Perbedaan tingkat stres kerja karyawan wiraniaga dan non wiraniaga PT. Gramedia Widiasarana Indonesia [Grasindo] Jakarta - USD Repository

  Perbedaan Tingkat Stres Kerja Karyawan Wiraniaga dan Non Wiraniaga PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo) Jakarta

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh : Vincentius Dwi Hartanto

  NIM : 999114024 NIRM : 990051121705120023

  PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

  Ii setuj

Motto Bermimpilah dan bercita - citalah Karena dengan itu kita bisa membuat hidup bermakna

  Tanpa mimpi dan cita - cita hidup akan terasa tanpa arah dan tanpa makna lebih baik ku punya banyak uang namun ku tidak punya banyak waktu daripada ku punya banyak waktu namun ku tidak punya banyak uang Ku bukan seorang kapitalis sejati, namun ku coba untuk realistis...

  Jogjakarta, dalam kebimbangan tengah oktober 2007

  Dengan segala ketulusan, keiklhasan, dan kebahagiaan hati, karya sederhana ini kupersembahkan pada : Yesus Kristus yang tidak pernah

meninggalkanku. Ia selalu memberikan kesempatan

dalam proses pendewasaanku.

  

Bp/Ibu Heribertus Sugimin tercinta, yang tak

pernah lelah memberi kasih sayang dan bekal yang

tak ternilai harganya bagi ananda.

  

Anto, Hari, Mita, adik – adikku yang tercinta

atas kesabaran dan kasih sayangnya.

  

Jenny Irawati Pakpahan, kekasihku tercinta,

yang juga selalu dengan sabar dan setia mencurahkan perhatian dan cintanya.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta,18 Oktober 2007 Penulis

  Vincentius Dwi Hartanto

  

ABSTRAK

Perbedaan Tingkat Stress Kerja

Antara Karyawan Wiraniaga dan Non Wiraniaga

Pada PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

  

Vincentius Dwi Hartanto

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Jogyakarta

  

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan tingkat stres kerja antara karyawan wiraniaga dan karyawan non wiraniaga pada PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Stres kerja adalah stres yang dialami oleh karyawan akibat adanya ketidaksesuaian antara tuntutan akan pekerjaan dan kemampuan karyawan untuk melakukan pekerjaan itu sendiri. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 60 orang: 30 orang karyawan wiraniaga dan 30 karyawan non wiraniaga. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar skala Stres Kerja kepada subyek penelitian. Analisis data dengan uji-t menghasilkan harga t 3,294; p<0,05, yang berarti ada perbedaan tingkat Stres Kerja antara karyawan wiraniaga dan karyawan non wiraniaga. Mean subyek karyawan wiraniaga sebesar 110.7333 dan mean subyek karyawan nonwiraniaga sebesar 100.6667, menunjukkan bahwa karyawan wiraniaga memiliki tingkat stres kerja yang lebih tinggi dibandingkan tingkat stres kerja karyawan non wiraniaga.

  

ABSTRACT

Job Stress Difference Between

Sales Employees and Non Sales Employees

At PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo)

  

Vincentius Dwi Hartanto

Psychology Faculty

Sanata Dharma University

Jogyakarta

  

2007

  This research is designed to test whether there is a Job Stress level difference between sales employees and non-sales employees at PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo). Job Stress is an employee's negative emotion which caused by disconnectedness between job demand and employees ability to do the job. Data collection was conducted by disseminating Job Stress scale for 60 subjects: 30 sales employees and 30 non-sales employees. T-test analysis indicates that with t value 3,294; p<0,05, there is a Job Stress level difference between sales and non-sales employees. Mean score of sales employees are 110.7333 and non-sales employees are 100.6667. This indicates that sales employee's job stress is higher than non-sales employees.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Vincentius Dwi Hartanto Nomor Mahasiswa : 999114024

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA KARYAWAN WIRANI- AGA DAN NON WIRANIAGA PADA PT. GRAMEDIAWIDIASARANA IN- DONESIA (GRASINDO) JAKARTA.” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, men- galihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun mem- berikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 12 Juni 2008 Yang menyatakan ( Vincentius Dwi Hartanto )

KATA PENGANTAR

  Puji Syukur kepada Tuhanku Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat

  

Stres Kerja Karyawan Wiraniaga dan Non Wiraniaga PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia ( Grasindo ) Jakarta.“

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak menerima bimbingan, petunjuk, bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak yang membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankan saya dengan segala kerendahan hati mengucapkan banyak terima kasih sedalam – dalamnya kepada :

  1. Bp. P. Eddy Suhartanto, S.Psi .M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ibu Sylvia C.M.Y.M, S. Psi., M. Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terima kasih atas bantuan dan kesabarannya, serta bimbingannya.

  3. Bp. Minta Istono, S.Psi., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi, yang dengan sabar memberikan masukan, saran serta bimbingan dan kesempatan kepada saya untuk menyusun skripsi ini.

  4. Ibu A. Tanti Arini, S.Psi., M. Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  5. Bp. Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. Dan Bp. V. Didik Suryo Hartoko, S.

  Psi., M. Si. selaku dosen penguji, terimakasih atas masukan dan saran yang diberikan terhadap kemajuan penelitian saya.

  6. Bapak R. Suhartono, Mbak Oki, beserta seluruh karyawan dan staff dari PT. Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), Jakarta, terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan penelitian di kantor pusat Jakarta sehingga penelitian berjalan lancar. Dan juga tidak lupa saya ucapkan terimaksih kepada Bp Jarot KCP Grasindo Bandung beserta staf dan karyawan kantor pemasaran Bandung dan Bp Danto KCP Grasindo Jogjakarta.

  7. Para Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogya- karta yang telah memberikan segala dedikasinya untuk kemajuan mahasiswa Fakultas Psikologi, terima kasih telah memberikan segala yang terbaik.

  8. Mbak Nanik, Mas Gandung dan Pak Giyono di sekretariat Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu kelancaran dan proses skripsi, tidak lupa juga terimakasih untuk Mas Muji dan Mas Doni di Lab.

  Psikologi + Ruang Baca Psikologi atas pinjaman proyektornya ☺.

  9. Buat keluarga di Jogja, Bude Mulat+Pak de Harto, Bulek+Lik To, Bu de Dar sekeluarga, 'uwi mo ngucapin makasih atas bantuannya selama ini, bantuannya baik secara moril maupun materil, maaf kalo saya sering buat salah.

  10. Terima kasih buat Mas Ojie (Wahyu), Mas Robert Talaud (semoga jadi Romo yang mabrur..eeh salah..bijaksana☺)dan Mas Ruban atas nasehat- nasehat dan saran kalian, serta mendorongku untuk selalu mengerjakan skripsi dan kuliah ini hingga selesai., Nanto 'n Fam udah mau menampung ku , Danang P, thanks man uda banyak bantu gw, Vidi (vid, sorry yak, ud ngerepotin lo dan buat masalah, sebenernya gw ga ada masalah dulu ga pamit, cuma gw ngerasa ga enak ga bisa bales apa – apa dengan kebaikan dan ketulusan kalian selama gw disana, thanks 4 all ya bro), Deni keep fighting bro!, Cahyo, Adi (Kadal) com'on bro! Ana, Rani, Dela, Yuyun, Onny, Tessa, Aci, Ayu, Dian, Agung, Andi dan Toni nya;) uda kaya anak ma bapak aja hehe..thanks juga ya bro, makasih juga buat Perdana's Gank, Geri, 3K0 (Kodok), Yayak, MB4NG, N3O, masnya n3o dan 3k0 yaitu..3Nd4R:), Pay Jo, Kudis, Monyet (Ricky) n 2 All Of U the Psycho 99'ers n Perdanaer’s.

  11. Buat sahabat - sahabatku di Cimahi : Hendra ('ndra ngke nyak?hehe), Yanto, Lucky yang baru married (punten teu bisa datang), n special thanks to alm. Yohanes Kartono Harjoprakoso”..'no..nuhunnya”, doa urang selalu besertamu..semoga Yesus selalu besertamu di alam sana, urang moal poho kita, mari kita maafkan mereka yang telah merenggut hak - hak kita, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat!"...thanks ya bro, jadikan ini pengalaman pahit buat kita..thanks to Robert, Pak De Omes!, Gimbal dan Handoko.

  13. Teman-teman RSJ (Realino Scooter Jogja) keep rollin' Bro! Hidup Realino!..Realino "Tai Kebo"!

  14. Dan untuk semua yang telah mendukung baik lahir maupun batin, yang belum tersebut namanya saya ucapkan terima kasih atas dukungannya selama saya kuliah dan mengerjakan skripsi di Universitas Sanata Dharma Jogjakarta.

  Saya merasa penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saya mohon maaf atas kesalahan dan kelalaian yang telah saya lakukan saat melakukan penelitian, baik sikap, tutur kata, maupun tulisan. Saya juga menerima kritik dan saran yang membangun demi peningkatan dalam penelitian selanjutnya. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

  Yogyakarta, 30 November 2007 Penulis

  Vincentius Dwi Hartanto

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi ABSTRAK ..................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah .............................................................................. 1 B. Pertanyaan penelitian ................................................................................. 9 C. Tujuan penelitian ........................................................................................ 9 D. Manfaat penelitian

  1. Manfaat teoritis ............................................................................................ 9

  BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Stres ........................................................................................ 10

  1. Stressor ....................................................................................................... 12

  2. Stressed ................................................. ................................................... 12

  3. Transacsion .......................................... .................................................... 13

  B. Pengertian Stres Kerja ............................................ ................................. 13

  1. Stres Kerja Bersifat Potensial ........................ ........................................... 15

  2. Stres Kerja Bersifat Nyata ......................................................................... 15

  a. Gejala Psikologis ...................................................................................... 15

  b. Gejala Fisik ............................................................................................. 15

  c. Gejala Perilaku ......................................................................................... 16

  C. Penyebab Stres Kerja ............................................................................... 17

  D. Akibat Stres Kerja .................................................................................... 20

  1. Dampak Terhadap Perusahaan ................................................................... 20

  2. Dampak Terhadap Individu ....................................................................... 21

  a. Kesehatan ............................................................................................. 21

  b. Psikologis ............................................................................................. 22

  

c. Interaksi Interpersonal .......................................................................... 23

  E. Tingkat Stres Kerja Antara Karyawan Wiraniaga dan Non Wiraniaga…..25

  F. Hipotesis ................................................................................................... 29

  B. Identifikasi Variabel - Variabel Penlitian ................................................ 30

  C. Definisi Operasional ................................................................................ 30

  D. Metode Penentuan Subyek Penelitian ...................................................... 33

  E. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 33

  F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 34

  G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ......................................................... 36

  1. Validitas ............................................................................................... 36

  2. Reliabilitas ............................................................................................ 37

  H. Uji kesahihan Item .................................................................................... 38

  I. Metode Analisis Data ................................................................................ 38

  BAB IV PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 40 B. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................................... 42 C. Try Out alat penelitian ............................................................................... 43

  1. Persiapan Try out alat penelitian ............................................................ 43

  2. Uji Coba Alat Ukur ................................................................................ 43

  3. Hasil Uji Coba Alat Ukur ....................................................................... 44

  1.1 Uji Kesahihan Aitem ........................................................................ 44

  1.2 Uji Realibilitas ................................................................................. 46

  2.1 Uji Normalitas Sebaran .................................................................... 47

  2.2. Uji Homogenitas ............................................................................ 48

  2.3. Uji Hipotesa ................................................................................... 49

  2.4. Kategori Skor Penelitian ................................................................. 51

  D. Pembahasan ................................................................................................ 52

  BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 55 B. Saran penelitian .......................................................................................... 55

  1. Bagi Karyawan ...................................................................................... 55

  2. Bagi Perusahaan .................................................................................... 55

  3. Bagi Peneliti Selanjutnya ...................................................................... 56

  C. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 56 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 58 LAMPIRAN ................................................................................................... 60

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Skor Pernyataan Skala Stres Kerja..........................................................35 Tabel 2. Tabel Spesifikasi Item Skala Stres Kerja...............................................35 Tabel 3. Tabel Data Subjek…………………………………………………..….42 Tabel 4. Tabel Spesifikasi Skala Tingkat Stres Kerja Sebelum Uji Coba............45 Tabel 5. Tabel Spesifikasi Skala Tingkat Stres Kerja Setelah Uji Coba..............45 Tabel 6. Hasil Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov..................48 Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Varians.............................................................48 Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Hipotesis............................................................49 Tabel 9. Deskripsi Data Penelitian.......................................................................51 Tabel 10. Mean Teoritis, Mean Empiris, Dan Standar Deviasi ............................51

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Alat ukur skala, Skala Tingkat Stres kerja Lampiran 2. Analisis butir, Reabilitas dan validitas Lampiran 3. Data Penelitian Lampiran 4 Uji Asumsi : Uji Normalitas, Kolmogorov Sminrnov, Uji

  Homogenitas Varian, Analisis Uji-t Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian.

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia sangat erat kaitannya dengan dunia kerja, dimana untuk

  mempertahankan hidupnya manusia harus bekerja. Bekerja adalah merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti telah dikemukakan oleh Maslow (1967a) teori mengenai motivasi manusia, bahwa manusia mempunyai dua macam kebutuhan yaitu kebutuhan dasar (basic needs) dan metakebutuhan – metakebutuhan (metaneeds). Kebutuhan dasar meliputi rasa lapar, kasih sayang (afeksi), rasa aman, harga diri dan sebagainya. Sedangkan metakebutuhan – metakebutuhan meliputi kebaikan, keteraturan, kesatuan, keindahan dan sebagainya. Yang membedakan diantara dua kebutuhan tersebut adalah kebutuhan dasar akibat dari kekurangan sedangkan metakebutuhan metakebutuhan adalah kebutuhan untuk pertumbuhan (Hall & Lindzey, 1978).

  Bekerja adalah merupakan salah satu cara manusia untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan dasar tersebut. Manusia bekerja karena memang manusia merasa kekurangan dan untuk menutupi kekurangannya tersebut sebagai kompensasinya manusia harus bekerja.

  Gejolak ekonomi dan politik di Indonesia yang mulai dirasakan setelah berlangsungnya krisis moneter membuat keadaan Indonesia yang sebelumnya mnenanamkan modal, mereka menarik modalnya kembali bagi, hal ini menyebabkan banyak perusahaan tidak mampu lagi menahan guncangan finansial sehingga banyak perusahaan pun terpaksa harus merumahkan beberapa karyawan atau bahkan seluruh karyawan dikarenakan perusahaan tersebut gulung tikar.

  Akibatnya tingkat pengangguran tinggi dan lapangan pekerjaan pun semakin sempit.

  Dengan keadaan yang demikian tentu membuat manusia semakin tertantang untuk mempunyai kemampuan – kemampuan khusus agar bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Manusia berlomba – lomba untuk menjadi yang terbaik dan bekerja sebaik mungkin untuk bisa memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Hal ini dijadikan dasar penilain kerja bagi para karyawan dan sebagai kompensasinya perusahaan berusaha memenuhi kebutuhan para karyawan.

  Dalam dunia kerja para karyawan tentu tak lepas dari berbagai macam masalah, dimana para karyawan dihadapkan pada berbagai macam kondisi dan situasi baik itu yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Dengan kondisi dan situasi yang seperti itu karyawan dituntut untuk selalu bekerja secara cepat, tepat, efisien dan sesempurna mungkin. Seringkali kebijakan – kebijakan dari pihak perusahaan tidak mau tahu akan berbagai keadaan yang dialami individu, hal ini tentu semakin mempersulit keadaan para karyawannya. Selain berbagai macam masalah yang berkaitan dengan lingkungan pekerjaannya, para

  Keadaan diatas ditengarai sebagai suatu stresor yang dapat menimbulkan stres kerja pada individu, dan apabila individu tersebut gagal dalam beradaptasi dengan kondisi kerja akan mengakibatkan timbulnya perasaan terancam pada individu (Lazarus, dkk, 1976). Stres secara umum adalah sesuatu yang menekan individu melibatkan aspek psikologis dan fisiologis (Lazarrus dan folkman, 1984). Stres juga diartikan sebagai sesuatu yang menunjukan perasaan tertekan bagi individu dalam hidupnya (Davis, 1981). Secara sederhana stres adalah tekanan yang terlalu besar bagi kita (Towner, 2002). Namun stres tidak melulu berasal dari tekanan – tekanan karena pekerjaan atau hal – hal lainnya diluar pekerjaan, stres juga bisa berasal karena tidak adanya tantangan atau tekanan yang berarti, hal ini malah dapat menimbulkan kejenuhan yang juga dapat menjadikan stresor bagi individu tersebut Locker & Gregson, (2004) Stres dapat didefinisikan sebagai sebuah keadaan yang kita alami ketika ada ketidaksesuaian antara tuntutan – tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk mengatasinya.

  Stres kerja sendiri dapat disebabkan oleh hampir semua kondisi kerja tetapi timbul tidaknya stres sangat tergantung pada persepsi dan reaksi individu terhadap stres dalam pekerjaannya itu (Davis,1981). Locker & Gregson,(2004) menyebut- kan beberapa stresor yang diakibatkan oleh pekerjaan, yaitu, beban kerja berlebihan – terlampau banyak tugas, tekanan waktu dan tenggat waktu yang tidak mungkin terpenuhi, perubahan prosedur, komunikasi buruk–tidak tahu apa yang menangani dan mengatasinya. Jika stres terjadi sementara dan secara perlahan, kebanyakan individu dapat menanganinya secara cepat (Davis, 1981).

  Menurut penelitian Baker dkk (1987), stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stres akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah. Plaut dan Friedman (1981) berhasil menemukan hubungan antara stres dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmunenya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif. Dantzer dan Kelley (1989) berpendapat tentang stres dihubungkan dengan daya tahan tubuh. Katanya, pengaruh stres terhadap daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi stres yang dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stres yang dialami seseorang itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat letih health promoting response dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh diantaranya disebabkan karena stres (Towner, 2002). Stres kerja pada tingkat moderat yang dialami didalam kurun waktu yang panjang akan berpengaruh negatif terhadap performance karyawan yang nantinya akan berpengaruh negatif pula terhadap produktifitas kerja karyawan. Dengan demikian stres kerja merupakan ancaman terhadap efisiensi dan ancaman terhadap produktifitas kerja Robins (1986). Stres kerja pada para karyawan tentu sangat mempengaruhi hasil kerjanya. Hal ini tentu juga akan mempengaruhi produksi dan pendapatan bagi perusahaan. Perusahaan pun harus menyadari secara penuh, bahwa stres itu ada, apabila hal ini berlanjut dan tidak tertangani dengan baik tentu akan berakibat sangat buruk bagi perusahaan tersebut. Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara normal. Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi mengalami stres kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu. Jika stres yang dialami oleh organisasi atau perusahaan tidak kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang lebih serius. Bukan hanya individu yang bisa mengalami penyakit, organisasi pun dapat memiliki apa yang dinamakan Penyakit Organisasi.

mengangkat topik ini sebagai tema penelitian kali ini. Yang menjadikan alasan kuat saya tertarik mengangkat tema ini adalah, saya pernah bekerja pada sebuah perusahaan percetakan, saya melihat keseharian mereka dikantor baik itu para karyawan wiraniaga dan non wiraniaga secara kasat mata mereka tampak baik – baik saja dan tidak tampak jika mereka mengalami stres yang berarti. Sepertinya kondisi dan keadaan mereka sama, dan hal inilah yang menjadikan suatu pertanyaan bagi saya, apakah ada perbedaan tingkat stres kerja antara karyawan wiraniaga dan non wiraniaga? Mengingat sebagai karyawan wiraniaga baik itu secara teoritis maupun kondisi dilapangan tentunya memiliki kecenderungan tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan non wiraniaga.

  Wiraniaga dan non wiraniaga merupakapan dua jenis pekerjaan yang berbeda, baik dari karakteristik pekerjaan dan juga penghasilan yang diterima.

  Wiraniaga dianggap sebagai pekerjaan yang sulit dan menimbulkan potensi stresor yang tinggi. Banyak kita lihat iklan – iklan lowongan pekerjaan baik itu melalui media cetak maupun media elektronik, mencantumkan lowongan pekerjaan sebagai wiraniaga. Tidak hanya melalui media, bahkan pada acara – acara bursa lowongan pekerjaan banyak sekali yang membutuhkan karyawan bagian pemasaran ini. Dan biasanya para pencari kerja enggan atau menghindari pekerjaan sebagai karyawan bagian pemasaran dengan berbagai macam alasan. Image sebagai wiraniaga sebagai pekerjaan yang dipandang rendah karena, karena selalu dikejar – kejar omzet dan cukup menimbul-kan potensi stresor yang tinggi, selain itu terkadang upah yang diterima pun tidak pasti, tergantung omzet penjualan yang didapat. Hal – hal demikian yang seringkali menjadikan pergantian karyawan wiraniaga pada suatu perusahaan sangat sering terjadi. Baik itu dari pihak karyawannya yang tidak bersedia memperpanjang kontrak ataupun dari pihak perusa-haan yang tidak memberikan perpanjangan kontrak kerja kepada karya-wan yang beresangkutan.

  Wiraniaga banyak terlibat langsung dengan konsumen, wiraniaga merupakan ujung tombak dari perusahaan, tanpa adanya wiraniaga tentu produk – produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak akan dikenal de-ngan baik oleh konsumen atau bahkan sama sekali konsumen tidak me-ngenal produk – produk dari perusahaan. Wiraniaga juga membawa citra dan nama baik perusahaan dimata konsumen. Dimana tugas seorang wira-niaga adalah memperkenalkan dan memasarkan produk – produk perusahaan. Wiraniaga inilah yang menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan menjual produknya. Keberhasilan dalam pemasaran banyak tergantung pada keterampilan para wiraniaga dalam menyesuaikan produk perusahaan dengan kebutuhan konsumen dan juga dalam melakukan penjualan (Clindiff, Shill & Giovoni, dalam Dwiatmaja, 2005). Kegigihan, ketekunan serta strategi pemasaran yang baik sangat diperlukan bagi seorang wiraniaga dalam memasarkan produk perusahaan. Dilapangan tentunya harus berusaha keras dengan mendongkrak penju-alan akan produk – produk perusahaan.

  Lain halnya dengan karyawan bagian administrasi yang tampaknya “ adem ayem” saja. Para pencari kerja tentunya akan lebih tertarik bekerja sebagai karyawan bagian administrasi daripada sebagai wiraniaga, walau mereka sama – sama berstatus sebagai karyawan kontrak. Penghasilan mereka tetap, beberapa dari mereka juga tidak terlibat langsung dengan konsumen, namun mereka juga memiliki tugas yang tidak mudah. Mereka dituntut untuk bekerja secara cepat, tepat,teliti dan rapih. Terutama karyawan pada bagian administrasi, karena kesalahan adminstrasi dapat berakibat fatal bagi perusahaan. Hal ini juga berlaku bagi karyawan pada bagian gudang dan ekspedisi, dimana perusahaan sangat membutuhkan ketelitian, ketepatan dan kecepatan mereka dalam bekerja.

  Konsumen menginginkan barang – barang yang diterima nanti harus tepat dan cepat diterima sesuai dengan pesanan.

  Walaupun demikian, sesungguhnya karyawan wiraniaga dan non wiraniaga tetap memiliki tanggung jawab yang juga sama beratnya. Mereka harus bisa bekerja dengan baik dan mampu menjaga image perusahaan dengan baik di mata konsumen, hal ini berlaku bagi para karyawan wiraniaga dan non wiraniaga.

  Mereka juga harus memiliki loyalitas dan totalitas tinggi terhadap perusahaan. Tekanan akan pekerjaan inilah yang disinyalir akan menimbulkan stresor yang demikian? Itulah yang akan diungkap pada penelitian kali ini. Hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat tema ini sebagai tema penelitian kali ini.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah ada perbedaan tingkat stres kerja karyawan wiraniaga dan non wiraniaga pada PT. Gramedia Widiasarana Indonesia ( Grasindo ) ?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tingkat stres kerja antara karyawan wiraniaga dan non wiraniaga.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat Praktis

  a. Memberi pemahaman dan informasi kepada pembaca mengenai perbedaan tingkat stres kerja pada karyawan wiraniaga dan non wiraniaga.

  b. Sebagai suatu wacana dan bahan refleksi bagi para karyawan khususnya, serta staf HRD dan kepada para pembaca pada umumnya.

  2. Manfaat Teoritis Sebagai masukan pada ilmu psikologi pada umumnya dan pada ilmu psikologi

  Industri pada khususnya mengenai perbedaan tingkat stres kerja antara karyawan wiraniaga dan non wiraniaga.

Bab II DASAR TEORI A. Pengertian Stres Pada kehidupan yang serba modern dan berteknologi tinggi saat ini,

  cenderung membawa manusia kedalam keadaan yang penuh tekanan, apabila individu tersebut tidak mampu beradaptasi, baik itu dengan lingkungan diluar dirinya ataupun dengan berbagai kehendak dan kemampuan yang berasal dari dalam dirinya, maka individu akan mengalami stres. Individu cenderung akan mudah terjebak dalam situasi yang membuat dirinya berada dalam kondisi yang menekan dan individu tersebut tidak mampu untuk melawan segala keterbatasan dalam dirinya, hal ini akan menimbulkan perasaan tertekan, frustasi, konflik, serta perasaan bersalah.

  Stres berasal dari bahasa latin “ stringere “ yang berarti menarik erat (Arnold, dalam Statt, 1994). Dalam bahasa perancis kuno “ destrese “ yang berarti ditempatkan dalam kesempitan atau tekanan (Fontana, dalam Statt, 1994). Secara sederhana Anoraga dan Suyati (1995) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di lingkungannya yang dirasakan menganggu dan mengakibatkan dirinya terancam.

  Menurut Selye (1979), stres merupakan kelelahan dan ketegangan yang mengganggu atau mengancam fungsi fisik ataupun psikologis. Reaksi psikologis dan fisiologis tersebut terjadi apabila individu menghadapi ketidakseimbangan antara tuntutan terhadap diri mereka dengan kemampuan untuk memenuhinya. Tuntutan tersebut dapat berupa tuntutan dari dalam diri individu itu sendiri, seperti keinginan – keinginan atau dorongan – dorongan individu dan juga tuntutan yang berasal dari lingkungan individu.

  Menurut Cox & Mackay (dalam Frazer, 1992), stres adalah gejala yang sangat individual. Stres adalah hasil penafsiran seseorang mengenai keterlibatannya dalam lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan psikososial. Stres atau ketegangan timbul sebagai suatu hasil dari ketidak- seimbangan antara persepsi orang itu mengenai tuntutan yang dihadapinya dan persepsinya mengenai kemampuannya untuk menanggulangi tuntutan tersebut.

  Secara umum stres dapat dipahami sebagai sesuatu yang menekan individu melibatkan aspek fisiolgis dan psikologis (Lazarus dan Folkman, 1984), sesuatu yang menekan dan memaksa individu tersebut adalah untuk bertindak dan berfikir lebih cepat dan intensif dari yang dikehendaki. Stres merupakan reaksi fisik dan psikis terhadap perubahan – perubahan yang dialami oleh individu. Reaksi antara lain degup jantungnya yang cepat, perut mual, mulut terasa kering dan tubuh mengeluarkan keringat terus menerus. Reaksi psikis antara lain penarikan diri dan mekanisme pertahanan ego. Namun demikian terjadinya stres dalam diri individu banyak berpengaruh. Sebaliknya jika tidak mampu menyesuaikan diri maka stres akan mengganggu kesehatan fisik dan psikisnya (Tyrer, 1980).

  Stres juga dapat diartikan sebagai keadaan mental yang tertekan karena adanya tuntutan seperti persoalan rumah tangga, lingkungan kerja, dan masyarakat sebagai akibat interaksi antara manusia dengan lingkungannya (Kusumaatmaja, 1991). Hal ini juga dikemukakan oleh Hardjana (1994) bahwa stres adalah keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi antara orang yang mengalami stres dan hal – hal yang dianggap mendatangkan stres membuat orang yang bersangkutan melihat ketidakseimbangan baik nyata atau tidak nyata, ada tiga hal yang saling terkait dari stres : a.

  Stresor Berbagai macam hal, peristiwa, orang – orang, keadaan yang menjadi sumber stres.

  b. Stresed Orang yang mengalami stres, dari segi orang yang mengalami stres, yang perlu diperhatikan adalah tanggapan atau respon orang terhadap hal – hal yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan orang terhadap sumber stres dapat menggejala pada psikologis dan fisiologis. Tanggapan itu disebut “ strain “ yaitu tekanan atau tegangan orang yang sedang mengalami stres. Secara psikologis tekanan dan ketegangan membuat pola pikir, emosi dan perilakunya kacau. Secara c.

  Transaction Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres.

  Namun stres juga dapat dikatakan sebagai situasi yang memiliki karakteristik tuntutan lingkungan yang melebihi kemampuan individu untuk merespon lingkungan, tidak hanya lingkungan fisik namun juga lingkungan sosial (Evans,1982). Gibson, Ivan Cevich, dan Donley (1985) juga berpendapat bahwa stres adalah suatu respon adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik individual atau proses psikis sebagai konsekuensi perilaku atau kejadian – kejadian lingkungan yang menimbulkan akibat – akibat khusus secara fisiologis maupun psikologis.

  Dari beberapa penjabaran mengenai pengertian stres diatas, dapat ditarik kesimpulan secara sederhana, bahwa stres adalah suatu keadaan, situasi, ataupun tanggapan dari individu yang menyebabkan individu tersebut berada dalam kondisi terancam, baik secara fisik maupun secara psikologis. Ancaman tersebut berupa berbagai macam bentuk tekanan dan tuntutan baik itu yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri maupun yang berasal dari lingkungan diluar diri individu tersebut.

B. Pengertian Stres Kerja

  Dinamika stres kerja tidak berbeda jauh dengan dinamika stres pada terhadap situasi dengan kemampuan karyawan atau tidak terpenuhinya kebutuhan karyawan akibat beban kerja yang terlampau berat (Zimbardo & Ruch, 1980).

  Lazarus (dalam Frazer 1985), stres kerja hanya berhubungan dengan kejadian – kejadian di sekitar tempat kerja yang merupakan bahaya ancaman dan perasaan – perasaan yang relevan mencakup rasa takut, rasa aman, rasa bersalah, marah, sedih, putus asa dan bosan. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Shinn, Rosario, Morch, dan Chesnut (1984) yang mengartikan stres kerja sebagai kondisi lingkungan kerja yang negatif yang dihadapi oleh karyawan dan respon karyawan terhadap kondisi tersebut, baik itu respon yang bersifat psikologis maupun yang bersifat fisiologis. Hampir sejalan dengan Shinn dkk, Arsenault dan dolan (1983) mengemukakan bahwa stres kerja merupakan kondisi yang tidak menyenangkan yang timbul karena karyawan merasa terancam dalam bekerja. Perasaan yang tidak menunjukan ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian antara karakteristik tuntutan – tuntutan pekerjaan dengan kemampuan sistem kepribadian karyawan.

  Menurut Nainggolan (1993), yang dimaksud stres kerja adalah stres yang terjadi dalam dunia pekerjaan. Stres ini terjadi karena adanya stresor atau tuntutan dari lingkungan pekerjaan terhadap inidividu yang bersangkutan. Bernardin & Russell (1993) berpendapat stres kerja adalah situasi dimana faktor – faktor dalam pekerjaan mengubah kondisi psikologis atau fisiologis, akibatnya pekerja tidak menjalankan fungsinya secara normal.

  1. Stres kerja bersifat potensial Stres kerja yang merupakan hasil dari adanya interaksi karyawan dengan lingkungannya yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap sumber – sumber di lingkungan kerja, dimana lingkungan kerja merupakan hal yang potensial menimbulkan stres.

  2. Stres kerja bersifat nyata Interaksi karyawan dengan sumber stres dimana ineraksi tersebut lebih mengarah pada respon individu dalam menghadapi stres tersebut.

  Menurut Beehr dan Newman (1978) gejala stres kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) aspek, yaitu : a.

  Psikologis Merupakan gejala – gejala yang mengindikasikan gejala stres dimana hal ini berimbas pada keadaan psikis individu, gejala – gejala tersebut berupa : kecemasan, ketegangan, bingung, marah, sensitif, memendam perasaan, komu- nikasi tidak efektif, mengurung diri, depresi, merasa terasing dan mengasingkan diri, kebosanan, ketidakpuasan kerja, lelah mental, menurunnya fungsi intelektual, kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri.

  b. Fisik Berbeda dengan gejala psikologis, apa yang dialami individu ketika gastrointestinal, misalnya gangguan lambung, mudah terluka, mudah lelah secara fisik, kematian, gangguan kardiovaskuler, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit, kepala pusing, migrain, kanker, ketegangan otot, problem tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur).

  c. Perilaku Stres sangat mempengaruhi individu baik itu secara psikologis maupun secara fisik namun tidak sampai disitu saja, efek yang berupa psikologis dan fisik tersebut kemudian berubah menjadi suatu bentuk – bentuk perilaku, yang mencerminkan keadaan psikologis dan fisik individu. Perilaku – perilaku tersebut antara lain : menunda ataupun menghindari pekerjaan /tugas, penu-runan prestasi dan produktivitas, meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, meningkatnya frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan), kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan, meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti ngebut, berjudi, meningkatnya agresivitas, dan kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman, kecenderungan bunuh diri.

  Berdasarkan beberapa pandangan dari para ahli diatas berkaitan dengan stres kerja, secara umum dapat disimpulkan bahwa, stres kerja merupakan ketidaksesuaian atau ketidakseimbangan antara kemampuan individu dan tuntutan akan pekerjaannya yang menjadikan individu merasa tertekan dan terancam

C. Penyebab Stres Kerja

  Untuk memahami sumber stres kerja, kita harus melihat stres kerja ini sebagai interaksi dari beberapa faktor, yaitu stres di pekerjaan itu sendiri sebagai faktor eksternal, dan faktor internal seperti karakter dan persepsi dari karyawan itu sendiri. Dengan kata lain, stres kerja tidak semata-mata disebabkan masalah internal, sebab reaksi terhadap stimulus akan sangat tergantung pada reaksi subyektif individu masing-masing. Beberapa sumber stres yang menurut Cooper (1983) dianggap sebagai sumber stres kerja adalah stres karena

  1. Kondisi Pekerjaan

  a) Lingkungan Kerja

  b) Overload.

  c) Deprivational stres.

  d) Pekerjaan Berisiko Tinggi.

  2. Konflik Peran 3.

  Pengembangan Karir

  4. Struktur Organisasi Beberapa psikolog menggunakan kata – kata overload dalam menjelaskan penyebab stres kerja yang terbagi menjadi dua bagian ( Margolis, Kroers & Quinn

  ; dalam Schultz and Schultz, 1990 ) yaitu : a.

  Quantitative overload, yaitu kondisi dimana tuntutan pekerjaan yang harus and Schultz, 1990) terhadap karyawan pabrik Volvo swedia yang menemukan bahwa penyebab stres pada karyawan adalah work overload.

  b.

  Qualitative overload, adalah tingginya tingkat kesulitan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh karyawan. Berkaitan dengan hal ini French (dalam Freser, 1985) menyatakan bahwa faktor penyebab stres kerja yang potensial adalah ketidakmampuan karyawan dalam memenuhi tuntutan tugas yang terlalu tinggi.

  Stres timbul setiap kali terjadi perubahan keseimbangan sebuah komplek manusia, mesin dan lingkungan. Menurut Frazer (1992), komplek itu merupakan suatu sistem interaktif, stres juga dapat dibangkitkan oleh berbagai sebab yang sederhana maupun yang rumit.

  Locker & Gregson, (2004) menyebutkan beberapa stresor yang diakibatkan oleh pekerjaan, yaitu, beban kerja berlebihan–terlampau banyak tugas, tekanan waktu dan tenggat waktu yang tidak mungkin terpenuhi, perubahan prosedur, komunikasi buruk–tidak tahu apa yang sedang terjadi dan tidak merasa sebagai bagian dari organisasi, peran kerja yang dipahami atau diidentifikasikan dengan buruk. Stres kerja dapat terjadi sementara atau berkelanjutan, hal ini tergantung dari bagaimana karyawan tersebut dapat menangani dan mengatasinya.

  Menurut Levi (dalam, Frazer, 1992), akhir – akhir ini memang muncul kesadaran yang semakin tinggi bahwa kehidupan kerja telah menghadapkan manusia pada banyak rangsangan psikologi sosial yang mungkin berbahaya.

  Luthans (1985) juga memberikan penjelasan bahwa, sumber – sumber stres bisa berasal dari empat faktor, yaitu : a.

  Sumber dari luar organisasi, yang meliputi perubahan sosial, teknologi, keluarga, kondisi ekonomi dan financial, kelas dan ras, dan kondisi lingkungan.

  b. Sumber dari dalam organisasi, yaitu meliputi strategi dan kebijaksanaan administrasi, desain dan struktur organisasi, proses organisasi dan kondisi kerja.

  c. Sumber kelompok, yang dikategorikan menjadi tiga area, yaitu : kurangnya kohesivitas kelompok, kurangnya dukungan kelompok, dan interindividual, interpersonal dan intergroup konflik.

  d. Sumber dari diri karyawan itu sendiri, misalnya peran yang ambigu, adanya konflik di lingkungan keluarga dan kepribadian individu yang mempengaruhi dalam bekerja.

  Menurut DSM IV R diperoleh 9 indikator stres karena dianggap sesuai dengan stres yang disebabkan oleh pekerjaan, yaitu ketidakpuasan kerja, perasaan tertekan, perasaan cemas, komitmen yang rendah, rendahnya rasa harga diri dan percaya diri, mengingkari situasi, rasa kegagalan, rasa bermusuhan, kesulitan konsentrasi. Selanjutnya dari 9 indikator tersebut digabung menjadi 5 indikator karena dianggap mempunyai pengertian yang sama. Hal ini dilakukan dengan asumsi orang akan memberikan respon yang sama bila dihadapkan pada suatu persoalan yang muncul karena pekerjaan. Yaitu, perasaan cemas, ketidakpuasan

D. Akibat Stres Kerja

  Seperti yang telah di paparkan diatas bahwa stres kerja disinyalir dapat membawa dampak yang buruk bagi para karyawan yang mengalaminya, dampak tersebut bisa berupa psikologis maupun fisik. Baik itu secara langsung ataupun tidak langsung dan di sadari maupun tidak di sadari tentu juga akan berdampak pada perusahaan itu sendiri dan juga tentunya berdampak pada individu itu sendiri.

1. Dampak Terhadap Perusahaan

  Sebuah organisasi atau perusahaan dapat dianalogikan sebagai tubuh manusia. Jika salah satu dari anggota tubuh itu terganggu, maka akan menghambat keseluruhan gerak, menyebabkan seluruh tubuh merasa sakit dan menyebabkan individunya tidak dapat berfungsi secara normal. Demikian pula jika banyak di antara karyawan di dalam organisasi mengalami stres kerja, maka produktivitas dan kesehatan organisasi itu akan terganggu. Jika stres yang dialami oleh organisasi atau perusahaan tidak kunjung selesai, maka sangat berpotensi mengundang penyakit yang lebih serius. Bukan hanya individu yang bisa mengalami penyakit, organisasi pun dapat memiliki apa yang dinamakan Penyakit Organisasi.(www.e-psikologi.com, 2002)

  Randall Schuller (1980), mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi. Menurut peneliti ini, stres yang