Perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(1)

DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Disusun Oleh :

DWI RAHMAWATI 102070025995

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010


(2)

DI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Dwi Rahmawati 102070025995

Di Bawah Bimbingan :

Pembimbing I Pembimbing II

Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi Drs. Rachmat Mulyono, M.Si.,Psi NIP. 19730328 200003 2 003 NIP. 19650220 199903 1 003

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

Skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Keagamaan Dan Non Keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.

Jakarta, 28 September 2010

Sidang Munaqasyah

Dekan / Pembantu Dekan /

Ketua merangkap anggota, Sekretaris merangkap anggota,

Jahja Umar, Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP. 130 885 522 NIP. 1956 1223 198303 2 001

Anggota

Miftahuddin, M.Si Neneng Tati Sumiati, M.Si.,Psi NIP: 197303172006041001 NIP. 19730328 200003 2 003


(4)

Skrpisi ini aku persembahkan tuk ayah dan bunda tercinta,

Kakak-kaakak dan keluarga besar ku

serta seseorang yang selalu setia mendapingi ku suka maupun

duka

maaf atas semua keterlambatan ini …


(5)

Tak ada kata terlambat…

Tak ada kata menyerah…

Allah Maha Baik…


(6)

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT penguasa semesta alam. Dengan izin dan ridho-Nya serta kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tiada lagi kata yang bisa terungungkap selain rasa syukur hamba

kepada-Mu ya Allah. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada manusia yang paling sempurna Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang tetap istiqomah dijalan-Nya.

Proses pembuatan skripsi ini telah memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis, bahwa segala sesuatu yang penuh dengan perjuangan, serta

dibarengi dengan keinginan yang kuat akan menghasilkan tujuan yang diinginkan. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam perjalanannya, skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, Ph.D. beserta jajaran Pudeknya.

2. Dosen Pembimbing I, Neneng Tati Sumiati, M.Si., Psi. dan Dosen

Pembimbing II, Sitti Evangeline, M.Si., Psi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan arahan serta motivasi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.


(7)

kasih atas seluruh ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

4. Untuk yang tak terlupakan ayahanda tersayang Alm. Sanusi dan ibunda tercinta Hj. Winasih yang telah membesarkan ku seorang diri, yang senantiasa menata hatinya untuk sabar mendampingi ku dalam menyelesaikan skripsi ini, yang membelakangkan rasa malunya karena keterlambatan ini, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, dan tak pernah berhenti memberikan dukungan moril, materiil serta doa yang selalu mengiringi setiap langkah ku, serta kakak-kakakku K’Udin & Yu’Bubun, K’Ntus & Mba Eka, K’Dedi & Mba Uti, K’Aan & Teh Hani, Om Edi & Mba Enok, juga untuk ponakan-ponakan ku yang menambah kecerian hidup ku Eki, Nadia, Icam, Afiq, Kicah, Dika, Via, Azzam, Alif, Muadz akhirnya tante lulus juga.

5. Untuk orang yang senantiasa setia dan sabar mendampingi ku tanpa kenal lelah. skripsi ini tak kan pernah terwujud tanpa dukungan dari mu, skripsi ini milik mu juga. Terima kasih atas semua yang tercurah.

6. Keluarga besar mahasiswa Fakultas psokologi, khususnya rekan-rekan seangkatan Aas, Nda, Seha, Rei, Mursal terima kasih atas dukungannya, dan untuk teman-teman seperjuangan Yoga, Hananah, Rita, Chami, Najat, Qiqi, Nenden, Neneng, Rika, Lala, Dikin, Atop ayo kita buktikan bahwa kita bisa.


(8)

dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan-bantuan kecil tetapi amat berharga bagi penulis.

8. terakhir tuk teman-teman yang membantu baik secara teknis maupun dukungannya Mbah (terima kasih membolehkan menggendor rentalnya pagi-pagi), k’ Agus (terima kasih untuk pelajaran SPSSnya), Yanto, Zuli, Uci, teman-teman alumni SMU 110 . Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah S.W.T berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu

Jakarta , 20 Desember 2010


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 4

1.2.1. Pembatasan Masalah ... 4

1.2.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.2. Manfaat Penelitian ... 5

1.4. Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1. Religiusitas ... 7

2.1.1. Definisi Religiusitas ... 7

2.1.2. Dimensi-Dimensi Religiusitas ... 8

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas ... 11

2.1.4. Fungsi religiusitas ... 13

2.2. Kelompok Perbandingan ... 16

2.2.1. Fakultas – Fakultas Keagamaan ... 16

2.2.2. Fakultas Fakultas Non-Keagamaan (Umum) .... 17

2.3. Kerangka Berpikir ... 18


(10)

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 21

3.2.1. Variabel Penelitian ... 21

3.2.2. Definisi Operasional ... 21

3.3 Populasi dan Sampel ... 22

3.3.1. Populasi ... 22

3.3.2. Sampel ... 22

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23

3.4.1. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 23

3.4.2. Uji Instrumen ... 25

3.4.3. Penilaian dan Skoring Instrumen ... 27

3.5 Prosedur Penelitian ... 27

3.5.1. Tahap Persiapan ... 28

3.5.2 Tahap Pelaksanaan ... 28

3.5.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data ... 28

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Responden ... 30

4.2. Uji Persyaratan ... 33


(11)

4. 3 Kategorisasi Tingkat religiusitas ... 36

4.4 Hasil Umum Penelitian ... 37

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 40

5.2 Diskusi ... 40

5.3 Saran ... 44

5.3.1. Saran Teoritis ... 44


(12)

Table 3.1. Blue Print Skala Tingkat Religiusitas 24 Tabel. 3.2 Reliabilitas Guilford 26

Tabel 3.4 Skoring Instrumen 27 Tabel 1 Jumlah Sampel 30

Tabel 2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 31 Tabel 3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia 32

Tabel 4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Asal Sekolah Menengah Umum

33 Tabel 5 Uji Normalitas

34 Tabel 6 Uji Homogenitas

35

Tabel 7

Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Keagamaan 36

Tabel 8

Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Non Keagamaan 36

Tabel 9 Nilai Uji-t

37


(13)

Tabel 10 Group Statistics


(14)

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang dilakukan penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian.

1.1 Latar belakang

Dengan keluarnya keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 031 tanggal 20 Mei 2002, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan mulai saat itulah sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan fakultas sebagai berikut: Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Saint dan Teknologi, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Dengan mempunyai misi berdaya saing dan terdepan dalam mengembangkan dan mengintegrasikan aspek keislaman, keilmuan, kemanusian, dan keindonesiaan. Dan dengan motto knowledge, piety,


(15)

integrity. Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif dan inovatif. Sedangkan piety mengandung pengertian bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen menngembangkan inner quality dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika. Selanjutnya integrity

mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari.

Merujuk pada permasalahan diatas, maka secara tidak langsung seluruh mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dituntut untuk dapat mengemban visi misi yang telah dicanangkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara garis besar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dituntut untuk dapat mencerminkan keislamannya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berlatar belakangkan visi, misi, tujuan, serta moto tersebut maka UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menetapkan MKDU (mata kuliah dasar umum) yang sesuai di masing-masing fakultas. Namun bila di lihat lebih mendalam maka terlihat perbedaan antara fakultas-fakultas yang berbasis Islami dengan fakultas berbasis umum. Meskipun pada awal semester seluruh fakultas tetap menetapkan MKDU yang pada umumnya sama yaitu MKDU yang berbasis keislaman, misalkan saja semester pertama diseluruh fakultas mendapatkan


(16)

mata kuliah praktek qira’at, untuk semester selanjutnya mata kuliah akan ditetapkan sesuai dengan program studi masing-masing fakultas.

Dikarenakan adanya perbedaan MKDU yang mencolok antar fakultas maka dalam penelitian ini, peneliti menklasifikasikan fakultas-fakultas yang berada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi dua kelompok perbandingan, yaitu kelompok fakultas keagamaan yang terdiri dari Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiah. Dan kelompok fakultas non keagamaan yang terdiri dari Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Saint dan Teknologi, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, serta Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Dengan hadirnya fakultas-fakultas non keagamaan, maka semakin banyak mahasiswa yang berasal dari latar belakang pendidikan non agama. hal ini memberikan nuansa keagamaan yang berbeda pada kampus UIN, misalkan saja mahasiswa yang berasal dari pendidikan umum (SMU), terbiasa dengan lingkungan pergaulan yang tidak terlalu memikirkan prinsip pergaulan Islami.

Selain itu fenomena lain yang dapat terlihat jelas, salah satunya masalah pemakaian jilbab pada mahasiswi UIN. UIN yang berlatarbelakangkan pendidikan keislaman, menginginkan suasana religius di Universitasnya. Menurut Glock dan Stark (dalam Djamaludin, 1995)


(17)

religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan yang semuanya itu terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Selanjutnya Glock mengemukakan ada 5 dimensi yang dapat mengukur tingkat religiusitas seseorang, yaitu keyakinan, praktik ibadah, pengalaman, pengamalan, juga pengetahuan.

Jadi dapat dikatakan Menurut Glock dan Stark (dalam Djamaludin, 1995) jilbab adalah salah satu bentuk realisasi tingkat religiusitas seseorang yang termasuk pada dimensi pengamalan. Asumsinya seseorang yang memakai jilbab diidentifikasikan bahwa jilbab adalah akumulasi dari dimensi keyakinan, praktik ibadah, pengalaman, pengetahuan sehingga dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Namun Dari pengataman yang dilakukan oleh peneliti, fenomena jilbab tidak bisa langsung menjadi tolok ukur tingkat religiusitas yang ada pada mahasiswi UIN, karena tidak sedikit mahasiswi UIN yang memakai jilbab hanya karena melaksanakan kewajiban yang berlaku di UIN, diluar UIN masih banyak mahasiswi yang melepaskan jilbabnya. Akan tetapi tidak sedikit mahasiswi yang menyatakan memakai jilbab setelah berkuliah di UIN, seperti salah satu responden yang berasal dari fakultas non kegamaan, menyatakan dirinya berjilbab setelah berkuliah di UIN dengan alasan karena sudah terbiasa dan membawa nama UIN.


(18)

Dengan adanya fenomena-fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melihat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan, karena menurut Yusuf (2003) perkembangan keagamaan seseorang dapat dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan, yang salah satunya adalah lingkungan pendidikan (dalam hal ini kampus).

Dengan berlandaskan teori Yusuf diatas maka peneliti menspesifikan lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa, bukan lagi lingkungan Universitas (kampus) tetapi lingkungan fakultas. Karena peneliti beranggapan bahwa setiap mahasiswa memiliki motivasi yang berbeda dalam memilih fakultasnya masing-masing. Fakultas keagamaan biasanya banyak diminati oleh mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan keislaman (pesantren dan madrasah aliyah) atau dari latar belakang pendidikan umum dengan motivasi akan mendapatkan ilmu keagamaan yang lebih mendalam. Begitu juga sebaliknya yang terjadi pada mahsiswa memilih fakultas non keagamaan (umum).

Karena alasan itulah maka peneliti tertarik untuk membahas lebih mendalam dalam sebuah penelitian skripsi dengan judul “Perbedaan Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Keagamaan Dan Non Keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”


(19)

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tetap selalu dalam jalurnya dan terarah maka peneliti membuat batasan permasalahan sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan Tingkat religiusitas dalam penelitian ini adalah tingkat religiusitas yang dikemukakan oleh Glock dan Stark (dalam Djamaludin, 1995) yang berpendapat bahwa agama adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlembagakan yang semuanya itu terpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi. Untuk dapat menilai kadar religiusitas dapat dipakai aspek-aspek religiusitas yaitu keyakinan, ritual agama, pengalaman, pengetahuan agama dan kosekuensi atau pengamalan. Hal ini hanya akan di teliti pada mahasiswa yang berkuliah pada fakultas keagamaan dan non keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :”Apakah ada perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?”


(20)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian ini untuk mencari tahu ada tidaknya perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3.2 Manfaat Penelitian • Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam melengkapi kajian ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi agama dan pendidikan.

• Manfaat secara praktis

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi praktisi pendidikan untuk menjadi rujukan tambahan dalam proses belajar mengajar.

1.4 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

Bab I Pendahuluan, terdiri Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penelitian.


(21)

Bab II Kajian Pustaka, berisi bahasan tentang Religiusitas, Mahasiswa, Hipotesis Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian, berisi Jenis Penelitian, Pendekatan dan Metode Penelitian, Definisi Variabel dan Operasional Penelitian, Pengambilan Sampel, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, Pengumpulan Data, Metode dan Instrumen Penelitian, Teknik Uji Instrumen Penelitian, Teknik Analisa Data, Prosedur Penelitian, Persiapan dan Pelaksanaan.

Bab IV Presentasi dan Analisa Data yang berisi Gambaran umum penelitian dan hasil utama penelitian.


(22)

KAJIAN TEORI

2.1. Religiusitas

2.1.1. Definisi Religiusitas

Menurut James (dalam Darajat, 1970) religiusitas adalah perasaan dan pengalaman bagi insan secara individual yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang dipandangnya sebagai Tuhan, Tuhan dalam pandangan James adalah kebenaran pertama. Sedangkan Shihab menyimpulkan bahwa religiusitas adalah hubungan antara makhluk dengan Penciptanya, yang terwujud dalam sikap batinnya serta tampak dalam ibadah yang dilakukan dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.

Provser (dalam Dister, 1988) berpendapat bahwa religiusitas lebih bersifat personal dan mengatasnamakan agama. Agama mencakup ajaran-ajaran yang berhubungan dengan Tuhan, sedangkan tingkat religiusitas adalah perilaku manusia yang menunjukkan kesesuaian dengan ajaran agamanya. Jadi berdasarkan agama yang dianut maka individu berlaku secara religiusitas.

Religiusitas didefinisikan sebagai manifestasi seberapa jauh individu penganut agama meyakini memahami, menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari dalam semua aspek (Djamaludin, 1995).


(23)

Dari banyaknya definisi religiusitas yang dikemukakan oleh para ahli diatas, penelitian ini memilih definisi yang dikemukakan oleh Glock & Stark. Glock dan Stark (dalam Ancok dan Nashori, 1994) menegaskan bahwa religiusitas adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).

2.1.2 Dimensi-Dimensi Religiusitas

Menurut Glock & Stark ada lima dimensi yang dapat mengukur tigkat religiusitas, yaitu deimensi keyakinan, dimensi peribadatan atau praktek ibadah (ritualistik), dimensi pengalaman (eksperiensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual), dan dimensi pengamalan (konsekuensial).

1. Dimensi Keyakinan

Dimensi ini berisi pengharapan-penngharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga diantara tradisi-tradisi dalam agama yang sama.


(24)

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang-orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua kelas penting, yaitu : ritual dan ketaatan.

Pertama, ritual. Mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan.

Kedua, ketaatan. Ketaatan dan ritual bagaikan ikan dengan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik,, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dari kontemplasi personal yang relatif spontan, informal, dan khas pribadi.

3. Dimensi Pengalaman (eksperiensial)

Dimensi ini berkaitan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural). Seperti yang telah kita kemukakan, dimensi ini berkaitan dengan pengalaman keagamaan, perasaan-perasaan, persepsi dan sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi walaupun kecil, dalam


(25)

suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir dengan otoritas transendental.

4. Dimensi Pengetahuan Agama (intelektual)

Dimensi pengetahuan agama mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. Walaupun demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan.

5. Dimensi Konsekuensi Atau Pengamalan

Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang telah dibahas diatas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan seseorang, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.


(26)

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas

Sabda Rasulullah dalam sebuah hadist yang artinya: ”setiap anak yang dilahirkan dalam keadaaan fitrah, hanya karena orangtuanyalah, anak itu menjadi yahudi, nasrani dan majusi”

Sejalan dengan hadist Rasulullah, Yusuf (2003) menyatakan religiusitas tidak muncul begitu saja, tetapi berkembang melalui suatu proses dan dipengaruhi dua faktor, yaitu: faktor ineternal (pembawaan) dan faktor eksternal (lingkungan)

Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor Internal (Pembawaan)

Perbedaan anatara manusia dengan binatang adalah bahwa manusia mempunyai fitrah (pembawaan) beragama (homo religious). Setiap manusia yang lahir ke dunia ini, baik masih primitif, bersahaja maupun modern, baik yang lahir di negara komunis maupun kapitalis; baik yang lahir dari orang tua yang saleh ataupun yang jahat; sejak nabi Adam sampai akhir jaman, menurut fitrah kejadiannya mempunyai potensi beragama atau iman kepada Tuhan atau percaya adanya kekuatan diluar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta. Hal ini diperkuat dengan firman Allah daam surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya: ”maka hadapkan wajah mu dengan lurus kepada agama Allah, (tetap atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.”


(27)

2. Faktor Lingkunngan (Eksternal)

Faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat.

a. lingkungan keluarga

Pembentukan sikap keberagamaan berlangsung bersamaan dengan perkembangan kepribadian yang dimulai sejak anak lahir yaitu dengan mengumandangkan adzan dan iqomah, bahkan sejak dalam kandungan. Di dalam keluarga, orang tuanyalah yang bertanggung jawab untuk membina akhlak dan kepribadian anak-anaknya sebagai peletak dasar konsep tersebut. Adapun pelaksanaan pendidikan agama didalam keluarga meliputi keteladanan orang tua, perlakuan terhadap anak sesuai dengan agama serta melatih dan membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan kemampuan dan perkembangan.

b. Lingkungan Pendidikan

Lembaga pendidikan yang melaksanakan pembinaan pendidikan dan pelajaran dengan sengaja, teratur, dan terencana adalah sekolah. Karena itu sekolah mempunyai kewajiban dalam membentuk kepribadian dan perilaku peserta didiknya. Selain itu keteladanan guru sebagai pendidik dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik dan merupakan bagian dari pembentukan moral yang erat kaitannya dengan perkembangan perilaku keberagamaan seseorang.


(28)

c. Lingkungan masyarakat

Lingkungan yang agamis dapat mempengaruhi jiwa keberagamaan seseorang. Melalui pembinaan dan bimbingan agama di lingkungan masyarakat dengan melalui ceramah agama, pengajian atau contoh yang baik dari tokoh masyarakat dapat menjadikan kepribadian dan perilaku seseorang lebih dapat sesuai dengan nilai-nilai yang telah dianutnya dan dipelajarinya melalui lingkungan keluarga dan sekolah.

2.1.4. Fungsi religiusitas

Fungsi religiusitas bagi manusia erat kaitannya dengan fungsi agama. Dister (1988) mengemukakan ada empat fungsi (emosional-efektif, sosio-moral, intelektual-kognitif dan psikologis) dari keberagamaan yaitu:

1. Untuk mengatasi frustasi

Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan baik fisik seperti makan, pakaian, maupun kebutuhan psikis seperti kenyamanan, persahabatan dan kasih saying. Manusia akan terdorong untuk memenuhi semua itu. Apabila kebetuhuan tersebut tidak dapat dipenuhi maka akan timbul rasa kecewa, keadaan inilah yang disebut frustasi. Psikologis mengobservasikan bahwa keadaan frustasi dapat menimbulkan perilaku keagamaan. Orang yang mengalami frustasi berusaha mengatasi frustasi dengan membelokkan arah kebutuhan dan keinginan yang dimiliki dari yang


(29)

bersifat keduniawian menuju kinginan kepada Tuhan, lalu mengharapkan pemenuhan keinginan keinginan tersebut dari Tuhan. Manusia akan merasa tenang apabila telah berserah diri kepada Tuhan karena merasa yakin bahwa Tuhan akan selalu menolong setiap hamba yang membutuhkan sehingga dapat memberikan ketentraman dihati setiap manusia yang sedang mengalami masalah. Disini keyakinan tersebut ada karena seseorang memiliki kualitas pemahaman keagamaan yang baik. Dengan adanya keyakinan seperti itu maka kehidupan yang dilewati akan menjadi lebih baik tenang dan bahagia.

2. Untuk menjaga kesusilaan serta tata tertib masyarakat

Manusia wajib untuk hidup bermoral, bukan hanya karena kehendak Tuhan, tetapi juga demi diri dan suara hati manusia itu sendiri. Nilai-nilai moral bersifat otonom, artinya nilai-nilai seperti keadilan, kejujuran dan keteguhan hati tetap berlaku tidak tampil dalam wujud fisik yang nampak oleh mata. Ini berarti manusia tidak dapat bergaul dengan Tuhan kalau manusia tidak hidup sesuai dengan norma-norma moral. Oleh sebab itu, seseorang perlu menginternalisasi nilai-nilai agama agar dapat menciptakan dan mengamalkan nilai-nilai moral yang otonom dan keberagamaan yang berfungsi sebagai pengendali suara hati.


(30)

3. Untuk memuaskan intelektual yang ingin tahu

Terdapat sumber kepuasan yang ditemukan dalam agama oleh intelek yang ingin tahu, yaitu:

a. Agama dapat menyajikan pengetahuan rahasia yang

menyelamatkan manusia dari kejasmanian yang dianggap menghambat dan mengantarkan manusia kepada kebosanan. b. Dengan menyajikan suatu moral agama memuaskan intelek

yang ingin mengetahui apa yang harus dilakukan manusia dalam hidup agar tercapai tujuan kehidupan manusia.

c. Agama dapat memuaskan keinginan yang mendalam agar hidup manusia bermakna, sehingga manusia sekurang-kurangnya ikut menyetir hidup yang dijalani dan tidak hanya diombang-ambingkan saja oleh gelombang kehidupan dan terbawa arus.

4. Untuk mengatasi ketakutan

Ketakutan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu ketakutan yang ada objeknya seperti takut pada seseorang, hewan atau benda tertentu dan ketakutan yang tidak ada objeknya seperti cemas hati. Ketakutan tanpa objek inilah yang membingungkan manusia, namun apabila ketakutan itu menyertai frustasi, maka secara langsung ketakutan tersebut mempengaruhi timbulnya kelakuan keagamaan. Jadi ketakutan erat hubungannya dengan tendensi-tendensi manusiawi yang dapat menimbulkan perilaku


(31)

agama itu sehingga orang meyakini bahwa Tuhan akan selalu dengan sikap hambanya dan dapat melenyapkan segala kecemasan hati.

2.2. Kelompok Perbandingan

Dalam penelitian kali ini peneliti mencoba membandingkan dua buah kelompok mahasiswa pada Fakultas keagamaan dengan mahasiswa pada Fakultas umum untuk dilihat tingkat religiusitasnya.

Adapun yang dimaksud dengan mahasiswa sendiri adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu (Dirjen Dikti, 1977), baik di universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi. Penelitian kali ini membatasi mahasiswa yang sedang terdaftar dan aktiv sebagai peserta didik (akademika) dengan tingkat strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.2.1. Fakultas – Fakultas Keagamaan

Kamus Bahasa Indonesia (2001) menyebutkan arti Fakultas adalah bagian pelajaran atau ilmu yang dipelajari di Perguruan Tinggi.

Keagamaan sendiri berasal dari kata agama. Kamus besar Bahasa Indonesia (2001) mengertikan agama sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia serta lingkunganya. Lebih lanjut, dalam kamus tersebut


(32)

mengidentifikasikan keagamaan sebagai (segala hal) yang berhubungan dengan dengan agama.

Fakultas-Fakultas keagamaan adalah bagian konsentrasi keilmuan yang dipelajari di perguruan tinggi yang khusus mendalami bagian yang berhubungan dengan agama.

Di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat 6 (dari 10) Fakultas yang dianggap cocok dikalifikasikan dalam kelompok Fakultas keagamaan. Yaitu : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuludin dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiah.

2.2.2. Fakultas Fakultas Non-Keagamaan (Umum)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) umum artinya mengenai seluruhnya atau semuanya, secara menyeluruh, tidak menyangkut hal khusus (tertentu) saja.

Dalam kaitannya dengan penelitian kali ini, Fakultas-Fakultas umum diartikan sebagai Fakultas Fakultas yang memiliki konsentrasi bidang pendidikan tidak hanya menyangkut masalah-masalah tertentu (khusus) saja, tetapi juga terkait juga dengan yang dipelajari di kampus umum (non keagamaan)

Di UIN Jakarta terdapat 4 (dari 10) Fakultas yang peneliti anggap cocok untuk masuk kategori Fakultas Fakultas umum. Yaitu : Fakultas


(33)

Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Saint dan Teknologi, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

2.3. Kerangka Berpikir

Sejak diubahnya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, demi mengusung reintegrasi keilmuan maka resmi pula dibuka fakultas-fakultas umum, seperti Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Fakultas Saint dan Teknologi, dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Perekrutan untuk calon mahasiswa pun bukan hanya dengan SPMB lokal atau pun jalur PMDK, tetapi juga dengan jalur SPMB nasional, sehingga siapa saja bisa mendaftar sebagai Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta. Yang terdaftar sebagai mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah jakarta tidak lagi hanya orang-orang yang berlatarbelakang pendidikan keislaman, tetapi mulai banyak mahasiswa yang berlatarbelakang pendidikan umum.

Banyaknya mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan umum memberikan nuansa keagamaan yang berbeda pada kampus UIN, misalkan saja dari pergaulan, cara berpakaiannya memberikan perbedaan pada UIN yang biasanya hanya diminati mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan keIslaman atau mahasiswa yang berasal dari pendidikan umum namun mempunyai motivasi untuk mengembangkan keIslamannya.


(34)

Menurut Sarlito (2009), seseorang akan berkembang dan beraktifitas bersama-sama dengan kelompoknya, hal ini menimbulkan saling berpengaruh antara individu. Karena itu peneliti berasumsi bahwa fakultas akan memberikan pengaruh religiusitas pada mahasiswanya.

Fakultas keagamaan yang syarat dengan MKDU lingkungan keagamaan akan memberikan imbas pada mahasiswanya. Sesuai dengan pendapat Yusuf yang menyatakan bahwa Tingkat keagmaan atau religiusitas seseorang di pengaruhi selain faktor bawaan juga faktor lingkungan, salah satunya lingkungan pendidikan dalam hal ini lingkungan fakultas. Maka peneliti berasumsi bahwa adanya tingkat perbedaan religiusitas pada fakultas keagamaan dan non keagamaan.

2.4. Hipotesis Penelitian

Untuk menelaah dan menguji secara empiris tentang ada tidaknya perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas kagamaan dan non keagamaan, maka diajukan hipotesa sebagai berikut:

Ho : Tidak ada perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan.

H1 : Ada perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan.


(35)

3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2006) pada umumnya pendekatan kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan hasil. Sejalan dengan Arikunto, Saifuddin Azwar (2005) mengemukakan bahwa penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.

Sedangkan menurut Sugiyono (2009) metode ini sebagai metode ilmiah, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan baerbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian komparatif. Adapun alasan peneliti menggunakan jenis penelitian komparatif karena sesuai dengan tujuan


(36)

penelitian ini untuk menentukan sebab atau alasan adanya perbedaan dalam tingkah laku atau status kelompok individu.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat religiusitas. Tingkat religiusitas yang dimaksud adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).

3.2.2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh dari responden dari skala religiusitas yang indikatornya berdasarkan lima dimensi religiusitas yang dikemukakan oleh Glock & Stark. Dimensi-dimensi tersebut yaitu:

1) Dimensi Keyakinan

2) Dimensi Praktik Beragama 3) Dimensi pengalaman

4) Dimensi Pengetahuan Agama

5) Dimensi Konsekuensi atau pengamalan

Untuk mengukur perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non kegamaan, dapat dilihat dari hasil uji-t yang dilakukan dengan menggunakan SPSS 13.00. Jika


(37)

dari hasil penghitungan data terlihat t hitung > t tabel, maka dapat dikatakan terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non kegamaan. Sebaliknya, jika terlihat t hitung < t tabel maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non kegamaan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Consuelo G. Sevilla et al.,(1993:160) populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi pada penelitian. Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Sampel

Mengacu kepada pendapat Sevilla yang meyatakan bahwa jumlah sampel minimal suatu penelitian kausal komparatif adalah 15 responden per kelompok (Sevilla, 1993:163). Maka dalam penelitian ini penulis mengambil sample untuk digunakan pada penelitian ini adalah 60 orang, terdiri dari 30 mahasiswa fakultas keagamaan dan 30 mahasiswa fakultas non kegamaan


(38)

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel non-acak atau non-probability sampling yaitu responden tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Serta menggunakan teknik purposif sampling yaitu pengambilan sampel yang digunakan apabila peneliti memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sevilla, et, al.,1993:169). Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah karena keterbatasan waktu dan tenaga sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner atau angket. Angket yang digunakan adalah model angket tertutup, yang berisi pernyataan mengenai tingkat religiusitas yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden hanya memberikan tanda

check list (√) pada kolom yang sesuai.

Adapun Blue Print dari skala tingkat religiusitas adalah sebagai beikut:


(39)

Table 3.1. Blue Print Skala Tingkat Religiusitas

No. Aspek Indikator

Item

Jmlh Favorabel Unfav

1. Dimensi Keyakinan

• Meyakini adanya Allah. • Menyakini adanya Nabi

dan Rasul.

• Menyakini penjelasan didalam kitab-kitab. • Menyakini adanya hari

kiamat.

• Menyakini adanya Qadha dan Qadhar.

1, 4 5, 7 11, 13 14, 15 18 2, 3 6, 8, 9

10, 12 16, 17 19, 20 20 2. Dimensi Praktik Beragama

• Mendirikan Shalat. • Melaksanakan Puasa. • Membayar Zakat. • Membaca Al-Qur’an.

• Membaca Do’a.

23 24 27 29 32, 33 21, 22 25 26, 28 30 31, 34 14 3. Dimensi pengalaman

• Adanya perasaan dekat dengan Allah.

• Perasaan doa-doanya didengar oleh Allah. • Tersentuh atau bergetar

ketika mendengar ayat-ayat kitab suci

dibacakan. 35, 36 38, 40 41 37 39 42, 43 9 4. Dimensi Pengetahuan Agama

• Tradisi-tradisi keagamaan.

• Membaca buku sejarah agama. 44, 46 48 45 47, 49 6 5. Dimensi Konsekuensi atau

• Menolong orang lain.

• Bersunguh-sungguh

50 54, 55

51, 52 53, 56


(40)

pengamalan dalam belajar.

• Berkata benar atau jujur. dan bertanggung jawab.

57, 59 58, 60

Jumlah 60

3.4.2. Uji Instrumen

Agar skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini akurat, dapat dipercaya atau mengukur apa yang harusnya diukur. Maka untuk mendapatkan alat ukur yang baik, dalam arti alat ukur tersebut dipercaya dan tepat, harus dilakukan pengujian reabilitas dan validitas terhadap alat ukur tersebut (Anastasi & Urbina, 2006).

1. Validitas

Menurut Triton P B (2006) validitas merupakan kesahihan yang digunakan untuk mengetahui seberapa tepat suatu alat ukur mampu melekukan fungsinya. Untuk menguji validitas peneliti menggunakan teknik korelasional Product Moment Pearson dalam perhitungannya, penelitian menggunakan SPSS 13.00. Rumus yang digunaka adalah rumus Product Moment dari Pearson.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah Sevilla (1993) mengemukakan bahwa realiabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran (keajegan). Untuk menghitung reliabilitas skala digunakan teknik Alpha Cronbach. Rumus ini digunakan intuk mencari reliabilitas instrument yang bukan skornya 1-0 skor yang


(41)

digunakan program SPSS 13.00 dengan rumus sebagai berikut (Azwar 2009).

Tabel. 3.2 Reliabilitas Guilford

Koefisien Kriteria

< 0,2 Tidak Reliabel

0,2 - 0,4 Kurang Reliabel

0,4 - 0,7 Cukup Reliabel

0,7 - 0,9 Reliabel

> 0,9 Sangat Reliabel

Guilford (Azwar, 2009) menentukan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin baik, begitu pula sebaliknya. Dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu maka peneliti menggunakan try out terpakai. Dari data try out validitas item menggunakan SPSS 13.00, diperoreh hasil dari 60 item yang di uji cobakan terdapat 18 yang gugur atau tidak valid, diantaranya nomor : 1, 2, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 27, 28, 29, 38, 39, 46, 48, 55, 56, 58. Sedangkan 42 item yang valid dapat digunakan untuk perhitungan penelitian yang sebenarnya

Setelah uji instrumen maka didapat 41 item yang valid, diantaranya adalah: 3, 4, 5, 9, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,37, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 57, 59, 60.


(42)

3.4.3 Penilaian dan Skoring Instrumen

Skala ini menggunakan model skala Likert dengan metode penilaian terakhir. Menurut Consuelo G. Sevilla, et al.,(1993:225) model skala Likert, pernyataan pendapat disajikan kepada responden yang memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju. Dalam model skala Likert terdapat 5 (lima) kategori jawaban dan masing-masing kategori ini memiliki nilai tertentu. Namun dalam penelitian ini skala yang digunakan hanya 4 (empat) kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS), sedangkan Ragu-ragu (R) tidak digunakan dengan alasan untuk menghindari responden menjawab pernyataan yang bersifat “mengamankan” jawaban. Cara penilaian adalah mulai dari 1 sampai 4.

Tabel 3.4 Skoring Instrumen

Pilihan SS S TS STS

Favourable 4 3 2 1

Unfavourable 1 2 3 4

3.5 Prosedur

Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai berikut:


(43)

3.5.1. Tahap Persiapan

1. Merumuskan permasalahan. 2. Menentukan variabel.

3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian.

4. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam uji coba penelitian ini, yaitu skala tingkat religiusitas dengan jumlah pernyataan sebanyak 60 item.

5. Menentukan lokasi dan administrasi perizinan. Setelah jumlah item pernyataan tersusun, lalu dilakukan uji coba skala untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Karena keterbatasan waktu, peneliti tidak melakukan try out terlebih dahulu. Maka skala tersebut langsung disebarkan kepada 60 responden yang terdiri dari 30 responden mahasiswa fakultas keagamaan dan 30 responden mahasiswa fakultas non keagamaan.

3.5.3 Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui perbedaan tingkat religiusitas mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan. Pada tahap ini dilakukan scoring, analisa data dengan


(44)

menggunakan metode statistik t-test (uji-t). Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan SPSS 13.00. Alasan peneliti menggunakan rumus ini adalah karena t-test atau uji t digunakan untuk mengamati perbedaan antara rata-rata dua sampel yang tidak berhubungan satu sama lain (Independent sample t test). Uji t digunakan khusus untuk menentukan apakah ada perbedaan yang signifikan rata-rata dari dua kelompok yang diamati (Sevilla,1993:241).


(45)

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang, dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mahasiswa fakultas keagamaan dan kelompok mahasiswa fakultas non keagamaan. Setiap kelompok berjumlah 30 orang.

Tabel 4.1 Jumlah Sampel

Kelompok Jumlah sampel %

mahasiswa fakultas keagamaan 30 50%

mahasiswa fakultas non keagamaan 30 50%

Total 60 100%

4.1. Gambaran Umum Responden

Penelitian ini melibatkan 60 responden (masing-masing kelompok 30 responden), yaitu mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non keagamaan. Dari data yang diperoleh terdapat gambaran umum masing-masing kelompok.


(46)

Tabel 4.2

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Kelompok mahasiswa fakultas

keagamaan

mahasiswa fakultas non keagamaan

Frekuensi % Frekuensi %

Laki-laki 17 56,6% 14 53,4% Perempuan 13 43.4% 16 46,6%

Total 30 100% 30 100%

Faktor kesediaan menjadi responden ikut mempengaruhi dalam pengambilan sampel. Pada penelitian ini laki-laki berjumlah 17 orang (56,6%) untuk kelompok mahasiswa fakultas keagamaan dan berjumlah 14 orang (53,4%) untuk kelompok mahasiswa fakultas non keagamaan. Sedangkan perempuan berjumlah 13 orang (43,4%) untuk kelompok yang menyaksikan mahasiswa fakultas keagamaan dan berjumlah 16 orang (46,6%) untuk kelompok mahasiswa fakultas non keagamaan.


(47)

Tabel 4.3

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia

Usia

mahasiswa fakultas keagamaan

mahasiswa fakultas non keagamaan

F % F %

18 Thn 9 30 11 36,6

19 Thn 6 20 4 13,4

20 Thn 9 30 9 30

21 Thn 5 16,6 6 20

22 Thn 1 3,4 0 0

Jumlah 30 100 30 100

Usia responden dalam penelitian ini dibagi menjadi lima kategori masing-masing kelompok diperoleh gambaran sebagai berikut mahasiswa fakultas keagamaan terdapat 30% (9 mahasiwa) yang berusia 18 tahun, 20% berusia 19 tahun (6 mahasiswa), 30% berusia 20 tahun (9 mahasiswa), 16,6% berusia 21 tahun,dan sisanya 3,4% yang berusia 22 tahun (1 mahasiswa)

Sedangkan untuk mahasiswa fakultas non keagamaan terdapat sebanyak 36,6% berusia 18 tahun (11 mahasiswa), 13,4% berusia 19 tahun (4 mahasiswa) dan 30% berusia 20 tahun (9 mahasiswa), 20% berusia 21 tahun (6 mahasiswa). Untuk mahasiswa fakultas non keagamaan tidak ada yang berusia 22 tahun.


(48)

Tabel 4.4

Gambaran Umum Responden

Berdasarkan Asal Sekolah Menengah Umum

Asal SMU

mahasiswa fakultas keagamaan

mahasiswa fakultas non keagamaan

F % F %

SMU 6 20 17 56,6

Aliyah 14 46,6 12 40

Pesantren 10 33,4 1 3,4

Jumlah 30 100 30 100

Berdasarkan pendidikan sebelumnya, diperoleh gambaran mahasiswa fakultas keagamaan 20% berasal dari SMU (6 mahasiswa), 46,6% berasal dari Aliayah (14 mahasiswa),dan 33,4% berasal dari Pesantren. Sementara itu untuk mahasiswa fakultas non keagamaan 56,6% berasal dari SMU, 40% berasal dari Aliyah 3,4% yang berasal dari Pesantren.

4.2. Uji Persyaratan 4.2.1. Uji Normalitas

Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistik pertama yang harus digunakan dalam rangka analisis data adalah uji asumsi statistik berupa uji normalitas.


(49)

Adapun dalam uji ini, memakai uji Komogrov – Smirnov untuk menguji keselarasan (goodness of fit). Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, eksponensia / poisson). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi harapan (teoritis).

Berikut adalah hipotesisnya:

Ho : populasi berdistribusi tidak normal (jika probabilitas < 0.05) Hi : populasi berdistribusi normal (jika probabilitas > 0.05)

Tabel 4.5 Uji Normalitas

Tests of Normality

.170 30 .026 .903 30 .010

.107 30 .200* .977 30 .755

Fakultas keagamaan non keagamaa Religiusitas

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

This is a lower bound of the true significance. *.

Lilliefors Significance Correction a.

Data dari skala tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan sebesar 0,026 dan skala tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas non keagamaan 0,2 maka dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 0,05, maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,026 dan 0,2 lebih besar dari 0,05, Sehingga dapat disimpulkan bahwa data skala tingkat


(50)

religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan non keagamaan diterima dan pendistribusianya normal.

4.2.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homogenitas

dilakukan dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun

hipotesis yang dapat diajukan adalah:

Ho : Varians data bersifat tidak homogen (jika probabilitas < 0.05) Hi : Varians data bersifat homogen (jika probabilitas > 0.05)

Tabel 4.6 Uji Homogenitas Test of Homogeneity of Variance

3.142 1 58 .082

2.154 1 58 .148

2.154 1 48.008 .149

2.895 1 58 .094

Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df

Based on trimmed mean Religiusitas

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

Hasil uji homogenitas pada data skala tingkat religiusitas diperoleh angka probabilitas sebesar 0,082 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5% maka diketahui bahwa nilai probabilitas skala tingkat religiusitas nilainya lebih besar dari 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa skala tersebut H1 diterima yang berarti varians dari data tersebut bersifat homogen.


(51)

4. 3 Kategorisasi Tingkat religiusitas

Untuk mengetahui perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non keagamaan, peneliti melakukan kategorisasi rentangan untuk setiap responden. Rentangan dibagi menjadi tiga interval dengan kategori: tinggi, sedang dan rendah. Adapun tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non keagamaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Keagamaan Kategori Klasifikasi Sebaran Interval Frekuensi %

Tinggi Mean+SD keatas > 192 12 40

Sedang Mean+SD keatas 172– 192 10 33.3

Rendah Mean-SD kebawah < 172 8 26.7

Jumlah 30 100

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 40% mahasiswa fakultas keagamaan tingkat religiusitas tinggi, 33.3% tingakt sedang dan 26.7% dalam tingkat religiusitas rendah

Tabel 4.8

Tingkat Religiusitas Pada Mahasiswa Fakultas Non Keagamaan Kategori Klasifikasi Sebaran Interval Frekuensi %

Tinggi Mean+SD keatas > 171 9 30

Sedang Mean+SD keatas 155– 171 13 43.3

Rendah Mean-SD kebawah < 155 8 26.7


(52)

Sementara itu pada mahasiswa fakultas non keagamaan terdapat 30% mahasiswa yang mempunyai tingkat religiusitas tinggi, 43.3% tingkat sedang dan 26.7% memiliki tingkat religiusitas rendah.

4.4 Hasil Utama Penelitian

Berikut ini hasil uji-t dari skor tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa fakultas non keagamaan

H0 diterima jika t hitung < t tabel = tidak terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagmaan dan mahasiswa non keagamaan

H1 diterima jika t hitung > t tabel = terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagmaan dan mahasiswa non keagamaan

Tabel 4.9 Nilai Uji-t

Independent Samples Test

3.142 .082 4.689 58 .000 18.96667 4.04460 0.87051 7.06282

4.689 52.238 .000 18.96667 4.04460 0.85146 7.08188

Equal varianc assumed Equal varianc not assumed Religiusita

F Sig.

Levene's Test for quality of Variance

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa t-hitung skala religiusitas sebesar 3.142 sedangkan t-tabel dengan df (degrees of freedom) sebesar


(53)

58 (30+30-2) pada taraf signifikansi 5% yaitu sebesar 2,021 dengan demikian t-hitung lebih besar dari t-tabel (3.142 > 2,021).

Karena nilai t hitung yang dihasilkan (3.142) > t tabel (2.021), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagmaan dan mahasiswa non keagamaan ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan mahasiswa non keagamaan diterima.

Jika dilihat dari hasil uji-t yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa fakultas keagmaan dan mahasiswa non keagamaan. Sementara itu, untuk melihat mean (rata-rata) masing kelompok, dapat diperoleh gambaran bahwa mahasiswa non keagamaan mempunyai tingkat religiusitas yang rendah lebih rendah dibandingkan mahasiswa keagamaan. Berikut ini tabel per kelompok yang dapat menjelaskan hal tersebut.

Tabel 4.10

Group Statistics

30 182.8667 18.07977 3.30090 30 163.9000 12.80180 2.33728 Fakultas

keagamaan non keagamaan Religiusitas

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Dari tabel di atas, rata-rata tingkat religiusitas pada mahasiswa keagamaan adalah sebesar 182.8667, sedangkan pada mahasiswa non keagamaan sebesar 163.9000, berdasarkan nilai rata-rata ini, tampak


(54)

bahwa pada mahasiswa keagamaan memiliki religiusitas yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa non keagamaan. Dengan demikian, terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa keagamaan dengan mahaiswa non keagamaan.

4.5 Hasil Analisa Tambahan Penelitian (Analisis data berdasarkan dimensi-dimensi religiusitas)

Hasil utama ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar dimensi religiusitas. Dalam mengolah data ini menggunakan uji-t (t-test) juga dengan taraf signifikansi 5% (0.05) .

H0 diterima jika t hitung < t tabel H1 diterima jika t hitung > t tabel

4.5.1. Dimensi Keyakinan

Group Statistics

30 43.5333 2.81294 .51357

30 40.2667 3.90343 .71267

Fakultas keagamaan non keagamaan Keyakinan

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Hasil penghitungan skor rerata aspek keyakinan religiusitas didapat nilai rerata keyakinan tertinggi pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas keagamaan (43.53) dan rerata terendah pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas non keagamaan (40.26). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan keyakinan yang sebenarnya. Hasil penghitungan


(55)

ditampilkan pada tabel di bawah berikut:

Independent Samples Test

3.895 .053 3.719 58 .000 3.26667 .87843 1.50829 5.02504 3.719 52.722 .000 3.26667 .87843 1.50453 5.02880 E a qual variances ssumed Equal variances not assumed Keyakinan F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.719 dengan p value sebesar 0.000. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021.

Karena nilai t hitung yang didapat > nilai t tabel (p value < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan keyakinan yang signifikan antara mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan.

4.5.2. Dimensi Praktik Ibadah (Ritualistik)

Group Statistics

30 39.2667 3.10654 .56717

30 36.0333 3.30604 .60360

Fakultas keagamaan non keagamaan Ritualistik

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Hasil penghitungan skor rerata dimensi praktik ibadah didapat nilai rerata praktik ibadah tertinggi pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas keagamaan (39.266) dan rerata terendah pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas non keagamaan (36.033). Berdasarkan


(56)

perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan praktik ibadah yang sebenarnya. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Independent Samples Test

.447 .507 3.904 58 .000 3.23333 .82826 1.57539 4.89128 3.904 57.777 .000 3.23333 .82826 1.57525 4.89141 Equal variances assumed Equal variances not assumed Ritualistik F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Group Statistics

30 14.2333 1.38174 .25227

30 12.9000 1.37339 .25075

Fakultas keagamaan non keagamaan Intelektual

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.904 dengan p value sebesar 0.000. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021.

Karena nilai t hitung yang didapat > nilai t tabel (p value < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan praktik ibadah yang signifikan antara mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan.

4.5.3. Pengetahuan Agam (Intelektual)

Pada hasil penghitungan skor rerata dimensi Pengetahuan Agama didapat nilai rerata Pengetahuan Agama tertinggi pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas keagamaan (14.233) dan rerata terendah pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas non keagamaan (12.9). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak diketahui


(57)

apakah terdapat perbedaan Pengetahuan Agama yang sebenarnya. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Independent Samples Test

.005 .943 3.749 58 .000 1.33333 .35569 .62135 2.04532 3.749 57.998 .000 1.33333 .35569 .62135 2.04532 Equal variances assumed Equal variances not assumed Intelektual F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 3.749 dengan p value sebesar 0.000. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021.

Karena nilai t hitung yang didapat > nilai t tabel (p value < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan Pengetahuan Agama yang signifikan antara mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan.

4.5.4. Dimensi pengalaman (eksperensial)

Group Statistics

30 23.5667 1.94197 .35455

30 22.6000 2.59442 .47367

Fakultas keagamaan non keagamaan Eksperiensial

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean


(58)

Hasil penghitungan skor rerata dimensi pengalaman didapat nilai rerata pengalaman tertinggi pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas keagamaan (23.566) dan rerata terendah pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas non keagamaan (22.6). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pengalaman yang sebenarnya. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Independent Samples Test

2.469 .122 1.634 58 .108 .96667 .59167 -.21769 2.15103 1.634 53.732 .108 .96667 .59167 -.21970 2.15303 Equal variances

assumed Equal variances not assumed Eksperiensial

F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 1.634 dengan p value sebesar 0.000. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021.

Karena nilai t hitung yang didapat < nilai t tabel (p value < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengalaman yang signifikan antara mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan.


(59)

4.5.5. Dimensi Pengamalan (konsekuensial)

Group Statistics

30 27.8000 2.36934 .43258

Independent Samples Test

5.646 .021 2.778 58 .007 2.23333 .80385 .62426 3.84241 2.778 49.274 .008 2.23333 .80385 .61817 3.84850 Equal variances assumed Equal variances not assumed Konsekuensial F Sig. Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper 95% Confidence

Interval of the Difference t-test for Equality of Means

30 25.5667 3.71097 .67753

Fakultas keagamaan non keagamaan Konsekuensial

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Hasil penghitungan skor rerata dimensi pengamalan didapat nilai rerata pengamalan tertinggi pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas keagamaan (27.8) dan rerata terendah pada kelompok sampel yang berasal dari fakultas non keagamaan (25.566). Berdasarkan perbedaan skor rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan pengamalan yang sebenarnya. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel di bawah berikut;

Berdasarkan hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik Independent sample t test, didapat nilai t hitung sebesar 2.778 dengan p value sebesar 0.000. Nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan df 58 adalah sebesar 2.021.

Karena nilai t hitung yang didapat > nilai t tabel (p value < 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengamalan yang signifikan antara mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan.


(60)

(61)

Pada bab terakhir ini peneliti mencoba menyimpulkan dari semua hasil peneitian serta mendiskusikan hasil penelitian ini yang berkaitan dan juga dengan saran untuk penelitian yang sejenis dengan apa yang penulis teliti agar lebih berkembang dan tentu saja lebih baik dari penelitian yang sudah ada

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisa data yang diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil uji hipotesis dengan melakukan uji t dengan taraf signifikansi 5% (0,05), menggunakan program SPSS 13.0 menunjukkan adanya perbedaan tingkat religiusitas pada mahasiswa fakultas keagamaan dan fakultas non keagamaan, dengan t-hitung yang didapat sebesar 3.142

5.2 Diskusi

Penelitian ini mengukur tingkat religiusitas pada dua kelompok perbandingan yaitu kelompok fakultas keagamaan dengan fakultas non keagamaan. Religiusitas merupakan sistem simbol, keyakinan, nilai, dan


(62)

persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning) dalam diri seseorang (Glock & Stark)..

Hasil penelitian mengenai perbandingan tingkat religiusitas pada fakultas keagamaan dan non keagamaan menyatakan bahwa terdapat perbedaan tingkat religiusitas pada kedua kelompok tersebut. Perbedaan perbandingan yang cukup signifikan tersebut terjadi karena berbagai macam hal, dapat dimungkinkan faktor lingkungan adalah hal yang berpengaruh besar pada perbedaan tersebut, karena dapat dilihat dari mean atau rerata pada tiap dimensi, skor tertinggi lebih banyak didapat oleh fakultas keagamaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yusuf (2004) yang menyatakan bahwa perkembangan keagamaan seseorang dapat dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor bawaan dan faktor lingkungan. Dalam hal ini faktor lingkungan yang sangat berperan adalah lingkungan pendidikan (kampus).

Dari hasil penelitian ini diketahui jumlah mahasiswa fakultas keagamaan yang berada pada kategori tinggi sebanyak 12 orang, 10 orang tingkat sedang dan 8 dalam tingkat religiusitas rendah. Sementara itu pada mahasiswa fakultas non keagamaan terdapat 9 orang mahasiswa yang mempunyai tingkat religiusitas tinggi, 13 orang tingkat sedang dan 8 orang memiliki tingkat religiusitas rendah. Keberagaman kategorisasi pada masing-masing kelompok disebabkan karena pengalaman


(63)

keagamaan pada setiap mahasiswa bersifat individual atau dengan kata lain hanya mahasiswa itu sendiri yang tahu.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh James menyatakan bahwa pengalaman keagamaan merupakan bagian dari kehidupan nyata bersifat individual (psikoterapi sufistik).

Keindividualan pengalaman keberagamaan juga terlihat jelas pada perhitungan uji t perdimensi. Pada dimensi eksperiensial perhitungan uji t menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang dignifikan antara fakultas keagamaan dan non keagamaan. Walaupun dari hasil rerata fakultas keagamaan memiliki nilai rerata yang lebih tinggi.

Jadi, bila dilihat per individu maka tingkat religiusitas akan menghasilkan skor yang beragam seperti yang telah diungkapkan diatas. Terlepas dari faktor lingkungan (dalam hal ini kampus) yang mempengaruhi tingkat religiusitas mahasiswa, masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

Kemudian bila dilihat lebih mendalam pada kelompok fakultas non keagamaan mahasiswa yang berada pada kategorisasi sedang mendapat skor tertinggi. Hal ini dimungkinkan karena usia mahasiswa termasuk pada generasi muda yang masih berada pada masa penyesuian diri. Seperti yang dikatakan Zahrotun dkk (2005) bahwa mahasiswa termasuk pada generasi muda yang berusia 18-25 tahin, yang dalam psikologi disebut masa pencarian pematapan masa produktif, suatu masa yang penuh masalah dan ketegangan sosial, periode komitmen pada masa


(64)

ketergantuangan, perubahan nilai-nilai, kreatifitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.

Selanjutnya beliau menyatakan pada masa ini tingkat religiusitas pada mahasiswa mulai terlihat penerapannya pada kehidupan sehari-hari, apabila ia mempunyai tingkat religiusitas yang tinggi maka ia sadar akan adanya kekuatan yang lebih tinggi dari dirinya dan ia akan berbuat seperti yang telah ditentukan dalam ajaranya. Namun, sebaliknya bila ia jauh dari nilai-nilai religiusitas maka akan terjadi rasa kehancuran pada dirinya (Zahrotun dkk, 2005).

Selanjutnya peneliti ingin mengungkapkan lemahnya pengklasifikasian kelompok perbandingan yang digunakan dalam penelitian ini. Kelemahan ini baru terungkap setelah penelitian ini diadakan, karena keterbatasan waktu dan kondisi penelitian tetap dilanjutkan.

Disini pengklasifikasian kelompok perbandingan hanya peneliti gunakan secara definisi, seharusnya masih banyak kategorisasi yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan kolompok perbandingan agar hasil penelitian menjadi lebih mendalam.

Selain pengklasifikasian secara definisi seharusnya pengklasifikasian fakultas juga dapat diperoleh pada MKDU (Mata Kuliah Dasar Umum) yang berada pada dua kelompok fakultas tersebut. Misalkan saja pada fakultas Tarbiyah jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam), dapat dilihat dari semester awal sampai semester akhir mata kuliah


(65)

yang diajarkan syarat dengan unsur Islami. Begitu juga pada fakultas-fakultas pada kelompok fakultas-fakultas keagamaan lainya, namun sebaliknya pada kelompok fakultas non keagamaan mata kuliah yang mengandung pendidikan keislaman hanya ada pada semester awal. Namun dapat diakui bahwa pengklasifikasian berdasarkan MKDU mempunyai kelemahan, karena pada fakultas-fakultas keagamaan terdapat jurusan-jurusan non keagamaan (umum). Misalkan saja pada fakultas tarbiyah, terdapat jurusan umum seperti pendidikan matematika, pendidikan bahasa inggris dan IPA. Oleh karena itu pada saat pengolahan data, peneliti harus meniadakan responden yang berasal dari fakultas keagamaan jurusan umum.

5.3 Saran

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalamnya yang dikarenakan beberapa hambatan. Untuk itu, penulis menyampaikan beberapa saran untuk menjadi bahan pertimbangan sebagai peyempurna berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu berupa saran teoritis dan saran praktis.


(66)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, beberapa saran yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian lanjutan, antara lain:

1. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik pada pembahasan tingkat religiusitas diharapkan dapat mengadaptasi dengan lebih baik skala religiusitas, agar dapat mengungkap lebih mendalam tentang dimensi-dimensi religiusitas.

2. Pada penelitian lanjutan yang ingin menggunakan metode komparatif pada tingkat religiusitas diharapkan kelompok komparatif yang digunakan lebih beragam, sehingga hasil data yang di dapat lebih terlihat.

3. Seperti yang telah diungkapkan diatas, agar meminimalisir kelemahan pengklasifikasian kelompok perbandingan yang ada pada penelitian lanjutan, sebaiknya sebelum penelitian dilakukan agar lebih diperhatikan kembali kategorisasi yang ada agar hasil yang didapat lebih akurat.

5.3.2. Saran Praktis

1. Diharapkan bagi mahasiswa fakultas non keagamaan lebih

meningkatkan kualitas religiusitas mereka, dengan mulai menciptakan lingkungan yang lebih agamis. Salah satunya dengan membuka forum-forum guna menambah pengetahuan tentang agama, dengan ini diharapkan lingkungan akan terbawa dengan keadaan yang ada.


(67)

2. Diharapkan bagi setiap fakultas dapat menyediakan fasilitas dalam rangka meningkatkan religiusitas mahasiswanya.

3. Bagi setiap mahasiswa diharapkan dapat mencari makna keagamaan secara individual karena pengalaman keagamaan bersifat individual.


(68)

Berikut terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami setiap pernyataan. Anda diminta mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda dengan cara menyilang (X) salah satu dari empat pilihan tersedia pada bagian kanan dari masing-masing pernyataan.

Jika jawaban Anda Sangat Setuju, silanglah pada bagian SS

Jika jawaban Anda Setuju, silanglah pada bagian S

Jika jawaban Anda Tidak Setuju, silanglah pada bagian TS

Jika jawaban Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah pada bagian STS

Contoh :

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya selalu menolong teman yang membutuhkan bantuan.

X

Skala Tingkat Religiusitas

NO Pernyataan Pilihan

SS S TS STS

1. Adanya pengusaha non muslim yang kaya

membuat saya percaya pada Rahman dan Rahim-Nya Allah

2. Beberapa masjid yang masih berdiri kokoh pada saat bencana datang melanda hanyalah karena faktor kekokohan bangunan itu sendiri, tidak ada campur tangan kekuasaan Allah

3. Saya merasa Allah tidak adil, karena

memberikan harta yang lebih pada orang non muslim padahal masih banyak orang muslim yang kurang mampu

4. Adanya gunung-gunung yang menjulang itu

membuktikan Allah itu ada

5. Walaupun Muhammad adalah manusia biasa,

saya yakin bahwa Muhammad benar-benar mendapatkan mukjizat


(69)

hanya mengada-ada agar umat yakin akan agamanya

7. Meskipun sulit diterima logika tapi saya yakin bahwa Nabi Isa dilahirkan tanpa bapak 8. Menikahi janda miskin yang dilakukan Nabi

hanya dalih dari poligami yang dilakukan 9. Saya kurang yakin dengan cerita kesabaran

Nabi Muhammad yang hanya diam dilempari kotoran. Bagaimana pun juga Muhammad tetap manusia yang punya batas kesabaran

10. Saya merasa beberapa ayat dalam Al-Quran mengandung kemisteriusan hingga membuat saya ragu

11. Menurut saya semua yang terkandung dalam Al-Quran adalah kebenaran hakiki, meskipun saya belum pernah mempelajarinya

12. Terkadang saya merasa kandungan dalam

Al-Quran hanya untuk menakut-nakuti umat 13. Saya yakin Zabur, Taurat dan Injil mengajarkan

ketauhidan, meskipun saya belum pernah membacanya

14. Saya yakin beberapa bencana yang datang merupakan sebagian dari tanda-tanda kiamat 15. Dalil-dalil dalam Qur’an bisa membuktikan

adanya hari kiamat

16. Cerita tentang hari kiamat hanya untuk membuat umat patuh

17. Saya tidak percaya adanya hari kiamat karena tidak ada penjelasan logis tentangnya

18. Saya yakin dengan berusaha yang tidak

mungkin bisa menjadi mungkin bila Allah sudah berkata “kun fayakun”

19. Menunggu jodoh yang datang tanpa ikhtiar merupakan salah satu contoh keyakinan pada qodo dan qadar

20. Sekuat apa pun manusia berusaha tidak akan mampu mengubah takdir Tuhan. Sebaliknya, bila sudah ditakdirkan baik tanpa berbuat apapun semua akan datang dengan sendirinya


(70)

21. Menurut saya bila sedang sibuk, saya

diperbolehkan meninggalkan shalat karena Islam agama yang meringankan

22. Bagi saya terapi shalat hanya mengada-ada, karena banyak orang yang shalat tetapi masih tetap berpenyakit

23. Bila saya melaksanakan shalat semua perbuatan buruk dapat saya hindarkan 24. Saya percaya bahwa puasa itu meyehatkan 25. Bagi saya perintah untuk berpuasa

memberatkan

26. Bagi saya perintah zakat itu aneh, karena harus membagikan harta kita kepada orang lain 27. Bagi saya zakat tidak memberatkan karena ada

perhitungan yang matang tentang itu, tak perlu membayar zakat bila belum mencapai nisab 28. Bagi saya membayar zakat atau tidak, tidak

berpengaruh pada harta saya

29. Keindahan bacaan Al-Quran membuat saya

ingin terus membacanya

30. Menurut saya Al-Quran tidak berbeda dengan kitab suci yang lain, jadi tidak perlu di baca 31. Menurut saya berdoa hanya membuat seorang

hamba berharap lebih pada Tuhanya

32. Saya akan selalu berdoa baik senang maupun susah

33. Dengan berdoa saya merasakan ada perubahan

yang lebih baik

34. Setelah shalat saya malas berdoa karena bagi saya tidak ada pengaruh bagi kehidupan

35. Saya rasa nafas adalah bentuk cinta Allah pada makhlukNya

36. Saya merasa saat shalat, Allah melihat saya 37. Saya bebas melakukan apa saja karena hanya

saya yang mengetahui apa yang saya lakukan 38. Saya merasakan puas saat doa saya terwujud 39. Saya merasa marah saat apa yang terjadi tidak


(71)

walaupun saat ini belum terbukti

41. Rasa haru sering saya rasakan saat menghadiri acara MTQ

42. Bagi saya ayat Al-Quran atau apapun terdengar sama, yang beda hanya bahasanya saja

43. Saat Al-Quran dilantunkan oleh qori saya merasa bosan mendengarkannya, karena membuat saya mengantuk

44. Bagi saya, Maulid Nabi adalah bentuk penghargaan untuk Nabi Muhammad 45. Bagi saya merayakan hari-hari besar Islam

hanyalah tradisi kebudayaan

46. Saat perayaan Nuzulul Quran tiba saya bersemangat menjadi panitia perayaan 47. Saya lebih baik membaca buku ekonomi dari

pada buku Islam

48. Sejarah perjuangan Nabi dan para sahabat membuat saya semakin paham perjuangan Islam

49. Bagi saya membaca buku Islam akan buang-buang waktu karena tidak berguna untuk kehidupan sehari-hari

50. Saya selalu siap saat ada orang yang membutuhkan pertolongan saya

51. Meminjamkan uang kepada orang lain dengan bunga diperbolehkan asalkan ada kesepakatan 52. Saya hanya akan menolong orang yang pernah

menolong saya

53. Bagi saya mendapatkan nilai yang bagus lebih berarti dari pemahan mata kuliah

54. Dalam pembuatan makalah saya selalu mencari buku-buku sumber dimanapun

55. Saya senang mengikuti kegiatan kampus yang akan menambah wawasan saya

56. Bagi saya tugas-tugas kampus hanya akan menjadi beban mahasiswa


(72)

57. Saya lebih suka berkata jujur, karena sekali berbohong akan timbul

kebohongan-kebohongan yang lain

58. Lebih baik saya berbohong dari pada saya melukai hati orang yang saya sayangi

59. Saya merasa lebih tenang bila tidak ada yang tersembunyi

60. Menurut saya berbohong untuk kebaikan boleh dilakukan


(73)

Berikut terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami setiap pernyataan. Anda diminta mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat anda dengan cara menyilang (X) salah satu dari empat pilihan tersedia pada bagian kanan dari masing-masing pernyataan.

Jika jawaban Anda Sangat Setuju, silanglah pada bagian SS

Jika jawaban Anda Setuju, silanglah pada bagian S

Jika jawaban Anda Tidak Setuju, silanglah pada bagian TS

Jika jawaban Anda Sangat Tidak Setuju, silanglah pada bagian STS

Contoh :

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya selalu menolong teman yang membutuhkan bantuan. X

Skala Tingkat Religiusitas

NO Pernyataan Pilihan

SS S TS STS

1. Adanya pengusaha non muslim yang kaya membuat saya percaya pada Rahman dan Rahim-Nya Allah

2. Beberapa masjid yang masih berdiri kokoh pada saat bencana datang melanda hanyalah karena faktor

kekokohan bangunan itu sendiri, tidak ada campur tangan kekuasaan Allah

3. Saya merasa Allah tidak adil, karena memberikan harta yang lebih pada orang non muslim padahal masih banyak orang muslim yang kurang mampu

4. Adanya gunung-gunung yang menjulang itu membuktikan Allah itu ada

5. Walaupun Muhammad adalah manusia biasa, saya yakin bahwa Muhammad benar-benar mendapatkan mukjizat 6. Menurut saya, cerita tentang nabi dan rasul hanya

mengada-ada agar umat yakin akan agamanya

7. Meskipun sulit diterima logika tapi saya yakin bahwa Nabi Isa dilahirkan tanpa bapak

8. Menikahi janda miskin yang dilakukan Nabi hanya dalih dari poligami yang dilakukan

Muhammad yang hanya diam dilempari kotoran. Bagaimana pun juga Muhammad tetap manusia yang punya batas kesabaran

10. Saya merasa beberapa ayat dalam Al-Quran mengandung kemisteriusan hingga membuat saya ragu

11. Menurut saya semua yang terkandung dalam Al-Quran adalah kebenaran hakiki, meskipun saya belum pernah mempelajarinya

12. Terkadang saya merasa kandungan dalam Al-Quran hanya untuk menakut-nakuti umat

13. Saya yakin Zabur, Taurat dan Injil mengajarkan ketauhidan, meskipun saya belum pernah membacanya

14. Saya yakin beberapa bencana yang datang merupakan sebagian dari tanda-tanda kiamat

15. Dalil-dalil dalam Qur’an bisa membuktikan adanya hari kiamat

16. Cerita tentang hari kiamat hanya untuk membuat umat patuh

17. Saya tidak percaya adanya hari kiamat karena tidak ada penjelasan logis tentangnya

18. Saya yakin dengan berusaha yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin bila Allah sudah berkata “kun fayakun” 19. Menunggu jodoh yang datang tanpa ikhtiar merupakan

salah satu contoh keyakinan pada qodo dan qadar 20. Sekuat apa pun manusia berusaha tidak akan mampu

mengubah takdir Tuhan. Sebaliknya, bila sudah ditakdirkan baik tanpa berbuat apapun semua akan datang dengan sendirinya

21. Menurut saya bila sedang sibuk, saya diperbolehkan meninggalkan shalat karena Islam agama yang meringankan

22. Bagi saya terapi shalat hanya mengada-ada, karena banyak orang yang shalat tetapi masih tetap berpenyakit 23. Bila saya melaksanakan shalat semua perbuatan buruk

dapat saya hindarkan

24. Saya percaya bahwa puasa itu meyehatkan 25. Bagi saya perintah untuk berpuasa memberatkan


(1)

3 3 4 3 3 180

4 3 4 3 4 199

3 3 4 3 3 189

3 3 4 3 3 190

4 2 4 2 4 199

4 3 4 3 4 206

4 3 3 3 4 201

4 3 4 3 4 200

4 2 4 2 4 186


(2)

Reliability

Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or

used in the analysis.

Case Processing Summary N % Cases Valid 60 100.0

Excluded(

a) 0 .0 Total 60 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items .904 60

Item Statistics

Mean Std. Deviation N VAR00001 3.6667 .47538 60 VAR00002 3.7333 .48246 60 VAR00003 3.6167 .55515 60 VAR00004 3.5333 .53573 60 VAR00005 3.7000 .46212 60 VAR00006 3.5333 .56648 60 VAR00007 3.3000 .82954 60 VAR00008 3.8000 .51420 60 VAR00009 3.5333 .67565 60 VAR00010 3.5000 .62436 60 VAR00011 3.7000 .49745 60 VAR00012 3.3833 .76117 60 VAR00013 3.6000 .55845 60 VAR00014 3.5333 .62346 60 VAR00015 3.6167 .49030 60 VAR00016 3.4833 .65073 60 VAR00017 3.4833 .67627 60 VAR00018 3.0333 .68807 60 VAR00019 3.6500 .60576 60 VAR00020 3.1167 .76117 60 VAR00021 3.6833 .46910 60 VAR00022 3.3667 .63691 60 VAR00023 3.5333 .59565 60 VAR00024 3.4500 .62232 60 VAR00025 3.1500 .86013 60


(3)

VAR00026 3.1000 .65613 60 VAR00027 3.1500 .70890 60 VAR00028 3.5000 .59660 60 VAR00029 3.6833 .62414 60 VAR00030 3.5000 .70109 60 VAR00031 3.8500 .36008 60 VAR00032 3.4500 .50169 60 VAR00033 3.3167 .65073 60 VAR00034 3.2500 .67961 60 VAR00035 3.0667 .68561 60 VAR00036 3.6500 .48099 60 VAR00037 2.9833 .67627 60 VAR00038 3.1333 .76947 60 VAR00039 3.3167 .74769 60 VAR00040 3.8000 .40338 60 VAR00041 3.1167 .52373 60 VAR00042 3.3167 .59636 60 VAR00043 3.1500 .63313 60 VAR00044 3.4333 .74485 60 VAR00045 3.2167 .66617 60 VAR00046 3.5667 .56348 60 VAR00047 3.6000 .58802 60 VAR00048 3.8500 .40442 60 VAR00049 3.3167 .50394 60 VAR00050 3.4000 .74105 60 VAR00051 3.2667 .73338 60 VAR00052 3.0667 .68561 60 VAR00053 3.6500 .48099 60 VAR00054 2.9833 .67627 60 VAR00055 3.1333 .76947 60 VAR00056 3.3167 .74769 60 VAR00057 3.8000 .40338 60 VAR00058 3.1167 .52373 60 VAR00059 3.1167 .73857 60 VAR00060 3.4000 .55845 60


(4)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 201.6000 206.888 .174 .904 VAR00002 201.5333 206.355 .209 .904 VAR00003 201.6500 204.503 .295 .903 VAR00004 201.7333 203.724 .358 .902 VAR00005 201.5667 203.097 .469 .902 VAR00006 201.7333 206.470 .166 .904 VAR00007 201.9667 209.456 -.027 .908 VAR00008 201.4667 207.643 .107 .905 VAR00009 201.7333 200.165 .464 .901 VAR00010 201.7667 207.301 .100 .905 VAR00011 201.5667 208.080 .081 .905 VAR00012 201.8833 207.156 .080 .906 VAR00013 201.6667 201.480 .485 .901 VAR00014 201.7333 200.741 .473 .901 VAR00015 201.6500 204.469 .341 .903 VAR00016 201.7833 200.342 .473 .901 VAR00017 201.7833 200.783 .430 .902 VAR00018 202.2333 195.945 .678 .899 VAR00019 201.6167 204.071 .292 .903 VAR00020 202.1500 201.181 .358 .902 VAR00021 201.5833 205.400 .288 .903 VAR00022 201.9000 201.888 .397 .902 VAR00023 201.7333 201.148 .473 .901 VAR00024 201.8167 201.373 .437 .902 VAR00025 202.1167 201.393 .301 .903 VAR00026 202.1667 201.734 .393 .902 VAR00027 202.1167 209.868 -.043 .907 VAR00028 201.7667 206.555 .150 .904 VAR00029 201.5833 206.179 .163 .904 VAR00030 201.7667 201.809 .361 .902 VAR00031 201.4167 203.298 .590 .901 VAR00032 201.8167 204.932 .300 .903 VAR00033 201.9500 199.370 .527 .901 VAR00034 202.0167 198.729 .537 .900 VAR00035 202.2000 195.858 .686 .899 VAR00036 201.6167 203.088 .450 .902 VAR00037 202.2833 195.122 .736 .898 VAR00038 202.1333 204.524 .199 .904 VAR00039 201.9500 204.896 .188 .904 VAR00040 201.4667 202.389 .604 .901 VAR00041 202.1500 205.384 .255 .903 VAR00042 201.9500 202.794 .373 .902


(5)

VAR00043 202.1167 203.596 .304 .903 VAR00044 201.8333 201.226 .365 .902 VAR00045 202.0500 197.743 .603 .900 VAR00046 201.7000 209.027 .009 .906 VAR00047 201.6667 203.548 .333 .903 VAR00048 201.4167 207.603 .148 .904 VAR00049 201.9500 203.947 .367 .902 VAR00050 201.8667 201.914 .334 .903 VAR00051 202.0000 197.559 .552 .900 VAR00052 202.2000 195.858 .686 .899 VAR00053 201.6167 203.088 .450 .902 VAR00054 202.2833 195.122 .736 .898 VAR00055 202.1333 204.524 .199 .904 VAR00056 201.9500 204.896 .188 .904 VAR00057 201.4667 202.389 .604 .901 VAR00058 202.1500 205.384 .255 .903 VAR00059 202.1500 196.130 .619 .899 VAR00060 201.8667 202.389 .427 .902

Mean Variance Std. Deviation N of Items 205.2667 209.487 14.47367 60


(6)

T-Test

Group Statistics

30 163.9000 12.80180 2.33728 30 182.8667 18.07977 3.30090 Fakultas

keagamaan non keagamaan Religiusitas

N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

Independent Samples Test

3.142 .082 -4.689 58 .000 -18.96667 4.04460 -27.06282 -10.87051

-4.689 52.238 .000 -18.96667 4.04460 -27.08188 -10.85146

Equal variances assumed Equal variances not assumed Religiusitas

F Sig.

Levene's Test for Equality of Variances

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

95% Confidence Interval of the

Difference t-test for Equality of Means