PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI

DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh

DIAN MUHAROMI EKA AL FAJAR 0906616

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

2013

PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI

DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

Oleh

Dian Muharomi Eka Al Fajar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

©Dian Muharomi Eka Al Fajar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013


(3)

dengan dicetak ulang, foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis

LEMBAR PENGESAHAN

DIAN MUHAROMI EKA AL FAJAR 0906616

PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI

DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing 1,

Drs. Jupri, MT NIP. 19600615 198803 1 003

Pembimbing II,

Drs. H. Wahyu Eridiana, M. Si NIP. 19550505 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi


(4)

ABSTRAK

Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat

Oleh :Dian Muharomi Eka Al Fajar (0906616)

Marakanya penjualan lahan pertanian berdampak pada mata pencaharian petani, berubahanya mata pencaharian tentunya akan mempengaruhi pendapatan yang akan di terima oleh petani. Berubahnya mata pencaharian dan pendapatan ini tentunya berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul ”Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Masalah yang akan di bahas adalah bagaimana perubahan status kepemilikan lahan pertanian, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian dan pengaruh perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi. Tujuannya yaitu mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian dan mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan melakukan observasi lapangan, studi pustaka, studi dokumentasi dan wawancara. Populasi wilayah dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah pertanian di Desa Mekarwangi dan populasi penduduk adalah seluruh petani di Desa Mekarwangi, batasan sampel diambil mengikuti sampel wilayah dan dihitung menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Dixon dan B Leach. Teknik analisis data menggunakan persentase dan tabulasi silang untuk menghubankan beberapa variabel yang saling berhubungan.Hasil dari penelitian menunjukan bahwa perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi di sebabkan karena semakin maraknya penjualan lahan pertanian serta adanya sistem bagi waris yang mengharuskan pembagian lahan pertanian kepada ahli waris yang ditinggalkan, faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian yaitu karena adanya keinginan petani untuk membeli barang mewah, kebutuhan ekonomi, kebutuhan pendidikan serta harga lahan yang semakin tinggi.Kondisi sosial ekonomi masyarakat petani mengalami perubahan, mata pencaharian mereka berubah, sehinggga pendapatan petani menurun,namun kepemilikan fasilitas hidup, tingkat pendidikan dan kesehatan petani meningkat karena hasil penjualan lahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.


(5)

ABSTRACT

Status Change Ownership Of Agricultural Land Against The Social Conditions Economic Of Farmers Community Village Mekarwangi

Sub-District Lembang Bandung Regency West by : Dian Muahomi Eka Al Fajar (0906616)

Sales agricultural land impact on livelihood farmers, change livelihood will certainly affect income to be received by farmers Changing livelihood and income is influential on the social conditions economy on the farmers Mekarwangi in the village. Based on the description the hence writers interested to have reserch by title changes status land holdings agriculture about the condition of social economy on the farmers village Mekarwangi sub-district Lembang Bandung Regency West . Matter to be discussed in is how changes status possession for agriculture factors changes status land holdings agriculture and influence changes status land holdings agriculture about the condition socioeconomic the farmers Mekarwangi village. Its purpose which is describe changes changees possession for agriculture analyze factors affecting changes status land holdings agriculture and descriptive influence changes status land holdings agriculture about the condition socioeconomic the farmers village Mekarwangi.Metode used in this research is method descriptive. Technical data by doing observation field, study pustaka, study documentation and interview. Population area within this research is all areas farm in the village Mekarwangi and population was all farmers in the village Mekarwangi, limitation samples follow samples area and counted using formulas propounded by Dixon and B Leach. Engineering analysis of data use percentage and crosstable to connect some variable a mutually related.Result from research showed that changes status possession of farmland in village Mekarwangi in caused by them because the rampant sales agricultural land and also system for heir requiring the division of agricultural land to the heirs left, factors affecting changes status ownership agricultural land is the farmers the desire to buy a luxury; needs economy, necessity of education and price of land the increasingly . Social conditions economic the farmers undergo a change, livelihood they change, income farmers decline but possession facilities, the level of education and health farmers is rising over the sale of land used to meet the need.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR PETA ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Lahan ... 11

B. Penggunaan Lahan ... 12

1. Pengelompokan Penggunaan Lahan ... 13

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Penggunaan Lahan ... 15

3. Penggunaan Lahan Pertanian ... 17

4. Jenis-Jenis lahan Pertanian ... 17

5. Klasifikasi Petani ... 19

C. Perubahan Nilai Lahan ... 19

D. Kepemilikan Lahan ... 22

1. Penjualan Lahan ... 23

2. Hukum Waris ... 26


(7)

4. Hibah ... 27

5. Bentuk-Bentuk Pemilikan Lahan Pertanian ... 27

E. Kondisi Sosial Ekonomi ... 29

1. Mata Pencaharian ... 30

2. Pendapatan ... 31

3. Tingkat Pendidikan ... 32

4. Kepemilikan Fasilitas Hidup ... 33

5. Kesehatan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 35

B. Metode Penelitian ... 35

C. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

D. Variabel Penelitian ... 42

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian ... 47

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 47

1) Letak dan Luas ... 47

2) Kondisi Iklim dan Topografi ... 47

2. Kondisi Sosial Budaya Daerah Penelitian ... 47

1) Kepdatan Penduduk dan Sex Ratio ... 48

2) Angka Ketergantungan Penduduk ... 49

3) Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 50

4) Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 51

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 52

1. Identitas Responden ... 52

1) Petani Berdasarkan Jenis Kelamin ... 52

2) Petani Berdasarkan Usia ... 53

3) Tingkat Pendidikan Petani ... 54

4) Jumlah Tanggungan Keluarga Petani ... 55

5) Asal Petani ... 56

2. Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian ... 58

1) Asal Kepemilikan Lahan Pertanian ... 59


(8)

4) Penjualan Lahan Pertanian ... 63

5) Sistem Waris Lahan Pertanian ... 67

3. Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian ... 72

1) Alasan Petani Menjual Lahan Pertanian ... 72

2) Lokasi dan Transportasi yang Dapat Digunakan Menuju Lahan Pertanian ... 74

3) Perubahan Harga Lahan Pertanian ... 75

4. Perubahan Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi ... 77

1) Perubahan Mata Pencaharian ... 77

2) Peruabahan Pendapatan ... 78

3) Perubahan Kepemilikan Fasilitas Hidup ... 80

4) Perubahan Tingkat Pendidikan Anak Petani ... 90

5) Perubahan Sarana Kesehatan yang Dimiliki Petani ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 96

B. Rekomendasi ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 98

LAMPIRAN ... 100


(9)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pertanian merupakan kegiatan manusia memproduksi tumbuhan serta mengembangbiakan hewan untuk memenuhi kebutuhannya, pengertian ini sesuai

dengan apa yang di kemukakan Cohen dalam Banoewidjojo (1983 : 20) “pertanian

dirumuskan sebagai ilmu dan seni mengusahakan tanah dan definisi ini terutama

menekankan produksi tanaman dalam pertanian”. Demikian juga Mosher dalam

Banoewidjojo (1983 : 20) merumuskan dalam ruang lingkup yang sempit, sebagai berikut :

Pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses-proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuahan tanaman dan hewan itu dalam usaha tani (farm). Kegiatan-kegiatan produksi didalam setiap usaha tani merupakan suatu bagian usaha (business), dimana biaya dan penerimaan adalah penting.

Kondisi pertanian di Indonesia menurut data pendapatan nasional tahun 2012 hingga saat ini masih belum menunjukan hasil yang maksimal bila dilihat dari tingkat kesejahtraan petani masih banyak petani yang tingkat kesejahtraanya masih rendah, Padahal potensi pertanian di Indonesia sangat besar dan di dukung oleh sumber daya alam yang tersedia serta banyaknya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Kecamatan Lembang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang mempunyai potensi yang cukup besar pada sektor pertanian, dengan kondisi iklim, suhu, serta topografi yang dimiliki Kecamatan Lembang menjadikan daerah tersebut sebagai penghasil bahan pangan terutama sayuran sehingga daerah Lembang terkenal sebagai pengahasil sayuran di Jawa Barat.(BPS Kabupaten Bandung Barat 2012)


(10)

Semakin banyaknya jumlah penduduk di Kecamatan Lembang berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhaan untuk pemukiman sehingga banyak lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman yang menyebabkan lahan pertanian di Kecamatan Lembang semakin hari semakin berkurang.

Selain dari semakin sempitnya lahan pertanian, seiring dengan kemajuan zaman, teknologi, dan ilmu pengetahuan,berdasarkan penelitian BAPEDA Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 banyak generasi muda yang tidak tertarik lagi untuk menggeluti sektor pertanian, bahkan kebanyakan dari mereka memilih sebagai karyawan di suatu perusahaan walaupun mereka hanya bekerja sebagai office boy, sehingga dampaknya lahan pertanian yang tadinya menjadi sumber penghidupan bagi keluarga tidak ada lagi yang melanjutkan yang mendorong lahan pertanian tersebut di jual, yang akibatnya banyak lahan pertanian di Kecamatan Lembang kini menjadi milik orang pendatang.

Berdasarkan data profil Desa Tahun 2011 Desa Mekarwangi yang merupakan salah satu desa di Kecamatan Lembang mayoritas penduduknya menggantungkan hidupnya pada pertanian, namun di Desa Mekarwangi juga terjadi penyempitan lahan pertanian, bahkan hampir 80% petani di Desa Mekarwangi tidak lagi mempunyai lahan pertanian. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi petani dengan kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Kepemilikan Lahan Pertanian Petani Desa Mekarwangi

Luas Lahan Pertanian

Jumlah Keluarga Petani 2001 Persentase

(%) 2011

Persentase (%) Tidak Memiliki

≤1 Ha 1,0 – 5,0 Ha

5,0 – 10 Ha ≥ 10 Ha

345 456 24 3 - 41,7 55 2,9 0,4 - 544 133 6 1 - 80 19 0,9 0,1

Jumlah 828 100 684 100


(11)

Berdasarkan tabel 1.1 kepemilkan lahan pertanian yang di milki petani di Desa Mekarwangi pada tahun 2001 yang tidak memiliki lahan pertanian sebesar 41% mengalami peningkatan pada tahun 2011 menjadi 80% data tersebut menunjukan bahwa petani di Desa Mekarwangi semakin banyak yang tidak mempunyai lahan pertanian.selain itu kepemilikan lahan pertanian yang di miliki petani semakin sempit terlihat pada tahun 2001 yang memiliki lahan pertanian kurang dari satu Ha sebesar 55% dan pada tahun 2011 hanya tinggal 19%. Begitu juga dengan jumlah keluarga petani semakin berkurang pada tahun 2011 tercatat ada 828 keluarga petani dan pada tahun 2011 berkurang 144 petani menjadi 684 petani.

Beralihnya kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi berdampak pada semakin sempitnya lahan pertanian yang dimilki oleh petani sehingga akan berpengaruh pada mata pencaharian petani, dengan semakin banyaknya alih kepemilikan lahan pertanian maka akan mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian yang akan berdampak pada luas penggunaan lahan serta kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani. Seiring dengan adanya alih fungsi lahan pertanian maka penggunaan lahan di Desa Mekarwangi mengalami perubahan. Untuk lebih jelasnya mengenai perubahan penggunaan lahan di Desa Mekarwangi dapat di lihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Luas Penggunaan Lahan Desa Mekarwangi

Penggunaan Lahan Tahun 2001 (Ha) Persentase (%) Tahun 2011 (Ha) Persentase (%) Pemukiman Pertanian Hutan Pekarangan Kuburan

Prasarana umum lainnya

40,3 380,7 90,3 4 2,5 6 7,7 72,7 17,2 0,8 0,5 1,1 61,1 360 85,2 8,5 3 6 11,6 68,7 16,3 1,6 0,6 1,2

Luas 523,82 100 523,82 100


(12)

Berdasarkan tabel 1.2 luas penggunaan lahan pertanian di Desa Mekarwangi pada tahun 2001 sampai 2011 ada penggunaan lahan yang mengalami penambahan dan adapula yang mengalami pengurangan luasanya, luas pemukiman,pekarangan, kuburan mengalami penambahan luas, sedangkan luas lahan pertanian dan hutan mengalami pengurangan dimana luas lahan pertanian pada tahun 2001 mempunyai luas 72,7% dari luas keseluruhan Desa Mekarwangi sedangkan pada tahun 2011 tinggal 68,7%. Dapat di simpulkan bahwa luas lahan pertanian di Desa Mekarwangi semakin berkurang dimana dalam kurun waktu sepuluh tahun luas lahan pertanian di Desa Mekarwangi berkurang 20,7 Ha atau jika di rata-ratakan setiap tahuannya 2,07 Ha lahan pertanian di Desa Mekarwangi mengalami perubahan penggunaan lahan.

Semakin luasnya penggunaan lahan pemukiman akan mendorong naiknya harga lahan pertanian di Desa Mekarwangi sehingga proses jual beli lahan pertanian akan semakin banyak. Alih fungsi lahan pertanian ini akan berdampak pada mata pencaharian petani, berubahanya mata pencaraian tentunya akan mempengaruhi pendapatan yang akan di terima oleh petani. Berubahnya mata pencarian dan pendapatan ini tentunya berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani di Desa Mekarwangi.

Dengan adanya fenomena tersebut maka perlu diadakannya suatu penelitian mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi .Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PADA MASYARAKAT PETANI DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini untuk mendapatkan data bagaimana perubahan status kepemilikan lahan pertanian pada kondisi sosial ekonomi


(13)

masyarakat petani serta faktor-faktor apasajakah yang melatarbelakangi perubahan status kepemilikan lahan pertanian pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mengakibatkan perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimanakah perubahan kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian harus sesuai dengan judul dan rumusan masalah yang di kaji dalam penelitian ini. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

3. Mendeskripsikan perubahan kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi pada masyarakat petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah di kemukakan, hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait antara lain sebagai berikut :


(14)

1. Sebagai suatu informasi data bagi pemerintah mengenai kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk lebih mengatahui kondisi fisik, sosial dan ekonomi masyarakat di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

3. Sebagai bahan masukan dalam pembelajaran mata kuliah geografi pertanian dan geografi desa kota

4. Referensi bagi pembelajaran geografi di sekolah sehingga siswa bisa lebih memahami mengenai salah satu fenomena geografi yang berkenaan dengan perubahan status kepemilikan lahan pertanian yang terdapat dalam materi pemanfaatan sumber daya alam di SMA kelas XII IPS semester I.

5. Sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan membahas tentang tema kepemilikan lahan.

E. Definisi Operasional

Penelitian ini diberi judul “PERUBAHAN STATUS KEPEMILIKAN LAHAN

PERTANIAN TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PADA

MASYARAKAT PETANI DESA MEKARWANGI KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT” penulis ingin mendeskripsikan bagaimana faktor penyebab serta pengaruh perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul penelitian ini maka penulis menguraikan definisi operasiaonal dari judul penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Perubahan Status Kepemilikan

Perubahan status kepemilikan lahan dalam penelitian ini adalah berpindahtanganya hak kepemilikan atas tanah atau lahan pertanian kepada orang lain


(15)

dan membahas proses bagaimana perubahan status kepemilikan lahan pertanian tersebut terjadi, karena luasnya cakupan dari kepemilikan lahan maka dalam penelitian ini dibatasi hanya perubahan status kepemilkan lahan pertnian di Desa Mekarwangi yang menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.

2. Lahan Pertanian

Menurut Bintarto (1977:134) pengertian lahan adalah sebagai berikut :

“Lahan dapat diartikan sebagai land settlemen yaitu suatu tempat atau daerah

dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan hidupnya”

Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:166) pengertian pertanian adalah sebagai berikut :

“Pertanian merupakan dasar kehidupan ekonomi manusia sampai saat ini dan barang kali sampai beberapa tahun atau beberapa ratus tahun mendatang. Pertanian masih tetap menjadi sumber bahan makanan penduduk sebelum manusia dapat mengembangkan kehidupan ekonomi yang lain, pertanian

inilah yang menjamin kehidupannya”.

Dari pengertian diatas dapat di tarik suatu pengertian mengenai lahan pertanian yaitu suatu tempat yang di manfaatkan oleh manusia untuk melakukan proses produksi tanaman atau hewan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam penelitian ini yang akan di kaji adalah lahan pertanian yang di miliki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi yang dijadikan sebagai objek kajian.

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosisal ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh kondisi fisik maupun sosial yang ada di daerah tersebut namun kondisi sosial ekonomi merupakan gambaran dari kehidupan sehari-hari masyarakat yang tinggal di darah tersebut. Menurut R. Bintarto (1997:51) mengenai pengertian kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagai berikut:

“Kondisi sosial ekonomi suatu masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk menanggulangi atau mengurangi kesulitan hidup. Dengan 4 parameter yang digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi


(16)

Dalam penelitian ini yang menjadi pokok pembahasan adalah bagaimana pengaruh beralihnya kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian yang dimilki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi

1) Matapencaharian

Mata pencaharian adalah kegiatan seseorang yang dilakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mata pencaharian di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan keadaan alam, pengetahuan yang dimiliki manusia, kemampuan teknologi yang dimiliki penduduk yang mendiami wilayah dengan kurun waktu yang relatif cepat atau relatif lambat. Menurut I. Abdurrachmat (1984:21) mengatakan bahwa: Macam dan corak aktivitas manusia berbeda-beda pada tiap golongan atau daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi (Geographycal setting) daerahnya.

Semakin sempitnya lahan petanian yang dimiliki oleh masyarakat petani di Desa Mekarwangi akan mendorong semakin sedikitnya masyarakat yang akan mengandalakan sektor pertanian sehingga mata pencaharian petani akan semakin berkurang. Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana mata pencaharian petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi

2) Pendapatan

Berubahanya mata pencaharian maka akan mempengaruhi pendapatan yang akan di peroleh. Sehingga jenis mata pencaharian yang di kerjakan oleh sesorang akan memepengaruhi seberapa besar pendapatan yang akan mereka terima. Pendapatan merupakan perolehan barang atau barang yang diterima atau dihasilkan oleh seseorang. Abdullah (1989:23) mengemukakan bahwa:

“Pendapatan perorangan dibedakan atas pendapatan asli dan pendapatan

turunan. Pendapatan asli adalah pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang langsung turut serta dalam proses produksi barang. Pendapatan turunan


(17)

adalah pendapatan dari golongan penduduk lainnya yang tidak langsung turut serta dalam proses produksi”.

Dalam penelitian ini pendapatan yang dimaksud merupakan pendapatan utama petani sebelum dan sesudah terjadinya perubahan status kepemilikan lahan pertanian

3) Kepemilikan Fasilitas Hidup

Pendapatan yang di terima oleh seseorang akan di gunakan untuk memenuhi kebuthan hidupnya, sedangkan kebutuhan hidup seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terus semakin meningkat sehingga timbulah keinginan dalam diri mereka untuk mempunyai barang-barang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka baik secara materi mapun spiritual.

Kepemilikan fasilitas disini yaitu berupa sarana dan prasarana/alat rumah tangga yang dimiliki oleh penduduk (pribadi) seperti alat informasi, komunikasi, transportasi, dan rumah untuk menjalankan kelangsungan hidup manusia.

Dalam penelitian ini kepemilikan fasilitas hidup yang akan di teliti merupakan kepemilikan fasilitas seperti status kepemilikan rumah, jenis rumah, dan luas rumah, serta petani yang menggunakan hasil penjualanya untuk membeli sarana informasi dan komunikasi serta sarana transportasi yang di miliki masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian

4) Pendidikan

Kebutuhan manusia yang perlu di penuhi adalah kebutuhan akan pendidikan karena pendidikan akan mengajarkan seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Apalagi di era globalisasi ini untuk dapat bersaing dalam dunia kerja di butuhkan tingkat pendidikan yang tinggi sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan yang di inginkan.

Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah bagaimana tingkat pendidikan anak petani di Desa Mekarwangi sebelum dan sesudah adanya perubahan status


(18)

5) Kesehatan

Tingkat kesehatan suatu daerah merupakan salah satu masalah yang masih dianggap cukup serius terutama di wilayah pedesaan. Hal ini dikarenakan derajat kesehatan sangat erat hubungannya dengan tingkat pemenuhan pangan, sandang, perumahan dan mental seseorang. Di negara-negara berkembang terutama di daerah pedesaan kondisi kesehatannya bisa dikatakan masih relatif rendah.

Dalam penelitian yang akan di bahas adalah bagaimana tingkat kesehatan masyarakat petani di Desa Mekarwangi dilihat dari kepemilikan MCK dan sumber air yang di gunakan sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang secara astronomis terletak pada 6° 49’ 29” LS - 6° 51’ 29” LS dan 107° 36’ 14” BT - 107° 39’ 44” BT. Secara Geografis letak Desa Mekarwangi cukup strategis dimana jarak menuju Kantor Kecamatan Lembang hanya berjarak 5 km dan menuju Dago hanya 2 km saja, sehingga Desa Mekarwangi sering di jadikan sebagai jalan alternatif dari Dago menuju Lembang dan sebaliknya.Secara administratif batas-batas Desa Mekarwangi adalah sebagai berikut :

a. Sebelah utara : Desa Langensari Kecamatan Lembang b. Sebelah selatan : Desa Cimbuleuit Kecamatan Cidadap c. Sebelah timur : Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan d. Sebelah barat : Desa Pagerwangi Kecamatan Lembang

Desa Mekarwangi mempunyai luas wilayah 523,8 Ha dengan 360 Ha sebagai lahan pertanian bukan sawah dan 163,8 Ha lahan non petanian. Sehingga mayoritas penduduk Desa Mekarwangi bermatapencaharian sebagai petani.

B.Metode Penelitian

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan memperoleh data penelitian. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang akan memberikan ilustrasi secara sistematik. Pelaksanaan metode ini tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data saja, akan tetapi meliputi analisis dan interpretasi data. Hal ini sesuai dengan pernyataan Koentjaraningrat (1991:120) sebagai berikut :

“Metode deskriptif adalah metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan secara tepat sifat-sifat individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. “

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif untuk dapat mengungkapkan pengaruh perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi pada


(20)

(21)

C. Populasi dan Sample 1. Populasi

Menurut Sumaatmadja (1988: 112) menyatakan populasi adalah keseluruhan gejala, individu, kasus dan masalah yang akan kita teliti, yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari dua macam, yaitu

a. Populasi wilayah meliputi seluruh lahan pertanian Desa Mekarwangi yang berada di 9 RW dan 40 RT dengan luas 523,8 Ha

b. Populasi penduduk adalah seluruh penduduk petani yang bertempat tinggal di Desa Mekarwangi dengan jumlah 684 KK yang terdiri dari 2760 jiwa

2. Sampel

Menurut Pabundu Tika (2005:35) sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang mewakili suatu populasi. Sedangkan menurut Sumaatmadja (1988: 112) adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penarikan sampel secara acak berstrata (stratified \ random sampling), sampel acak berstrata adalah cara pengambilan sampel dengan terlebih dahulu membuat penggolongan pop[ulasi menurut ciiri geografi tertentu dan setelah di golongkan lalu di tentukan jumlah sampel dengan system pemilihan secara acak.

a. Sampel wilayah

Daerah yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu di dapat dari peta adminstratif yang dioverlay dengan penggunaan lahan yang dapat di lihat di Gambar 1.2 (Peta Penggunaan Lahan).Sampel yang diambil dalam penelitian ini berdasarkan luas wilayah pertanian di desa Mekarwangi karena penelitian ini membahas perubahan status kepemilikan lahan pertanian saja. Berdasarkan data luas wilayah pertanian yang terdapat di dalam wilayah RW yang dilihat pada tabel 3.1 .(Tabel


(22)

(23)

Tabel 3.1

Luas Wilayah Pertanian Tiap RW di Desa Mekarwangi RW Luas Lahan Pertanian

(ha)

01 14

02 87,4

03 9,3

04 41,5

05 8

06 52,2

07 37

08 90,6

09 20

Jumlah 360

Sumber : Profil Desa Mekarwangi

Untuk mempermudah pengambilan sampel maka data tersebut diklasifikasikan berdasarkan luas dengan menggunakan tiga klasifikasi yaitu sempit, sedang dan luas yang dapat dilihat dari tabel 3.2

Tabel 3.2

Klasifikasi Luas Lahan Pertanian di Desa Mekarwangi Luas Lahan Pertanian

(Ha) Klasifikasi

8-35 Sempit

36-63 Sedang

≥ 64 luas

Dapat dilihat pada tabel diatas wilayah yang mempunyai luas wilayah 8 – 32 Ha termasuk kedalam wilayah dengan klasifikasi sempit, 36-63 termasuk kedalam wilayah dengan klasfikasi sedang dan wilayah dengan luas ≥ 64 termasuk kedalam klasifikasi wilayah luas. Dengan klasifikasi tersebut luas lahan pertanian di klasifikasikan sehingga di peroleh data klasifikasi luas lahan pertanian di Desa Mekarwangi yang dapat di lihat pada tabel 3.3


(24)

Tabel 3.3

Klasifikasi Luas Lahan Pertanian Tiap RW di Desa Mekarwangi No Klasifikasi

Luas Lahan Pertanian

RW Luas Lahan Pertanian (Ha)

1 Luas 08 90,6

02 87,4

2 Sedang 07 37

04 41,5

06 52,2

3 Sempit 05 8

03 9,3

01 14

09 20

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan tabel diatas luas lahan pertanian maka dipilihlah sampel wilayah dengan menggunakan penarikan sampel secara acak berstrata (stratified random

sampling) maka di perolehlah sampel wilayah yang terdapat di RW 01, RW 02 dan

RW 06 pemilihan sampel ini disebabkan karena di ke tiga RW tersebut masih banyak masyarakat yang berkerja sebagai petani.

b. Sampel penduduk,

Sampel penduduk dalam penelitian ini yaitu penduduk yang bertempat tinggal di Desa Mekarwangi yang bermata pencaharian sebagai petani yaitu berjumlah 684 KK yang terdiri dari 2152 jiwa. Angka ketentuan responden diperoleh berdasarkan rumus yang dikemukakan oleh( Dixon dan B Leach dalam Moh. Pabundu Tika, 2005: 35) yaitu sebagai berikut :

a) Menentukan Persentase Karakteristi (P)

= 31,69


(25)

V =√ Keterangan :

P = Persentase karakteristik sampel yang dianggap benar C = Confidanse limit/ batas kepercayaan (%)

V =√

V = √ V = √

V = 46,53

c) Menentukan Jumlah Sampel (n)

[ ] Keterangan

n = Jumlah sample

Z = Confidance level, nilai confidance level 95% adalah 1,96% V = Variabel yang dapat di peroleh

C = confidence limit/batas kepercayaan (%) dalam penelitian di ambil 10%. [ ]

n =

[

]

2

n = [9,11988]2 n = 83,17

d) Menentukan Jumlah Sampel yang dikoreksi dengan rumus :

Keterangan :


(26)

N = Jumlah populasi (kepala keluarga)

=

=

= 74,12

Karena populasinya merupakan jumlah penduduk sehingga untuk memudahkan menentukan samplenya maka angka tersebut dibulatkan menjadi 74 sample (responden).Untuk lebih jelasnya dapat dihitung dalam perhitungan berikut :

1. RW 01 jumlah 42 KK, sehingga persentasenya sebagai yaitu :

Jadi sample penduduknya adalah 23

2. RW 02 jumlah 56 KK, sehingga persentasenya sebagai yaitu :

Jadi sample penduduknya adalah 31

3. RW 06 dengan jumlah 35 KK, sehingga persentasenya sebagai yaitu :

Jadi sample penduduknya adalah 20

Untuk lebih jelasnya mengenai sample penduduk lihatlah tabel 3.4 Tabel 3.4.

Sample Penduduk

No Kategori Nama Desa Jumlah KK Jumlah Sample

3 Luas RW 02 56 31

2 Sedang RW 06 35 20

1 Sempit RW 01 42 23


(27)

Sumber : Hasil Analisis 2013

Untuk pengambilan sampel penduduk di lapangan dilakukan dengan mengunjungi rumah- rumah petani berdasarkan sampel yang sebelumnya bertanya pada ketua kelompok petani untuk mengtahui petani yang pernah menjual lahan pertanianya.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan ukuran dan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya (Rafi’I, 1986:8). Variabel itu sendiri terdiri dari dua macam yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi adanya suatu kejadian, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi.

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat untuk lebih jelasnya bisa di lihat di gambar 3.3

Gambar 3.1 Variabel Penelitian - Proses perubahan status kepemilikan lahan

pertanian

 Penjualan

 Warisan

 Hibah

- Luas Lahan Pertanian

- Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Di Desa Mekarwangi tahun 2001

 Mata Pencaharian

 Pendapatan

 Pendidikan

 Kesehatan

 Kepemilikan Fasilitas

Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Mekarwangi Tahun

2013

 Mata Pencaharian

 Pendapatan

 Pendidikan

 Kesehatan

 Kepemilikan Fasilitas Variabel Terikat Variabel Bebas


(28)

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam pengambilan data dan informasi di lapangan maka penelitian harus menggunankan teknik pengumpulan data yang sesuai sehingga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Observasi Lapangan

Menurut Pabundu Tika (2005:44) observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang ada pada objek penelitian. Observasi lapangan ditujukan untuk mengidentifikasi perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dan untuk meperoleh data mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di desa mekarwangi.

2) Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis melalui kepustakaan, bertujuan untuk memperoleh data dari berbagai buku untuk menunjang masalah penelitian, terutama menyangkut pengaruh perubahan status kepemilikan lahan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani.

3) Studi Dokumentasi

Mencari data atau informasi melalui dokumen berupa catatan, transkrip, buku dan lain-lain yang diperlukan untuk mendukung penelitian. Studi ini digunakan untuk melengkapi data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti meliputi jumlah penduduk, mata pencaharian, pendidikan,dan pendapatan, kesehatan, fasilitas hidup.

4) Wawancara

Menurut Nasution (dalam Pabundu Tika, 2005: 75) wawancara (interview) adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara


(29)

tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian yang dilakukan secara wajar dan lancar. Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi-informasi dari responden meliputi data kondisi sosial ekonomi, faktor penyebab beralihnya kepemilkan lahan pertanian, penjualan tanah dan sistem bagi waris yang masih di gunakan di Desa Mekarwangi.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Sumaatmadja (1988) dalam Al-Gifari (2011 : 38) analisis data merupakan pengolahan dan interpretasi data untuk menguji kebenaran hipotesis dan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.

Teknik analisis data yaitu suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Tahap ini di awali dengan menginventarisasikan data yang telah terkumpul. Setelah data terkumpul, kemudian data tersebut di identifikasi, klasifikasi dan analisa, lalu akan memperoleh sebuah kesimpulan. Data yang terkumpul di analisa denganmenggunakan analisis persentase.

a) Teknik Analisis persentase

Teknik analisis data persentase menurut Santoso (2001 : 299) mengungkapkan

“untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden dan fenomena di lapangan

digunakan analisis persentase dengan menggunakan formula”. Formula persentase sebagai berikut :

Keterangan :

P = Besarnya persentase

f = frekuensi tiap jawaban responden


(30)

Jika perhitungan telah selesai dilakukan, maka hasil perhitungan berupa persentase tersebut digunakan untuk mempermudah dalam penafsiran dan pengumpulah data sementara penulis memilih parameter yang digunakan oleh Effendi dan Manning (1991 : 263). Adapun kriteria persentase yang digunakan dirinci seperti yang terdapat pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Penilaian Persentase Persentase Kriteria

100 Seluruhnya 75-99 Sebagian besar 51-74 >Setengahnya

50 Setengahnya 25-49 <Setengahnya

1-24 Sebagiian kecil

0 Tidak ada

Sumber : Effendi dan Manning (1991 : 263)

b) Tabel Silang (Cross Table)

Menurut Pabundu Tika (2005:74) mengemukakan bahwa tabel analisisi (talk tabel) adalah tabel yang memuat suatu jenis informasi yang telah dianalisis dan dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan. Jenis analisis tabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tabel silang. Tabel silang dibuat dengan cara memecah lebih lanjut setiap kesatuan data dalam setiap kategori menjadi dua subsekwen. Pemecahan kesatuan data menjadi subkesatuan tergantung pada tujuan serta pemecahan masalah yang diinginkan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang dianalisis menggunakan tabel silang yaitu untuk mengetahui hubungan antara status perubahan lahan pertanian dengan kondisi sosial ekonomi yang dilihat dari 5 parameter yaitu mata pencaharian, pendapatan, kepemilikan fasilitas, pendidikan anak petani dan kesehatan petani, hubungan antara luas lahan pertanian yang dimiliki petani dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi.Selain itu juga untuk mengatahui berapa besar perubahan


(31)

luas lahan pertanian yang dimiliki petani serta perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian 2001-2013.


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang yang telah di uraikan pada bab IV, maka dari hasil penelitian tersebut dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi dilihat dari asal kepemilikan berasal dari warisan dari orang tua mereka,status kepemilikan lahan pertanian mengalami perubahan pada tahun 2001 petani banyak yang menggarap lahan sendiri namun pada tahun 2013 petani paling banyak yang menyewa lahan pertanian untuk mereka garap, luas kepemilikan lahan juga akibat adanya perubahan lahan pertanian semakin banyak petan yang hanya memeliki lahan pertanian <2800m² dimana penjualan lahan pertanian terjadi paling banyak pada tahun 2001-2004, selain dari penjualan lahan pertanian ada beberapa petani yang pernah membeli lahan sehingga lahan pertanain semakin bertambah. Sistem waris juga mengakibatkan adanya perubahan kepemilikan lahan pertanian dimana di Desa Mekarwangi petani menggunakan hukum kepercayaan atau agama dalam pembagian waris dimanan ahli waris laki-laki mendapatkan warisan yang lebih besar dengan ahli waris perempuan.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi disebabkan adanya alasan petani menjual lahan pertanian akibat kebutuhan ekonomi, kebutuhan pendidikan, ingin membeli barang mewah, petani mengalami keruggian dan harga lahan semakin tinggi, faktor lokasi dan transportasi menuju lahan pertanian serta perubahan harga lahan pertanian yang menjadi daya taraik pembeli untuk membeli lahan pertanian di Desa Mekarwangi


(33)

dimana setiap tahun lahan pertanian di Desa Mekarwangi mengalami kenaikan harga.

3. Akibat adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian maka berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi, yang penulis lihat dari lima aspek yaitu mata pencaharian, pendapatan, kepemilikan fasilitas hidup, pendidikan anak petani dan kesehatan. Mata pencaharian petani Desa Mekarwangi menglami perubahan dari sebelum adanya penjualan lahan pertanian mereka sebagai petani pemilik dan penggarap dan sesudah adanya penjualan lahan pertanian berubah mnejadi petani penyewa dan penggarap karena semakin sempitnya lahan pertanian yang mereka miliki, hal tersebut mengakibatkan pendapatan mereka menjadi menurun namun kepemilikan fasilitas hidup seperti kepemilikan sarana informasi dan komunikasi, sarana transportasi, kepemilikan rumah, jenis rumah, kondisi rumah, dan pendidikan anak petani mengalami peningkatan, karena penggunaan hasil penjualan lahan pertanian yang banyak digunakan untuk membeli barang mewah dan kebutuhan pendidikan anak mereka, begitu juga kondisi kesehatan yang dilihat dari kepemilikan MCK dan sumber air yang digunakan petani sebelum adanya penjualan lahan pertanian mereka masih ada yang tidak mempunyai MCK sendiri namun sesudah adanya penjualan lahan mereka membuat MCK pribadi dan sumber air yang digunakan berasal dari air sumur karena ketersedian air tanah di Desa Mekarwangi cukup memenuhi bahkan pada saat musim kemaraupun tidak pernah surut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mempunyai rekomendasi yang sekiranya bermanfaat untuk dapat mengatasi pengaruh adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi sebagai berikut :


(34)

1. Dengan semakin maraknya perubahan status kepemilikan maka harus adanya peraturan pemerintah yang melidungi lahan pertanian di tambah lagi harus adanya pengontrolan serta penigkatan pengelolaan pertanian sehingga potensi pertanian dapat di kembangakan dengan baik dan petani dapat sejahtra.

2. Bagi petani dengan mengetahui kondisi sosial ekonominya bisa membantasi untuk tidak menjual lahan pertanian sehingga mata pencaharian mereka sebagai petani tidak berubah, petani harus mempunyai wawasan yang lebih luas terutama mengetahui harga pasar sehingga petani tidak lagi mengalami kerugian

3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih jauh meneliti bukan hanya dari segi sosialnya ekonomi saja melainkan dari segi pengembangan wilayah serta kesesuaian lahan yang ada di Desa Mekarwangi.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, I. 1984. Geografi Ekonomi. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP

Al-Gifari, Wildan Y. 2011. Profil Petani Cengkeh (Syzygium Aromaticum) di

Dusun Cilumping desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Bandung. Skripsi S1 pada Jurusan Pendidikan Geografi

Anwar. 1980. Ekonomi Indonesia Masalah dan Prospek. Jakarta UI Press

Arianto dkk.1998. Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad,S.1989. Konservasi Tanah dan Air. Edisi II. Bogor : IPB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2011. Kabupaten Bandung

Barat Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2011. Kecamatan Lembang

Dalam Angka.

Banoewidjojo, M. 1983. Pembangunan Pertanian. Surabaya. Openi Malang dan Usaha Nasional

Bintarto. 1991. Pengantar geografi Kota. Bandung. PT Rinekacipta Direktorat Tataguna Tanah. (1984).

Djamari.1985. Beberapa Aspek Geografi Indsutri. Bandung : IKIP.

Jamulya dan Sunarto. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan-Evaluasi Kemampuan

Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Koentjaraningrat. 1994. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedis Utama

Mangunsukardjo, K. 1996. Pelatihan Evaluasi Sumberdaya Lahan, Pengantar

Evaluasi sumberdaya Lahan.Yogyakarta.

Manuwoto.1991. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan. Lampung:Surya. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES


(36)

Oemarsalim, S.H. (1991). Dasar-dasar hukum waris di Indonesia.Jakarta : PT Rineka Cipta

Profil Desa Mekarwangi.2001 Profil Desa Mekarwangi.2011

Rafi’i.S. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa

Sandy, I Made 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta. Jurusan Geografi FPMIPA UI.

Santoso, S. 2001. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta. Elek Media Komputindo

Sitorus, Santun RP. 1986. Survei Tanah dan Penggunaan Lahan. Bogor: Lab. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan.

Sitorus, Santun. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito

Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok). [Tesis]. Bogor : IPB

Sudarsono. 1994.Hukum Waris dan Sistem Bilateral.Jakarta.PT. Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, N. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung: Alumni.

Swastha Basu.1998. Manajemen Penjualan. Edisi 3, Yoyakarta, BPFE Universitas Gadjah Mada.

Timur,S.2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Tanah.[online]. Tersedia;http://puteralautsumateratimur.blogspot.com/favicon.ico[30

November 2012]

Tika,M, P. 2005. Metode penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara.

Tjondronegori,Wiradi.1984.Dua Abad Penguasaan Tanah. Jakarta. PT Gramedia Wahid Muchtar,DR.2008.Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas

Tanah.Jakarta.Republika

Yuniarto, T dan Woro, S. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan-Kesesuaian Lahan. Yogyakarta: fakultas Geografi UGM.

Yunus, Hadi Sabari. 1978. Konsep dan Pengembangan Daerah Perkotaan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.


(1)

luas lahan pertanian yang dimiliki petani serta perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat petani sebelum dan sesudah adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian 2001-2013.


(2)

96

Dian Muharomi Eka Al Fajar, 2013

Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perubahan status kepemilikan lahan pertanian terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang yang telah di uraikan pada bab IV, maka dari hasil penelitian tersebut dapat di tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi dilihat dari asal kepemilikan berasal dari warisan dari orang tua mereka,status kepemilikan lahan pertanian mengalami perubahan pada tahun 2001 petani banyak yang menggarap lahan sendiri namun pada tahun 2013 petani paling banyak yang menyewa lahan pertanian untuk mereka garap, luas kepemilikan lahan juga akibat adanya perubahan lahan pertanian semakin banyak petan yang hanya memeliki lahan pertanian <2800m² dimana penjualan lahan pertanian terjadi paling banyak pada tahun 2001-2004, selain dari penjualan lahan pertanian ada beberapa petani yang pernah membeli lahan sehingga lahan pertanain semakin bertambah. Sistem waris juga mengakibatkan adanya perubahan kepemilikan lahan pertanian dimana di Desa Mekarwangi petani menggunakan hukum kepercayaan atau agama dalam pembagian waris dimanan ahli waris laki-laki mendapatkan warisan yang lebih besar dengan ahli waris perempuan.

2. Faktor yang mempengaruhi perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi disebabkan adanya alasan petani menjual lahan pertanian akibat kebutuhan ekonomi, kebutuhan pendidikan, ingin membeli barang mewah, petani mengalami keruggian dan harga lahan semakin tinggi, faktor lokasi dan transportasi menuju lahan pertanian serta perubahan harga lahan pertanian yang menjadi daya taraik pembeli untuk membeli lahan pertanian di Desa Mekarwangi


(3)

dimana setiap tahun lahan pertanian di Desa Mekarwangi mengalami kenaikan harga.

3. Akibat adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian maka berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat petani Desa Mekarwangi, yang penulis lihat dari lima aspek yaitu mata pencaharian, pendapatan, kepemilikan fasilitas hidup, pendidikan anak petani dan kesehatan. Mata pencaharian petani Desa Mekarwangi menglami perubahan dari sebelum adanya penjualan lahan pertanian mereka sebagai petani pemilik dan penggarap dan sesudah adanya penjualan lahan pertanian berubah mnejadi petani penyewa dan penggarap karena semakin sempitnya lahan pertanian yang mereka miliki, hal tersebut mengakibatkan pendapatan mereka menjadi menurun namun kepemilikan fasilitas hidup seperti kepemilikan sarana informasi dan komunikasi, sarana transportasi, kepemilikan rumah, jenis rumah, kondisi rumah, dan pendidikan anak petani mengalami peningkatan, karena penggunaan hasil penjualan lahan pertanian yang banyak digunakan untuk membeli barang mewah dan kebutuhan pendidikan anak mereka, begitu juga kondisi kesehatan yang dilihat dari kepemilikan MCK dan sumber air yang digunakan petani sebelum adanya penjualan lahan pertanian mereka masih ada yang tidak mempunyai MCK sendiri namun sesudah adanya penjualan lahan mereka membuat MCK pribadi dan sumber air yang digunakan berasal dari air sumur karena ketersedian air tanah di Desa Mekarwangi cukup memenuhi bahkan pada saat musim kemaraupun tidak pernah surut.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mempunyai rekomendasi yang sekiranya bermanfaat untuk dapat mengatasi pengaruh adanya perubahan status kepemilikan lahan pertanian di Desa Mekarwangi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Mekarwangi sebagai berikut :


(4)

98

Dian Muharomi Eka Al Fajar, 2013

Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

1. Dengan semakin maraknya perubahan status kepemilikan maka harus adanya peraturan pemerintah yang melidungi lahan pertanian di tambah lagi harus adanya pengontrolan serta penigkatan pengelolaan pertanian sehingga potensi pertanian dapat di kembangakan dengan baik dan petani dapat sejahtra.

2. Bagi petani dengan mengetahui kondisi sosial ekonominya bisa membantasi untuk tidak menjual lahan pertanian sehingga mata pencaharian mereka sebagai petani tidak berubah, petani harus mempunyai wawasan yang lebih luas terutama mengetahui harga pasar sehingga petani tidak lagi mengalami kerugian

3. Bagi peneliti selanjutnya agar lebih jauh meneliti bukan hanya dari segi sosialnya ekonomi saja melainkan dari segi pengembangan wilayah serta kesesuaian lahan yang ada di Desa Mekarwangi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, I. 1984. Geografi Ekonomi. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP

Al-Gifari, Wildan Y. 2011. Profil Petani Cengkeh (Syzygium Aromaticum) di

Dusun Cilumping desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Bandung. Skripsi S1 pada Jurusan Pendidikan Geografi

Anwar. 1980. Ekonomi Indonesia Masalah dan Prospek. Jakarta UI Press

Arianto dkk.1998. Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad,S.1989. Konservasi Tanah dan Air. Edisi II. Bogor : IPB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2011. Kabupaten Bandung

Barat Dalam Angka.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Barat. 2011. Kecamatan Lembang

Dalam Angka.

Banoewidjojo, M. 1983. Pembangunan Pertanian. Surabaya. Openi Malang dan Usaha Nasional

Bintarto. 1991. Pengantar geografi Kota. Bandung. PT Rinekacipta Direktorat Tataguna Tanah. (1984).

Djamari.1985. Beberapa Aspek Geografi Indsutri. Bandung : IKIP.

Jamulya dan Sunarto. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan-Evaluasi Kemampuan

Lahan. Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

Koentjaraningrat. 1994. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedis Utama

Mangunsukardjo, K. 1996. Pelatihan Evaluasi Sumberdaya Lahan, Pengantar

Evaluasi sumberdaya Lahan.Yogyakarta.

Manuwoto.1991. Dampak Perubahan Penggunaan Lahan. Lampung:Surya. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES


(6)

100

Dian Muharomi Eka Al Fajar, 2013

Perubahan Status Kepemilikan Lahan Pertanian Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Desa Mekarwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Oemarsalim, S.H. (1991). Dasar-dasar hukum waris di Indonesia.Jakarta : PT Rineka Cipta

Profil Desa Mekarwangi.2001 Profil Desa Mekarwangi.2011

Rafi’i.S. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung : Angkasa

Sandy, I Made 1985. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta. Jurusan Geografi FPMIPA UI.

Santoso, S. 2001. SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta. Elek Media Komputindo

Sitorus, Santun RP. 1986. Survei Tanah dan Penggunaan Lahan. Bogor: Lab. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan.

Sitorus, Santun. 2004. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Bandung: Tarsito

Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok). [Tesis]. Bogor : IPB

Sudarsono. 1994.Hukum Waris dan Sistem Bilateral.Jakarta.PT. Rineka Cipta. Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumaatmadja, N. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis

Keruangan. Bandung: Alumni.

Swastha Basu.1998. Manajemen Penjualan. Edisi 3, Yoyakarta, BPFE Universitas Gadjah Mada.

Timur,S.2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Tanah.[online]. Tersedia;http://puteralautsumateratimur.blogspot.com/favicon.ico[30

November 2012]

Tika,M, P. 2005. Metode penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara.

Tjondronegori,Wiradi.1984.Dua Abad Penguasaan Tanah. Jakarta. PT Gramedia Wahid Muchtar,DR.2008.Memaknai Kepastian Hukum Hak Milik Atas

Tanah.Jakarta.Republika

Yuniarto, T dan Woro, S. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan-Kesesuaian Lahan. Yogyakarta: fakultas Geografi UGM.

Yunus, Hadi Sabari. 1978. Konsep dan Pengembangan Daerah Perkotaan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.