13.60.0113 STEFANUS SURYA WIJAYA (9,84).BAB IV

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

  4.1. Gambaran Umum Responden

  Gambaran umum responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, angkatan dan media sosial yang sering digunakan

Tabel 4.1. Jenis Kelamin

JENIS_KELAMIN

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent L 101

  35.9

  35.9

  35.9 P 180

  64.1 64.1 100.0 Valid Total 281 100.0 100.0

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Jenis kelamin 281 responden pada penelitian ini yang laki-laki ada 101 orang (35,9%) dan perempuan ada 180 orang (64,1%). Hal ini menunjukkan responden mahasiswa pengguna e-commerce media sosial dan market place pada penelitian ini terbanyak dari jenis kelamin perempuan.

Tabel 4.2. Angkatan

  

ANGKATAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 2011

  1 .4 .4 .4 2012

  6

  2.1

  2.1

  2.5 2013

  55

  19.6

  19.6

  22.1 2014 143

  50.9

  50.9

  73.0 Valid 2015

  74

  26.3

  26.3

  99.3 2016 2 .7 .7 100.0 Total 281 100.0 100.0

  Sumber: Data primer diolah, 2018

  Angkatan 281 responden pada penelitian ini yang 2011 ada 1 orang (0,4%), 2012 ada 6 orang (2,1%), 2013 ada 55 orang (19,6%), 2014 ada 143 orang (50,9%), 2015 ada 74 orang (26,3%) dan 2016 ada 2 orang (0,7%). Hal ini menunjukkan responden mahasiswa pengguna e-commerce media sosial dan

  market place pada penelitian ini terbanyak dari angkatan 2014.

Tabel 4.3. E-commerce Yang Sering Digunakan

ECOMMERCE_SERING_DIGUNAKAN

  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent BLIBLI

  63

  22.4

  22.4

  22.4 FACEBOOK

  19

  6.8

  6.8

  29.2 INSTAGRAM

  24

  8.5

  8.5

  37.7 LAZADA

  77

  27.4

  27.4

  65.1 Valid TOKOPEDIA

  89

  31.7

  31.7

  96.8 YOUTUBE

  9

  3.2 3.2 100.0 Total 281 100.0 100.0

  Sumber: Data primer diolah, 2018 E-commerce media sosial dan market place yang sering digunakan 281 responden pada penelitian ini yang blibli ada 63 orang (22,4%), facebook ada 19 orang (6,8%), instagram ada 24 orang (8,5%), lazada ada 77 orang (27,4%), tokopedia ada 89 orang (31,7%) dan youtube ada 9 orang (3,2%). Hal ini menunjukkan responden mahasiswa pengguna e-commerce media sosial dan market place pada penelitian ini terbanyak menggunakan tokopedia.

4.2. Uji Alat Pengumpulan Data

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliabel sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.

4.2.1. Uji Validitas

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas yang diuji menggunakan corrected item

  

total correlation , yaitu dengan cara mengkoreksi skor total diperoleh dengan

  menjumlahkan semua skor pertanyaan.Dengan kriteria pengujian validitas penelitian sebagai berikut (Ghozali, 2015).

  1. Jika r hitung  r tabel, maka kuesioner tersebut valid.

  2. Jika r hitung  r tabel, maka kuesioner tersebut tidak valid.

Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Attitude Toward Using (ATU) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  ATU1 0.421 0,116 Valid ATU2 0.512 0,116 Valid ATU3 0.596 0,116 Valid ATU4 0.494 0,116 Valid

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (ATU1 sampai

  ATU4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel

  attitude toward using (ATU) (Ghozali, 2015).

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Behavioral Intention (BI) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  BI1 0.501 0,116 Valid BI2 0.522 0,116 Valid BI3 0.505 0,116 Valid BI4 0.561 0,116 Valid

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (BI1 sampai BI4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel

  behavioral intention (BI) (Ghozali, 2015).

Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Perceived Usefulness (PU) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  PU1 0.465 0,116 Valid PU2 0.473 0,116 Valid PU3 0.504 0,116 Valid PU4 0.605 0,116 Valid

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (PU1 sampai PU4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel perceived usefulness (PU) (Ghozali, 2015).

Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Perceived Ease Of Use (PEOU) Pertanyaan R Hitung R Tabel Keterangan

  PEOU1 0.317 0,116 Valid PEOU2 0.410 0,116 Valid PEOU3 0.481 0,116 Valid PEOU4 0.360 0,116 Valid

  Sumber: Data primer diolah, 2018

  Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (PEOU1 sampai PEOU4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item- item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel perceived ease of use (PEOU) (Ghozali, 2015).

4.2.2. Uji Reliabilitas

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian dilakukan dengan mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan dengan menggunakan nilai statistik

  cronbach’s alpha (α) dan dikatakan reliabel jika memberikan nilai α 0,7 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan

  

Attitude Toward Using (ATU) 0,716 Reliabel

Behavioral Intention (BI) 0,731 Reliabel

Perceived Usefulness (PU) 0,724 Reliabel

Perceived Ease of Use (PEOU) 0,615 Reliabel

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Variabel Attitude Toward Using (ATU), Behavioral Intention (BI),

  

Perceived Usefulness (PU) serta Perceived Ease Of Use (PEOU) memberikan

  nilai

  cronbach’s alpha (α) masing-masing > 0,6 sehingga dapat disimpulkan kuesioner telah reliabel (Ghozali, 2015).

4.3. Statistik Deskriptif

  Statistik deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai- nilai jawaban responden terhadap indikator-indikator dalam variabel penelitian.

  Pertama, dilakukan pembagian katergori menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kedua, menentukan rentang skala masing-masing kategori yang dihitung dengan rumus.

  RS = Nilai Tertinggi

  • – Nilai Terendah Jumlah Kategori RS =

  5

  • – 1

  3 RS = 1,33

  Rentang Skala Kategori

  1,00 Rendah

  • – 2,33 2,34 Sedang – 3,66

  3,67 Tinggi

  • – 5,00

Tabel 4.9. Statistik Deskriptif Attitude Toward Using (ATU) Media Sosial

  Rata- Range Kategori Kisaran Kisaran

Variabel rata Ket

Teoritis Empiris

  Rendah Sedang Tinggi Empiris

ATU1 1-5 1-5

  3.35

  1

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU2 1-5 1-5

  3.42

  1

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU3 1-5 1-5

  3.46

  1

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU4 1-5 1-5

  3.27

  1

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata

3.38 Sedang

  • – rata

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari attitude toward using (ATU) media sosial adalah sebesar 3,38 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), sikap responden mahasiswa cukup menerima menggunakan e-commerce media sosial.

ATU1 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU2 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU3 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU4 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata

3.39 Sedang

BI1 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI2 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI3 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI4 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

  1

  3.50

  1

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari behavioral intention (BI) media sosial adalah sebesar 3,43 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa cukup berminat menggunakan e-commerce media sosial.

Tabel 4.12. Statistik Deskriptif Behavioral Intention (BI) Market Place

  3.34

  3.41

  1

  1

  3.52

  1

  3.32

  1

  3.33

  1

  3.50

  1

Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Attitude Toward Using (ATU) Market Place

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

  3.35

  1

  3.46

  1

  3.39

  1

  3.35

  1

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari attitude toward using (ATU) market

  

place adalah sebesar 3,39 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya

  berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), sikap responden mahasiswa cukup menerima menggunakan e-commerce market place.

Tabel 4.11. Statistik Deskriptif Behavioral Intention (BI) Media Sosial

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

  3.40

3.43 Sedang

BI1 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI2 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI3 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI4 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang

3.40 Sedang

PU1 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU2 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU3 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU4 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata

3.25 Sedang

  1

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

  3.32

  1

  3.52

  3.33

  3.40

  1

  1

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived usefulness (PU) market

  

place adalah sebesar 3,39 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi, artinya

Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Perceived Usefulness (PU) Market Place

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived usefulness (PU) media sosial adalah sebesar 3,25 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi, artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce media sosial cukup meningkatkan manfaat.

  1

  3.19

  Rata – rata

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari behavioral intention (BI) market

  

place adalah sebesar 3,40 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya

  berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa cukup berminat menggunakan e-commerce market place.

Tabel 4.13. Statistik Deskriptif Perceived Usefulness (PU) Media Sosial

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

  3.17

  1

  3.54

  1

  3.10

  1

PU1 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU2 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU3 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU4 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata

3.39 Sedang

PEOU1 1-5 1-5

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU2 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU3 1-5 1-5
  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU4 1-5 1-5

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived ease of use (PEOU) media sosial adalah sebesar 3,18 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi.

  Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM),

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived ease of use (PEOU)

market place adalah sebesar 3,39 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi.

  3.25 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU2 1-5 1-5 3.44 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU3 1-5 1-5 3.39 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU4 1-5 1-5 3.46 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata

  Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

Tabel 4.16. Statistik Deskriptif Perceived Ease of Use (PEOU) Market Place

  Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce media sosial cukup mudah dipahami.

  1

  2.94

  1

  3.33

  1

  3.29

  1

  3.17

Tabel 4.15. Statistik Deskriptif Perceived Ease of Use (PEOU) Media Sosial Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi

  berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce market place cukup meningkatkan manfaat.

  • – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata

3.18 Sedang

PEOU1 1-5 1-5

3.39 Sedang

  responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce market place cukup mudah dipahami.

4.4. Uji Asumsi Klasik

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa penggunaan model analisis regresi berganda terikat dengan sejumlah asumsi dan harus memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model tersebut. Pengujian asumsi yang harus dipenuhi agar persamaan regresi dapat digunakan dengan baik sebagai berikut.

4.4.1. Uji Normalitas

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan menguji apakah data berdistribusi normal / tidak. Dilakukan dengan statistik kolmogorov-

  Smirnov terhadap unstandardized residual hasil regresi. Data dikatakan normal jika nilai probabilitas (sig) Kolmogorov-Smirnov> 0,05 (Ghozali, 2015).

Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas

  

No E-commerce Model Sig. Kolmogorov-Smirnov Ket

  1

  2

  1 PEOU + e 0,797 Normal ATU = α + α PU + α

  Media Sosial

  2

  1 ATU + e 0,617 Normal

  BI = β + β

  1

  2

  3 PEOU + e 0,975 Normal ATU = α + α PU + α

  Market Place

  4

  1 ATU + e 0,970 Normal

  BI = β + β Sumber: Data primer diolah, 2018

  Semua persamaan memberikan masing-masing nilai Sig. Kolmogorov-

  Smirnov adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data penelitian dari semua persamaan telah normal (Ghozali, 2015).

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen.Jika variabel nilai absolute Ut (AbsUt) > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2015).

Tabel 4.18. Hasil Uji Heteroskedastisitas

  

No E-commerce Model Var Ind Sig Ket

  PU 0.482 Bebas

  1

  1

  2 PEOU + e

  ATU = α + α PU + α Media Sosial PEOU 0.507 Bebas

  1

  2 ATU + e ATU 0.726 Bebas BI = β + β

  PU 0.499 Bebas

3 ATU = α0 + α1 PU + α2 PEOU + e

  Market Place PEOU 0.139 Bebas

  4 ATU 0.064 Bebas BI = β0 + β1 ATU + e

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Semua variabel dari semua persamaan memberikan masing-masing nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan semua variabel dari semua persamaan telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2015).

4.4.3. Uji Multikolinearitas

  Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas melalui tolerance value dan VIF (Variance Inflasion Factor). Jika tolerance

  value  0,1 dan VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2015).

Tabel 4.19. Hasil Uji Multikolinearitas No E-commerce Model Var Ind Tolerance

  VIF Ket

  1 PU + PU 0.802 1.247 Bebas

  ATU = α + α

  1 Media Sosial

  2 PEOU + e PEOU 0.802 1.247 Bebas

  α

  2

  1 ATU + e ATU 1.000 1.000 Bebas

  BI = β + β PU 0.581 1.721 Bebas

  ATU = α0 + α1 PU +

  3 Market Place PEOU 0.581 1.721 Bebas α2 PEOU + e

  4 ATU 1.000 1.000 Bebas BI = β0 + β1 ATU + e

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Semua variabel memberikan masing-masing nilai tolerance value  0,1 dan VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan semua variabel dari semua persamaan telah terbebas dari masalah multikolinearitas (Ghozali, 2015).

4.5. Uji Model Fit (Uji F)

Tabel 4.20. Hasil Uji Model Fit (Uji F) No E-commerce Model Sig. Ket

  1

  1

  2 PEOU + e 0,000 Model fit

  ATU = α + α PU + α Media Sosial

  2

  1 ATU + e 0,036 Model fit

  BI = β + β

  3

  1

  2 PEOU + e 0,000 Model fit

  ATU = α + α PU + α

  Market Place

  4

  1 ATU + e 0,000 Model fit

  BI = β + β Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai sig. F model 1 dan model 2 masing-masing sebesar 0.000 < 0,05 artinya model fit untuk digunakan. Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau model regresi dapat digunakan untuk melakukan pengujian yang dibutuhkan dan hasilnya mampu menjelaskan hal-hal yang sedang diteliti (Ghozali, 2015).

4.6. Uji Koefisien Determinasi

Tabel 4.21. Hasil Uji Koefisien Determinasi

  2 No E-commerce Model Adjusted R

  1

  

1

  2 PEOU + e 0,285

  ATU = α + α PU + α Media Sosial

  2

  1 ATU + e 0,008

  BI = β + β

  3

  

1

  2 PEOU + e 0,537

  ATU = α + α PU + α

  Market Place

  4

  1 ATU + e 0,203

  BI = β + β Sumber: Data primer diolah, 2018

  2 Untuk e-commerce media sosial, nilai Adjusted R model 1 sebesar 0,285

  berarti daya penjelas semua variabel independen: perceived usefulness dan

  

perceived ease of use terhadap variabel dependen: attitude toward using adalah

  sebesar 28,5% sedangkan sisanya 71,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar

  2

  model. Sementara nilai Adjusted R model 2 sebesar 0,008 berarti daya penjelas semua variabel independen: attitude toward using terhadap variabel dependen:

  

behavioral intention adalah sebesar 0,8% sedangkan sisanya 99,2% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain di luar model (Ghozali, 2015).

  2 Untuk e-commerce market place, nilai Adjusted R model 1 sebesar 0,537

  berarti daya penjelas semua variabel independen: perceived usefulness dan

  

perceived ease of use terhadap variabel dependen: attitude toward using adalah

  sebesar 53,7% sedangkan sisanya 46,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Sementara nilai Adjusted R

  2

4.7. Uji Hipotesis

  (Constant) 1.878 ATU 0.448 0.000 Diterima

  α

  2 PEOU + e

  (Constant) 0.696 PU 0.528 0.000 Diterima

  PEOU 0.266 0.000 Diterima

  4 BI = β + β

  1 ATU + e

  Sumber: Data primer diolah, 2018 Adapun bentuk persamaan regresi untuk e-commerce media sosial:

  ATU = α + α

  Model 1: ATU = α + α

  1 PU + α

  

2 PEOU + e

  ATU = 1,235 + 0,408 PU + 0,256 PEOU + e Model 2:

  BI = β + β

  BI = 2,885 + 0,162 ATU + e

  1 PU +

  Place

  model 2 sebesar 0,203 berarti daya penjelas semua variabel independen: attitude toward using terhadap variabel dependen:

  ATU = α + α

  behavioral intention adalah sebesar 20,3% sedangkan sisanya 79,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model (Ghozali, 2015).

  Alat uji hipotesis model 1 adalah regresi berganda (multiple regression) karena memiliki lebih dari satu variabel independen. Sementara alat uji hipotesis model 2 adalah regresi sederhana (simple regression) karena memiliki hanya satu variabel independen.

Tabel 4.22. Hasil Uji Hipotesis No

  E- commerce Model Var

  B. Sig. Ket

  1 Media Sosial

  1 PU +

  3 Market

  α

  2 PEOU + e

  (Constant) 1.235 PU 0.408 0.005 Diterima

  PEOU 0.256 0.048 Diterima

  2 BI = β + β

  1 ATU + e

  (Constant) 2.885 ATU 0.162 0.036 Diterima

1 ATU + e

  Adapun bentuk persamaan regresi untuk e-commerce market place: Model 1:

  1

2 PEOU + e

  ATU = α + α PU + α ATU = 0,696 + 0,528 PU + 0,266 PEOU + e

  Model 2: BI

1 ATU + e

  = β + β BI = 1,878 + 0,448 ATU + e

  1

4.7.1. Pembahasan H

  Untuk e-commerce media sosial, nilai sig. variabel perceived usefulness (PU) adalah sebesar 0,005 < 0,05 dengan

  β sebesar 0,408. Untuk e-commerce

  

market place , nilai sig. variabel perceived usefulness (PU) adalah sebesar 0,000 <

  0,05 dengan β sebesar 0,528. Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan

perceived usefulness (PU) terhadap attitude toward using (ATU) karena nilai sig.

di bawah 0,05 dan nilai

  β positif. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 1 yang menyatakan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap

  

attitude toward using dalam penggunaan e-commerce media sosial dan market

place diterima

  karena nilai sig < 0,05 dan nilai β > 0. Berdasarkan Technology Acceptance Model, usefulness (kebermanfaatan) diartikan sebagai suatu tingkatan di mana orang percaya dengan adanya penggunaan teknologi maka akan bisa meningkatkan prestasi kerja mereka. Dasar dari pengukuran kebermanfaatan tersebut adalah frekuensi penggunaan dan diversitas aplikasi yang dijalankan. Sikap positif yang terdapat pada diri seseorang terhadap e-commerce media sosial dan market place akan mendorong orang tersebut untuk mengoptimalkan daya guna atau pemanfaatan e-commerce media sosial dan market place sehingga berlanjut pada sikap penerimaan untuk menggunakan e-commerce media sosial dan market place (Wida et al., 2014).

  Penelitian terdahulu juga mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian Wirtz & Göttel (2016), Wida et al. (2014) serta Pinho & Soares (2011) menemukan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap attitude

  .

  toward using

  2

4.7.2. Pembahasan H

  Untuk e-commerce media sosial, nilai sig. variabel perceived ease of use (PEOU) adalah sebesar 0,048 < 0,05 dengan

  β sebesar 0,256. Untuk e-commerce

  

market place , nilai sig. variabel perceived ease of use (PEOU) adalah sebesar

  0,000 < 0,05 dengan β sebesar 0,266. Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan perceived ease of use (PEOU) terhadap attitude toward using (ATU) karena nilai sig. di bawah 0,05 dan nilai

  β positif. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 2 yang menyatakan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap attitude toward using dalam penggunaan e-commerce media sosial dan market place diterima karena nilai sig < 0,05 dan nilai β > 0. Berdasarkan Technology Acceptance Model, perceived ease of use diartikan sebagai suatu ukuran akan kepercayaan seseorang terhadap e-commerce media sosial mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator dalam kemudahan menggunakan e-commerce, meliputi: e-commerce mudah dipelajari, mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, e-

  e-commerce

commerce mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna, e-commerce

  mudah untuk dioperasikan. Jika pengguna sudah menemukan kemudahan dalam menggunakan e-commerce media sosial dan market place, maka berlanjut pada sikap penerimaan untuk menggunakan e-commerce media sosial dan market place (Wida et al., 2014).

  Penelitian terdahulu juga mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian Wirtz & Göttel (2016), Wida et al. (2014) serta Pinho & Soares (2011) menemukan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap attitude

  toward using .

4.7.3. Pembahasan H

3 Untuk e-commerce media sosial, nilai sig. variabel attitude toward using

  (ATU) adalah sebesar 0,036 < 0,05 dengan β sebesar 0,162. Untuk e-commerce

  

market place , nilai sig. variabel attitude toward using (ATU) adalah sebesar 0,000

  < 0,05 dengan β sebesar 0,448. Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan

attitude toward using (ATU) terhadap behavioral intention (BI) karena nilai sig.

di bawah 0,05 dan nilai

  β positif. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 3 yang menyatakan bahwa attitude toward using berpengaruh positif terhadap

  

behavioral intention dalam penggunaan e-commerce media sosial dan market

place diterima

  karena nilai sig < 0,05 dan nilai β > 0. Berdasarkan Technology Acceptance Model, Davis (1989) menjelaskan bahwa sikap penerimaan e-commerce media sosial dan market place (attitude

  ) memberi pengaruh kecenderungan perilaku minat untuk

  toward using menggunakan e-commerce media sosial dan market place (behavioral intention).

  Sikap adalah salah satu bentuk dari evaluasi terhadap konsekuensi telah melaksanakan suatu perilaku. Semakin tinggi pula sikap responden terhadap penerimaan berbentuk penggunaan e-commerce media sosial dan market place maka semakin tinggi pula minat responden untuk menggunakan e-commerce media sosial dan market place (Wida et al., 2014).

  Penelitian terdahulu juga mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian Wirtz & Göttel (2016), Wida et al. (2014) serta Pinho & Soares (2011) menemukan bahwa

attitude toward using berpengaruh positif terhadap behavioral intention.