Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

(1)

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNIG/CTL

UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA

KELAS IV MI

MIFTAHUSSA’ADAH

KOTA TANGERANG

Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

SITI AISYAH

NIM.1811018300105

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADARASH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka merubah keadaan mereka sendiri. (Q.S Ar-Ra‟d: 11)

 Jika kita mempunyai permintaan, mintalah yang pertama kali kepada Allah (Peneliti)

 Orang tualah yang selalu mendoakan setiap langkah kita dan menginginkan kita untuk lebih baik dari mereka (Peneliti)

PERSEMBAHAN

 Skripsi ini saya persembahkan untuk:

 Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat dan doa untuk saya.

 Suami dan Anak-anaku tercinta yang selalu memberikan motivasi.

 Teman-teman se almamater yang selalu memberi dorongan dan semangat tuk terus maju.


(7)

ABSTRAK

Siti Aisyah, PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING/CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI

GLOBALISASI SISWA KELAS IV MI MIFTAHUSSA‟ADAH KOTA TANGERANG. Penelitian Tindakan Kelas, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang. Selain itu, motivasi dan aktivitas belajar siswa masih rendah karena guru hanya menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Dari latar belakang masalah tersebut, disusun rumusan masalah yaitu “Bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKn materi globalisasi siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang?” Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV MI Miftahussaadah Cipondoh Kota tangerang tahun pelajaran 2013/2014 berjumlah 27 orang siswa. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV, guru kelas, dan data dokumen. Data yang dihimpun merupakan data kualitatif yakni aktivitas belajar siswa, dan data kuantitatif mencakup hasil belajar siswa, rata-rata kelas, dan ketuntasan belajar keseluruhan. Teknik pengumpulan data berupa tes dan non tes yang meliputi pengamatan dan dokumentasi. Alat pengumpul data berupa tes dan lembar pengamatan. Penelitian ini dinyatakan berhasil apabila hasil belajar siswa meningkat sesuai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sebesar 74,1% dengan rata-rata kelas 70,00. Sementara itu, rata-rata aktivitas belajar siswa memperoleh nilai 3,2. Dengan hasil yang diperoleh, peneliti belum dapat memenuhi indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti mengadakan perbaikan di siklus II supaya hasil penelitian dapat meningkat. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa mencapai 85,2% dengan rata-rata kelas 75,19. Rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 3,7. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa, rata-rata kelas, ketuntasan belajar klasikal, dan aktivitas belajar siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota tangerang.

Kata Kunci : Meningkatkan hasil belajar, PKn, Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL


(8)

i

KATA PENGANTAR















Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurah limpah kepada baginda yang mulia Rasullulloh Muhammad Shallalahu„alaihiwassallam keluarga serta sahabatnya.

Penyusunan skripsi ini merupakan penelitian singkat yang dilakukan dengan melakukan tindakan kelas dengan judul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL untuk Meningkatkan Hasil belajar PKn Pada Siswa Kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang”. Skripsi ini menggambarkan bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Selain itu skripsi ini juga bisa dijadikan gambaran bagi guru tentang bagaimana menerapkan pendekatan pembelajaran dalam proses belajar mengajar dikelas.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan, sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penelitian maupun penulisannya.

Ketika pembuatan skripsi ini baik dalam melakukan penelitian maupun penulisannya, tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, beserta stafnya yang telah memberikan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian;

3. Asef Ediana Latif, M.Pd. Sekretaris Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.


(9)

ii

4. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua program DMS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta stafnya yang telah membantu memudahkan setiap agenda kegiatan penelitian yang dilakukan;

5. Dr. Muhamad Arif, M.Pd,. Pembimbing skripsi yang telah mengoreksi, memberi masukan dan saran dengan tekun dalam upaya menyelesaikan dan memperbaiki naskah skripsi ini;

6. Suamiku tercinta, terimakasih atas kesabaran dan do‟a nya;

7. Bapak dan Ibuku tercinta yang memotivasi diriku tuk terus maju dan bersemangat dalam mengikuti perkuliahan;

8. Kakak adiku tercinta, yang selalu memberikan motivasi

9. Hj. Aminah,S.Ag, Kepala MI Miftahussa‟adah Kota Kota Tangerang, yang telah memberikan izin untuk penelitian;

10. Bapak Ahmad Suhaimi selaku observer dan Bapak/ibu pendidik dan tenaga kependidikan MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang, yang selalu memberikan motivasi.

11. Teman-teman seperjuangan DMS-PGMI Kelas A-3.2 angkatan 2011.

Akhir kata semoga skripsi ini memberi manfaat kepada setiap yang membacanya dan semoga setiap kesabaran, bantuan, dukungan baik moril maupun materi lyang telah mereka berikan akan mendapat balasan dari Allah SWT, amin.

Jakarta,………. 2015 Penyusun,


(10)

iii DAFTAR ISI

Hal. HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN ABSTRAK

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 4

C. Pembatasan Fokus Penelitian... 5

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 5

E. Tujuan Penelitian ……… 5

F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL TINDAKAN ... 7

A. Landasan Teori…... 7

B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 23

C. Kerangka Berfikir... 24

D. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 27

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 28


(11)

iv

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian... 38

E. Tahapan Intervensi Tindakan... 39

F. Hasil Intervensi Tindakan ………... 41

G. Data dan Sumber Data... 41

H. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 42

I. Teknik Analisis Data... 47

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan... 49

K. Tindak Lanjut Pengembangan Perencanaan Tindakan... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 54

A. Gambaran Umum Madrasah... 54

B Deskripsi Data... 55

B. Analisa Data... 81

C. Pembahasan... 84

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 76

A. Kesimpulan... 89

B. Saran... 89

DAFTAR PUSTAKA... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

v

DAFTAR TABEL

Hal. Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 27 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan

Model CTL. Siklus I……… 32

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan

Model CTL. Siklus II..……… 34 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus I……… 43 Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Soal Tes Hasil belajar Siklus II…….. 44 Tabel 3.6 Instrumen Data Observasi Aktifitas Belajar Siswa…….. 45 Tabel 3.7 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus I………. 46 Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Tes Tertulis Siklus II……… 52 Tabel 3.9 Uji Realibilites Instrumen Tes Tertulis Siklus I dan II….. 52 Tabel 4.1 Hasil Ulangan Harian Pkn Siswa Kelas IV MI

Miftahussa‟adah………. 57

Tabel 4.2 Hasil Belajar Pkn Siklus I Siswa Kelas IV MI

Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang………. 63 Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Siswa

Kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang 64 Tabel 4.4 Hasil Belajar Pkn materi globalisai Siklus II Siswa Kelas

IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang…….. 66 Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Materi Globalisasi Siklus

I dan II ……… 75

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Siswa

Kelas 4 MI Miftahussa‟adah………. 76 Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Belajar Pkn Sebelum Tindakan, dan


(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Hal. Gambar 2.1 Bagan Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil belajar………. 19

Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan... 25

Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas……….. 29

Gambar 4.1 Grafik hasil ulangan harian PKn……… 57

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Ulangan Harian PKn……... 58

Gambar 4.3 Grafik hasil belajar siklus I……… 67

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I……… 67

Gambar 4.5 Grafik hasil belajar siklus II………... 78

Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II………….. 79

Gambar 4.7 Grafik Peningkatan Hasil Belajar………. 83


(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nilai Ulangan Harian Kelas IV Pemetaan SK/KD

RPP Siklus I Pertemuan 1 dan 2 Lembar Kerja Siswa Siklus I

Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Pertama Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan Kedua RPP Siklus II Pertemuan 1 dan 2

Lembar Kerja Siswa Siklus II

Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Pertama Observasi Terstruktur Aktifitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan Kedua Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Uji Coba Siklus I dan II

Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siswa Siklus I

Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Kunci Jawaban Tes Hasil Belajar Siklus II Hasil Belajar Siswa Siklus II


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam pembangunan dibidang pendidikan pemerintah berupaya mengembangkan kualitas bangsa Indonesia sedini mungkin secara terarah, terpadu dan menyeluruh, sehingga potensi- potensi yang dimiliki oleh generasi muda sebagai penerus bangsa dapat berkembang secara optimal. Untuk itu pemerintah menyelenggarakan sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi salah satu tujuan nasional bangsa indonesia. Pendidikan juga harus dinamis, selalu bergerak maju mengikuti perkembangan masyarakat dan kebudayaan bangsa.1 Jadi pendidikan itu harus selalu dikemas secara aktual, menarik, menyenangkan dan tidak tertutup tetapi selalu mengikuti perkembangan baik secara nasional maupun global.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam pasal 3 UU No. 20 th 2003 adalah ”Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”2 Melihat dari tujuan pendidikan diatas betapa pentingnya pendidikan bagi manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yang harus dipenuhi demi kemajuan bangsa serta terciptanya manusia yang berkualitas.

Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses pembelajaran. Proses pembelajaran memerlukan pendekatan, strategi, metode

1

Sudirman. N, dkk. Ilmu Pendidikan. (Bandung: RemajaPersada Tahun 1997), h.14 2

H. Oemar Malik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya) Cet.1, h. 131


(16)

dan model agar materi belajar yang disampaikan mengena dan dapat dimengerti oleh siswa secara utuh. Pendekatan, startegi, metode dan model pembelajaran merupakan penentu utama dalam keberhasilan pendidikan. Dalam proses pendidikan minimal terdapat tiga komponen utama yakni, guru sebagai fasilaitator dan motivator, peserta didik/siswa sebagai pembelajar dan sarana prasarana penunjang yang memadai. Ketiga komponen tersebut harus benar-benar siap dengan peran dan fungsinya masing-masing jika proses pembelajaran ingin berlangsung secara ideal dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.

Tujuannya belajar adalah membentuk manusia yang cakap dan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah airnya. Pendekatan pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain pendekatan pembelajaran juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai. Salah satunya adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Constekstual Teaching and Learning/CTL.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum sekolah dasar. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat membantu peserta didik dalam menumbuhkan pengetahuan dan pemahaman secara nyata untuk digunakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang akan dihadapi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, peserta didik atau siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis, mengerti status dan kedudukannya di masyarakat dan bertanggung jawab, sehingga dalam kehidupan yang akan dihadapinya nanti, siswa telah benar-benar siap. Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosiocultural, bahasa, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang di landasi oleh pancasila dan UUD 1945.


(17)

Dalam proses pembelajaran pendidikan kewarganegaraan diperlukan pendekatan, strategi, metode dan model yang inovatif untuk dapat membawa siswa kearah belajar yang lebih aktif. Yakni, dapat menarik siswa belajar lebih aktif dan menyenangkan. Namun dalam implementasi proses pembelajaran di sekolah, siswa masih mengalami banyak kesulitan. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan tengah semester II tahun pelajaran 2013/2014 di kelas IV MI. Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang, hanya 48,2 % dari 27 siswa yang hasil belajar PKn nya mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Hal ini disebabkan oleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh guru selaku fasilitator dan motivator, motivasi peserta didik selaku pembelajar yang masih kurang dan sarana prasarana pendukung yang kurang memadai.

Guru Selaku fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran belum optimal dalam menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran. Pembelajaran dikelas dilakukan hanya diisi dengan ceramah yang membosankan. Guru menjelaskan materi dan menanyakan kepada siswa apa sudah paham yang dijelaskannya atau belum. Jika anak diam berarti sudah faham dan memberi tugas mengerjakan soal-soal. Sarana dan prasarana penunjang yang minim juga menjadi permasalahan guru dalam proses pembelajaran.

Permasalahan peserta didik saat ini adalah mereka tidak mampu menghubungkan mata pelajaran akademik dengan kondisi mereka sendiri secara langsung (contextual). Hal ini disebabkan karena terkadang waktu para siswa hanya dihabiskan untuk mengisi buku tugas, mendengarkan penjelasan guru, dan menyelesaikan latihan-latihan yang membosankan. Mereka hanya mengikuti ujian-ujian yang mengukur kemampuan siswa menghafal fakta. Padahal pengetahuan yang mereka terima dan apa yang mereka pelajari tentunya akan berguna bagi kehidupan mereka di masa mendatang. Untuk itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang benar-benar membangkitkan minat untuk menumbuhkan keingintahuan yang dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, yaitu pendekatan kontekstual.


(18)

Melihat permasalahan dan kemungkinan pemecahannya dalam proses pembelajaran, adalah dengan menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang tepat. Untuk itu peneliti akan mencoba menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik seperti (Contextual Teaching and Learning/CTL untuk mencari solusi permasalahan tersebut, karena dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL ini belajar bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalaui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, yang tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotorik.3 Hal ini menjadikan peserta didik mengerti apa itu belajar karena mengalaminya secara nyata bukan hanya sekedar rutinitas tanpa makna.

Dengan memperhatikan permasalahan dan kemungkinan pemecahan masalah maka perlu dilakukan tindakan oleh peneliti selaku guru untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dalam pendahuluan diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih didominasi guru yakni penggunaan metode ceramah (metode konvensional)

3. Guru belum menggunakan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran yang bervariasi.

4. Siswa dalam belajar sekadar memenuhi rutinitas saja

3

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: kencana prenada media Group, 2006), cet. 1, h. 255


(19)

5. Siswa kurang tertarik pada pelajaran Pkn

6. Siswa tidak diberi kesempatan bertanya dan mengemukakan pendapat atau saran dalam pembelajaran.

7. Sarana dan prasarana pendukung yang minim.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewrganegaraan pada materi globalisasi di kelas IV MI Mifathussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.

Untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewrganaegaran pada materi globalisasi di kelas IV MI Mifathussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang. Solusi yang mungkin dilakukan adalah melalui pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning/CTL sebagai alternatif untuk meningkatan hasil belajar PKn siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.

.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah: “Bagaimana Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar PKn Materi Globalisasi bagi siswa kelas IV

MI Miftahussa’adah Kota Tangerang?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching

and Learning/CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan

Kewarganegaraan Materi Globalisasi di Kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang.


(20)

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai pihak antara lain

1. Bagi Siswa, hasil penelitian ini untuk memudahkan siswa memahami pelajaran Pendidikan Kewrganegaraan, dengan menciptakan rasa senang siswa dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran dan mengukur keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi kepala

sekolah untuk mengarahkan para guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini untuk mendapatkan wawasan dan pengalaman dan sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya yangingin meneliti permasalahan yang sama di masa yang akan datang.


(21)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Landasan Teori

1. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching and Learning/CTL).

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL

Contextual Teaching and Learning/CTL merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehinga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari4. Ini artinya Belajar dalam konteks Contextual Teaching and Learning/CTL bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat, tetapi belajar adalah proses berpengalaman secara langsung. Melalui proses berpengalaman itu diharapkan perkembangan siswa terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kongnitif saja, tetapi juga aspek afektif dan juga psikomotor.

Elain B. Johnson dalam Rusman mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah suatu sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa5. Jadi pemebelajaran kontekstual merupakan suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar secara bermakna yang dikaitkan dengan konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama, sosial, ekonomi, maupun kurtular.

4

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), cet.2, hal.187 5


(22)

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat6. Dalam konteks ini menguatkan pemikiran ahli pendidikan dan pelaku pendidikan dilembaga-lembaga terkait untuk lebih memfokuskan peserta didik agar lebih mandiri dan dapat merealisasikan apa yang ada dalam meteri pelajaran. Sehingga Contextual Teaching and Learning/CTL yang merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang banyak dibicarakan orang. Bahkan ada yang beranggapan bahwa

Contextual Teaching and Learning /CTL adalah “mukanya” Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK)7 artinya Contextual Teaching and Learning /CTL merupakan salah satu pendekatan yang dapat diandalkan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan KBK yang sekarang ini menjadi KTSP.

Contextual Teaching and Learning/CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki karakteristik tersendiri. Dari pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL ini dapat digunakan sebagai konteks yang efektif untuk lebih meningkatkan kualitas dan hasil belajar siswa, sehingga dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami: Pertama Contextual Teaching and Learning /CTL menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam kontels Contextual Teaching and Learning/CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, Contextual Teaching and Learning/CTL dapat

6

Farida Hamid dan Bahrissalim, Pembelajaran Aktif inopatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan, (Australa:Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia, 2012), cet. I, hal. 28

7

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Prenada Media, 2008) Cet. 4, hal. 109


(23)

mendorong siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, Contextual Teaching and Learning/CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya Contextual Teaching and Learning /CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam Contextual Teaching and Learning /CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.8

Pendekatan pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, sebagai berikut:

1) Konstruktivistik yaitu, membangun pengetahuan dengan cara sedikit demi sedikit dan hasilnya diperluas melalui konteks terbatas (sempit) 2) Menemukan (inquiri), yaitu bahwa pengetahuan dan ketrerampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri, siklus inquiri adalah observasi (pengamatan), mengajukan dugaan (hypothesis), pengumpulan data (data gathering), dan menyimpulkan

3) Bertanya (questioning), yaitu bertanya dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan memiliki kemampuan berpikir siswa, sedang bagi siswa kegiatan bertanya untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui dan menyerahkan perhatian pada asfek yang belum diketahuinya.

8


(24)

Bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan orang baru

4) Masyarakat belajar (learning community), konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain. Untuk itu guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar

5) Pemodelan (modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran model yang biasa ditiru. Guru memberi model (contoh) tentang bagaimana belajar, namun guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dal;am melibatkan siswa atau dapat juga dengan mendatangkan dari luar seperti mendatangkan seorang tokoh kedalam lingkungan belajar siswa

6) Refleksi (reflection) adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atu berfikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan yang kemudian kuncinya adalah bagaimana pengetahuan itu mengendap dibenak siswa

7) Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment), adalah proses pengumpulan sebagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Pembelajaran yang benar memang seharusnya ditekankan pada upaya membantu siswa agar mampu mempelajari (learning how to learn), sesuatu bukan ditekankan pada diperolehnya sebanyak mungkin informasi di akhir periode pembelajaran. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan melalui hasil, dan dengan berbagai cara tes hanya merupakan salah satu cara penilaian.9

9

Yudhi Munadi dan Farida Hamid, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2009) hal. 20-21


(25)

b. Karakteristik Pembelajaran Contektual Teaching and Learning/ CTL.

Dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning/CTL terdapat lima karakteristik penting, yaitu:

1) Dalam Contextual Teaching and Learning /CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activiting knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.

3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapaqn yersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

4) Mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applyng knowledge), arytinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan prilaku siswa.

5) Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.10

10

Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta: Kencana Prenada Media group, 2006), cet. I, hal. 256


(26)

c. Kelebihan dan kelemahan Contextual Teaching and Learning /CTL Kita ketahui bersama bahwa tidak ada satu pendekatan pembelajaran yang paling baik diantara pendekatan pembelajaran yang lain. Demikian halnya dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL tentu memiliki kelebihan dan kelemahan. 1) Kelebihan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning/CTL

a) Pembelajaran lebih bermakna, artinya siswa melakukan sendiri kegiatan yang berhubungan dengan materi yang ada sehingga siswa dapat memahaminya sendiri

b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran Contextual Teaching and Learning /CTL menuntut siswa menemukan sendiri bukan menghafalkan

c) Menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat tentang materi yang dipelajarai

d) Menumbuhkan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajari dengan bertanya kepada guru

e) Menumbuhkan pengetahuan dalam bekerjasama dengan teman yang lain untuk memecahkan masalah yang ada

f) Siswa dapat membuat kesimpulan sendiri dari kegiatan pembelajaran

2)Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL

a) Guru harus lebih intensif dalam dalam membimbing siswa karena dalam pendekatan pembelajaran CTL guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi tetapi tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama


(27)

untuk menemukan pengetahuan dan pengetahuan yang baru bagi siswa.

b) Bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran tidak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang sama dengan teman lainnya karena siswa tidak mengalaminya sendiri

c) Perasaan khawatir pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik siswa karena harus menyesuaikan dengan kelompoknya.

d. Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning /CTL dalam Pembelajaran

Agar dapat mengimplementasikan pembelajaran kontekstual guru melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan perkembangan mental (developmentally appropriate) peserta didik.

2) Membentuk group belajar yang saling tergantung (interdependent learning groups).

3) Mempertimbangkan keragaman peserta didik (diversity of students) 4) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning) dengan tiga karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan)

5) Memperhatikan multi-intelegensi (multiple intelegences) peserta didik

6) Menggunakan teknik bertanya (quesioning) yang meningkatkan pembelajaran peserta didik, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi

7) Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna bila mereka diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contruktivism)


(28)

8) Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiri) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat sejumalh fakta)

9) Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (quesioning)

10) Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar peserta didik

11) Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat menirunya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru 12) Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang

sudah dipelajari

13) Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment)11.

2. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang12. Sedankan menurut Morgan ”Belajar adalah setiap perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Sejalan dengan definisi itu Cronbach menyatakan bahwa: “Learning is shown by a change in behavioras a result of experience”. Belajar ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman13. Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu, perubahan yang terjadi harus secara relatif bersifat (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang nampak (immediate behaviore), tetapi perilaku yang mungkin terjadi dimasa mendatang (potential behavior)14

11

Junaidi, dkk, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Tapis PGMI), Cet. 1, h. 13-17, 13-18 12

Trianto, Mengembangkan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), Cet. 1, hal. 7

13

Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. 1, hal. 86

14


(29)

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang telah diajarkan oleh guru.15

Berdasarkan beberapa pengertian belajar diatas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah, proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan pelatihan, maksudnya adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap pada diri individu si pembelajar secara relative menetap pada saat ini dan dimasa mendatang.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.16 Karena belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan ligkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.17 Jadi semua aktivitas dan tingkah laku manusia diperoleh dari hasil diri nya dalam mengikuti proses pembelajaran dan pengamalan pribadi yang diperoleh di dunia nyata dalam kehidupannya. Untuk memperoleh hasil belajar pada tahap akhir proses pembelajaran dilakukanlah kegiatan yang terdiri atas kegiatan evaluasi dan tindak lanjut (follow up). Pada tahap ini guru melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional, caranya adalah dengan melakukan evaluasi hasil dan menelaah observasi aktivitas belajar siswa.

15

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, hal. 87-88

16

Nana Sudajana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. XI, h. 22

17

Yatim Riyanto, Paradigma baru Pembelajaran, (Jakarta: kencana prenada media group, 2009), cet. I, hal. 5


(30)

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar menurut Gagne berupa:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

2) Keterampilan Intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang

3) Startegi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah, kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.18

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowoledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), aplication (menerapkan), analysis ( menguraikan, menentukan hubungan), syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan Evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.19

Berdasarkan pendapat para ahli diatas hasil belajar dapat disimpulkan adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Tetapi secara keseluruhan yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil proses pembelajaran yang dilakukan.

18

Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. II, hal. 6 19


(31)

b. Hasil Belajar sebagai Kriteria Keberhasilan Sistem Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaranyang dilihat dari sisi penilaian.20 Karena penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.21 Jadi dengan kata lain kriteria hasil pembelajaran dapat dilihat dari produk yang dihasilkan melalui proses yang dilakukan dengan memperhatikan penilaian sebagai acuan keberhasilan suatu proses untuk menentukan kesinambungan pengambilan keputtusan selanjutnya.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan Hasil Belajar 1) Faktor Internal

a) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.22

20

Wina Sanjaya, Perencanaan dan desain sistem Pembelajaran, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), cet. I, hal. 13-14

21

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi pustaka, 2009), cet. I, hal. 221-222

22


(32)

b) Faktor psikologis

Setiap anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda–beda. Perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Faktor psikologis yang dapat diuraikan meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar. 2) Faktor Eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, fasilitas, dan kemampuan guru.


(33)

Gambar 2.1 Bagan

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikaan atau pembelajaran Kewarganegaraan (Civic Education) mengembangkan paradigma pembelajarn demokratis, yakni pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan siswa agar menjadi manusia yang demokratis.23

23

Ubaedillah dan Abdul Rozak. 2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCE UIN Syarief Hidyatullah. Hal. 20

alam sosial

kurikulum Sarana dan fasilitas

Guru Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajatr

Fak. internal

Fak.Eksternal

Fak. lingkungan Fak. psikologis

Fak.

instrumental Fak.fisiologis

Kondisi fisiologis umum Kondisi pancaindera

intelegensi perhatian Minat dan bakat Motif dan motivasi


(34)

Pendidikan Kewarganegaraan bukan sesuatu yang baru dalam sejarah pendidikan nasional di Indonesia. Beragam model dan sebutan bagi pendidikan kewarganegaraan dengan bermacam komponennya telah banyak dilakukan pemerintah Republik Indonesia.

Di antara nama-nama tersebut antara lain: Pelajaran Civics (1957/1962), Pendidikan Kemasyarakatan yang merupakan integrasi sejarah, ilmu bumi, dan kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewarga Negara (1968/1969), Pendidikan Kewarganegaraan, Civics, dan Hukum (1973), Pendidikan Moral Pancasila atau PMP (1975/1984). Sejak reformasi Pendidikan Kewarganegaraan mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 diwujudkan dengan Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.24

Civic Education sebagai ilmu kewarganegaraan yang

membicarakan hubungan manusia dengan : (a). manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi baik politik, sosial, dan ekonomi, (b). Individu-individu dengan negara. Civics selalu didefinisikan sebagai sebuah study tentang pemerintahan dan kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak istimewa warga Negara. Dalam konteks Indonesia saat ini, Civic

Education lebih tepat diterjemahkan sebagai “Pendidikan

Kewarganegaraan” karena lebih menempatkan warga negara sebagai subjek daripada objek pembelajaran.

Secara teoritis, upaya mendefinisikan warga negara dan siapa yang menjadi warga negara untuk suatu negara tidak mudah. Hal ini suatu kenyataan karena definisi warga negara untuk suatu negara berbeda dengan definisi warga negara lainnya. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis memiliki kedudukan yang penting bagi bangsa Indonesia sebagaimana dalam pasal 26 menyatakan tentang kewarganegaraan sebagai berikut :

24

Ubaedillah dan Abdul Rozak,Pendidikan Kewarganegaraan,Pancasila,demokrasi,HAM,dan Masyarakat madani (Jakarta: kencana prenada media group, 2012), cet. VIII, h. 5-6.


(35)

a. Yang menjadi warga negara Indonesia adalah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan Undang-undang sebagai warga negara.

b. Syarat yang mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan undang-undang.

Aristoteles menyatakan bahwa ; The definition of a citizen is a question which is often dispuped:there is no general agreement on who is a citizen (definisi warga Negara adalah masalah yang sering membingungkan: tidak ada kesempatan tentang siapa warga negara itu).25 Menurut Undang-undang Kewarganegaraan Indonesia (UUKI) 2006, yang dimaksud dengan warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan .

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk mendidik bangsa menjadi warga negara lebih cerdas dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut :

a. Civic Education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah.

b. Civic Education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis.

c. Civic Education hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan

masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara.

Ini artinya, Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang berusaha menggabungkan unsur-usur substanstif dari komponen civic Education melalui model pembelajaran yang

25

Sapriya, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan ,( Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan islam Kementrian Agama RI 2012) , cet. II, h. 7.


(36)

demokratis, interaktif, serta humanis dalam lingkungan yang demokratis di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Materi Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) terdiri dari tiga materi pokok, yaitu demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat madani.26 Berdasarkan tujuan tersebut diatas, maka materi dalam pembelajaran PKn perlu diperjelas. Oleh karena itu, ruang lingkup PKn secara umum meliputi aspek-aspek sebagai berikut. (1) Pesatuan dan Kesatuan, (2) Norma Hukum dan Peraturan, (3) HAM, (4) Kebutuhan warga Negara, (5) Konstitusi Negara, (6) Kekuasaan Politik, (7) Kedudukan Pancasila, dan (8) Globalisasi.27

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Tujuan PKn adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran PKn digariskan secara tegas dalam lampiran permendiknas nomor 22 tahun 2006, adalah untuk menjadikan siswa :

1)mampu berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.

2)mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan, secara aktif dan bertanggung jawab, sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi, serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik.28

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga

26

Ubaedillah. Op. Cit.,hal. 19 27

Udin Winataputra. 2013. Pembelajaran PKn di SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka. hal. 17

28


(37)

negara Indonesia yang cerdas, bermartabat, dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Kewarganegaraan mengembangkan pembelajaran yang demokratis, yakni pembelajaran yang menekankan pada upaya pemberdayaan siswa sebagai bagian warga negara Indonesia secara demokratis. Dengan pembelajaran ini siswa tidak hanya mengetahui pengetahuan tentang kewarganegaraan tetapi juga mampu mempraktikkan pengetahuan yang mereka peroleh selama mengikuti pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kehidupan sehari-hari. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan ini dalam implementasinya adalah suatu proses pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek daripada objek pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator atau mitra belajar peserta didik dalam seluruh proses pembelajaran di kelas.

Materi pendidikan kewarganegaraan disusun berdasarkan pada kebutuhan mendasar dan universal warga negara yang semakin kritis dan saling terkait anara satu dengan yang lainnya. Melalui pendidikan kewarganegaraan ini siswa dapat menjadi warga negara Indonesia yang tidak hanya baik tetapi kritik, aktif, cerdas, solutif dan mempunyai pengetahuan kewarganegaraan, selain itu sebagai upaya pembelajaran yang diarahkan agar siswa tidak hanya mengetahui sesuatu (learning to know), melainkan dapat belajar untuk menjadi (learning to be) manusia yang bertanggung jawab sebagai individu dan makhluk sosial serta belajar untuk melakukan sesuatu (learning to do) yang didasari oleh pengetahuan yang dimilikinya. Melalui pola pembelajaran tersebut siswa dapat dan siap untuk belajar hidup bersama (learning to live together).

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Omsah dalam penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil


(38)

Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL” pada pokok bahasan gaya dapat meningkatkan hasil belajar.29 Melalui pendekatan CTL terbukti hasil belajar siswa meningkat.

Begitu pula menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh U. Manhuzen dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MI AL-Badriyah Sukabumi” pada pokok bahasan pemerintahan desa dan kecamatan mampu meningkatkan minat belajar siswa. 30

Melalui model pembelajaran CTL terbukti minat belajar siswa meningkat. Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti ada kemiripan dengan penelitian diatas yaitu penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and learning/CTL, perbedaan terdapat pada perlakuan peserta didik dalam proses, populasi dan materi pelajaran yang diteliti.

Dengan mengacu kepada dua skripsi diatas peneliti juga akan melakukan penelitian dengan menggunakan penerapan pendekatan pembelajaran yang sama, yakni pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang telah dilakukan diatas adalah pada populasi yang diteliti, materi pembelajaran dan tujuan hasil penelitian. Peneliti melakukan penelitian dengan populasi siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang, pada pelajaran PKn dengan materi globalisasi dan tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan dan membagi komponen utama pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning yaitu prestasi kelas, kelompok, tes dan nilai peningkatan individu serta

29

Omsah,Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gaya melalui Pendekatan CTL,

Skripsi Program Studi IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah:Jakarta 2012

30

U Manhuzen,Penerapan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di MI AL-Badriyah Sukabumi,


(39)

penghargaan kelompok. Pembelajaran contextual teaching and learning diharapkan mampu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran dan memberi peningkatan kualitas pembelajaran siswa.

Permasalahan tersebut terjadi pada pembelajaran PKn di kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota tangerang pada materi globalisasi. Pembelajaran yang dilaksanakan belum dapat memaksimalkan potensi siswa dalam memahami materi. Akibatnya, masih ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM pada materi globalisasi.

Peneliti memilih pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning untuk digunakan dalam pembelajaran PKn materi globalisasi. Pendekatan pembelajaran ini menuntun siswa bekerja sama dalam sebuah kelompok untuk memecahkan persoalan di dunia nyata yang mereka hadapi. Interaksi yang terjadi antar siswa di setiap kelompok maupun antara kelompok-kelompok sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pembelajaran ini tidak hanya membantu guru mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat meningkatkan keberanian siswa, dan belajar menghargai pendapat orang lain.

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning ini, diharapkan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang dapat meningkat Kerangka berpikir diatas dapat dirangkum dalam skema 2.2 berikut ini:

Gambar 2.2 Bagan Skema Kerangka Berpikir Tindakan

Kondisi Awal

Pembelajaran PKn di sekolah bersifat konvensional, aktivitas belajar siswa masih rendah. Hal ini menyebabkan beberapa siswa belum mencapai KKM

Tindakan (Acting)

Guru menggunakan pendekatan pembelajaran contextualteaching and learning/CTL untuk pembelajaran PKn materi Globalisasi .

Kondisi Akhir

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning/CTL ini, diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota Tangerang


(40)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan Materi Globalisasi di kelas IV MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota tangerang

Selain itu juga dapat mengetahui cara mengajar melalui pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning dengan tepat pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV MI Miftahussa‟adah Kota tangerang


(41)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Pada Penelitian Tindakan Kelas ini sengaja peneliti mengambil lokasi di MI. Miftahussa‟adah di Jl. Madrasah Miftahussa‟adah RT. 02/07 kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Tempat tersebut dipilih dengan pertimbangan karena peneliti adalah guru kelas di madrasah tersebut.

2. Waktu penelitian yaitu pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014, selama 4 bulan yaitu bulan Maret sampai Juli 2014 Adapun tahapannya, sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan (Maret-April 2014)

Tahap ini mencakup pembuatan judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen, permohonan izin di sekolah, fakultas dan konsultasi kepada pembimbing

b. Tahap Pelaksanaan (Mei 2014)

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data, serta pelaksanaan tindakan penelitian.

c. Tahap Penyusunan (Mei-Juni 2014)

Tahap pengolahan data dan konsultasi, dilanjutkan dengan penyusunan laporan, serta persiapan dan ujian serta pengumpulan skripsi.

3.1 Tabel Kegiatan Penelitian

No. Kegiatan Minggu Ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Penyususnan

Proposal dan Perencanaan

√ √ √ √

2 Proses

Pembelajaran √ √ √ √

3 Evaluasi √ √

4 Pengumpulan

Data √ √

5 Analisis Data √ √ √ 6 Penyusunan


(42)

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.31

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus, tiap siklus memiliki tahapan sebagai berikut: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap pengamatan dan pengumpulan data, 4) tahap refleksi. namun apabila pada siklus pertama hasil belajar yang diinginkan telah tercapai maka siklus kedua tidak diperlukan lagi.

Tahap perencanaan :

a. Menelaah kurikulum MI Miftahussa‟adah Cipondoh Kota Tangerang kelas IV mata pelajaran Pendidikan Kewrganegaran pada materi Globalisasi.

b. Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan pembimbing penelitian untuk membahas materi yang akan diajarkan melalui pendekatan pembelajaran yang digunakan yakni Contextual Theaching and Learning/CTL.

c. Menentukan pokok bahasan dan merancang kegiatan yang akan diajarkan pada pelaksanaan siklus I melalui penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

d. Mempersiapkan perangkat pembelajaran untuk tiga siklus pertemuan. e. Menyusun format lembar observasi dan.

f. Menyiapkan soal tes hasil belajar untuk digunakan pada tiap akhir pelaksanaan kegiatan

31

Igak Wardani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Universitas Terbuka), Ed. 1, Cet. 13, hal.1.4


(43)

2. Rancangan Siklus Penelitian

Adapun rancangan siklus penelitian yang akan digunakan selama penelitian ini sebagaimana gambar 3.1 dibawah ini :

Gambar 3.1

Skema Alur Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Skema alur penelitian tindakan kelas di atas merupakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas. Adapun penerapan prosedur di atas dilakukan dengan siklus pembelajaran yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan perilaku dan sikap sebagai solusi. Perencanaan tindakan yaitu menyusun rencana tindakan dan penelitian tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk mencapai tujuan penelitian. Perencanaan tersebut yaitu dengan membuat rencana pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Theaching and Learning/CTL sebaik mungkin dan dapat dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini juga

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS

Tindakan Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

SIKLUS Tindakan

Pengamatan


(44)

dipersiapkan beberapa instrumen penelitian yaitu lembar observasi siswa dan guru, lembar penilaian, dan tes hasil belajar yang digunakan selama dan akhir pelaksanaan tindakan.

b. Tindakan

Tahap tindakan merupakan tahap apa yang akan dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan rencana tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru sebagai guru kelas, tetapi dalam proses observasi dilakukan oleh observer yang dibantu oleh teman sejawat dengan menggunakan beberapa alat instrument penelitian yaitu lembar observasi guru dan siswa, lembar wawancara dan angket motivasi serta tes prestasi belajar siswa. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus disajikan dalam dua pertemuan.

c. Observasi

Observasi yaitu mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Tahap observasi atau pemantauan merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Adapun fungsi pokok observasi adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan dan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas perilaku dan keadaan yang berhubungan dengan pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi yaitu peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria. Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas, maupun peneliti. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk


(45)

memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini merenungkan kembali apa yang telah dilaksanakan di dalam tindakan. Apabila hasil dari tindakan tersebut baik, maka tindakan selanjutnya dapat dilanjutkan, tetapi apabila dalam tindakan itu perlu adanya perbaikan, maka tindakan tersebut perlu diulangi secara keseluruhan. Dalam tahap refleksi peneliti mengadakan diskusi dengan observer di setiap akhir tindakan. Diskusi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dengan siswa secara langsung. Untuk menyusun tindakan selanjutnya, selain itu peneliti juga harus merefleksi diri dengan melihat data observasi apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.

Siklus Penelitian I (Siklus Pertama)

Rincian prosedur tindakan Siklus I adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan

a. Memilih standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan. Standar kompetensi yang dipilih adalah standar 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya. Sedangkan Kompetensi dasar yang dipilih yaitu kompetensi dasar 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.

b. Menyusun RPP sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan serta skenario pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL.

c. Mempersiapkan sumber dan media berupa gambar.

d. Menyusun alat evaluasi berupa tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

e. Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran.


(46)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus I, tindakan akan dilaksanakan dalam 2 (dua) kali pertemuan dengan penerapan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning/CTL pada proses pembelajaran. Dan di akhir kegiatan atau tindakan dilakukan evaluasi dengan mengerjakan tes mandiri. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus I

No Langkah-Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan ini, guru:

a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Constrktivistik (Merekonstruksi)

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar

yang akan dicapai.

d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari.

20 Menit

2. Kegiatan inti

Inquiry (Menemukan) a. Pengamatan (observasi)

Siswa membaca materi sesuai petunjuk guru pada buku siswa

b. Pengajuan Dugaan (hipotesis)

Dari buku yang telah dibaca siswa mencoba menyimpulkan c. Pengumpulan Data (data ghatering)

Untuk mendukung simpulan yang dilakukan siswa mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan kenyataan yang terjadi ataupun yang telah dibacanya. Questioning (bertanya)

a. Bertanya jawab mengenai inquiry yang telah didapatkan siswa dengan menyebutkan data-data yang menguatkan dugaan (hipotesis).

Learning Community (masyarakat belajar)

b. Guru memberikan petunjuk dalam melaksanakan masyarakat belajar dan contoh pelaksanaannya.

120 Menit


(47)

a. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen masing-masing 3-4 siswa.

b. Memfasilitasi siswa untuk bekerjasama dengan teman satu kelompoknya.

c. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya, berpikir, menyampaikan pendapat dan berbagi pengetahuan atau pengalamannya kepada teman satu kelompok.

d. Setelah siswa selesai mengerjakan, hasil pekerjaannya di sheringkan dengan kelompok lain

Modelling (Permodelan)

a. Guru meluruskan hipotesis dan data ghatering yang di lakukan dan di dapatkan siswa.

b. Guru mencontohkan cara menentukan hipotesis dan mencari data yang menguatkan hipotesisnya.

Reflection (refleksi)

a. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap

keberhasilan siswa.

b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil pembelajaran. c. Merefleksi dan membantu siswa apabila mengalami

kesulitan setelah kegiatan selesai.

Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya)

a. Guru memberikan lembar tugas untuk diselesaikan siswa secara individu

b. Guru melakukan penilaian hasil penyelesaian tugas individu

c. Guru menyimpulkan dan member penilaian hasil observasi prilaku siswa secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran

3. Kegiatan penutup Dalam kegiatan ini, guru:

a. Bersama-sama dengan peserta didik membuat kesimpulan pelajaran.

b. Mengakhiri pembelajaran.

20 Menit

Pelaksanaan tindakan berdasarkan standar proses, pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu kegiatan awal, guru menyiapkan peralatan atau media yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti: RPP, buku materi pembelajaran atau materi ajar, dan lembar evaluasi siswa serta media pembelajaran lainnya. kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan


(48)

eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Kemudian kegiatan penutup untuk mengevaluasi dan menarik kesimpulan guru bersama dengan siswa. 3. Observasi

Dengan bantuan observer Peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan guru pada saat melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan penekatan pemelajaran Contextual Teaching and Learning/ CTL , selain itu digunakan juga untuk mengamati bagaimana respon dan perilaku siswa pada saat mengikuti pembelajaran tersebut. Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk observasi terstruktur dan untuk mengobservasi hasil belajar siswa dengan menggunakan tes tertulis. Instrument pengamatan berupa lembar pengamatan, yang penilaiannya dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat (observer) pada saat pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan yang telah dicapai dari proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil dari observasi dan nilai tes mandiri pada saat pembelajaran. Selain itu juga jika ditemukan hambatan dan kesulitan pada saat pembelajaran yang menyebabkan siswa masih belum mencapai nilai ketuntasan atau KKM berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Maka dilakukan perbaikan pada tahap berikutnya, untuk itu perlu dilakukan perencanaan yang lebih baik dengan menambah kreatifitas dan inovasi untuk melengkapi kekurangan di siklus sebelumnya. Hasil refleksi siklus sebelumnya dijadikan dasar untuk memperbaiki kekurangan pada tindakan di siklus sebelumnya (siklus I), sehingga siklus II diharapkan dapat lebih baik.

Siklus Penelitian II (Siklus Kedua)

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil dari refleksi pada Siklus I jika belum berhasil maka akan dilaksanakan Siklus II. Menentukan Kompetensi Dasar yang akan digunakan dalam penelitian yaitu KD. 4.3 Menentukan sikap terhadap


(49)

pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Merencanakan untuk pembagian kelompok-kelompok siswa pada saat pelaksanaan tindakan di dalam kelas. Menyiapkan materi ajar dari buku paket Pendiikan Kewarganegaran kelas IV yang disesuaikan dengan kompetensi dasar yang telah dipilih. Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan pada saat kegiatan belajar, misalnya petunjuk melaksanakan belajar dalam kelompok. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk mengamati tindakan guru dan siswa selama proses pembelajaran, Serta instrument tes tertulis berupa pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa dan skala sikap untuk mengetahui aktivitas siswa.

2. Tindakan

Mengawali siklus II peneliti tetap menggunakan pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning/ CTL dengan memperhatikan

kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya dan berupaya menyempurnakannya. Kegiatan akhir dilakukan dengan melakukan evaluasi dengan mengerjakan tes mandiri. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Rencana Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model CTL. Siklus II

No Langkah-Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan ini, guru:

a. Mengecek kesiapan ruang, alat, dan materi serta peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Constrktivistik (Merekonstruksi)

b. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang dipelajari. c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau Kompetensi Dasar

yang akan dicapai.

d. Melakukan apersepsi berupa pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari.

20 Menit

2. Kegiatan inti

Inquiry (Menemukan)

120 Menit


(1)

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Siklus II

1.

Instrumen Soal

INSTRUMEN TES SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : PKn

Kelas/semester : IV/2 (genap)

Petunjuk Umum:

1. Tulislah namamu di sudut kanan atas pada lembar jawab!

2. Bacalah soal-soal dengan cermat dan teliti!

3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang dianggap paling mudah!

4. Teliti kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada Bapak/Ibu Guru

Petunjuk Khusus:

Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!

1.

Globalisasi berasal dari kata ...

a.

Global

c. Lisasi

b.

Globe

d. Loba

2.

Pengertian globalisasi adalah ...

a.

Penanaman hutan kembali

b.

Proses menyatukan warga dunia secara umum dan menyeluruh

c.

Pengikisan tanah karena pengaruh air hujan

d.

Meskipun beraneka ragam namun tetap satu kesatuan

3.

Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan orang lain, sehingga

disebut ....

a.

Makhluk politik

c. Makhluk sosial

b.

Makhluk saja

d. Makhluk berbudi

4.

Mendidik anak dari pengaruh globalisasi yang buruk merupakan tugas ....

a.

Pemerintah saja

c. Guru saja

b.

Keluarga saja

d. Semua benar

5.

Pengaruh globalisasi sebaiknya kita ....

a.

Biarkan

c. seleksi

b.

Tolak

d. Terima apa adanya

6.

Kita ingin melihat kenampakan alam di dunia maka sebaiknya pergi ke ...

a.

Stadion

c. Internet

b.

Wartel

d. Museum

7.

Berikut ini

bukan

pengaruh globalisasi terhadap pola kehidupan masyarakat ialah

....

a.

Gaya hidup

c. Komunikasi

b.

Kesederhanaan

d. Makanan

8.

Kita rela meninggalkan acara televisi pada saat jam belajar untuk menengok

teman yang sakit. Berarti kita telah mengamalkan Pancasila sila ke ....

a.

Ketuhanan Yang Maha Esa

b.

Ktemanusiaan yang adil dan beradab


(2)

d.

Persatuan Indonesia

9.

Masyarakat yang menutup diri pada perubahan jika diibaratkan pepatah ....

a.

Bagai air di daun talas

b.

Bagai katak dalam tempurung

c.

Bagai pungguk merindukan bulan

d.

Bagai duri dalam daging

10.

Peristiwa disuatu negara dapat diketahui dengan cepat di negara lain, akibat

kemajuan di bidang ....

a.

Transportasi

c. Periklanan

b.

Telekomunikasi

d. Perindustrian

11.

Nama produk makanan yang berasal dari luar negeri adalah ....

a.

Tape ketan, udon

c. Hamburgur, tape ketan

b.

Pizza, spaghetti

d. Keripik pisang, balado

12.

Teknologi yang paling cepat berkembang saat ini adalah ....

a.

Pariwisata

c. Perindustrian

b.

Informasi

d. Transportasi

13.

Pernyataan yang benar tentang dampak globalisasi adalah ....

a.

Membuat orang makin tertutup dari lingkungan dunia

b.

Menjadikan tantangan masyarakat semakin ringan

c.

Persaingan antarbangsa dan individu makin ketat

d.

Menjadikan idup makin sulit

14.

Pengertian globalisasi yang lebih tepat adalah ...

a.

Dunia bergerak menuju kawasan yang lebih sempit

b.

Peristiwa dibelahan dunia lain dapat diketahui saat ini juga

c.

Hubungan perorangan tidak dapat dicegah meski jarak sangat jauh

d.

Munculnya alat-alat elektronik yang super canggih

15.

Jenis kejahatan yang lebih canggih dengan internet, merupakan dampak negatif di

bidang ....

a.

Transportasi

c. Perbankan

b.

Media massa

d. Budaya

16.

Berikut ini merupakan pernyataan benar tentang penggunaan internet ...

a.

Sekolah tidak perlu memfasilitasinya karena tidak ada manfaatnya.

b.

Bebas mengakses karena semua yang ada di internet bermanfaat

c.

Bebas pemakaiannya selama untuk hal yang bermanfaat

d.

Semua yang ada di internet buruk, tidak ada yang baik

17.

Contoh perilaku negatif terhadap globalisasi adalah ....

a.

Dapat menyerap teknologi

b.

Meningkatkan sumber daya manusia

c.

Mempermudah komunikasi

d.

Orang menjadi malas

18.

Salah satu dampak kemajuan dibidang komunikasi adalah hubungan antarmanusia

menjadi ...

a.

Bertambah akrab

c. Jarang dilakukan

b.

Sering dilakukan

d. Tidak pernah dilakukan

19.

Untuk menghindari pengaruh globalisasi, sebaiknya kita bersikap ....

a.

Toleransi

c. Selektif


(3)

20.

Di kota-kota besar banyak muncul makanan cepat saji. Hal ini membuktikan

pengaruh gobalisasi sudah sampai kepada ...

a.

Pakaian

c. Telekomunikasi

b.

Makanan

d. Olahraga

21.

Di desa-desa terpencil banyak dijumpai warga memakai HP. Hal ini merupakan

pengaruh adanya globalisasi dalam bidang ...

a.

Transportasi

c. Telekomunikasi

b.

Media massa

d. Budaya

22.

Sikap yang kita tunjukkan dalam menanggapi globalisasi yang berkembang pesat

adalah ...

a.

Menerima apa adanya semua pengaruh globalisasi

b.

Pengendalian diri berdasarkan ilmu agama dan nilai-nilai Pancasila

c.

Selalu mengikuti perkembangan tanpa ada batasan

d.

Mencintai produk-produk luar negeri

23.

Budaya asing yang tidak perlu ditiru dan tidak sesuai dengan kepribadian bangsa

adalah ...

a.

Memakai pakaian minim

b.

Memakai jas saat acara resmi

c.

Menggunakan internet

d.

Menggunakan telepon genggam

24.

Dalam menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi adalah dengan cara ...

a.

Pengendalian diri

c. Menerima dengan senang

b.

Menentang globalisasi

d. Mengikuti perkembangannya

25.

Sikap yang ditunjukkan masyarakat sebelum berkembangnya globalisasi adalah

....

a.

Individual

c. Materialistik

b.

Mau menang sendiri

d. Gotong royong

26.

Sikap kita terhadap semua budaya asing yang masuk ke Indonesia adalah ....

a.

Menerima budaya asing sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

b.

Menolak semua budaya asing yang masuk ke Indonesia

c.

Menerima semua budaya asing

d.

Tidak perduli terhadap semua budaya asing

27.

Budaya asing yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari adalah ....

a.

Individualisme

c. Bekerja keras

b.

Konsumtif

d. Materialistis

28.

Banyak anak muda yang rambutnya disemir warna merah. Hal ini meruakan salah

satu pengaruh buruk globalisasi dari aspek ....

a.

Transportasi

c. Perbankan

b.

Media massa

d. Budaya

29.

Perilaku yang mencerminkan cinta budaya Indonesia adalah ....

a.

Menomtom film mandarin

c. Menonton jaipong di TMII

b.

Mengoleksi lahu-lagu barat

d. Membeli majalah luar negeri

30.

Sikap berikut adalah sikap yang tifdak mencerminkan seorang pelajar yang

berbudaya adalah ....

a.

Membolos saat pelajaran menari tarian daerah di sekolah

b.

Mempelajari kesenian daerah asal

c.

Membaca puisi karya sastrawan Indonesia

d.

Belajar dengan tekun


(4)

2.

Hasil SPSS Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items .893 30 Item Statistics

I

IMean Std.

Deviation N VAR00001 .7391 .44898 23 VAR00002 .9130 .28810 23 VAR00003 .7391 .44898 23 VAR00004 .8696 .34435 23 VAR00005 .6522 .48698 23 VAR00006 .2609 .44898 23 VAR00007 .6957 .47047 23 VAR00008 .6957 .47047 23 VAR00009 .8696 .34435 23 VAR00010 .7826 .42174 23 VAR00011 .6522 .48698 23 VAR00012 .7391 .44898 23 VAR00013 .9565 .20851 23 VAR00014 .7826 .42174 23 VAR00015 .3043 .47047 23 VAR00016 .6957 .47047 23 VAR00017 .7826 .42174 23 VAR00018 .7826 .42174 23 VAR00019 .6522 .48698 23 VAR00020 .6957 .47047 23 VAR00021 .6957 .47047 23 VAR00022 .6087 .49901 23 VAR00023 .1304 .34435 23 VAR00024 .7391 .44898 23 VAR00025 .9130 .28810 23 VAR00026 .8261 .38755 23 VAR00027 .6957 .47047 23 VAR00028 .1739 .38755 23 VAR00029 .1739 .38755 23 VAR00030 .7391 .44898 23


(5)

Item-Total Statistics Scale Mean

if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Keterangan VAR00001 19.2174 37.178 .470 .890 Valid VAR00002 19.0435 37.771 .593 .889 Valid VAR00003 19.2174 36.542 .591 .887 Valid VAR00004 19.0870 37.356 .589 .888 Valid VAR00005 19.3043 35.858 .661 .885 Valid VAR00006 19.6957 37.676 .376 .892 Tidak Valid VAR00007 19.2609 35.292 .794 .882 Valid VAR00008 19.2609 37.565 .376 .892 Tidak Valid VAR00009 19.0870 37.356 .589 .888 Valid VAR00010 19.1739 37.968 .348 .892 Tidak Valid VAR00011 19.3043 35.858 .661 .885 Valid VAR00012 19.2174 37.178 .470 .890 Valid VAR00013 19.0000 38.727 .455 .891 Valid VAR00014 19.1739 36.059 .734 .884 Valid VAR00015 19.6522 39.237 .084 .898 Tidak Valid VAR00016 19.2609 35.292 .794 .882 Valid VAR00017 19.1739 37.059 .529 .888 Valid VAR00018 19.1739 36.059 .734 .884 Valid VAR00019 19.3043 35.858 .661 .885 Valid VAR00020 19.2609 37.565 .376 .892 Tidak Valid VAR00021 19.2609 41.383 -.273 .905 Tidak Valid VAR00022 19.3478 35.328 .738 .883 Valid VAR00023 19.8261 40.423 -.134 .899 Tidak Valid VAR00024 19.2174 40.814 -.185 .903 Tidak Valid VAR00025 19.0435 37.771 .593 .889 Valid VAR00026 19.1304 36.209 .770 .884 Valid VAR00027 19.2609 37.111 .457 .890 Valid VAR00028 19.7826 39.087 .148 .895 Tidak Valid VAR00029 19.7826 39.996 -.040 .899 Tidak Valid VAR00030 19.2174 36.542 .591 .887 Valid


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Siti Aisyah lahir pada tanggal 10 Juli 1985 di Tangerang, anak ke delapan dari sepuluh bersaudara dari pasangan Bapak Ahmad Sopian dan Ibu Muhim. Saat ini penulis bertempat tinggal di Kp. Gaga RT. 04/04 Semanan, Kalideres Jakarta Barat.

Penulis memulai pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Miftahussa‟adah

Kota

Tangerang

lulus pada tahun 1997, melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Miftahussa‟adah

Kota Tangerang

lulus pada tahun 2000, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA)

Miftahussa‟adah

Kota Tangerang

lulus pada tahun 2004.

Penulis pertama kali mengajar di Madarasah Ibtidaiyah

Miftahussa‟adah

Kota

Tangerang tahun 2004 sampai sekarang.


Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa (quasi eksperimen di SMP al-Fath Cirendeu)

0 22 234

Penerapan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI pangkalan Kota Sukabumi

4 11 221

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi

2 12 149

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning terhadap hasil belajar siswa kelas 5 pada sistem pernapasan manusia

1 38 151

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Peningkatan hasil belajar IPS (pada studi perkembangan teknologi transportasi) melalui penerapan pendekatan belajar pembelajaran kontekstual siswa kelas IV MI Miftahusshibyan Curug Tangerang

1 19 97

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (ctl) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa

0 14 195

Penggunaan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V A MI “Al-Husna” Kecamatan Karawaci Kota Tangerang

2 15 127