PEMBENTUKAN MODEL PERLINDUNGAN ANAK BURUH MIGRAN DI KABUPATEN BANYUMAS

  1 PEMBENTUKAN MODEL PERLINDUNGAN ANAK BURUH MIGRAN

  

DI KABUPATEN BANYUMAS

Riris Ardhanariswari, Waluyo Handoko, dan Sofa Marwah

  Fakult as Hukum dan Fakult as Ilmu Sosial dan Ilmu Polit ik Universit as Jenderal Soedirman Purwokert o

  E-mail:

  

Abst r act

Thi s paper di scusses about t he model of pr ot ect i on chi l dr en of mi gr ant wor ker s t hat most

appr opr i at e and can be used as a r ef er ence f or t he model of chi l d pr ot ect i on t hat mor e

compr ehensive. The appr oach used i n t hi s st udy is a qual i t at i ve act ion r esear ch appr oach. The

sel ect ed r esear ch l ocat ion i ncl ude t wo vi l l ages t hat r epr esent i ng t he r ur al and semi -ur ban ar eas of

t wo di st r i ct s whi ch t hey ar e t he basi s of mi gr ant wor ker s, such as Kedondong Vi l l age Di st r i ct of

Sokar aj a (semi -ur ban) and Dawuhan Kul on Vi l l age Di st r i ct of Kedungbant eng (r ur al ). Dat a wer e

sel ect ed by usi ng pur posive sampl i ng met hod. Base on r esear ch, Model of chi l d pr ot ect ion of

mi gr ant wor ker s can be done by mor e empower ing f or m of soci al wor ker s i n t he di st r i ct by

est abl i shi ng a new i nst i t ut i on, t he Boar d f or Chi l d Pr ot ect ion of Migr ant Wor ker s (BCPMW) at sub-

di st r i ct and di st r i ct l evel s. Member shi p BCPMW at di st r i ct l evel consist i ng of component s

Di nsosnaker t r ans, pr ospect i ve mi gr ant wor ker s mi gr ant wor ker s, r ecr ui t ment agency, soci al wor ker

and obser ver pr obl ems of mi gr ant wor ker s. In car r yi ng out it s f unct ions and dut ies, BCPMW have

par t ner ed wi t h Di nsosnaker t r ans and Baper masPPKB. Keywor ds: chi l dr en of mi gr ant wor ker s, chi l d pr ot ect ion model of mi gr ant wor ker s

  

Abst rak

  Tulisan ini membahas mengenai model perlindungan anak buruh migran yang paling t epat dan dapat dij adikan sebagai acuan bagi model perlindungan anak secara lebih menyeluruh. Pendekat an yang digunakan dalam penelit ian ini adalah pendekat an kualit at if act ion r esear ch. Lokasi penelit ian dipilih dua desa yang mewakili daerah r ur al dan semi -ur ban dari dua kecamat an yang menj adi basis buruh migran, yait u Desa Kedondong Kecamat an Sokaraj a (semi -ur ban) dan Desa Dawuhan Kulon Kecamat an

  (r ur al ). Dat a dipilih dengan menggunakan pur posi ve sampl i ng. Berdasarkan hasil

  Kedungbant eng penelit ian, model perlindungan anak buruh dapat dilakukan dengan memberdayakan pekerj a sosial yang ada di Kecamat an dengan membent uk Lembaga Perlindungan Anak Buruh Migran (LPABM)) di t ingkat Kecamat an dan Kabupat en; Keanggot aan LPABM di t ingkat Kabupat en ini harus t erdiri dari komponen Dinsosnakert rans, Calon Buruh Migran/ TKI, PJTKI, Pekerj a Sosial dan Pemerhat i masalah BMI. Dalam menj alankan f ungsi dan t ugasnya LPABM ini harus bermit ra dengan Dinsosnakert rans dan BapermasPPKB.

  Kat a Kunci: buruh migran, anak buruh migran, perlindungan anak buruh migran.

  

Pendahuluan t ang Perlindungan Anak (selanj ut nya disebut

  Hasil st udi t ahap pert ama penelit ian ini UU Perlindungan anak) t elah mengamanat kan menunj ukkan, bahwa permasalahan yang dia- unt uk t erpenuhinya hak-hak dasar anak. Oleh lami anak buruh migran sampai saat ini belum karena it u, diperlukan sebuah sist em yang me- mendapat kan perhat ian dari pemerint ah se- mungkinkan adanya kerj asama berbagai pihak t empat dan organisasi pemerhat i anak secara yang t erkait sepert i orang t ua pengasuh, ke- khusus. Padahal UU No. 23 Tahun 2002 t en- luarga, masyarakat dan pemerint ah. Hasil st u-

   Tul isan ini merupakan art ikel dari hasil penel it ian di t ahap pert ama j uga menunj ukkan, bahwa hibah ber saing dengan Surat Perj anj ian Pel aksanaan

  f enomena di wilayah r ur al dan semi -ur ban da-

  Jasa Tahun Anggar an 2011 No. 1835/ H23. 9/ PN/ 2011

  ri dua kecamat an yang merupakan basis buruh

  t anggal 7 April 2011

  Vol . 12 No. 1 Januari 2012

1 Keberadaan UU No. 23 Tahun 2002 t en-

  4 Subj ek ut ama penelit ian yait u anak buruh mi-

  4 Irf an Isl amy dal am Masykuri Bakry (ed. ), 2003, Met odol ogi Penel i t i an Kual i t at i f : Ti nj auan Teor et i s dan Pr aksi s, Mal ang: Leml it Unisma dan Visipress, hl m.

  Kabupat en Banyumas memiliki luas wila- yah 130, 759 ha dan t erdiri dari 27 kecamat an yang t erbagi menj adi 30 kelurahan dan 201 desa. Jumlah penduduk t ahun 2010, berdasar- kan dat a BPS Kabupat en Banyumas, mencapai 1. 553. 902 j iwa dengan laj u pert umbuhan pen- duduk 0, 7%. Jumlah t ersebut t erdiri dari laki- laki 777. 568 j iwa dan perempuan 776. 334 j i- wa, dengan t ingkat kepadat an penduduk se-

  Pembahasan Kondisi Umum Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupat en Banyumas

  Dat a diolah dan dianalisis secara sist emat is.

  i nt er view), observasi, dan st udi dokument asi.

  t eknik snowbal l . Pengumpulan dat a dilakukan dengan t eknik wawancara mendalam ( i n-dept h

  r al ). Penent uan inf orman didukung dengan

  gran dan keluarga yang dit inggalkan, yang di- pilih secara pur posive dan melibat kan subj ek t erkait sepert i; t okoh masyarakat , kepala desa dan perangkat nya, dinas at au badan peme- rint ah daerah t erkait , dan sebagainya. Lokasi penelit ian dipilih dua desa yang mewakili dae- rah r ur al dan semi -ur ban dari dua kecamat an basis buruh migran, yait u Desa Kedondong Ke- camat an Sokaraj a (semi -ur ban) dan Desa Da- wuhan Kulon Kecamat an Kedungbant eng (r u-

  sear ch yang diadopsi secara keseluruhan dari st rat egi act ion r esear ch oleh Irf an Islamy.

  migran, yait u Kecamat an Sokaraj a (Desa Ke- dondong/ semi -ur ban) dan Kecamat an Kedung- bant eng (Desa Dawuhan Kulon/ r ur al ), menun- j ukkan kondisi yang sama berkait an dengan permasalahan yang dihadapi anak buruh mig- ran baik di daerah semi -ur ban maupun r ur al .

  Penelit ian ini merupakan st udi aksi yang menggunakan pendekat an kualit at if act i on r e-

  Met ode Penelitian

  Berdasarkan penj elasan di at as penulis t ert arik unt uk membahas mengenai perumusan model perlindungan anak buruh migran yang paling t epat unt uk membant u t erpenuhinya hak-hak dasar anak buruh migran di Kabupat en Banyumas, yang dapat dikembangkan menj adi acuan bagi model perlindungan anak secara lebih menyeluruh.

  Perumusan Masalah

  3 Sul ikah Asmorowat i , “ Ef ekt ivit as Kebij akan Perl in- dungan Pekerj a Anak dengan Fokus Anak Jal anan di Surabaya” , Jur nal Penel i t i an Di nami ka Sosi al , Vol . 7 - No. 1/ April -2008, FISIP Unair Surabaya; Suradi , “ Perl indungan Anak di Nusa Tenggara Bar at ” , Jur nal Penel i t i an dan Pengembangan Kesej aht er aan Sosi al , Vol 11 No. 3 Tahun 2006, Kemensos RI Jakart a, hl m.

  2 Murniat i Rusl an, “ Perl indungan Hukum Terhadap Anak ” , Jur nal Bi l anci a, Vol . 2 No. 1 Tahun 2008, PDII- LIPI, Jakart a, hl m. 123-124.

  1 Wal uyo Handoko dkk, 2010. Pembent ukan Model Per - l i ndungan Anak Bur uh Mi gr an di Kabupat en Banyumas (Tahap Per t ama), Hi bah Bersaing DP2M Dikt i.

  t uk pengej awant ahan UU Perlindungan Anak, hasil st udi t ahap pert ama penelit ian ini, seba- gaimana diuraikan di at as, menj adi dasar bagi pembent ukan model perlindungan anak buruh migran di Kabupat en Banyumas, yang dapat di- kembangkan menj adi bent uk perlindungan ba- gi anak secara menyeluruh. Model perlindung- an anak buruh migran yang t erbent uk diharap- kan dapat dit erapkan, sehingga dapat membe- rikan perlindungan anak dan mampu mendu- kung pert umbuhan kualit as anak sebagai gene- rasi penerus bangsa.

  komendasikan pent ingnya pengej ewant ahan t ersebut misalnya mengenai pent ingnya pe- nyusunan Perda Perlindungan Anak di t ingkat daerah at au perlunya pembent ukan kelompok kerj a perlindungan anak di t ingkat propinsi/ kabupat en.

  t ang Perlindungan Anak memerlukan bent uk- bent uk pengej awant ahan dalam t at aran yang lebih prakt is unt uk melindungi anak dari ber- bagai hal yang merugikan sedini mungkin. Per- lu dipahami, bahwa UU No. 23 Tahun 2002 me- rupakan penyempurnaan dari UU Perlindung- an Anak sebelumnya (UU No. 39 t ahun 1999) yang secara t egas menyebut kan bahwa per- lindungan anak selain merupakan t anggung j a- wab pemerint ah, orang t ua dan masyarakat , j uga menj adi t anggung j awab wali dan lemba- ga sosial.

2 Beberapa hasil st udi yang mere-

3 Berkait an dengan pent ingnya ben-

  1. 303 1. 240 2. 543 28, 23 19, 10 Keluarga sej aht era

  • 3. 144 22. 54 28. 20 Keluarga sej aht era

  II

  • 4. 292 30. 77 20. 63 Keluarga sej aht era

  III

  • 2. 728 12, 39 6, 80

  III +

  Sumber : Kabupat en Banyumas dal am Angka t ahun 2010, di ol ah

  • 129.678 28. 10 Keluarga sej aht era

  berj umlah 190 keluarga, keluarga sej aht era

  • 94. 859 20. 63 Keluarga sej aht era

  III 62 keluarga dan keluarga sej aht era III plus berj umlah 21 keluarga

  II sebanyak 97 keluarga, keluarga sej aht era

  Keluarga pra sej aht era

  • 31. 279 6, 80

   (Daf t ar Isian Perkem-

  bangan Desa Dawuhan Kulon t ahun 2010) Penduduk Kecamat an Kedungbant eng, dibanding dengan j umlah penduduk Kecamat - an Sokaraj a lebih banyak. Pada t ahun 2009, berdasarkan dat a BPS Kabupat en Banyumas t ahun 2010, j umlah penduduk Sokaraj a ada 76. 867 j iwa, dengan j umlah penduduk laki- laki 38. 357 j iwa dan perempuan 38. 510 j iwa.

  Tingkat kepadat an penduduk Kecamat an Soka- raj a j uga lebih padat , apabila dilihat dari per desanya yait u 4. 120 dan j ika dilihat dari km

  2

  2. 192 1. 050 2. 242 16. 07 25, 28 Keluarga sej aht era I

  yait u 848. Laj u pert umbuhan penduduk pada t ahun 2009 sebesar 0, 83 at au selisih 0, 13% di at as laj u pert umbuhan penduduk pada t ahun yang sama unt uk t ingkat Kabupat en Banyumas yait u 0, 7%. Pent ahapan keluarga pra sej aht era/ se- j aht era, dapat dilihat pada t abel 2 berikut .

  Tabel 2. Keluarga Prasej aht era dan Sej aht e- ra di Kec. Kedungbant eng 2009 Tingkatan Alasan Jum- lah Per- sen (%) Ting- kat kab. (%) Eko- nomi Non eko- nomi

  Desa Dawuhan Kulon t erlet ak 2 kilome- t er dari ibukot a Kecamat an Kedungbant eng. Jumlah penduduk Dawuhan Kulon, secara st rukt ural ekonomi, t erbagi dalam 848 kepala keluarga, dengan ket ent uan; j umlah keluarga prasej aht era 478 keluarga, kelurga sej aht era-I

  2

  Luas wilayah Kec. Kedungbant eng ada- lah 6, 022 ha, yang mempunyai 14 desa dan t i- dak memiliki kelurahan. Berdasarkan dat a BPS Kabupat en Banyumas t ahun 2010, j umlah pen- duduk Kecamat an Kedungbant eng pada t ahun 2009 yait u 51. 064 j iwa, dengan j umlah pendu- duk laki-laki sebanyak 26. 068 j iwa dan perem- puan 24. 996 j iwa. Kepadat an penduduk keca- mat an j ika dilihat dari per desanya yait u 3. 647, sedangkan apabila dilihat dari km

  Sumber : Kabupat en Banyumas dal am Angka t ahun 2010, di ol ah

  III +

  III

  42. 486 45. 331 87. 817 19. 10 Keluarga sej aht era II

  78. 800 37. 450 116.250 25. 28 Keluarga sej aht era I

  Keluarga pra sej aht era

  Tabel 1. Keluarga Prasej aht era dan Sej aht e- ra di Kabupat en Banyumas 2009 Tingkatan Alasan Jumlah Per- sen (%) Eko- nomi Non eko- nomi

  . Pert umbuhan ekonomi j ika dilihat dari laj u PDRB berdasarkan dengan harga konst an 2000 adalah 5, 49% pada t ahun 2009 yang naik 0, 97% dari laj u PDRB 5, 38% pa- da t ahun 2008. Pent ahapan keluarga pra se- j aht era/ sej aht era, dapat dilihat pada t abel berikut .

  2

  besar 1. 192 j iwa/ km

  yait u 2. 478. Sement ara it u, laj u pert umbuhan penduduk pada t ahun 2009 sebesar 0, 87 at au selisih 0, 17% di at as laj u pert umbuhan pendu- duk Kabupat en Banyumas yait u 0, 7% dan re- lat if berimbang dengan laj u pert umbuhan pen- duduk Kecamat an Kedungbant eng yait u 0, 83. Jumlah keluarga sej aht era di Sokaraj a prosen- t asenya j auh di at as Kedungbant eng, demikian pula j ika dibandingkan dengan j umlah keluar- ga sej aht era di t ingkat kabupat en, j umlah ke- luarga sej aht era di Kecamat an Sokaraj a pro- sent asenya j uga di at as t ingkat kabupat en. Hal t ersebut dapat dilihat pada t abel berikut ini.

  • 2. 796 32, 89 28. 10 Keluarga sej aht era
  • 912 97, 07 6, 80

  • 3. 786 29. 36 20. 63 Keluarga sej aht era

  3 Set iap anak berhak unt uk beribadah menurut aga- manya, berpikir, dan ber- ekspresi sesuai dengan t ingkat kecerdasan dan usianya, dalam bimbi- ngan orang t ua. (Pasal 6)

  Kondisi yang ada biasanya anak saat lahir mengi- kut i kewargane- garaan orang t ua dan sudah diberi nama sebagai i- dent it as.

  2 Set iap anak berhak at as suat u nama sebagai ident it as diri dan st at us kewarganegaraan. (Pasal 5)

  part isipasi, yait u keinginannya yang “ t idak dide- ngar” karena di- t inggal bapak dan at au ibu ke luar negeri, apa- lagi banyak dari buruh migran it u yang berangkat ket ika anak mas- ih bayi dan kese- harian anak-anak it u sering mena- nyakan kebera- daan bapak at au ibunya.

  Dalam kasus ke- beradaan bapak dan at au ibu di perant auan, set i- daknya belum memenuhi hak a- nak unt uk ber-

  1 Set iap anak berhak un- t uk dapat hidup, t um- buh, berkembang, dan berpart isipasi secara wa- j ar sesuai dengan harkat dan mart abat kemanusia- an, sert a mendapat per- lindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (Pasal 4)

  5 Tabel 4. Hak-Hak Anak Menurut UU Perlin- dungan Anak dan Kondisi yang Dialami Anak Buruh Migran di Kabupat en Banyumas No Hak anak menurut UU Perlindungan Anak Kondisi di lapangan

  Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang t ermuat dalam UUD 1945 dan Konvensi PBB t ent ang Hak-hak Anak. Anak sebagai bagian dari w arga negara memi - liki hak yang w aj i b dij amin, dihormat i, dilin- dungi, dan dipenuhi oleh negara. Dari sisi ke- hidupan berbangsa dan bernegara, anak ada- lah masa depan bangsa sert a generasi penerus cit a-cit a bangsa, sehingga set iap anak berhak at as kelangsungan hidup, t umbuh, dan ber- kembang, berpart isipasi sert a berhak at as per- lindungan dari t indak kekerasan dan diskrimi- nasi, sert a hak sipil dan kebebasan. Berikut dij abarkan hak-hak anak sesuai UU Perlindu- ngan Anak dan kondisi anak buruh migran di Kabupat en Banyumas.

  Pemet aan Permasalahan Anak Buruh Migran dalam Perspekt if UU Perlindungan Anak dan Posisi Pemerint ah Kabupat en Banyumas

  Desa Kedondong t erlet ak 2 kilomet er dari ibukot a Kecamat an Sokaraj a. Jumlah pen- duduk di Desa Kedondong pada t ahun 2009 se- j umlah 813 KK dengan j umlah penduduk 3. 077 j iwa yang t erdiri dari 1. 521 penduduk laki-laki dan 1. 556 penduduk perempuan. Berdasarkan dat a pet a kemiskinan dari BKM Desa Kedon- dong, saat ini t ercat at 1. 464 penduduk t erma- suk kat egori penduduk miskin, sedangkan j um- lah KK yang miskin adalah 366 keluarga. Unt uk kat egori penduduk miskin yang memerlukan kegiat an produkt if sebanyak 1. 098 j iwa (Daf t ar Monograf i Dinamis Desa Kedondong t ahun 2009).

  Sumber : Kabupat en Banyumas dal am Angka t ahun 2010, di ol ah

  III +

  III

  II

  Keluarga sej aht era

  I 1. 146 1. 473 3. 290 24. 74 19. 10

  1. 842 597 2. 212 17. 15 25. 28 Keluarga sej aht era

  Keluarga pra sej aht era

  Vol . 12 No. 1 Januari 2012 Tabel 3. Keluarga Prasej aht era dan Sej aht e- ra di Kec. Sokaraj a 2009 Tingkat- an Alasan Jum- lah Per- sen (%) Ting- kat kab. (%) Eko- nomi Non eko- nomi

  a. Dalam kegiat - an beribadah anak kurang mendapat kan bimbingan dari orang t uanya, apalagi ket ika dit inggal orang t uanya menj a- di buruh mig- ran, & orang t ua berangga- pan ket ika ke- but uhan eko- nomi anak su- dah t erpenuhi, maka it u cu- kup buat anak.

  b. Keberadaan salah sat u o- rang t ua saj a at aupun hanya nenek, kurang memenuhi hak anak berkait an dengan pem- belaj aran keagamaan.

  c. Hak berekspre- si sesuai de- ngan t ingkat kecerdasan & usia dalam bimbingan o- rang t ua, ini j uga belum di- penuhi secara ut uh. Bapak/ ibu yang men- j adi buruh mi- gran t idak bisa mendampingi dan membim- bing anak se- cara lebih in- t ens dalam ke- giat an keseha- rian anaknya. 4 (1) Set iap anak berhak unt uk menget ahui o- rang t uanya, dibesar- kan, dan diasuh oleh orang t uanya sendiri. (2) Dalam hal karena su- at u sebab orang t ua- nya t idak dapat men- j amin t umbuh kem- bang anak, at au anak dalam keadaan t er- lant ar maka anak t ersebut berhak dia- suh at au diangkat se- bagai anak asuh at au anak angkat oleh o- rang lain sesuai ke- t ent uan perat uran perundangan. (Pasal 7)

  Ket ika anak di- t inggal sej ak da- lam kandungan, yang t erj adi a- nak t idak menge- nal ayah/ ibunya yang pergi men- j adi buruh mi- gran. Kondisi ini dialami oleh a- nak yang dit ing- gal sej ak usia balit a.

  5 Set iap anak berhak mem- peroleh pelayanan kese- hat an dan j aminan sosial sesuai dengan kebut uhan f isik, ment al, sprit ual dan sosial. (Pasal 8)

  Hak t umbuh kembang anak & hak at as kese- hat an anak t er- abaikan, ini da- pat t erj adi pada anak yang ber- usia balit a yang seharusnya ma- sih dapat ASI da- dit inggal ibunya menj adi buruh migran. 6 (1) Set iap anak berhak memperoleh pendi- dikan dan pengaj a- ran dalam rangka pe- ngembangan priba- dinya dan t ingkat ke- cerdasannya sesuai dengan minat dan bakat nya. (2) Selain hak anak se- bagaimana dimaksud dalam ayat (1), khu- sus bagi anak yang menyandang cacat j uga berhak mempe- roleh pendidikan lu- ar biasa, sedangkan bagi anak yang me- miliki keunggulan j u- ga berhak mendapat - kan pendidikan khu- sus. (Pasal 9)

  Unt uk hak pendi- dikan ket ika a- nak dit inggal o- rang t uanya, hak pendidikan ku- rang t erpenuhi. Mereka memang masih disekolah- kan, berart i su- dah memenuhi hak anak unt uk memperoleh pendidikan. Na- mun t anggung j awab hanya di- serahkan pada nenek, bude a- t au bibinya, se- hingga pengawa- san secara t erus menerus relat if kurang.

  7 Set iap anak berhak me- nyat akan dan didengar pendapat nya, menerima, mencari, dan memberi- kan inf ormasi sesuai de- ngan t ingkat kecerdasan dan usianya demi pe- ngembangan dirinya se- suai dengan nilai kesu- silaan dan kepat ut an.

  (Pasal 10)

  Hak ini belum t erpenuhi, t erli- hat dari ket idak- mampuan anak unt uk mencegah orang t uanya be- rangkat ke luar negeri unt uk be- kerj a, dan anak- anak j uga cende- rung t idak t ahu inf ormasi t en- t ang orang t ua- nya di luar nege- ri.

  8 Set iap anak berhak unt uk berist irahat dan meman- f aat kan wakt u luang, bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat , bakat , dan t ingkat kecerdasannya demi pe- ngembangan diri. (Pasal 11)

  Hak ini sudah di- penuhi, karena anak diberi ke- bebasan unt uk bermain, bergaul dengan anak se- baya, bahkan ka- dang t erlalu di- beri kebebasan unt uk bermain.

  9 Set iap anak penyandang cacat berhak mempero- leh rehabilit asi, bant uan sosial, dan pemeliharaan t araf kesej aht eraan sosi- al. (Pasal 12)

  Kondisi yang ada belum dit emu- kan anak buruh migran yang ca- cat . 10 (1) Set iap anak selama dalam pengasuhan o- rang t ua, wali, at au pihak lain manapun yang bert anggung j a- wab at as pengasuh- an, berhak mendapat ket ika pengasuh- an hanya dari salah sat u bapak at au ibu, bahkan seringkali t idak keduanya, hanya ada nenek at au Vol . 12 No. 1 Januari 2012

  perlindungan dari: a diskriminasi; b eksploit asi, baik ekonomi maupun seksual; c penelant aran; d kekej aman, kekerasan, dan penganiayaan; e ket idakadilan; f perlakuan salah lainnya.

  Dalam hal orang t ua, wali at au pengasuh anak melakukan se- gala bent uk perlaku- an sebagaimana di- maksud dalam ayat (ayat 1), maka pela- ku dikenakan pem- berat an hukum. (Pasal 13) bibi at au bude, perlindungan a- nak t idak ut uh. Kekerasan dan diskriminasi bisa saj a dialami oleh anak yang bera- da dalam penga- suhan salah sat u bapak at au ibu at au nenek at au bibi at au bude- nya. Ket ika bibi at au bude punya anak dan seka- ligus mengasuh anak yang dit ing- gal pergi orang t ua, bisa mem- berikan perlaku- an yang berbeda meskipun dilaku- kan t idak secara sadar.

  11 Set iap anak berhak unt uk diasuh oleh orang t uanya sendiri, kecuali j ika ada alasan dan/ at uran hukum yang sah menunj ukkan bahwa pemisahan it u a- dalah demi kepent ingan t erbaik bagi anak dan merupakan pert imbangan t erakhir. (Pasal 14)

  Dalam kasus ke- beradaan bapak dan at au ibu di perant auan, be- lum memenuhi hak anak unt uk berpart isipasi, yait u keinginan- nya yang “ t idak didengar” karena dit inggal bapak & at au ibu yang berangkat keluar negeri, apalagi banyak dari bu- ruh migran it u yang berangkat ket ika anaknya masih bayi dan keseharian anak- anak it u sering menanyakan ke- beradaan bapak at au ibunya.

  Tabel 4 di at as menunj ukkan hak-hak dasar anak buruh migran yang belum t erpenuhi ada- lah hak berpart isipasi, hak beribadah sesuai agama, berpikir dan berekspresi, hak unt uk di asuh dan dibesarkan orang t ua, hak unt uk memperoleh pelayanan kesehat an dan j ami- nan sosial, hak unt uk didengar dan menyat a- kan pendapat nya, sert a hak unt uk diasuh oleh orang t uanya sendiri. Hak-hak dasar anak buruh migran yang kurang t erpenuhi adalah t idak dapat menj amin, hak perlindungan dan pengasuhan, dan hak memperoleh pendidikan dan pengaj aran. Sement ara hak anak unt uk berist irahat dan memanf aat kan wakt u luang, sert a hak unt uk ident it as dan kewarganegara- an masih dapat dipenuhi. Hasil pengkaj ian t erhadap hak-hak dasar anak t ersebut mene- gaskan, bahwa keberadaan orang t ua merupa- kan f akt or primer t erhadap anak yang masih dalam umur pert umbuhan.

  6 Hal ini berart i,

  apabila orang t ua bekerj a di luar, pengaruh yang diderit a oleh anak t ent u besar sekali t er- hadap t erpenuhi t idaknya hak-hak dasar anak buruh migran.

  Pemerint ah pusat maupun daerah, sej a- uh ini lebih banyak menangani kekerasan t er- hadap buruh migran sendiri. Perhat ian ber- bagai kalangan pun t erkuras unt uk menyele- saikan persoalan t enaga kerj a di luar negeri. Hal ini berart i, secara implement at if solusi yang diberikan j uga lebih diarahkan pada orang t ua yang menj adi buruh migran, bukan anak mereka yang dit inggalkan di kampung halaman.

  7 Namun demikian, Pemerint ah Ka-

  bupat en Banyumas set idaknya sudah memiliki inst rumen hukum unt uk memast ikan pemenuh- an hak anak dan penegakan hukum. Komit men Pemerint ah Kabupat en Banyumas unt uk men- j amin hak-hak anak dilakukan melalui Dinsos- nakert rans, khususnya Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pot ensi Sosial (BPPPS), sert a BapermasPPKB yang bermit ra dengan Pusat Pelayanan Terpadu dan Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPT- PPK-KBGA).

  6 Lianny Shol ihin, “ Tindakan Kekerasan Ter hadap Anak dal am Kel uarga” , Jur nal Pendi di kan Penabur , No. 3 Tahun III Desember 2004, hl m. 138-139 t er sedi a di ht t p: di akses pada t anggal 14 Januar i 2012.

  7 Mi sal nya kaj ian Ant ari Nuryandani dan E. Krist i Poerwandar i, VoL. 13 No. 03 Agust us 2007, “ St r at egi C opi ng pada Perempuan Buruh Migran Indonesia yang Mengal ami kekerasan di Ti mur Tengah” , Jur nal JPS, Fakul t as Psikol ogi UI, hal , 257; Sukanda Husain, Vol II No. 1 Tahun 2009, “ Perl indungan Hak-Hak Tenaga Ker - j a Indonesi a” , Jur nal Konst i t usi FH Univer sit as Riau,

  Tabel 5. Rekapitulasi Dat a Dinsonakert rans Kabupat en Banyumas Bidang BPPPS dalam Penanganan PMKS Tahun 2008-2010 No Jenis PMKS Tahun Kete- 2010 2009 2008 rangan

  22 Keluarga bermasa- lah sosial psikologis

  18 Pekerj a migran bermasa- lah

  100

  45

  19 Korban NAPSA 247 153

  84

  20 Keluarga 106.4 115.5 97. 09 f akir mis- kin

  45

  97

  1

  21 Keluarga berumah t ak layak huni

  17348 23077 23. 49

  276 212 175

  17 Bekas na- rapidana (bekas na- pi)

  23 Keluarga rent an 2577 522 612

  24 Komunit as adat t er- pencil

  25 Korban bencana alam 1296 747 788

  26 Korban bencana sosial

  292

  49

  8 Sumber : Di nsosnaker t r ans Kabupat en Banyu-mas, 2008-

  2011

  Tabel 5 di at as menunj ukkan upaya yang dila- kukan oleh BPPPS Dinsosnakert rans unt uk me- nangani masalah Penanganan Penyandang Ma- salah Kesej aht eraan Sosial (PMKS) dari t ahun 2008-2011. Fokus BPPPS lebih pada masalah kesej aht eraan anak, yait u melalui Seksi Pem- berdayaan Keluarga, Lansia dan Kesej aht eraan Anak. Masalah PMKS yang dit angani meliput i anak balit a t erlant ar, anak t erlant ar, anak korban t indak kekerasan, anak nakal, anak j a- lanan dan anak cacat . Cukup signif ikannya j umlah PMKS yang t erkait dengan anak di ka- bupat en ini t ent unya pat ut menj adi perhat ian bersama unt uk dicarikan solusinya. Berdasar- kan st udi Sudarso t ent ang Penyandang Masalah Kesej aht eraan Sosial di Kot a Surabaya mene- gaskan, bahwa anak penyandang masalah ke- sej aht eraan sosial sesungguhnya merupakan korban yang pat ut dit olong, didukung dan dif asilit asi agar dapat menolong dirinya sendiri unt uk lebih berdaya.

  8 Sej auh ini BPPPS Dinsosnakert rans ma-

  sih lebih f okus pada masalah kesej aht eraan anak dan belum menyent uh sampai persoalan t idak t erpenuhinya hak-hak anak buruh mi- gran. Salah sat u cont oh adalah masalah anak

  8 Sudar so, “ Penyandang Masal ah Kesej aht eraan Sosi al di Kot a Sur abaya” ,

  1092 964 548

  16 Gelan- dangan 244 72 163

  1 Anak bali- t a t erlan- t ar 987 844 566 Jumlah t ersebut t erpilah ant ara yang su- dah dit a- ngani dan belum di- t angani

  81

  2 Anak t er- lant ar 2450 1702 1512

  3 Anak kor- ban t in- dak keke- rasan

  52

  20

  5

  4 Anak na- kal 292 315 273

  5 Anak j a- lanan 144 369 278

  6 Anak ca- cat 4104 2646 2407

  7 Wanit a rawan sosial ekonomi

  5839 7533 5803

  8 Wanit a korban t indak kekeras- an

  38

  15 Pengemis 198 322 163

  21

  9 Lanj ut usia t er- lant ar 4415 4100 4674

  10 Lanj ut u- sia korban t indak ke- kerasan

  1

  3

  11 Penyan- dang cacat 6025 4464 6410

  12 Penyan- dang ca- cat bekas 1298 1332 382

  13 Penyan- dang HIV/ AIDS

  6

  10

  9

  14 Tuna susi- la 282 256 382

  Jur nal Masyar akat Kebudayaan dan Pol i t i k, Vol . XIX, No. 1, Januari 2006, FISIP Unair Sura-

  14

  11

  7

  16

  15

  6 ABH -

  2 4 -

  1

  5 Perkosaan

  4

  t annya lebih f okus pada persoalan anak yang menj adi korban kekerasan, at au anak yang melakukan pelanggaran hukum. Namun, mere- ka hanya bekerj a berdasarkan pengaduan saj a. Tindakan yang bersif at j emput bola belum di- lakukan, t ermasuk t erhadap permasalahan a- nak buruh migran. Perlant arnya anak buruh migran, padahal memiliki pot ensi unt uk ber- kembang menj adi kasus kekerasan t erhadap anak at au anak t ersebut melakukan pelang- garan hukum.

  7

  7

  4 Kekerasan dalam pacaran

  4

  5

  13

  9 PPT-PPK-KBGA dalam melakukan kegia-

  3 Perdagangan manusia dan buruh migran

  13

  57

  74

  36

  2 Kekerasan t erhadap anak (pencabulan dan penganiayaan)

  19

  38

  56

  64

  1 KDRT

  Tabel 6. Rekapitulasi Dat a PPT-PPK-KBGA dalam Penanganan Kasus Kekerasan Berbasis Gender dan Anak Periode Januari 2008-Mei 2011 No Bentuk kekerasan Tahun 2008 2009 2010 2011

  buruh migran yang t erlant ar di Desa Dawuhan Kulon, menj adi anak nakal, dan t idak naik ke- las. Sekdes Dawuhan Kulon menyat akan bahwa anak t ersebut belum mendapat kan perhat ian inst ansi t erkait , karena peran pekerj a sosial yang masih kurang akt if (Wawancara t gl 5 Juli 2011). Sepert i halnya j uga inf ormasi dari Amin Sachuri, Kades Kedondong, bahwa pekerj a so- sial t ingkat Kecamat an Sokaraj a meskipun ak- t if bekerj a namun belum menyent uh perma- salahan anak buruh migran di desanya (Wa- wancara t gl 7 Juli 2011). Pekerj a sosial ada- lah kepanj angan t angan BPPPS Dinsosnaker- t rans di t ingkat kecamat an. Namun kendala- nya adalah sulit nya menguat kan j ej aring sosial yang sudah t erbent uk, karena hanya bersif at sukarelawan. Saat ini j umlah pekerj a sosial BPPPS hanya 11 orang, yang berart i t idak di set iap kecamat an BPPPS mempunyai pekerj a sosial.

  Vol . 12 No. 1 Januari 2012

  7 Pelecehan seksual

  • 4 - -

  9 Hak asuh anak - -

  1

  1

  10 Penemuan anak

  1 Jumlah 121

  68 136

  Banyumas, 2008-2011

  Sement ara it u BapermasPPKB melaku- kan kegiat annya dalam menangani masalah anak dengan bermit ra dengan PPT-PPK-KBGA yang beranggot akan unsur-unsur inst ansi pene- gak hukum, inst ansi pemerint ah, LSM, organi- sasi sosial, PUG, PPGA. Tabel 6 di at as menun- j ukkan upaya PPT-PPK-KBGA dalam menangani kekerasan berbasis gender dan anak dari t ahun 2008-2011. Khusus penanganan masalah anak, misalnya berkait an dengan kekerasan t erhadap anak, baik pencabulan at au penganiayaan, ABH, hak asuh anak, penemuan anak, dan ka- sus lainnya yang t idak secara spesif ik menye- but anak sebagai korban, namun memung- kinkan anak j uga menj adi korban di dalamnya, sepert i kasus perkosaan at au pelecehan sek- sual. Kekerasan yang berupa pencabulan at au penganiayaan t erhadap anak t ermasuk kasus yang dominan di Kabupat en Banyumas dari t a- hun ke t ahun. Selain it u masalah perdagangan anak j uga perlu diwaspadai peningkat annya di Kabupat en Banyumas. Hal ini mengingat ke- beradaan kabupat en ini sebagai salah sat u basis buruh migran di Jawa Tengah. Kaj ian Se- t o Mulyadi menunj ukkan, bahwa peningkat an j umlah buruh migran menj adi salah sat u f akt or yang mempengaruhi t ingginya angka perda- gangan anak.

  8 Gant i kelamin - - 1 -

  Upaya pembenahan dan perbaikan kon- disi perlindungan anak oleh pemerint ah dida- sari oleh st rat egi t erpadu ant ara penyusunan perat uran perundang-undangan sebagai lan- dasan hukum, perbaikan sist em pelayanan dan pengawasan, sert a penyusunan berbagai pedo- man unt uk memast ikan adanya perlindungan anak dalam semua kebij akan, program, kegia- t an dan anggaran sert a kerangka penilaiannya.

49 Sumber : PPT-PPK-KBGA dan Baper masPPKB Kabupat en

  9 Set o Mul yadi , Vol . 12 No. 1 Tahun 2007, “ Perdagangan Anak di Indonesi a” , Jur nal Il mi ah Unt ar , Univer si t as Pet a permasalahan belum t erpenuhinya hak dasar anak-anak buruh migran sesuai amanat UU Perlindungan Anak, sert a posisi Dinsosna- kert rans (BPPPS) dan BapermasPPKB (PPT-PPK- KBGA) dalam penanganan masalah anak, dipot ret dalam skema Gambar 1. Garis-garis t erput us pada Gambar 1 menunj ukkan belum adanya perhat ian t erhadap kondisi t idak t er- penuhinya hak-hak dasar anak buruh migran yang diat ur UU Perlindungan Anak oleh Dinsos- nakert rans (BPPPS) dengan BapermasPPKB, sert a belum menyent uhnya program dan ke- giat an kedua lembaga t ersebut t erhadap per- masalahan anak buruh migran. Kedua inst ansi yang dihubungkan dengan garis t erput us me- nunj ukkan kerj asama ant ara kedua lembaga t ersebut belum dalam bent uk kerj asama pe- nuh, masih bersif at insident al dan belum memiliki dasar perat uran yang j elas.

  Fenomena permasalahan anak merupa- kan permasalahan yang dapat t erj adi baik di daerah r ur al at aupun semi -ur ban. Kondisi t er- lant arnya anak buruh migran dapat menimpa siapa saj a. Baik di t ingkat r ur al at au semi

  ur ban, mereka dapat menj adi anak yang t er-

  lant ar, yang dapat saj a berkembang menj adi t indak pelanggaran hukum oleh anak at au anak menj adi korban kekerasan karena penga- wasan dan perlindungan yang sangat kurang. Perlu diingat , bahwa segala resiko yang dapat mempengaruhi anak menj adi t anggung j awab penuh baik pemerint ah maupun masyarakat , yang didukung oleh penegakan hukum sebagai bent uk cont r ol and empat y t erhadap masalah yang dihadapi anak.

  t uhkan st rat egi t ert ent u unt uk mempercepat upaya pemenuhan hak anak buruh migran me- lalui pembent ukan model perlindungan anak buruh migran di Kabupat en Banyumas. Model yang t erbent uk dapat dikembangkan menj adi model perlindungan anak secara menyeluruh.

  Langkah-langkah Pembent ukan Model Perlin- dungan Anak Buruh Migran

  Berkonf l ik dengan Hukum” , Jur nal Kaj i an Il mi ah Ubhar a Jaya, Vol 9 No 3 Tahun 2008, Leml it Ubhara,

  Perlindungan anak buruh migran harus berdasarkan pada rinsip-prinsip yang t erkait dengan prinsip-prinsip dalam perlindungan a- nak pada umumnya. Prinsip yang harus dilaku- kan dalam perlindungan anak buruh migran meliput i: Per t ama, prinsip at as hak kelangsu- ngan hidup dan t umbuh kembang, bahwa se- t iap anak memiliki hak yang melekat at as ke- hidupan dan negara waj ib menj amin kelang- sungan hidup sert a perkembangan anak sampai bat as maksimal; kedua, prinsip non diskrimi- nasi, bahwa semua hak yang diakui dalam UU Perlindungan Anak harus diberlakukan kepada set iap anak t anpa pembedaan apapun, berda- sarkan asal-usul, suku, ras, agama, polit ik dan sosial ekonomi; ket i ga, prinsip kepent ingan t erbaik unt uk anak, bahwa dalam set iap t inda- kan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerint ah, masyarakat , badan legislat if dan badan yudikat if , maka kepent ingan yang t erbaik bagi anak harus menj adi pert imbang- an ut ama; dan keempat , Prinsip penghargaan t erhadap pendapat anak, bahwa anak yang memiliki pandangan-pandangan sendiri dan mempunyai hak unt uk menyat akan pandangan- pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak.

  Pemerint ah daerah dalam memberikan perlindungan anak secara umum dan khusus- nya unt uk anak buruh migran harus berpedo- man pada Perat uran Ment eri Negara Pember- dayaan Perempuan Nomor 3 Tahun 2008 t en- t ang Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak. Pedoman pelaksanaan perlindungan anak ada- lah segala kegiat an unt uk menj amin dan me- lindungi anak dan hak-hak anak yang meliput i:

10 Oleh karena it u, dibu-

  per t ama, bert ahan hidup, yait u st andar hidup

  yang layak, makanan bergizi, sandang, papan, pelayanan kesehat an, penghidupan yang layak, perlindungan dari segala bent uk kekerasan;

  kedua, t umbuh kembang, yait u memungkin-

  kan anak t umbuh dan berkembang secara opt i- mal sesuai dengan pot ensi, melalui pendi- dikan, bermain dan memanf aat kan wakt u lu- ang, akt if it as sosial budaya, dan akses t erha- dap inf ormasi; ket i ga, mendapat kan perlindu-

10 Ika Sai mi ma, “ Perl indungan Anak Terhadap Anak yang

  Vol . 12 No. 1 Januari 2012 Anak Buruh Migran

  Belum t erpenuhi Terpenuhi Kurang Terpenuhi Belum t erpenuhi Terpenuhi Belum t erpenuhi Kurang t erpenuhi Belum t erpenuhi Terpenuhi Belum ada Kurang t erpenuhi Belum t erpenuhi

  Bapermas-PPKB (PPT-PPK-KBGA)

  a. Anggot a : Inst ansi penegak hukum, inst ansi pemerint ah, LSM, organisasi sosial, PUG, PPGA

  b. Tuj uan : Pelayanan t erhadap korban kekerasan berbasis; membant u mencegah t imbulnya kekerasan pada perempuan dan anak c. Bekerj a berdasarkan pengaduan saj a

  

Gambar 1. Skema Permasalahan Anak Buruh Migran Dalam Perspekt if UU No. 23 Tahun 2002

dan Posisi Pemerint ah Kabupat en Banyumas Terhadap Masalah Anak

UU No. 32 Tahun 2002

  Pasal 4 : Hak hidup, t umbuh dan berpart isipasi Pasal 5 : Hak ident it as diri dan kewarganegaraan Pasal 6 : Hak beribadah sesuai agama Pasal 7 : (1) Hak dibesarkan, diasuh orang t ua Pasal 7 : (2) Hak diasuh orang lain j uka orang t ua t i- dak dapat menj amin Pasal 8 : Hak memperoleh pelayanan kesehat an dan j aminan sosial

  Pasal 9 : Hak memperoleh pendidikan dan pengaj aran Pasal 10 : Hak menyat akan dan didengar pendapat nya Pasal 11 : Hak berist irahat dan memanfaat kan wakt u luang Pasal 12 : Hak anak cacat memperoleh rehabilit asi dan bant uan sosial Pasal 13 : Hak mendapat kan perlindungan selama dalam pengasuhan

Pasal 14 : Hak unt uk diasuh oleh orang t ua sendiri Posisi Pemerint ah Saat Ini Dinsosnakert rans (Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pot ensi Sosial)

  a. Fokus pada kesej aht eraan anak

  b. Memiliki pekerj a sosial di t ingkat kecamat an namun j umlahnya t idak cukup c. Ada kendala t erbat asnya anggaran

  Pemerint ah kabupat en Banyumas Belum Menyent uh Anak But uh Migran

  11

  mas t elah menunj ukkan komit mennya unt uk menangani permasalahan anak melalui Dinsos- nakert rans khususnya BPPPS, sert a Bapermas- PPKB yang bermit ra dengan PPT-PK-KBGA. Na- mun, BPPPS Dinsosnakert rans dan PPT-PKKBGA masih kurang dalam melakukan koordinasi dan kerj asama dalam melaksanakan kegiat an pe- nanganan anak. Koordinasi keduanya diperlu- kan, karena f okus kegiat annya bersinggungan.

  bul i k dan sebagainya), masyarakat , pekerj a

  Perlindungan anak buruh migran di Ka- bupat en Banyumas ini t idak hanya menj adi t anggung j awab orang t ua, t api j uga menj adi t anggung j awab keluarga (nenek, kakek, bude,

  Model Perlindungan Anak Buruh Migran

  Berdasarkan pent ahapan penyusunan model di at as, maka persoalan mendasar ber- kait an dengan perlindungan anak buruh migran adalah pemahaman mengenai hak-hak dan ke- waj iban anak secara umum dan khususnya anak buruh migran sesuai dengan UU Perlin- dungan Anak. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi UU Perlindungan Anak. Sosialisasi ini dapat dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari inst ansi pemerint ah maupun j uga dari kalangan akademisi.

  dungan Anak Buruh Migran (LPABM). Lembaga ini dibent uk di t ingkat kecamat an dan kabu- pat en, yang keanggot aannya t erdiri dari kom- ponen Dinsosnakert rans, calon buruh migran/ TKI, PJTKI, pekerj a sosial dan pemerhat i ma- salah buruh migran (kalau di Banyumas ada organisasi SERUNI).

  Keenam, Pembent ukan Lembaga Perlin-

  Kel i ma, Pemerint ah Kabupat en Banyu-

  ngan, meliput i perlindungan dari kekerasan, eksploit asi dan diskriminasi, t ermasuk t raf i- king; dan keempat , berpart isipasi, yait u agar anak didengar pendapat nya dan dapat berpe- ran akt if dalam komunit asnya, sesuai dengan pot ensi yang dimiliki t erut ama dalam berbagai hal yang menyangkut kepent ingan anak.

  t erlebih dahulu t erkait dengan perlindungan anak secara umum sebagaimana diat ur dalam sial j uga harus berperan akt if t urun ke desa unt uk memant au persoalan-persoalan yang berkait an dengan perlindungan anak secara umum dan perlindungan anak buruh migran secara khusus. Opt imalisasi peran pekerj a so- sial sampai ke t ingkat desa dengan demikian sangat dibut uhkan.

  Keempat , Pekerj a sosial harus paham

  an anak j uga harus diberikan pada masyarakat t ermasuk j uga aparat pemerint ah desa. Peme- rint ah kecamat an dan desa idealnya punya peran yang st rat egis berkait an dengan per- masalahan buruh migran dan anak buruh mig- ran. Namun pemerint ah kecamat an dan desa sendiri belum memiliki dat a buruh migran yang baik dan ket ika ada persoalan yang me- nyangkut buruh migran, mereka mengalami kesulit an unt uk membant u warga.

  Ket i ga, pemahaman t ent ang perlindung-

  hak yang t erlibat (t erut ama ayah, ibu, dan ke- luarga) dalam perlindungan anak buruh migran t erkait dengan hak-hak anak yang diat ur da- lam UU Perlindungan Anak.

  dua, diperlukan adanya pemahaman para pi-

  Keput usan Ment eri Pemberdayaan Pe- rempuan Nomor 3 Tahun 2008 mengat ur ruang lingkup pedoman pelaksanaan perlindungan anak ini meliput i perencanaan, pelaksanaan, pemant auan dan evaluasi, pelaporan, penda- naan dan pembinaan pengawasan. Dalam pe- laksanaan pembangunan perlindungan anak ini adalah Pengarusut amaan Hak Anak (PUHA). Dalam t at aran pemerint ah daerah, bupat i ber- kewaj iban mengint egrasikan kebij akan, prog- ram, dan kegiat an perlindungan anak ke dalam perencanaan pembangunan daerah. Oleh kare- na it u, harus ada komit men dari bupat i t er- kait masalah perlindungan anak. Tahapan-t a- hapan yang perlu dilakukan dalam pembent uk- an model perlindungan anak buruh migran adalah sebagai berikut . Per t ama, pemahaman t erhadap kondisi yang dialami yang dialami anak buruh migran di lapangan sesuai dengan amanat UU Perlindungan Anak. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 dan Gambar 1 di at as. Ke-

  sosial dan j uga pemerint ah kabupat en dan j uga lembaga legislat if . Pemerint ah Kabupat en dalam hal ini t ent unya dinas/ kant or/ badan yang t ugas pokok dan f ungsinya berkait an de- Vol . 12 No. 1 Januari 2012