Press Release Sosialisasi Fasilitas AKSes Solo
Berita Pers
KSEI dan Bank Mandiri Gelar Sosialisasi
Fasilitas AKSes di Kota Surakarta
Surakarta, 16 Oktober 2014 - Sukses menyelenggarakan sosialisasi Fasilitas AKSes
(Acuan Kepemilikan Sekuritas) di Banjarmasin dan Padang, PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) kembali menggelar sosialisasi Fasilitas AKSes, kali ini KSEI
menyambangi kota Surakarta untuk kegiatan serupa.
Surakarta, kota yang terletak di tepi sungai Bengawan Solo ini merupakan salah satu kota
besar di Jawa Tengah sangat berpeluang untuk terus tumbuh dan bahkan juga
diwacanakan menjadi sebuah provinsi baru di Indonesia. Dukungan dari sektor pariwisata
dan kuliner sangat mendorong perekonomian bagi masyarakatnya. Tercatat pada tahun
2013, jumlah dana yang tersimpan pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di
kota Surakarta terhimpun sekitar Rp 24,61 triliun (http://surakartakota.bps.go.id). Namun
demikian, dari jumlah tersebut ternyata sektor jasa keuangan belum seluruhnya dikenal
dengan baik oleh masyarakat Surakarta, termasuk industri pasar modal, hal ini menjadi
salah satu anggapan bahwa pasar modal merupakan sesuatu hal yang baru.
Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI
menyatakan, sebenarnya cukup banyak daerah di Indonesia yang masyarakatnya mampu
dan berpotensi untuk menjadi investor di pasar modal, namun sangat disayangkan sarana
maupun akses untuk melakukan kegiatan investasi masih minim.
Secara umum,
masyarakat sebenarnya sudah melakukan berbagai kegiatan investasi secara
konvensional, misalnya berupa tanah, properti dan lainnya. Aset dalam bentuk emas juga
umum dimiliki masyarakat, demikian juga simpanan berupa dana dalam bentuk
taabungan ataupun deposito. Investasi di pasar modal masih belum menjadi pilihan, baik
karena keterbatasan informasi maupun sarana yang tersedia. Oleh karenanya,
melengkapi program sosialiasi dan edukasi bagi masyarakat untuk beinvetasi di pasar
modal, memandang perlu untuk melakukan terobosan dengan melakukan pengembangan
infrastruktur di pasar modal yang mudah digunakan masyarakat untuk mulai
berinvestasi, ungkap Alec.
Lebih lanjut Alec juga menyampaiakan kerjasama yang telah dilakukan KSEI dengan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk melakukan program Co-Branding fasilitas AKSes
dengan ATM Bank. Program ini merupakan langkah konkrit KSEI dalam membangun
infrastruktur bagi masyarakat agar dapat dengan mudah melakukan investasi di pasar
modal. Melalui mesin ATM, investor dapat melakukan pengecekan investasinya di pasar
modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan oleh brokernya di KSEI.
Kemudahan untuk memonitor dan memastikan keberadaan aset investasi di pasar
nmodal ini jugaa diharapkan dapat menjawab keraguan masyarakat untuk berinvestasi di
pasar modal. Adanya keenganan masyarakat untuk berinvestasi di pasar karena
dianggap bukan merupakan hal yang nyata atau berwujud diharapkan dapat ditepis,
karena seperti halnya dana di bank atau investasi konvensional berupa tanah dan
properti, investasi di pasar modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan di KSEI
juga jelas dan nyata keberadaannya serta dapat dicek kapan saja secara mudah.
Luasnya jaringan ATM Bank serta kemudahan penggunaannya diharapkan dapat
menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan jumlah investor pasar modal
,
tambah Alec. Berdasarkan data KSEI per akhir September 2014, jumlah investor yang
login secara nasional hanya sekitar 13% dari sekitar 340.000 investor.
1/2
Sementara Yuanita Sitaniapessy, Senior Manager ATM Business Department Bank
Mandiri menyampaikan komitmen bank Mandiri terkait program pengembangan
infrastrukur pasar modal. "Kami berkomitmen untuk senantiasa mendukung pasar modal
Indonesia, baik dalam mendukung kebijakan dan program dari Regulator, maupun
kebutuhan pelaku pasar modal. Apa yang kami lakukan saat ini dengan meluncurkan
Co-Branding Bank Mandiri dan AKSes KSEI merupakan wujud nyata Bank Mandiri dalam
mendukung secara penuh perkembangan Pasar Modal Indonesia , imbuhnya.
Berdasarkan data KSEI per 15 Oktober 2014, di kota Surakarta terdapat peningkatan
sebanyak 165 investor atau meningkat sekitar 6,4% persen dibandingkan dengan akhir
Oktober pada tahun sebelumnya yang berjumlah 2.567 investor. Total nilai aset investor
provinsi Jawa Tengah di pasar modal berdasarkan data yang ada di KSEI adalah sekitar
Rp 29,73 triliun. Angka-angka ini tentunya masih sangat kecil dibanding potensi yang ada.
Jumlah investor misalnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk
kota Surakarta yang telah mencapai sekitar 507 ribu jiwa atau masih kurang dari 1%.
Demikian juga dengan nilai investasi bila dibandingkan dengan dana yang tersimpan
dalam bentuk tabungan di bank yang mencapai Rp 24,61 triliun.
Yuanita menambahkan, Kerja Sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan Bank Mandiri
mengawali jalinan kerja sama untuk proyek pengembangan Fasilitas AKSes yang
terintegrasi dengan fasilitas ATM Bank yang rencananya dijadwalkan dapat digunakan
pada Oktober 2014. Dengan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi melalui jaringan
Bank Mandiri diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat bertransaksi di pasar
modal. Selain itu, melalui kerja sama antara KSEI dan Bank Mandiri ini, diharapkan pula
mendukung pengembangan pasar modal nasional yang mampu menopang pertumbuhan
ekonomi nasional, jelasnya.
Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang senantiasa terus dilakukan diharapkan
masyarakat mendapat kemudahan untuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan
dukungan pengembangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target
peningkatan jumlah investor di pasar modal dapat dicapai khususnya di kota Surakarta,
dimana hal ini sejalan dengan visi OJK untuk pendalaman pasar.
---***---
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thira
Phone: (021) 5299 1062
Fax : (021) 5299 1199
2/2
KSEI dan Bank Mandiri Gelar Sosialisasi
Fasilitas AKSes di Kota Surakarta
Surakarta, 16 Oktober 2014 - Sukses menyelenggarakan sosialisasi Fasilitas AKSes
(Acuan Kepemilikan Sekuritas) di Banjarmasin dan Padang, PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) kembali menggelar sosialisasi Fasilitas AKSes, kali ini KSEI
menyambangi kota Surakarta untuk kegiatan serupa.
Surakarta, kota yang terletak di tepi sungai Bengawan Solo ini merupakan salah satu kota
besar di Jawa Tengah sangat berpeluang untuk terus tumbuh dan bahkan juga
diwacanakan menjadi sebuah provinsi baru di Indonesia. Dukungan dari sektor pariwisata
dan kuliner sangat mendorong perekonomian bagi masyarakatnya. Tercatat pada tahun
2013, jumlah dana yang tersimpan pada Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di
kota Surakarta terhimpun sekitar Rp 24,61 triliun (http://surakartakota.bps.go.id). Namun
demikian, dari jumlah tersebut ternyata sektor jasa keuangan belum seluruhnya dikenal
dengan baik oleh masyarakat Surakarta, termasuk industri pasar modal, hal ini menjadi
salah satu anggapan bahwa pasar modal merupakan sesuatu hal yang baru.
Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI
menyatakan, sebenarnya cukup banyak daerah di Indonesia yang masyarakatnya mampu
dan berpotensi untuk menjadi investor di pasar modal, namun sangat disayangkan sarana
maupun akses untuk melakukan kegiatan investasi masih minim.
Secara umum,
masyarakat sebenarnya sudah melakukan berbagai kegiatan investasi secara
konvensional, misalnya berupa tanah, properti dan lainnya. Aset dalam bentuk emas juga
umum dimiliki masyarakat, demikian juga simpanan berupa dana dalam bentuk
taabungan ataupun deposito. Investasi di pasar modal masih belum menjadi pilihan, baik
karena keterbatasan informasi maupun sarana yang tersedia. Oleh karenanya,
melengkapi program sosialiasi dan edukasi bagi masyarakat untuk beinvetasi di pasar
modal, memandang perlu untuk melakukan terobosan dengan melakukan pengembangan
infrastruktur di pasar modal yang mudah digunakan masyarakat untuk mulai
berinvestasi, ungkap Alec.
Lebih lanjut Alec juga menyampaiakan kerjasama yang telah dilakukan KSEI dengan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk melakukan program Co-Branding fasilitas AKSes
dengan ATM Bank. Program ini merupakan langkah konkrit KSEI dalam membangun
infrastruktur bagi masyarakat agar dapat dengan mudah melakukan investasi di pasar
modal. Melalui mesin ATM, investor dapat melakukan pengecekan investasinya di pasar
modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan oleh brokernya di KSEI.
Kemudahan untuk memonitor dan memastikan keberadaan aset investasi di pasar
nmodal ini jugaa diharapkan dapat menjawab keraguan masyarakat untuk berinvestasi di
pasar modal. Adanya keenganan masyarakat untuk berinvestasi di pasar karena
dianggap bukan merupakan hal yang nyata atau berwujud diharapkan dapat ditepis,
karena seperti halnya dana di bank atau investasi konvensional berupa tanah dan
properti, investasi di pasar modal berupa saham, ORI dan lainnya yang disimpan di KSEI
juga jelas dan nyata keberadaannya serta dapat dicek kapan saja secara mudah.
Luasnya jaringan ATM Bank serta kemudahan penggunaannya diharapkan dapat
menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan jumlah investor pasar modal
,
tambah Alec. Berdasarkan data KSEI per akhir September 2014, jumlah investor yang
login secara nasional hanya sekitar 13% dari sekitar 340.000 investor.
1/2
Sementara Yuanita Sitaniapessy, Senior Manager ATM Business Department Bank
Mandiri menyampaikan komitmen bank Mandiri terkait program pengembangan
infrastrukur pasar modal. "Kami berkomitmen untuk senantiasa mendukung pasar modal
Indonesia, baik dalam mendukung kebijakan dan program dari Regulator, maupun
kebutuhan pelaku pasar modal. Apa yang kami lakukan saat ini dengan meluncurkan
Co-Branding Bank Mandiri dan AKSes KSEI merupakan wujud nyata Bank Mandiri dalam
mendukung secara penuh perkembangan Pasar Modal Indonesia , imbuhnya.
Berdasarkan data KSEI per 15 Oktober 2014, di kota Surakarta terdapat peningkatan
sebanyak 165 investor atau meningkat sekitar 6,4% persen dibandingkan dengan akhir
Oktober pada tahun sebelumnya yang berjumlah 2.567 investor. Total nilai aset investor
provinsi Jawa Tengah di pasar modal berdasarkan data yang ada di KSEI adalah sekitar
Rp 29,73 triliun. Angka-angka ini tentunya masih sangat kecil dibanding potensi yang ada.
Jumlah investor misalnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk
kota Surakarta yang telah mencapai sekitar 507 ribu jiwa atau masih kurang dari 1%.
Demikian juga dengan nilai investasi bila dibandingkan dengan dana yang tersimpan
dalam bentuk tabungan di bank yang mencapai Rp 24,61 triliun.
Yuanita menambahkan, Kerja Sama Co-Branding Fasilitas AKSes dengan Bank Mandiri
mengawali jalinan kerja sama untuk proyek pengembangan Fasilitas AKSes yang
terintegrasi dengan fasilitas ATM Bank yang rencananya dijadwalkan dapat digunakan
pada Oktober 2014. Dengan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi melalui jaringan
Bank Mandiri diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat bertransaksi di pasar
modal. Selain itu, melalui kerja sama antara KSEI dan Bank Mandiri ini, diharapkan pula
mendukung pengembangan pasar modal nasional yang mampu menopang pertumbuhan
ekonomi nasional, jelasnya.
Dengan adanya pengembangan infrastruktur yang senantiasa terus dilakukan diharapkan
masyarakat mendapat kemudahan untuk berinvestasi di pasar modal, dan dengan
dukungan pengembangan infrastruktur Co-Branding seperti ini diharapkan target
peningkatan jumlah investor di pasar modal dapat dicapai khususnya di kota Surakarta,
dimana hal ini sejalan dengan visi OJK untuk pendalaman pasar.
---***---
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thira
Phone: (021) 5299 1062
Fax : (021) 5299 1199
2/2