TERGUSURNYA PETANI SECARA TERSTRUKTUR: PENDAMPINGAN MASYARAKAT PETANI DALAM MENYIKAPI INDUSTRIALISASI SERTA PEMANFAATAN SISA LAHAN PERTANIAN SECARA PRODUKTIF DI DESA DRADAH KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN.

(1)

TERGUSURNYA PETANI SECARA TERSTRUKTUR

(Pendampingan Masyarakat Petani Dalam Menyikapi Industrialisasi Serta Pemanfaatan Sisa Lahan Pertanian Secara Produktif Di Desa Dradah

Kecamatan Kedungpring Kabupaten Lamongan SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh: Rahmawati NIM. B02211026

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

Abstrak

Rahmawati, Nim B02211026, 2016. “TERGUSURNYA PETANI

SECARA TERSTRUKTUR” PENDAMPINGAN MASYARAKAT PETANI

DALAM MENYIKAPI INDUSTRIALISASI SERTA PEMANFAATAN SISA LAHAN PERTANIAN SECARA PRODUKTIF DI DESA DRADAH KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN. Skripsi Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Meskipun ada persoalan dalam skripsi ini, namun yang menjadi fokus ada dua yaitu :

Fokus pendampingan ini adalah:

1. Mengajak masyarakat dalam menyikapi imdustrialisasi sekaligus mencari alternatif pekerjaan selain pertanian.

Adapun tujuan riset ini adalah untuk melepas keterbelengguan petani dalam menyikapi industrialisasi dalam penjagaan lahan sawahnya dari kasus ahli fungsi ke industri pabrik di Desa Dradah dari keikutsertaan makelar tanah dan Broker. Serta mengetahui pemberdayaan petani dalam proses aksi bersama untuk perubahan sosial.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian digunakanlah metode PAR (Participatory Action Research).

Dengan langkah-langkah proses pemecahan masalah antara lain : Riset

Pendahuluan, Inkulturasi, Merumuskan Masalah, Merancang Strategi,

Pengorganisasian Masyarakat, Melancarkan Aksi, Pengorganisasian Masyarakat, Melancarkan Aksi, Evaluasi Dan Refleksi.

Problem sosial yang terjadi pada petani di Desa Dradah terletak pada ketidaktahuan petani dalam penjualan lahan sawah menjadi industri pabrik. Belum ada usaha untuk melepas belenggu tersebut, karena petani merasa sudah cukup dengan uang ganti rugi penjualan lahan sawah dalam jangka pendek.

Untuk keluar dari problem sosial tersebut, peneliti mengadakan sebuah musyawarah bersama masyarakat petani, maupun dengan masyarakat Desa Dradah. Untuk membentuk sebuah kelompok tani khusus dalam upaya menyadarkan mereka untuk melakukan perubahan dari segi perekonomian supaya tidak tergoda dengan iming-iming dari pihak industri pabrik yang sebenarnya menjerat mereka.


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

ABSTRAK ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Realitas Problematik ... 1

B. Fokus Pendampingan ... 12

C. Stakeholders (Pihak-pihak yang Terkait) ... 12

D. Agenda Pendampingan ... 14

E. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II TEORI DAN KONSEP PEMBERDAYAAN A. Teori Perubahan Struktural ... 19

B. Permasalahan Ahli Fungsi Lahan Pertanian 1. Pengertian Lahan Pertanian ... 31

2. Manfaat Lahan Pertanian ... 32

3. Dampak Kerusakan Lahan Pertanian ... 33

4. Permasalahan Fungsi Lahan Pertanian ... 34

5. Tergusurnya Petani Secara Terstruktur ... 35

C. Konsep Dakwah Pengembangan Masyarakat a. Dakwah Bil-hal Pemberdayaan Masyarakat ... 38

b. Pendekatan Partisipatoris ... 43

BAB III METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN A. Metode dan Strategi Pendampingan ... 45

B. Strategi Pendampingan ... 54

C. Teknik Pengumpulan Data ... 59

D. Teknik Validasi Data ... 63


(7)

BAB IV PROFIL LOKASI PENDAMPINGAN

A. Letak Geografis ... 68

B. Demografis ... 70

C. Kondisi Ekonomi ... 73

D. Pendidikan... 77

E. Agama dan Budaya ... 80

F. Kesehatan ... 84

G. Pembangunan ... 88

BAB V DINAMIKA PROSES PENDAMPINGAN A. Membangun Hubungan Kemanusiaan ... 91

B. Identifikasi Masalah bersama Masyarakat ... 94

C. Pemecahan Masalah ... 98

D. Perencanaan Aksi ... 108

E. Melancarkan Aksi Perubahan ... 112

BAB VI REFLEKSI TEORITIS PENDAMPINGAN A. Kerusakan Ekonomi ... 114

B. Pendampingan Komunitas Petani ... 117

C. Pemberdayaan Sebagai Dakwah ... 119

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan ... 124

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Bab I

PENDAHULUAN

A. Realitas Problematik

Lahan pertanian merupakan barang publik karena selain memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga dapat memberikan manfaat yang bersifat sosial. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian saat ini cenderung terus meningkat, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Sehingga alih fungsi lahan sulit dihindari akibat kecenderungan tersebut. Beberapa kasus menunjukkan jika di suatu lokasi terjadi alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama lahan di sekitarnya juga beralih fungsi secara progresif.

Hal tersebut disebabkan oleh dua faktor. Pertama, sejalan dengan pembangunan kawasan industri di suatu lokasi alih fungsi lahan. Maka aksesibilitas di lokasi tersebut menjadi semakin kondusif untuk pengembangan industri yang akhirnya mendorong meningkatnya permintaan lahan oleh investor. Kedua, peningkatan harga lahan selanjutnya dapat menarik minat petani lain di sekitarnya untuk menjual lahan.1

Faktor lain penyebab alih fungsi lahan pertanian diantaranya ditentukan oleh 3 hal:

1


(9)

2

1. Rendahnya nilai jual tanah lahan pertanian yang berada disekitar pusat pembangunan dibandingkan dengan nilai sewa tanah untuk industri yang lebih tinggi.

2. Lemahnya fungsi kontrol dan pemberlakuan peraturan oleh lembaga terkait.

3. Semakin menonjolnya tujuan jangka pendek yaitu memperbesar pendapatan asli daerah (PAD). Tanpa mempertimbangkan kelestarian sumberdaya alam di era otonomi.

Produksi padi secara nasional terus meningkat setiap tahun, tetapi dengan laju pertumbuhan yang cenderung semakin menurun. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian karena pesatnya pembangunan dianggap sebagai salah satu penyebab utama menurunnya pertumbuhan produksi padi.2

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia NO 5 Pasal 10 dasar-dasar ketentuan-ketentuan pokok yaitu :

“Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada azasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakanya sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan”.3

Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif

2

Bapeda Lamongan, Tahun 2006.

3


(10)

3

(masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Adapun hal tersebut dapat disebabkan oleh 4 hal, yaitu:

1. Kepadatan penduduk di pedesaan yang mempunyai agro ekosistem dominan sawah pada umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan agro ekosistem lahan kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga lebih inggi.

2. Daerah persawahan yang lokasinya berdekatan dengan daerah perkotaan dan jalan raya.

3. Akibat pola pembangunan di masa sebelumnya. Infrastruktur wilayah persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering

4. Pembangunan prasarana dan sarana pemukiman, kawasan industri, dan sebagainya cenderung berlangsung cepat di wilayah bertopografi datar, dimana pada wilayah dengan topografi seperti itu (terutama di Pulau Jawa) ekosistem pertaniannya dominan di area persawahan.

Adapun Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 15 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan. Bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah, dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.


(11)

4

Untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Lamongan dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna serasi, selaras, dan seimbang dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan perlu disusun rencana tata ruang wilayah yang tepat.4

Adapun dampak langsung yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dengan adanya pengoperasian industri-industri yaitu :

a. Penggusuran petani demi pengadaan lokasi industri,

b. Pemerasan buruh lewat upah kerja yang rendah, jam kerja yang panjang, dan juga lingkungan kerja yang tertutup dan banyak polusi.

c. Degradasi lingkungan penduduk setempat yang menjadi tetangga

industri-industri pabrik tersebut.

d. Petani kehilangan lahan pekerjaan tetap dan tempat tinggal.

e. Dampak dari limbah industri.

Seringkali kelima dampak dari industri terhadap lingkungannya diderita oleh masyarakat-masyarakat yang sama, yang mana letak dari tempat tinggalnya tidak jauh dari lokasi pabrik tersebut.5

Seperti yang terjadi di Desa Dradah Kecamatan Kedungpring Lamongan, saat ini jumlah lahan pertanian semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena banyak lahan pertanian milik masyarakat dibagun sebagai industri pabrik. Salah satunya seperti yang dialami bapak Alim, lahan pertanian miliknya sudah terjual pada tahun 2011 lalu dengan tawaran harga 270 juta. Luas lahan yang di jual sekitar

4

PERDA LAMONGAN No 15 tahun 2011.

5


(12)

5

500m. menurutnya dengan menjual lahan pertanianya, mereka tidak dirugikan karena lahan pertanian miliknya kurang produktif. Penyebabnya saat ditanami padi hasilnya tidak bisa baik karena jenis tanah yang mongering sehingga berpengaruh pada hasil pane padinya.

Sebaliknya mbah Kaslim juga pernah menjual lahan pertanianya pada pertengahan tahun 2011 lalu. Dengan luas lahan 100m dengan harga beli sekitar 50 juta. Saat ditanya apa alasan mbah Kaslim menjual lahanya, beliau menjawab

dengan “tidak tahu mbk saya ikut-ikutan tetangga, soalnya makelar tanah bilang nilai jual tanah untuk industri yang lebih tinggi dibandingkan dengan menjualnya ke pemilik lahan lainya. Peneliti tercengang mendengar jawaban tersebut. Kenyataanya di sini mbah Kaslim menjual ladang ekonominya dengan sangat mudah. Hanya karena iming-iming dari makelar tanah beliau menjualnya, tanpa memperhatikan dampak langsung dan tidak langsung yang akan dialaminya beberapa tahun kemudian akibat dari penjualan ladang ekonominya ke pihak industri.

Perekonomian masyarakat desa saat ini mulai menurun dikarenakan ladang ekonomi mereka telah hilang dijual kepada pihak industri. Peningkatan jumlah penduduk menyebakan perkembangan kebutuhan lahan untuk kegiatan industri saat ini mulai meningkat. Padahal lahan pertanian digunakan masyarakat untuk menggantungkan kebutuhan sehari-harinya, seperti bercocok tanam padi dan tembakau dengan cara pelestarian di lahan pertanian milik mereka.


(13)

6

Sebagian masyarakat beranggapan,dengan berdirinnya sebuah industri pabrik didaerah tersebut, dapat berpengaruh pada pendapatan ekonomi masyarakat yang akan meningkat. Terutama yang menjadi buruh di industri tersebut, kenyataanya tanpa mereka sadari industri pabrik tidak akan menerima semua masyarakatnya untuk menjadi buruh di pabrik tersebut.

Hal tersebut dapat menyebabkan jumlah masyarakat yang menganggur akan meningkat, akibat dari penjualan lahan sawahya kepada pihak industri. Kebanyakan masyarakat yang menjual lahan usianya tidak muda lagi dan tidak memiliki kesempatan untuk bekerja menjadi buruh di pabrik. Masalah seperti ini akan berdampak pada pendapatan ekonomi jangka panjang mereka. Fungsi utama adanya lahan sawah di desa ini untuk mendukung pengembangan produksi khusunya untuk pertanian hasil padi dan tembakau dan juga jagung.6

Hasil uang ganti rugi lahan yang diberikan pihak industri biasanya langsung digunakan masyarakat setempat untuk memperbaiki bangunan rumah, membeli kendaraan baru, biasannya sepeda motor, dan menyekolahkan anaknya. Tanpa mereka sadari uang ganti rugi akan habis dalam waktu seketika tidak sesuai dengan prediksi masyarakat. Yaitu uang ganti rugi akan bertahan jangka lama dan mampu mencukupi biaya untuk kehidupan sehari-harinya. Kenyataanya mereka tidak memiliki lagi lahan pertanian, yang biasanya digunakan untuk bercocok tanam setiap harinya sebagai penghasilan ekonomi sehari-hari.

6


(14)

7

Hal ini seharusnya perlu pelestarian lahan yang masih ada agar tidak berdampak parah pada lahan sawah lainya yang masih tersisa.7

Saat ini Pembangunan desa sangat kita perlukan untuk memperoleh sedikit gambaran tentang masalah di daerah tersebut. Tujuan yang lebih dari itu diantarannya kita dapat mencoba melihat pendapat-pendapat orang yang mendahului tindakannya dan dapat memahami sampai batas-batas tertentu. Cara masyarakat melaksanakan pembangunan desa sangat bermacam-macam, ada yang diselenggarakan pemerintah, ada yang dari lembaga sosial lain, ada rencana jangka panjang dan pendek. Walaupun caranya beragam sangat banyak dan berlainan, tetapi ada gambaran yang sama, yakni keadaan sosiokultural di desa amat menyedihkan dan mesti diangkat ke taraf yang lebih baik. Sedikit gambaran tentang dampak negatif yang dialami masyarakat sekitar akibat peralihan lahan pertanian menjadi industri di daerah tersebut:

1. Masalah pada aspek ekonomi yang disebabkan alih fungsi lahan sawah menjadi sarana industri pabrik, tanpa mereka sadari hal ini akan berdampak pada penghasilan pendapatan ekonomi mereka dalam waktu jangka panjang. Kerugian akibat alih fungsi lahan pertanian menyebabkan kapasitas produksi pangan masyarakat menjadi menurun. Ketersediaan pangan sendiri merupakan salah satu penentu keberlangsungan kehidupan masyarakat di desa ini, jika lahan pertanian yang dimiliki semakin habis, maka ancaman krisis pangan akan mulai terjadi. Padahal jika dilihat secara luas lahan sawah memiliki manfaat cukup penting

7


(15)

8

diantaranya jika dilihat secara aspek ekonomi, kesehatan, sosial dan juga aspek lingkungan.

2. Masalah kesehatan yang terjadi peningkatan polusi udara, adanya dampak

limbah yang diakibatkan pabrik. menyebabkan banyaknya debu masyarakat terganggu, adanya kebisingan akibat aktivitas pabrik akan berdampak pula pada kehidupan sehari-hari masyarakat disekitar desa Dradah. Adanya kerusakan saluran irigasi akibat pendirian bangunan di atas lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian. Alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan dan sebagian besar lahan sawah yang berahli fungsi tersebut justru yang hasil produktivitasnya termasuk pada kategori tinggi. Lahan yang beririgasi tekhnis dimana penunjang pengembangan produksinya yang sudah maju. Namun ada juga sebagian dari masyarakat yang terpaksa menjual lahan sawahnya. Karena mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjualnya ke pihak industri dengan keuntungan yang banyak dalam waktu cepat.8

3. Masalah sosial yang dialami oleh masyarakat desa ini, mereka sekarang cenderung kurang ramah, tidak seperti biasannya saling bertegur sapa satu sama lain. Saat ini mereka lebih individualis, serta berkurangnya minat generasi muda di desa untuk bekerja di persawahan sebagai penerus petani di lahan milik orang tuanya sendiri. Adanya kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat serta masalah tentang kenakalan remaja. Karena sebagian masyarakat desa tidak kuat bekerja sebagai buruh pabrik, menurut mereka waktu kerja menjadi buruh yang terlalu padat. Sehingga memutuskan untuk keluar dari pabrik, karena banyak dari masyarakat setempat yang berhenti kerja dari pabrik, saat ini

8


(16)

9

kebanyakan buruh pabrik bukan warga asli masyarakat desa tersebut. Masyarakat setempat khawatir mereka membawa pengaruh yang kurang baik terhadap masyarakat desa dilihat dari cara berpakaian dan gaya hidup mereka sehari-hari.9

Lahan pertanian memiliki fungsi yang sangat luas terkait dengan manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan manfaat bawaan. Manfaat langsung berhubungan dengan perihal penyediaan pangan, penyediaan kesempatan kerja, penyediaan sumber pendapatan bagi masyarakat dan daerah. Sarana penumbuhan rasa kebersamaan atau gotong royong, sarana pelestarian kebudayaan tradisional, sarana pencegahan urbanisasi, serta sarana pariwisata. Manfaat tidak langsung terkait dengan fungsinya sebagai salah satu wahana pelestari lingkungan. Manfaat bawaan terkait dengan fungsinya sebagai sarana pendidikan, dan sarana untuk mempertahankan keragaman hayati.10

Jika dilihat dalam teori Struktural telah menyebutkan bahwa asumsi utama teori ini terfokus pada peran manusia sebagai aktor utama dalam pembangunan. Teori ini berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dan gejala sosial dengan mencari faktor-faktor lingkungan material yang menyebabkan. Prilaku sosial manusia dalam bentuk apapun, dilihat oleh teori ini tidak berdiri sendiri namun terkait dan terpengaruhi oleh faktor eksternal di luar dari manusia itu sendiri.

Lingkungan material yang dapat mempengaruhi tindakan manusia tersebut adalah organisasi masyarakat. Sitem imbalan dan pengumpulan, perubahan

9

Wawancara dengan Lek Mat, di lahan pertanian miliknya, tanggal 13 Januari 2015. Pukul 10.00 Wib.

10


(17)

10

teknologi, dan lingkungan fisik di sekeliling manusia. Faktor-faktor itulah yang dapat mempengaruhi tindakan manusia dalam kehidupannya sehari-hari.11

Saat ini masalah yang dialami pada sebagian masyarakat di Desa Dradah dalam menyikapi persoalan penjualahan lahan pertanian miliknya. sebagian masyarakat mengaku bahwa mereka sadar untuk menjual lahannya ke pihak industri. Hal itu menyebabkan mereka mengambil keputusan untuk menjual lahan pertanian salah satu alasanya karena lahan yang mereka miliki kurang produktif. Hal ini merupakan salah satu penyebab mereka mengambil keputusan seperti itu. Akan tetapi ada sebagian masyarakat yang merasa mereka sering di iming-imingi dengan jumlah uang ganti rugi yang cukup banyak. Bahkan dua kali lipat dari jumlah penjualan lahan pertanian biasanya, disisi lain makelar merupakan tetangga dekat dari masyarakat sekitar. Yang mana setiap hari dia selalu memberikan berbagai pendapat positif mengenai akan dibangunya industri di daerah mereka.12

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Irawan yang di kutip dari Jurnal PMIS-UNTAN PSS 2012. Menunjukkan bahwa laju alih fungsi lahan di Pulau Jawa Timur (56 ribu ha per tahun). Yakni sebesar 58,68 % alih fungsi lahan sawah tersebut ditujukan untuk kegiatan nonpertanian. Sisanya digunakan untuk kegiatan bukan sawah. Alih fungsi lahan sebagian besar untuk kegiatan sarana publik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan bahwasanya saat ini jumlah ahli fungsi lahan sulit untuk dihindari, karena banyak dari oknum tertentu yang

11

Mansour Fakih, Runtuhnya Pembangunan dan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002) hal.109-114.

12


(18)

11

berkepentingan lebih senag memanfaatkan lahan pertanian itu sendiri. Sedangkan jenis lahan pertanian memang paling rentan terhadap alih fungsi adalah sawah.13

Berdasarkan penelitian diatas, hal ini sama seperti yang terjadi di Desa Dradah Kecamatan Kedungpring Lamongan. Saat ini jumlah lahan pertanian semakin berkurang jumlahnya dikarenakan banyak lahan pertanian milik masyarakat dialih fungsikan sebagai industri pabrik. Tanpa mereka sadari dengan menjual lahan yang dia miliki bisa mendapatkan keuntungan secara cepat dalam hal kesejahteraan materi.

B. Fokus Pendampingan

Fokus pendampingan ini adalah:

1. Mengajak masyarakat dalam menyikapi imdustrialisasi sekaligus mencari

alternatif pekerjaan selain pertanian.

C. Stakeholders (Pihak-Pihak Yang Terkait)

Dalam melancarkan riset pendampingan ini, peneliti membutuhkan stakeholder ataupun pihak-pihak yang terkait, diantaranya adalah:

1. Perangkat Desa Dradah

Dalam proses riset pendampingan ini perangkat desa sangat berperan penting. Karena tanpa perizinan dan persetujuan dari kepala desa dan perangkatnya peneliti tidak akan mungkin bisa terjun langsung ditengah masyarakat dan melakukan riset pendampingan.

13


(19)

12

Selain itu perangkat desa juga berperan penting dalam mengorganisir masyarakat desa setempat, dan masyarakat akan lebih mudah terorganisir di karenakan ada dukungan dan kepedulian perangkat desa terhadap masyarakat desa tersebut.

2. Masyarakat Desa Dradah

Masyarakat desa Dradah ini merupakan pihak yang akan melancarkan kegiatan dari riset aksi ini. Karena peneliti akan mengetahui berbagai informasi, keluhan, serta harapan dan juga masalah yaitu dari para masyarakat sewaktu proses pendampingan ini berlangsung di desa.

3. Masyarakat Petani

Dalam hal ini masyarakat petani merupakan mereka yang telah terlanjur menjual lahan sawahnya, menginginkan sebuah upaya dalam pemanfaatan uang ganti rugi agar berguna dan dapat menambah pendapatan ekonomi mereka.

4. Karang taruna

Merupakan pemuda organisasi desa Dradah yang ikut serta dalam perubahan kesejahteraan desa mereka, dalam hal ini organisasi sangat berperan penting.

5. Pihak Industri pabrik

Merupakan oknum yang membeli lahan sawah milik masyarakat dengan di iming-imingi upah dan tawaran kerja sebagai buruh di industri pabrik mereka.

6. Makelar Tanah

Merupakan agen pembeli digunakan secara luas dibeberapa pihak industri. Membawa penjual dan pembeli lahan, seorang fasilitator antara penjual dan pembeli.


(20)

13

D. Agenda Pelaksanaan Penelitian

Dalam suatu kegiatan dibutuhkan adanya jadwal pelaksanaan kegiatan. Perencanaan operasional diperlukan untuk memudahkan dan melancarkan kegiatan-kegiatan tersebut. Disusun secara terstruktur dan sesuia dengan situasi kondisi sekitar.

Berikut merupakan susunan perencanaan kegiatan yang akan di lakukan salam proses pendampingan.

No Kegiatan Bulan

Maret April Mei Juni Juli

1. Observasi Lapangan

2. Mengurus Perizinan

3. Pembuatan Proposal

4. Melakukan

Pendampingan Secara bertahap

a.Inkulturasi √ √ √ √

b.Penggalihan data

bersama masyarakat. √ √ √

c.Merumuskan masalah

dan asset dengan


(21)

14

masyarakat d.Merencanakan Program Aksi

e.Melaksanakan Program Aksi

√ √ √

f.Evaluasi Program Aksi

5. Pelaporan

E.Sistematika Pembahasan

Dalam laporan penelitian, yang dibahas dalam laporan antara lain: 1. BAB I

Pada bab pertama, yang dibahas dalam penelitian adalah pendahuluan. Pendahuluan tersebut berisi realitas problematika, fokus pendampingan, Stakeholder

(pihak-pihak yang terkait atau dilibatkan), agenda pendampingan, serta sistematika pembahasan. Realitas problematika berisi gambaran masalah yang terjadi secara nyata yang ada di masyarakat Desa Dradah. Fokus pendampingan berisi rumusan masalah tentang pendampingan terhadap masyarakat Desa Dradah dalam mengurangi adanya industrialisasi.

Stakeholder (pihak-pihak yang terkait atau dilibatkan) berisi siapa saja yang ikut serta terlibat dalam proses pendampingan yang dilakukan di lapangan. Agenda pendampingan berisi agenda dalam melakukan proses pendampingan bersama masyarakat. Dengan mengagendakan rencana pendampingan, maka pendampingan


(22)

15

dapat dilakukan secara terstruktur. Sistematika pembahasan berisi struktur laporan yang dilaporkan setelah proses pendampingan dilakukan.

2. BAB II

Bab kedua ini berisi tinjauan pustaka yaitu berisi teori-teori yang berkaitan dengan pembahasan dalam pendampingan. Tinjauan pustaka ini berisi teori-teori. Dengan adanya teori yang dikaji dalam laporan pendampingan, maka ada landasan yang dijadikan dasar dalam proses pendampingan.

3. BAB III

Pada bab ketiga ini berisi metode dan strategi pendampingan. Metode pendampingan berisi metode dalam cara kerja PAR, berisi teknik PAR dengan menggunakan PRA, cara kerja PRA serta teknik-tekniknya. Sedangkan strategi pendampingan berisi strategi dalam melakukan pendampingan yang dilakukan di Desa Dradah.

4. BAB IV

Bab keempat berisi profil lokasi pendampingan. Profil lokasi pendampingan berisi profil lokasi mengenai letak geografi Desa Dradah, demografi, kondisi ekonomi, pendidikan, agama dan budaya, kesehatan, serta pembangunan di Desa Dradah. Letak geografi berisi gambaran letak Desa Dradah. Demografi berisi keadaan masyarakat Desa Dradah seperti jumlah masyarakat, jumlah KK, dan sebagainya. Kondisi ekonomi berisi perekonomian masyarakat Desa Dradah.

Pendidikan berisi sekolahan di Desa Dradah serta tingkat pendidikan yang didapatkan masyarakat Desa Dradah. Agama dan budaya berisi kegiatan keagamaan dan infrastruktur yang menunjang kegiatan keagamaan serta budaya yang ada.


(23)

16

Kesehatan berisi tingkat kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada, Sedangkan pembangunan berisi bangunan yang pernah dibangun baik oleh masyarakat sendiri maupun pemerintah.

5. BAB V

Bab kelima berisi dinamika proses pendampingan. Dinamika proses pendampingan berisi pendampingan yang dilakukan di lapangan. Yang dilakukan dari awal hingga aksi yang dilakukan di lapangan, berisi data-data lapangan yang didapatkan. Isi dari dinamika proses pendampingan meliputi proses inkulturasi bersama masyarakat Desa Dradah, identifikasi masalah bersama masyarakat, analisis masalah Desa Dradah, perencanaan aksi, serta proses aksi perubahan di Desa Dradah.

6. BAB VI

Bab keenam berisi refleksi teoritis. Refleksi teoritis berisi hasil pendampingan yang dikaitkan dengan teori yang digunakan, serta analisis kendala-kendala dalam bentuk simpulan sebagai proses pembelajaran bagi peneliti.

7. BAB VII

Pada bab ketujuh berisi penutup yakni simpulan dari laporan yang telah dikerjakan. Simpulan berisi jawaban dari fokus pendampingan serta berisi proses yang dilakukan dalam pendampingan dan hasil dari pendampingan.

8. Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi referensi-referensi yang digunakan dalam melengkapi laporan yang dikerjakan baik dalam bentuk buku maupun jurnal.


(24)

17

9. Lampiran


(25)

Bab II

TEORI DAN KONSEP PEMBERDAYAAN

A. Teori Perubahan Struktural

Teori perubahan struktural memusatkan perhatiannya pada mekanisme perubahan yang memungkinkan perekonomian masyarakat terbelakang diubah struktur perekonomiannya dari pertanian tradisional kearah perekonomian modern yang didominasi oleh sektor manufaktur dan jasa. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor pertanian tradisional dan sektor industri modern. Sektor pertanian tradisional merupakan sektor yang kelebihan tenaga kerja, yaitu suatu situasi yang memungkinkan penguranagan tenaga kerja di sektor pertanian tanpa mengurangi keluarannya.1

Proses pembangunan yang dilaksanakan guna mendapatkan bentuk perubahan sosial yang tepat adalah suatu upaya yang menentukan konsep penentuan nasib suatu daerah. Masyarakat dengan pembangunan butuh penentuan nasib sendiri, kebutuhan dasar manusia, kelangsungan hidup dan pembangunan berdasarkan pertimbangan lain yang bersifat lokal. Pembangunan haruslah merupakan proses yang didalamnya mencakup suatu proses yang memiliki kesamaan tertentu.2

Menurut teori struktural masyarakat sebagai suatu sistem memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga, dari masing-masing lembaga memiliki fungsi sendiri-sendiri. Struktur yang berbeda-beda ada pada setiap masyarakat, baik masyarakat modern maupun masyakat lainya. Lembaga sosial wajib menjaga tatanan sosial sebagaimana mestinya.3

1

Rislima F.Sitompul, Merancang Model Pengembangan Masyarakat Desa, (Jakarta: LIPI Press, 2009), hal. 11.

2

Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi kasus Indonesia. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002), hal. 268.

3


(26)

19

Sedikit gambaran tentang dampak negatif dan positif yang dialami masyarakat sekitar akibat peralihan lahan pertanian menjadi industri di daerah tersebut:

a. Masalah pada aspek ekonomi yang disebabkan alih fungsi lahan sawah menjadi sarana industri pabrik. Tanpa mereka sadari hal ini akan berdampak pada penghasilan pendapatan ekonomi mereka dalam waktu jangka panjang. Kerugian akibat alih fungsi lahan pertanian menyebabkan kapasitas produksi pangan masyarakat menjadi

menurun. Ketersediaan pangan sendiri merupakan salah satu penentu

keberlangsungan kehidupan masyarakat di desa ini, jika lahan pertanian yang dimiliki semakin habis, maka ancaman krisis pangan akan mulai terjadi.

Padahal jika dilihat secara luas, lahan sawah memiliki manfaat cukup penting diantaranya jika dilihat secara aspek ekonomi, kesehatan, sosial dan juga aspek lingkungan. Kenyataan yang terjadi saat ini setelah ada dan sebelum adanya pabrik di desa tersebut, sebagian masyarakatnya ada yang merasa dirugikan namun ada juga yang merasa diuntungkan, karena ada sebagian dari mereka yang mencoba pada bidang wirausaha. Seperti membuka kos-kosan, warung makan, bahkan bengkel sepeda motor tepat di depan pabrik tersebut. Mereka menginginkan adanya pihak terkait yang mampu memberikan mereka pemahaman tentang pentingnya lahan pertanian bagi jangka panjang.

b. Masalah kesehatan yang terjadi peningkatan polusi udara, adanya dampak limbah yang diakibatkan pabrik. menyebabkan banyaknya debu masyarakat terganggu, adanya kebisingan akibat aktivitas pabrik akan berdampak pula pada kehidupan sehari-hari masyarakat disekitar desa Dradah. Adanya kerusakan saluran irigasi akibat pendirian bangunan di atas lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian. Alih fungsi lahan masih sulit dikendalikan dan sebagian besar lahan sawah yang berahli fungsi tersebut justru yang hasil produktivitasnya termasuk pada kategori


(27)

20

tinggi. Lahan yang beririgasi tekhnis dimana penunjang pengembangan produksinya yang sudah maju. Namun ada juga sebagian dari masyarakat yang terpaksa menjual lahan sawahnya. Karena mereka tidak memiliki pilihan lain selain menjualnya ke pihak industri dengan keuntungan yang banyak dalam waktu cepat.4

c. Masalah sosial yang dialami oleh masyarakat desa ini, mereka sekarang cenderung kurang ramah, tidak seperti biasannya saling bertegur sapa satu sama lain. Saat ini mereka lebih individualis, serta berkurangnya minat generasi muda di desa untuk bekerja di persawahan sebagai penerus petani di lahan milik orang tuanya sendiri. Adanya kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat serta masalah tentang kenakalan remaja. Karena sebagian masyarakat desa tidak kuat bekerja sebagai buruh pabrik, menurut mereka waktu kerja menjadi buruh yang terlalu padat.

Sehingga memutuskan untuk keluar dari pabrik, karena banyak dari masyarakat setempat yang berhenti kerja dari pabrik. Saat ini kebanyakan buruh pabrik bukan warga asli masyarakat desa tersebut. Masyarakat setempat khawatir mereka membawa pengaruh yang kurang baik terhadap masyarakat desa dilihat dari cara berpakaian dan gaya hidup mereka sehari-hari.5

Lahan pertanian memiliki fungsi yang sangat luas terkait dengan manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat bawaan. Manfaat langsung berhubungan dengan perihal penyediaan pangan, penyediaan kesempatan kerja, penyediaan sumber pendapatan bagi masyarakat dan daerah. Sarana penumbuhan rasa kebersamaan atau gotong royong, sarana pelestarian kebudayaan tradisional, sarana pencegahan urbanisasi, serta sarana pariwisata. Manfaat tidak langsung terkait dengan fungsinya sebagai salah satu wahana pelestari lingkungan. Manfaat bawaan terkait

4

Wawancara dengan Mbah Kastam, tanggal 12 Januari 2015. Pukul 13.30.

5


(28)

21

dengan fungsinya sebagai sarana pendidikan, dan sarana untuk mempertahankan keragaman hayati.6

Teori struktural menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat berdasarkan berbagai asumsi yaitu:

1. Masyarakat harus dianalisis sebagai satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berinteraksi.

2. Hubungan yang ada bisa bersifat satu arah atau hubungan yang bersifat timbal balik.

3. Sistem sosial yang ada bersifat dinamis, di mana penyesuaian yang ada tidak perlu banyak merubah system sebagai satu kesatuan yang utuh.

4. Integrasi yang sempurna di masyarakat tidak pernah ada, oleh karenanya di masyarakat senantiasa timbul ketegangan-ketegangan dan penyimpangan. Tetapi ketegangan dan penyimpangan ini akan dinetralisir lewat proses pelembagaan. 5. Perubahan-perubahan akan berjalan secara perlahan sebagai suatu proses adaptasi

dan penyesuaian.

6. Perubahan adalah merupakan hasil penyesuaian dari luar, tumbuh oleh adanya diferensiasi dan inovasi.7

Perhatian utama dari model ini adalah terjadinya proses pengalihan tenaga kerja dan pertumbuhan keluaran serta kesempatan kerja di sektor modern. Dimungkinkan karena adanya perluasan keluaran pada sektor tersebut. Adapun kecepatan terjadinya perluasan di tentukan oleh tingkat investasi dan modal disektor industri modern.

Pola pembangunan tersebut memusatkan perhatianya pada proses mengubah secara bertahap struktur ekonomi dari perekonomian tradisional kearah perekonomian

6

Nawawi Ismail, Manajemen Konflik Industrial, (Bandung: Pustaka VIV Grafika. 2007). hal 122.

7


(29)

22

modern. Dalam hubunganya dengan perubahan penggunaan faktor produksi, tampak adanya pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa.

Beberapa deskripsi tentang pembangunan desa sangat kita perlukan untuk memperoleh sedikit gambaran tentang adanya masalah tersebut. Tujuan yang lebih dari itu diantarannya kita dapat mencoba melihat pendapat-pendapat orang yang mendahului tindakan-tindakannya dan dapat memahami sampai batas-batas tertentu, dasar-dasar pertimbangan dan motif-motif yang menggerakkan orang-orang yang telah bersangkutan.8

Cara orang melaksanakan pembangunan desa sangat beranekragama, ada yang diselenggarakan pleh pemerintah, ada yang dari lembaga sosial lain, ada rencana jangka panjang dan pendek, ada juga yang mendekati masalah ini dari berbagai segi dan seterusnya. Walaupun variasi empirisnya sangat banyak dan berlainan, tetapi ada motif-motif hakiki yang bersamaan, yakni keadaan sosiokultural di desa amat menyedihkan dan mesti diangkat ke taraf yang lebih baik.

Pembangunan adalah suatu proses perencanaan sosial (sosial plan) yang dilakukan oleh perencana pembangunan. Untuk membuat perubahan sosial yang akhirnya dapat mendatangkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakatnya, ukuran pencapaian hasil pembangunan paling tidak harus mencapai lima unsur yang dapat dilihat secara objektif diantaranya9:

1. Pembangunan pada awalnya dilihat dalam kerangka pertumbuhan ekonomi

masyaraka. Pembangunan akan berhasil, dengan indikator bahwa pertumbuhan

8

Rislima F.Sitompul, Merancang Model Pengembangan Masyarakat Desa, (Jakarta: LIPI Press, 2009), hal. 18-19.

9

Salim Agus, Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia . (PT. Tiara Wacana Yogya: 2002), hal.263.


(30)

23

ekonomi masyarakat cukup tinggi, diukur dari produktivitas masyarakat daerah disetiap tahun.

2. Dicapainya pemerataan disuatu masyarakat dalam suatu daerah. Ukuran yang dilakukan adalah memakai perhitungan indeks gini, yang dapat mengukur adanya ketimpangan pembagaian pendapatan masyarakat. Pembangunan yang berhasil adalah yang produktivitasnya tinggi, penduduknya makmur dan sejahtera secara relatif. 3. Kualitas kehidupan yang diukur dari tingkat kesejahteraan penduduk, dengan

menggunakan tolak ukur PQLI (physical quality of life index) yang berasal dari 3 indikator meliputi angka rata harapan yaitu angka rata jumlah kematian bayi, angka rata prosentasi buta, dan melek huruf.

4. Kerusakan lingkungan harus diperhatikan yang tinggi produktivitasnya, karena berada pada sebuah proses pemiskinan penduduknya. Hal itu bisa terjadi karena produktivits yang tinggi tidak memperdulikan dampak lingkungan. Lingkungan semakin merusak, sumber daya terkuras hebat, padahal kecepatan alam untuk merehabilitasi dirinya lebih lambat dibandingkan dengan proses pengerusakan alam.

Pabrik-pabrik memang berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi mereka juga menghasilkan limbah kimia yang merusak alam sekitarnya. Pembangunan ternyata tidak memiliki daya kelestarian yang memadai, akibatnya pembangunan ini tidak berkelanjutan atau tidak sustainable.

5. Pembangunan harus dapat menciptakan keadilan sosial dan kesenimbangan. Pembangunan yang sedang berlangsung seringkali menghasilkan kondisi ketimpangan yang sangat mencolok bagi masyarakatnya. Pembangunan membuat


(31)

24

orang kaya semakin kaya sementara orang miskin semakin terpuruk, kondisi ini jelas akan mendatangkan kerawanan bagi Negara.10

Pada masa Augest Comte, sebagaimana dikutip dalam buku karangan Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia tahun 2002. Dinamika sosial (perubahan sosial) yang paling menonjol adalah upaya mengganti gagasan-gagasan lama dengan konsep-konsep positif dalam ilmiah yang merupakan bagian dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan perubahan sosial ada pada dinamika structural (sosial dynamic), yaitu perubahan atau issu perubahan sosial yang meliputi bagaimana kecepatanya, arahanya, bentuknya, agenya (perantara) serta hambatan-hambatanya. Perubahan akan mencakup suatu sistem sosial, dalam bentuk organisasi sosial yang ada dimasyarakat, perubahan dapat terjadi dengan lambat, sedang atau keras tergantung situasi (fisik, buatan atau sosial) yang mempengaruhinya.11

Menurut Durkhiem sebagaimana dikutip dalam buku karangan Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia tahun 2002. perkembangan kondisi masyarakat meliputi banyak perubahan-perubahan maka yang terjadi pada berbagai komponen masyarakat. Suatu perubahan yang sangat penting menyangkut suatu proses urutan dari pertambahan kepadatan penduduk yang di sebabkan oleh meningkatnya interaksi dan komunikasi, yang mengakibatkan semakin meningkatnya acuan pokok yang sama, yang tergantung pada taraf perkembangan masyarakat pada tingkat awalnya.12

10

Agus Salim, Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi Kasus Indonesia . (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana. 2002), hal.264-266.

11

Ibid, hal. 10-11.

12


(32)

25

Hal itu membawa akibat pada pekerjaan-pekerjaan yang diferensial dalam masyarakat modern atau adanya kegiatan terpisah yang dilakukan kelompok-kelompok yang otonom. Misalnya, kalau pada suatu masyarakat pekerjaan berburu yang dilakukan oleh suatu kelompok tertentu maka pembagian kerja bertambah pengkhususanya.

Pembagian kerja sebagai dasar untuk mengadakan klasifikasi masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi, cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. masyarakat-masyarakat yang berada di tengah, tipe pembagian kerja tersebut dihubungkan dengan tipe-tipe solidaritas. Artinya, masyarakat-masyarakat sederhana dan komppleks kesatuan dan ketuhannya di pertahankan melalui berbagai cara.13

Apabila dalam pembagian kerja terdapat sedikit deferensiasi, maka solidaritas didasarkan pada homogenitas. Artinya, warga masyarakat sebenarnya sejenis atau sama, dengan perkataan lain warga-warga masyarakat mempunyai cita-cita dan nilai-nilai yang sama, Kepribadian dari masing-masing pencerminan masyarakat. Adapun gambaran tentang pengaruh kehadiran perusahan di tengah masyarakat, dan Faktor jasmaniah yang dapat mempengaruhi masyarakat menerima hadirnya industri.

a. Kehadiran perusahaan di tengah masyarakat

Setiap kehadiran suatu perusahaan di tengah-tengah masyarakat secara langsung ataupun tidak pasti membawa pengaruh terhadap kehidupan jasmaniah dan rohaniah. Diakui bahwa dalam banyak hal setiap kejadian yang terjadi dalam suatu perusahaan akan dirasakan oleh masyarakat di mana perusahaan itu berada. Sebagai contoh misalnya, sebuah desa yang perkembangannya tergantung pada satu

13


(33)

26

perusahaan saja maka keadaan perusahaan tersebut jelas akan ikut menentukan perkembangan desa tersebut.

Sebuah pabrik yang dibangun di suatu daerah perindustrian yang baru, hal ini akan segera menyangkut jumlah perimbangan dan pembagian tenaga kerja yang ada di daerah tersebut. Dan selanjutnya apabila ternyata daerah perindustrian yang baru ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak, maka daerah tersebut akan menjadi pusat perindustrian dan segera akan mengambil ahli semua aktivitas kerja yang sementara itu telah berlangsung di daerah sekitarnya.14

Proses perkembangan daerah perindustrian yang baru seperti ini akan membawa berbagai akibat yang negatif, antara lain akan terjadi sebuah stagnasi produksi yang disebabkan oleh pindahnya para karyawan ke daerah industri yang baru tadi. Juga dapat terjadi polusi udara di daerah tersebut.

b. Faktor jasmaniah yang dapat mempengaruhi masyarakat menerima hadirnya industri.

Pada suatu perusahaan di mana telah terjadi terapan tekhnologi modern dibarengi dengan adanya para usahawan yang bermodal besar, merupakan fakta bahwa unsur-unsur tersebut membawa pengaruh yang sangat efektif terhadap masyarakat yang bersangkutan, baik terhadap nilai dan norma-norma yang sifatnya spiritual atau jasmaniah.

Perusahaan dengan segala perlengkapannya, bermaksud melayani masyarakat. Namun demikian janganlah dilupakan bahwa saat bersamaan masyarakat bersangkutan juga harus menjadi sumber kekuatan perusahaan mereka. unsur-unsur

14

Hadikusomo Djojo, Dasar Teori Ekonomi Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: LP3ES Indonesia. 1994), hal. 125.


(34)

27

perusahaan yang mampu mempengaruhi masyarakat tadi antara lain: Beraneka macam usaha perusahaan yang dating dari kelompok-kelompok yang berkepentingan dalam perusahaan, guna mempengaruhi masyarakat.

Pengaruh ini dibawakan melalui perilaku dan penampilannya dalam masyarakat. Serta pengalaman kerja lainnya termasuk terapan tekhnologi modern dan kondisi material perusahaan yang makin memadai.

Unsur-unsur inilah yang merupakan nilai tersendiri yang memegang peran penting terhadap perkembangan dan pembinaan masyarakat. Selanjutnya terapan tekhnologi modern itu sendiri secara langsung membawa pengaruh psikologis terhadap masyarakat. Serta pengaruh psikologis tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat. Misalnya banyak anggota masyarakat yang dijangkiti penyakit yang biasa disebut industrial dermatitis. Di kalangan masyarakat luas terjadi disintegrasi sosial yang tak dapat dihindarkan lagi.15

Hadirnya suatu perusahaan yang dilengkapi dengan para usahawan dan pedagang besar lainnya akan membawa pengaruh sosiologis di mana undang-undang pemerintah akan di goyahkan oleh kepentingan si modal besar ini. Faktor lain yang bisa mempengaruhi masyarakat ialah status dengan cara kerja perusahaan yang bersangkutan.

Pengertian Masyarakat di sini ialah sebuah community, yaitu suatu kelompok manusia yang hidup dan bertempat tinggal bersama melalui organisasi-organisasi yang ada. Mereka bersama berjuang guna pemenuhan kebutuhan hidup mereka. sedangkan secara geografis lokasi mereka tetap dengan penduduk yang berkelompok-kelompok. Kelompok yang satu saling bergantungan terhadap kelompok yang lain.

15


(35)

28

Sedangkan society dalam hal ini diartikan sebagai suatu masyarakat dari suatu generasi serta suatu penampungan dari pada kekuasaan yang ada sehingga hubungan antara masyarakat dan pemerintahan dengan hubungan antara ekonomi dan perusahaan.16

Keberadaan lahan pertanian memberi manfaat yang sangat luas secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, hilangnya lahan pertanian akibat dikonversi ke penggunaan nonpertanian akan mengurangi manfaat tersebut.

Berkurangnya lahan pertanian akibat dikonversi ke penggunaan nonpertanian akan menimbulkan dampak negatif yang sangat luas pada berbagai aspek pembangunan.

A. Permasalahan alih fungsi lahan pertanian 1. Pengertian Lahan Pertanian

Lahan Pertanian merupakan barang publik karena selain memberikan manfaat yang bersifat individual bagi pemiliknya, juga dapat memberikan manfaat yang bersifat sosial. Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian saat ini cenderung terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur perekonomian. Sehingga alih fungsi lahan sulit dihindari akibat kecenderungan tersebut.

Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas, penggunaan lahan semusim, tahunan dan juga permanen. Penggunaan lahan tanam semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dan periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan lahan tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang pergiliranya dilakukan setelah hasil tanam tersebut secara ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan lahan permanen diarahkan

16


(36)

29

pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian, seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang, dan pelabuhan.

2. Manfaat Lahan Pertanian

Sifat-sifat penggunaan lahan mencakup data atau asumsi yang berkaitan dengan aspek hasil, orientasi pasar, intensitas modal, buruh, sumber, tenaga, pengetahuan tekhnologi penggunaan lahan, kebutuhan infrastruktur, ukuran dan bentuk penguasaan lahan, pemilikan lahan dan tingkat pendapatan perunit produksi atau unit areal. Tipe penggunaan lahan menurut sistem dan modelnya dibedakan atas dua macam yaitu

multiple dan compound.17

a. Multiple : tipe penggunaan lahan yang tergolong multiple terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan secara serentak pada suatu areal yang sama dari sebidang lahan. Setiap penggunaan memerlukan masukan dan kebutuhan, serta memberikan hasil tersendiri. Sebagai contoh: tomat ditanam bersaaman dengan Lombok di areal yang sama pada sebidang lahan.

b. Compound: tipe penggunaan lahan yang tergolong compound terdiri lebih dari satu jenis penggunaan (komoditas) yang diusahakan pada areal-areal dari sebidang lahan yang untuk tujuan evaluasi diberlakukan sebagai unit tunggal. Perbedaan jenis penggunaan bisa terjadi pada suatu urutan waktu, dalam hal ini ditanam secara rotasi atau serentak, tetapi pada areal yang berbeda pada sebidang lahan yang dikelola dalam unit organisasi yang sama. Sebagai contoh suatu lahan persawahan yang besar secara terpisah(satu blok/petak).

3. Dampak Kerusakan Lahan Pertanian

17


(37)

30

Banyak faktor yang dapat merusak lahan pertanian, penyebab kerusakanya ialah makin menigkatnya pertambahan penduduk, serta perkembangaan ekonomi dan industri yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Secara garis besar, penyebab kerusakan lahan disebabkan 2 hal, yaitu:

1. lahan mempunyai potensi untuk kerusakan,

2. manusia, dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak tepat.

Kerusakan lahan pertanian adalah perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik atau hayati yang mengakibatkan lahan tidak dapat lagi berfungsi secara optimal dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.18

4. Permasalahan Fungsi Lahan Pertanian

Berikut beberapa permasalan yang terjadi akibat alih fungsi lahan diantaranya:

a. Jumlah lahan pertanian sebagian berkurang karena adanya ahli fungsi lahan pertanian di desa ini. Adanya sebagian perubahan atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan). Beralih fungsi menjadi fungsi bangunan lain yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan dan potensi dari lahan itu sendiri. Terdapat faktor-faktor secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan industri yang makin bertambah jumlahnya dalam penguasaan lahan pertanian.

b. Keluarga menjadi pengangguran karena kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan yang disebabkan karena sebagian dari mereka yang menjual lahan pertanian usianya sudah tidak muda lagi. Sehingga tidak bisa melamar kerja di industri pabrik. ketidakpuasan terhadap situasi saat ini karena ada keinginan untuk situasi yang lain.

18


(38)

31

Adanya pengetahuan tentang perbedaan antara yang bisa dan yang seharusnya bisa ada atau dimiliki mereka. seperti bangunan rumah yang bagus, dan kendaraan yang layak. Adanya tekanan dari luar, contohnya makelar tanah yang mengiming-imingi seperti keharusan menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang lain. Kebutuhan dari dalam untuk mencapai efisiensi dan peningkatan, misalnya kelayakan hidup, produktivitas, dan lain-lain

c. Dampak dari limbah industri menyebabkan banyak polusi udara dan juga pembuangan limbah pabrik yang sembarangan akan berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar. Pencemaran lingkungan karena irigasi yang terkontaminasi zat kimia yang berasal dari limbah pabrik. Serta polusi udara menyebabkan udara berbau tidak sedap yang dapat mengganggu pernafasan masyarakat. Menyebabkan angka kesehatan masyarakat menurun.

d. Hadirnya Budaya luar merupakan salah satu dampak negatif yang terjadi dilihat dari aspek sosial budaya antara lain terjadinya tekanan budaya oleh kaum pendatang terhadap penduduk setempat dan pergeseran nilai-nilai moral masyarakat.

e. Lunturnya keharmonisan antar masyarakat petani sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada pada masyarakat desa. Seperti berkurangnya minat gotong royong antar masyarakat, mementingkan diri sendiri, kurangnya tegur sapa. Hal seperti ini dapat menyebabkan bersifat mereka lebih individual.

5. Tergusurnya Petani Secara Terstruktur

Ancaman alih fungsi lahan yang terjadi di daerah mereka menjadi pendorong masyarakat petani pada awalnya melakukan upaya penolakan. Agar lahan pertanian mereka tidak begitu saja dibeli oleh pihak industri.

Akan tetapi seiring dengan berjalanya waktu, dan upah ganti rugi cukup besar, serta keikutsertaan makelar tanah yang berasal dari daerah mereka sendiri.


(39)

32

Merupakan pihak pelancar bagi pihak industri untuk mendapatkan penjualan lahan petanian yang diinginkan tersebut.

Hal ini yang menyebabkan lambat laun sebagian masyarakat mulai menjual lahan pertanian miliknya. Tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi dikemudian harinya. Keikutsertaan pemerintah desa sebenarnya sangat diperlukan, harus ada pendidikan tentang pentingnya lahan pertanian bagi keberlangsungan masyarakat sekitar. Sehingga masyarakat mengerti dan mengurangi maraknya industrialisasi di daerah mereka.

Setelah ada sebuah musyawarah antara masyarakat petani di temukan sebuah pemecahan masalah. Yang mana difokuskan pada masyarakat yang sudah terlanjur menjual lahanya, yaitu bagaimana cara mereka bertahan dengan jumlah uang ganti rugi yang akan habis dengan waktu cepat bila tidak digunakan untuk peluang di bidang wirusaha.19

Biasanya sebagian masyarakat desa menggunakan uang penjualan lahanya untuk bangun rumah, membeli kendaraan baru, dan juga menyekolahkan anaknya, hal ini yang menyebabkan uang yang mereka dapatkan akan habis dengan waktu cepat.

Saat ini lahan yang sudah terlanjur dijual oleh pihak industri, oleh sebagian masyarakatnya dibagun kos-kosan, warung makan, bengkel dan bangunan wirausaha lainya. Hal ini bertujuan agar perekonomian masyarakat masih terus berjalan walaupun sebagian lahanya telah beralih fungsi ke industri.

Sedikit gambaran tentang dampak negatif dan positif yang dialami masyarakat sekitar akibat peralihan lahan pertanian menjadi industri di daerah tersebut. Masalah pada aspek ekonomi yang disebabkan alih fungsi lahan sawah

19


(40)

33

menjadi sarana industri pabrik. Tanpa mereka sadari hal ini akan berdampak pada penghasilan pendapatan ekonomi mereka dalam waktu jangka panjang. Di Kesehatannya akan terjadi peningkatan polusi udara, adanya dampak limbah yang diakibatkan pabrik. menyebabkan banyaknya debu masyarakat terganggu, adanya kebisingan akibat aktivitas pabrik akan berdampak pula pada kehidupan sehari-hari masyarakat disekitar desa Dradah. Adanya kerusakan saluran irigasi akibat pendirian bangunan di atas lahan yang awalnya merupakan lahan pertanian.20

Pada masalah sosial yang dialami oleh masyarakat desa ini, mereka sekarang cenderung kurang ramah, tidak seperti biasannya saling bertegur sapa satu sama lain. Saat ini mereka lebih individualis, serta berkurangnya minat generasi muda di desa untuk bekerja di persawahan sebagai penerus petani di lahan milik orang tuanya sendiri.21

Lahan pertanian memiliki fungsi yang sangat luas terkait dengan manfaat langsung, manfaat tidak langsung, dan manfaat bawaan. Manfaat langsung berhubungan dengan perihal penyediaan pangan, penyediaan kesempatan kerja, penyediaan sumber pendapatan bagi masyarakat dan daerah. Sarana penumbuhan rasa kebersamaan atau gotong royong, sarana pelestarian kebudayaan tradisional, sarana pencegahan urbanisasi, serta sarana pariwisata. Manfaat tidak langsung terkait dengan fungsinya sebagai salah satu wahana pelestari lingkungan. Manfaat bawaan terkait dengan fungsinya sebagai sarana pendidikan, dan sarana untuk mempertahankan keragaman hayati.22

20

Wawancara dengan Mbah Kastam, tanggal 12 April 2015. Pukul 13.30.

21

Wawancara dengan Lek Mat, di lahan pertanian miliknya, tanggal 13 April 2015. Pukul 10.00 Wib.

22


(41)

34

A. Konsep Dakwah Pengembangan Masyarakat

1. Dakwah Bil-hal Untuk Pemberdayaan Masyarakat

Dakwah Bil-hal disebut juga dakwah pembangunan. Dakwah Bil-hal

merupakan kegiatan-kegiatan dakwah yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat, baik rohani maupun jasmani. Kegiatan dakwah Bil-hal telah banyak dilakukan oleh berbagai organisasi dan lembaga Islam.

Setiap kegiatan dakwah yang bercorak sosial, ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial, serta peningkatan taraf hidup umat untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup lahir dan batin merupakan dakwah Bil-hal

atau dakwah pembangunan.23

Pola pengabdian para akademisi muslim kepada masyarakat biasa dikenal dengan istilah pemberdayaan, yaitu suatu usaha untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat dengan cara pengenalan dan penggunaan segenap potensi yang telah ada dalam diri masyarakat. Fasilitator nantinya yang bertugas sebagai pemberdaya masyarakat. Fasilitator berfungsi sebagai jembatan penghubung, mitra, dan bebas dari kepentingan kekuasaan. Dakwah Islam juga dituntut untuk mendorong timbulnya etos kerja yang tinggi di kalangan masyarakat bawah.

Dalam bahasa Weber pada yang dikutip dalam Moh. Ali Aziz, dkk. ed., etos kerja ini disebut aksi sosial. Jika etos kerja dilandasi kepentingan misi Islami, maka aksi akan menjadi aksi keagamaan yang sebenarnya. Fungsi evaluatif aksi sosial dapat membelajari masyarakat untuk memilih segala tindakan yang akan, sedang, dan telah dilakukan.24

23

Mohammad E. Ayub, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 9-10.

24


(42)

35

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan program pemberdayaan, yaitu tingkat penyebaran informasi program, keterampilan para akademisi, serta budaya masyarakat. Pada kegiatan dakwah bil-hal pada permasalahan yang dikaji oleh peneliti yaitu dengan menggunakan pendekatan

Participatory Action Research (PAR).

Dalam pendekatan PAR juga harus melibatkan para pemimpin informal desa. pemimpin informal ini adalah orang-orang yang berpengaruh dan diakui sebagai pemimpin oleh suatu kelompok. Dalam permasalahan yang terjadi, maka diperlukan orang-orang yang berpengaruh dalam masalah yang terjadi di masyarakat. Tokoh-tokoh yang berpengaruh ini dalam paradigma dakwah pengembangan masyarakat dipahami sekaligus berperan sebagai agen-agen pengembangan masyarakat.

Dalam proses pemberdayaan ini, peneliti akan bersama-sama dengan masyarakat dan mendampingi masyarakat dalam membaca permasalahan, mencoba potensi, serta memberdayakan dirinya sendiri.25

Problema kerusakan ekonomi dan lingkungan adalah konsep yang sangat penting. Kegiatan ekonomi seperti penjualan lahan pertanian dapat mempengaruhi lingkungan dan kesehatan karena penggunaan sumber pertanian yang tidak digunakan sebagaimana mestinya. Jika dampak kegiatan ini melampaui kemampuan lingkungan pertanian untuk memulihkan diri dari dampak tersebut.

Perubahan itu sering mengurangi kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau bahkan hilang karena dialih fungsikannya lahan tersebut. Dengan demikian akan terjadi kerusakan pada lahan pertanian.26

25

A. Halim dalam Moh. Ali Aziz, dkk., ed., Dakwah Pemberdayaan Masyarakat… hal. 158.

26


(43)

36

Dalam surat Al A’raf ayat 56, Allah berfirman:

اًمَعَطَواًفْوَخ ُْوُعْداَواَهِح ََْصِاَدْعَ ب ِضْرََْا ِِاْوُدِسْفُ ت َََو

ۗ

َنِم ٌبْيِرَق ِها َتََْْر َنِا

َِْْنِسْحُمْلا

Artinya:

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.

Pada firman Allah di atas telah disebutkan bahwa Allah telah menciptakan bumi dan isinya ini dengan sebaik-baiknya serta memiliki manfaat termasuk lingkungan. Allah menciptakan lingkungan dengan manfaatnya masing-masing. Manusia memang berhak untuk memanfaatkan lingkungan yang ada, namun juga tidak boleh lupa atas kewajiban untuk menjaga dan merawatnya.

Dalam kepentingan pembangunan ekonomi bangsa yang berwawasan lingkungan, ada dua ciri pokok yang tampak dalam proses pembangunan, yaitu pertama, ciri yang terkait dengan ukuran keberhasilan pembangunan (variabel ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan secara simultan). Kedua, ciri yang melekat pada strategi dasar proses pembangunan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan, juga harus memberikan pembobotan pada tiga pilar pembangunan secara simultan, yaitu kualitas sumber daya manusia, kualitas lingkungan, dan pertumbuhan pemerataan ekonomi.27

Fungsi kebudayaan manusia dan agama adalah mengurangi sifat egois manusia dan mendorong orang untuk berkelakuan baik demi kepentingan umum.

27


(44)

37

Karena lingkungan hidup memberi layanan kepada masyarakat umum, berbuat untuk lingkungan hidup merupakan perbuatan untuk kepentingan umum. Kegiatan pro lingkungan juga merupakan kegiatan pro sosial. Tetapi, hanya sedikit orang yang mau mengorbankan dirinya untuk kepentingan lingkungan hidup.28

Atas dasar pertimbangan keberadaan egoisme manusia ini, menurut Soemarwoto dalam buku Moh. Ali Aziz, dkk., ada tiga cara untuk mengubah sikap dan kelakuan ini. Pertama, dengan instrument pengaturan dan pengawasan, tujuannya untuk mengurangi pilihan pelaku dalam usaha pemanfaatan lingkungan.

Sistem ini disebut ADA (Atur dan Awasi) atau (CAC) Command and Control. Kedua, dengan instrument ekonomi, tujuannya adalah untuk mengubah nilai untung relatif terhadap rugi bagi pelaku dengan memberikan insentif dan disinsetif ekonomi. Pada dasarnya ADA berupaya menekankan egoisme dan mendorong orang berkelakuan lebih ramah lingkungan dengan ancaman sanksi tindakan hukum. Ketiga, instrument persuasif, yaitu mendorong masyarakat secara persuasif dan bukan paksaan. Tujuannya ialah mengubah persepsi hubungan manusia dengan lingkungan hidup ke arah memperbesar untung relatif terhadap rugi. Instrument ini terdiri atas pendidikan, latihan, ataupun penyebaran informasi.

2. Pendekatan Partisipatoris

Dalam mengimplementasikan dakwah pemberdayaan masyarakat, maka diperlukan pendekatan secara partisipatoris. Dengan pendekatan partisipatoris ini, maka masyarakat ikut serta dalam mengambil tindakan atas pengolahan lingkungan hidup di sekitar. Istilah ini dapat juga disebut dengan ADS (Atur Diri Sendiri). Pengelolaan lingkungan harus bersifat memberi intensif untuk bersikap dan berpihak pada lingkungan Pada ADS, dibuat peraturan namun bukan pemerintah yang

28


(45)

38

membuat melainkan masyarakat sendiri sehingga masyarakat lebih mudah dalam menjaga lahan pertanian miliknya. Untuk itu, masyarakat sendiri yang memiliki tanggung jawab dalam menjaga kelestarian lingkungan yang berpengaruh pada perekonomian mereka sendiri.

Makna ADS dalam pendekatan ini yaitu adanya tanggung jawab dalam menjaga kepatuhan dan penegakan hukum yang ditanggung oleh masyarakat. Dengan adanya hukum, maka masyarakat dengan sendirinya akan menjaga kelestarian lingkungan.29

Semua kegiatan manusia terhadap lahan pertanian miliknya mempunyai dampak pada ekonomi dan lingkungan masyarakat di sekitar. Untuk menghindari dampak-dampak negatif yang ditimbulkan, maka diperlukan upaya pengelolaan terhadap lingkungan. Pengelolaan lingkungan merupakan suatu usaha untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan sampai pada tingkat minimum serta untuk mendapatkan manfaat yang optimal dari lingkungan untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan.30

29

A. Halim dalam Moh. Ali Aziz, dkk., ed., Dakwah Pemberdayaan Masyarakat (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hal. 152-153.

30


(46)

39

Bab III

METODE DAN STRATEGI PENDAMPINGAN A. Metodologi Pendampingan

Dalam sebuah pendampingan yang akan dilakukan peneliti, di sini peneliti menggunakan metode dalam cara kerja PAR (Participatory Action Research). Pada dasarnya, PAR merupakan penelitian yang melibatkan secara aktif semua pihak-pihak stakeholders dalam mengkaji tindakan yang sedang berlangsung dalam rangka melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan landasan utamanya merupakan gagasan dari rakyat. PAR memiliki tiga kata yang selalu berhubungan satu sama lain, yaitu partisipasi, riset, dan aksi.1 Cara kerja PAR dirancang menjadi daur gerakan sosial, yaitu:2

1. Pemetaan Awal

Pemetaan awal digunakan sebagai alat untuk memahami sebuah komunitas, sehingga peneliti akan mudah memahami realitas problem dan relasi sosial yang terjadi. Dengan cara demikian akan memudahkan untuk masuk ke dalam komunitas baik melalui Kunci masyarakat maupun komunitas akar rumput yang sudah terbangun. Peneliti akan melakukan pemetaan secara umum daerah yang akan diteliti, menentukan informan, dengan demikian peneliti akan mengetahui keadaan umum daerah.

2. Membangun Hubungan Kemanusiaan

1

Agus Afandi, dkk. Modul Participatory Action Research (PAR) untuk Pengorganisasian Masyarakat (Community Organizing). (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2015). hal 91.

2


(47)

40

Melakukan sebuah inkulturasi dan membangun kepercayaan (Trust building)

dengan masyarakat, sehingga terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung. Peneliti dan masyarakat bisa menyatu menjadi sebuah simbiosis mutualisme untuk melakukan riset, belajar memahami masalahnya, dan memecahkan persoalanya secara bersama-sama (Partiisipatif).

3. Penentuan Agenda Riset Untuk Perubahan Sosial

Peneliti bersama komunitas mengagendakan program riset melalui teknik

Participatory Rural Aprasial (PRA) untuk memahami persoalan masyarakat yang selanjutnya menjadi alat perubahan sosial.

4. Pemetaan partisipatif (Participatory Mapping)

Bersama masyarakat melakukan pemetaan wilayah, maupun persoalan yang dialami masyarakat.

5. Merumuskan Masalah Kemanusiaan

Komunitas merumuskan masalah yang mendasar dalam hidup kemanusiaan yang dialaminya. Mulai dari masalah yang berkaitan dengan pangan, papan, sandang, MCK, dan akses.

6. Menyusun Strategi Gerakan

Komunitas menyusun strategi gerakan untuk memecahkan problem kemanusiaan yang telamuskan. Menentukan langkah sistematik, menentukan pihak yang terlibat (stakeholder), dan merumuskan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan program dan kesulitan dalam melaksanakan program.


(48)

41

Komunitas didampingi peneliti membangun kelompok kerja, maupun lembaga-lembaga masyarakat yang bergerak dalam memecahkan problem sosial.

8. Melancarkan Aksi Perubahan

Aksi memecahkan problem dilakukan secara partisipatif. Program pemecahan persoalan kemanusiaan bukan hanya sekedar melakukan program tapi juga ada perubahan yang baik, setelah terjadi pendampingan.

9. Membangun Pusat-pusat Belajar Masyarakat

Pusat belajar dibangun atas dasar kebutuhan kelompok-kelompok komunitas yang bergerak melakukan aksi perubahan. Pusat belajaar merupakan media komunikasi, riset, diskusi, dan segala aspek untuk merencanakan, mengorganisir, dan memecahkan problem sosial. Hal ini karena terbangunnya pusat-pusat belajar merupakan salah satu bukti munculnya pranata baru sebagai awal perubahan dalam komunitas masyarakat.

10.Refleksi (Teorisasi Perubahan Sosial)

Peneliti bersama dengan komunitas merumuskan teorisasi perubahan sosial. Berdasarkan atas hasil riset,proses pembelajaran masyarakat, dan program-program aksi yang sudah terlaksana, penelitidan komunitas merefleksikansemua proses dan hasil yang diperolehnya (dari awal sampai akhir).

11.Meluaskan Skala Gerakan dan Dukungan

Keberhasilan program PAR tidak hanya diukurndari hasil kegiatan selama proses, tetapi juga diukur dari tingkat keberlanjutan sebuah program (Sustainibility) yang sudah berjalan dan munculnya perorganisir-perorganisir serta pemimpin lokal yang


(49)

42

melanjutkan program untuk aksi perubahan. Oleh sebab itu bersama komunitas peneliti memperluas skala gerakan dan kegiatan.

Mereka dapat membangun kelompok komunitas baru di wilayah-wilayah baru yang dimotori oleh kelompok dan pengorganisir yang sudah ada. Bahkan diharapkan komunitas-komunitas baru itu dibangun oleh masyarakat secara mandiri tanpa harus difasilitasi oleh peneliti. Dengan demikian masyarakat akan bisa belajar sendiri, melakukan riset, dan memecahkan problem sosialnya secara mandiri3

Kerja PAR adalah kerja praktek pada komunitas, maka untuk memahaminya perlu menguasai keterampilan PRA dengan melakukan sebuah proses pembelajaran pada komunitas. Tanpa praktek dan simulasi pada komunitas, tidak akan memperoleh pengalaman. Secara umum PRA adalah sebuah metode pemahaman lokasi dengan cara belajar dari, untuk, dan bersama masyarakat.

Hal ini untuk mengetahui, menganalisis dan mengevaluasi hambatan dan kesempatan melalui multi-disiplin dan keahlian untuk menyusun informasi dan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tekhnik kerja PRA diantaranya :4

1. Senantiasa belajar secara langsung dari masyarakat, dan bukannya mengajari mereka.

2. Senantiasa bersikap luwes dalam menggunakan metode, mampu mengembangkan

metode, menciptakan dan memanfaatkan situasi, dan selalu membandingkan atau

3

Agus Afandi, dkk. Modul Participatory Action Research (PAR), (SURABAYA: LPPM UIN SUNAN AMPEL, 2014) hal. 104-109.

4


(50)

43

berusaha memahami informasi yang diperoleh, serta dapat menyesuaikannya dengan proses belajar yang tengah dihadapi.

3. Melakukan komunikasi multi arah, yaitu menggunakan beberapa metode

responden/kelompok diskusi dan peneliti yang berbeda untuk memperoleh informasi yang paling tepat.

4. Menggunakan sumber daya yang tesedia, untuk mendapatkan informasi yang benar.

5. Senantiasa berusaha mendapatkan informasi yang bervariasi.

6. Menjadi fasilitator pada kegiatan-kegiatan dskusi bersama masyarakat, dan bukan bersikap menggurui dan menghakimi.

7. Berusaha memperbaiki diri, terutama dalam sikap tingkah laku dan pengetahuan. 8. Berbagi gagasan, informasi dan pengalaman dengan masyarakat dan dengan

pihak-pihak pelaksanaan program lainnya.

Melakukan riset PAR, diperlukan alat proses riset yakni PRA. Teknik-teknik kerja PRA (Participatory Rural Appraisal) antara lain: 5

a. Mapping (Pemetaan)

Mapping merupakan suatu teknik dalam PRA untuk menggali informasi yang meliputi sarana fisik dan kondisi sosial dengan menggambar kondisi wilayah secara umum dan menyeluruh menjadi sebuah peta. Yakni pemetaan wilayah (Desa, Dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat.

b. Transect

5


(51)

44

Transect adalah teknik untuk menfasilitasi masyarakat dalam pengamatan langsung lingkungan dan keadaan sumberdaya-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.

Tujuan dari Transect memperoleh gambaran keadaan sumber daya alam

masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan keadaan dan potensi yang ada. Tetapi juga tergantung dengan topik yang dipilih.

c. Timeline

Timeline adalah teknik penelusuran alur sejarah suatu masyarakat dengan menggali kejadian penting yang pernah dialami pada alur waktu tertentu. Alasan perlu melakukan Timeline adalah:

a. Teknik ini dapat menggali perubahan yang terjadi, masalah dan cara menyelesaikannya, dalam masyarakat secara kronologis. b. Teknik ini dapatmemberikan sebuah informasi awal yang bisa

digunakan untuk memperdalam teknik lain.

c. Sebagai langkah awal untuk teknik trend and change.

d. Dapat menimbulkan kebanggaan masyarakat di masa lalu.

e. Dengan teknik ini masyarakat merasa lebih dihargai sehingga hubungan menjadi lebih akrab.

f. Untuk menganalisa hubungan sebab akibat antara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan masyarakat, diantarannya :


(52)

45

perkembangan desa, peran wanita, kondisi lingkungan,

perekonomian, kesehatan atau perkembangan penduduk.

d. Trend And Change

Membuat Bagan perubahan dan kecenderungan merupakan teknik PRA yang menfasilitasi masyarakat dalam mengenali perubahan dan kecenderungan berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu ke waktu. e. Seasson Calender (Kalender Musim)

Suatu teknik PRA yang dipergunakan untuk mengetahui kegiatan utama, masalah, dan kesempatan dalam siklus tahunan yang dituangkan dalam bentuk diagram, merupakan informasi pentingsebagai dasar pengembangan rencana program.

f. Daily Routin (Kalender Harian)

Analisis dan monitoring dalam pola harian, bilanan, atau musiman. Hal tersebut sangat bermanfaat dalam rangka memahami kunci persoalan dalam tugas

harian, juga jika ada masalah baru yang muncul untuk assessment

secarakuantitatif akan tenaga kerja, input, dari kegiatan harian.

g. Diagram Venn

Diagram Venn merupakan teknik untuk melihat hubungan masyarakat dengan lembaga yang terdapat di desa, diagram venn menfasilitasi diskusi-diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang ada di desa, serta


(53)

46

menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingannya untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat.

Diagram venn bisa sangat umum atau topical, mengenai lembaga tertentu saja, misalnya yang kegiatannya berhubungan dengan kesehatan saja atau pengairan saja.

h. Wawancara Semi Struktur

Merupakan teknik yang berfungsi sebagai alat bantu setiap teknik PRA. Wawancara semi struktur adalah alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok tertentu. Wawancara ini bersifat semi terbuka, artinya jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu, sehingga pembicaraan lebih santai.

i. Analisis Pohon Masalah dan Harapan

Teknik analisa pohon masalah merupakan teknik yang dipergunakan untuk menganalisa permasalahan yang menjadi problem yang telah diidentifikasi dengan teknik-teknik sebelumnya.

Teknik analisa pohon masalah ini dipergunakan untuk menganalisa bersama masyarakat tentang akar masalah, dari masalah-masalah yang ada. Dengan teknik ini juga dapat digunakan untuk menulusuri penyebab terjadinya masalah tersebut, sekaligus bagaimana disusunpohon harapan setelah analisa pohon masalah telah disusun secara baik.

Metodologi PAR diakui memiliki keunggulan pada prosesnya yang dapat

membebaskan dan memberdayakan, menguatkan pengetahuan sikap,


(54)

47

para pihak untuk melakukan perubahan. Akan tetapi bahaya di balik itu adalah jika partisipasi belum di pahami dan dilaksanakan sebagai sebuah realitas, sebuah keniscayaan bukan hanya di fahami konsepnya.

Proses aplikasi metodologi PAR dapat menjadi ajang dominasi terhadap pihak-pihak yang lemah ke dalam agenda pihak-pihak lain yang lebih kuat. Dapat juga terjadi eksploitasi (Gaya baru) dan informasi oleh pihak luar kembali mengekstraksi pengetahuan lokal, atau pihak luar mengatasnamakan kepentingan masyarakat melaksanakan agendanya sebagai agenda lokal.

B. Strategi Pendampingan

Adapun untuk melakukan proses riset pendampingan dengan menggunakan metode PAR perlu adanya strategi pendampingan yang harus dilakukan. Strategi pendampingan ini merupakan proses yang dilakukan sebagai pendekatan sehingga proses riset, pembelajaran dan pemecahan teknis dari problem sosial komunitas dapat dilakukan secara terencana, terprogram dan terlaksana bersama masyarakat. Berikut adalah susunan strategi pendampingan saat di lapangan.6

a. To Know (Mengetahui Kondisi Riil Komunitas)

Hal yang dilakukan pada tahap ini adalah proses inkulturasi, yaitu membaur dengan masyarakat untuk membangun kepercayaan. Membaur dalam hal ini bukan sekedar berkumpul dengan mereka, akan tetapi membaur untuk

6

Agus Afandi, dkk. Panduan penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transpormatif Dengan Metodologi Participatory Action Research (PAR), (Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka, 2014) hal. 51-59.


(55)

48

menyepakati proses bersama dengan membentuk kelompok. Dalam strategi ini, peneliti akan membaur dengan masyarakat dengan terlibat secara langsung dalam kehidupan kelompok masyarakat. Peneliti akan mengikuti semua kegiatan yang ada di masyarakat seperti kegiatan keagamaan, kegiatan tradisi sehingga peneliti akan mengetahui tradisi, pola hidup, bahasa, serta perilaku yang ada di masyarakat.

b. To Understand (Memahami problem Komunitas)

Tahap memahami persoalan utama komunitas. Maka langkah yang ditempuh analisis bersama masyarakat melalui proses Focus Group Discussion (FGD) tetap menggunakan tool untuk mempermudah teknis analisis. Sekaligus membelajarkan pada masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan teknik sekaligus penggunaan media untuk pendidikan masyarakan dalam rangka proses pendidikan kritis menjadi sangat penting.

Pada strategi ini, peneliti akan mengamati dan mengidentifikasi realita yang terjadi pada masyarakat, dengan melihat keluhan-keluhan yang datang dari masyarakat. Peneliti juga akan mendiskusikan pada masyarakat untuk menemukan fokus masalah. Dari strategi ini juga peneliti akan mempertanyakan terus menerus mengenai masalah yang terjadi.

c. To Plann (Merencanakan pemecahan masalah komunitas)

Tahap To Plann merupakan tahap yang dilakukan untuk merencanakan aksi pemecahan masalah. Tahap ini sangat ditentukan oleh proses sebelumnya dalam merumuskan masalah, sebab pemecahan masalah harus didasarkan atas rumusan


(1)

110

dakwah ini diperlukan keterlibatan masyarakat, sehingga perubahan akan terjadi. Seperti

halnya permasalahan yang terjadi pada Desa Dradah. Kerusakan lingkungan berdampak

pada masyarakat sendiri, sehingga dengan adanya perubahan pola pikir dan tindakan


(2)

111 Bab VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam upaya pendampingan yang dilakukan bersama masyarakat

Dusun Blumbang, peneliti melakukan proses pendampingan dengan

keterlibatan masyarakat. Peneliti menemukan seorang local leader di mana

local leader tersebut yang mengorganisir masyarakat dalam merumuskan

dan mengupayakan penyelesaian permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Dengan menggunakan metode PAR, peneliti melakukan langkah-langkah

PAR dengan keterlibatan masyarakat dan pihak-pihak yang terkait.

Dari paparan di atas terlihat bahwa industrialisasi merupakan

pembangunan yang direncanakan oleh pihak industri pemerintah daerah.

Meskipun demikian harus dicermati tentang proses penguasaaan

(pembebasan lahan) oleh pihak industri.

Situasi yang dialami oleh masyarakat akibat alih fungsi lahan

pertanian ke sektor non pertanian akan menyebabkan dampak ekonomi

dan lingkungan. Area persawahan serta luas lahan di daerah ini semakin

berkurang. Karena itu peneliti bersama masyarakat menginginkan adanya

upaya untuk mengurangi laju penjualan lahan pertanian di daerah ini.

Kebutuhan lahan untuk kegiatan nonpertanian cenderung terus meningkat

seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan struktur


(3)

Alih fungsi lahan pertanian sulit dihindari akibat kecenderungan

tersebut. Beberapa kasus yang terjadi menunjukkan jika di suatu lokasi

terjadi alih fungsi lahan, maka dalam waktu yang tidak lama lahan di

sekitarnya juga beralih fungsi secara cepat. Alih fungsi lahan sawah tidak

terlepas dari situasi ekonomi secara keseluruhan.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan beberapa sektor

ekonomi tumbuh dengan cepat, sehingga sektor tersebut membutuhkan

lahan yang lebih luas lagi. Lahan pertanian yang di pilih biasanya yang

terletak dekat jalan raya dengan sumber ekonomi akan mengalami

pergeseran penggunaan kebentuk lain misalnya seperti pembangunan

industri-industri pabrik dan juga fasilitas infrastruktur.

Walaupun terjadi proses alih fungsi lahan pertanian sepanjang

tahun di daerah ini, namun dengan adanya penyuluhan tersebut setidaknya

masyarakat sekitar mampu menjaga dan merawat lahan pertanian milik

mereka yang masih tersisa dengan sebaik-baiknya. Agar dapat tercipta

generasi penerus di sektor pertanian untuk anak cucu mereka kelak,

adapun untuk masyarakat yang telah menjual lahan pertanian supaya

memanfaatkan uang ganti rugi lahan secara produktif dengan sebagaimana

mestinya sehingga dapat mencukupi kehidupan mereka untuk kedepanya.

B. Saran

Untuk mengembalikan fungsi lahan pertanian, diharapkan adanya


(4)

desa dapat memberikan peraturan terhadap pengelolaan lahan pertanian,

sehingga dengan adanya peraturan, masyarat akan takut terhadap sanksi

yang akan diberikan karena melanggar peraturan yang telah dibuat. Dalam

membuat peraturan pun, pemerintah juga seharusnya melibatkan

masyarakat dalam pembuatan peraturan tersebut, karena dengan

keterlibatan masyarakat, diharapkan masyarakat akan menyadari sendiri


(5)

Daftar Pustaka

Afandi Agus, dkk. Modul Participatory Action Research (PAR) untuk Pengorganisasian

Masyarakat (Community Organizing). (Surabaya: LPPM UIN Sunan Ampel, 2015). Afandi Agus, dkk. Modul Participatory Action Research (PAR), (SURABAYA: LPPM UIN

SUNAN AMPEL, 2014).

Afandi Agus, dkk. Panduan penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transpormatif

Dengan Metodologi Participatory Action Research (PAR), (Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka, 2014).

Bapeda Lamongan, Tahun 2006.

E. Ayub Mohammad, Manajemen Masjid (Jakarta: Gema Insani Press, 1996).

F.Sitompul Rislima, Merancang Model Pengembangan Masyarakat Desa, (Jakarta: LIPI

Press, 2009).

Fakih Mansour, Runtuhnya Pembangunan dan Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002)

Hadikusomo Djojo, Dasar Teori Ekonomi Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi

Pembangunan, (Yogyakarta: LP3ES Indonesia. 1994).

A. Halim dalam Moh. Ali Aziz, dkk., ed. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat

(Yogyakarta:Pustaka Pesantren, 2005).

Hasil FGD peneliti dengan Shodikin, M. Iskak, Suyoto di depan rumah M. Iskak pada 25

April 2015, pukul 15.30 WIB.

Hasil wawancara dengan Bu Runiwati, masyarakat Dusun Blumbang di depan rumahnya

pada 13 Maret 2015, pukul 10.25 WIB.

Hasil wawancara dengan Ibu Lina di Pasar pada 21 April 2015, pukul 09.00 WIB.


(6)

xiii

Junus. George Korban-korban Pembangunan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003)

Jurnal PMIS-UNTAN PSS 2012.

JURNAL TEKHNIK POMITS Vol.3, No.2, (2014) ISSN: 2337-3539)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539.

Mikkelsen Britha, Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan (Panduan

Bagi Praktisi Lapangan), (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011).

Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011).

PERDA LAMONGAN No 15 tahun 2011.

Salim Agus, Perubahan Sosial Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi kasus Indonesia.

Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002).

Shihab, Quraish Moh. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jakarta:

Lentera Hati, 2005)

Sumber di Sekolahan Desa Dradah, Dusun Blumbang, Tanggal 26 April 2015.

UU Republik Indonesia NO 5 Tahun 1960 Pasal 10

Wawancara dengan Bapak Sodikin (Ketua RT), tanggal 6 Januari 2015 Pukul 10.00 Wib.

Wawancara dengan Bapak Alim (Masyarakat yang menjual lahan sawahnya), tanggal 8

Januari Pukul 11.00.

Wawancara dengan ibu Siti Saudah di Pukesmas Dradah, Tanggal 18 April 2015,

Pukul 12.10 WIB.

Wawancara dengan Kepala Dusun Blumbang, Tanggal 23 April 2015, Pukul 13.30 WIB.

WWW. ArtikelSiana.Com,2014/U/Pengertian Lahan&Manfaat Lahan.