Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB IV

BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana
Salatiga. SMA Theresiana Salatiga merupakan sebuah instansi yang bergerak di
bidang jasa pendidikan dan di bawah naungan Yayasan Bernadus. SMA
Theresiana yang pertama kali didirikan pada tahun 1986, saat ini SMA Theresiana
Salatiga telah terakreditasi A. Sekolah ini dikepalai oleh Dra. E. Setya
Kristiantini, MPd. Siswa kelas X dan siswa kelas XI berjumlah 64 siswa. Kelas X
terdiri atas kelas Xa berjumlah 15 siswa, dan kelas Xb berjumlah 16 siswa.
Sedangkan kelas XI terdiri atas kelas XI IPA berjumlah 14 siswa, dan kelas X IPS
berjumlah 19 siswa.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
4.2.1. Perijinan
Sebelum melaksanakan penelitian, penulis terlebih dahulu meminta surat
ijin penelitian dari Dekan FKIP UKSW untuk dibawa kepada Kepala SMA
Theresiana Salatiga. Surat ijin tersebut dikeluarkan pada tanggal 24 April 2012,
dan penulis mengantarkan surat ijin tersebut kepada kepala sekolah SMA
Theresiana Salatiga pada tanggal 25 April 2012. Berdasarkan surat ijin yang
sesuai dengan prosedur dan telah diserahkan, maka penulis mendapatkan ijin dari

kepala sekolah SMA Theresiana Salatiga untuk melaksanakan penelitian di SMA
Theresiana Salatiga.

43

4.2.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 - 27 April 2012, dengan
sampel yang digunakan adalah siswa kelas X dan siswa kelas XI SMA Theresiana
Salatiga dengan total sampel 64 orang siswa. Pengumpulan data dilakukan sesuai
dengan jadwal layanan Bimbingan dan Konseling kelas X dan kelas XI SMA
Theresiana Salatiga. Instrumen yang disebarkan oleh penulis diisi saat jam itu
juga dan langsung ditunggui oleh penulis. Hal ini dilakukan oleh penulis untuk
mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian instrumen, kesalahan persepsi
siswa terhadap butir-butir pertanyaan, dan kelengkapan instrumen pada waktu
dikumpulkan.
4.3. Analisis Deskriptif Penelitian
4.3.1 Variabel Pola Asuh Orang Tua
Untuk mengetahui atau menggolongkan tipe pola asuh orang tua yang
paling dominan pada siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga,
ditempuh dengan melakukan cara Analize-descriptive statistics. Berdasarkan hasil

analisa mengenai pola asuh orang tua pada siswa di SMA Theresiana Salatiga,
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang tua
Pola Asuh Orang
Tua

Frequency

Otoriter
demokratis
Permisif
Total

44

Percent
6

9.4


53

82.8

5

7.8

64

100.0

Dari uraian distribusi frekuensi pola asuh orang tua di atas menunjukkan
bahwa tipe pola asuh orang tua otoriter terdapat 6 siswa (9,4%), tipe pola asuh
orangtua demokratis terdapat 53 siswa (82,8%) dan yang memiliki tipe pola asuh
permisif terdapat 5 siswa (7,8%). Jadi dari 64 siswa SMA Theresiana Salatiga
sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh orang tua demokratis.
4.3.2. Variabel Kematangan Emosi
Untuk mengetahui tingkat kematangan emosi siswa kelas X dan kelas XI
SMA Theresiana Salatiga, ditempuh dengan melakukan cara Analize-descriptive

statistics dengan bantuan program SPSS For Windows release 17,0 (SPSS 17,0).
Berdasarkan hasil analisa mengenai tingkat kematangan emosi siswa kelas X dan
XI di SMA Theresiana Salatiga, diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.2.
sebagai berikut :
4.2. Distribusi Frekuensi Kematangan Emosi

Kematangan Emosi Frequency

Percent

Rendah

16

25.0

Sedang

14


21.9

Tinggi

19

29.7

sangat tinggi

15

23.4

Total

64

100.0


Dari uraian distribusi frekuensi diatas menunjukkan 16 siswa (25,0%)
memiliki tingkat kematangan emosi rendah. 14 siswa (21,9%) memiliki tingkat
sedang. 19 siswa (29,7%) memiliki tingkat kematangan emosi tinggi. 15 siswa
(23,4%) memiliki tingkat kematangan emosi sangat tinggi. Jadi dari 64 siswa

45

SMA Theresiana Salatiga sebagian besar memiliki tingkat kematangan emosi
pada kategori tinggi dan sangat tinggi.
4.4. Analisis Deskriptif
Dari hasil analisis deskriptif di atas, diketahui bahwa tipe pola asuh orang
tua pada siswa kelas X dan XI SMA Theresiana Salatiga sebagian besar orang tua
menerapkan pola asuh orang tua demokratis yaitu terdapat 53 siswa (82,8%) dan
tingkat kematangan emosi siswa kelas X dan kelas XI SMA Theresiana Salatiga
sebagian besar terdapat pada kategori tinggi yaitu 19 siswa (29,7%). Analizedescriptive statistics crosstabs dengan bantuan program SPSS For Windows
release 17,0 (SPSS 17,0) untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua
dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga. Berdasarkan
hasil analisis mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4. Tabel Silang Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan

Kematangan Emosi

Percentile Group of jumlahKE
Rendah
Percentile Group of Otoriter
pola_asuh

demokratis
permisif

Total

sedang

tinggi

sangat tinggi

Total


1

1

3

1

6

13

13

14

13

53


2

0

2

1

5

16

14

19

15

64


46

Dari tabel silang di atas, pola asuh orang tua dengan kematangan emosi
yang berjumlah total 64 siswa. Ditemukan bahwa tipe pola asuh otoriter terdapat 6
siswa dengan 1 siswa pada kategori kematangan emosi rendah, 1 siswa pada
kategori kematangan emosi sedang, 3 siswa pada kategori kematangan emosi
tinggi, 1 siswa pada kategori kematangan emosi sangat tinggi pada pola asuh
demokratis, terdapat 13 siswa pada kategori kematangan emosi rendah, 13 siswa
pada kategori kematangan emosi sedang, 14 siswa pada kategori kematangan
emosi tinggi, 13 siswa pada kategori kematangan emosi sangat tinggi. Pada tipe
pola asuh permisif terdapat 2 siswa pada kategori kematangan emosi rendah, 2
siswa pada kategori kematangan emosi tinggi, dan 1 siswa pada kategori
kematangan emosi sangat tinggi.
4.5. Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik uji contigency
coefficient dengan bantuan program SPSS for Window release 17.0 untuk
mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa
SMA Theresiana Salatiga diperoleh hasil sebagai berikut :

Value

Nominal by Nominal

Contingency Coefficient

N of Valid Cases

Approx. Sig.

.223

.766

64

Dari hasil uji contigency coefficient, diperoleh signifikansi adalah 0,766
0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan kematangan emosi. Dengan kata lain, pola asuh orang tua
tidak bisa digunakan untuk memprediksi tingkat kematangan emosi siswa. Hal ini

47

sejalan dengan pendapat Astuti (2000) yaitu faktor yang melatarbelakangi
kematangan emosi pada anak tidak hanya pada tipe pola asuh orang tua melainkan
masih ada faktor lainnya yang dapat melatarbelakangi kematangan emosi, antara
lain yaitu faktor pengalaman traumatis, temperamen, jenis kelamin dan faktor
usia. Jadi dengan kata lain faktor pola asuh orang tua bukan satu-satunya faktor
yang melatarbelakangi tingkat kematangan emosi pada anak.
4.6. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah “terdapat
hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi
pada siswa SMA Theresiana Salatiga”. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
hasil dari uji contingency coefficient, diperoleh signifikansi adalah 0,766 (p >
0,05). Jadi tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan
kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana Salatiga. Maka hipotesis yang
diajukan oleh penulis dalam penelitian ini ditolak.
4.7. Pembahasan
Dari data yang telah terkumpul diketahui bahwa tidak ada satupun
responden yang memiliki orang tua dengan pola asuh tertentu secara mutlak.
Artinya data yang terlampir tidak satupun responden yang memilih jawaban
otoriter seluruhnya, demokratis seluruhnya serta permisif seluruhnya. Ini
menandakan tidak adanya pola asuh murni yang diterapkan oleh orang tua kepada
anak. Dengan demikian, jika alternatif pilihan paling banyak pada pola asuh
otoriter berarti orang tua cenderung menerapkan pola asuh otoriter, jika alternatif
pilihan paling banyak demokratis, maka orang tua cenderung menerapkan pola

48

asuh demokratis, dan jika pilihan paling banyak jawaban permisif berarti orang
tua cenderung menerapkan pola asuh permisif. Dengan demikian pola asuh
otoriter, demokratis serta permisif akan ada pada kebanyakan orang tua, serta
yang membedakan adalah tingkatan atau intensitasnya.
Dari hasil uji contingency coefficient, diperoleh signifikansi adalah 0,766
(p > 0,05), maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
pola asuh orang tua dengan kematangan emosi pada siswa SMA Theresiana
Salatiga.

Hasil

perhitungan

contingency

coefficient

pada

analisis

data

menunjukkan dari ketiga tipe pola asuh orang tua ini, tidak terdapat hubungan
yang signifikan dengan tingkat kematangan emosi.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil Penelitian Aditya Pranata
Kusuma (2009) tentang hubungan pola asuh orang tua dengan kematangan emosi
siswa XII SMA Negeri 1 Bergas, yang menunjukkan ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi, analisis peneliti
mengenai dikarenakan subjek dari penelitian Aditya pada siswa kelas XII yang
faktor usianya cenderung lebih dewasa dan lebih matang. Menurut Astuti (2000)
perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseorang sejalan dengan
pertambahan usia, hal ini dikarenakan kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat
pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Sedangkan subjek dipenelitian
ini di SMA Theresiana kelas X dan XI cenderung masih belum terlalu matang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hanum Rohmarul (2009),
tentang hubungan pola asuh dengan kematangan emosi siswa SMP MAN

49

Tempursari Ngawi, menemukan hubungan yang tidak signifikan antara pola asuh
orang tua dengan kematangan emosi. Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa
awal dimulai pada umur 17 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Sedangkan
siswa SMP belum menginjak pada usia 17 tahun, siswa SMP rata-rata pada usia
12-15 tahun. Jadi kematangan emosi pada anak SMP masih belum matang.
Analisis penulis terdapat hasil yang sama-sama tidak terdapat hubungan, hal ini
mungkin disebabkan oleh karena pola asuh orang tua bukan penentu utama dalam
pembentukan kematangan emosi yang baik pada anak, hal ini sejalan dengan
pendapat Astuti (2000).
Menurut Walgito (2002) kematangan emosi berkaitan erat dengan usia
seseorang dimana seseorang diharapkan emosinya akan lebih matang dan individu
akan lebih menguasai atau mengendalikan emosinya, namun tidak berarti bahwa
bila seseorang bertambah usianya anak dapat mengendalikan emosinya secara
otomatis.
Berikutnya faktor kedua yang dapat dijadikan alasan tidak adanya hubungan
antara pola asuh orang tua dengan kematangan emosi adalah lingkungan
pendidikan yang juga berperan banyak pada saat siswa berada di lingkungan
sekolah. Hakim (2002) mengemukakan bahwa lembaga pendidikan bisa dikatakan
sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah merupakan lingkungan yang
paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga.

50

Dokumen yang terkait

Pengaruh kematangan emosi dan pola asuh orang tua terhadap altruisme pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

12 63 115

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA N 1 Salatiga Kelas XI T1 202009085 BAB IV

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pola Asuh Permisif Orang Tua Siswa dengan Kreativitas Siswa Kelas VIII SMP N 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2012/2013 T1 132009026 BAB IV

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Kepercayaan Diri pada Siswa SMA Kanisius Bhaktiawam Ambarawa T1 132009019 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga T1 132008055 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kematangan Emosi pada Siswa SMA Theresiana Salatiga

0 0 13

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kemandirian Belajar Berdasar Pola Asuh Orang Tua Siswa Kelas XI SMA Virgo Fidelis Bawen T1 BAB IV

0 0 9