KENDALA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH MIGRAN DI KABUPATEN CILACAP

KENDALA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH MIGRAN

  

DI KABUPATEN CILACAP

Tri Lisiani Prihatinah, Noor Asyik, dan Kart ono

  Fakult as Hukum Universit as Jenderal Soedirman E-mail:

  

Abst r act

In Ci l acap, mi gr ant wor ker s ar e t he second l ar gest cont r i but or s of f or ei gn exchange af t er oi l and gas

sect or . It 's j ust t he cont r i but i on of mi gr ant wor ker s i s not consi st ent wi t h t he pr ot ect i on pr ovi ded by

t he gover nment , seen by t he i ncr easi ng cases of abuse, sexual viol ence and t r af f i cki ng. Thi s r esear ch

l ocat ed i n Ci l acap Dist r i ct usi ng nor mat ive-sociol ogi cal appr oach t o analyze t he pr obl ems of mi gr ant

wor ker s i n t he nor mat i ve and empir i cal l evel s. The r esul t s showed t hat t he nor mat ive pr ovi sions at

t he nat i onal l evel have not been abl e t o r each t he whol e pr obl emat i cs of ser vi ce and pr ot ect i on of

mi gr ant wor ker s i n t he Dist r i ct . The nor mat i ve pr obl ems incl ude t he over l appi ng of t he r egul at ion,

dupl i cat i on of r egul at ion, and pr ovisi on mul t i pl e i nt er pr et at ions t hat compl i cat e it s appl i cat ion.

Legi sl at ion i n gener al i s al so not r eachi ng abuses of admi ni st r at ion of f i ci al s. Whi l e t he r esul t s of an

empir i cal st udy i l l ust r at e t hat t he compl ai nt s of viol ence agai nst mi gr ant wor ker s conduct ed l ar gel y

by par ent s and migr ant wor ker s ar e most l y f r om poor f ami l ies. Key wor ds: mi gr ant wor ker s, pr ot ect ion, local r egul at i on

  

Abst rak

Di Cilacap, Buruh Migran merupakan penyumbang devisa negara t erbesar kedua set elah sekt or migas.

  Hanya saj a sumbangan buruh migran t ersebut t idak sej alan dengan perlindungan yang diberikan oleh pemerint ah, t erlihat dengan meningkat nya kasus penganiayaan, kekerasan seksual, dan perdagangan orang. Penelit ian yang berlokasi di Kabupat en Cilacap ini menggunakan met ode pendekat an normat if - sosiologis unt uk menganalisis problemat ika buruh migran dalam t at aran normat if dan empiris. Hasil penelit ian menunj ukkan bahwa ket ent uan normat if di t ingkat pusat belum bisa menj angkau keseluruhan problemat ik pelayanan dan perlindungan buruh migran di Kabupat en. Adapun problem normat if t ersebut t ermasuk masih t erdapat nya ket ent uan hukum yang membingungkan, duplikasi pengat uran, maupun ket ent uan mult it af sir yang menyulit kan penerapannya. Perat uran perundang- undangan secara umum j uga belum menj angkau pelanggaran yang dilakukan pej abat administ rasi. Sement ara hasil penelit ian empiris menggambarkan bahwa pengaduan kekerasan t erhadap buruh migran dilakukan sebagian besar oleh orang t ua buruh migran yang bermasalah dan kebanyakan buruh migran t ersebut berasal dari keluarga miskin. Kat a kunci: buruh migran, perlindungan, perat uran daerah

  

Pendahuluan kabupat en yang hanya sekit ar 105 milyar. Te-

  Buruh Migran menj adi penyumbang devisa t api dalam dua t ahun t erakhir kasus pengania- negara t erbesar kedua set elah sekt or migas. Di yaan t erhadap buruh migran j ust ru meningkat Kabupat en Cilacap, buruh migran bahkan me- sebanyak 39%. Kasus kekerasan seksual t erha- nyumbang r emit t ance bagi kabupat en lebih da- dap TKI ini meningkat 33%, sedangkan kasus ke-

  1

  ri Rp. 372 milyar pada t ahun 2009. Jumlah ini celakaan kerj a yang menimpa TKI meningkat berart i lebih dari t iga kali dari pendapat an asli 61%, dan kasus TKI yang dikirim ke luar negeri dalam kondisi sakit meningkat 107%. Masalah  ini bahkan t idak hanya dialami buruh migran

  Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel i t i an Riset Unggul an Uni versit as Jender al Soedirman Tahun 2011 1

  yang t ak punya dokumen legal, t et api j uga bu-

  Eddi Soppandi, “ Sel ayang Pandang Prof il Tenaga Kerj a ruh migran resmi.

  Indonesi a di Hongkon g” , Jur nal Sosi ohumani or a, Vol . V

  Kendal a Perl indungan Hukum t erhadap Buruh Migran di Kabupat en Cil acap 313

  Menurut Musni Umar, salah sat u akar ma- salahnya j ust ru t imbul karena konst ruksi UU No. 39/ 2004 t ent ang Penempat an dan Perlin- dungan Tenaga Kerj a Luar Negeri (UU PPTKLN) t idak mampu melindungi calon t enaga kerj a. Kekurangan UU PPTKLN menj adikan perlindung- an t erhadap BMI t idak bisa maksimal. Karena it u, kebut uhan unt uk merevisi undang-undang t ersebut saat ini sangat mendesak unt uk dila- kukan. Sayangnya, hingga saat ini DPR belum pernah membahas revisi UU PPTKLN. Dalam t iga bulan masa sidang t ahun 2010, meskipun Rancangan Undang-undang (RUU) Pembant u Ru- mah Tangga sudah dibahas dua kali, t et api revi- si UU PPTKLN yang lebih urgen unt uk melindu- ngi t enaga kerj a luar negeri belum dibahas sa- ma sekali.

  Jur nal Hukum Equal i t y, Vol . 16 No. 1 2011, Universi t as

  bal i sasi , Radio Nederl and Werel domroep, edisi 6 Desember. 5 Migrant Care, 2010, Lemahnya Per l i ndungan Hukum Pembant u Rumah Tangga Mi gr an, t er sedia di websi t e di akses t anggal Sept em- ber 2011. 6 Tri Li si ani Prihat inah (a), “ Perl indungan Hukum Terha- dap Buruh Migr an: Femi ni s Legal Perspekt i f ” dal am

  Unt uk it u masalah dalam art ikel penelit i- an ini adalah mengenai ident if ikasi t erhadap beberapa kendala baik yang normat if maupun sosiologis dalam memberikan perlindungan 4 Noel een Heyzer, 2002, Tr af f i cki ng, Mi gr asi , dan Gl o-

  6 Permasalahan

  t erj adilah f eminisasi buruh migran berupa do- minasi perempuan sebagai buruh migran t erma- suk kesengsaraan yang mereka derit a.

  5 Sehingga

  Migrant Care bahkan mencat at bahwa pa- da t ahun 2010 t erdapat 45. 845 masalah buruh migran, sement ara pada t ahun 2009, t erdapat 5. 314 kasus kekerasan dan 1. 018 kasus kemat i- an buruh migran, dan ini semua masih belum j elas penangananya sampai sekarang oleh ne- gara. Persoalan ini sebagian menimpa sebagian besar para Tenaga Kerj a Wanit a (TKW). Mereka adalah kelompok paling rent an t erj adinya pe- nyiksaan maupun pelecehan seksual.

  penyebabnya, para pekerj a migran t idak paham hak dan kewaj ibannya. Prosedur seleksi yang dilakukan t erhadap calon t enaga kerj a j uga t er- kesan sangat longgar. Persyarat an sepert i usia, daerah asal, surat izin orang t ua/ suami banyak yang t idak benar.

  4 Salah

  Fakt or pendorong di at as sebenarnya me- rupakan hal yang waj ar j ika prosesnya dilalui berdasarkan krit eria yang dibut uhkan. Persoal- an menj adi lain manakala t enaga kerj a dari negara pengirim bermigrasi secara ilegal dan/ at au t anpa keahlian sert a persiapan yang diper- lukan. Kont eks ini memunculkan dua macam migrasi, yait u yang legal (resmi) dan yang ilegal (gelap). St at us gelap inilah yang kemudian me- nyebabkan pekerj a migran sangat rent an meng- alami permasalahan sosial-psikologis.

  berkembang. Sebagian besar pekerj a migran dari negara berkembang ini umumnya t erdo- rong oleh upah yang relat if lebih t inggi diban- ding upah yang dit erima di negara asal.

2 Masalah di at as berkait dengan kelemah-

  Jur nal Mi m- bar Il mi ah Hukum, Vol . 7 No. 1 2004, Universit as Isl am

  Pel at ihan dan Pembekal an TKI/ TKW yang di sel enggara- kan LSM Perempuan Pedul i, Lumaj ang. 3 Abdul l ah Sul aiman (a), ” Tunt ut an Ekonomi Mempenga- ruhi Perbur uhan Pasca Kemerdekaan: Kaj i an Hi st ori s Perl indungan Hukum Kaum Buruh” dal am

  Pembangunan ekonomi di negara maj u t elah mendorong upah dan kondisi lingkungan kerj a ke t araf yang lebih t inggi. Percepat an pembangunan ekonomi ini meningkat kan pula kebut uhan t enaga kerj a dalam j umlah t ert ent u. Secara umum, permint aan t enaga kerj a t erlat ih di negara maj u dipenuhi dari negara maj u lain- nya, sedangkan permint aan akan t enaga kerj a t idak t erlat ih banyak didat angkan dari negara 2 SBMI, 2010, St r at egi Advokasi Peker j a Mi gr an, Makal ah

  pemasok langsung calon t enaga kerj a pemerin- t ah daerah dapat menerbit kan perat uran dae- rah (perda) yang dapat menut up kelemahan UU PPTKLN dengan melindungi warganya sebagai calon t enaga kerj a. Ini t elah dilakukan bebera- pa pemerint ah daerah dengan menerbit kan per- da penempat an t enaga kerj a di luar negeri, dimana produk hukum yang sama dapat dilaku- kan oleh Kabupat en Cilacap unt uk melindungi warganya dari prakt ek perekrut an yang melang- gar hak calon t enaga kerj a.

  an kebij akan sosial dalam undang-undang se- dikit banyak dapat dit ekan j ika pemerint ah daerah cukup kreat if dalam mengawasi prakt ek perekrut an calon t enaga luar negeri.

3 Sebagai

  314 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012 hukum kepada buruh migran.

  Met ode Penelitian

  Penelit ian dilakukan melalui met ode pen- dekat an normat if -sosiologis. Dengan met ode ini penelit ian dilakukan melalui dua t ahapan, yak- ni t ahapan kaj ian normat if dan t ahapan kaj ian empiris. Pada t ingkat normat if kaj ian dilakukan t erhadap hukum posit if yang berlaku yang t er- f okus pada ident if ikasi normat if t erhadap be- berapa ket ent uan yang membuka peluang t er- j adinya pelanggaran hak buruh migran. Pada t ahap empiris, kaj ian dilakukan dengan ident i- f ikasi t erhadap f akt or-f akt or sosial, budaya dan ekonomi yang melat arbelakangi seseorang un- t uk menj adi buruh migran int ernasional.

  Penelit ian dilakukan di Kabupat en Cila- cap sebagai salah sat u pemasok t erbesar t enaga kerj a luar negeri di Jawa Tengah t et api belum memiliki inst rumen hukum daerah yang bert u- j uan pada upaya merlindungi buruh migran luar negeri. Penelit ian dilakukan di 11 kecamat an sebagai pemasok ut ama buruh migran. Lokasi penelit ian t erbagi dalam dua wilayah, yait u wi- layah t imur kabupat en, yakni: Kecamat an Adi- pala, Binangun, Kesugihan, Kroya, dan Nusawu- ngu, dan enam kecamat an di wilayah barat , yakni: Kecamat an Cipari, Gandrungmangu, Ka- wungant en, Kedungrej a, Pat imuan, dan Keca- mat an Sidarej a.

  Dat a yang t erkumpul mencakup dua j enis dat a, yakni dat a dokument er dan dat a lapang- an. Dat a dokumen berupa perat uran perun- dangan maupun dat a yang dokt rinal lainnya yang diperoleh dari kert as kerj a, hasil seminar, makalah maupun pendapat ahli lainnya. Dat a lapangan yang diperoleh dari pengamat an, wawancara dan kuesioner dikumpulkan dan di- seleksi kualif ikasinya sesuai permasalahan yang diaj ukan. Dat a selanj ut nya dilakukan analisis secara kualit at if . Met ode ini digunakan karena dat a yang t erkumpul bukan berupa angka-angka yang dapat dilakukan pengukuran (non para- met rik). Dalam hal dat a dokumen, khusus dat a yang diperoleh dari perat uran perundangan, analisis dilakukan sesuai aj aran int erpret asi yakni dengan met ode hermeneut ik. Met ode ini pada t at aran dogmat ik hukum, t erut ama kare- na adanya perbedaan penaf siran hukum at au perbedaan penaf siran at as f akt a. Dat a lapangan yang diperoleh dari wawancara dikumpulkan dan diseleksi kualif ikasinya sesuai t uj uan pene- lit ian. Dat a ini disaj ikan dalam bent uk kut ipan, sedangkan dat a yang diperoleh dari hasil kue- sioner disaj ikan dalam bent uk t abulasi dan di- analisis secara kuant it at if .

  Hasil Penelitian dan Pembahasan

  Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) menet apkan t uj uan bangsa Indonesia merdeka unt uk melin- dungi segenap bangsa Indonesia’ dan ‘ mewu- j udkan kesej aht eraan umum. Konsekuensinya set iap WNI harus dibela dan dilindungi hak konst it usionalnya unt uk memperoleh perlindu- ngan hukum dan memperoleh penghidupan yang layak.

  7 Namun demikian kemampuan ne-

  gara unt uk menyediakan lapangan kerj a sangat t erbat as, sement ara animo masyarakat unt uk bekerj a di luar negeri yang meningkat . Gej ala ini serupa dengan yang t erj adi di Jawa Barat dimana semakin t erj adi peningkat an buruh mig- ran ke luar negeri.

  8 Unt uk it u pemerint ah me-

  nerbit kan UU No. 39 Tahun 2004 t ent ang Pe- nempat an dan Perlindungan Tenaga Kerj a Luar Negeri belum mampu melindungi t enaga kerj a Indonesia (TKI) di luar negeri secara maksimal. Meskipun begit u ini t idak berart i diperboleh- kannya ket iadaan perlindungan hukum apalagi inst rumen int ernasional j uga sudah mengat ur hal ini,

  9

  diant aranya yait u sepert i diat ur dalam

  Pasal 23 Universal Declarat ion of Human Right s but ir (3), ” Ever yone who wor ks has t he r i ght t o 7 Subi yant o, ” Per an Negara dal am Hubungan Tenaga Ker-

  j a di Indonesia” Jur nal Pendi di kan dan Kebudayaan, Vol . 17 No. 6 2011, Badan Penel it i an dan Pengembang- an Depar t emen Pendi dikan Nasional , hl m. 709. 8 Syari f Muhidin, M. Fadhil Nurdin, dan Tet i Asi ana Guna- wan, “ Kaj ian Masal ah Tenaga Kerj a Indonesi a (TKI) Asal

  Jawa Bar at di Saudi Ar abia dan Hongkong Sebagai Ba- han Penyusunan PERDA” , Jur nal Sosi ohumani or a, Vol . V No. 1 2003, Unpad, hl m. 5. 9 Tri Li si ani Pri hat inah (b), “ Legal Anal ysi s on Int erl ink bet ween Int ernat ional and Nat ional Inst r ument s t ow ar- ds Women Right s i n Indonesia” Jur nal Hukum Int er na- si onal , Vol . 8 No. 4 2011, UI, hl m. 742; Asri Wij ayant i , 2011, “ Kej ahat an Korposasi dal am Pel aksanaan Hak Berserikat Buruh” , Jur nal Hukum Equal i t y, Vol . 16 No. Kendal a Perl indungan Hukum t erhadap Buruh Migran di Kabupat en Cil acap 315 j ust and f avour abl e r emuner at ion ensur i ng f or hi msel f and hi s f ami l y an exist ence wor t hy of human di gnit y, and suppl ement ed, i f necessa- r y, by ot her means of soci al pr ot ect i on” . Bah-

  kan prakt ek di Cilacap cenderung membuka pe- luang bagi prakt ek percaloan dan perdagangan t enaga kerj a.

10 Semua kendala yang ada dapat

  dikat egorikan menj adi kendala yuridis dan non- yuridis dalam memberikan perlindungan t erha- dap buruh migrant .

  Kendala Yuridis Perlindungan Hukum t erha- dap Buruh Migran

  Kedudukan t enaga kerj a yang t idak seim- bang menempat kan pemerint ah unt uk memberi kedudukan seimbang bagi buruh migran melalui perat uran perundangundangan yang menyeim- bangkan kedudukan buruh dengan PJTKI. Tet api anat omi UU PPTKLN memperlihat kan polit ik hu- kum pemerint ah yang kurang berpihak pada bu- ruh migran int ernasional. Persoalan ini menj adi lebih rumit ket ika UU PPTKLN karena adanya cacat yuridis yang t erj adi sej ak awal pemben- t ukan UU t ersebut sehingga sulit dioperasional- kan. Dalam aspek hukum kepidanaan misalnya, muncul ket ent uan dalam Pasal 1 but ir 15 yang menet apkan j ika ‘ orang adalah pihak or ang

  per seor angan at au badan hukum. Di lain pihak

  dalam ket ent uan pidana Pasal 102 dan 103 memberikan ancaman pidana bagi set iap or ang, yang t ent unya meruj uk pada pengert ian baik orang maupun badan hukum. Namun j ika dilihat t ernyat a ket ent uan pidana dalam Pasal 102 dan 102 karakt er hukuman lebih dit uj ukan pada ‘ orang perorangan” , t idak mencakup ancaman pidana bagi badan hukum, sepert i: Pemimpin badan hukum, orang yang menyuruh melakukan t indak pidana, at au yang menyuruh lakukan de- ngan pelaku secara bersama-sama. Jadi dapat disimpulkan j ika UU ini t idak hendak memenj a- rakan pelaku badan hukum, t et api hanya men- 10 Sukanda Husain, “ Perl i ndungan Hak-Hak Tenaga Kerj a

  Indonesi a” Jur nal Konst i t usi , Vol . II No. 1 2009, Fakul - t as Hukum Univer sit as Riau, hl m. 7; Ant ar i Nuryandani dan Kr ist i Poerwandar i, 2007, “ St rat egi Coping pada Penempat an Buruh Migran Indonesia yang Mengal ami Kekerasan di Ti mur Tengah” , Jur nal JPS, Vol . 13 No. 3 2007, Fakul t as Psikol ogi UI, hl m. 257.

  j angkau orang perseorangan saj a. Karakt er ini menj adikan PJTKI sebagai badan hukum t idak mungkin dij at uhi pidana, meskipun UU it u me- ngat urnya. Undang-undang No. 39 t ahun 2004 belum memberi ef ek prevent if bagi pelanggar- an yang dilakukan badan hukum.

  Problem hukum lain yang muncul di bi- dang hukum administ rasi t erlihat dari ket ent u- an sanksi administ rasi yang hanya dapat dilaku- kan oleh Ment eri (Pasal 18 ayat 2). Sement ara sebagian besar PPTKIS j ust ru beroperasi di daerah, dimana daerah j ust ru t idak mempunyai kewenangan unt uk menj at uhkan sanksi. Ini t er- lihat dari 72 PPTKIS yang beroperasi di Cilacap, ada 43 PPTKIS yang akt if . Dari Jumlah yang ak- t if 31 PPTKIS (72, 1 persen) adalah merupakan kant or perwakilan. Ket ent uan ini diperparah karena perekrut an t anpa izin j uga t idak ada ket ent uan pidananya. Just ru muncul adalah ke- t ent uan t ent ang perekrut an yang dilakukan t i- dak sesuai dengan syarat . Disinyalir kekosongan at uran ini menj adi sebab maraknya prakt ek percaloan dalam perekrut an TKI.

  Problem normat if yang menyangkut aspek hukum administ rasi j uga muncul dalam penga- wasan yang wewenangnya diberikan kepada daerah, provinsi dan kabupat en. Sement ara pe- nerbit an izin penempat an j ust ru ada pada men- t eri. Padahal secara st rukt ural t idak ada hubu- ngan hirarki ant ara Kement erian Tenaga Kerj a dengan Dinas bidang ket enagakerj aan di dae- rah. Ini menyebabkan daerah lebih merasa se- bagai penerima beban pekerj aan pengawasan. Sement ara ret ribusi yang diperoleh dari izin masuk ke pemerint ah pusat . Formulasi di at as dapat menimbulkan sikap saling mengandalkan ant ara t ingkat pemerint ahan. Ket ent uan ini pent ing dan st rat egis dalam proses rekruit men yang dapat mencegah munculnya TKI illegal,

  human t r af f i cki ng, penipuan & percaloan.

  Analisis normat if di at as memperlihat kan j ika polit ik hukum pemerint ah dalam Penem- pat an dan Perekrut an BMI belum berpihak pada perlindungan calon TKI, dan membuka peluang prakt ek percaloan, TKI Illegal maupun human

  t r af f i cki ng t enaga kerj a masih t et ap berlang- sung. Hal ini disebabkan karena beberapa hal.

  316 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  Kendala Sosial Perlindungan Hukum t erhadap Buruh Migran

  Hal serupa j uga t erj adi pada pemeriksaan kesehat an, dimana pemeriksaan kesehat an se- harusnya dilakukan di sarana kesehat an t ert en- 11 Riri s Ar dhanar isw ari, Wal uyo Handoko dan Sof a Mar-

  Beberap t it ik pelanggaran t erut ama t erj adi pa- da pemeriksaan kesehat an dan psikologi at au saat pengurusan dokumen. Pada pemeriksaan psikologi misalnya, beberapa indikasi sepert i keberangkat an calon buruh at as kemauan orang t ua at au suami seharusnya t idak diloloskan. Pa- dahal kecenderungan ini cukup banyak t erj adi, dimana calon TKI berangkat bukan at as kemau- an sendiri.

  Set iap orang dilarang menempat kan calon TKI/ TKI pada j abat an dan t empat pekerj aan yang bert ent angan dengan nilai-nilai kemanu- siaan dan kesusilaan sert a perat uran perunda- ngan yang berlaku di Indonesia maupun negara t uj uan. Pada kenyat aannya pelanggaran sudah banyak t erj adi selama masa pra penempat an.

  lah j uga t erkait negara t uj uan, khususnya wi- layah t imur t engah. Hal ini sangat mungkin ber- kait an dengan st andar pendidikan buruh migran di negara-negara Timur Tengah yang lebih long- gar j ika dibandingkan dengan st andar negara- negara asia pasif ik yang umumnya memint a lulusan minimal Sekolah Menengah At as (SMA) dengan penguasaan bahasa negara t uj uan yang lebih ket at . Dengan st andar yang t inggi di ne- gara negara asia pasif ik memungkinkan elemen yang bisa menimbulkan konf lik ant ara buruh dengan maj ikan lebih bisa dieliminir.

  11 Kecenderungan buruh migran bermasa-

  Sebagian besar buruh migran bermasalah adalah mereka yang belum memilik penga- laman kerj a. Hal ini sangat mungkin berkait an dengan kemampuan adapt asi yang bersangkut - an di t empat baru, at au berkait an dengan pe- ngalaman pert ama mereka. Kecenderungan ini t erj adi pada buruh migran muda yang di bawah umur 25 t ahun. Memang t idak bisa dipungkiri bahwa meningkat nya j umlah buruh migran me- nyebabkan j uga t ingginya j umlah perdagangan anak

  Berdasarkan hasil penelit ian dari aspek sosiologis t erungkap bahwa dalam t iga t ahun t erakhir paling t idak t erdapat 45 pengaduan dari buruh migran. Laporan pengaduan paling banyak dilakukan oleh orang t ua buruh migran bersangkut an. Ini t erj adi karena pada umumnya orangt ua adalah orang pert ama yang mendapat kabar t erj adinya permasalahan buruh migran bersangkut an, t erut ama buruh migran yang ma- sih dalam masa penempat an. Ini j uga menun- j ukkan bahwa para buruh migran cenderung lebih percaya pada orang t ua daripada suami/ ist eri at au keluarga yang lain unt uk menyelesai- kan masalahnya. Di lain pihak, pada masa pra dan purna penempat an, laporan pengaduan le- bih banyak dilakukan oleh calon buruh migran bersangkut an. Sisanya, laporan masalah dilaku- kan oleh t eman sesama TKI yang sedang pu-

  enam, membangun sist em pengawasan yang kuat .

  membingungkan ( r edudancy) dan duplikasi pe- ngat uran sert a mult it af sir yang menyulit kan da- lam penerapannya; kedua, lemahnya pengawas- an yang sej alan dengan st rukt ur pemerint ahan;

  penegak hukum lain (polisi dan j aksa); dan ke-

  ma, membangun koordinasi yang baik dengan

  kelemahan dan kekurangan UU PPTKILN; kedua, membent uk PPNS ket enagakerj aan yang kuat dan berdedikasi; ket i ga, menet apkan ket ent uan izin operasional bagi PPTKIS yang beroperasi di daerah; keempat , membangun sist em administ - rasi kependudukan yang bersih dan j uj ur; kel i -

  Per t ama, membent uk Perda yang dapat mengisi

  Kelemahan perat uran perundang-undang- an di t ingkat pusat t ersebut membuka alt erna- t if bagi pemerint ah daerah unt uk melindungi TKI/ calon TKI dengan mengisi kekosongan at au kelemahan yuridis dalam undang-undang PPT- KLN. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara.

  belum j elas, t erut ama pada t ahap pra penem- pat an dan purna penempat an; dan keempat , Masih t erdapat ket ent uan berkait dengan per- lindungan t anpa sanksi.

  ket i ga, kebij akan perlindungan hukum masih

  wah, “ Pembent ukan Model Perl indungan Anak Buruh Migran di Kabupat en Banyumas, ” Jur nal Di nami ka Hu- kum, Vol . 12 No. 1 Januar i 2012, FH Unsoed, hl m. 8; Set o Mul yadi, “ Perdagangan Anak di Indonesi a” Jur nal Il mi ah Unt ar , Vol . 12 No. 1 2007, Uni versit as Taruma- negara, Jakart a, hl m. 12. Kendal a Perl indungan Hukum t erhadap Buruh Migran di Kabupat en Cil acap 317 t u yang t elah dit et apkan ment eri kesehat an.

  sarana kesehat an dit unj uk oleh kemenkes, se- hingga dinas kesehat an kabupat en t idak dapat menj at uhkan sanksi at as pelanggaran yang dila- kukan oleh sarana kesehat an. Modus pelang- garan bisa dilakukan dengan pengurangan para- met er medi cal t est dari Rp. 400. 00 ribu hanya menj adi Rp. 250. 000, - bahkan cuma Rp. 150. 000, - sehingga menyebabkan beberapa para- met er pent ing dalam uj i kesehat an t idak dila- kukan t ermasuk penguj ian kej iwaan (psikot est ). Jika hasil penguj ian diperoleh inf ormasi bahwa keberangkat an disuruh orangt ua, bukan ke- inginan sendiri maka seharusnya t idak perlu di- loloskan. Mulai t ahun 2011 ini Kement erian Ke- sehat an menet apkan sarana kesehat an unt k menghent ikan penerbit an medi cal t est . Tet api f akt nya karena ada permint aan, maka medi cal

  t est t et ap dit erbit kan secara ilegal. Problem-

  nya karena sisa blangko penerbit an medi cal

  t est t idak dit arik menyusul penghent ian semen-

  t ara penerbit an medi cal t est . Alt ernat if ini se- benarnya bisa dilakukan dengan membuat Surat Edaran agar blangko it u dit arik dan diserahkan ke Dinas Kesehat an agar t idak dit erbit kan me-

  di cal t est yang illegal.

  Problem kesehat an j uga sering muncul di penampungan, pada umumnya calon buruh mig- ran baru berangkat set elah 3 bulan sej ak ber- ada di penampungan. Set elah calon dinyat akan lolos, yang bersangkut an bisa menj adi sakit , at au hamil, karena dit engok suami, at au pulang dulu sebelum berangkat . Saat menj elang pem- berangkat an t idak dilakukan pemeriksaan kese- hat an ulang. Jika ada pelanggaran sepert i ini, sebagai j alan keluar agar calon bisa t et ap ber- angkat biasanya dilakukan dengan membayar.

  Para calon buruh migran yang t erhambat dari sisi kesehat an dan psikologi inilah yang ke- mudian mencari peluang unt uk berangkat de- ngan cara lain. Sepert i membuat paspor umum yang bukan paspor kerj a. Kesulit an bisa ber- sumber dari syarat kesehat an, t idak cukup umur, at au syarat pendidikan. Mereka cende- rung menggunakan paspor wisat a-biasa, t erle- bih paspor ini j uga punya kelebihan bisa digu- nakan kemana saj a, at au unt uk berpindah ker-

  (KTKLN), seringkali bisa diperoleh secara men- dadak di kant or konsulat at au at ase perburuh- an.

  Problem dokumen lainnya, bisa mencakup KTP dan Kart u Keluarga yang dipalsukan. Dua masalah ut ama di t it ik ini t imbul karena pe- malsuan at au perubahan dat a. Pemalsuan t er- ut ama t erkait dengan f akt or kult ur dan ment al operat or komput er, sedangkan perubahan dat a umumnya t ermonit or di kant or Dinas Kependu- dukan dan Cat at an Sipil, sepert i perubahan kode t idak mungkin dilakukan, karena t iap kecamat an kode kependudukan yang berbeda.

  Meskipun Cilacap t elah menerapkan ” Sis- t em Administ rasi Kependudukan” (SIAK) online yang t erkoneksi sat u dengan yang lainnya, pe- malsuan dokumen t et ap dapat dilakukan, de- ngan mengubah KTP dan KK dari keadaan sebe- narnya. Kecenderungan beberapa desa at au ke- camat an t ert ent u unt uk memudahkan penerbit - an KTP dan KK menj adi salah permasalahan ut ama dalam pengurusan dokumen ini. Di pihak lain, mekanisme pengawasan dan sanksi bagi pej abat desa yang membant u melakukan pe- malsuan j uga t idak berj alan.

  Para calon TKI yang t idak memenuhi sya- rat dalam pembuat an paspor, seringkali berusa- ha membuat paspor wisat a. Unt uk hal ini kan- t or imigrasi t elah mencoba unt uk melakukan monit oring, yang secara f isik biasanya dilaku- kan dari penampilan pemohon paspor. Tet api mekanisme ini t idak berj alan ef ekt if mengingat problem hak asasi dan t idak adanya landasan hukum bagi kant or imigrasi unt uk menolak per- mohonan hanya dari penampilan pemohon. Problem paspor ini sangat rent an menimbulkan

  human t r af f i cking dan pekerj a gelap t anpa izin kerj a.

  Beberapa inf ormasi j uga menyebut kan bahwa sebagian besar inf ormasi lowongan pe- kerj aan di luar negeri diperoleh dari calo. Kon- disi ini menimbulkan banyak permasalahan j ika t erj adi pelanggaran hak-hak pekerj a. Baik TKI, calon TKI at au keluarganya akan mengalami ke- sulit an unt uk mengadukan masalahnya. Hal ini berbeda dengan kasus yang t erj adi di Amerika dimana keluarga j uga dilindungi kepent ingan-

  318 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012 t ersebut .

12 Hanya dalam kasus di Cilacap t erda-

  pat ket idakj elasan kemana mereka harus meng- adu, karena inf ormasi diperoleh dari orang perseorangan yang beroperasi di desa-desa. Calo-calo t ersebut sangat mungkin merupakan orang-orang yang bekerj a dari kant or-kant or PPTKI yang t idak mempunyai kant or perwakilan di wilayah operasi mereka. Problem selama pra penempat an oleh Komisi Nasional Perempuan sendiri digambarkan sebagai berikut .

  Per t ama, perekrut an dilakukan oleh ca-

  lo/ sponsor dan langsung di bawa ke Jakart a se- hingga t idak t erdat a di Kabupat en; kedua, pe- rekrut an dilakukan oleh PJTKI yang t idak t er- daf t ar sebagai cabang; ket i ga, calon buruh mig- ran berada lebih lama di t empat penampungan dari wakt u yang t elah dit ent ukan; keempat , calon buruh migran t idak mendapat kan inf or- masi t ent ang hak-haknya sebagai pekerj a t er- ut ama dari PJTKI maupun dari disnakert rans;

  kel i ma, t idak cukupnya aparat dinas t enaga

  kerj a dan t ransmigrasi (disnakert rans) unt uk menj angkau daerah-daerah t erpencil asal buruh migran unt uk melakukan sosialisasi hak-hak bu- ruh migran; keenam, minimnya pengawasan at as perusahaan yang menempat kan dan mela- kukan kekerasan t erhadap calon buruh migran di penampungan; ket uj uh, t idak adanya perha- t ian unt uk membangun pendat aan yang baik at as warganya yang menj adi buruh migran; dan

  kedel apan, kondisi geograf is yang berbat asan

  dengan negara t empat buruh migran bekerj a menyebabkan kesulit an unt uk melakukan pen- dat aan

  Set iap TKI waj ib melaporkan kedat angan- nya kepada perwakilan pemerint ah di negara t uj uan. Kewaj iban ini menegaskan bahwa peng- awasan oleh perwakilan Republik Indonesia di lakukan secara pasif . Pelaporan secara akt if di- lakukan oleh calon TKI yang bersangkut an. Me- kanisme ini bisa dit erapkan pada calon pekerj a perorangan. Tet api akan menyulit kan calon TKI t ert ent u, t erut ama bagi pekerj a-pekerj a pena- t a laksana rumah t angga. Dengan karakt erist ik 12 Abdul l ah Sul ai man (b), ” Penerapan St andar Perburuhan

  di Amerika Ser ikat : Suat u Pemikir an Hukum Perburuhan di Era Persaingan Bebas” Jur nal Mi mbar Il mi ah Hukum, Vol . 7 No. 2 2004, Universit as Isl am Jakart a, hl m. 15.

  pendidikan rendah dan penget ahuan t erbat as, model pelaporan akt if oleh calon TKI akan me- nyulit kan pemant auan.

  Beberapa negara pengirim t enaga kerj a, pengawasan dilakukan melalui rumah singgah ( shel t er ). Penj emput an calon t enaga kerj a dila- kukan oleh perusahaan pengerah t enaga kerj a, dan kemudian singgah di shelt er-shelt er yang t elah dit et apkan unt uk berist irahat . Perusaha- an pengerah j asa t enaga kerj a kemudian meng- hubungi maj ikan pemberi visa dan memberit a- hu bahwa calon TKI yang bersangkut an t elah t iba di negara t uj uan. Perusahaan pengerah j a- sa t enaga kerj a kemudian mempert emukan ke- duanya dengan memberi t ahu hak dan kewaj ib- an masing-masing, besaran gaj i, hak at as libur- an dan sebagainya. Dalam pert emuan it u dit e- gaskan pula hak libur sat u bulan sekali dan ke- waj iban t enaga kerj a unt uk melaporkan diri di shelt er yang dit et apkan. Mekanisme ini sekali- gus unt uk memant au dan memast ikan bahwa t enaga kerj a t ersebut dalam keadaan baik-saj a. Dengan penet apan kewaj iban t enaga kerj a un- t uk melapor ini akan segera diket ahui dan dila- cak keberadaan t enaga kerj a yang bersangkut - an j ika pada hari yang dit et apkan t ernayat a t idak dat ang melapor.

  Model ini j uga menet apkan bahwa kedua belah pihak (t enaga kerj a dan maj ikan) diberi wakt u masa percobaan selama t iga bulan. Jika dalam bat as wakt u percobaan maj ikan merasa t idak cocok dengan pekerj a bersangkut an, dia berhak memint a gant i. Demikian sebaliknya, j ika t enaga kerj a bersangkut an merasa t idak cocok dengan maj ikannya, dia diberi hak unt uk dicarikan maj ikan baru. Model ini kiranya bisa dit erapkan oleh pemerint ah Indonesia, sehingga pengawasan dan pemant auan keberadaan TKI bisa segera diket ahui dan dilacak keberadaan- nya.

  Selanj ut nya, masalah yang dit emui oleh TKI di t empat kerj a bervariasi, ant ara lain t elat gaj i, dimarahi maj ikan, pekerj aan t erlalu be- rat . Masalah yang paling banyak dit emui TKI di t empat kerj a adalah masalah gaj i dan penga- niayaan yang dilakukan oleh maj ikan. Masalah gaj i mencakup ket erlambat an pembayaran at au Kendal a Perl indungan Hukum t erhadap Buruh Migran di Kabupat en Cil acap 319

  t rak merupakan masalah paling dominan. Ke- mudian masalah penganiayaan berupa pemukul- an at au dimarahi maj ikan. Kemudian baru ma- salah kesulit an komunikasi dengan keluarga dan penahanan dokumen oleh maj ikan.

  Problem TKI j uga banyak t erj adi saat ke- pulangan. Masalah yang t erj adi dapat t erj adi pada masalah t ransport asi, dimana pengangkut TKI t idak mau berangkat sebelum penuh. Prob- lem ini mengakibat kan TKI sering t ert ahan di kot a t ransit sampai beberapa hari karena pihak angkut an t idak mau memberangkat kan penum- pang ke daerah asal TKI sebelum angkut an pe- nuh. Namun demikian, keluhan t erbanyak ada- lah masalah pungut an liar di t erminal bandara. Tet api pada umumnya TKI yang pulang sudah menyiapkan sebelumnya uang yang akan diberi- kan saat masih berada di pesawat .

  Penut up Simpulan

  Dari uraian dan analisa di at as dapat di- ambil beberapa simpulan sebagai berikut . Per -

  t ama, problem Tenaga Kerj a Indonesia secara

  normat if j uga berpangkal dari perumusan da- lam Undang-undang No. 39 Tahun 2004 t ent ang Penenempat an dan Perlindungan Tenaga Kerj a Indonesia di Luar Negeri. Hasil ident if ikasi problem normat if mencakup: (a) Ket ent uan hu- kum yang membingungkan ( r edundancy), dupli- kasi pengat uran, sert a ket ent uan yang berisf at mult it af sir sehingga menyulit kan dalam pelak- sanaannya; (b) Lemahnya pengawasan sej alan dengan st rukt ur pemerint ahan ant ara pemerin- t ah pusat kement erian t enaga kerj a sebagai pe- nerbit izin dengan dinas sekt oral ket enagkerj a- an di daerah; (c) Kebij akan perlindungan hu- kum masih belum j elas t erkait pelanggaran pi- dana maupun administ rat if yang sering t erj adi; dan (d) Beberapa norma perlindungan t anpa di- sert ai sanksi hukum, t erut ama berkait an de- ngan pelanggaran yang dilakukan oleh pej abat administ rasi.

  Kedua, kendala perlindungan buruh mig-

  rant dari segi sosial ant ara lain: (a) Perekrut an oleh calo/ sponsor oleh PJTKI yang t idak t er- daf t ar sebagai kant or perwakilan dan langsung bulkan permasalahan di kemudian hari seandai- nya t erj adi penganiayaan t erhadap buruh mig- ran; (b) Tidak adanya proses pendat aan calon TKI yang andal sebagai bagian dari mekanisme perekrut an unt uk memudahkan pemant auan dan pengawasan yang ef ekt if dalam perekrut an TKI dan calon TKI; dan (d) Tidak cukupnya apa- rat dinas di daerah yang bisa melakukan pe- ngawasan dan memberikan inf ormasi yang bisa menj angkau wilayah pedalaman.

  Saran

  Beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan at as permasalahan t ersebut di at as adalah sebagai berikut . Per t ama, kebut uh- an unt uk melakukan revisi t erhadap UU No. 39 Tahun 2004 t ent ang Penempat an dan Perlin- dungan Tenaga Kerj a Indonesia di Luar Negeri t erut ama meruj uk pada perlindungan yang le- bih t ersist emat isasi dan evaluasi ket ent uan nor- mat if yang membingungkan, t umpang t indih at au sulit dalam implement asi.

  Kedua, dari sisi sosial maka perlu diba-

  ngun mekanisme pendat aan calon TKI yang bisa dit erapkan secara berj enj ang. Sist em pendat a- an dapat memanf aat kan st rukt ur pemerint ahan di t ingkat kabupat en, mulai dari desa/ kelurah- an, kecamat an, hingga t ingkat kabupat en di sat uan kerj a perangkat daerah yang membida- ngi. Dat a dapat menj adi pij akan bagi mekanis- me perekrut an melalui sist em sat u pint u di ka- bupat en dan menut up kemungkinan perekrut an melalui calo/ sponsor. Selain it u, perlindungan di t empat penempat an, melalui sist em rumah singgah/ shelt er di kot a t ert ent u di negara t uj u- an, sebagai sarana monit oring t erhadap TKI secara berkala. Sist em ini bisa dit erapkan t er- hadap sej umlah PPTKIS secara gabungan, yang sekaligus bert indak sebagai mediat or ant ara calon TKI dengan pengguna mengenai hak dan kewaj iban masing-masing, t ermasuk syarat -sya- rat nya.

  Daft ar Pust aka

  Ardhanariswari, Riris; Waluyo Handoko dan Sof a Marwah. “ Pembent ukan Model Perlindu- ngan Anak Buruh Migran di Kabupat en Banyumas” . Jur nal Di nami ka Hukum, Vol.

  • (b) 2011b, “ Legal Analysis on Int erlink bet ween Int ernat ional and Nat ional Inst rument s t owards Women Right s in Indonesia” . Jur nal Hukum Int er nasional , Vol. 8 No. 4 2011. UI Jakart a; Sapt ari, Rat na dan Brigit t e Holzner. 1997.
  • (b). ” Penerapan St andar Perburuhan di

  Per empuan, Ker j a, dan Per ubahan Sosi al .

  Jur nal Mi mbar Ilmi ah Hukum, Vol. 7 No.

  Amerika Serikat : Suat u Pemikiran Hukum Perburuhan di Era Persaingan Bebas” .

  sit as Islam Jakart a;

  mi ah Hukum, Vol. 7 No. 2 2004. Univer-

  Mempengaruhi Perburuhan Pasca Kemer- dekaan: Kaj ian Hist oris Perlindungan Hukum Kaum Buruh” . Jur nal Mi mbar Il -

  Badan Penelit ian dan Pengembangan De- part emen Pendidikan Nasional; Sulaiman, Abdullah (a). ” Tunt ut an Ekonomi

  di kan dan Kebudayaan, Vol. 17 No. 6 201.

  versit as Padj aj aran Bandung; Subiyant o. ” Peran Negara dalam Hubungan Te- naga Kerj a di Indonesia” . Jur nal Pendi -

  Sosiohumanior a, Vol. V No. 1 2003. Uni-

  Jakart a: Pust aka Ut ama Graf it i; Soppandi, Eddi. “ Selayang Pandang Prof il Tena- ga Kerj a Indonesia di Hongkon g” . Jur nal

  Sumat era Ut ara;

  320 Jurnal Dinamika Hukum Vol . 12 No. 2 Mei 2012

  Equal i t y, Vol. 16 No. 1 2011. Universit as

  Prihat inah, Tri Lisiani (a). , 2011a, “ Perlindung- an Hukum Terhadap Buruh Migran: Femi- nis Legal Perspekt if ” . Jur nal Hukum

  2007. Universit as Tarumanegara Jakart a; Nuryandani, Ant ari dan Krist i Poerwandari. “ St rat egi Coping pada Penempat an Buruh Migran Indonesia yang Mengalami Ke- kerasan di Timur Tengah” . Jur nal JPS, Vol. 13 No. 3 1007/ Fakult as Psikologi UI;

  Jur nal Il mi ah Unt ar , Vol. 12 No. 1

  j aran Bandung; Mulyadi, Set yo. “ Perdagangan Anak di Indo- nesia” .

  or a, Vol. V No. 1 2003. Universit as Padj a-

  Muhidin, Syarif ; M. Fadhil Nurdin dan Tet i Asia- na Gunawan“ Kaj ian Masalah Tenaga Kerj a Indonesia (TKI) Asal Jawa Barat di Saudi Arabia dan Hongkong Sebagai Bahan Penyusunan PERDA” . Jur nal Sosi ohumani -

  Vol. II No. 1 2009. Fakult as Hukum Uni- versit as Riau; Migrant Care. 2010. Lemahnya Per l i ndungan Hukum Pembant u Rumah Tangga Mi gr an. t ersedia di websit e care. net / diakses t anggal Sept ember 2011;

  roep, edisi 6 Desember 2002; Husain, Sukanda. “ Perlindungan Hak-Hak Tena- ga Kerj a Indonesia” . Jur nal Konst it usi ,

  Gl obal i sasi . Radio Nederland Wereldom-

  12 No. 1. FH UNSOED Purwokert o; Heyzer, Noeleen. Tr af f i cki ng, Mi gr asi , dan

  2 2004. Universit as Islam Jakart a; Wij ayant i, Asri, , 2011, “ Kej ahat an Korposasi dalam Pelaksanaan Hak Berserikat Bu- ruh” . Jur nal Hukum Equal i t y, Vol. 16 No. 1 2011. Universit as Sumat era Ut ara;