WILAYAH KABUPATEN RAJA AMPAT

  Seperti telah dijelaskan pada bab terdahulu, bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah, khususnya Rencana Pemanfaatan Ruang, merupakan upaya meneijemahkan visi

  Bab pengembangan wilayah yang bersangkutan dalam bentuk penataan ruang wilayah.

  Oleh karena itu visi pengembangan Wilayah Kabupaten Raja Ampat perlu dijadikan landasan utama dalam mengembangkan konsepsi pengembangan tata ruang

  RENCANA PEMBANGUNAN wilayahnya. WI LAYAH KABUPATEN RAJA AMPAT

  III

Gambar 3.1 Kabupaten Raja Ampar Berdasarkan Undang- Undang No. 26 Tahun 2002

Bab ini berisi tentang : Visi Penataan Ruang Kabupaten Raja Ampat

   Konsep Pengembangan Wilayah Kabupatean Raja Ampat

   Konsep Pengembangan Tata Ruang

   Rencana Struktur Ruang Kabupaten Raja Ampat

   Rencana Pemanfaatan Ruang Kabupaten Raja Ampat

   Rencana Pengembangan Sistem Sarana Dan Prasarana Wilayah

  

  engan terbitnya Undang-Undang No. 26/ 2002 yang menetapkan Kabupaten Raja Ampat sebagai salah satu kabupaten baru di Provinsi Papua, maka perencanaan wilayah ini dengan sendirinya akan berubah. Bila pada masa sebelumnya wilayah Kepulauan Raja Ampat lebih merupakan kawasan perlindungan

  D

  setempat pada khususnya dan wilayah perlindungan Kabupaten Sorong serta Papua pada umumnya, maka kini peran dan fungsi kawasan ini menjadi daerah otonom yang berhak menyelenggarakan pemerintahannya sesuai kewenangan yang diatur melalui undang-undang. Penyusunan RTRW Kabupaten Raja Ampat didasarkan pada kebutuhan adanya landasan dan pedoman dalam pembangunan fisik di wilayah yang bersangkutan. Oleh karena itu, pengembangan Kabupaten Raja Ampat harus didasarkan pada kebutuhan pembangunan dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Kebutuhan-kebutuhan

  3 .

  1 V

  I S

  1 V

  I S

  I P E N A T A A N R U A N G K A B U P A T E N R A J A A M P A T

  I P E N A T A A N R U A N G K A B U P A T E N R A J A A M P A T 3 .

  pengembangan tersebut Juga hams mengakomodasikan keinginan-keinginan Walaupun visi pengembangan wilayah Kabupaten Raja Ampat belum disusun secara masyarakat secara luas. Kebutuhan dan keinginan tersebut seharusnya tertuang dalam formal, namun dan hasil pemahaman kondisi fisik wilayah dan beberapa gagasan visi pengembangan Kabupaten Raja Ampat. pengembangan wilayah yang dikemukakan pejabat bupati saat ini, maka secara

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  sederhana proxy atau pendekatan visi pengembangan wilayah Raja Ampat dapat perekonomian. Hal tersebut dapat dicapai dengan niempertimbangkan masuknya dikemukakan sebagai berikut: teknologi-teknologi yang terkait dengan pengeloalaan dan komersialisasi sumber

  “Kabupaten Raja Ampat Sebagai Kabupaten Bahari” daya hayati kelautan di wilayah ini, termasuk di dalamnya bioteknologi. Dan dengan

  Dengan menetapkan visi sebagai Kabupaten Bahari, maka selanjutnya adalah karakteristik wilayah yang lebih banyak memiliki fungsi lindung, maka pemanfaatan menetapkan strategi pencapaiannya yaitu melalui benchmark/ tolok ukur suatu ruang di wilayah ini perlu dibatasi pada penggunaan ruang yang tidak merusak kabupaten baliari yang dapat dijadikan contoh. Benchmark yang dimaksud merupakan fungsi lindung tersebut. Untuk itu beberapa komponen pengembangan wilayah yang kondisi ideal (state of the art) pengembangan suatu wilayah yang sebalknya ditiru sesuai dengan Konsep MI DI serta mendukung fungsi lindung wilayah setempat sesuai kemampuan wilayah Kabupaten Raja Ampat. Pembahasan berikut akan antara lain: menjelaskan konsep pengembangan wilayah Kabupaten Raja Ampat serta beberapa a. Pengembangan Kawasan Budidaya: benchmark yang dapat dijadikan alternatif pengembangan.

  Budidaya Kelautan (Marineculture) termasuk wisata bahari

  

  Pengembangan Kawasan-kawasan Riset Ekologi Kelautan

  

  Pengembangan Agropolitan

   3 .

  2 K O O N N S S E E P P P E E N N G G E E M M B B A A N N G G A A N N W

  2 K P W K R A

  I I L L A A Y Y A A H H K A A B B U U P P A A T T E E N N R A A J J A A A M M P P A A T T 3 .

  b. Pengembangan Kawasan Lindung: Selanjutnya, untuk menterjemahkan visi tersebut di atas, maka perlu dikembangkan

  Kawasan Lindung Laut

  

  suatu konsep yang mampu mengarahkan upaya pemanfaatan ruang wilayah yang Kawasan Lindung Daratan

  

  sejalan dengan visi tersebut. Sesuai dengan kondisi fisik alam yang dimilikinya, maka Komponen-komponen pengembangan wilayah ini diharapkan menjadi inti dari sebagai prototipe alternatif pengembangan wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah pemanfaatan ruang di Kabupaten Raja Ampat Penjelasan berikut menggambarkan

  (Marineculture I ntegrated Development I slands) atau pengembangan

  konsep MI DI spesifikasi masing-masing komponen pengembangan wilayah yang akan wilayah kepulauan Raja Ampat secara terintegrasi dengan memprioritaskan pada dikembangkan. pengembangan sumber daya bahari. Dengan demikian terdapat dua kata kinici dalam

  3.2.1 Pengembangan Kaw asan Budidaya

  konsep tersebut yaitu keterpaduan pembangunan kepulauan dan sumber daya

  A. Pengembangan Budidaya Kelautan ( Marine Culture) kelautan/ bahari.

  1. Konsepsi Pengembangan Keterpaduan/ pengintegrasian pembangunan wilayah kepulauan Raja Ampat

  Kabupaten Raja Ampat terdiri dari empat pulau utama yang bergunung- merupakan amanat dari wilayah ini yang terdiri dari gugus pulau-pulau. Untuk dapat gunung - Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool serta ratusan pulau-pulau melakükan integrasi tersebut maka kunci suksesnya terletak pada sistem transportasi kecil lain di sekitarnya. dan komunikasi antar pulau yang ada. Untuk itu peranan teknologi txansportasi dan

  Berdasarkan karakteristik geomorfologi kawasannya, maka Kabupaten energi di wilayah ini menjadi aspek penting yang perlu diprioritaskan Kepulauan Raja Ampat tergolong pada wilayah yang memiliki daerah pesisir pengembangannya. Teknologi transportasi dan energi yang dibutuhkan adalah dan pulau-pilau kecil. teknologi transportasi yang dapat mendukung kemandirian perkembangan pulau-pulau

  Berdasarkan kondisinya tersebut, maka konsep Marineculture yang tersebut. dikembangkan di wilayah ini adalah kegiatan pengembangan dan

  Sumber daya kelautan merupakan unsur yang paling menonjol di Kabupaten Raja pernanfaatan potensi wilayah pesisir, kelautan dan pulau-pulau kecil secara Ampat. Untuk itu, pemanfaatan potensi ini dlharapkan dapat menjadi tulang punggung

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  berkelanjutan. Adapun pengembangan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil bertujuan untuk:

  Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam antar daerah, perlu memperhatikan faktor ketersediaan dan keunggulan antar daerah.

  Fungsi Publik adalah sebagai prasarana transportasi publik, wilayah pertahanan negara, tempat penyaluran air buangan dan sebagainya.

  

  Fungsi Ekologi adalah sebagai kawasan lindung (konservasi) dan penyangga, tempat hidup dan berkembang biak bermacam-macam biota laut, pengendali banjir, penahan ombak dan angin. Atas dasar fungsi dan peranan tersebut di atas diketahui bahwa wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan berbagai kegiatan, tetapi disisi lain rentan terhadap teradinya degradasi lingkungan seperti abrasi, sedimentasi, kerusakan mangrove, pencemaran dan lain-lain. Untuk itu dalam penataan ruang wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah:

  

  Pemanfaatan ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dengan wilayah daratan harus sinergi, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan ruang secara keseluruhan, dengan tetap memperhatikan faktor daya dukung lingkungan.

  

  

  Fungsi Ekonomi adalah sebagai prasarana transportasi, eksploitasi pertambangan, pengembangan industri dan lain-lain.

  Pengembangan kegiatan ekonomi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil perlu memperhatikan program pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

  

  Pengembangan kegiatan ekonomi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil tetap memperhatikan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

  2. Prinsip Dasar Pengembangan Kawasan Pesisir Berdasarkan referensi terkait pengembangan wilayah pesisir dan pulau-puiau kecil, sedlkitnya terdapat 6 (enam) prinsip dalam pengembangan wilyahnya, yakni:

  

  Mempunyai hubungan fungsional ( compatible use principle) Saling berhubungan secara fungsional antar kegiatan yang ada di kawasan pesisir, baik yang berada di darat maupun di laut.

  

   Fungsi Sosial adalah sebagai tempat pelabuhan dan rekreasi. 

  

  Mengakomodasikan berbagai kegiatan yang berkembang di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil secara terpadu dan menyeluruh.

  Menciptakan kesinambungan pemanfaatan ruang darat dan laut di wilayah yang bersangkutan.

  

  Mengoptimalkan pemanfaatan dan pengendalian wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil sebagai penggerak atau penunjang pembangunan wilayah secara keseluruhan.

  

  Meningkatkan upaya pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil sebagai bagian penting dari pembangunan yang berkelanjutan.

  

  

  Fungsi Dasar adalah sebagai tempat produksi bahan pangan, tempat pensuplai air dan energi.

  Meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat dan daerah dengan pengembangan sektor perikanan laut, baik budidaya maupun perikanan tangkap.

  

  Meminilisasi dan merehabilitasi kerusakan lingkungan di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil melalui upaya penyuluhan dan perbaikan lingkungan.

  

  Menciptakan alternatif kegiatan produktif bagi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil, dalam rangka pemberdayaan masyarakat secara ekonomi,

  Secara tradisional : wilayah pesisir, lautan dan pulau-pulau kecil merupakan suatu wilayah yang mempunyai aktivitas ekonomi dan sosial yang cukup tinggi terutama sebagai wilayah penghasil bahan pangan, tempat pemukiman dan tempat aktivitas pelayaran serta tempat kegiatan investasi. Dengan demikian wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil mempunyai fungsi dan peranan sebagai berikut:

  

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  

  Keterpaduan Pengembangan pesisir harus memperhatikan keterpaduan antara Hulu dan Pesisir.

  1. Konsep Dasar Agropolitan Agropolitan, diartikan sebagai upaya pengembangan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis, yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di wilayah sekitarnya secara berkelanjutan. Konsep pengembangan agropolitan pertama kali

  B. Pengembangan Agropolitan

Gambar 3.3 Konsep Keterpaduan Wilayah Pesisir

  pengembangan di wilayah daratannya. Namun demikian, sesuai dengan prinsip keterkaitan ekosistem pesisir dan pulau kecil, maka pengembangan wilayah darat, tidak boleh mengakibatkan proses pemberdayaan kelauatan terganggu. Untuk itu diperlukan suatu pola pengembangan wilayah daratan yang selaras dengan pririsip pembangunan berkelanjutan. Salah satu alternatif yang dicoba dikembangkan adalah pengembangan Agropolitan.

  marine culture ini perlu didakung dengan

  Berdasarkari uraian tentang prinsip-prinsip pengembangan wilayah peisir tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan budidaya kelautan ini tidak bisa berdiri sendiri. Oleh karenanya agar dapat berkembang secara optimal pengembangan

  

  Saling ketergantungan ( dependent use principle). Satu kawasan dengan kawasan lain ada saling ketergantungan dan prioritas penempatan kegiatan pada wilayah pesisir diprioritaskan.

  Prinsip kehati-hatian Mencegah kerusakan lebih baik mernperbaiki / sifat FRAGI LE.

  

Gambar 3.2 Konsep Pengembangan Wilayah Pesisir

  Daya dukung lingkungan Penataan kawasan pesisir harus memperhatikan daya dukung lingkungan.

  

  Air laut merupakan fluida Sebagai suatu fluida, maka kondisi air laut bersifat dinamis dan selalu bergerak. Sebagai konsekuensinya perlu diperhatikan karkateristik dinamika perairan laut di wilayah ini.

  

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  diperkenalkan oleh Mc Douglass dan Friedman (1974), sebagai upaya untuk pengembangan kawasan perdesaan ( Husainie Syahrani, 2001) . Agropolitan merupakan sistem manajemen dan tuntunan terhadap suatu kawasan yang menjadi pusat pertumbuhan bagi kegiatan ekonomi berbasis pertanian (agribisnis/ agroindustri). Kawasan agropolitan diharapkan akan menarik pengembangan ekonomi berbasis pertanian di wilayah hinterland. Oleh karena itu, perlu diciptakan suatu keterkaitan dan keterpaduan antara kawasan agropolitan dan kawasan hinterland.

  

  Dalam pendekatan agropolitan, desa-desa didorong untuk membentuk satuan-satuan usaha yang optimal melalui kebijakan perkreditan dan perpajakan. Satuan usaha pengembangan diorganisasikan ke dalam koperasi, perusahaan kecil dan menengah, dengan mempertimbangkan konsepsi pengembangan sebagai berikut:

  Tersedianya sarana dan prasarana dan terus dikembangkan untuk ditingkatkan, seperti angkutan perdesaan, irigasi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan agropolitan. Pembangunan wilayah melalui pendekatan agropolitan dinilai strategis dalam pengembangan komoditas pertanian berwawasan agribisnis dengan sasaran tercapainya sinergi pengembangan antar sektor dan antar wilayah (desa- kota) dalam mendukung program pengembangan di lapangan. Konsep agropolitan pada dasarnya adalah pengembangan wilayah terkelola ( manageble) dengan luasan sekitar 30 ribu hektar dan berpenduduk maksimum 600 ribu orang. Daerah pedesaan dikembangkan berdasarkan perwilayahan komoditas unggulan utama yang menghasilkan bahan baku, sedangkan pengembangan agroindustri di daerah perkotaan. Struktur agroindustri harus mampu menjamin efisiensi dan daya saing serta bersifat kompetitif.

  

  Kondisi agroklimat sangat sesuai untuk pengembangan komoditas agribisnis.

   Tenaga kerja cukup memadai untuk pengembangan kawasan pertanian. 

  Untuk pemasaran hasil produksi, diperlukan dukungan infrastruktur, terutama pelabuhan dan/ atau transportasi darat, khususnya dan dan ke daerah penghasil bahan baku, pengumpul bahan baku dan sentra produksi,

  

  Luasan wilayah harus mencukupi sebagai kawasan pengembangan agropolitan.

  Dalam mengembangkan kawasan agropolitan diperlukan beberapa persyaratan, antara lain:

  Kawasan agropolitan dapat pula didefinisikan sebagai sistem fungsional desa- desa dengan hirarki keruangan desa, yakni adanya pusat agropolitan dan desa- desa di sekitarnya dengan ciri berjalannya sistem dan usaha agropolitan yang melayani dan mendorong kegiatan pembangunan pertanian agribisnis di wilayah sekitarnya ( Soenarno, 2002) . Kawasan agropoitan merupakan kawasan di sekitar kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis. Kawasan ini diharapkan mampu melayani, mendorong, menarik kegiatan pembangunan pertanian di wilayah sekitarnya. Agropolitan merupakan kawasan pemasok hasil pertanian (sentra produksi pertanian yang memberi kontribusi terhadap pencaharian dan kesahteraan masyarakat

  Mengembangkan infrastruktur pendukung, seperti transportasi, komunikasi, air bersih dan energi bagi pengembangan kawasan agropolitan maupun pengembangan agribisnis di wilayah hinterland.

  

  Melakukan zonasi komoditas dan menetapkan wilayah pengembangan lain yang berfungsi sebagai pusat -pusat pertumbuhan satelit atau pusat pertumbuhan agribisnis.

  

  Menetapkan dan mengembangkan kawasan agropolitan sebagai pusat pertumbuhan agroindustrL

  

  Konsep dasar dan menyeluruh dalam pengembangan agropolitan antara lain adalah:

  ( Tempo I nteraktif, 2002) .

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  Perkembangan kelembagaan usaha dilakukan melalui pengembangan petani, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan para pelaku

   sistem insentif dan tidak perlu dicampuri oleh pemerintah.

  pembangunan lainnya. Di samping itu, pengembangan KSP juga harus sinergis antar komoditas/ sektor dan antar kawasan. Selain berfungsi sebagai pusat agribisnis, kota juga berfungsi sebagai pusat

   pelayanan agribisnis yang kompetitif.

  Pengembangan KSP bertujuan meningkatkan pembangunan wilayah melalui pengembangan kawasan sentra produksi berbagai komoditas Lokasi dan sistem transportasi agroindustri dan pusat pelayanan harus

  

  pertanian yang memiliki prospek dalam memacu pertumbuhan ekonomi, memungkinkan para petani untuk bekerja sebagai pekerja paruh waktu. menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat dalam

  Pusat agroindustri juga berfungsi sebagai pusat pengembangan

  

  jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan sasaran dan sumberdaya manusia untuk teknologi yang berkaitan dengan komoditas pengembangan KSP adalah teridentifikasinya kawasan-kawasan sentra utama. produksi di daerah tertentu.

Gambar 3.4 Konsep Pengembangan Agropolitan

  Pengembangaan KSP harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya: Kawasan tersebut memiliki kapasitas dan potensi produksi yang

   signifikan dan kontinue.

  Kawasan tersebut mampu menyediakan infrastruktur yang memadai

   untuk meningkatkan produksi dan aksesibilitas kawasan.

  Pasar/ Global

  Kawasan tersebut mempunyai sumberdaya manusia (tenaga kerja)

   yang menguasai teknologi budidaya, pengolahan, dan pemasaran.

  Kawasan tesebut terbuka bagi pengembangan lembaga permodalan

   dan lembaga ekonomi lainnya.

  b. Kawasan Agribisnis

  2. Model dan Komponen Pengembangan Agropolitan Agribisnis meliputi seluruh kegiatan yang termasuk dalam manufaktur

  a. Kawasan Sentra Produksi dan distribusi input produksi, proses produksi pertanian, pengolahan dan

  Kawasan sentra produksi (KSP) merupakan salah satu model pembangunan pemasaran komoditas pertanian dan jasa-jasa penunjang lainnya yang ekonomi daerah yang berpotensi cepat tumbuh dan strategis. Secara terkait. Dengan demikian, agnbisnis meliputi sektor pertanian dan umum, KSP dapat diartikan sebagai kawasan budidaya yang potensial dan industri. prospek untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi sebaran pengembangan

  Dengan melihat agribisnis sebagai suatu sistem, maka kegiatan produksi kegiatan produksi pertanian (Pusat pengkajian Kebijakan Teknologi pertanian yang dilakukan oleh petani serta kegiatan indust ri pengolahan Pengembangaan Wilayah, 2003). dan pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha merupakan bagian yang

  Program pengembangan KSP merupákan suatu langkah terprogram guna tidak terpisahkan, sehingga diperlukan sinkronisasi kedua pelaku ekonomi memacu kegiatan ekonomi yang berbasis pada komoditas unggulan dan tersebut untuk membangun agribisnis yang tangguh dan berdaya saing. sumberdaya alam di suatu wilayah. Dalam pengelolaannya, pengembangan

  Pengembangan agribisnis yang berdaya saing di suatu daerah KSP menuntut adanya jaringan yang utuh antara pemerintah, dunia usaha, memerlukan dukungan unsur-unsur penting berikut:

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  Unsur-unsur pokok:

  Kelompok tani sebagai wadah kerja sama produksi dan memudahkan mengakses teknologi.

  Pengembangan unit agribisnis industrial merupakan strategi operasional yang tepat sebagai implementasi dari konsep agropolitan yang diuraikan sebelumnya. Mengingat pasar tidak sepenuhnya sempurna dan adanya ketimpangan informasi, maka pembentukan agribisnis industrial haruslah dipacu melalui peran aktif pemerintah yang bertindak sebagai inisiator gagasan, mediator, fasilitator, pelindung dan regulator yang jujur, adil, dan bijaksana. Forum dialog antara pengusaha, petani dan pemerintah dinilai sangat penting dalam mencapai keberhasilan program kemitraan agribisnis industrial di perdesaan. Operasionalisasi paradigma pembangunan (perdesaan) berbasis agribisnis membutuhkan paket kebijakan komprehensif dan terpadu yang meliputi enam program utama, yaitu (a) pembangunan infrastruktur ekonomi pedesaan, (b) pengembangan sistem inovasi pertanian, (c)

   Pengembangan agribisnis spesifik lokal.  Pengembangan agribisnis konsolidat if.  Pengembangan kelembagaan kemitraan usaha.

  Penghapusan struktur ekonomi yang rnembedakan pertanian rakyat dan pertanian modern.

  

  Agribisnis mencakup agroindustri yang mengolah produksi hasil-hasil pertanian maupun industri yang memproduksi masukan-masukan atau prasarana untuk proses produksi/ budidaya. Dengan demikian, sektor agribisnis mencakup kegiatan yang sangat luas, tidak hanya mencakup subsektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan petemakan, tetapi juga industri-industri berbahan baku produk pertanian dan industri-industri penghasil produk untuk pengembangan sektor pertanian (seperti pupuk, obat -obatan, mesin pertanian, dll). Dalam rangka menempatkan sektor pertanian menjadi andalan pengembangan perekonomian masyarakat desa, maka perlu ditempuh langkah-langkah untuk merubah struktur agribisnis yang ada. Dalam hal ini, paling tidak terdapat empat langkah penting yang bisa dilakukan, yaitu:

  Kemitraan antar pelaku agribisnis atas dasar saling menguntungkan, saling percaya dan transparan; perlindungan hukum atas hak, kewajiban dan perjanjian antar pelaku agribisnis.

  

  Koperasi sebagai lembaga ekonomi petani untuk meningkatkan efisiensi usaha, mengakses kredit, rnemperlancar pemasaran dan meningkatkan kekuatan tawar-menawar.

  

  Kelembagaan agribisnis:

  Sumberdaya manusia yang responsif terhadap teknologi dan informasi, berorientasi pada pasar, berpengetahuan dan berketrampilan teknis, memiliki kemampuan manajemen usaha dan bekerjasama, serta mempunyai akses terhadap lembaga ekonomi dan riset.

  Kebijakan pemerintah dalam hal investasi, penataan ruang, subsidi dan insentif, pola pengusahaan, kepastian hukum, penggunaan dan pengusaan lahan, perencanaan makro pengembangan agribisnis dan lain-lain.

  

  Kredit investasi dan modal kerja bagi investor dan petani serta insentif untuk meringankan biaya hidup petani;

  

  I nformasi pasar, informasi potensi wilayah, serta informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan (varietas unggul, teknik budidaya dan pengolahan, informasi usaha, kredit, kebijakan dan lain-lain);

  Unsur-unsur penunjang, yaitu unsur- unsur yang akan mempercepat pengembangan agribisnis:

  Kegiatan penelitian dan pengembangan, penyebaran teknologi barn kepada pelaku agrI bisnis, perbaikan teknologi pembibitan dan budidaya, teknologi mekanisasi budidaya, serta teknologi pengolalian hasil.

  

  Sarana perhubungan darat (jalan, jembatan), peiabuhan laut, dan transportasi udara perintis (kesemuanya untuk menghubungkan lokasi produksi dengan pasar dan input produksi), sarana irigasi, drainase dan penampungan air, serta energi dan air bersih.

  

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  pengembangan kelembagaan petani, (d) optimasi sumberdaya berkelanjutan, (e) pemacuan investasi, dan (f) kebijakan insentif. Keenam program utama dan kebijakan konsolidasi agribisnis merupakan satu kesatuan yang saling komplementer dan sinergis. Mengingat cakupan kebijakan pendukung yang cukup luas, maka kebutuhan akan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi merupakan kunci utama keberhasilan operasionalisasi program tersebut. Agribisnis sebagai lokomotif penggerak perekonomian desa harus dapat tumbuh berkembang secara berkelanjutaan. Dalam keterbatasan sumberdaya dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, satu-satunya sumber pertumbuhan agribisnis yang dinilai handal dan potensial adalah inovasi teknologi. I novasi teknologi bermanfaat meningkatkan kapasitas produksi, produktivitas, dan pengembangan produk, sehingga mampu memacu pertumbuhan, diversifikasi produk, transformasi produk, nilai tambah, dan daya saing. I novasi teknologi dinilai vital dalarn mendorong perluasan. dan diversifikasi agribisnis yang dinamis, efisien, dan berdaya saing tinggi. Dengan demikian lembaga penelitian daerah perlu diberdayakan, sehingga menjadi andalan untuk menghasilkan teknologi pertanian spesifik lokal.

  Usaha tani skala kecil memiliki keterbatasan dalam penguasaan aset produktif, modal kerja, posisi tawar-menawar, dan kekuatan politik ekonomi, sehingga diperlukan wadah untuk menggalang persatuan di antara mereka melalui pembentukan organisasi petani lokal. Pengembangan kelembagaan petani sangat dibutuhkan dalam pemberdayaan petani agar dapat tumbuh berkembang secara dinamis dan mandiri sebagai langkah kunci di dalam mewujudkan strategi pembangunan perdesaan berbasis agribisnis.

  Pengelolaan sumberdaya harus mempertimbangkan azas optimasi dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan pola pemanfaatan yang didasarkan pada lima prinsip dasar, yaitu (a) pertumbuhan, (b) efisiensi, (c) stabilitas, (d) keberlanjutan dan (e) keadilan yang merata. Dengan demikian, perumusan kebijakan pemanfaatan sumberdaya pertanian perlu dilakukan secara komprehensif dan dilaksanakan secara ketat dengan mempertimbangkan beberapa hal pokok benkut:

  

  Pengaturan dan pengukuhan hak kepemilikan sumberdaya alam ( property right).

  

  Penyusunan pola eksploitasi sumberdaya alam melalui pengawasan yang melibatkan masyarakat luas.

  

  Menetapkan aturan yang efektif untuk menginternalkan dampak I ingkungan ke dalam struktur biaya dan analisis kegiatan agribisnis. Usaha agribisnis dibentuk, dimiliki, dan dikelola oleh pengusaha swasta, sementara penierintah hanya berperan sebagai fasilitator, katalisator, pelindung, dan regulator melalui pembangunan dan pengembangan infrastruktur, kebijakan, dan insentif. Mengingat kemampuan modal dan kewirausahaan sebagian besar masyarakat desa masih lemah, maka pemacuan investasi pengusaha swasta merupakan kunci kebethasilan pengembangan agribisnis sebagai basis perekonomian desa. Perlu juga disadari bahwa investasi usaha agribisnis relatif kurang menarik dan praktik pasar bebas dinilai tidak memadai dalam mendorong investasi agribisnis, sehiugga diperlukan kebijakan khusus dan pemenintah. Kebijakan pemerintah yang dapat memacu investasi pada bidang agnibisnis di perdesaan di antaranya adalah:

   Penyediaan knedit investasi jangka panjang. 

  Penyediaan modal awal yang dapat dikembalikan secara bertahap setelah perusahaan tumbuh mandiri.

  

  Pengembangan modal ventura sebagai mitra usaha bagi perusahaan agribisnis di desa-desa.

  

  Pengembangan lembaga perkreditan perdesaan dan bank khusus agribisnis. Tipologi kawasan sesuai klasifikasi sektor usaha pertanian dan agribisnisnya masing-masing, adapun tipologi kawasan tersebut tersaji dalam tabel 3.1:

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  3. Komponen Pendukung Pengembangan Agropolitan

  

  Gudang penyimpanan Saprotan (sarana produksi pertanian)

  

  Tempat bongkar muat Saprotan

  

  Jalan antar desa - distrik

   Sarana penunjang air bersih untuk sarana prasarana.

  2) Dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang subsistem usaha tani/ pertanian primer ( on-farm agribusiness) untuk peningkatan produksi usaha budi-daya pertanian: tanaman parigan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Jenis dukungan sarana dan prasarana dapat berupa:

  Jalan usaha tani (farm road) dan desa pusat ke desa hinterland maupun antar desa hinterland yang menjadi pemasok hasil pertanian.

  Jalan penghubung antar desa-kota

  

  Penyediaan sarana air baku melalui pembuatan sarana irigasi untuk mengairi dan menyirami lahan pertanian.

  

  Dermaga, tempat pendaratan kapal penangkap I kan, dan tambatan perahu pada kawasan budi daya perikanan tangkapan, balk di danau ataupun di laut.

  

  Sub terminal pengumpul pada desa-desa yang menjadi hinterland. 3) Dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung subsistem agribisnis hilir ( down stream agribusiness) berupa industri-industri pengolahan hasil pertanian sebelum dipasarkan sehingga mendapat nilai tambah. Jenis dukungan sarana dan prasarana dapat berupa:

  

  Sarana pengeringan hasil pertanian sepert i lantai jemur gabah, jagung, kopi, coklat, kopra, dan tempat penjemuran ikan.

  

  

  a. I nfrastruktur I nfrastruktur penunjang diarahkan untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan menyeluruh pada kawasan sentra produksi pangan, yang meliputi:

  Harus sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanali, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.

Tabel 3.1 Tipologi Kaw asan Agropolitan

  No. Sektor Usaha Pertanian Tipologi Kawaean Pereyaratan Agroidlinat

  1 Tanaman Pangan Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan tekstur lahan yang datar, memiiki sarana pengairan (irigasi) yang memadai.

  Harus sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jerns tanah, testur Ithan, iklim, dan tingkat keasaman tanah.

  2 Hortikultura Dataran rendah dan dataran tinggi, dengan tekstur lahan datar dan berbukit, dan tersedia sumber air yang memadai.

  Harus sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, iklim, dan tingkat keasaman tanah

  3 Perkebunan Dataran tinggi. dengan tekstur lalian berbukit, dekat dengan kawasan konservasialam.

  4 Peternakan Dekat kawasan pertanian dan perkebunan, dengan sistemsanitasi yang memadai Lokasi tidak boleh berada dipermukinkan dan memperhatikan aspek adaptasi Iingkungan.

  aliran barang masuk dari kota ke kawasan sentra produksi pangan dan sebaliknya, seperti: bibit, benih, mesin dan peralatan pertanian, pupuk, pestisida, obat/ vaksin ternak dan lain-lain. Jenis dukungan sarana dan prasarana dapat berupa:

  5 Perikanan darat Terletak pada kolam perikanan darat, tambak, danau alam dan danau buatan, daerah aliran sungai baik dalam bentuk keramba maupun tangkapan alam

  Memperhatikan aspek keseimbangan ekologi dan tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.

  6 Perikanan laut Daerah pesisir pantai hingga lautan dalam hingga batas wilayah zona. Ekonomi eklusif perairan NKRI Memperhatikan aspek keseimbangan ekologi dan tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada.

  7 Agrowisata Pengembangan usaha pertanian dan perkebunan yang disamping tetap berproduksi dikembangkan menjadi kawasan wisata alam tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai lahan pertanian produktif

  Harus sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan seperti ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur lahan, ilkim, dan tingkat keasaman tanah.

  8 Hutan wisata konservasi alam Kawasan hutan lindung di kawasan tanah milik negara, kawasan ini biasanya berbatasan langsung dengan kawasan lahan pertanian dan perkebunan dengan tanda batas wilayah yang jelas Sesuai dengan karakteristik lingkungan alam wilayah konservasi hutan setempat.

  1) Dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang subsistem agribisnis hulu (

  up stream agribusiness) untuk menunjang kelancaran

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  

  

  

  Kantor Menteri Lingkungan Hidup dan Bapedal

  

  Badan Pertanahan Nasional

  

  BPPT/ LI PI

  

  Badan Koordinasj Penanaman Modal (BKPM)

  

  Badan Koordinasj Penanaman Modal Daerah (BKPMD)

  

  BKTRN (Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional)

  TKPRD (Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah)

  

  

  Pemerintah Daerah Tingkat I

  

  Pemerintah Daerah Tingkat I I

  

  Perguruan Tinggi

  

  Lembaga Swadaya Masyarakat

  

  Dunia usaha

  

  Masyarakat umum

  Kantor Menteri Muda Pengembangan Kawasan Timur I ndonesia

  Departemen Kehutanan

  Gudang penyimpanan hasil pertanian, termasuk didalamnya sarana pengawetan/ pendinginan ( cold storage).

  

  

  Sarana pengolahan hasil pertanian seperti : tempat penggilingan, tempat pengemasan, rumah potong hewan, tempat pencucian dan sortir hasil pertanian, sarana industri-industri rumah tangga termasuk food service, seperti : pembuatan kripik, dodol, jus, bubuk/ tepung, produk segar supermarket, aero catering, dan lain- lain

  

  Sarana pemasaran dan perdagangan hasil pertanian seperti pasar tradisional, kios cendramata, pasar hewan, tempat pelelangan ikan dan terminal agribisnis

  

  Terminal, pelataran, tempat parkir serta bongkar muat barang, termasuk subterminal agribisnis (STA)

  

  Sarana promosi dan pusat informasi pengembangan agribisnis

  

  Sarana kelembagaan dan perekonomian seperti bangunan koperasi usaha bersama (KUB), perbankan, balai pendidikan dan pelatihan agribisnis.

  

  Jalan antar desa-kota, jalan antar desa, jalan poros desa dan jalan lingkar desa yang menghubungkan beberapa desa hinterland.

  Sarana penunjang seperti pembangkit listrik/ generator listrik, telepon, sarana air bersih untuk pembersihan dan pengolahan hasil pertanian, sarana pembuangan limbah industri dan sampah hasil olahan.

  

  b. Kelembagaan Lingkup pedoman kelernbagaan adalah suatu ketentuan berupa sistem pengelolaan yang menjembatani berbagai kepentingan antara instansi terkait atau disebut protokol. Protokol diarahkan kepada pengaturan hubungan antara pemangku kepentingan dan antar tingkat pemerintahan baik di pusat maupun daerah. Pihak-pihak stakeholders yang berkepentingan dan terkait dengan pedoman ini diantaranya adalah:

  

  Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

  

  Departemen Pertanian

  

  Departemen Kelautan dan Perikanan

  

  Departemen Perdagangan dan Perindustrian

  

  Departemen Dalam Negeri

  

  Departemen Perhubungan

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  Gambar 3.5

  pengembangan ruang wilayah yang bersangkutan. Dengan karakteristik wilayah

  Alur Pengembangan Agropolitan

  kepulauan, Kabupaten Raja Ampat membutuhkan suatu struktur tata ruang yang kompak serta didukung oleh sistem transportasi regional yang handal. Untuk itu dalam pengembangan struktur tata ruang Kabupaten Raja Ampat, sesuai kaidah penataan ruang kelautan nasional, perlu memperhatikan unsur-unsur pokok seperti:

  Pusat-pusat pertumbuhan

  

  Pelabuhan sebagai simpul penghubung (Sistem Transportasi)

  

  Kawasan strategis

  

  A. Pusat-pusat pertumbuhan di wilayah pesisir Pengembangan pusat pertumbuhan di wilayah pesisir merupakan komponen penting dalam membangun struktur ruang wilayah kepulauan. Dalam hal ini pusat-pusat tersebut berfungsi sebagai tempat berkumpulnya berbagai aktivitas yang ada di suatu pulau. Pusat pertumbuhan di pesisir ini menjadi titik temu dan

  hinterland) dengan aktivitas di wilayah lautan.

  aktivitas di wilayah daratan ( Dalam kerangka Struktur Tata Ruang Wilayah Nasional, dikenal 2 (dua) tipe pusat pertumbuhan wilayah, yakni:

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN), yaitu kota di wilayah pesisir yang mempunyai

  

  potensi sebagai pintu gerbang internasional; mampu mendorong perkembangan daerah sekitarnya; serta berfungsi sebagai pusat jasa, pusat pengolahan, dan simpul transportasi yang melayani kepentingan nasional atau lebih dari satu propinsi, dan Pusat Kegiatan wilayah (PKW), yaitu kota di kawasan pesisir sebagai pusat

  

  3 3 . .

  3

3 K K O O N N S S E E P P P P E E N N G G E E M M B B A A N N G G A A N N T T A A T T A A R R U U A A N N G G

  jasa, pusat pengolahan, dan simpul tnansportasi yang melayani beberapa kabupaten yang berpotensi berkembang sebagai PKN. Konsep pengembangan wilayah yang telah dikemukakan sebelumnya, membutuhkan pengaturan ruang yang baik. Pengaturan pemanfaatan ruang wilayah untuk kawasan

  Selanjutnya bila kedua tipe tersebut diturunkan pada skala kabupaten, maka dengan karakteristik kepulauan seperti ini menuntut adanya suatu pendekatan yang akan muncul tipe ketiga berupa PKL (Pusat Kegiatan Lokal). Pusat ini berfungsi holistik, terutama menyangkut pengaturan kawasan budidaya dan lindung secara melayani aktivitas di wilayahnya sendiri, terutama dalam konteks pergerakan sinergis. Dalam konteks pemanfaatan ruang, maka aspek yang perlu dikemukakan barang dan jasa antar pulau-pulau di wilayah yang bersangkutan. Dalam struktur adalah konsep struktur ruang dan konsep pemanfaatan ruang. tata ruang nasional, Kabupaten Raja Ampat belum dapat digolongkan pada level PKN ataupun PKW Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional), sehingga

3.3.1 Konsep Struktux Tata Ruang

  untuk tahap pengembangan pertama, kabupaten ini lebih difungsikan untuk Struktur tata ruang mencerminkan kerangka dasar pola keterkaitan antara satu elemen menjadi PKL di lingkungannya sendiri. ruang dengan elemen ruang lainnya. Struktur tata ruang juga mencerminkan arah

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  Selain pengembangan struktur ruang kelautan, dalam kaidah penataan ruang juga dikenal dengan istilah konsep struktur pelayanan, terutama struktur pelayanan di wilayah daratan. Konsep struktur pelayanan dimaksudkan untuk menciptakan ruang yang efisien dan mudah terjangkau sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan dalam pedoman penataan ruang. Struktur pelayanan harus mampu memberikan tingkat pelayanan yang paling optimal kepada masyarakat. Untuk itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:

  

  3 Kelurahan

  30.00

  4 Unit Lingkungan

  10.00 Sumber : RTRW Kabupaten Raja Ampat Guna mencapai nilai pelayanan tersebut seoptimal rnungkiLn sesuai Market

  Oriented, Level of Service, Economics of Scale dan Social Behaviour yang

  berlaku, maka hirarki fungsi pusat pelayanan kegiatan wilayah perencanaan dibagi atas empat tingkatan, yaitu:

  Pusat Pelayanan Kabupaten, dapat melayani penduduk pendukung sekitar 1.000.000 jiwa.

  1 Kabupaten/ Kota 1.000.00

  

  Pusat Pelayanan Distrik, dapat melayani penduduk pendukung sekitar 120.000 jiwa.

  

  Pusat Pelayanan Kelurahan, dapat melayani penduduk pendukung sekitar 30.000 jiwa.

  

  Pusat Pelayanan Lingkungan, dapat melayani penduduk pendukung sebesar sekitar 10.000 jiwa, dapat terdiri dan sekitar 4 RW dan terjangkau oleh pejalan kaki dalam waktu kurang lebih 15 meniit atau jarak kurang lebih 5 km.

  2 Distrik 120.00

  Penduduk Pendukung (Jiwa)

  

  Sarana pelayanan dengan tingkat pelayanan yang lebih rendah disebarkan menurut kebutuhannya. Sistem pelayanan kegiatan diatur berdasarkan tata jenjang pelayanannya yang berisi arahan mengenai kapasitas kegiatan, intensitas kegiatan dan terstruktur menurut lokasi serta jenis dan kegiatan pelayanan dalam lingkup kabupaten. Pertimbangan utama dalam pendistribusian pusat-pusat pelayanan adalah:

  Struktur pelayanan kegiatan diatur agar membentuk sistem pelayanan yang berjenjang, yaitu pusat kabupaten (Kota Waisai), pusat distrik, pusat kelurahan, dan pusat lingkungan.

  

  Untuk sarana dan kegiatan pelayanan yang mempunyai tingkat pelayanan skala kabupaten dikonsentrasikan dalam satu lokasi, yaitu di ibukota kabupaten sehingga membentuk Pusat Kegiatan Kota atau Central Business District.

  

  Sarana pelayanan dengan tingkat pelayanan distrik dikonsentrasikan di pusat distrik guna melayani kegiatan yang ada di distrik tersebut.

  

  

  No Jenis Lingkungan Permukiman

  Kebutuhan Penduduk Pelayanan kegiatan wilayah sangat tergantung pada jumlah dan distribusi penduduk yang akan dilayani. Semakin besar jumlah penduduk yang harus dilayani, maka semakin besar pula kapasitas dan intensitas serta ragam bentuk pelayanannya.

  

  Jangkauan Pelayanan Besar kecilnya pelayanan kegiatan di suatu wilayah juga ditentukan oleh I uas wilayah pelayanan yang hams dijangkau. Penentuan lokasi pelayanan diintegrasikan dalam struktur tata ruang wilayah, sehingga pelayanannya dapat menjangkau seluriih penduduk secara merata dan dilaksariakan secara efisien.

  

  Tingkat Pencapaian Lokasi jenis pelayanan kegiatan di suatau wilayah juga ditentukan oleh tingkat kemudahan pencapaian (aksesibilitas) ke lokasi pelayanan tersebut.

  Semakin tinggi tingkat pencapaian, semakin besar pula potensi untuk menjadi pusat pelayanan stem peiayanan yang kebutuhan penduduk. Sesuai dengan standar dalam petunjuk perencanaan kawasan peruinahan kota yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum (PU), lingkungan permukiman ditetapkan secara hirarkis sesuai dengan jtunlah penduduknya seperti terlihat pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Hirarki Lingkungan Permukiman

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

Gambar 3.6 Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

ENCANA ROGRAM NVESTASI ANGKA ENENGAH ABUPATEN AJA MPAT

  

  • jasa permukunan
  • pusat oiah raga
  • ruang terbuka hijau
  • pertanian
  • perdagangan/pasar
  • jasa perbankan
  • transportasi
  • permukiman
  • ruang terbuka hijau

  III Produksi agro Pusat produksi • pertanian

  II Pengembangan ekononii lokal Pusat koleksi dan distribusi

  I Pemerintahan Pusat pemerintahan • perdagangan

  Orde Kawasan Pungai utama Pungsl pendukung

Tabel 3.3 Pembagian Fungsi Kaw asan

  Dari gambar di atas terlihat bahwa dalam skala wilayah, hanya terdapat satu pusat utama (orde I ) yang mempunyai skala pelayanan kabupaten. Sedangkan yang lainnya adalah pusat -pusat pelayanan lama yang sampai saat ini masih mengemban fungsi sebagai pusat pelayanan lokal. Selama ini, pusat-pusat orde I I tersebut berorientasi ke Sorong yang waktu itu berfungsi sebagai I bukota Kabupaten. Dengan pemisahan ini berarti bahwa pusat utama (orde I ) seolah-olah berfungsi sebagai pengganti dan Kota Sorong. Secara implisit, struktur pelayanan tersebut telah mengindikasikan tentang adanya perbedaan fungsi dan masing-masing pusat-pusat pelayanan. Pembagian fungsi kawasan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut.