Press Release Sosialisasi Fasilitas AKSes Surabaya 120215 FINAL
Berita Pers
KSEI, P3IEI dan BAPMI Berikan Edukasi Mengenai
Perlindungan Investor di Surabaya
Surabaya, 12 Februari 2015 – Mengawali program rutin sosialisasi pasar modal yang telah
dijadwalkan untuk tahun 2015, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama
PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) dan Badan Arbitrase
Pasar Modal Indonesia (BAPMI) menyelenggarakan workshop bersama media dan Perusahaan
Efek di Surabaya.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya mendapat perhatian khusus
terkait program pengembangan pasar modal, baik melalui kegiatan sosialisasi maupun edukasi.
Dikenal juga sebagai kota pahlawan, ibu kota Provinsi Jawa Timur ini merupakan kota metropolitan
yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya.
Dalam struktur pasar modal Indonesia, KSEI bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) merupakan Self Regulatory Organization (SRO)
untuk penyelenggaraan kegiatan investasi di pasar modal Indonesia. Dengan peran sebagai
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), peran utama KSEI adalah sebagai Kustodian
Sentral di mana dicatatkan data seluruh kepemilikan Efek, termasuk saham yang ditransaksikan di
BEI dan juga proses penyelesaian transaksinya.
Berdasarkan data KSEI per 30 Januari 2015, jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia
ada sekitar 360 ribu orang, dan sekitar 45 ribu di antaranya tercatat berdomisili di Jawa Timur.
Untuk kota Surabaya sendiri tercatat sekitar 24 ribu investor, jumlah ini meningkat sekitar 11%
persen dibandingkan dengan akhir Januari pada tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 21 ribu.
Mengacu pada data biro pusat statistik, pada tahun 2013 dana masyarakat yang tersimpan pada
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di kota Surabaya mencapai sekitar Rp 3,778 triliun
(http://surabayakota.bps.go.id). Nilai ini sangat besar bila dibandingkan dengan total nilai aset
investor provinsi Jawa Timur di pasar modal yang masih berkisar di angka Rp 24 triliun. Jumlah
investor juga masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Surabaya yang
telah mencapai sekitar 2,8 juta jiwa atau masih kurang dari 1%.
Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI
menyatakan, “Jumlah investor provinsi Jawa Timur berada pada urutan ke-3 setelah DKI Jakarta
dan Jawa Barat. Potensi masyarakat Jawa Timur untuk menjadi investor di pasar modal sangat
besar, bahkan khusus untuk kota Surabaya saja prosentase penduduk usia produktif sangat
dominan yaitu mencapai 72,11%. Melalui program sosialisasi dan edukasi, pengembangan
infrastruktur dan juga program perlindungan investasi di pasar modal kita harapkan masyarakat
Jawa Timur bisa semakin memahami dan mau untuk mulai berinvestasi di pasar modal”, ungkap
Alec. Sebagai langkah awal untuk menarik minat dan mempermudah akses masyarakat untuk
berinvestasi di pasar modal, sejak tahun 2014 KSEI telah melakukan kerja sama dengan
perbankan melalui Co-Branding Fasilitas AKSes yang terintegrasi dengan jaringan ATM
perbankan.
Disisi lainnya, KSEI memandang tidak hanya dari sisi kemudahan akses ke pasar modal saja
namun sisi perlindungan kepada investor juga harus diperhatikan sebagai upaya membangun
tingkat kepercayaan investor. “Melalui Fasilitas AKSes, KSEI telah memberikan salah satu bentuk
perlindungan dini bagi investor dengan cara memberikan transparansi informasi bagi investor
untuk dapat secara langsung memantau investasinya yang disimpan di KSEI, hal ini sejalan
dengan program Dana Perlindungan Pemodal yang diselenggarakan oleh PT Penyelenggara
Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI)” tambah Alec.
1/2
Hadirnya P3IEI atau Securities Investor Protection Fund (SIPF) di pasar modal yang mulai
beroperasi sejak 7 Desember 2012 merupakan angin segar yang diharapkan mampu
menumbuhkan tingkat kepercayaan dan menarik minat investor untuk berinvestasi. Presiden
Direktur P3IEI Yoyok Isharsaya mengatakan “Pendirian Dana Perlindungan Pemodal yang
diselenggarakan dan dikelola oleh P3IEI bertujuan mewujudkan pasar modal yang teratur, aman,
efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat dari fraud atau tindak kejahatan
penggelapan dana nasabah” ungkap Yoyok.
Pengembangan infrastruktur di pasar modal terus dilakukan tidak hanya dengan program
perlindungan pemodal namun juga harus mendapatkan kepastian dalam aspek hukum apabila
terjadi persengketaan atau perselisihan. Melengkapi sosialisasi KSEI di Surabaya, Badan Arbitrase
Pasar Modal Indonesia (BAPMI) yang merupakan lembaga hukum dalam industri pasar modal
Indonesia turut memberikan informasi dan edukasi terkait perannya sebagai tempat menyelesaikan
persengketaan perdata di bidang pasar modal melalui mekanisme penyelesaian sengketa di luar
pengadilan.
Direktur Eksekutif BAPMI Tri Legono Yanuarachmadi mengatakan “bahwa kebutuhan investor dan
pelaku pasar modal adalah mekanisme penyelesaian sengketa yang mudah diakses dari segi
jarak, masuk akal dari segi biaya, efisien dari segi waktu, kredibel dari segi prosesnya, dan efektif
dari segi hasil dan enforcement-nya. Forum penyelesaian sengketa di BAPMI memenuhi semua
kriteria tersebut. Bahkan BAPMI menyediakan forum Mediasi dan Adjudikasi bebas biaya jasa (fee)
yang bisa dimanfaatkan oleh investor yang bersengketa small claim, yakni nilai gugatan sampai
dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah)”. Diharapkan dapat menjadi solusi dalam
menyelesaikan sengketa yang terjadi sehingga dapat memberikan kepastian hukum bagi pemodal.
Alec menambahkan, “Baik KSEI, P3IEI dan BAPMI yang merupakan penyelenggara dan lembaga
pendukung infrastruktur di pasar modal senantiasa selalu mengutamakan kepentingan untuk
melindungi aset pemodal sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam berinvestasi. Dengan
adanya lembaga pendukung tersebut diharapkan pula dapat mendukung pengembangan pasar
modal yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.
---***---
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thira
Phone: (021) 5299 1062
Fax : (021) 5299 1199
2/2
KSEI, P3IEI dan BAPMI Berikan Edukasi Mengenai
Perlindungan Investor di Surabaya
Surabaya, 12 Februari 2015 – Mengawali program rutin sosialisasi pasar modal yang telah
dijadwalkan untuk tahun 2015, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bersama
PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI) dan Badan Arbitrase
Pasar Modal Indonesia (BAPMI) menyelenggarakan workshop bersama media dan Perusahaan
Efek di Surabaya.
Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya mendapat perhatian khusus
terkait program pengembangan pasar modal, baik melalui kegiatan sosialisasi maupun edukasi.
Dikenal juga sebagai kota pahlawan, ibu kota Provinsi Jawa Timur ini merupakan kota metropolitan
yang menjadi pusat kegiatan ekonomi, keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya.
Dalam struktur pasar modal Indonesia, KSEI bersama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) merupakan Self Regulatory Organization (SRO)
untuk penyelenggaraan kegiatan investasi di pasar modal Indonesia. Dengan peran sebagai
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), peran utama KSEI adalah sebagai Kustodian
Sentral di mana dicatatkan data seluruh kepemilikan Efek, termasuk saham yang ditransaksikan di
BEI dan juga proses penyelesaian transaksinya.
Berdasarkan data KSEI per 30 Januari 2015, jumlah investor domestik di pasar modal Indonesia
ada sekitar 360 ribu orang, dan sekitar 45 ribu di antaranya tercatat berdomisili di Jawa Timur.
Untuk kota Surabaya sendiri tercatat sekitar 24 ribu investor, jumlah ini meningkat sekitar 11%
persen dibandingkan dengan akhir Januari pada tahun sebelumnya yang tercatat sekitar 21 ribu.
Mengacu pada data biro pusat statistik, pada tahun 2013 dana masyarakat yang tersimpan pada
Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat di kota Surabaya mencapai sekitar Rp 3,778 triliun
(http://surabayakota.bps.go.id). Nilai ini sangat besar bila dibandingkan dengan total nilai aset
investor provinsi Jawa Timur di pasar modal yang masih berkisar di angka Rp 24 triliun. Jumlah
investor juga masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk kota Surabaya yang
telah mencapai sekitar 2,8 juta jiwa atau masih kurang dari 1%.
Alec Syafruddin, Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan dan Perencanaan Strategis KSEI
menyatakan, “Jumlah investor provinsi Jawa Timur berada pada urutan ke-3 setelah DKI Jakarta
dan Jawa Barat. Potensi masyarakat Jawa Timur untuk menjadi investor di pasar modal sangat
besar, bahkan khusus untuk kota Surabaya saja prosentase penduduk usia produktif sangat
dominan yaitu mencapai 72,11%. Melalui program sosialisasi dan edukasi, pengembangan
infrastruktur dan juga program perlindungan investasi di pasar modal kita harapkan masyarakat
Jawa Timur bisa semakin memahami dan mau untuk mulai berinvestasi di pasar modal”, ungkap
Alec. Sebagai langkah awal untuk menarik minat dan mempermudah akses masyarakat untuk
berinvestasi di pasar modal, sejak tahun 2014 KSEI telah melakukan kerja sama dengan
perbankan melalui Co-Branding Fasilitas AKSes yang terintegrasi dengan jaringan ATM
perbankan.
Disisi lainnya, KSEI memandang tidak hanya dari sisi kemudahan akses ke pasar modal saja
namun sisi perlindungan kepada investor juga harus diperhatikan sebagai upaya membangun
tingkat kepercayaan investor. “Melalui Fasilitas AKSes, KSEI telah memberikan salah satu bentuk
perlindungan dini bagi investor dengan cara memberikan transparansi informasi bagi investor
untuk dapat secara langsung memantau investasinya yang disimpan di KSEI, hal ini sejalan
dengan program Dana Perlindungan Pemodal yang diselenggarakan oleh PT Penyelenggara
Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI)” tambah Alec.
1/2
Hadirnya P3IEI atau Securities Investor Protection Fund (SIPF) di pasar modal yang mulai
beroperasi sejak 7 Desember 2012 merupakan angin segar yang diharapkan mampu
menumbuhkan tingkat kepercayaan dan menarik minat investor untuk berinvestasi. Presiden
Direktur P3IEI Yoyok Isharsaya mengatakan “Pendirian Dana Perlindungan Pemodal yang
diselenggarakan dan dikelola oleh P3IEI bertujuan mewujudkan pasar modal yang teratur, aman,
efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat dari fraud atau tindak kejahatan
penggelapan dana nasabah” ungkap Yoyok.
Pengembangan infrastruktur di pasar modal terus dilakukan tidak hanya dengan program
perlindungan pemodal namun juga harus mendapatkan kepastian dalam aspek hukum apabila
terjadi persengketaan atau perselisihan. Melengkapi sosialisasi KSEI di Surabaya, Badan Arbitrase
Pasar Modal Indonesia (BAPMI) yang merupakan lembaga hukum dalam industri pasar modal
Indonesia turut memberikan informasi dan edukasi terkait perannya sebagai tempat menyelesaikan
persengketaan perdata di bidang pasar modal melalui mekanisme penyelesaian sengketa di luar
pengadilan.
Direktur Eksekutif BAPMI Tri Legono Yanuarachmadi mengatakan “bahwa kebutuhan investor dan
pelaku pasar modal adalah mekanisme penyelesaian sengketa yang mudah diakses dari segi
jarak, masuk akal dari segi biaya, efisien dari segi waktu, kredibel dari segi prosesnya, dan efektif
dari segi hasil dan enforcement-nya. Forum penyelesaian sengketa di BAPMI memenuhi semua
kriteria tersebut. Bahkan BAPMI menyediakan forum Mediasi dan Adjudikasi bebas biaya jasa (fee)
yang bisa dimanfaatkan oleh investor yang bersengketa small claim, yakni nilai gugatan sampai
dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta Rupiah)”. Diharapkan dapat menjadi solusi dalam
menyelesaikan sengketa yang terjadi sehingga dapat memberikan kepastian hukum bagi pemodal.
Alec menambahkan, “Baik KSEI, P3IEI dan BAPMI yang merupakan penyelenggara dan lembaga
pendukung infrastruktur di pasar modal senantiasa selalu mengutamakan kepentingan untuk
melindungi aset pemodal sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam berinvestasi. Dengan
adanya lembaga pendukung tersebut diharapkan pula dapat mendukung pengembangan pasar
modal yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.
---***---
Informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi:
Unit Komunikasi Perusahaan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
Media Contact: Zylvia Thira
Phone: (021) 5299 1062
Fax : (021) 5299 1199
2/2