Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB V
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada siswa SMA Theresiana Salatiga maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan kematangan emosi. Dalam penelitian di SMA Theresiana
Salatiga diperoleh nilai signifikansi 0,766 (p > 0,05).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Berdasarkan hasil penelitian, siswa memiliki rata-rata tingkat kematangan
emosi tinggi, penulis memberi saran agar terus mempertahan tingkat
kematangan emosi yang tinggi tersebut bahkan meningkatkannya lagi,
antara lain melalui kontrol diri yang bisa diterima secara sosial,
menggunakan kemampuan kritis mental serta pemahaman diri individu
yang matang, karena sampai nantinya siswa akan berada pada lingkungan
yang lebih luas lagi, dimana dengan kematangan emosi yang baik, orang
lain akan merasa nyaman saat berinteraksi serta mengikuti layanan BK di
Sekolah.
51
2. Bagi Orang tua
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat pola asuh orang tua
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kematangan emosi.
Tidaklah salah bagi setiap orang tua dalam menerapkan tipe pola asuh
yang
berbeda-beda
pada
anak.
Sebaiknya
orang
tua
lebih
memperhatikan dan memahami perilaku anak dan dampaknya pada anak
dari tipe pola asuh yang diterapkan. Orang tua juga harus
memperhatikan hal-hal lainnya yang dapat mempengaruhi kematangan
emosi pada anak terutama pada saat anak berhubungan dengan orang
lain pada saat di luar rumah.
3. Pihak Sekolah
Bagi pihak sekolah supaya lebih lagi memberikan perhatian pada setiap
siswa, guna lebih mengetahui lebih spesifik tentang tingkat kematangan
emosi siswa serta menumbuhkan dan mengembangkan kematangan
emosi yang lebih baik lagi. Melalui guru pembimbing dapat
memberikan layanan bimbingan konseling yang telah ada disekolah,
baik secara klasikal maupun dalam bentuk layanan lain serta
memberikan informasi secara klasikal pada saat ada pertemuan atau
pada saat ada kegiatan lain dengan orang tua siswa di sekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini,
diharapkan agar menggunakan atau menambah metode penelitian
kualitatif untuk dapat menggali lebih dalam mengenai hubungan pola
52
asuh orang tua dengan kematangan emosi, serta dapat menggali lebih
banyak faktor-faktor lain yang melatarbelakangi kematangan emosi
seseorang.
53
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada siswa SMA Theresiana Salatiga maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan kematangan emosi. Dalam penelitian di SMA Theresiana
Salatiga diperoleh nilai signifikansi 0,766 (p > 0,05).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Berdasarkan hasil penelitian, siswa memiliki rata-rata tingkat kematangan
emosi tinggi, penulis memberi saran agar terus mempertahan tingkat
kematangan emosi yang tinggi tersebut bahkan meningkatkannya lagi,
antara lain melalui kontrol diri yang bisa diterima secara sosial,
menggunakan kemampuan kritis mental serta pemahaman diri individu
yang matang, karena sampai nantinya siswa akan berada pada lingkungan
yang lebih luas lagi, dimana dengan kematangan emosi yang baik, orang
lain akan merasa nyaman saat berinteraksi serta mengikuti layanan BK di
Sekolah.
51
2. Bagi Orang tua
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat dilihat pola asuh orang tua
bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi kematangan emosi.
Tidaklah salah bagi setiap orang tua dalam menerapkan tipe pola asuh
yang
berbeda-beda
pada
anak.
Sebaiknya
orang
tua
lebih
memperhatikan dan memahami perilaku anak dan dampaknya pada anak
dari tipe pola asuh yang diterapkan. Orang tua juga harus
memperhatikan hal-hal lainnya yang dapat mempengaruhi kematangan
emosi pada anak terutama pada saat anak berhubungan dengan orang
lain pada saat di luar rumah.
3. Pihak Sekolah
Bagi pihak sekolah supaya lebih lagi memberikan perhatian pada setiap
siswa, guna lebih mengetahui lebih spesifik tentang tingkat kematangan
emosi siswa serta menumbuhkan dan mengembangkan kematangan
emosi yang lebih baik lagi. Melalui guru pembimbing dapat
memberikan layanan bimbingan konseling yang telah ada disekolah,
baik secara klasikal maupun dalam bentuk layanan lain serta
memberikan informasi secara klasikal pada saat ada pertemuan atau
pada saat ada kegiatan lain dengan orang tua siswa di sekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan penelitian ini,
diharapkan agar menggunakan atau menambah metode penelitian
kualitatif untuk dapat menggali lebih dalam mengenai hubungan pola
52
asuh orang tua dengan kematangan emosi, serta dapat menggali lebih
banyak faktor-faktor lain yang melatarbelakangi kematangan emosi
seseorang.
53