OPTIMASI FORMULA KRIM ANTI HAIR LOSS EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens) DENGAN HUMECTANT GLISEROL DAN SORBITOL: APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Fa

  

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTI HAIR LOSS

EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens)

DENGAN HUMECTANT GLISEROL DAN SORBITOL: APLIKASI

DESAIN FAKTORIAL

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh:

Yenny Yason

NIM: 038114125

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

OPTIMASI FORMULA KRIM ANTI HAIR LOSS

EKSTRAK SAW PALMETTO (Serenoa repens)

DENGAN HUMECTANT GLISEROL DAN SORBITOL: APLIKASI

DESAIN FAKTORIAL

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

  

Oleh:

Yenny Yason

NIM: 038114125

FAKULTAS FARMASI

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

   J J J Jadilah Diri Sendiri dan Tahu Bahwa adilah Diri Sendiri dan Tahu Bahwa adilah Diri Sendiri dan Tahu Bahwa adilah Diri Sendiri dan Tahu Bahwa Siapapun yang Menemukan Diri Sendiri Siapapun yang Menemukan Diri Sendiri Siapapun yang Menemukan Diri Sendiri Siapapun yang Menemukan Diri Sendiri Akan Menghapuskan Penderitaannya Akan Menghapuskan Penderitaannya Akan Menghapuskan Penderitaannya

   Akan Menghapuskan Penderitaannya Kekayaan pengalaman manusia yang luar biasa Kekayaan pengalaman manusia yang luar biasa Kekayaan pengalaman manusia yang luar biasa Kekayaan pengalaman manusia yang luar biasa akan kehilangan sebagian kebahagiaannya akan kehilangan sebagian kebahagiaannya akan kehilangan sebagian kebahagiaannya akan kehilangan sebagian kebahagiaannya kalau tak ada batas yang h kalau tak ada batas yang h kalau tak ada batas yang h kalau tak ada batas yang harus diatasi. arus diatasi. arus diatasi. arus diatasi. Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah Saat meraih keberhasilan tidak akan terasa begitu indah andai tak ada lembah andai tak ada lembah andai tak ada lembah andai tak ada lembah----lembah gelap yang harus diterobos. lembah gelap yang harus diterobos. lembah gelap yang harus diterobos. lembah gelap yang harus diterobos.

  Kupersembahkan Skripsi ini Untuk: Lao Mu & Mi Lek Fo My Lovely Mom & Dad My Best Brothers My Special Brother All my Friends

Anugerah kita yang sesungguhnya Anugerah kita yang sesungguhnya Anugerah kita yang sesungguhnya Anugerah kita yang sesungguhnya

sering kita alami dalam bentuk penderitaan, sering kita alami dalam bentuk penderitaan, sering kita alami dalam bentuk penderitaan, sering kita alami dalam bentuk penderitaan,

kehilangan dan kekecewaan; kehilangan dan kekecewaan; kehilangan dan kekecewaan; kehilangan dan kekecewaan;

tapi marilah kita bersabar tapi marilah kita bersabar tapi marilah kita bersabar tapi marilah kita bersabar

dan kita akan segera melihatnya dalam bentuknya yang layak.

dan kita akan segera melihatnya dalam bentuknya yang layak. dan kita akan segera melihatnya dalam bentuknya yang layak.

dan kita akan segera melihatnya dalam bentuknya yang layak.

  

PRAKATA

  Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Welas Asih atas segala berkat, karunia, dan cinta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Optimasi Formula Krim Anti Hair Loss Ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens) dengan Humectant Gliserol dan Sorbitol: Aplikasi Desain Faktorial” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis selama perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi ini telah mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak berupa bimbingan, nasehat, pengarahan, dorongan, saran, kritikan dan sarana. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:

  1. Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik atas segala bimbingan, masukan, semangat dan sarannya.

  3. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen Pembimbing Skripsi atas bimbingan, saran dan pengarahannya baik selama penelitian dan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku dosen Penguji atas bimbingan, saran dan pengarahannya selama penyusunan skripsi ini.

  5. Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. selaku dosen Penguji atas bimbingan, saran dan pengarahannya selama penyusunan skripsi ini.

  6. Pak Mus, Mas Agung, Mas Otto, Pak Is, Mas Andre atas segala bantuan dan dukungannya selama penulis melaksanakan penelitian di laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Cair Semi Solid.

  7. PT. Nufarindo Semarang atas kepercayaannya kepada penulis dalam menyediakan bahan aktif untuk melakukan penelitian ini.

  8. Clara Diana, S.Farm., Apt. Selaku Product Excecutive PT. Nufarindo Semarang atas segala bantuan dan usahanya.

  9. Erma, Memey, Ratna, dan teman-teman seperjuangan dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang lain atas segala bantuan, dukungan, dan kerja samanya selama ini.

  10. Teman-teman Che-Mistry dan teman-teman angkatan 2003 yang lain atas bantuan, dukungan dan kerjasamanya selama ini.

  11. Semua pihak dan teman-teman yang telah memberi bantuan, dukungan dan semangat yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Akhir kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya mengingat keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat demi perkembangan ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta, 3 Januari 2007 Penulis

  

INTISARI

  Penelitian tentang optimasi formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto dengan humectant gliserol dan sorbitol telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek yang dominan dari gliserol, sorbitol, dan interaksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisik krim dan stabilitas fisik krim. Pada penelitian ini juga dapat diketahui keamanan dan penerimaan formulasi krim oleh masyarakat.

  Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental murni yang bersifat eksploratif dengan variabel ganda (desain faktorial). Subyek uji dalam penelitian ini adalah ekstrak saw palmetto yang digunakan sebagai zat aktif formula krim anti hair loss. Humectant yang digunakan adalah gliserol dan sorbitol. Untuk optimasi formula digunakan metode desain faktorial, dengan kombinasi formula 1, a, b, dan ab, dimana tiap formula memiliki kombinasi

  

humectant yang berbeda-beda konsentrasinya. Optimasi tersebut dilakukan

  terhadap parameter sifat fisik krim yang meliputi daya sebar dan viskositas, serta stabilitas fisik krim dalam penyimpanan selama 1 bulan. Formula yang dibuat tersebut juga diuji keamanannya dengan metode Draize.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa sorbitol lebih dominan dalam menentukan viskositas dan daya sebar krim; dan interaksi antara gliserol dan sorbitol dominan dalam menentukan perubahan viskositas krim. Dari contour plot

  

super imposed diperoleh area optimum untuk daya sebar, viskositas, dan

  perubahan viskositas. Area tersebut diperkirakan sebagai formula optimum krim pada level yang diteliti.

  Kata kunci: saw palmetto, gliserol, sorbitol, krim, desain faktorial.

  

ABSTRACT

  Research about optimization of anti hairloss cream formula of saw palmetto extract with glycerol and sorbitol as humectants was done. The aim of this research was to know the dominant effect of glycerol, sorbitol and the interaction between glycerol and sorbitol in determine the physical properties and stability of the cream. This research also can determine the safety and acceptability of the cream formulation.

  This research used pure experimental and eksploratif with double variable (design factorial). Subject test in this research was saw palmetto extract as active ingredient in formulation cream anti hairloss. The humectants which used are glycerol and sorbitol. This formula optimization used design factorial with combination of formula 1, a, b and ab with different combination of glycerol and sorbitol in each formula. The glycerol and sorbitol combination optimization was done at physical properties of the cream include viscosity and spreadibility; and physical stability of the cream. Safety of the formula examined with draize method.

  The result showed that sorbitol dominant in determining viscosity and spreadibility of the cream; and the interaction between glycerol and sorbitol dominant in determining alteration of viscosity. The super imposed contour plot showed the optimum area of spreadability, viscosity, and alteration of viscosity. The area estimated as optimum formula of anti hairloss cream at research level.

  Key word: saw palmetto, glycerol, sorbitol, cream, design factorial.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ iii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. v PRAKATA................................................................................................. vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................... viii

  INTISARI................................................................................................... ix ................................................................................................. x

  ABSTRACT

  DAFTAR ISI.............................................................................................. xi DAFTAR TABEL...................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvii BAB I. PENGANTAR...............................................................................

  1 A. Latar Belakang.....................................................................................

  1 B. Perumusan Masalah..............................................................................

  5 C. Keaslian Penelitian...............................................................................

  6 D. Manfaat Penelitian................................................................................

  6 1. Manfaat teoritis...............................................................................

  6 2. Manfaat praktis...............................................................................

  6 3. Manfaat metodologis.......................................................................

  6 E. Tujuan Penelitian..................................................................................

  7 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA........................................................

  8

  A. Rambut.................................................................................................

  12 4. Kegunaan........................................................................................

  16 c. Trietanolamin...............................................................................

  16 b. Cetyl Alcohol................................................................................

  16 a. Asam Stearat................................................................................

  15 3. Bahan-Bahan Penyusun Vanishing Krim.......................................

  15 2. Vanishing Krim...............................................................................

  15 1. Krim................................................................................................

  14 D. Krim.....................................................................................................

  13 6. Mekanisme aksi..............................................................................

  13 5. Ekstrak saw palmetto......................................................................

  12 3. Komposisi kimia.............................................................................

  8 1. Definisi............................................................................................

  12 2. Deskripsi umum..............................................................................

  12 1. Keterangan botani...........................................................................

  11 C. Saw Palmetto.......................................................................................

  11 B. Androgenetic Alopecia.........................................................................

  10 7. Masalah pada rambut......................................................................

  10 6. Pertumbuhan dan pergantian rambut.............................................

  9 5. Struktur rambut...............................................................................

  8 4. Folikel rambut.................................................................................

  8 3. Jenis rambut....................................................................................

  8 2. Fungsi..............................................................................................

  17

  d. Humectant....................................................................................

  17 e. Nipagin.........................................................................................

  18 E. Humectant............................................................................................

  18 1. Gliserol............................................................................................

  18 2. Sorbitol............................................................................................

  19 F. Metode Desain Faktorial......................................................................

  20 G. Iritasi Primer.........................................................................................

  23 H. Landasan Teori.....................................................................................

  25 I. Hipotesis...............................................................................................

  26 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................

  27 A. Jenis Rancangan Penelitian..................................................................

  27 B. Variabel Penelitian...............................................................................

  27 1. Variabel bebas................................................................................

  27 2. Variabel tergantung........................................................................

  27 3. Variabel pengacau terkendali.........................................................

  27 4. Variabel pengacau tak terkendali...................................................

  27 C. Definisi Operasional.............................................................................

  28 D. Alat dan Bahan.....................................................................................

  29 E. Tata Cara Penelitian.............................................................................

  30 1. Optimasi formula dan pembuatan krim..........................................

  30 a. Formula.....................................................................................

  30 b. Cara kerja pembuatan formula..................................................

  32

  2. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik krim anti hair loss ekstrak saw palmetto..........................................................................................

  32 a. Uji daya sebar...........................................................................

  32 b. Uji viskositas............................................................................

  33 3. Uji iritasi primer.............................................................................

  33 F. Analisis Data dan Optimasi..................................................................

  34 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................

  35 A. Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Krim....................................................

  35 1. Daya sebar .......................................................................................

  37 2.Viskositas .........................................................................................

  40 3. Perubahan viskositas .......................................................................

  43 B. Uji Iritasi Primer Krim Anti Hair Loss Ekstrak Saw Palmetto............

  45 C. Optimasi Formula.................................................................................

  45 1. Contour plot daya sebar .................................................................

  46 2. Contour plot viskositas ..................................................................

  47 3. Contour plot perubahan viskositas ..................................................

  49 4. Contour plot super imposed.............................................................

  50 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................

  52 A. Kesimpulan...........................................................................................

  52 B. Saran.....................................................................................................

  52 DAFTAR PUSTAKA................................................................................

  53 LAMPIRAN...............................................................................................

  56 BIOGRAFI PENULIS................................................................................

  77

  

DAFTAR TABEL

  I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level ........................................................................................................

  21 II. Evaluasi Reaksi Iritasi Kulit................................................................... 24

  III. Kriteria Iritasi.......................................................................................... 24

  IV. Desain penelitian ................................................................................... 31

  V. Bahan dalam tiap formula ..................................................................... 31

  VI. Evaluasi Reaksi Kulit............................................................................. 33

  VII. Kriteria Iritasi......................................................................................... 34

  VIII. Hasil pengukuran sifat fisik krim........................................................... 36

  IX. Efek gliserol, efek sorbitol, dan efek interaksi antara keduanya dalam menentukan sifat fisik krim....................................................................

  36 X. Skor indeks iritasi primer dalam uji daya iritasi formula-formula krim anti hair loss pada punggung kelinci......................................................

  45

  

DAFTAR GAMBAR

  1. Struktur sorbitol ...................................................................................... 19

  2. Grafik hubungan antara gliserol (a) dan sorbitol (b) terhadap daya sebar krim. ..............................................................................................

  37

  3. Grafik hubungan antara gliserol (a) dan sorbitol (b) terhadap viskositas krim. .....................................................................................

  40

  4. Grafik hubungan antara gliserol (a) dan sorbitol (b) terhadap perubahan viskositas krim.......................................................................

  43

  5 Contour plot daya sebar krim.................................................................. 46

  6 Contour plot viskositas krim................................................................... 47

  9. Contour plot perubahan viskositas krim ................................................. 49

  10. Contour plot super imposed sifat fisik krim dan stabilitas fisik krim..........................................................................................................

  50

  

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Certificate Of Analysis .............................................................................. 56 2. Perhitungan konsentasi ekstrak saw palmetto ..........................................

  59

  3. Notasi desain faktorial................................................................................ 60

  4. Data pengukuran sifat fisik krim anti hair loss.......................................... 61

  5. Perhitungan persamaan viskositas.............................................................. 63

  6. Perhitungan persamaan daya sebar ............................................................ 66

  7. Perhitungan persamaan perubahan viskositas ........................................... 69 8. Perhitungan indeks iritasi primer...............................................................

  72 9. Foto saw palmetto......................................................................................

  74 10. Foto krim anti hair loss ekstrak saw palmetto...........................................

  75

  11. Foto kelinci pada uji iritasi primer setelah pemejanan selama 1 minggu... 76

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Rambut memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, tidak

  hanya berdampak terhadap penampilan luar tetapi juga pada kepercayaan diri mereka. Baik pria maupun wanita sangat menginginkan memiliki rambut yang ideal, karena dapat menambah kecantikan, kepercayaan diri, serta dapat membuat mereka tampak lebih muda. Namun, rambut juga dapat menyebabkan hal yang negatif, yaitu ketika mulai terjadi kerontokan rambut dan menunjukkan tanda- tanda kebotakan.

  Banyak hal yang dapat mengakibatkan terjadinya kerontokan rambut. Penyebab kerontokan rambut yang paling umum terjadi baik pada pria maupun wanita dikenal dengan androgenetic alopecia. Androgenetic alopecia mempengaruhi sekurang-kurangnya 50% pria yang berumur diatas 40 tahun dan juga berpengaruh pada banyak wanita. Hal ini terjadi pada pria dan wanita sebagai hasil dari faktor genetik dan hormonal (Trancik, 2000).

  Androgenetic alopecia lebih banyak dialami oleh pria. Hal tersebut

  berhubungan dengan kesehatan dari kelenjar prostat pada pria yang memiliki hubungan yang potensial terhadap kesehatan rambut mereka. Masalah pada prostat biasanya tidak pernah terjadi hingga telah mencapai umur 40 tahun. Akar permasalahan yang menyebabkan androgenetic alopecia adalah enzim yang dikenal dengan 5-alfa-reduktase. Enzim ini berinteraksi dengan testosteron menjadi bentuk 5-alpha-dihidrotestosterone atau DHT. DHT berikatan pada suatu reseptor yang spesifik yang dikenal dengan reseptor androgen pada folikel rambut.

  DHT akan mengurangi aliran darah ke folikel rambut, sehingga memperlambat atau menghentikan pertumbuhan rambut, serta dapat menyebabkan kerusakan atau pengecilan folikel rambut. Akibatnya, rambut yang tumbuh akan menjadi semakin tipis dan tidak didukung dengan adanya pertumbuhan rambut.

  Enzim 5-alfa-reduktase terdiri dari dua tipe. Tipe 1 utamanya terdapat dalam newborn scalp, kulit dan hati. Sedangkan tipe 2 utamanya terdapat pada , hati dan prostat (Prager et al, 2002). Dalam terapi hair loss, saw

  genital skin

  palmetto berperan dalam menghambat pembentukan DHT atau menghambat pengikatan DHT pada reseptor androgen di folikel rambut. Dengan demikian, saw palmetto dapat mendorong terjadinya pertumbuhan rambut di kulit kepala karena mengurangi jumlah DHT pada reseptor androgen di folikel rambut.

  Saw palmetto mengandung minyak dengan beberapa asam lemak, meliputi capric, caprylic, caproic, lauric, oleic, dan asam palmitat dan sejumlah besar fitosterol (beta-sitosterol, cycloartenol, stigmasterol, lupeol, lupenone dan 24-metil-cycloartenol), serta resin dan tanin. Sedangkan kulit kepala, memiliki sekresi sebum yang akan menghasilkan cairan pada pH sekitar 5,5 dan akan menutupi permukaan kulit. Sehingga, dengan demikian saw palmetto diharapkan dapat menembus masuk ke dalam kulit kepala, karena sifatnya yang sama-sama asam.

  Ekstrak saw palmetto perlu dibuat ke dalam bentuk sediaan tertentu, karena ekstrak saw palmetto yang berupa serbuk akan sukar untuk diaplikasikan langsung di kulit kepala. Selain itu, ekstrak saw palmetto tersebut juga memiliki bau yang tidak enak. Oleh karena itu, diharapkan apabila dibuat dalam suatu bentuk sediaan tertentu, akan memudahkan zat aktif yang terkandung didalamnya untuk menembus kulit kepala dan memberikan efek yang diharapkan serta dapat menutupi bau yang kurang enak dari ekstrak saw palmetto.

  Pemilihan bentuk sediaan disesuaikan dengan kondisi kulit kepala yang mengalami kerontokan. Krim dengan basis vanishing krim menjadi pilihan bentuk sediaan dalam penelitian ini. Alasan pemilihan bentuk sediaan tersebut karena basis vanishing krim merupakan basis yang memiliki konsistensi lembut, dan dapat memberikan rasa dingin pada kulit, sehingga lebih nyaman saat digunakan. Rasa dingin tersebut merupakan efek evaporasi (penguapan) dari kandungan air pada basis tersebut. Keuntungan lain dari bentuk sediaan ini, yaitu sifatnya yang mampu melekat pada permukaan tempat pemakaiannya dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Hal tersebut bermanfaat untuk suatu sediaan topikal yang digunakan untuk mengurangi kerontokan rambut atau meningkatkan pertumbuhan rambut. Sebab, sediaan tersebut akan menjadi efektif apabila digunakan untuk suatu periode waktu yang panjang. Selain itu, bentuk sediaan ini tidak menyumbat pori-pori kulit dan dapat dengan mudah dicuci dengan air.

  Bentuk sediaan yang dipilih haruslah tidak menyebabkan iritasi, agar dapat digunakan dalam waktu yang lama. Untuk itu perlu dilakukan uji iritasi primer terhadap sediaan krim anti hair loss ekstrak saw palmetto. Adanya air yang cukup banyak membuat krim tersebut memiliki konsistensi yang lembut, sehingga membantu meminimalkan adanya iritasi secara mekanis karena gesekan pada sekitar sel dan jaringan.

  Suatu sediaan krim terdiri dari fase minyak dan fase air. Sehingga, dibutuhkan emulgator untuk menyatukan kedua fase tersebut. Selain itu ditambahkan pula bahan-bahan lain seperti penahan lembab, dan pengawet. Penahan lembab (humectant) seperti gliserin, sorbitol, atau propilen glikol adalah substansi higroskopis yang secara umum larut air, biasanya digunakan untuk mencegah proses pengeringan dari formula itu sendiri.

  Pada pemakaian topikal, jumlah total zat aktif yang diabsorpsi bervariasi tergantung pada banyak faktor. Salah satunya adalah viskositas atau thickness dari basis. Untuk menjaga viskositas dari basis krim, maka diperlukan humectant dengan komposisi tertentu. Humectant membantu menjaga kelembaban dari krim dengan mencegah penguapan kandungan air dalam krim ke udara. Selain itu, sifat higroskopis dari lapisan film humectant merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekstur dan kondisi dari kulit. Humectant yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserol dan sorbitol. Gliserol merupakan humectant yang paling banyak digunakan karena harganya yang murah dan hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk mampu menjaga kelembaban dari sediaan. Gliserol mampu memberikan kelembutan yang lebih apabila dikombinasi dengan

  

humectant lainnya seperti sorbitol. Sorbitol sudah mampu mengurangi laju

  penguapan air pada konsentrasi 2% dan terbukti merupakan bahan satu-satunya yang memberikan perlindungan yang efektif pada konsentrasi kurang dari atau sama dengan 5%. Kombinasi keduanya mampu menghasilkan krim yang lebih lembut, karena sorbitol mampu meningkatkan kandungan air pada produk akhir. Sehingga, diharapkan dengan kombinasi kedua humectant ini dapat dihasilkan formula krim yang optimum.

  Desain faktorial merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi secara obyektif efek dari besaran yang berpengaruh terhadap kualitas produk. Desain faktorial digunakan dalam penelitian di mana efek dari faktor atau kondisi yang berbeda dalam penelitian akan diketahui. Desain faktorial merupakan desain yang dipilih untuk mendeterminasi efek-efek secara simultan dan interaksi antar efek tersebut. Dengan demikian, metode ini merupakan metode yang sesuai untuk menentukan formula yang optimum dalam krim, dimana dalam krim ada kombinasi dua humectant yang digunakan dalam berbagai konsentrasi.

  Dengan metode ini akan dapat dilihat efek konsentrasi tiap-tiap humectant dan dapat pula terlihat bagaimana hasil interaksi kedua humectant tersebut (Bolton, 1990).

B. Perumusan Masalah

  Permasalahan yang akan diteliti adalah :

  1. Diantara gliserol, sorbitol, dan interaksinya manakah yang lebih dominan/ berpengaruh terhadap sifat fisik krim dan stabilitas fisik krim anti hair loss yang dipengaruhi oleh formula?

  2. Dapatkah ditemukan area optimum yang merupakan sifat yang dikehendaki sebagai anti hair loss ?

  3. Apakah terjadi iritasi pada pengujian iritasi primer sediaan krim tersebut?

  

C. Keaslian Penelitian

  Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian mengenai “optimasi formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto (Serenoa repens) dengan humectant gliserol dan sorbitol: aplikasi desain faktorial” belum pernah dilakukan.

  

D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritis

  Menambah pengetahuan mengenai optimasi formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto dengan humectant gliserol dan sorbitol menggunakan aplikasi desain faktorial dua variabel.

  2. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan formula krim anti hair loss optimum yang aman penggunaannya sebagai penumbuh rambut.

  3. Manfaat metodologis

  Diharapkan adanya upaya pengembangan dan aplikasi metode desain faktorial untuk menemukan formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto dengan

  humectant gliserol dan sorbitol yang optimum.

E. Tujuan Penelitian

  Secara umum, penelitian ini ditujukan untuk mendapatkan formula krim anti hair loss ekstrak saw palmetto (Serenoa repens) yang memenuhi persyaratan mutu yaitu aman dan dapat diterima masyarakat.

  Secara khusus, penelitian ini bertujuan:

  1. Menentukan manakah diantara gliserol, sorbitol, dan interaksinya yang lebih dominan/ berpengaruh terhadap sifat fisik krim dan stabilitas krim anti hair

  loss .

  2. Menemukan area optimum yang merupakan sifat yang dikehendaki sebagai anti hair loss.

  3. Mengetahui hasil uji iritasi primer pada sediaan krim tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rambut

  1. Definisi

  Rambut adalah benda seperti batang yang bersisik, terbuat dan tersusun dari protein dan keratin (Embling, 1972). Rambut dihasilkan oleh pertumbuhan epitel ke dalam kulit yang membentuk folikel rambut. Rambut sebagian besar terdiri atas keratin keras, suatu zat yang secara kimia serupa keratin lunak di kulit (Jonson, 1994).

  2. Fungsi

  Pada tubuh manusia ada sekitar 5 juta rambut yang mempunyai fungsi utama sebagai pelindung. Dari sekian banyak rambut tersebut ada sekitar 100.000 helai rambut yang terdapat pada kepala, yang berfungsi untuk melindungi kepala dari benturan (luka) dan cahaya matahari (Embling, 1972). Selain melindungi tubuh dari rangsangan fisik seperti panas, dingin, udara kering, kelembaban juga melindungi tubuh dari rangsangan kimia seperti zat kimia dan keringat. Khusus untuk rambut di kepala juga berfungsi sebagai estetika (Basoeki, 1988).

  3. Jenis rambut

  Secara morfologi, terdapat tiga tipe rambut: vellus, terminal, dan intermediet. Rambut vellus pendek, halus (d<0,3 nm), lembut, biasanya tidak mengandung pigmen dan medula. Rambut terminal lebih tebal (d>0,3 nm), mengandung pigmen hitam, dan memiliki medula. Sembilan puluh persen dari

  9 rambut yang tumbuh di dada, ketiak, lengan, dan kaki pada pria adalah rambut terminal, sedangkan pada wanita hanya 45% dari rambut pada daerah yang sama yang merupakan rambut terminal. Rambut intermediet berada pada kulit kepala, dan memiliki morfologi diantara rambut vellus dan rambut terminal. Rambut intermediet memiliki medula dan mengandung sejumlah pigmen, namun lebih sedikit daripada pigmen yang terkandung pada rambut terminal (Trancik, 2000).

4. Folikel rambut

  Folikel rambut dihasilkan oleh sel-sel stratum germinativum yang berada di dalam dermis dan hipodermis. Folikel rambut dibatasi oleh sel epidermis dan di atasnya terdapat papila tempat dasar tumbuh rambut. Bagian pangkal yang bulat ini menjepit sebuah papila pembuluh darah. Folikel rambut terdiri dari 3 bagian, yaitu pembungkus selubung akar internal, selubung akar eksternal, dan membran kaca (Basoeki, 1988).

  Terdapat empat tipe folikel rambut, yaitu: terminal, vellus, miniaturized, dan senescent. Terminal folikel menghasilkan rambut terminal pada setiap saat selama kehidupan manusia. Folikel miniaturized adalah folikel terminal yang kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan rambut terminal sehingga menghasilkan rambut vellus. Folikel senescent adalah folikel yang paling sedikit dibandingkan dengan ketiga folikel lainnya dan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan rambut (Trancik, 2000).

  5. Struktur rambut

  Setiap rambut terdiri dari batang dan akar. Batang rambut adalah bagian permukaan, yang sebagian besar menjorok di atas permukaan kulit. Batang rambut tersusun dari sel-sel yang terdiri dari 3 lapisan, yaitu: medula, korteks, dan kutikula. Akar rambut adalah bagian yang terletak di bawah permukaan yang menembus dermis, juga lapisan subkutan. Sama seperti batang rambut, akar rambut juga terdiri dari 3 bagian yaitu medula korteks, dan kutikula (Basoeki, 1988).

  6. Pertumbuhan dan pergantian rambut

  Pertumbuhan rambut utamanya berasal dari folikel. Pada tubuh manusia terdapat kurang lebih 5 juta folikel rambut, dimana 100.000 sampai 150.000 adalah folikel pada kulit kepala. Laju pertumbuhan rambut pada kulit kepala adalah 0,37 hingga 0,44 mm/hari dan normalnya kerontokan rambut pada kulit kepala bervariasi antara 50-100 rambut per hari (Trancik, 2000).

  Rambut tumbuh 0,5 inci tiap bulan di mana paling cepat terjadi pada umur antara 15-30 tahun. Kerontokan normal merupakan pertanda, bahwa rambut- rambut sedang memasuki masa istirahatnya, yang dalam beberapa bulan kemudian akan menumbuhkan rambut baru. Bila jumlah kerontokan melebihi batas normalnya, dapat mengakibatkan kebotakan. Kondisi atau keadaan ini dipengaruhi beberapa faktor, antara lain faktor genetik, ras, umur, pengaruh obat- obatan, penyakit, hormon, makanan, dan stress. Setiap folikel memiliki tiga masa pertumbuhan, yaitu: fase pertumbuhan (anagen), fase siklus (katagen), dan fase istirahat (telogen) (Embling, 1972).

7. Masalah pada rambut Masalah yang terjadi pada rambut adalah alopecia (kerontokan rambut).

  Secara klinik ada 3 jenis alopecia, yaitu: alopecia areata, yaitu kehilangan seluruh rambut pada satu atau beberapa bagian pada daerah kepala, sehingga terlihat bercak botak di antara bagian lain yang rambutnya tumbuh dengan baik;

  

telogen effluvium , merupakan suatu keadaan di mana terjadi keguguran rambut

  telogen pada masa dini dan dalam jumlah yang cukup banyak; dan alopecia

  

androgenetic , disebabkan oleh adanya pemendekan fase anagen dan

meningkatnya pergantian rambut ke fase telogen (Martodiharjo, 1991).

B. Androgenetic Alopecia

  Androgenetic alopecia merupakan tipe kerontokan rambut yang paling

  umum terjadi pada manusia. Androgenetic alopecia dikarakteristikkan dengan pengecilan folikel rambut pada individu yang akan memberikan perubahan bentuk di dalam kulit kepala. Secara biokimia, salah satu faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah perubahan testosteron menjadi dihidrotestosteron (DHT) oleh enzim 5 alfa reduktase. DHT dipercaya akan memperpendek pertumbuhan rambut, atau fase anagen pada siklus rambut yang menyebabkan pengecilan folikel rambut, dan menghasilkan rambut yang lebih halus (Prager et al, 2002).

  Pada androgenetic alopecia fase anagen akan menjadi pendek dan fase telogen akan menjadi lebih panjang. Akibatnya, akan terjadi pergantian rambut menjadi rambut vellus. Fase katagen akan menjadi lebih panjang, sehingga akan mengurangi jumlah produksi rambut (Anonim, 2004).

  12

C. Saw Palmetto 1. Keterangan botani

  Nama : Saw palmetto Nama ilmiah : Sabal serrulata Sinonim : Palmerita, Palmito of Mountain range, Serenoa Famili : Arecaceae (Palmae) Bagian yang digunakan: buah (Hellemont, 1986).

  2. Deskripsi umum

  Saw palmetto merupakan tanaman yang kecil, pohon palem yang lebat yang berasal dari daerah pesisir pantai Atlantik (dari Carolina Selatan hingga Florida). Tanaman ini biasanya tumbuh dengan tinggi 6-10 kaki dan lebar 2-3 kaki, memiliki daun yang berduri dan berbentuk bundar, puncak pohon berbentuk seperti kipas. Bagian yang mengandung sifat untuk pengobatan berasal dari buahnya. Buah saw palmetto memiliki panjang 0,5-1 inci dengan warna merah- kecoklatan hingga hitam dan berkerut (kisut), membujur dan memiliki diameter sekitar 0,5 inci (Sugg and Wiggins, 1999).

  3. Komposisi kimia

  Buah saw palmetto mengandung sekitar 1,5% minyak yang mengandung sterol jenuh dan tidak jenuh dan asam-asam lemak. Asam lemak bebas (capric,

  

caprylic , caproic, lauric, palmitic, dan asam oleat) terkandung sekitar 63% dalam

  minyak ini. Sisa dari minyak ini merupakan etil ester dari asam lemak dan sterol yang telah disebutkan di atas, terutama beta-sitosterol dan glukosida. Buahnya juga mengandung karoten, lipase, tanin, dan gula (Sugg and Wiggins, 1999).

  4. Kegunaan

  Secara tradisional saw palmetto digunakan untuk pengobatan: cystitis, bronkitis kronis, asma, diabetes, disentri, indigesti, dan “underdevelopment

  

breasts ”. Penggunaan modern saw palmetto adalah untuk terapi Benign prostatic

hyperplasia (BPH) (Anonim, 1998).

  Saw palmetto secara tradisional digunakan dalam pengobatan topikal untuk membantu meningkatkan kondisi kulit dan kulit kepala, memelihara kesehatan kulit dan rambut, dan mencegah kerontokan rambut (Anonim, 2005c).

  5. Ekstrak saw palmetto

  Berdasarkan penelitian para ilmuwan, dilaporkan bahwa mayoritas kandungan bioaktif dari saw palmetto adalah lipofilik dan kemudian diekstraksi ke dalam bentuk minyak yang dapat diasimilasikan lebih baik pada kulit. Hasil observasi ini menunjukkan bahwa ketika diaplikasikan secara topikal, Saw palmetto mungkin lebih bioavailable dan kemudian lebih efektif untuk pengobatan pada area dan organ tubuh (Anonim, 2005c).

  . Saw palmetto mengandung minyak dengan beberapa asam lemak,

  meliputi capric, caprylic, caproic, lauric, oleic, dan asam palmitat dan sejumlah besar fitosterol (beta-sitosterol, cycloartenol, stigmasterol, lupeol, lupenone dan 24-metil-cycloartenol), serta resin dan tanin. Asam-asam lemak dan fitosterol inilah yang secara nyata memblok formasi dari enzim 5-alfa-reduktase (Simonis, 2000).

6. Mekanisme aksi

  Lima-alfa-reduktase adalah enzim dalam tubuh yang mengubah hormon testosteron menjadi Di Hidro Testosteron (DHT). Enzim 5-alfa-reduktase terdiri dari dua tipe. Tipe 1 utamanya terdapat pada newborn scalp, dan dalam kulit dan hati. Sedangkan tipe 2 utamanya terdapat pada genital skin, hati dan prostat (Prager et al, 2002). DHT dipercaya sebagai penyebab paling umum dari kerontokan rambut. DHT berikatan pada reseptor spesifik di folikel rambut yang dikenal dengan reseptor androgen yang kemudian menyebabkan penyempitan folikel rambut. Hal tersebut mengakibatkan rambut yang dihasilkan lebih tipis, lemah, dan kecil, bahkan dapat mengakibatkan kerusakan folikel dan akar rambut, sehingga rambut rontok (Anonim, 2005a).

  Saw palmetto bekerja secara lokal pada sisi aktif dari hormon yang berikatan dengan reseptor pada sel. Saw palmetto juga menghambat secara lokal enzim 5 alfa reduktase yang mengubah testosteron menjadi DHT (Anonim, 2005b). Beta-sitosterol yang merupakan kandungan aktif dari saw palmetto telah dibuktikan dalam penelitian, mampu memblok pengikatan DHT pada reseptor androgen yang terdapat pada folikel rambut, dan juga berperan dalam meningkatkan fungsi prostat (Anonim, 2005a). Kandungan fitosterol sebesar 0,01%-0,5% telah dibuktikan dapat berefek sebagai anti hair loss dalam sediaan topikal (Goodman, 2002).