Debit Andalan Desa Kecamatan (Km2) (Ltdet)

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) BAB - 6 POTENSI AIR BAKU

6.1 POTENSI AIR BAKU

  

Ketersedian air baku secara alami ("natural availability") pada suatu wilayah

merupakan fungsi dari faktor klimatologi, geologi, dan morfologi/topografi. Adanya

aktivitas manusia di sekitar selanjutnya memberi pengaruh pula terhadap ketersediaan

air baku yang ada. Aktivitas manusia yang dimaksud adalah pola pemanfaatan lahan,

sistem sanitasi, pola pemanfaatan air untuk berbagai keperluan, serta kondisi sosial

ekonomi lainnya.

  

Pada tahapan selanjutnya ketersediaan air baku di suatu wilayah memberikan

pengaruh balik terhadap pola kegiatan masyarakat di sekitarnya (lihat Gambar 6.1).

  

Bab ini akan diuraikan analisis potensi ketersediaan air baku yang dapat dialokasikan

untuk memenuhi kebutuhan air di masa mendatang. Dimana hasilnya menjadi salah

satu masukan untuk penyusunan rencana pengembangan sistem penyediaan air

minum dimasa mendatang.

  

Analisis didasarkan kepada hasil survai lapangan yang dikompilasikan dengan hasil

inventarisasi data sekunder. Dari hasil analisis tersebut akan diperoleh gambaran

mengenai : 1) Potensi air permukaan (Sungai atau embung)

2) Potensi air tanah dan mata air (air tanah yang muncul ke permukaan).

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Gambar 6.1.

  Pendekatan Penyusunan Rencana Sistem Penyediaan Air Minum

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

6.2 POTENSI AIR PERMUKAAN

  

Kabupaten Maluku Tenggara Barat merupakan kabupaten kepulauan yang hampir

sebagian besar desa –desa di setiap Kecamatan di wilayah Kabupaten Maluku

Tenggara Barat berbatasan langsung dengan pesisir pantai, dan ada beberapa desa

yang di lewati sungai. Berikut nama-nama sungai yang ada di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat dan sebagai alternatif pengembangan sumber air baku untuk SPAM

di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dapat dilihat pada Tabel 6-1 di bawah ini.

  

Tabel 6-1. Sumber Air Sungai di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Luas Debit Lokasi No

  DAS Andalan Nama Sungai .

  2 Desa Kecamatan (Km ) (Lt/det)

  Usulan untuk Air Bersih Desa

  1 S. Saphelange Namtabung Selaru 27.80 110.17 Lingat

  2 S. Winuslange Namtabung Selaru -

  13.50

  53.50 Usulan untuk pengembangan

  3 S. Weisleta Kandar Selaru

  7.83

  31.03 SPAM Kandar jangka panjang Usulan untuk pengembangan

  4 S. Lorobungan Kabiarat Raya Tanimbar Selatan 39.27 157.73 SPAM Saumlaki jangka panjang

  5 25.28 100.41 - S. Batsire Lermatang Tanimbar Selatan

  6 S. Lolan Letdalam Tanimbar Selatan 17.58 -

  69.98 Usulan untuk pengembangan

  7 S. Tambirain Amdasa Wertamrian 69.44 157.73 SPAM IKK Wertamrian Jangka Panjang Usulan untuk air bersih Ds. Sangliat

  8 S. Batimafudi Sangliat Krawin Wertamrian 64.83 258.17 Krawin, Ds. Sangliat Dol dan Ds.

  Amdasa jangka panjang

  9 S. Ranarmoye Makatian Wermaktian 805.74 3214.26 -

  10 Sungai Maktian Makatian Wermaktian 41.65 - 165.89

  11 Wai Bilam Makatian Wermaktin 49.88 198.64 -

  12 Wae Kolomtetun Wermatang - Wermaktin 46.15 183.82

  13 Wae Muras Wermatang - Wermaktin

  7.61

  30.31

  14 S.Bungat Wermatang Wermaktin - 185.00 736.62

  15 Wae Ulaen Batuputih Wermaktin 81.04 322.39 -

  16 S. Skein Lorwenbun Kormolin

  5.68 22.62 -

  17 S. Weloka Alusi Kelaan Kormolin 16.37 -

  65.24

  18 S. Weryanik Alusi Krawain Kormolin

  9.95 39.55 - Usulan untuk pengembangan

  19

  • Wae Werluin Arma Nirunmas

  40.00 SPAM IKK Nirunmas jangka panjang

  20 S. Arma

  • Awean Wuarlabor 256.12 1256.97

  Sumber: Data Dinas PU dan Hasil Survey

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

Tabel 6-2. Sumber Mata Air di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

  2.00 Rencana untuk SPAM IKK Wertamrian Atubul Dol MA. Wemul

  30

  31 25 - Air Bersih Ds. Aruibab MA. Buesepin 7 43 26 131

  MA. Batdalim 7 43 29 131

  0.74 Air bersih Aruidas Aruibab

  0.37 Air bersih Ds. Sangliat Krawin Aruidas MA. Santan Londur

  MA. Sangliat Krawain

  0.06 Air bersih Ds. Atubul Dol Sangliat Krawain

  7

  1.20 Air Bersih Ds. Aruibab MA. Welikinym 7 43 1 131

  23

  1.85 Existing (Pedesaan) MA. Weyeuluan 7 50 40 131

  29

  22

  2.86 Air bersih Ds. Lololurung MA. Lelurung 7 51 19 131

  31

  22

  MA. Onojondo 7 50 53 131

  57

  31 31 -

  44.27 Alternatif pengembangan SPAM Kota Saumlaki jangka panjang.

  4 Wemaktian Makatian MA. Lakbora

  32

  1

  1.40 Usulan untuk Air bersih Ds. Batuputih Kamatubun MA. Lerisatu 7 40 13 131

  47

  7

  11 28 - Air bersih Ds. Wermatang Batu Putih MA. Batu Putih 7 41 36 131

  2.00 Air Bersih Ds. Makatian Wermatang MA. Wermatang 7 43 25 131

  Usulan untuk Air bersih Ds. Amdasa dan Ds. Sangliat Dol

  Usulan untuk Air bersih Aruibab dan Aruidas

  27 4 -

  MA. Amdasa 3 7 45 22 131

  Sangliat Dol

  28 30 - Air bersih dan Ds. Amdasa dan Ds.

  0.75 Air bersih Ds. Amdasa MA. Amdasa 2 7 46 20 131

  38

  28

  Amdasa MA. Amdasa 1 7 46 27 131

  3 Wertamrian Lolurung

  56

  No Kecamatan Desa Nama Mata Air Koordinat Debit Keterangan LS BT o

' "

o ' " (l/dtk)

  5.00 SPAM IKK Selaru (Existing)/Adaut Embung Pantai Timur

  59 58 - SPAM Kandar (Existing) Kandar MA. Wesleta

  Adaut MA. Kandar 8 13 8 130

  IKK Selaru (Adaut)

  6.34 Rencana untuk pengembangan SPAM

  15

  7

  8 9 28 131

  MA. Waesuri

  Kandar

  1.50 Usulan untuk Air Bersih Ds. Werain Adaut

  4

  48

  0.30 Air bersih Ds. Fursui Werain MA. Air Batu 8 17 44 130

  0.87 Usulan untuk Air Bersih Ds. Eliasa Fursui MA. Werlan

  22

  46

  1 Selaru Eliasa MA. Air Eliasa 8 19 24 130

  31.03 Alternatif pengembangan SPAM

  2 Tanimbar Selatan

  17

  11

  40.32 SPAM Saumlaki (Existing) Kabyarat MA. Nunune Ulun 7 54 16 131

  22

  16

  12 49 - Usulan untuk Air bersih Ds. Matikus Olilit MA. Wear Sai 2,86 Air bersih Pelabuhan Bomaki MA. Bomaki 7 54 27 131

  8 3 14 131

  2.00 Usulan untuk Air bersih Ds. Lermatang Matakus MA. Matakus

  32

  2.10 Usulan untuk Air bersih Ds. Lermatang MA. Lermatang 2 7 59 34 131

  Lauran MA. Melor

  52

  13

  MA. Lermatang 1 7 59 55 131

  1.54 Air bersih Ds. Fursui Lermatang

  68.31 SPAM Saumlaki (Existing) Wowonda MA. We Frae

  9.99 Air bersih Ds. Fursui Ilngei MA. Wemomolin

  2.31 Air bersih Ds. Fursui Ilngei MA. Webolar

  3.19 Air bersih Ds. Lauran Kabyarat MA. Kakali

  10.00 SPAM IKK Wermaktian (Existing)/Seira

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

  MA. Wear Fadiri

  57

  26

  2.40 Usulan untuk Air bersih Ds. Labobar Karatat MA. Karatat 7 17 15 131

  18

  23

  8 Wuarlabobar Labobar MA. Labobar 7 13 56 131

  0.17 Air bersih Ds. Lamdesar Timur

  Lamdesar Timur

  26

  pengembangan SPAM IKK Tanimbar Utara

  16.67 SPAM Existing, Rencana unuk

  43

  51

  7 6 56 131

  2.30 Air bersih Ds. Lelingluan Kelaan MA. Wear Bangur 0,61 Air bersih D. Kelaan Kilobar MA. Wear Ratu

  33

  42

  0.72 Air bersih Ds. Karatat Wunlah MA. Wunlah 7 18 59 131

  14

  Lelingluan MA. Werlilah

  0.40 Air bersih Ds. Walerang

  57 1 - Rencana untuk SPAM IKK Molu Maru

  7 2 21 131

  0.30 Air bersih Ds. Wulmasa Adodo Malu MA. Adodo

  13

  26

  46 51 - Air berih Ds. Tutumetal Wulmasa MA. Wulmasa 7 18 54 131

  7 1 53 131

  10 Molo Maru Tutnametal MA. Tutunametal

  49

  0.50 Air bersih Ds. Wunlah

  57

  0.60 Air bersih Ds. Sofyani Walerang Ma. Wabat 7 56 131

  1

  57

  7 2 21 131

  0.90 Air bersih Ds. Rumnger Sofyanin MA. Wear Dabo

  5.70 Air bersih Ds. Romean Rumngeur MA. Wear Kalsua

  9 Yaru Romean MA. Wear Nelaloi

  7 9 3 131

  7 Tanimbar Utara

  5 Kormomolin Alusi Tamrian MA. Alusi Tamrian

  22

  50

  34

  MA. Wati 7 39 54 131

  2.00 Rencana untuk SPAM IKK Kormolin Alusi Bukjalim

  44

  34

  0.70 Air Bersih Ds. Lorwenbun Alusi Batjas MA. Alusi Batjas 7 40 13 131

  34

  6 Nirunmas Tutukembong

  1.20 Air Bersih Alusi Krawain Lorwembun MA. TM 7 40 45 131

  0.60 Air Bersih Lorwembun Alusi Krawain MA. Alusi Krawain

  24

  34

  0.40 Air Bersih Lumasembu Lorwembun MA Mangmatul 7 40 46 131

  0.35 Air Bersih Meyono Das Lumasebu MA. Lumasebu

  0.07 Air bersih Alusi Kelaan Meyano Das MA. Meyano Das

  0.33 Air bersih Ds. Alusi Tamrian Alusi Kelaan MA. Werndambu

  0.80 Air Bersih Ds. Alusi Bukjalin

  MA. Nurakraun 7 30 7 131

  40 9 - Air Bersih Ds. Manglusi

  10.70 Air bersih Ds. Watmuri MA. Wemartin 7 25 45 131

  40 7 - Air Bersih Ds. Manglusi MA Lusi 3 7 28 38 131

  39 46 - Air Bersih Ds. Manglusi MA Lusi 2 7 28 43 131

  Manglusi MA Lusi 1 7 29 3 131

  Tututembong Jangka Panjang

  40.00 Alternatif untuk pengembangan SPAM

  55

  41

  41 50 - Air berih Ds. Arma Arma Wae Werluin 7 25 32 131

  58

  38

  41

  MA. Watmuri 7 25 21 131

  2.00 Air Bersih Ds. Waturu Watmuri

  47

  39

  0.50 Air bersih Ds. Tutukembong Waturu MA. Waturu 7 31 5 131

  2.40 Usulan SPAM IKK Nirunmas MA. Tutu

  29

  Sumber: Data Dinas PU dan Hasil Survey 2016 Peta sebaran sumber air baku di masing-masing Kecamatan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada Gambar 6-4 s/d Gambar 6.12.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 6.2. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan SelaruGambar 6.3. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Tanimbar Selatan

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 6.4. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan WertamrianGambar 6.5. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Kormolin

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 6.6. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Nirunmas Gambar 6.7.

  Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Wermaktian

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 6.8. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Tanimbar Utara dan YaruGambar 6.9. Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Wuarlabor

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Gambar 6.10.

  Peta Sebaran Sumber Air Baku Kecamatan Molu Maru

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

6.3 POTENSI AIR TANAH

6.3.1 Zonasi Air Tanah

  

Keterdapatan air tanah dan produktivitas akuifer di Kabupaten Maluku Tenggara

Barat berdasarkan Peta Hidrogeologi lembar P. Selaru, P. Yamdena dan P. Molu

dikeluarkan oleh Pusat Lingkungan Geologi dapat dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu KETERDAPATAN AIR TANAH DAN PRODUKTIVITAS AKUIFER A. Akuifer Dengan Aliran Melalui Ruang Antar Butir

   Setempat akuifer dengan produktivitas sedang (Umumnya akuifer tidak menerus, tipis dan rendah keterusannya. Umumnya muka air tanah kurang dari 3 m bmt, debit sumur < 5 l/deik)

  B. Akuifer Dengan Aliran Melalui Celahan dan Saluran Pelarutan  Akuifer produktif sedang (Aliran airtanah terbatas pada zona celahan dan saluran pelarutan, muka airtanah umumnya dangkal, kurang dari 3 m bmt, debit sumur dan mata air beragam.

   Setempat akuifer produktif (Aliran airtanah terbatas pada zona celahan dan saluran pelarutan, muka airtanah umumnya dalam, setempat air tanah dapat dimanfaatkan, debit < 3 l/detik)

  C. Akuifer (Bercelah atau Sarang) Produktif Kecil dan Daerah Airtanah Langka  Akuifer produkti kecil setempat berarti (Umumnya keterusan rendah, setempat pada daerah yang serasi dijumpai mata air dengan debit kecil, air tanah dangkal diperoleh di lembah - lembah dan zona pelapukan maupun rekahan batuan padu).

   Daerah air tanah langka Peta Hidrogeologi Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada Gambar –6.13).

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

6.3.2 Cekungan Air Tanah

  

Air tanah merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya baik kuantitas (jumlah)

maupun kualitas (mutu) air tanahnya sangat tergantung pada kondisi lingkungan

dimana proses pengimbuhan pengaliran, dan pelepasan air tanah tersebut

berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah (groundwater basin)

Dengan demikian, setiap cekungan air tanah memiliki ciri-ciri hidrogeologis tersendiri,

yang secara hidraulik dapat berhubungan dengan cekungan air tanah lainnya atau

bahkan tidak sama sekali.

Oleh karena itu dapat dimengerti apabila landasan kebijakan dalam pengelolaan

airtanah berbasis pada cekungan airtanah, sebagaimana telah ditetapkan di dalam UU

No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Pasal 12 ayat (2). Berdasarkan

pemahaman tentang sifat, cekungan airtanah tidak dibatasi oleh batas-batas

administrasi suatu daerah. Artinya cekungan airtanah dapat berada dalam suatu

wilayah kabupaten/kota terlampar lintas dan keberadaannya batas kabupaten/kota,

lintas batas provinsi atau bahkan lintas batas negara.

Berdasarkan peta Cekungan Airtanah yang dikeluarkan oleh Direktorat Tata

Lingkungan Geologi dan Kawasan Pertambangan (DTLGKP) di Wilayah Kabupaten

Maluku Tenggara Barat, terdapat 7 (tujuh) cekungan airtanah, lihat Tabel 6-3 dan

Gambar 6-14.

  

Tabel 6-3. Cekungan Air Tanah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

  Jumlah Air Tanah Cekungan Air Tanah

  3

  (juta m /tahun) Peringkat

  Wilayah Adminstrasi Litologi Akuifer Penyelidikan

  Luas Bebas Tertekan

  No Nama

  2

  (km ) (Q1) (Q2)

  1 Wuru

  50 Kec. Wermaktin Batugamping terumbu - Diketahui

  18

  2 Wilaru

  53 Kec. Wermaktin Batugamping terumbul Diketahui -

  19

  44 Kec. Wermaktin Batugamping terumbul Diketahui

  15

  • 3 Seira

  4 Saumlaki 131 Kec. Tanimbar Selatan Batugamping terumbu Diketahui -

  46

  66 Kec. Tanimbar Selatan Batugamping terumbu Diketahui

  23

  • 5 Selaru

  6 Larat

  66 Kec. Tanimbar Utara

  23 - Batugamping terumbu Diketahui

  50

  • 7 Watidal 169 Kec. Tanimbar Utara Batugamping terumbu Diketahui

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) P o t e n s i A i r B a k u

  | 6 - 1 3

Gambar 6.11. Peta Hidrogeologi Kabupaten Maluku Tenggara Barat

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

Gambar 6.12. Peta Cekungan Air Tanah Kabupaten Maluku Tenggara Barat

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

  6.3.3 Potensi Air Tanah Dangkal

Sebagian besar masyarakat dan PDAM di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

memanfaatkan sumber air baku yang berasal dari air tanah untuk memenuhi

kebutuhan air bersih dan air minumnya dengan membuat sumur gali. Berikut data

sumber air tanah yang digunakan oleh penduduk dan PDAM di Kabupaten Maluku

Tenggara Barat :

  

Tabel 6-4. Sumber Air Tanah Yang Digunakan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Kecamatan Desa Jumlah

  Penduduk Jiwa Sumber air yang dipakai Selaru

  Elias 671 Sumur Gali Werain 576 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali

Kandar 1800 PDAM dan Sumur Gali

Adaut 5882 PDAM dan Sumur Gali

  Tanimbar Selatan Lermatang 1219 Sumur Gali

Olilit Timur 4216 PDAM dan Sumur Gali

Latdalam - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali

  Wertamrian Aruibab - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali Aruidas 1085 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali Wemaktian Wermatang 816 Sumur Gali Merantutul 532 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali

  Nirunmas Manglusi 1.165 Kran Umum, sumur Gali dan SR Arma 2141 Sumur Gali Tanimbar Utara Ridol 2000 Sumur Gali Watidal 1662 Sumur Gali dan Bak penampung air hujan Ritabel 7500 PDAM, Kran Umum dan Sumur Gali Kaliobar 1669 Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali Lamdesar Timur 1178 Sumur Gali Wuarlabobar Abat 926 Sumur Gali

Wunlah - -

  Yaru Romean - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali Moromaru Tutunametal - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali Adadomolo - Kran Umum dari mata air dan Sumur Gali

  Sumber: Data PDAM dan Hasil Survey

Hasil uji kualitas air tanah dari beberapa sumur gali dan sungai yang ada di

kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada Lampiran.

  6.3.4 Potensi Airtanah Dalam

Keberadaan air tanah dalam di Kabupaten Maluku Tenggara Barat sampai saat ini

belum diketahui baik kualitas maupun kuantitasnya, dikarenakan belum ada yang

melakukan pemboran air tanah dalam.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

6.4 NERACA AIR

  6.4.1 Iklim dan Musim

Iklim di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sangat dipengaruhi oleh sirkulasi

angin musim yang bergerak dari dan ke arah ekuator. Sehingga, pola iklim di wilayah

Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah pola ekuatorial yang dicirikan oleh bentuk

pola hujan yang bersifat bimodal (dua puncak hujan) yaitu pada bulan

Desember/Januari dan April/Mei. Selama periode April

  • – September sirkulasi udara didominasi oleh angin pasat

    tenggara atau angin timuran dari Australia yang dingin dan relatif kering sehingga

    kurang mendatangkan hujan, terutama pada bulan Juli, Agustus, dan September. Selama periode Oktober – Maret, angin pasat timur laut dari lautan pasifik dan Asia

    yang lembab dan panas bertiup secara dominan dan konvergen menuju ekuator dan

    berubah arah menjadi barat laut atau angin baratan menuju bagian selatan ekuator,

    diantaranya melewati laut Banda yang cukup luas. Angin tersebut banyak

    mengandung uap air yang tercurah sebagai hujan di wilayah Maluku Tenggara Barat.

    Curah hujan cukup tinggi pada bulan Desember, Januari, Februari dan Maret.

  6.4.2 Curah Hujan dan Hari Hujan

Curah hujan dan iklim diambil dari Stasiun Meteorologi Saumlaki yang dapat

mewakili kondisi seluruh wilayah Kabupaten Maluku Tenggara.

  

Hasil pengamatan curah hujan selama 5 tahun (2011 - 2015) yang terekam di stasiun

curah hujan dan klimatolgi Stasiun Meteorologi Saumlaki menunjukkan bahwa curah

hujan rata-rata tahunan yang terjadi di wilayah studi berkisar antara 146mm/tahun

hingga 197 mm/tahun. Hujan rata-rata tahunan yang tercatat selama 5 tahun adalah

sebesar 171 mm/tahun. Bulan terbasah terjadi di bulan Desember (216 mm), Januari

(338 mm), Pebruari (209 mm), Maret (286 mm), April (272 mm) dan Mei (361 mm),

sedangkan bulan terkering terjadi di bulan Agustus (10 mm), September (7mm) dan

bulan Oktober (11 mm) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel bawah ini.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Tabel 6-5. Curah Hujan Rerata Bulanan (mm)

  27

  16

  12

  19

  12

  22

  16 Min.

  1 18 190

  13

  19

  25

  20

  27

  20

  20

  14 2015

  13

  2 13 166

  1

  12

  19

  21

  22

  17

  19

  18

  22

  17 2014

  10 22 198

  5

  3

  9

  3

  24

  2

  C. Dimana bulan terpanas terjadi di bulan Desember sebesar 28,5 C sedang temperatur minimum terjadi di bulan Agustus sebesar 25,8 C, lihat pada dibawah ini .

  1) Analisa Temperatur Udara Temperatur udara rata-rata bulanan Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang tercatat selama 5 tahun dari tahun 2011 - 2015 di Stasiun Meteorologi Saumlaki yang dapat mewakili wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sebesar 27,3

  14

  7 17 170

  4

  3

  6

  17

  15

  22

  18

  21

  18

  23

  17 Rata

  2

  10 22 198

  5

  3

  10

  24

  26

  26

  26

  23

  23

  24

  10 Max.

  1 7 134

  1

  10

  26

  TAHUN B U L A N Jumlah

  18 2 169 1887 157 2015 410 226 122 239 278 212 47 7 211 1752 146

  11 47 216 1985 171

  2

  10

  58

  338 209 286 272 361 186

  2

  7 27 130 428 2369 287 Rata

  18

  97

  69 Max. 430 330 449 493 671 359

  4 14.4 1796

  45

  12

  Min. 239 117 122 162 111

  57

  Tabel 6-6. Hari Hujan Rerata Bulanan (hari)

  7 27 130 257 2369 197 2014 301 330 127 264 299 320

  16

  97

  5.3 TTU TTU 14.4 1796 180 2013 312 117 438 162 447 359

  45

  12

  15 56 428 2122 177 2012 239 160 449 200 671

  1

  4

  46

  27

  2011 430 214 296 493 111

  2 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (mm)

  Rata

  Sumber : Stasiun Meteorologi Saumlaki

Adapun jumlah hari hujan rata-rata tahunan di Kabupaten Maluku Tenggara Barat

yang terekam di Stasiun curah hujan Stasiun Meteorologi Saumlaki selama 5 tahun

(dari 2011 – 2015) adalah 14 hari dengan hari hujan rata-rata terbanyak terjadi di

bulan Januari 23 hari hujan dan hari hujan terkecil di bulan September sebanyak 3

hari hujan, lihat pada Tabel di bawah ini.

  TAHUN B U L A N Jumlah

  25

  12

  12

  19

  18

  24

  11 2013

  1 7 134

  1

  2

  3

  13

  9

  26

  15

  23

  22

  Rata

  15 2012

  9 21 178

  5

  3

  6

  15

  9

  16

  26

  21

  23

  24

  2011

  2 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des (mm)

6.4.3 Klimatologi

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Tabel 6-7. Temperatur Rerata Bulanan (oC)

  B U L A N

  Rata Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

  2 THN

  2011 27.6 27.4 27.5

  27

  27.4

  26.1

  26.1

  25.8

  26.3

  28.1

  28.7

  28.3

  27.2 2012 27.9 27.7 27.3

  26.8

  26.5

  26

  25.9

  25.9

  26.6

  28

  29.1

  29.2

  27.2 2013 28 27.8 27.7

  27.9

  27.5

  26.8

  26.2

  26.1

  26.6

  27.7

  28.3

  27.9

  27.4 2014 27.7 27.5 27.7

  27.6

  27.8

  26.6

  25.9

  25.7

  25.9

  26.9

  28.6

  28.2

  27.2 2015

  27.5

  27.8

  28

  27.8

  27.3

  26.8

  25.9

  25.6

  26.3

  26.9

  28.8

  28.9

  27.3 Min. 27.5 27.4 27.3

  26.8

  26.5

  26

  25.9

  25.6

  25.9

  26.9

  28.3

  27.9

  26.8 Max.

  28

  27.8

  28

  27.9

  27.8

  26.8

  26.2

  26.1

  26.6

  28.1

  29.1

  29.2

  27.6

2 Rata

  27.7 27.6 27.6

  27.4

  27.3

  26.5

  26.0

  25.8

  26.3

  27.5

  28.7

  28.5

  27.3 Sumber : Stasiun Meteorologi Saumlaki

  2) Analisa Kelembaban Udara Kelembaban udara rata-rata bulanan Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang tercatat selama 5 tahun dari tahun 2011 - 2015 di Stasiun Meteorologi Saumlaki adalah sebesar 80,2 %, dengan kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Januari dan Maret sebesar 86,2 %, dan kelembaban terendah sebesar 76,4 % terjadi dibulan Agustus, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.

  Tabel 6-8. Kelembaban Relatif Rerata Bulanan (%)

  B U L A N

  Rata Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

  2 THN

  2011

  86

  87

  86

  88

  78

  76

  78

  75

  80

  79

  78

  84

  81.3 2012

  85

  84

  87

  87

  86

  77

  80

  76

  79

  77

  75

  78

  74.3 2013

  86

  86

  87

  81

  86

  82

  82

  79

  79

  79

  81

  86

  82.8 2014

  86

  86

  87

  87

  82

  82

  80

  76

  78

  77

  79

  84

  82.0 2015

  88

  84

  84

  84

  80

  81

  81

  76

  77

  76

  77

  80

  80.7

2 Rata

  86.2 85.4 86.2

  85.2

  82.4

  79.6 80.2 76.4 78.6

  77.6

  78.0

  82.4

  80.2 Sumber : Stasiun Meteorologi Saumlaki

  3) Analisa Kecepatan Angin Kecepatan angin rata-rata bulanan di Stasiun Meteorologi Saumlaki yang tercatat selama 5 tahun dari tahun 2011 – 2015 adalah sebesar 6,3 knots atau 11,7 km/jam, dengan kecepatan angin maksimum sebesar 9,2 knots atau 17 km/jam terjadi di bulan Agustus, sedangkan kecepatan minimum terjadi di bulan Desember sebesar 4,2 knots setara dengan 7,8 km/jam, Lihat pada Tabel dibawah ini.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Tabel 6-9. Kecepatan Angin Rerata Bulanan

  B U L A N

  Rata Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

  2 TAHUN

  2011

  6

  7

  6

  6

  10

  9

  11

  8

  7

  5

  4

  5

  7.0 2012

  5

  4

  4

  5

  7

  7

  10

  9

  7

  6

  5

  4

  6.1 2013

  7

  4

  6

  5

  7

  8

  10

  8

  7

  5

  5

  3

  6.3 2014

  6

  6

  5

  4

  7

  8

  7

  7

  6

  6

  4

  3

  5.8 2015

  6

  6

  6

  5

  7

  8

  8

  9

  7

  7

  4

  6

  6.6

2 Rata

  Knot

  6.0

  5.4

  5.4

  5.0

  7.6

  8.0

  9.2

  8.2

  6.8

  5.8

  4.4

  4.2

  6.3 Km/jam

  11.1

  10.0

  10.0

  9.3

  14.1

  14.8

  17.0

  15.2

  12.6

  10.7

  8.1

  7.8

  11.7 Sumber : Stasiun Meteorologi Saumlaki

  4) Analisa Penyinaran Matahari Data lama penyinaran matahari rata-rata bulanan yang tercatat dari Stasiun Meteorologi Saumlaki selama 5 tahun dari tahun 2011 - 2015 yang dapat mewakili Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat, tercatat sebesar 66 %. Sedangkan penyinaran matahari maksimum terjadi pada bulan September sebesar 94 % penyinaran matahari minimum terjadi dari bulan Januari sebesar 42 %, lihat pada Tabel dibawah ini.

  Tabel 6-10. Lama Penyinaran Matahari Rerata Bulanan (%)

B U L A N

  2 TAHUN Rata

  

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

2011

  43

  36

  42

  37

  60

  68

  63

  90

  85

  95

  83

  40

  62 2012

  54

  62

  38

  64

  31

  63

  61

  84

  87

  96

  93

  70

  67 2013

  38

  56

  54

  69

  36

  44

  49

  82

  97

  89

  65

  46

  60 2014

  36

  60

  56

  62

  42

  62

  72

  90

  98

  92

  88

  52

  68 2015

  41

  69

  71

  60

  68

  76

  73

  94

  98

  97

  90

  58

  75

2 Rata

  42

  57

  52

  58

  47

  63

  64

  88

  93

  94

  84

  53

  66 Sumber : Stasiun Meteorologi Saumlaki

  6.4.4 Evapotranspirasi

 Evapotranspirasi terdiri dari penguapan yang akan diuapkan lewat daun

(transpirasi) dan penguapan langsung (evaporasi) yang keduanya terjadi secara bersamaan. Dalam studi ini perhitungan evapotranspirasi potensial dilakukan dengan menggunakan metode “Penmann Modifikasi” dengan data-data

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) klimatologi yang harus diketahui adalah temperature udara, kelembaban udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Persamaan Penmann modifikasi adalah sebagai berikut :

  Ep = C . { W. Rn + ( 1 – W ) . f (u) . ( ea – ed)} Dengan : F (u) = 0,27 ( 1 + U / 100) Rs = Ra , (0,25 + 0,5 n /N) Rns = ( 1 - ) Rs, dimana  = 0,25 F (t) = δ . Tk4 F (ed) = 0,34 – 0,044 √ (ed) F (n/N) = 0,1 + 0,9 n/N Dimana : Ep = Evapotranspirasi potensial (hari) W = Faktor tekanan (tabel) Rn = Radiasi bersih ( mm/hari) F (u) = Fungsi kecepatan angin (tabel)

(Ea – Ed) = Perbedaan antara tekanan uap air pada temperature rata-rata dengan

tekanan uap jenuh (mm/hari) C = Faktor pendekatan Penmann (tabel)

  Ra = Angka angot (cal/mm2) → (tabel) Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi U

  2 = Kecepatan angin pada ketinggian 2 m di atas permukaan tanah.

  

Hasil perhitungan evapotranspirasi potensial rata-rata tahunan untuk wilayah

Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan metode Penmann Modifikasi, adalah

sebesar 225.43 mm/tahun, dengan evapotranspirasi bulanan maksimum terjadi pada

bulan Oktober sebesar 299.22 mm/bulan, sedangkan evapotranspirasi potensial

minimum terjadi pada bulan Mei sebesar 181.14 mm/bulan. Rekapitulasi hasil

perhitungan evapotranspirasi potensial bulanan dapat dilihat pada Tabel 6-11

dibawah ini.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Tabel 6-11.

  Rekapitulasi Evapotranspirasi Potensial Bulanan Metode Penmann Modifikasi (mm)

B U L A N

  2 TAHUN Rata

  

Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

  2011 201.39 176.87 194.85 133.06 241.02 222.57 242.73 274.53 265.67 286.54 257.00 197.62 224.49 2012 211.75 194.14 166.52 377.49 141.29 189.12 216.57 279.24 274.51 310.31 297.96 249.98 242.41 2013 205.88 181.51 206.62 180.54 148.71 167.84 196.89 248.67 285.66 276.28 235.37 176.68 209.22 2014 192.34 202.56 200.27 147.73 172.54 180.27 192.31 254.38 272.78 298.10 259.84 191.02 213.68 2015 189.03 223.00 243.72 162.76 202.12 196.21 199.36 286.34 294.32 324.88 270.23 256.02 237.33

  

Min. 189.03 176.87 166.52 133.06 141.29 167.84 192.31 248.67 265.67 276.28 235.37 176.68 197.47

Max. 211.75 223.00 243.72 377.49 241.02 222.57 242.73 286.34 294.32 324.88 297.96 256.02 268.48

2 Rata 200.08 195.62 202.40 200.32 181.14 191.20 209.57 268.63 278.59 299.22 264.08 214.26 225.43

  6.4.5 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Untuk melakukan analisis hidrologi sebuah sungai, perlu diketahui batas-batas

dan luasan Daerah Aliran Sungai. Luasan DAS akan sebanding dengan debit

aliran sungai tersebut; semakin besar DAS-nya maka semakin besar pula debit

alirannya.

Dalam pekerjaan ini, untuk mengetahui batas DAS di wilayah studi adalah

melalui analisis terhadap Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala

1:250.000. Batas DAS ditentukan berdasarkan kontur ketinggian dan sungai-

sungai yang ada di wilayah studi. Das memiliki beberapa definisi antara lain:

 Suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuaan dengan sungai dan anak

sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan & mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang di batas darat merupakan pemisah topografis & batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No. 7 Tahun 2004).

 Suatu kesatuan daerah/wilayah/kawasan tata air yang terbentuk secara alamiah

dimana air tertangkap (berasal dari curah hujan) dan akan mengalir dari daerah/wilayah/kawasan tersebut menuju ke anak sungai dan sungai (DPS) atau Daerah Tangkapan Air (DTA): dalam bahasa inggris ada beberapa macam istilah yaitu Catchment Area, Watershed, (Kodoatie & Sugianto,2002).

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

 Suatu kesatuan wilayah tata air yang berbentuk secara alamiah, di mana semua

air hujan yang jatuh ke daerah ini akan mengalir melalui sungai dan anak sungai yang bersangkutan.

 Suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya sedemikian rupa, sehingga

merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air yang bersal dari air hujan adan sumber-sumber air lainnya yang penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut, daerah sekitar sungai, meliputi punggung bukit atau gunung yang merupakan tempat sumber air & semua curahan air hujan yang mengalir ke sungai, sampai daerah daratan dan muara sungai (Ditjen Tata Ruang & Pengembangan Wilayah,2002).

  Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) beberapa sungai yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dapat dilihat pada Gambar 6-13.

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM) Gambar 6.13.

  Peta Daerah Aliran Sungai (DAS)

  Penyusunan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RI-SPAM)

6.4.6 Debit Andalan

  

Dalam perhitungan debit andalan ini menggunakan metoda F.J. Mock yang

dilakukan dengan program komputer sederhana dengan mempertimbangkan kondisi

iklim, kelembaban tanah serta vegetasi daerah aliran sungai yang bersangkutan.

Adapun data-data yang diperlukan dalam perhitungan debit andalan F.J.Mock adalah

sebagai berikut :

 Hujan bulanan rata-rata (mm) : Rata-rata bulanan selama 5 tahun terakhir

Stasiun curah hujan Tiakur.

 Hari hujan bulanan rata-rata (hari) : Rata-rata bulanan selama 5 tahun terakhir

Stasiun curah hujan Tiakur.

 Evapotranspirasi potensial bulanan (mm/bulan) : Rata-rata bulanan selama 5

tahun terakhir Stasiun Meteorologi Tiakur.

  2

 Luas Daerah Aliran Sungai ( km ) : Dihitung dari Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000.

  

Prinsip dasar metode ini didasarkan pada hujan yang jatuh pada catchment sebagian

akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian langsung akan menjadi aliran

permukaan dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (Infiltrasi). Proses infiltrasi

pada tahap pertama akan menjenuhkan tanah permukaan dan kemudian menjadi

perkolasi membentuk air bawah permukaan (ground water) yang selanjutnya akan

keluar di sungai sebgai aliran dasar (base flow).

  

Dalam hal ini harus ada perimbangan antara hujan yang jatuh dengan

evapotranspirasi, aliran permukaan dan infiltrasi yang selanjutnya berupa

kelembaban tanah dan debit air bawah permukaan (ground water discharge). Aliran

dalam sungai adalah jumlah dari aliran langsung dipermukaan tanah dan aliran dasar

(base flow). Persamaan yang digunakan antara lain adalah : Dimana : Q = (Dro + Bf) A

  3

2 Dro = Direct run off (m /det/km )

  Q = Debit sungai (m3/det) Bf = Base flow (m3/det/km2) Dro = WS - I