01, Pebruari: 02, Maret: 03, dst sampai Desember: 12.


(54)

Rincian 601.c: Rata-rata frekuensi panen per bulan

Isikan rata-rata jumlah hari panen dalam satu bulan, kemudian tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.

Rincian 602: Tanaman yang dipanen sendiri

Dipanen sendiri adalah pemanenan dilakukan sendiri oleh petani/pekebun, baik menggunakan tenaga kerja dibayar, maupun menggunakan tenaga kerja tidak dibayar.

Rincian 602.a. : Luas panen (m2) untuk tanaman semusim, jumlah pohon/ lajar untuk tanaman tahunan

Tuliskan luas panen dari bidang tanaman perkebunan semusim terpilih yang dipanen sendiri dalam satuan m2 atau jumlah pohon/lajar dari tanaman perkebunan tahunan terpilih yang dipanen sendiri ke dalam kotak yang tersedia.

Luas panen adalah luas tanaman perkebunan terpilih yang dipungut hasilnya setelah tanaman tersebut cukup umur.

Rincian 602.b: Bentuk produksi primer/utama

Tuliskan bentuk produksi primer/utama dari tanaman yang dipanen pada tempat yang disediakan, kemudian tuliskan kode produksinya pada kotak yang tersedia. Isian bentuk produksi primer/utama disediakan dalam 2 (dua) jenis bentuk. Bila ada lebih dari dua bentuk produksi, isikan nilai produksi primer/utama lainnya tersebut pada rincian 602.b.3.


(55)

Contoh 3.:

Pak Syaiful terpilih sebagai petani/pekebun teh. Bentuk produksi primer tanaman teh:

- Daun basah; kode bentuk produksinya - Daun kering; kode bentuk produksinya

Pada point (i), isikan kode satuan produksi dan jumlah produksi pada kotak yang tersedia. Kode 1 untuk liter, 2 untuk kg, 3 untuk ton, dan 4 untuk butir. Pada point (ii) isikan nilai produksinya pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah.

Kode bentuk produksi tanaman perkebunan terpilih selengkapnya sebagai berikut:

Kode

Tanaman Jenis Tanaman

Kode Produksi

Primer

Bentuk Produksi Primer/Utama

Tanaman Perkebunan Unggulan Nasional

3107 Kakao 31071

31072

Buah masak/gelondong Biji kering

3109 Karet 31091

31092 31093 31094 31095 31096 Lateks Lump mangkok Lump tahu Lump tanah Sheet Slab

3111 Kelapa sawit 31111 Tandan buah segar

3119 Kopi 31191

31192

Buah/biji masak Biji kering/kopi berasan

Tanaman Perkebunan Tahunan Unggulan Provinsi

3101 Aren/Enau 31011 Nira

3103 Cengkeh 31031

31032

Bunga basah Bunga kering

3105 Jambu mete 31051

31052

Biji basah Biji kering

3112 Kelapa 31121

31122

Buah kelapa Kopra

3 1 2 9 1


(56)

Kode

Tanaman Jenis Tanaman

Kode Produksi

Primer

Bentuk Produksi Primer/Utama

3120 Lada 31201

31202

Lada basah Lada kering

3124 Pala 31241

31242 31243 31244

Biji pala basah Biji pala kering Fulli basah Fulli kering

3127 Sagu 31271

31272

Batang sagu Tepung sagu

3129 Teh 31291

31292

Daun teh basah Daun teh kering

Tanaman Perkebunan Semusim Unggulan Provinsi

3210 Tebu 32101 Batang

3211 Tembakau 32111

32112 32113

Daun basah Daun kering Rajangan

Rincian 602.c: Nilai Hasil Ikutan (000 Rp)

Isikan nilai hasil ikutan pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah.

Hasil ikutan, adalah produksi lain yang menyertai produksi primer/utama dalam suatu proses teknologi tunggal dan mempunyai nilai ekonomis.

Contoh: Hasil ikutan tanaman kelapa berupa nira, tempurung, sabut, daun, pelepah, dll.

Hasil ikutan tanaman cengkeh berupa tangkai, polong dan daun cengkeh.

Rincian 602.d: Nilai produksi yang dipanen sendiri (rincian 602.b [1(ii) + 2(ii) + 3] + 602.c)

Isikan nilai produksi tanaman perkebunan terpilih yang dipanen sendiri dalam ribuan rupiah dengan menjumlahkan nilai produksi pada rincian (602.b [1(ii) + 2(ii) + 3] + 602.c).


(57)

Nilai produksi adalah nilai dari komoditas yang dihasilkan oleh sektor produksi, biasanya merupakan hasil perkalian dari kuantitas produksi dengan harga per unit komoditas tersebut.

Harga per unit dinyatakan pada harga produsen pada saat komoditas tersebut diproduksi.

Rincian 603: Tanaman yang ditebaskan/diijonkan

Ditebaskan adalah apabila tanaman dijual dilokasi kepada penebas pada saat tanaman sudah siap untuk dipanen. Petani/pekebun akan menerima harga yang sudah disetujui oleh kedua belah pihak dan pelaksanaan panen menjadi tanggung jawab penebas.

Diijonkan adalah tanaman dijual sebelum masa panen. Biasanya dilakukan karena petani/pekebun membutuhkan uang dengan segera.

Rincian 603.a: Nilai tebasan (000 Rp)

Isikan nilai tebasan yang diterima pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah.

Rincian 603.b: Nilai ijon (000 Rp)

Isikan nilai ijon yang diterima pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah.

Rincian 604: Nilai Produksi Seluruhnya (rincian 602d + 603a +603b)

Isikan nilai produksi seluruhnya dari rincian (rincian 602d + 603a + 603b) pada kotak yang tersedia dalam ribuan rupiah.

Nilai produksi seluruhnya, adalah total dari nilai produksi yang dipanen sendiri ditambah nilai produksi yang ditebaskan ditambah dengan nilai produksi yang diijonkan.


(58)

Blok VIB. Keterangan Usaha Komoditas Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan rinci tentang usaha tanaman perkebunan terpilih selama setahun yang lalu.

Rincian 605: Jenis lahan

Lingkari kode 1 jika lahan yang digunakan usaha komoditas perkebunan terpilih adalah lahan pertanian sawah, dan kode 2 jika lahan pertanian bukan sawah. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari ke dalam kotak yang tersedia.

Bila rincian ini berkode 1 (jenis lahan yang ditanami adalah lahan pertanian sawah), maka langsung dilanjutkan ke rincian 607.

Lahan pertanian adalah lahan yang diusahakan/pernah diusahakan untuk pertanian selama setahun yang lalu misalnya lahan yang ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan yang ditanami rumput untuk penggembalaan, lahan untuk kolam atau untuk kegiatan usaha pertanian lainnya. Lahan pertanian dibagi dalam 2 jenis, yaitu :

a. Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan), saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang di mana diperoleh/status lahan tersebut. Lahan tersebut termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi & Bangunan (PBB), Iuran Pembangunan Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija.

b. Lahan pertanian bukan sawah adalah semua lahan selain lahan sawah yang biasanya ditanami tanaman semusim atau tanaman tahunan, lahan


(59)

berstatus lahan sawah yang sudah tidak berfungsi sebagai lahan sawah lagi, dimasukkan dalam lahan pertanian bukan sawah.

Lahan pertanian bukan sawah terdiri dari :

a. Huma adalah lahan kering yang biasanya ditanami tanaman semusim dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi. Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali jika sudah subur.

b. Ladang, tegalan/kebun adalah lahan kering yang ditanami tanaman semusim atau tahunan dan terpisah dengan halaman sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah. Lahan yang dibiarkan kosong kurang dari satu tahun (menunggu masa penanaman yang akan datang), dianggap sebagai kebun/tegal apabila hendak ditanami tanaman semusim/ tahunan atau dianggap sebagai lahan perkebunan apabila akan ditanami tanaman perkebunan.

c. Kolam/tebat/empang adalah lahan yang digunakan untuk

pemeliharaan/ pembenihan ikan dan biota lainnya, baik yang terletak dilahan sawah ataupun lahan bukan sawah.

d. Tambak air payau adalah lahan pertanian yang berpetak-petak

dan dibatasi oleh pematang (galengan/saluran) untuk

menahan/menyalurkan air payau yang biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan bandeng, udang atau biota lainnya. Letak tambak tidak jauh dari laut dan airnya payau.

e. Lahan perkebunan adalah lahan untuk budidaya tanaman

perkebunan baik yang diusahakan oleh rakyat maupun perkebunan besar.


(60)

f. Lahan hutan Negara adalah lahan yang digunakan untuk tanaman kayu-kayuan (tanaman tahunan) seperti angsana, sengon dan bambu.

g. Lahan untuk penggembalaan/padang rumput adalah lahan yang

khusus digunakan untuk penggembalaan ternak. Lahan yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan kosong lebih dari satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap sebagai lahan penggembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang digembalakan disana.

h. Lainnya, misalnya lahan yang digunakan untuk kandang, tanaman hias dan sebagainya.

Rincian 606: Jenis tanah

Rincian ini diisi bila jenis lahan yang ditanami adalah lahan pertanian bukan sawah (rincian 605 berkode 2). Lingkari kode 1 apabila jenis tanah yang ditanami adalah tanah gambut dan lingkari kode 2 bila bukan tanah gambut, kemudian salin kodenya pada kotak yang tersedia.

Tanah Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi di perairan setempat. Sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpihan dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting bahkan kayu-kayu besar yang belum sepenuhnya membusuk. Ciri khas dari lahan gambut ini adalah kandungan bahan organiknya tinggi (lebih dari 30%). Sifat dari lahan gambut seperti spon yang dapat menyerap air yang berlebihan, dan kemudian secara kontinyu dilepas perlahan-lahan.


(61)

Rincian 607: Status lahan

Lingkari kode 1 jika status lahan yang ditanami tanaman perkebunan terpilih milik sendiri, kode 2 jika status lahan merupakan sewa/gadai, dan kode 3 jika status lahan bebas sewa. Kemudian tuliskan kode tersebut pada kotak yang tersedia.

Milik Sendiri, jika lahan tersebut pada waktu pencacahan betul-betul sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga. Lahan yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank termasuk lahan milik sendiri.

Lahan sewa, jika lahan berasal dari pihak lain dengan membayar sewa yang besarnya sewa sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Dalam sewa menyewa pemilik lahan tidak ikut menanggung ongkos-ongkos produksi maupun resiko dari penggarapan lahannya.

Bebas sewa, jika lahan tersebut diperoleh dari pihak lain tanpa mengeluarkan suatu pembayaran.

Rincian 608: Sistem penanaman

Lingkari kode 1 jika penanaman dilakukan secara tunggal, kode 2 jika penanaman dilakukan secara tumpang sari/sela dan tuliskan kode 3 jika penanaman dilakukan secara campuran, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Tanaman tunggal adalah suatu pola tanam satu jenis tanaman yang ditanam dalam satu bidang lahan pada periode/musim tanam.

Tanaman tahunan yang ditanam bersamaan dengan tanaman pelindung maka dianggap sebagai tanaman tunggal.


(62)

Tanaman tumpang sari/sela adalah suatu penanaman pada sebidang lahan, dimana lebih dari satu jenis tanaman ditanam dan tumbuh bersama dengan jarak tanam dan larikan yang teratur.

Tumpang sari ada dua macam yaitu :

- Tumpang sari yang umurnya sama dimana menanam dan memanen bisa dilakukan bersamaan.

- Tumpang sari yang umurnya berbeda disebut tanaman sela yaitu tanaman semusim yang ditanam diantara tanaman tahunan, seperti padi gogo dengan karet.

Tanaman Campuran adalah suatu penanaman pada sebidang lahan, dimana terdapat lebih dari satu tanaman dan tumbuh bersama tanpa jarak tanam dan larikan yang teratur (tercampur secara acak).

Rincian 609.a: Cara penanaman

Lingkari kode 1 apabila cara penanaman yang dilakukan adalah teratur dan lingkari kode 2 bila tidak teratur, kemudian tuliskan kodenya pada kotak yang tersedia. Bila rincian ini berkode 2 (cara penanaman tidak teratur), maka langsung dilanjutkan ke rincian 610.

Rincian 609.b: Jarak Tanam

Tuliskan jarak rata-rata antar tanaman dari tanaman perkebunan terpilih dalam satuan meter satu angka dibelakang koma, kemudian isikan ke dalam kotak yang tersedia. Apabila tanaman perkebunan terpilih ditanam dibeberapa bidang lahan dengan jarak tanam yang berbeda-beda, yang diisikan dalam rincian ini adalah jarak tanam untuk bidang yang terluas.

Penulisan jarak tanam ditulis jarak yang lebih pendek terlebih dulu diikuti jarak yang panjang. Contoh jarak tanam 4 m x 3 m, maka harus ditulis 3 m x 4 m.


(63)

Rincian 610: Varietas benih yang utama digunakan

Lingkari kode 1 apabila varietas benih yang utama ditanam adalah bersertifikat dan lingkari kode 2 bila tidak bersertifikat, kemudian tuliskan kodenya pada kotak yang tersedia.

Benih Bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui pemeriksaan lapangan, pengujian laboratorium, pengawasan serta memenuhi persyaratan/ standar dan telah memperoleh sertifikasi/pengakuan resmi dari lembaga/badan yang berwenang (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian).

Benih Tidak Bersertifikat adalah benih yang proses produksinya tidak melalui uji kelayakan mutu benih.

Rincian 611: Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Rincian 611.a: Apakah terkena serangan OPT seperti hama, penyakit, gulma, dll ?

Lingkari kode 1 bila komoditas perkebunan terpilih mengalami serangan OPT dan kode 2 bila tidak terserang, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila rincian ini berkode 2 (tidak terkena serangan OPT), maka langsung dilanjutkan ke rincian 612.

Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) adalah semua organisme yang mempunyai potensi menimbulkan kerusakan ekonomis atau gangguan pada tanaman perkebunan terpilih, termasuk didalamnya adalah hama, penyakit, dan gulma.

Tanaman terserang OPT apabila tanaman tersebut menjadi tempat hidup dan berkembang biaknya OPT, atau tanaman mengalami kerusakan karena OPT, dengan kepadatan populasi OPT atau intensitas kerusakan tanaman tersebut telah menyamai atau melebihi ambang pengendalian yang telah ditetapkan.


(64)

Yang dimaksud dengan ambang pengendalian adalah batas toleransi intensitas serangan atau kepadatan populasi OPT terendah untuk dilakukan pengendalian. Intensitas serangan OPT yang sama atau lebih besar dari batas toleransi tersebut perlu dikendalikan.

Rincian 611.b: Cara pengendalian yang utama dilakukan jika terkena serangan OPT

Rincian ini diisi bila rincian 611.a berkode 1. Lingkari kode yang sesuai dengan pengendalian OPT yang utama dilakukan. Bila pengendalian OPT dengan cara agronomis lingkari kode 1, mekanis kode 2, hayati kode 3, kimiawi kode 4 dan bila tidak melakukan pengendalian serangan OPT lingkari kode 5, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Pengendalian Agronomis adalah berbagai tindakan budidaya yang dapat mengatasi perkembangan populasi/serangan OPT. Tindakan tersebut antara lain; pengolahan tanah, pengaturan irigasi, pemupukan, dan lain-lain. Termasuk pengaturan pola tanam dan penanaman varietas tahan OPT.

Pengendalian Mekanis adalah pengendalian dengan memanfaatkan berbagai sarana dan peralatan yang ada antara lain; pemagaran/penghalang plastik, pengendalian tikus dengan cara gropyokan, pemakaian perangkap, dan lain-lain.

Pengendalian Hayati adalah pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati (pemangsa alami/predator) yang sesuai dan telah terbukti efektif mengendalikan populasi OPT, misalnya pengendalian tikus dengan melepas burung pemangsa tikus, menjaga keseimbangan ekosistem.


(65)

Pengendalian Kimiawi adalah pengendalian dengan menggunakan bahan-bahan kimia, misalnya pengendalian OPT dengan menggunakan pestisida, rodhentisida dll.

Rincian 611.c: Alasan utama tidak melakukan pengendalian serangan OPT

Rincian ini diisi bila rincian 611.b berkode 5. Lingkari kode yang sesuai dengan alasan utama tidak melakukan pengendalian OPT. Lingkari kode 1 apabila alasannya harga pestisida mahal, kode 2 bila sulit mendapatkan pestisida, kode 3 bila tidak ada biaya dan kode 4 bila tidak tahu atau tidak dapat memberikan alasan, kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Rincian 612: Dampak perubahan iklim atau bencana alam

Rincian 612.a: Apakah terkena dampak perubahan iklim atau bencana alam?

Lingkari kode 1 bila tanaman perkebunan terpilih terkena dampak perubahan iklim atau bencana alam dan kode 2 bila tidak (termasuk jika tidak mengalami perubahan iklim atau bencana alam). Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan. Bila rincian ini berkode 2 (tidak terkena dampak perubahan iklim atau bencana alam), maka langsung dilanjutkan ke Blok VII rincian 701.

Tanaman terkena dampak perubahan iklim jika selama setahun yang lalu

tanaman perkebunan terpilih mengalami/terkena banjir atau kekeringan.

Tanaman terkena bencana alam jika tanaman tersebut mengalami/


(66)

Rincian 612.b: Jenis dampak perubahan iklim atau bencana alam yang utama

Jika jenis dampak perubahan iklim atau bencana alam yang utama adalah kekeringan maka lingkari kode 1, kebanjiran kode 2, dan lainnya (tanah longsor, gempa bumi, dll) kode 3. Kemudian tuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Blok VII : Keterangan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

Blok ini bertujuan untuk mencatat seluruh ongkos/biaya produksi, seperti benih/penyisipan, tanaman pelindung, pupuk, stimulan/zat pengatur tumbuh, pestisida, tenaga kerja dan upah, serta pengeluaran lainnya untuk usaha komoditas perkebunan terpilih selama setahun yang lalu.

Ongkos/biaya yang dicatat adalah biaya yang benar-benar telah digunakan (bukan jumlah yang dibeli/disimpan) selama setahun yang lalu. Benih, tanaman pelindung, pupuk, stimulan, dan pestisida yang bukan


(67)

Skema Penghitungan Produksi, Nilai Produksi dan Ongkos/Biaya Produksi Usaha Perkebunan Terpilih Selama Setahun yang Lalu

A. Tanaman Tahunan

Mei Mei 2013 2014 P1 P2 P3

T1 NP1 NP2 NP3

Mei 2013

Mei 2014 Tanam

5 tahun yang lalu 100 pohon

TM= 90 pohon TTM=10 pohon

Tanam baru :15 pohon Panen: 90 pohon TM (NP)

TM = 90 pohon TBM = 15 pohon TTM= 10 pohon

Keterangan:

TM = Tanaman Menghasilkan TBM = Tanaman Belum Menghasilkan

TTM = Tanaman Tidak Menghasilkan/rusak/tidak produktif lagi Produksi setahun yang lalu = produksi panen (90 pohon TM)

Nilai produksi setahun yang lalu = nilai produksi dari tanaman yang dipanen (NP) Ongkos/Biaya produksi setahun yang lalu = Ongkos/biaya produksi yang dikeluarkan (O)

O O


(68)

B. Tanaman Semusim

Mei Mei 2013 2014 P1 P2 P3

T1 NP1 T2 NP2 T3 NP3

Keterangan:

T = Tanam, P = Produksi Panen, NP = Nilai Produksi Panen, O = Ongkos/Biaya Produksi Produksi setahun yang lalu = produksi panen (P1 + P2)

Nilai produksi setahun yang lalu = Nilai produksi dari tanaman yang dipanen (NP1 + NP2) Ongkos/Biaya produksi setahun yang lalu = Ongkos/biaya produksi yang dikeluarkan (O1 + O2)

Kolom (3) s.d (5):

Isikan banyaknya benih/penyisipan, tanaman pelindung, pupuk, stimulan, dan pestisida menurut asalnya, dari pembelian di kolom (3) atau bukan pembelian di kolom (4), dan nilainya dalam ribuan rupiah di kolom (5) pada masing-masing kotak yang tersedia. Ongkos produksi yang bukan berasal dari pembelian (produksi sendiri, sumbangan, dll), pengisian nilai sesuai harga yang berlaku di daerah setempat.

Penghitungan ongkos dan biaya pada tanaman tahunan adalah seluruh ongkos dan biaya yang dikeluarkan selama setahun yang lalu untuk seluruh bidang tanaman terpilih. Sedangkan pada tanaman semusim, penghitungan

struktur ongkos berdasarkan pada seluruh pengeluaran tanaman perkebunan semusim terpilih yang panen selama setahun yang lalu.


(69)

Rincian 701: Benih/Penyisipan

Isikan banyaknya benih atau jumlah tanaman yang disisipkan serta nilai dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia.

Benih adalah anak semai, stek, cangkok, entris, okulasi, kultur jaringan tanaman, yang akan dibudidayakan.

Penyisipan adalah penyulaman atau penggantian tanaman yang mati atau yang tumbuhnya kurang baik.

Rincian 702: Tanaman pelindung

Tuliskan nama tanaman pelindung pada tempat yang disediakan. Isikan banyaknya tanaman pelindung serta nilainya dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia.

Beberapa jenis tanaman perkebunan seperti kopi dan kakao/coklat membutuhkan tanaman pelindung (naungan). Penanaman tanaman pelindung bertujuan untuk mengurangi intensitas sinar matahari langsung, memperbaiki struktur tanah, mengembalikan hara tercuci dan menahan terpaan angin. Tanaman pelindung bisa terdiri dari 2 macam yaitu tanaman pelindung sementara dan tanaman pelindung tetap. Tanaman pelindung sementara bermanfaat bagi tanaman perkebunan yang belum menghasilkan, sedangkan tanaman pelindung tetap bermanfaat bagi tanaman yang telah mulai menghasilkan. Supaya tidak mengganggu tanaman pokok, perlu dilakukan pemangkasan/penjarangan terhadap tanaman pelindung.

Contoh tanaman yang biasa dijadikan pelindung/naungan untuk budidaya kopi dan kakao antara lain tanaman lamtoro, albasia dan dadap.


(70)

Isikan pada rincian 703 banyaknya pupuk yang benar-benar digunakan serta nilainya menurut jenis pupuk seperti Urea, TSP/SP36, ZA, KCL, NPK, pupuk kandang/kompos, dan pupuk buatan lainnya pada masing-masing kolom.

Pupuk, adalah bahan yang diberikan pada tanah, air, atau daun dengan tujuan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung, atau menambah unsur hara. Pupuk terdiri dari pupuk buatan/pabrik dan pupuk kandang/kompos.

Rincian 704 (704.a dan 704.b) : Stimulan/Zat pengatur tumbuh

Isikan banyaknya stimulan padat (pada rincian 704.a) dan stimulan cair (pada rincian 704.b), satuan yang digunakan dan nilainya dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia.

Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah bahan yang digunakan untuk

mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, contoh gandasil.

Rincian 705 (705.a dan 705.b): Pestisida

Isikan banyaknya pestisida padat (pada rincian 705.a) dan pestisida cair (pada rincian 705.b), satuan yang digunakan dan nilainya dalam ribuan rupiah pada masing-masing kotak yang tersedia.

Banyaknya pupuk yang dicatat harus dalam satuan kg, jika tidak, harus dikonversikan terlebih dahulu.


(71)

Pestisida, adalah suatu zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian.

Jenis pestisida antara lain: akarisida, bakterisida, fungisida, herbisida, insektisida, nematisida, dan rodentisida.

Rincian 706.a.: Jumlah pekerja (orang)

Isikan jumlah pekerja dibayar baik pekerja tetap pada kolom (2) maupun pekerja tidak tetap pada kolom (3), serta jumlah pekerja tidak dibayar pada kolom (4) menurut jenis kelamin laki-laki di rincian 706.a.1 dan perempuan di rincian 706.a.2. Tuliskan pula total seluruh pekerja pada kolom (5) yang merupakan penjumlahan dari kolom (2) s.d (4).

Pekerja Tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji secara tetap baik ada kegiatan maupun tidak ada kegiatan dan biasanya apabila diberhentikan akan mendapat pesangon.

Pekerja Tidak Tetap adalah pekerja yang menerima upah/gaji berdasarkan pada banyaknya waktu kerja dan volume pekerjaan yang dikerjakan.

Pekerja dibayar adalah mereka yang bekerja pada suatu kegiatan dengan mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang/makanan/minuman.

Pekerja tidak dibayar adalah mereka yang bekerja dengan tidak mendapat upah/gaji baik berupa uang maupun barang.


(72)

Termasuk pekerja tidak dibayar adalah:

a. Petani yang ikut mengerjakan/terlibat dalam mengelola kegiatan pertaniannya.

b. Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, misalnya istri dan anak. c. Bukan sebagai anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang

dibantunya, misalnya keponakan, mertua yang tidak dibayar.

d. Bukan sebagai anggota rumah tangga dan bukan keluarga orang yang dibantunya, misalnya pembantu RT yang tidak dibayar.

Pekerja menurut jenis kegiatan pengelolaan tanaman perkebunan:

Pekerja pengolahan lahan adalah pekerja yang mengerjakan pengolahan lahan untuk perkebunan dengan mencangkul, membajak atau menggunakan traktor.

Pekerja penanaman pohon pelindung adalah pekerja yang

mengerjakan penanaman pohon yang akan digunakan sebagai pelindung tanaman perkebunan terpilih yang diusahakan.

Pekerja penanaman tanaman perkebunan adalah pekerja yang mengerjakan penanaman benih tanaman perkebunan terpilih.

Pekerja pemeliharaan adalah pekerja yang mengerjakan pekerjaan seperti pemangkasan dan penyiangan pada tanaman perkebunan terpilih. Pekerja pemupukan adalah pekerja yang melakukan pemberian pupuk

pada tanaman perkebunan terpilih.

Pekerja pengendalian hama/OPT adalah pekerja yang melakukan kegiatan pemberantasan hama/OPT pada tanaman perkebunan terpilih.

Pekerja pemanenan adalah pekerja yang melakukan kegiatan memanen hasil tanaman perkebunan terpilih.

Pekerja pengeringan adalah pekerja yang melakukan kegiatan pengeringan/penjemuran produk primer/utama.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)