Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi dengan Guru Bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran T2 942011083 BAB I

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi mutu pendidikan di Indonesia dinilai masih rendah bila dibandingkan dengan negara negara tetangga di Asia Tenggara lainnya. Harian Kompas, 03 Maret 2011 melansir berita Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011; yang dikeluarkan

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan

Kebuda-yaan Perserikatan Bangsa Bangsa (UNESC0) di NEW York, Amerika Serikat, menyatakan bahwa indeks pembangunan pendidikan Indonesia (education development index) adalah 0,934. Nilai ini menempat-kan Indonesia di posisi ke 69 dari 127 negara di dunia. Terjadi penurunan dibandingkan tahun 2010 yang berada di peringkat 65. Indonesia masih tertinggal dari Brunei yang berada di peringkat 34, sementara Malaysia berada di peringkat 65. Melihat turunnya mutu pendidikan di Indonesia, maka upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan perlu terus

dilakukan.

Salah satu komponen pendidikan yang berperan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah guru dan tenaga kependidikan. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 dalam pasal 1 ayat 1 menya-takan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan


(2)

tugas utama, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada TK, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh karena itu guru dituntut mempunyai kualifikasi yang mengacu pada profesionalisasi, yaitu guru yang berkompeten di bidangnya masing masing. Guru yang berkompetensi adalah guru yang memiliki kemampuan dalam menunjukkan etos kerja dan kinerja mengajar sesuai dengan jenjang tingkat pendidikan yang dimiliki, sehingga mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi di dunia pendidikan secara optimal. Guru yang berkompeten akan memberi dampak pada proses belajar mengajar (Depdiknas, 2003).

Sesuai Permen Diknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, bahwa seorang guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum Diploma IV atau Sarjana (Strata I) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, dan kompetensi guru yaitu kompe-tensi: pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional melalui pendidikan profesi. Sebagai bentuk penghar-gaan pemerintah terhadap guru dan dosen tidak

hanya menganugerahkan gelar Pahlawan tanpa tanda

jasa tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan martabat guru dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Menteri Pendidikan Nasional menetapkan

Permen Diknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Program sertifikasi


(3)

guru akan memberi jaminan terhadap peningkatan etos kerja dan kompetensi guru. Guru yang mengikuti program sertifikasi diwajibkan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan kualifikasi akademik dan kompetensi khusus yang dijadikan barometer mutu, sehingga kiprah guru yang bersertifikasi menjadi cerminan bagi guru yang belum bersertifikasi maupun calon guru.

Bagi guru yang sudah menyandang predikat guru profesional mempunyai kebanggaan tersendiri karena memperoleh sertifikat pendidik, dimana semua guru yang sudah memperoleh sertifikat pendidik akan mendapatkan tunjangan profesi. Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan profesional dan akan diberikan tambahan tunjangan sebesar satu kali gaji pokok. Setiap guru pemegang sertifikat pendidik profesional wajib menunjukkan kompetensinya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya (Keppres RI No. 3 tahun 2003).

Salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Guru merupakan komponen vital, penggerak utama sebagai faktor kesuksesan dari sistem pendidikan dan pengajaran yang akhirnya akan mempengaruhi mutu pendidikan. Secara umum kuali-tas pendidikan formal yang tercermin dari lulusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas masukan (calon siswa), proses belajar mengajar, dan kinerja guru. Haryadi (2005) menyatakan bahwa kualitas


(4)

pendidik-an dipengaruhi oleh: (1) kualitas tenaga pengajar termasuk kepala sekolah, (2) sistem belajar mengajar, (3) sarana dan prasarana, (4) lokasi, (5) administrasi dan birokrasi. Oleh karena itu salah satu upaya yang harus dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas sekolah adalah melalui peningkatan etos kerja guru.

Faktor yang meningkatkan kualitas pendidikan adalah guru. Sejalan dengan pendapat Kusumastuti (2001) yang menyatakan bahwa, pengembangan mutu pendidikan dapat ditempuh melalui pengembangan mutu para pendidiknya. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu guru melalui pendidikan dan latihan, seminar, Kelompok Kerja Guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran, pendidikan penyetaraan, dan pendidikan lanjut.

Seorang guru yang mempunyai etos kerja tinggi, akan melaksanakan tugas-tugasnya dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab yang tinggi. Sedangkan seorang guru yang mempunyai etos kerja rendah, akan bermalas-malasan dan kurang bertang-gungjawab, setengah-setengah dalam melaksanakan tugas mengajar.

Hasil survei yang dilakukan di lima kota di Indonesia menunjukkan bahwa guru pasca sertifikasi tidak menunjukkan grafik peningkatan dalam segi etos kerja dan kompetensinya. Sebanyak 64,36% guru responden masih stagnan atau tidak ada perubahan (Baedhowi, dalam Solopos, 2009). Hasil survei tersebut


(5)

ditandai dengan kompetensi guru bersertifikasi mau-pun yang belum bersertifikasi tidak berbeda tingkatan-nya sehingga guru bersertifikasi dianggap belum mampu meningkatkan etos kerja dan kompetensinya.

Kondisi di lapangan pada setiap akhir semester, menunjukkan adanya keluhan dari masyarakat (orang tua siswa) yang beranggapan bahwa guru kurang mampu dalam melaksanakan tugasnya, manakala putra-putrinya memperoleh nilai yang tidak baik, ketika prestasi anaknya menurun, ketika nilai ujian nasionalnya sekolah turun dan ranking sekolahnya di bawah sekolah yang lain. Pihak orang tua akan langsung memprotes gurunya, serta masyarakat dengan tegas menyatakan bahwa hal tersebut kesalahan sepenuhnya terletak pada guru. Mereka kurang menyadari bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara sekolah, keluarga dan masyarakat (UPT Dinas Pendidikan Kec. Kaloran).

Penelitian yang berhubungan dengan etos kerja yang dilakukan oleh Darmini (2011), berjudul

“Persepsi Guru Belum Sertifikasi terhadap Etos kerja dan Kinerja Mengajar Guru Sekolah Dasar berserti-fikasi di Kecamatan Kandangan”, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan etos kerja guru SD yang bersertifikasi dengan guru SD yang belum sertifikasi di Kecamatan Kandangan

Sementara itu hasil penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2003) berjudul “Studi Komparatif


(6)

tentang Etos Kerja Guru belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah se Kab. Rembang”, menyatakan bahwa: terdapat perbedaan yang signi-fikan etos kerja antara guru yang belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Rembang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t sebesar 4,944, dengan dk = 58 yang menun-jukkan signifikan bila dikonsultasikan dengan tabel harga baik pada taraf signifikansi P = 0,01 maupun P = 0,05.

Hasil penelitian Darmini (2011) menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan etos kerja guru yang belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi, tetapi hasil penelitian Sholihah (2003), menemukan bahwa terdapat perbedaan etos kerja yang signifikan antara guru yang belum sertifikasi dengan guru ber-sertifikasi di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Rembang. Hal ini terlihat dari hasil uji-t sebesar 4,944, dengan dk = 58 yang menunjukkan signifikan bila dikonsul-tasikan dengan tabel harga, baik pada taraf signifi-kansi P = 0,01 maupun P = 0,05. Oleh karena itu pendapat dan pemahaman yang telah diuraikan membuat ispirasi penulis untuk melakukan penelitian tentang perbedaan etos kerja antara guru yang belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran dengan temuan Darmini (2011) yang menyatakan bahwa etos kerja


(7)

guru non sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Kecamatan Kandangan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hasil ini diuji keabsahan datanya dengan dilakukan triangulasi data pada Kepala Sekolah, 2 Pengawas, dan 23 guru lain di luar responden penelitian. Berbeda dengan Sholihah (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan etos kerja yang signifikan antara guru belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Rembang, dilihat dari hasil uji-t sebesar 4,944, dengan dk = 58 yang menunjukkan signifikan bila dikonsul-tasikan dengan tabel harga, baik pada taraf signifi-kansi P = 0,01 maupun P = 0,05. Maka penelitian ini mencoba mencari kembali signifikansi perbedaan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran. Hal ini diperkuat dengan hasil pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 – 24 Juni 2013 terhadap 60 guru sekolah dasar di wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran.

Dari 60 orang guru sekolah dasar UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran yang menjadi respon-den. Tingkat etos kerja guru dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat etos kerja guru dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut:


(8)

skor maximal= skor tertinggi secara teori dari jawaban skor minimal= skor terendah secara teori dari jawaban

k = jumlah klasifikasi yang hendak dibuat

Diketahui : Skor Maximal = 25 x 4 = 100 Skor Minimal = 25 x 1 = 25

K = 5

= 15

Untuk mengetahui etos kerja 30 orang guru belum bersertifikasi dan 30 guru bersertifikasi, berikut disajikan nilai etos kerja guru yang diperoleh dari raport Tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Kategori Nilai Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi N = 30 dan Guru Bertifikasi N = 30

Kategori Skor

Etos Kerja Guru Belum

bersertifikasi

Guru Bersertifikasi

F % F %

Sangat Tinggi (ST) 85 –100 5 16,7 10 33,3 Tinggi (T) 70 – 84 18 60 20 66,7

Sedang (S) 55 – 69 4 13,3 0 0

Rendah (R) 40 – 54 3 10 0 0

Sangat Rendah (SR) 25 – 39 0 0 0 0


(9)

Berdasar Tabel 1.1 sebagian besar etos kerja guru bersertifikasi pada kategori Tinggi (66,7%), sedangkan etos kerja guru belum bersertifikasi juga ada pada kategori Tinggi (60%). Walau keduanya ada pada kategori tinggi tetapi ada sedikit perbedaan persentase etos kerja antara guru bersertifikasi dengan guru belum sertifikasi.

Dari hasil pra-penelitian, penulis hendak me-lanjutkan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar yaitu terhadap seluruh guru sekolah dasar di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran, untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan

seba-gai berikut: “Adakah perbedaan yang signifikan etos

kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kaloran“?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: untuk mengetahui signifikansi perbedaan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran?


(10)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan dua manfaat yaitu manfaat teoritik dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritik

Apabila hasil penelitian ini menemukan adanya perbedaan yang signifikan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di sekolah dasar negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamat-an KalorKecamat-an, maka hasil penelitiKecamat-an ini sejalKecamat-an dengKecamat-an penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2003). Namun apabila hasil penelitian menemukan tidak ada perbedaan etos kerja antara guru belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi maka penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmini (2011).

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah sebagai masukan bagi sekolah dalam pengembangan etos kerja guru.


(11)

1.5 Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, man-faat penelitian, dan sistematika penulisan; Bab II : Landasan teori terdiri atas pengertian etos

kerja, faktor faktor yang mempengaruhi etos kerja, mengukur etos kerja, hakikat guru bersertifikasi, guru belum bersertifikasi, jalur/pendaftaran sertifikasi, kajian yang relevan dan hipotesis;

Bab III : Metode penelitian yang meliputi jenis dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen pene-litian, uji validitas item dan reabilitas instrument, teknik analisis data;

Bab IV : Analisis data dan pembahasan, memuat analisis deskriptif etos kerja, analisis per-bedaan, uji hipotesis;

Bab IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran penelitian.


(1)

tentang Etos Kerja Guru belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah se Kab. Rembang”,

menyatakan bahwa: terdapat perbedaan yang signi-fikan etos kerja antara guru yang belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Rembang. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji-t sebesar 4,944, dengan dk = 58 yang menun-jukkan signifikan bila dikonsultasikan dengan tabel harga baik pada taraf signifikansi P = 0,01 maupun P = 0,05.

Hasil penelitian Darmini (2011) menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan etos kerja guru yang belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi, tetapi hasil penelitian Sholihah (2003), menemukan bahwa terdapat perbedaan etos kerja yang signifikan antara guru yang belum sertifikasi dengan guru ber-sertifikasi di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Rembang. Hal ini terlihat dari hasil uji-t sebesar 4,944, dengan dk = 58 yang menunjukkan signifikan bila dikonsul-tasikan dengan tabel harga, baik pada taraf signifi-kansi P = 0,01 maupun P = 0,05. Oleh karena itu pendapat dan pemahaman yang telah diuraikan membuat ispirasi penulis untuk melakukan penelitian tentang perbedaan etos kerja antara guru yang belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran dengan temuan Darmini (2011) yang menyatakan bahwa etos kerja


(2)

guru non sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Kecamatan Kandangan tidak ada perbedaan yang signifikan. Hasil ini diuji keabsahan datanya dengan dilakukan triangulasi data pada Kepala Sekolah, 2 Pengawas, dan 23 guru lain di luar responden penelitian. Berbeda dengan Sholihah (2003) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan etos kerja yang signifikan antara guru belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi di Madrasah Aliyah se-Kabupaten Rembang, dilihat dari hasil uji-t sebesar 4,944, dengan dk = 58 yang menunjukkan signifikan bila dikonsul-tasikan dengan tabel harga, baik pada taraf signifi-kansi P = 0,01 maupun P = 0,05. Maka penelitian ini mencoba mencari kembali signifikansi perbedaan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran. Hal ini diperkuat dengan hasil pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 17 – 24 Juni 2013 terhadap 60 guru sekolah dasar di wilayah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran.

Dari 60 orang guru sekolah dasar UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran yang menjadi respon-den. Tingkat etos kerja guru dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat etos kerja guru dibagi menjadi lima kategori menggunakan rumus sebagai berikut:


(3)

skor maximal= skor tertinggi secara teori dari jawaban skor minimal= skor terendah secara teori dari jawaban

k = jumlah klasifikasi yang hendak dibuat

Diketahui : Skor Maximal = 25 x 4 = 100 Skor Minimal = 25 x 1 = 25

K = 5

= 15

Untuk mengetahui etos kerja 30 orang guru belum bersertifikasi dan 30 guru bersertifikasi, berikut disajikan nilai etos kerja guru yang diperoleh dari raport Tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Kategori Nilai Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi N = 30 dan Guru Bertifikasi N = 30

Kategori Skor

Etos Kerja Guru Belum

bersertifikasi

Guru Bersertifikasi

F % F %

Sangat Tinggi (ST) 85 –100 5 16,7 10 33,3

Tinggi (T) 70 – 84 18 60 20 66,7

Sedang (S) 55 – 69 4 13,3 0 0

Rendah (R) 40 – 54 3 10 0 0

Sangat Rendah (SR) 25 – 39 0 0 0 0


(4)

Berdasar Tabel 1.1 sebagian besar etos kerja guru bersertifikasi pada kategori Tinggi (66,7%), sedangkan etos kerja guru belum bersertifikasi juga ada pada kategori Tinggi (60%). Walau keduanya ada pada kategori tinggi tetapi ada sedikit perbedaan persentase etos kerja antara guru bersertifikasi dengan guru belum sertifikasi.

Dari hasil pra-penelitian, penulis hendak me-lanjutkan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar yaitu terhadap seluruh guru sekolah dasar di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaloran, untuk mengetahui adakah perbedaan yang signifikan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dirumuskan

seba-gai berikut: “Adakah perbedaan yang signifikan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Kaloran“?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: untuk mengetahui signifikansi perbedaan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinas


(5)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan dua manfaat yaitu manfaat teoritik dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritik

Apabila hasil penelitian ini menemukan adanya perbedaan yang signifikan etos kerja antara guru belum bersertifikasi dengan guru bersertifikasi di sekolah dasar negeri UPT Dinas Pendidikan Kecamat-an KalorKecamat-an, maka hasil penelitiKecamat-an ini sejalKecamat-an dengKecamat-an penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2003). Namun apabila hasil penelitian menemukan tidak ada perbedaan etos kerja antara guru belum sertifikasi dengan guru bersertifikasi maka penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmini (2011).

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis hasil penelitian ini adalah sebagai masukan bagi sekolah dalam pengembangan etos kerja guru.


(6)

1.5 Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab, yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, man-faat penelitian, dan sistematika penulisan; Bab II : Landasan teori terdiri atas pengertian etos

kerja, faktor faktor yang mempengaruhi etos kerja, mengukur etos kerja, hakikat guru bersertifikasi, guru belum bersertifikasi, jalur/pendaftaran sertifikasi, kajian yang relevan dan hipotesis;

Bab III : Metode penelitian yang meliputi jenis dan lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen pene-litian, uji validitas item dan reabilitas instrument, teknik analisis data;

Bab IV : Analisis data dan pembahasan, memuat analisis deskriptif etos kerja, analisis per-bedaan, uji hipotesis;

Bab IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran penelitian.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Guru Wiyata Bhakti Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung T2 942011090 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi dengan Guru Bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi dengan Guru Bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran T2 942011083 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi dengan Guru Bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran T2 942011083 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi dengan Guru Bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran T2 942011083 BAB V

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Etos Kerja Guru Belum Bersertifikasi dengan Guru Bersertifikasi di Sekolah Dasar Negeri UPT Dinpendik Kecamatan Kaloran

0 0 41

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Kepuasan Kerja, Kemampuan Menyusun RPP dengan Kinerja Mengajar Guru SD Bersertifikasi di UPT Dindikbud Petungkriyono T2 942011088 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Mengajar Guru-Guru Bersertifikasi di Daerah Binaan 3 Kecamatan Kranggan T2 942011074 BAB I

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Mengajar Guru-Guru Bersertifikasi di Daerah Binaan 3 Kecamatan Kranggan T2 942011074 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Mengajar Guru-Guru Bersertifikasi di Daerah Binaan 3 Kecamatan Kranggan T2 942011074 BAB IV

0 0 17