Analisis wacana teks lagu I’m Sorry Good Bye karya Melly Goeslaw sebagai wacana naratif tinjauan internal dan eksternal - USD Repository

  

ANALISIS WACANA TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE

KARYA MELLY GOESLAW SEBAGAI WACANA NARATIF

TINJAUAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia

  Oleh Elisabeth Dyah Primaningsih

  NIM : 034114028 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk keluargaku,

kekasihku, dan sahabat-sahabat yang mencintaiku.

  

... I Believe I can fly

I believe I can touch the sky

I think about it every night and day

Spread my wings and fly away

  

I believe I can soar

I see me running through that open door

I believe I can fly....

  From I Believe I Can Fly Sung By R Kelly

  Jangan biarkan hidupmu berada dalam kenangan tapi biarlah kenangan itu yang hidup di dalam dirimu. Oleh Dyah Prima

  

ABSTRAK

Primaningsih, E. Dyah. 2009. Analisis Wacana Teks Lagu I’m Sorry Goodbye

Karya Melly Goeslaw sebagai Wacana Naratif Tinjauan Internal dan Eksternal. Skripsi S-1. Yogyakarta: Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.

  Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam komunikasi. Penyampaian maksud seseorang juga dapat melalui lagu. Dalam skripsi ini lagu yang dianalisis adalah I’m Sorry Goodbye (ISGB) ciptaan Melly Goeslaw. Lagu ini mengisahkan tentang ketegaran hati seorang wanita yang dikecewakan kekasihnya. Dalam teks ISGB terdapat penggunaan bahasa Inggris yang menarik untuk diteliti. Penulis juga melihat hubungan bentuk dan makna antarbagian sebagai unsur internal. Teks ini bersifat naratif.

  Permasalahan yang terumus dalam penelitian ini adalah bagaimana struktur, kohesi, dan koherensi serta bagaimana latar belakang pencipta, topik, praanggapan, dan inferensi dalam ISGB sebagai wacana naratif. Tujuan penelitian ini umtuk mendeskripsikan unsur internal dan eksternal ISGB sebagai wacana naratif.

  Data penelitian diperoleh melalui teknik sadap, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Teknik yang digunakan dalam analisis adalah teknik ganti, teknik perluas, teknik sisip, dan teknik ubah ujud.

  Hasil penelitian mencakup dua garis besar yaitu unsur internal dan unsur eksternal. Unsur internal meliputi struktur, koherensi, dan kohesi. Struktur wacana naratif terbagi menjadi abstrak, orientasi dan koda atau awal, tengah, akhir. Koherensi ISGB adalah koherensi temporal dan kausalitas. Kohesi meliputi kohesi gramatikal (pengacuan, penggantian, dan penghilangan) dan leksikal (pengulangan, meronem, sinonimi, dan kolokasi). Unsur eksternal meliputi latar belakang Melly Goeslaw (kehidupan pribadi, proses penciptaan karya, dan seputar pekerjaannya), topik wacana (yaitu ‘aku’ atau tokoh utama).

  

ABSTRACT

Primaningsih, E. Dyah. 2009. Analisis Wacana Teks Lagu I’m Sorry Goodbye

Karya Melly Goeslaw sebagai Wacana Naratif Tinjauan Internal dan Eksternal. First degree of Sarjana Sastra’s thesis. Yogyakarta: Indonesian Letters. Department of Indonesian Letters. Faculty of Letters. Sanata Dharma University.

  Language has important role in communication. Someone’s attention or point of view can be presented through song. In this thesis, song that is analyzed is I’m Sorry Goodbye (ISGB) by Melly Goeslaw. This song tells about the toughness of a girl which was disappointed by her lover. In the text, there is an interesting using of English to be analyzed further. The writer also sees the correlation between the form and the meaning of inter-parts of this song as the intrinsic element. In addition, this text analyzed is narrative.

  The problem formulation of this research is to find how the structure, the cohesion and the coherence, and also how the background of the author, the topic, the prejudice and the inference in ISGB as narrative text. The aim of this thesis is to describe the intrinsic and extrinsic elements of ISGB as narrative text.

  The method used is the method of ‘agih’. The technics used in the analysis are the changing technic, the broadening technic, the insertion technic, and the form-changing technic. While the datas were gotten from the tapping technic, the free scrutinizing of involved conversation technic, and the noting technic.

  The result consists of two general ideas, the intrinsic element and extrinsic element. The intrinsic element comprises the structure, the cohesion and the coherence. The structure of narrative text is devided into abstract, the orientation and the begining, middle and ending codas. The cohesion is included the grammatical cohesion (the hint, the subtitute and the deletion) and the lexical cohesion(the repetition, the ‘meronem’, the synonomy and the kolocation). The coherence of ISGB is the temporal coherence and the causality of coherence. The external elements consists of Melly Goeslaw’s background (the personal life, the process of creation, and the works related), the topic of the text (who is “I” or the main character).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik. Laporan penelitian dengan judul

  

Analisis Wacana Teks Lagu I’m Sorry Goodbye Karya Melly Goeslaw Tinjauan

Internal dan Eksternal ini ditulis sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu

  syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Dalam proses analisis, pembuatan maupun penyelesaian laporan ini penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada

  1. Bapak Drs. Hery Antono. M. Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberi bimbingan, ilmu, saran, kritik, dan dukungannya selama proses penelitian ini.

  2. Bapak Dr. I. Praptomo Baryadi. M. Hum. selaku dosen pembimbing II yang turut memberi bimbingan, saran, dan ilmu selama penelitian.

  3. Bapak Drs. P. Ary Subagyo, M. Hum atas ide topik skripsi yang diberikan.

  4. Seluruh dosen program studi Sastra Indonesia, Bapak Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Ibu Dra. F. Tjandrasih Adji, M. Hum., Bapak Drs. F.X. Santosa, M. S., Bapak Drs. Yoseph Yapi Taum, M. Hum., Ibu S.E. Peni Adji, S.S., M. Hum., atas segala ilmu pengetahuan dan bimbingan selama penulis menjalani studi di Universitas Sanata Dharma.

  5. Staf Sekretariat Fakultas Sastra USD atas info dan pelayanannya yang sangat membantu penulis untuk menyelesaikan urusan administrasi.

  6. Staf Perpustakaan USD atas pelayanan dan penyediaan buku yang diperlukan selama masa studi sampai penelitian tugas akhir.

  7. Bapak P. Nugroho N.A., S. Pd., Ibu Th. Suprihatiningsih, dan adik M. Jalu Vianugrah atas cinta, kasih, dan dukungan baik moril maupun materil.

  8. Keluarga besar PSM Cantus Firmus yang telah memberi warna dalam kehidupan penulis. Terima kasih untuk segala canda, tawa, tangis dan duka serta semangat untuk terus bernyanyi.

  9. Mas Benn atas segala dukungan, semangat, cinta, dan kasih.

  10. Sahabat-sahabatku, Mas Pancasona Adji, Mas Koko, Ratri, Mbak Niken, Mbak Asti, Bekti, Firla, Titin, dan Ibu Cicilia atas doa, keceriaan, dukungan, penghiburan, kenangan, dan kasih yang membuat hidup penulis lebih berarti.

  11. Teman-teman Sastra Indonesia terkhusus angkatan 2003. Biarlah kenangan tentang kita semua selalu hidup dalam hati penulis.

  12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Tuhan memberkati.

  Penulis sungguh menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karenanya penulis dengan senang hati menerima segenap saran dan kritik. Sekian dan terima kasih.

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ iv ABSTRAK ................................................................................................. vii

  

ABSTRACT................................................................................................. viii

  KATA PENGANTAR ............................................................................... ix PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xi

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

  1.2. Rumusan Masalah ................................................................. 5

  1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 6

  1.4. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................... 6

  1.5. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

  1.6.1. Hakikat Wacana ............................................................ 9

  BAB II ANALISIS UNSUR INTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF ......................... 22

  2.4.2. Koherensi Kausalitas ................................................ 29

  2.4.1. Koherensi Temporal ................................................. 28

  2.4. Koherensi ............................................................................ 28

  2.2.3. Koda ........................................................................... 26

  2.2.2. Orientasi ..................................................................... 25

  2.2.1. Abstrak ...................................................................... 23

  2.2. Struktur Wacana .................................................................. 22

  2.1. Pengantar ............................................................................. 22

  1.8. Sistematika Penyajian ........................................................... 20

  1.6.2. Hakikat Analisis Wacana .............................................. 10

  1.7.2. Analisis Data dengan Metode Agih ............................. 18

  1.7.1. Metode Pengumpulan data .......................................... 17

  1.7. Metode Penelitian ................................................................. 17

  1.6.7. Teori Wacana Naratif .................................................. 16

  1.6.6. Hubungan Wacana dengan Konteksnya ...................... 14

  1.6.5. Kohesi dan Koherensi ................................................... 13

  1.6.4. Jenis Wacana ................................................................. 12

  1.6.3. Struktur Wacana ............................................................. 11

  2.3. Kohesi .................................................................................. 30

  2.3.1.1. Pengacuan ..................................................... 30

  2.3.1.1.1. Pengacuan Anaforis dan Kataforis ....................................... 31

  2.3.1.1.2. Pengacuan Persona ....................... 32

  2.3.1.2. Penggantian .................................................. 37

  2.3.1.3. Penghilangan ................................................ 38

  2.3.2. Kohesi Leksikal ......................................................... 39

  2.3.2.1. Pengulangan ................................................. 39

  2.3.2.1.1. Pengulangan Anafora ................... 39

  2.3.2.1.2. Pengulangan Epistrofa ................. 40

  2.3.2.1.3. Pengulangan Mesodiplosis .......... 41

  2.3.2.1.4. Pengulangan Kata ........................ 41

  2.3.2.2. Meronim ...................................................... 42

  2.3.2.3. Sinonimi ....................................................... 43

  2.3.2.4. Kolokasi ....................................................... 44

  BAB III ANALISIS UNSUR EKSTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF ........................ 47

  3.1. Pengantar ............................................................................. 47

  3.2. ISGB dan Hal-hal di Sekitarnya .......................................... 47

  3.2.1. Latar Belakang Melly Goeslaw sebagai Pencipta ISGB ........................................................... 47

  3.2.2. ISGB dan Karya Melly yang Lain ............................. 48

  3.2.4. Melly dan Penyanyi Lagu-lagunya ............................ 51

  3.2.5. Pemakaian Bahasa dalam Karya-karya Melly ............ 52

  3.3. Topik Wacana ....................................................................... 55

  3.3.1. Pelaku dalam Teks ISGB ............................................ 55

  3.3.2. Kesinambungan Topik dalam Teks ISGB .................. 56

  3.3.3. Kaitan Topik dengan Judul ......................................... 57

  3.3.4. Kaitan Topik dengan Isi Cerita ISGB ........................ 58

  BAB IV PENUTUP ................................................................................ 59

  4.1. Kesimpulan Hasil Penelitian ............................................... 59

  4.2. Saran .................................................................................... 62 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 64 LAMPIRAN ............................................................................................... 66

  DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman

  A. Teks Ada Apa dengan Cinta .......................................................... 66

  B. Teks Bukan Bintang Biasa ............................................................. 67

  C. Teks Butterfly ................................................................................ 68

  D. Teks Cinta ....................................................................................... 69

  E. Teks I’m Falling in Love ................................................................ 70

  F. Teks Kupu-kupu ............................................................................. 71

  G. Teks Menghitung Hari .................................................................... 72

  H. Teks My Heart ............................................................................... 73

  I. Teks Pudar ..................................................................................... 74 J. Teks Pujaanku ................................................................................ 75 K. Teks Tegar ...................................................................................... 76 L. Teks Tentang Dia ........................................................................... 77 M. Teks Terbujuk ................................................................................ 78 N. Teks Notasi ISGB .......................................................................... 79 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 80

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam komunikasi sehari- hari. Orang menjadi saling mengerti dalam menyampaikan maksud atau keinginannya. Penyampaian maksud seseorang tidak hanya terbatas pada kalimat percakapan secara langsung tetapi dapat juga melalui cara lain. Misalnya melalui lagu. Pencipta lagu menyampaikan pesan atau isi hatinya melalui teks lagu dengan tujuan agar lebih mengena di hati penggemarnya.

  Salah satu lagu yang pernah populer berjudul I’m Sorry Goodbye (ISGB) karya Melly Goeslaw, seorang pencipta lagu ternama. Lagu tersebut dilantunkan oleh Krisdayanti atau yang akrab dipanggil KD. Lagu ISGB merupakan single hits dalam album KD. Album ini dirilis pada tahun 2007. Respon masyarakat sangat bagus terbukti dengan cukup seringnya lagu ini dinyanyikan baik dalam acara televisi maupun acara pribadi, misalnya saat pesta pernikahan.

  Lagu ini bercerita tentang kisah asmara seorang wanita bersama kekasihnya. Awalnya semua terasa indah dan manis bagi wanita itu. Pada akhirnya ia tahu bahwa kekasihnya ternyata bukan orang yang baik, dia penuh dusta. Wanita itu pun memutuskan untuk meninggalkan sang kekasih dengan Penulis menangkap pesan bahwa di dalam teks ISGB mengandung kisah tentang ketegaran hati seorang wanita yang merasa telah dikecewakan oleh kekasihnya. Ia tidak terpuruk dalam kesedihan. Dari isi lagu tersebut penulis menjadi tertarik untuk memilih lagu ini sebagai obyek penelitian skripsi ini.

  Selain itu lagu ISGB cukup fenomenal di kalangan masyarakat. Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat menyukainya. Sang penyanyi Krisdayanti, seorang diva pop profesional tidak disangkal sangat membantu memopulerkan lagu indah itu. Nama besarnya seakan menjadi jaminan mutu akan penampilan dan lagu-lagunya.

  Alasan lain penulis memilih teks ini sebagai bahan penelitian tugas akhir adalah adanya penggunaan kata-kata bahasa Inggris sebagai judul dan bagian lagu yang diulang-ulang. Dalam pembahasan dapat dilihat latar belakang pencipta

  ISGB untuk melengkapi analisis eksternalnya. Latar belakang seorang pencipta dapat mempengaruhi proses penciptaan dan hasil karyanya (dalam hal ini ISGB).

  Berikut teks ISGB.

  

I’m Sorry Goodbye

  Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) Sedikit kecewa ternyata engkau tak baik (I.4) Pertama-tama semua manis yang engkau berikan (II.1) Membuat aku merasakan cinta sebenarnya (II.2) Semakin hari semakin terungkap yang sesungguhnya (II.3) Ku makin kecewa ternyata kau penuh dusta (II.4)

  Terima kasih oh Tuhan Kau tunjukkan siapa dia (III.3) Maaf kita putus so thank you so much I’m sorry goodbye (III.4) Seribu cara kau membuaiku dengan puitis (IV.1)

  Maybe kau lupa bahwa aku juga manusia (IV.2)

  Yang punya mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)

  Menurut Kridalaksana (1984 : 208) wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan merupakan satuan gramatikal terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap. Teks lagu dapat disebut juga sebuah wacana sebab baik dalam bentuk lagu yang dinyanyikan maupun teks yang tertulis, teks tersebut tetap berupa wacana yang membawa amanat lengkap yang utuh.

  Analisis wacana merupakan cabang linguistik yang mengkaji satuan lingual yang berada di atas tataran kalimat. Analisis wacana mengkaji wacana dari segi internal dan eksternalnya (Baryadi, 2002 : 3). Sebagai salah satu bentuk wacana teks lagu –dalam hal ini ISGB- dapat dianalisis. Sebagai TA kuliah, penulis tertarik menganalisis teks ISGB.

  Penulis juga melihat adanya hubungan bentuk dan makna antarbagian sebagai unsur internalnya. Salah satu hubungan bentuk adalah pengacuan persona

  aku, -ku, -mu, ku- . Berikut contohnya.

  (1) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2)

  Selain itu ada pula pengulangan beberapa kata antara lain maaf dan

  (2) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2)

  (3) Maafkan kuharus pergi kutak suka dengan ini (III.1)

  Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)

  Lagu ini bersifat naratif atau bergaya penceritaan. Ciri tersebut dapat terlihat dari adanya unsur cerita yang penting yaitu unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Misalnya pada bait pertama terdapat unsur waktu, pelaku, dan peristiwa. Penceritaan dalam ISGB memiliki tahap-tahap yang jelas. Alurnya pun dapat dengan mudah dipahami. Alur dan tahap penceritaan yang jelas tersebut menjadi daya tarik untuk menganalisis ISGB.

  Unsur waktu ditandai dengan adanya kata sebelum dan semenjak (contoh (4)). Unsur pelaku ditunjukkan dengan kata aku (contoh (5)). Unsur peristiwa tampak pada frase bertemu denganmu (contoh (6)).

  (4) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1)

  Semenjak bertemu denganmu kumakin bahagia (I.2)

  (5) Semakin lama aku smakin tahu tentang engkau (I.3) (6) Sebelum bertemu denganmu hidupku bahagia (I.1) Semenjak bertemu denganmu ku makin bahagia (I.2)

  Dalam wacana narasi harus ada unsur waktu, bahkan unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedang unsur peristiwa adalah hal-hal yang dialami oleh sang pelaku. Wacana narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakkan aspek emosi. Dengan narasi, penerima dapat membentuk citra atau imajinasi (Rani dkk., 2006 : 45).

  Teks ISGB dapat dianalisis karena memiliki keutuhan sebagai wacana. Keutuhan tersebut terlihat dari keterkaitan pada setiap bagiannya. Keterkaitan wacana teks ISGB ditunjukkan dengan koherensi dan kohesi di dalamnya.

  Selain itu wacana lagu juga mempunyai unsur eksternal yang menarik untuk diteliti. Topik dan materi yang menarik akan mudah dinikmati dan lebih berkesan bagi pendengar. Unsur eksternal dalam sebuah lagu dapat membantu menguatkan eksistensi lagu tersebut di dunia musik yang saat ini berkembang pesat dan penuh persaingan.

  Skripsi ini akan mengemukakan tentang hasil analisis wacana lagu yang akan ditinjau dari aspek internal dan eksternal.

1.2. Rumusan Masalah

  Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka rumusan masalah dalam skripsi ini adalah

  1.2.1. Bagaimana unsur internal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif?

  1.2.2. Bagaimana unsur eksternal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif?

  1.3. Tujuan Penelitian

  1.3.1. Mendeskripsikan unsur internal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif.

  1.3.2. Mendeskripsikan unsur eksternal teks lagu I’m Sorry Goodbye sebagai sebuah wacana naratif.

  1.4. Manfaat Hasil Penelitian

  Hasil penelitian ini berupa deskripsi keutuhan wacana ISGB yang ditinjau internal dan deskripsi penggunaan konteks wacana ISGB yang ditinjau dari sudut eksternal. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah bahan pembelajaran analisis wacana bagi mahasiswa program studi Sastra Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi contoh analisis wacana teks lagu bagi siapa pun yang ingin menganalisis teks lagu yang lain.

  1.5. Tinjauan Pustaka

  Dalam buku kumpulan Analisis Wacana Iklan Lagu Puisi Cerpen Novel

  

Drama terbitan Pakar Karya yang diedit oleh Sumarlam dkk terdapat dua analisis

yang menarik bagi penulis dan memang sangat membantu proses penelitian ini.

  

Kla Project Analisis Wacana Lagu Ditinjau dari Segi Internal dan Eksternal

karya Agnes Adhani.

  Wacana lagu Yogyakarta dan Tak Bisa ke Lain Hati merupakan dua di antara lagu-lagu terkenal KLa Project. Kedua lagu ini diciptakan oleh Katon Bagaskara karena terinspirasi oleh kota Yogyakarta yang memiliki nilai magis dan menimbulkan berbagai pengalaman estetis yang mendukung proses kreatif penciptaan lagunya. Wacana lagu dapat dikategorikan sebagai wacana puisi berdasarkan genre sastra dan bersifat rekreatif.

  Analisis internal lagu Yogyakarta dalam aspek gramatikal ditemukan pengacuan (referensi), pelesapan (elipsis), dan perangkaian (konjungsi).

  Pengacuan (referensi) meliputi pengacuan persona, demonstratif, dan komparatif. Dalam aspek leksikal terdapat tiga macam penanda koherensi, yaitu repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), dan kolokasi (sanding kata).

  Dalam analisis internal Tak Bisa ke Lain Hati, pada aspek gramatikal ditemukan pengacuan (referensi) dan pelesapan (elipsis). Pengacuan (referensi) meliputi pengacuan persona dan demonstratif. Dalam aspek leksikal terdapat dua penanda koherensi, yaitu repetisi (pengulangan) dan kolokasi (sanding kata).

  Analisis eksternal menunjukkan peran, perjalanan karir, dan proses kreatif Katon Bagaskara. Ia menciptakan lagu-lagu yang dikemas dalam bahasa puisi yang memiliki kadar dan makna mendalam dan filosofis. Berdasarkan prinsip penafsiran lokasional, lagu Yogyakarta dan Tak Bisa ke Lain Hati berlatarkan Kota Yogyakarta dan berdasarkan prinsip penafsiran temporal, kisah dalam kedua

  (figurative language) yang terdiri atas metafora dan personifikasi dalam wacana lagu Yogyakarta dan Tak Bisa ke Lain Hati.

  Analisis yang lain adalah karya Mutia Naily yang berjudul Analisis

  

Wacana Puisi “Kembang Sepasang” Karya Joko Pinurbo (Analisis Konteks,

Aspek Gramatikal, dan Leksikal). Joko Pinurbo adalah penyair yang karyanya

  dianggap membawa keunikan dan kesegaran tersendiri dalam dunia sastra Indonesia. Puisinya mudah dibaca karena bahasanya yang terang dan lancar.

  Puisi Kembang Setaman yang diciptakan Joko Pinurbo ini dimuat dalam buku kumpulan puisi Tonggak 4, Antologi Puisi Modern Indonesia, menceritakan tentang pengalaman pribadi sang penyair, yang merasa rindu akan kehadiran ibu yang selama ini berada jauh darinya.

  Analisis konteks puisi ini mencakup analisis konteks sosial budaya yang menggunakan perumpamaan kembang sepasang untuk menggambarkan hubungan anak dan ibu, serta lelaki dan perempuan yang sangat manusiawi dan hakiki, juga mencakup analisis konteks situasi, yang difokuskan pada konteks fisik yang meliputi (a) tempat, yakni di pojok taman, (b) waktu, yakni dari kembang sepasang mekar hingga menjadi layu, dan (c) objek atau topik yang dibicarakan adalah kembang sepasang.

  Analisis wacana puisi ini mencakup analisis aspek gramatikal wacana dan analisis aspek leksikal wacana. Analisis aspek gramatikalnya, meliputi pengacuan atau referensi (pengacuan persona, pengacuan demonstratif: pronomina demonstratif tempat dan pronomina demonstratif waktu), pelesapan atau ellipsis,

  Analisis aspek leksikalnya, meliputi repetisi atau perulangan (repetisi anafora, repetisi mesodiplosis, dan repetisi penuh), antonimi atau lawan kata (oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi hirarkial), kolokasi atau sanding kata, dan hiponomi atau hubungan atas-bawah.

  Teks lagu yang akan dibahas dalam skripsi ini memang bukan lirik yang sama dengan tinjauan pustaka diatas. Akan tetapi penulis melihat adanya beberapa kesamaan pada lagu dan puisi tersebut antara lain mempunyai nilai puitis yang baik, bersifat romantis, adanya bait-bait yang jelas, memiliki makna yang mendalam, dan diciptakan oleh pencipta lagu dan penyair yang berkualitas.

  Dari segi internal ada beberapa pokok bahasan yang sama seperti kohesi dan koherensi, tentu saja dengan hasil yang berbeda. Dari segi eksternal penulis akan menyoroti topik dan tema yang dapat ditemukan dalam teks ISGB. Latar belakang pengarang beserta hubungannya dengan beberapa hal di sekitarnya dibahas secara lebih mendetil. Dengan meneliti bagian tersebut memungkinkan hasil penelitian yang baru dan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Agnes Adhani dan Mutia Naily.

1.6. Landasan Teori

1.6.1 Hakikat Wacana Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’ dalam bahasa Sanskerta.

  Kata vacana itu kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuna dan bahasa Jawa

  Jawa Baru tersebut kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi wacana ‘ucapan, percakapan, kuliah’ (Poerwadarminto, 1976 : 1144).

  Kata wacana dalam bahasa Indonesia dipakai sebagai padanan (atau terjemahan) kata discourse dalam bahasa Inggris. Secara etimologis kata

  

discourse berasal dari bahasa Latin discursus ‘lari kian ke mari’. Kata discursus

  itu diturunkan dari bentuk discurrere. Bentuk discurrere itu merupakan gabungan dari dis dan currere ‘lari, berjalan kencang’ (Webster 1983 : 522).

  Menurut Kridalaksana dalam Tarigan (1987 : 25) wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap.

1.6.2. Hakikat Analisis Wacana

  Analisis wacana merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji satuan lingual yang berada di atas kalimat. Objek kajian wacana mencakup kalimat, gugus kalimat, alinea atau paragraf, penggalan wacana (pasal, subbab, bab, atau episode), dan wacana utuh. Analisis wacana mengkaji wacana, baik dari segi internal maupun eksternalnya. Dari segi internal, wacana dikaji dari jenis, struktur, dan hubungan bagian-bagiannya. Dari segi eksternal, wacana dikaji dari keterkaitan wacana itu dengan pembicara, hal yang dibicarakan, dan mitra bicara. kaidah kebahasaan yang mengkonstruksi wacana, pemproduksian wacana, pemahaman wacana, dan pelambangan suatu hal dalam wacana. Dengan kata lain, tujuan analisis wacana adalah untuk memerikan wacana (sebagai salah satu eksponen bahasa) dalam fungsinya sebagai alat komunikasi (Baryadi, 2002 : 3-4).

1.6.3. Struktur Wacana

  Menurut Luxemburg (1984 : 100) wacana memiliki tiga bagian, yaitu bagian awal wacana (exordium), bagian tubuh wacana (narratio, confirmatio, atau

  

argumentatio), dan bagian penutup (perroratio). Bagian awal berfungsi sebagai

  pembuka wacana, bagian tubuh wacana berfungsi sebagai pemapar isi wacana, dan bagian penutup berfungsi sebagai penanda akhir wacana. Dari ketiga bagian itu, bagian yang wajib ada adalah tubuh wacana.

  Tarigan (1987 : 31) menyatakan bahwa dari pengalaman membaca narasi, kita dapat merasakan atau menjumpai bahwa sering kali sang pengarang atau penutur memulai dengan beberapa klausa yang merangkumkan seluruh cerita, jadi dia membuat abstrak. Kemudian kerap kali terdapat sejumlah klausa, baik pada permulaan maupun sesudah abstrak, kalau hanya ada satu, yang bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala, tempat, dan kegiatan sekelilingnya; jadi di sini diadakan suatu orientasi. Selanjutnya, walaupun tidak selalu, narasi juga sering kali ditutup dengan suatu koda, yang merupakan suatu tanda bahwa cerita itu berakhir atau berhenti. Narasi mempunyai daya kohesi yang sangat besar dalam suatu interaksi. Narasi menuntut suatu penyelesaian. Tanpa penyelesaian, suatu narasi tidak utuh.

1.6.4. Jenis Wacana

  Baryadi membagi jenis wacana menjadi tujuh golongan. Pengklasifikasian tersebut berdasarkan media yang dipakai untuk mewujudkannya, keaktifan partisipan komunikasi, tujuan pembuatan wacana, bentuk wacana, langsung tidaknya pengungkapan, genre sastra, dan isi wacana. Jenis-jenis wacana tersebut digambarkan dalam tabel berikut.

  Tabel 1 : Jenis-jenis Wacana

  No. DASAR JENIS WACANA

  1. MEDIA

  a. Wacana lisan

  b. Wacana tertulis

  2. KEAKTIFAN PARTISIPAN

  a. Wacana monolog

  b. Wacana dialog

  3. TUJUAN

  a. Wacana naratif

  b. Wacana deskriptif

  c. Wacana eksposisi

  d. Wacana argumentatif

  e. Wacana persuasif

  f. Wacana informatif

  g. Wacana prosedural

  h. Wacana hortatori i. Wacana regulatif j. Wacana humor k. Wacana jurnalistik

  4. BENTUK

  a. Wacana epistolari

  b. Wacana kartun

  c. Wacana komik

  d. Wacana mantra

  5. KELANGSUNGAN

  a. Wacana langsung

  b. Wacana tidak langsung c. Wacana drama 7.

  ISI

  a. Wacana politik

  b. Wacana olah raga

  c. Wacana ekonomi

  d. Wacana ilmiah

  e. Wacana pendidikan dsb.

  Sumber : Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa (Baryadi, 2002 : 10)

1.6.5. Kohesi dan Koherensi

  Hubungan antarbagian wacana dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hubungan bentuk yang disebut kohesi (cohesion) dan hubungan makna atau hubungan semantik yang disebut koherensi (coherence) (Baryadi, 2002 : 17).

  Halliday dan Hasan dalam Baryadi (2002 : 17-18) membedakan dua jenis kohesi, yaitu kohesi gramatikal (grammatical cohesion) dan kohesi leksikal (lexical cohesion). Kohesi gramatikal adalah keterikatan gramatikal antara bagian- bagian wacana. Kohesi leksikal adalah keterikatan leksikal antara bagian-bagian wacana. Kohesi gramatikal dibagi lebih lanjut menjadi penunjukan (reference), penggantian (substitution), pelesapan (ellipsis), dan perangkaian (conjunction).

  Kohesi leksikal dibagi lebih lanjut menjadi pengulangan (repetition), hiponimi (hyponimi), sinonimi (synonimi), antonimi (antonymi), dan kolokasi (collocation).

  Koherensi adalah keterkaitan semantis antara bagian-bagian wacana. Terdapat perbedaan corak koherensi antara jenis wacana satu dengan yang lain. Jenis koherensi dalam wacana eksposisi didominasi oleh koherensi logis, didominasi konjungsi yang menyatakan hubungan temporal (lalu, kemudian, sesudah itu), penanda kala (dulu, sekarang), dan penanda aspek (akan, belum, sudah). Bagian-bagian wacana deskripsi didominasi oleh koherensi perian, rincian, atau posesif dan wacana prosedural didominasi oleh koherensi pertahapan, yaitu tahap-tahap terjadinya peristiwa (Baryadi, 2002 : 29-33).

1.6.6. Hubungan Wacana dengan Konteksnya

  Sudaryanto via Baryadi (2002 : 40) mengungkapkan ada tiga konteks mendasar dalam wacana yaitu pembicara (speaker/addresser/writer), isi bicara (topic/information), dan mitra bicara (listener/hearer/reader/addressee). Samsuri dalam Rani dkk. (2006 : 15) menguraikan beberapa aspek yang berkaitan dengan wacana. Aspek-aspek tersebut adalah (a) konteks wacana, (b) topik, tema, dan judul wacana, (c) kohesi dan koherensi wacana, dan (d) referensi dan inferensi kewacanaan. Konteks wacana yang membantu memberikan penafsiran tentang makna ujaran adalah situasi wacana. Situasi mungkin dinyatakan secara eksplisit dalam wacana, tetapi dapat pula disarankan oleh berbagai unsur wacana seperti pembicara, pendengar, waktu, tempat, topik, bentuk amanat, peristiwa, saluran, dan kode.

  Hubungan wacana dengan pembicara berkenaan dengan prinsip pemproduksian wacana. Grice dalam Baryadi (2002 : 41) mengajukan prinsip kerja sama (cooperative maxim) yang berisi maksim kuantitas, maksim kualitas, mengajukan prinsip kesopanan yang berisi maksim kebijaksanaan, maksim kemurahan, maksim penerimaan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Selain itu Leech mengajukan empat prinsip retorika tekstual yaitu prinsip prosesibilitas, prinsip kejelasan, prinsip kejelasan, prinsip ekonomi, dan prinsip ekspresivitas.

  Hubungan wacana dengan isi bicara berkenaan dengan penataan isi wacana, yaitu topik dan informasi. Poedjasoedarmo via Baryadi (2002 : 44-54) menyatakan topik atau hal yang dibicarakan berkaitan dengan kesinambungan topik dan penonjolan topik. Informasi atau keseluruhan isi yang dibicarakan berkaitan dengan status informasi dan urgensi informasi. Topik menjiwai seluruh baguan wacana. Topiklah yang menyebabkan lahirnya wacana dan berfungsinya wacana dalam proses komunikasi verbal karena suatu wacana akan lahir jika ada yang dibicarakan dan dapat digunakan sebagai alat komunikasi jika mengandung sesuatu yang dibicarakan.

  Hubungan wacana dengan mitra bicara bersangkutan dengan strategi pemahaman wacana. Dalam proses pemahaman wacana juga terkait dengan pembuatan inferensi atau kesimpulan. Inferensi ini sering harus dibuat sendiri oleh mitra bicara karena tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh pembicara (Baryadi, 2002 : 46). Gumperz dalam Rani dkk. menyatakan bahwa inferensi atau penarikan simpulan adalah proses interpretasi yang ditentukan oleh situasi dan konteks percakapan. Dengan inferensi, pendengar menduga kemauan penutur dan, dengan itu pula, pendengar meresponsnya. Dengan begitu, inferensi percakapan tidak hanya ditentukan oleh kata-kata pendukung ujaran, melainkan juga didukung oleh konteks dan situasi.

  Stalnaker via Baryadi (2002 : 35) koherensi bagian-bagian wacana ditentukan oleh adanya praanggapan (presupposition), yaitu pengetahuan bersama yang dimiliki pembicara dan mitra bicara. Praanggapan yang tepat dapat mempertinggi nilai komunikatif sebuah ujaran yang diungkapkan (Rani dkk, 2006 : 168). Menurut Leech dalam Rani dkk (2006 : 168), praanggapan haruslah dianggap sebagi dasar kelancaran wacana yang komunikatif. Apabila dua orang terlibat dalam suatu percakapan, mereka saling mengisi latar belakang pengetahuan yang bukan hanya pengetahuan terhadap situasi pada waktu itu, tetapi pengetahuan terhadap dunia pada umumnya.

1.6.7. Teori Wacana Naratif

  Wacana narasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Dalam wacana narasi harus ada unsur waktu, bahkan unsur pergeseran waktu itu sangat penting. Unsur pelaku atau tokoh merupakan pokok yang dibicarakan, sedang unsur peristiwa adalah hal-hal yang dialami oleh sang pelaku. Wacana narasi pada umumnya ditujukan untuk menggerakkan aspek emosi. Dengan narasi, penerima dapat membentuk citra atau imajinasi (Rani dkk., 2006 : 45).

  Tarigan (1987 : 31) menyatakan bahwa dari pengalaman membaca narasi, kita dapat merasakan atau menjumpai bahwa sering kali sang pengarang atau dia membuat abstrak. Kemudian kerap kali terdapat sejumlah klausa, baik pada permulaan maupun sesudah abstrak, kalau hanya ada satu, yang bertindak untuk memperkenalkan para tokoh, waktu/kala, tempat, dan kegiatan sekelilingnya; jadi di sini diadakan suatu orientasi. Selanjutnya, walaupun tidak selalu, narasi juga sering kali ditutup dengan suatu koda, yang merupakan suatu tanda bahwa cerita itu berakhir atau berhenti. Narasi mempunyai daya kohesi yang sangat besar dalam suatu interaksi. Narasi menuntut suatu penyelesaian. Tanpa penyelesaian, suatu narasi tidak utuh.

  Faktor-faktor temporal atau kekalaan suatu narasi kerap kali sangat penting dalam struktur wacana, karena dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia, urutan atau susunan linguistik kata-kata dan urutan historis peristiwa- peristiwa haruslah paralel (Tarigan, 1987 : 47).

1.7. Metode Penelitian

1.7.1. Metode Pengumpulan Data

  Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik dasarnya yaitu teknik sadap dan teknik lanjutan yang meliputi teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik sadap adalah pelaksanaan metode simak dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang.

  Penggunaan bahasa yang disadap dapat berbentsuk lisan maupun tulisan (Kesuma, 2007 : 43). Teknik simak bebas libat cakap dilakukan dengan menyimak catat adalah teknik pengumpulan data dengan mencatat hasil penyimakan dalam kartu data (Sudaryanto, 1988 : 3-5).

1.7.2. Analisis Data dengan Metode Agih

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih, yaitu metode analisis data yang alat penentunya terdapat di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto via Kesuma, 2007 : 54).

  Teknik ganti (contoh (a)) dilaksanakan dengan menggantikan unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan “unsur” tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan; dan teknik perluas (contoh (b)) dilaksanakan dengan memperluas satuan lingual yang bersangkutan ke kanan atau ke kiri, dan perluasan itu menggunakan “unsur” tertentu.

  Adapun teknik sisip (contoh (c)) dilaksanakan dengan menyisipkan unsur tertentu di antara unsur - unsur lingual yang ada. Dalam hal ini, kelihatan bahwa pada hakikatnya teknik sisip sama dengan teknik perluas, yaitu sama-sama menggunakan “unsur” tambahan; jadi, menambahi satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur baru. Hanya, bedanya adalah penambahan dalam rangka teknik perluas ada di luar satuan lingual yang bersangkutan, penambahan dalam rangka pelaksanaan teknik sisip berada di dalam satuan lingual yang bersangkutan.

  Teknik ubah ujud dilaksanakan dengan mengubah wujud atau

  1993 : 15-38). Teknik ubah ujud digunakan untuk memparafrasekan teks ISGB yang berbait – bait menjadi sinopsis atau rangkuman cerita dalam satu paragraf.

  (a) Maaf aku pergi dan takkan untukmu lagi (IV.4)

  • Aku tak ingin bersamamu
  • Aku takkan kembali

  Pada contoh (a) di atas kalimat pertama dapat digantikan dengan dua kalimat di bawahnya. Penggantian tersebut dapat dilakukan karena dua kalimat penggantinya mempunyai makna yang hampir sama. Kalimat aku tak ingin

  

bersamamu dapat menggantikan kalimat maaf aku pergi. Sedangkan kalimat

aku takkan kembali dapat menggantikan pernyataan takkan untukmu lagi.

  Masing-masing kalimat pengganti memiliki bobot yang sama walaupun diambil di luar unsur yang sudah ada.

  b) Ø Seribu cara kau membuaiku dengan Ø puitis (III.1)

   Dengan seribu cara kau membuaiku dengan bahasa puitis

  Contoh (b) pada kalimat pertama ada bagian yang dilesapkan. Lalu dilakukan perluasan ke kanan dan ke kiri yaitu dengan penambahan kata dengan dan bahasa. Perluasan ini melengkapi bagian kalimat yang hilang sehingga maknanya menjadi lebih jelas seperti tampak pada kalimat kedua. Contoh (c) adalah contoh teknik sisip.

  c) Yang Ø punya Ø mata telinga hati dan perasaan (IV.3) Yang mempunyai mata telinga hati dan perasaan Selain metode dan teknik di atas penulis juga menggunakan metode deskriptif dan teknik studi pustaka. Metode deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang ada (Nawawi, 1985 : 63-64). Sudaryanto (1987 : 62-63) mengungkapkan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomen yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret: paparan seperti adanya.

  Teknik studi pustaka bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai material yang ada seperti buku-buku, dokumen, dan lain-lain (Mardalis, 1990 : 28). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kajian wacana. Penulis akan menggunakan sumber data dari teks lagu itu sendiri, buku-buku, berita media cetak serta elektronik, dan lain-lain. Analisis dibantu dengan teori-teori yang sudah ada sehingga penulis akan menemukan unsur internal dan eksternal lagu tersebut.

1.7.3. Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

  Hasil analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode informal. Metode informal adalah metode penyajian atau perumusan hasil analisis data dengan kata-kata biasa. Maksudnya hasil analisis data tidak

1.8. Sistematika Penyajian

  Penelitian ini menggunakan sistematika penyajian sebagai berikut: BAB I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Kemudian BAB II adalah pembahasan hasil analisis wacana ditinjau dari segi internal yaitu struktur, kohesi, dan koherensi. BAB III merupakan hasil analisis wacana ditinjau dari segi eksternal yaitu hubunngan wacana dengan penyanyi, pencipta, topik, inferensi dan praanggapan pendengar. BAB IV berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran.

BAB II ANALISIS UNSUR INTERNAL TEKS LAGU I’M SORRY GOODBYE SEBAGAI WACANA NARATIF

  2.1. Pengantar