PERUBAHAN SOSIAL KEHIDUPAN MASYARAKAT SAMIN : STUDI KASUS DUSUN JEPANG DESA MARGOMULYO KECAMATAN MARGOMULYO KABUPATEN BOJONEGORO.

PERUBAHAN SOSIAL KEHIDUPAN MASYARAKAT SAMIN
(Studi Kasus Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten
Bojonegoro)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi
Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) dalam Bidang
Sosiologi

ANANG JUWAENI
NIM: B05212002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
J U R U SA N I L M U S O S I A L
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
Agustus 2016

Anang Juwaeni, 2016, Perubahan Sosial Kehidupan Masyarakat Samin
(Studi Kasus Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo,
Kabupaten Bojonegoro), Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Perubahan Masyarakat Samin
Dari berbagai permasalahan yang ada, peneliti membatasi rumusan
masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini ialah sebagai berikut,
Bagaimana bentuk pola perubahan, dan Apa yang melatar belakangi
perubahan pola kehidupan pada masyarakat Samin Dusun Jepang, Desa
Margomulyo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Namun
dari satu pembahasan tersebut, terdapat sub pembahasan yaitu, Apa yang
melatar belakangi perubahan pola kehidupan pada masyarakat Samin Dusun
Jepang.
Untuk menjawab rumusan masalah di atas, metode yang digunakan
oleh peneliti adalah metode kualitatif deskriptif, dengan teknik
pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode ini
dipilih agar diperoleh data penelitian yang bersifat mendalam dan
menyeluruh mengenai melatar belakangi perubahan pola kehidupan pada
masyarakat Samin Dusun Jepang. Teori yang digunakan dalam menganalisis
data yang diperoleh adalah teori evolusioner (Hukum Tiga Tahap) Auguste
Comte.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa; (1) bentuk perubahn pada

masyarakat Samin mulai dari mulanya tidak mau membayar pajak (Belanda)
sekarng mau membayar pajak (Indonesia), dulu tak mempunyai agama,
sekarang mempunyai yaitu Islam, dulu ada upacara pernikahan sekarang ke
KUA, dulu ada upacara kematian sekarang telah di lakukan dengan syari’at
Islam, mempunyai kegitan sendiri (kerajinan tangan, belajar seni kerawitan).
(2) penyebab latar belakang perubahan ialah salah satunya masuknya
budaya luar seperti agama Islam, alat ektronik, alat komunikasi, trasportasi,
budaya yang kekinian (modern). Kedua pernikahan dengan orang luar (beda
daerah dan budaya), sehingga sebagian besar orang ada di Dusun Jepang
tidaklah masyarakat Samin asli. ketiga pendidikan sangat mempengaruhi
budaya, yang saat ini anak keturunan Samin mulai sekolah, bahkan sudah
menyandang Strata 1. Keempat usia, saat ini yang masih paham ajaran
Kesaminan adalah golongan kaum tua, sedang muda tidak begitu paham.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERSETUJUANPEMBIMBING ............................................................................ ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI............................................................................iii

PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN PENULISAN SKRIPSI .......... iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB 1 : PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...................................................................................7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................7
E. Definisi Konseptual ..............................................................................8
F. Telaah Pustaka ......................................................................................9
G. Metode Penelitian .............................................................................12
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .....................................................12
2. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................13
3. Pemilihan Subyek Penelitian ...........................................................13
4. Tahap-Tahap Penelitian...................................................................15
5. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................19
6. Teknik Analisis Data .......................................................................20
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................21
H. Sistematika Pembahasan .....................................................................22
BAB II : PERUBAHAN SOSIAL TEORI AUGUSTE COMTE ..........................24

A. Pengertian Perubahan ..........................................................................24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Faktor-faktor Perubahan Sosial ..........................................................31
C. Norma dan Nilai Sosial ......................................................................35
BAB III : PERUBAHAN SOSIAL KEHIDUPAN MASYARAKAT SAMIN ...42
A. Gambaran Umum dan Profil desa Margomulyo .................................42
B. Kehidupan Masyarakat Samin di Dusun Jepang Desa Margomulyo
Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro ...............................70
C. Perubahan Masyarakat Samin dalam Perspektif Hukum Tiga Tahap
Auguste Comte ....................................................................................75
BAB IV : PENUTUP .............................................................................................83
A. Kesimpulan .........................................................................................83
B. Saran ....................................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................85

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan
sosial, baik perubahan sosial melalui berbagai bidang seperti teknologi,
pendidikan, budaya, dan ekonomi. Perubahan yang di lakukan oleh
masyarakat sendiri akan meninggalkan berbagai faktor-faktor masa lalu dan
masa sekarang. Perubahan akan nampak ketika masa lampau tidak di
pergunakan lagi dalam masa sekarang. Dalam perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat dapat dibedakan manjadi beberapa bentuk, yaitu
perubahan evolusi, perubahan revolusi, perubahan terencana dan perubahan
tidak terencana.
Perubahan-perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, pola-pola perilaku organisasi, susunan lembaga
kemasyarakatan,

lapisan-lapisan

dalam

masyarakat,


kekuasaan

dan

wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Karena luasnya bidang
dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut, bial seseorang
hendak membuat penelitian, perlulah terlebih dahulu ditentukan secara
tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Dasar penelitian mungkin tak
akan jelas apabila hal tersebut tidak dikemukakan terlebih dahulu.
Indonesia telah di jelajah oleh bangsa luar kurang lebih selama 1
abad setangah.

Bangsa yang keluar masuk ke Indonesia yaitu bangsa

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2


portugis, inggris, belanda, dan jepamg. Karena hasil rempah-rempahnya
yang saat menjanjikan serta alamnya begitu indah dan strategis.
Indonesia Atau Bumi Nusantara (Jawa) lama sekali dijajah oleh
Belanda, sejak sebelum perang diponegoro yang berakhir tahun 1830.
Waktu itu di Jawa Timur ada Kabupaten yang besar yaitu Sumoroto yang
termasuk wilayah Tulungagung. Bupati Sumoroto yang disebut pangeran
saat itu adalah Raden Mas Adipati Brotoningrat yang berkuasa tahun 18021826.
Raden Mas Adipati Brotodiningrat mempunyai 2 (dua) anak yaitu:


Raden Ronggowirjodiningrat



Raden Surowidjojo
Raden Ronggowirjodiningrat berkuasa di Tulungagung sebagai

bupati Wedono pada tahun 1826-1844, yang diawali Belanda dan
wilayahnya semakin sempit, sedangkan Raden Suruwidjojo bukan bendoro
Raden Mas, tetapi cukup Raden Aryo,menurut orang Jawa Timur1.

Menurut lingkungan ningrat Jawa, Raden Surowidjojo adalah nama
tua sedangkan nama kecilnya adalah Raden Surosentiko atau Suromoko
yang memakai julukan “SAMIN” yang artinya “SAMI-SAMI AMIN atau
dengan arti lain bila semua setuju dianggap sah karena mendapat dukungan

1

Hardjo Kardi, Riwayat perjuangan Samin, (Bojonegoro, Desember 1989), h. 8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

rakyat banyak2. Raden Surowidjojo sejak kecil di didik oleh orang tuanya
Pangeran Kusumaningayu di lingkungan kerajaan dengan di bekali ilmu
yang berguna, keperihatiaan tapa brata dan lainnya dengan maksud agar
mulia hidupnya. Namun Raden Surowidjojo tidak suka karena tahu bahwa
rakyat sengsara dihisap dan dijajah bangsa Belanda. Kemudiandia dia keluar
dari kehidupan lingkungan kerajaan dan mengikuti berbagai kehidupan
dalam masyarakat tang cenderung berbuat hal dalam bentuk perlawanan

yang negatif, dan dia memasuki dunia bromocorah, perampokan, mbuk,
dan madat3.
R. Suruwidjojo sering merampok orang kaya yang menjadi antel
(kaki tangan) Belanda. Hasil dirampok tersebut dibagi-bagikan kepada
orang yang mikin, sedangkan sisinya digunakan untuk kelompok /
gerombulan pemuda yang dimana Tiyang Sami Amin. Nama kelompok
tersebut diambil dari Raden Surowidjojo yaitu Samin Raden Suruwidjojo
melakukan penjarahan ke daerah yang lebih luas sampai tepi Bengawan
Solo. Disana semakin banyak anak buahnya, daerah yang jaraknya yaitu
Kanor, Rajekwesi dan akhirnya menyusuhkan Gupernen. Tahun 1859
lahirlah Raden Kohar di Desa Ploso, Kabupaten Blora cucu dari Pangeran
Kusumaningayu atau Raden Mas Adipati Brotodiningrat Bupati Sumoroto.
Raden Kohar ini putra dari Raden Surowidjojo.

2

Hardjo Kardi, Riwayat Perjuangan Ki Samin Surosentiko, (Bojonegoro, Desember 1989),

3


Nurudin, dkk, Agama Tradisional, (Yogyokarta: Lkis, 2003), h.17

h.8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Ketik tatanan dan ajaran Samin Raden di pegang alih Raden Kohar,
Surowidjojo merasa kecewa sampai generasi Raden Kohar karena banyak
prang yag sensara. Pada saat itu Raden Surowidjojo menghilang entah tak
tahu kemana, sehingga Raden Kohar hidupnya murat marit tanpa harta
benda. Akhirnya Raden Kohar menyusun strategi baru untuk meneruskan
ajaran ayahnya untuk mendirikan kerajaan Raden Surowidjojo dinamakan
Samin Sepuh, begitu juga Raden Kohar memakai sebutan Samin
Surosentiko atau Samin Anom.

Raden Kohar memakai sebutan Samin

Surosentiko atau Samin Anom adalah sebagai generasi pertama dalam

ajaran masyarakat Samin.
Sepeninggal

Raden

Surowidjoyo,

ajaran

Samin

mengami

penyegaran dan perubahan gerakan. Perubahan ini dilakukan oleh puteranya
yang bernama Raden Kohar atau dengan nama populernya Samin
Surosentiko dengan cara perlawanan stelsel pasif, penggunaan simbol
bahasa, budaya, busana, dan adat istiadat yang eksklusif berhadap dengan
masyarakat umum dan pemerintah4.
Ki Samin Surosentiko selama dalam hukuman meninggalkan 2 orang
putra dan putri yang bernama Karto Kemis dan Saniyah. Saniyah disini
dinikahi oleh Suro Kidin. tahun 1939 pada suatu hari Ki Suro Kidin
mendapat wasiat (paweling atau wisik) yang oleh orang Samin dinamakan

4

Nurudin, dkk, Agama Tradisional, (yogyokarta: Lkis yogyakarta, 2003), h. 22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Aji Pameling yang isinya supaya Ki Suro Kidin mengebur “sedang lanang
atau sendang malaikat”5.
Ki Suro Kidin memiliki 8 orang putra kandung dan seorang anak
angkat yang bernama Kamidin atau Surokarto Kamidin dari Desa Tapelan.
Surokarto Kamidin meskipun anak angkat namun dipercaya ayahnya Ki
Samin Suro Kidin. Oleh karena itu Aji Pameling diajarkan kepada Surokarto
Kanidin supaya berkeliling ke seluruh Jawa Timur memberitahu anak
cucunya supaya menanam kepada menyediakan garam (pisau) karena akan
sulit mahal pakai dan makanan. Memang

sungguh nyata setelah Ki

Surokarto Kamidin berkeliling, Akhirnya Mbah Surokarto Kamidin
menyuruh anak lelakinya yang buta haruf yang bernama Kardi (Hardjo
Kardi) untuk memberitahukan kepada anak cucunya. Dengan berjalannya
waktu Hardjo Kardi semakin tua dan pengetahuannya semakin bertambah.
Hardjo kardi bertempat tinggal di Dusun Jepang Desa Margomulyo.
Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Jepang, sebuah dusun yang
ada di Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro.
Dusun Jepang dikelilingi oleh hutan yang menjadikannya agak terisolasi
dari daerah sekitarnya. Letak dusun yang berada di tengah-tengah kawasan
hutan menjadikan dusun ini sulit untuk dijangkau, terlebih lagi sarana
angkutan umum tidak tersedia.

5

Hardjo Kardi, Riwayat Perjuangan Ki Samin Surosentiko, (Bojonegoro, Desember 1989),

h. 15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Tetapi jalan yang menghubungkan Dusun Jepang sudah di vaving
sebagian dan diaspal tidak begitu rata jalan karena banyak jalan sebagian
berlobang yang menghubungkan dengan ibu kota kecamatan yang berjarak
sekitar 5 kilometer. Walaupun sarana angkutan umum tidak tersedia, tetapi
sangat membantu mobilitas penduduk Dusun Jepang, terlebih saat ini
banyak diantara penduduk yang telah memiliki motor.
Untuk mencapai Dusun Jepang dapat dikatakan sangat mudah,
bahkan bagi mereka yang sama sekali belum pernah berkunjung ke daerah
ini. Letak Desa Margomulyo berada di tepi jalan kabupaten yang
menghubungkan Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi. Jalan inilah
yang dilalui oleh angkutan umum seperti colt dan bus yang menghubungkan
Ngawi dan Bojonegoro. Satu alasan lagi, yang memudahkan kita mencapai
lokasi ini adalah “ketenaran” masyarakat Samin dan tentu saja Mbah Hardjo
Kardi, sesepuh masyarakat Samin.
Orang-orang Samin sebenarnya kurang suka dengan sebutan “Wong
Samin” sebab sebutan tersebut mengandung arti tidak terpuji yaitu dianggap
sekelompok orang yang tidak mau membayar pajak, sering membantah dan
menyangkal aturan yang telah ditetapkan sering keluar masuk penjara,
sering mencuri kayu jati dan perkawinannya tidak dilaksanakan menurut
hukum Islam. Para pengikut Saminisme lebih suka disebut “Wong Sikep”,
artinya orang yang bertanggung jawab sebutan untuk orang yang
berkonotasi baik dan jujur.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk pola perubahan kehidupan masyarakat Samin?
2. Apa yang melatar belakangi perubahan pola kehidupan pada
masyarakat Samin?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui bentuk pola perubahan kehidupan masyarakat samin.
2. Mengetahui latar belakang perubahan pola pada masyarakat samin.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna
sebagai berikut:
1. Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara teoritis adalah
untuk memperkaya khazanah keilmuan khususnya pada bidang
Sosiologi dalam pengembangan keilmuan. Secara”Perubahan Pola
Kehidupan Masyarakat

Samin”

menjelaskan mengenai

faktor

penyebab terjadinya perubahan sosial serta mendiskripsikan mengenai
pengaruh perubahan sosial terhadap komunitasnya. Selanjutnya hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan
wawasan pembaca sehingga dapat dijadikan masukan bagi peneliti
selanjutnya.
2. Hasil

penelitian

ini

masyarakat

dapat

mengenali

perubahan

masyarakat Samin Dusun Jepeng. Desa Margomulyo, Kecamatan
Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro serta memahami pola kehidpan
masyarakat Samin saat ini, baik budaya, sosial, agama komunikasi, dll

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

E. Definisi Konseptual
Dalam pembahasan ini perlulah kiranya peneliti membatasi sejumlah
konsep yang diajukan dalam penelitian dengan judul: “Perubahan Pola
Kehidupan Masyarakat Samin” . Adapun definisi konsep dari penelitian ini
antara lain:
a. Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat6.
b.

Kehidupan masyarakat yaitu sebagai sistem sosial atau rangkaian
saling kebergantungan, baik sebagai kegiatan maupun sarana
kegiatan7

c. Kata Samin sendiri berarti sami-sami amin8. Masyarakat Samin adalah
komunitas pertokohan

dan pemikiran atau

ajaran pemimpin

masyarakat yang bernama Samin Surosentiko yang berjuang samasama dalam hal melawan Belanda ketidak keadialan yang ditunjukkan
bukan dengan menggunakan fisik atau kekerasan melainkan dengan
sikap, seperti sikap menantang terhadap segala aturan dan kewajiban
yang dibebankan kepada mereka.

6

Sorksnto, soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar,(Jakarta:PT. RajaGrafindo
Persada,2012) h. 261
7
8

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015) h. 200
Nurudin, dkk, Agama Tradisional, (yogyokarta: Lkis yogyakarta, 2003) h.16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

F. Telaah Pustaka
Beberapa hasil penelitian yang memiliki hubungan relevan dengan
skripsi ini antara lain yang dilakukan oleh:
1. Siti Asyiah yang berjudul “Pola Hidup Keagamaan Masyarakat
Samin Di Era Modern” Skripsi jurursan SKI UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta 2013. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan interaksi sosial. Dengan bertujuan untuk
mengetahui dan memahami mengenai masyarakat samin yang berada
di Desa Klopodhuwur, Kecamatan Banjarejo, Kebupaten Blora, Jawa
Tengah. Kesamaan: membahas mengenai masalah pola kehidupan
masyarakat Samin yang memiliki keunikan dalam berbagai hal.
Perbedaan: Bahwa pembahasan pada penelitian ini, membahasan
mengenai masalah pola hidup keagamaan pada masyarakat Samin
yang berada di Desa Klopodhuwur, Kecamatan Banjarejo, Kebupaten
Blora, Jawa Tengah. Dalam isi penelitian adalah pada era sekarang
yang ada tinggallah penganut ajaran Samin menganut ajaran Islam
Jawa waktu harus berubah membawa perubahan pula bagi semua
kehidupan manusia di bumi , tidak terkecuali masyarakat Samin.
Aspek yang berkaitan dengan kehidupan turut bergeser, dari
pembangkangan sudah tidak ada lagi, karena pemerintahan telah di
pegang oleh pemerintahan Indonesia. Pembayaran bajak telah
dilaksnakan. Aturan pemerintah telah di taati. mereka telah melebur
dengan masyarakat luar dan berkomunikasi dengan masyarakat luar

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

dan berkomunikasi ramah terhadapah ramu atau masyarakat yang baru
dikenal.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

teori

pendekatan

fenomenologi9.
2. Ahmad Sunadi yang berjudul: “Interaksi sosial Masyarakat Samin di
Tengah Modernisasi”. Skripsi ini dari Universitas Negeri Islam Sunan
Kalijaga, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran 2013.
Metode penelitian ini menggunakan kualitatif dengan cara melalui
pendekatan interaksi sosial untuk memperoleh data yang akurat pada
masyrakat Samin Di Dusun Bombong Desa Baturejo Kecamatan
Sukolilo

Kabupaten

Pati.

Kesamaan:

sama-sama

membahas

mengenai masyarakat Samin yang menguatkan identitas Samin.
Perpedaan: pembahasan dalam penelitian ini berada di Dusun
Bombong, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.
Dalam pembahasannya mengenai interaksi sosial dalam sedulur sikep.
Serta interaksi sosial mengenai ajaran saminisme yang ditandainya
dengan keterbukaan mereka terhadap masyarakat non-Samin atau
dengan budaya laur. Karena dalam interaksi itu ditandanya dengan
kontak dan komunikasi yang dapat saling mempengaruhi antara
masyarakat yang berinteraksi tersebut. Saling mempengaruhi antara
masyarakat Samin dengan adanya akomodasi dan akulturasi maupun
kerja sama yang terjadi di masyarakat Samin seperti masuknya ajaranajaran maupun budaya-budaya luar sehingga terbentuknya budaya
9

Siti Nur Azizah, Pola Hidup Keagamaan Masyarakat Samin Di Era Modern (Studi Kasus
Di Desa Klopodhuwur, Kecamatan Banjarjo, Kabupaten Blora)2013, Skripsi Jurursan SKI UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

baru maupun perpaduan dua budaya yang menjadi satu. Dalam
masyarakat Samin Di Dusun Bombong, Baturejo bentuk-bentuk
adanya saling mempengaruhi ialah berubahnya adat selametan atau
brokohi istilah yang sudah mulai menggunakan doa-doa Islam10.
3. Ahmad Chamzawi Umar yang berjudul: “Perubahan Identitas dan
Perilaku Sosial”. Skripsi dari Universitas Negeri Islam Maulana
Malik Ibrahim Malang

fakultas Psikologi 2009. Penelitian ini

mengunakan metode kualitatif dengan pendekatan interaksi sosial
dengan melakukan wawancara pada masyarakat Samin. Persamaan:
membahas mengenai masyarakat Samin pada perubahan. Perbedaan:
Terjadinya pada tempat penelitiannya yang berada di Desa
Klopodhuwur, Kabupaten Blora. Pembahasan dalam penelitian ini
berkaitan pada perubahan, baik perubahan perilaku sosial maupun
perubahan pada identitas masyarakat Samin. Perubahan dalam
perilaku sosial terjadi pada upacara perkawinan, upacara kematian,
paham terhadap keagamaan dan keyakinan Masyarakat Samin. Pada
upacara perkawinan bagi kaum Samin yang memegang teguh
keyakinan cukup dihadiri oleh beberapa orang kerabat dan direstui
oleh sesepuh Samin. Penelitian terdahulu tersebut megunakan teori

10

Ahmad Sunadi, Interaksi Sosial Masyarakat Samin Di Tengah Modernisasi (Studi Desa
Butorejo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati) Skripsi Fakultas Usuludin Studi Agama, Dan
Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Teori Stryker mengkombinasikan konsep peran (dari teori peran) dan
konsep diri/self (dari teori interaksi simbolis)11.
Peneliti menggunakan salah satu teori perubahan sosial yaitu teori
evolusioner (Hukum Tiga Tahap Comte) cenderung melihat bahwa
perubahan sosial yang terjadi merupakan proses yang linear, artinya semua
masyarakat berkembang melalui urutan perkembangan yang sama dan
bermula dari tahap perkembangan awal dan akhir12. Tokoh teori evolusioner
adalah Auguste Comte.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini menggunakan
metode interaksi sosial. Pendekatan ini bertujuan untuk memudahkan
mendapatkan data dari pihak diteliti, sedangkan peneliti dapat merasakan
suasana tempat penelitian serta mengamati dalam berbagai kondisi wilayah.
Dengan ini penelitian ini mengunakan jenis penelitian kualitatif.
Kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami
suatu fenomena dalam kontek sosial secara alamiah dengan mengedepankan
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang

11

Ahmad Chamzawi Umar, Perubahan Identitas Dan Perilaku Sosial (Stui Etnografi
Masyarakat Samin Desa Klopodhuwur, Kabupaten Blora), Skripsi Fakultas Psikologi, UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang 2009
12
Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.223

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

diteliti13. Keaktifan interaksi antara pencari tahu dan yang diketahui
segingga kontesk waktu cukup mengikat. peneliti bisa Penelitian kualitatif
berlangsung dalam situasi alam (natural setting)14.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Dusun Jepang, Desa Margomulyo
Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro. Dusun Jepang dikelilingi
oleh hutan yang menjadikannya agak terisolasi dari daerah sekitarnya.
Untuk mencapai Dusun Jepang dapat dikatakan sangat mudah, lokasi
dengan Ibu Kota Kecamatan yang berjarak sekitar 5 kilometer.bahkan bagi
Desa Margomulyo berada di tepi jalan Kabupaten yang menghubungkan
Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi. Jalan inilah yang dilalui oleh
angkutan umum seperti colt dan bus yang menghubungkan Ngawi dan
Bojonegoro. Satu alasan lagi, yang memudahkan kita mencapai lokasi ini
adalah “ketenaran” masyarakat Samin dan tentu saja Mbah Hardjo Kardi,
sesepuh masyarakat Samin. dan waktu penlitiannya sesuai jadwal yang telah
di tentukan oleh peneliti.
3. Pemilihan Subyek Penelitian
Dalam Pemilihan subyek penelitian, penulis

harus melalukan

surve dalam pemilihan subyek penelitian terutama mengenai masyarakat

13

Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
(Jakarta:Salemba Humanika, 2010), h. 9
14
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif Dan
Kuantitatif, Edisi Kedua(Yogyakarta:Erlangga,2009) h. 24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Samin yang berada di Bojonegoro untuk mendapatkan data yang akurat
menegnai Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Samin. Subyek penelitian
adalah sumber tempat penelitian untuk memperoleh keterangan tentang
permalahan yang akan diteliti. Dalam keadaan ini penulis memilih subyek
penelitian di Dusun Jepang, Desa Margomulyo, Kecamatan Margomulyo,
Kabupaten Bojonegoro. Maka yang akan dijadikan informan penelitian
adalah:
Tabel 1.1
Daftar nama informan penelitian
No

Nama

Umur

Pekerjaan

Keterangan

1.

Mbah Hardjo Kardi 81

Petani

Sesepuh Masyarakat
Samin keturunan ke-4
Tokoh
Masyarakat
Samin
Tokoh
pemuda
Masyarakat Samin
Tokoh
masyarakat
non Samin

2.

Mbah pan

51

Petani

3.

Bambang sutrisno

37

4.

Nuryanto,

34

Pegawai
kecamatan
Kepala Desa

5.

Miran

56

Pegawai Sipil Tokoh Agama

6.

Khusnul

35

Guru TK

7.

Agus

35

Perangkat
Desa
Margomulyo

Tokoh
masyarakat
non Samin
Tokoh
masyarakat
non Samin

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

4. Tahap-tahap Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, peneliti harus menyiakan beberapa
tahap-tahapan penelitian yang harus dilalui guna untuk memperoleh
keutuhan dalam pendekatan yaitu:
a. Tahap Pra Lapangan
Ada beberapa tahap kegiatan yang harus di lakukan oleh peneliti dan
ditambah satu persoalan etika kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Merumuskan rancangan penelitian
Setelah mendapatkan fenomena sosial yang akan di teliti, Peneliti
harus membuat rumusan rancangan proposal penelitian untuk di tindak
lanjuti. Rancangan proposal penelitian tersebut terdiri dari latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, manfaat, penelitian terdahulu, definisi konseptual,
kerangka teoretik, metode penelitian sistem pembahasan, dan jadwal
penelitian. Fungsi proposal penelitian adalah untuk merencanakan secara
sistematis kegiatan penelitian agar tetap terarah dalam penelitian. Dalam
upaya untuk menyempurnakan proposal penelitian, peneliti juga di
dampingi oleh dosen pembimbing untuk sebagai konsultasi mengnai
proposal penelitian, dan di akhiri dengan seminar proposal.
2) Menentukan Lapangan
Peneliti harus mentukan tempat penelitian sebelumnya, tempat
penelitian yang akan di jadikan tempat penelitian harus berkaitan dengan di

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

penelitian. Khususnya berkaitan dengan “Perubahan Poal Kehidupan
Masyarakat Samin”.
3) Mengurus Perizinan
Langkah yang paling penting dan pertama adalah mengurus surat
perizinan untuk melakukan penelitian

dan sehingga bisa

melaksnakan

pemilihan data dari sumber data secara maksimal dan tujuan penelitian
dalam melakukan penelitian tersebut.
4) Menjajaki dan Memilih Lapangan
Pada tahap ini belum sampai pada titik yang menlingkupi,
bagaimana peneliti masuk lapangan namun berhak memilih keadaan
lapangan dalam hal-hal tertentu.
5) Menentukan Informan
Informan adalah orang yang bersedia memberikan informasi kepada
peneliti. Untuk maka kecermatan sangat diperlukan agar informan yang
akan kita pilih benar-benar dapat memberikan gambaran tentang
permasalahan yang diteleti. Dalam hubungan ini peneliti perlu sabar dalam
memeahami settingan penelitian sampai informan percaya dan dapat
menerima penelitian dan situasi yang alamiah. Penelitian ini telah
menentukan informan yang tepat dalam penelitian ini yang berkaitan dengan
“Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Samin” yaitu sesepuh masyarakat
Samin yang bernama Mbah Hardjo Kardi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

6) Menyiapkan Perlengkapan Penelitian
Kelengkapan penelitian yang harus di siapkan oleh peneliti adalah
sebgian alat tulis (pensil,ballpoint, buku catatan beserta rancangan
pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya), serta camera digital dan tipe
recorder (Hand phone).
7) Persoalan Etika
Dalam hal erika peneltian, peneliti harus menjaga hubungan terhadap
informan yang akan di jadikan sebagai sumber data. Sebab dengan adanya
etika oleh karena itu peneliti di harapkan tercipta kerja sama yang
menyenangkan anatar kedua pihak.
b. Tahap Kerja Lapangan
Pada tahap ini peneliti berfokus pada data dilapangan, adapun
langkah- langkah yang dilakukan adalah :
1) Memahami latar belakang penelitian dan Persiapan diri
Sebelum terjun ke lapangan, peneliti perlu memahami latar belakang
penelitian. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menempatkan diri,
menyesuaikan penampilan apabila dibutuhkan, atau hal-hal lain bila perlu.
Semua itu dilakukan untuk mempermudah proses peneliti melakukan
penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

2) Memasuki lapangan
Setelah memasuki lapangan, peneliti menciptakan hubungan yang
baik antara peneiliti dan subjek, agar subjek dengan sukarela memberikan
informasi yang diperlukan. Keakraban dengan subjek dan informasi yang
lainnya perlu dipelihara selama penelitian berlangsung.
3) Berperan serta sambil mengumpulkan data
Catatan lapangan merupakan data yang diperoleh selama penelitian
baik melelui wawancara, pengamatan atau menyaksikan kejadian sesuatu.
Dalam pengumpulan data, peneliti juga memperhatikan sumber data
lainnya, seperti : dokumen, laporan, foto, gambar yang sekiranya perlu
dijadikan informasi bagi peneliti
c. Tahap Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik analisis
isi (content analisis). Content analisis adalah suatu teknik penelitian yang
membuat irefrensi-irefrensi yang dapat ditiru (replicable) dan shahih data
dengan memperhatikan konteksnya.15
Peneliti menganalisis perubahan pola kehidupan masyarakat Samin,
setelah itu peneliti mendiskripsikan hasil analisis yang sudah diperoleh
sehingga bisa mendapatkan data yang akurat.

15

Klaus Krippendorf, Analisis Isi ,( Jakarta: Rajawali Pers, 1991), h.15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

1) Sumber Data
Untuk mendapatkan data atau keterangan dan informasi, peneliti
mendapatkan informasi dari sumber data. Sumber data adalah subyek dari
mana data yang diperoleh16. Adapun sumber datanya adalah :
i. Data primer yang digunakan dalam penelitian adalah data yang
bersumber yaitu: Mbah Hardjo Kardi
ii. Data sekunder dalam penelitian ini data diambil dari berbagai
literatur seperti buku, majalah, situs internet dan segala data yang
berkaitan dengan penelitian. Data ini berbentuk data dokumentasi
atau data laporan yang telah tersedia.17
5. Tekhnik Pengumpulan Data
Adapun tekhnik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data
adalah sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pengukuran secara langsung
terhadap gejala-gejala subjek yang akan diteliti18. Pengamatan tersebut
dilakukan dengan bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum dengan
mengetahui Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Samin Dusun Jepang,
Desa Margomulyo, Kecamatan, Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro.

16

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Dan Praktek (Jakarta: Pt.
Rineka Cipta, 2006),h. 129.
17
Deddy Mulyani, Metode Penelitian Kualitatif.(Bandung:Pt.Remaja Rosdakarya, 2005),
h.180
18
Siti Pariani, Pengamatan Dan Pengukuran Dalam Bukunya Bagong Suyanto Dan
Sutinah, Meyode Penelitian Sosial: Berbagai Artenatif Pendekatan(Jakarta:Kencana,2006), h. 82

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

2) Wawancara semi terstruktur
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data
dengan dialog tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak
langsung.19 Cara wawancara ini dapat membantu peneliti dalam
berkomunikasi dengan masyarakat Samin untuk mendapatkan data tampa
ada ketegangan.
3) Dokumentasi
Dokumen yang digunakan untuk mengmpulkan sumber data tertulis
dan merupakan sumber data yang dapat digali sebagai pendukung penelitian
yakni berupa buku, atau pun data lain yang dapat menyempurnakan hasil
penelitian20. Dokumentasi ini bisa diperoleh peneliti melalui gambar,
rekaman suara, atau tulisan yang diperoleh peniliti melalui subjek secara
langsung dilapangan sebagai penguat data.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif. Dalam proses analisis data jelas peneliti melakukan
klasifikasi data dengan cara memilah-milih data sesuai dengan kategori
19

Djumhur Dan M. Suryo, Bimbingan Dan Penyeluhan Di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu,
1975),h 50
20
Basrowi Dan Suwadi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)
h.140-142

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

yang disepakati oleh peneliti. Deskripsi, yaitu metode yang diterapkan untuk
mengklasifikasi dan mengkategorikan data-data yang telah terkumpul dalam
rangka

memperoleh

pemahaman

komprehensif,

21

yakni

dengan

mengklasifikasikan data yang diperoleh untuk mendapatkan pemahaman
tentang Peubahan Pola Kehidupan Masyarakat Samin.
7. Teknik Pemeriksaan dan Keabsaan Data
Agar

data

dalam

penelitian

ini

valid

dan

dapat

dipertanggungjawabkan, maka diperlukan suatu teknik untuk mengecek atau
mengevaluasi tentang keabsahan data yang diperoleh. Pada tahap ini,
langkah yang dilakukan peneliti adalah menegecek kembali keteranganketerangan yang diberi informan dan memastikan informan dengan
keterangan yang dilakukan.
1) Fokus dan ketekunan
Ketekunan diperlukan untuk memastikan agar sumber data yang
dipilih benar-benar bersentuhan dan mengetahui tentang. Selain itu, peneliti
juga tetap menjaga fokus pada sasaran objek yang diteliti. Hal ini diperlukan
agar data yang digali tidak melenceng dari rumusan masalah yang dibahas.
2) Trianggulasi
Trianggulasi adalah Teknik ini digunakan untuk memeriksa
keabsahan data dengan cara memanfaatkan hal-hal di luar data atau di luar
subyek penelitian yang sudah diperoleh untuk keperluan pengecekan atau

21

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pengantar Praktek, (Jakarta:Pt.Asdi
Mahasatya, 2006), h.245

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

pembanding terhadap data itu. Teknik ini dilakukan dengan cara
mencocokkan dan membandingkan data yang diperoleh dengan hal-hal
(data) di luar fokus bahasan (tetapi masih terkait), sehingga keabsahan dari
data yang didapatkan bertambah valid dan secara ilmiah dapat
dipertanggung jawabkan.
H. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan proposal
ini, maka penulis akan menyajikan pembahasan ke dalam beberapa bab
yang sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Merupakan tahapan awal dasar dari proposal penelitian ini.
Yang meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian,

manfaat

penelitian,

definisi

konseptual

dan

sistematika pembahasan.
Bab II : Kajian Teori
Dalam bagian ini materi menjelaskan tentang kajian pustaka dan
objek kajian yang dikaji, penjelasannya meliputi: sejarah
masyarakat samin, ajaran Samin, pemikiran Samin, dan ruang
waktu perubahan sosial.
Bab III : Penyajian Data dan Analisis Data

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

Pembahasan pada bab ini meliputi deskripsi umum penelitian,
dan deskripsi hasil penelitian serta menyajikan metodologi
penelitian secara terperinci.
Bab IV

: Penutup
Bab ini merupakan bab akhir yang di dalamnya berisi tentang
kesimpulan dan saran-saran atau rekomendasi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
PERUBAHAN SOSIAL TEORI AUGUSTE COMTE

A. Pengertian perubahan
1. Perubahan Sosial
Kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami perubahan
sosial. Lingkungan perubahan sosial meliputi berbagai bidang seperti bidang
pendidikan, ekonomi, hukum, dan teknologi.sebaliknya , perubahan sosola
yang terjadi hanya meliputi bidang tertentu dan terbatas ke dalamnya. Jadi
gerakan perubahan akan meninggalkan faktor-faktor yang diubah, tetapi
setelah meninggalkan faktor-faktor tersebut, berubah akan bergerak pada
suatu bentuk yang ada pada masa lampau.
Perubahan akan tampak setelah tatanan dan kehidupan masyarakat
yang lama dapat dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat
yang baru. Perubahan terjadi dapat merupakan kemajuan atau mungkin
kemuduran. Dalam pandangan sosiologi, perubahan sosial yang terjadi
dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Perubahan
sosial mecakup perubahan pada norma sosial, nilai sosial, interaksi sosial,
pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyrakatan lapisan masyarakat,
susunan kekuasaan, tanggung jawab, dan wewenang1. Dalam masyarakat
yang sudah maju atau masyarakat yang sedang berkembang, perubahan
sosial erat dengan perkembangan ekonomi.
1

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.219

24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Kingsley davis berpendapat bahwa perubahan sosial, merupakan
bagian dari perubahan kebudayaan, yang mencakup kesmian, ilmu
pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain-lain serta peruabahan dalam bentuk
serta aturan-aturan organisasi sosial2.
Bentuk perubahan sosial (dan perubahan kebudayaan) dapat
dibedakan menjadi: pertama, perubahan yang cepat (revolusi) dan
perubahan yang lambat (evolusi). Revolusi merupakan wujud perubahan
sosial yang paling spektakuler, sebagai tanda perpecahan mendasar dalam
proses historis, dan pembentukan ulang masyarakatdari dalam dan
pembentukan ulang manusia (Sztompka)3. Menurut Sztompka, revolusi
mempunyai lima perbedaan dengan bentuk perubahan sosial yang lain.
Perbedaan tersebut adalah: revolusi menimbulkan perubahan dalam cakupan
terluas menyeluruh semua tingkat

dan dimensi masyarakat: ekonomi,

politik, budaya, organisasi sosial, kehidupan sehari-hari, dan kepribadian
manusia, dalam semua bidang tersebut, perubahannya radikal, fundamental,
menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial: perubahan yang terjadi sangat
cepat, tiba-tiba seperti ledakan dinamit di tengah aliran lambar proses
historis, revolusi merupakan pertunjukan paling menonjol, waktunya luar
biasa cepat dan oleh karena itu, sangat mudah diingat: dan revolusi
membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan
mengalami ledakan mobilitas massa, antusiame, kegemparan, kegirangan,

2

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.220

3

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial , (Jakarta: PTRajaGrafindo
Persada,2014), h.14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

kegembiraan optimisme, dan harapan: perasaan hebat dan perkasa; keringan
aktivisme dan menanggapi kembali makna kehidupan melambungkan
aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan. Ciri-ciri perubahan sosial
dapat diketahui dari ciri-ciri berikut4:
a. Tidak ada masyarakat yang berhenti berkembang karena setiap
masyarkat akan mengalami perubahan-perubahan yang terjadi
secara cepat ataupun lambat.
b. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakat tertentu akan
diikuti dengan perubahan pada lembaga sosial lainnya karena
lembaga-lembaga tersebut memiliki sifat interpenden. Dengan
demikian sulit sekali mengisolasi perubahan-perubahan hanya pada
lembaga-lembaga sosial tertentu karena proses yang dimulai dan
proses yang selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
c. Menyebabkan disorganisasi yang sifatnya sementara dalam prose
penyusaian. Disorganisasi tersebut akan diikuti oleh organisasi
yang mencakup pemantapan dari kaidah-kaidah

dan nilai-nilai

baru.
d. Tidak dapat dibatasi hanya pad bidang kebendaan atau bidang
spritual sehigga keduanya memiliki kaitan timbal balik.

4

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.231

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

Astrid S.Susanto mengemukakan beberapa fase rerganisasi berkaitan
dengan proses penyusaian nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan
masyarakat yaitu5:
a. Kegelisahan dan ketidakpuasan sebagai penduduk (biasanya kaum
terpelajar)
b. Popular-stage atau tersembunyimya ide-ide perubahan
c. Program perencanaan pembangunan secara sistematis
d. Sistematika dalam pelaksaan perencanaan
e. Badan yang menyalurkan stimylasi pembangunan terencana dengan
akibat bahwa pendapatan diterima (institution stage)
f. Kompromi pelaksaan bahan penolakan ataupun bahan penerimaan
sepenuhnya dan
g. Adanya sosial planing atau sosial organization sebagi hasil
research.
2. Perubahan Sosial Auguste Comte
Auguste Comte melihat bahwa masyarakat merupakan suatu
keseluruhan organis

yang terdiri

atas bagian-bagian

yang saling

berhubungan. Untuk itu diperlukan suatu metode penelitian empiris yang
pata menyakinkan bahwa masyarakat meruopkan suatu bagian dari alam
seperti hanya gejala fisik.
Auguste Comte mengajukakan tiga metode penelitian empris yang
juga digunakan oleh bidang-bidang fisika dan biologi, yaitu pengamatan
5

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

eskprimen dan perbandingan. Menggunakan metode tersebut, kemudian
berusaha merumuskan perkembangan masyarakat yang bersifat evolusioner.
Teori evolusioner (Hukum Tiga Tahap Comte) cenderung melihat
bahwa perubahan sosial yang terjadi merupakan proses yang linear, artinya
semua masyarakat berkembang melalui urutan perkembangan yang sama
dan bermula dari tahap perkembangan awal dan akhir. Tokoh teori
evolusioner adalah Auguste Comte, yang melihat bahwa masyarakat
bergerak dalam tiga tahap perkembangan berikut6:
1. Tahap Teologis (theological stage)
Masyarakat di arahkan oleh nilai-nilai supernatural. Dimana akal budi
manusia dengan mencari kodrat manusia yakni sebab pertama dan sebeb
terakhir dari segala akibat.
2. Tahap Metafisik (methaphysical stage)
yaitu tahapan peralihan dari keprcayaan terhadap unsur supernatural
menuju prinsip-prinsip abstrak yang berperan sebagai dasar perkembangan
budaya. Hapan metafisik sebagai transisi dari teologis. Tahap ini sebagai
suatu kepercayan akan hukum-hukum alam yang asasi yang dapat
ditemukan dengan akal budi.
3. Tahap Positif atau Ilmiah (positive stage)
masyarakat diarahkan oleh kenyataan yang didukung oleh prinsipprinsip ilmu pengetahuan. Dimana akal budi telah meninggalkan pencarian
yang sia-sia terhadap pengertian-pengertian absolut.

6

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.225

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

Jelas bahwa dalam teori ini tentang perubahan sosial (dunia) Comte
memusatkan perhatian pada faktor intelektualnya. Ia mengatakan bahwa
intelektual menyebabkan kekacauan sosial. Kekacauan ini berasal dari
sistem gagasan terdahulu (teologi dan metafisik) yang terus ada dalam era
positif (ilmiah). Pergolongkan sosial baru akan berakhir apabila kehidupan
masyarakat sepenuhnya dikendalikan oleh positivisme. Positivisme akan
muncul mesti tak secepat yang diharapkan orang.
Comte mengatakan bahwa di setiap tahapan akan selalu terjadi
sebuah konsensus yang mengarahkan pada keteraturan sosial, yang di
dalamnya ada suatu kesepakatan pandangan dan kepercayaan bersama7.
Dengan kata lain suatu masyarakat dikatakan telah melampaui suatu tahap
perkembangan tersebut apabila seluruh anggotanya telah melakukan hal
yang sama sesuai dengan kesepakatan yang ada. Selain itu, ada suatu
kekuasaan dominan yang mengusai masyarakat dan mengarahkan
masyarakat untuk melakukan konsensus demi tercapainya suatu keteraturan
sosial.
Ciri lain ketiga tahapan tersebut adalah, pada

tahap teologis

keluarga merupakan satuan sosial yang dominan, dalam tahap metafisika
kekuatan negara-bangsa (yang memunculkan rasa nasionalisme atau
kebangsaan) menjadi suatu organisasi yang dominan. Dalam tahap
positivistik muncul keteraturan sosial yang ditandai dengan munculnya
masyarakat industri yang mementingkan sisi kemanusian.

Comte juga

7

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial , (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada,2014), h.42

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

menjelaskan bahwa pada tahapa positivistik, akan muncul agama humanitas
(agama kemanusiaan), kemudian sosiolog akan menjadi pendeta agama baru
yang akan membimbing manusia dalam kehidupan yang harmonis. Sosiolog
akan mengajari manusia untuk “bergikir positif

berpikir ilmiah) dan

menghubungkan doktrin cinta, keteranturan, dan kemajuan dengan
kehidupan manusia. Agama humanitas ini diharapkan dapat menjamin
terwujudnya suatu keteraturan sosial dalam masyarakat positif ini.
Menurut Comte ada tiga faktor yang menyebabkan perubahan dalam
kehidupan manusia yaitu8:
1. Rasa bosan.
Comte melihat hierki kebutuhan manusia, sekali kecakapan yang lebih
rendah telah digunakan, manusia tetap saja akan terdorong menggunakan
kecakapannya yang lebih tinggi. Semakin besar penggunaan kemampuan
yang lebih tingg, semakin tinggi tingkat kemajuannya.
2. Usia
Comte melihat bahwa usia meningkatkan konservatisme, sedangkan
kemudaan di tandai oleh naluri mencipta. Jika usia manusia meningkat,
maka kekuatan konservatifnya akan meningkat, semakin berpengaruh serta
memperlambatkan laju perubahan.

8

Nanang Martono, Sosiologi Perubahan Sosial , (Jakarta: PTRajaGrafindo
Persada,2014), h.42-43

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

31

3. Demografi
Demografi atau peningkatan jumlah penduduk secara alamiah,
termasuk di dalamnya adalah penngkatan kepadatan penduduk. Menurut
Comte, semakin tinggi tingkat kepadatan penduduk, semakain tinggi pula
keinginan dan masalah baru, dan untuk itu akan menimbulkan cara-cara
baru untuk mencapai kemajuan dengan menetralisasi ketimpangan fisik dan
akan menghasilkan pertumbuhan kekuatan intelektual dan moral di antara
segelintir orang yang tertindas.
B. Faktor-faktor perubahan sosial
Perubahan sosial menghadapkan manusia pada situasi baru yang
mengerahkan pada bentuk kegiatan yang baru. Ada banyak faktor yang
berkaitan dsn menyebabkan perubahan perilaku dan budaya manusia serta
struktur di dalam masyarakat. Berikut ini merupakan fakator-faktor
perubahan sosial sebagai berikut:
1. Perubahan yang bersal dari masyarakat
Perubahan yang bersumber dari masyarakat meliputi berikut ini9:
a. Perkembangan ilmu pengetahuan
Perkembangan ilu pengetahuan melahirkan berbagai penemuan baru
seperti:
1) Kesadaran individu akan ketergantungan dalam masyarakat

9

Herabudin, Pengantar Sosiologi ,(Badung:Pustaka Setia,2015), h.227

digilib.uin