13.60.0113 STEFANUS SURYA WIJAYA (9,84).BAB IV
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, angkatan dan media sosial yang sering digunakan
Tabel 4.1. Jenis KelaminJENIS_KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent L 101
35.9
35.9
35.9 P 180
64.1 64.1 100.0 Valid Total 281 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2018 Jenis kelamin 281 responden pada penelitian ini yang laki-laki ada 101 orang (35,9%) dan perempuan ada 180 orang (64,1%). Hal ini menunjukkan responden mahasiswa pengguna e-commerce media sosial dan market place pada penelitian ini terbanyak dari jenis kelamin perempuan.
Tabel 4.2. Angkatan
ANGKATAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent 20111 .4 .4 .4 2012
6
2.1
2.1
2.5 2013
55
19.6
19.6
22.1 2014 143
50.9
50.9
73.0 Valid 2015
74
26.3
26.3
99.3 2016 2 .7 .7 100.0 Total 281 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2018
Angkatan 281 responden pada penelitian ini yang 2011 ada 1 orang (0,4%), 2012 ada 6 orang (2,1%), 2013 ada 55 orang (19,6%), 2014 ada 143 orang (50,9%), 2015 ada 74 orang (26,3%) dan 2016 ada 2 orang (0,7%). Hal ini menunjukkan responden mahasiswa pengguna e-commerce media sosial dan
market place pada penelitian ini terbanyak dari angkatan 2014.
Tabel 4.3. E-commerce Yang Sering DigunakanECOMMERCE_SERING_DIGUNAKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent BLIBLI
63
22.4
22.4
22.4 FACEBOOK
19
6.8
6.8
29.2 INSTAGRAM
24
8.5
8.5
37.7 LAZADA
77
27.4
27.4
65.1 Valid TOKOPEDIA
89
31.7
31.7
96.8 YOUTUBE
9
3.2 3.2 100.0 Total 281 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah, 2018 E-commerce media sosial dan market place yang sering digunakan 281 responden pada penelitian ini yang blibli ada 63 orang (22,4%), facebook ada 19 orang (6,8%), instagram ada 24 orang (8,5%), lazada ada 77 orang (27,4%), tokopedia ada 89 orang (31,7%) dan youtube ada 9 orang (3,2%). Hal ini menunjukkan responden mahasiswa pengguna e-commerce media sosial dan market place pada penelitian ini terbanyak menggunakan tokopedia.
4.2. Uji Alat Pengumpulan Data
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliabel sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
4.2.1. Uji Validitas
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas yang diuji menggunakan corrected item
total correlation , yaitu dengan cara mengkoreksi skor total diperoleh dengan
menjumlahkan semua skor pertanyaan.Dengan kriteria pengujian validitas penelitian sebagai berikut (Ghozali, 2015).
1. Jika r hitung r tabel, maka kuesioner tersebut valid.
2. Jika r hitung r tabel, maka kuesioner tersebut tidak valid.
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas Attitude Toward Using (ATU) Pertanyaan R Hitung R Tabel KeteranganATU1 0.421 0,116 Valid ATU2 0.512 0,116 Valid ATU3 0.596 0,116 Valid ATU4 0.494 0,116 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (ATU1 sampai
ATU4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel
attitude toward using (ATU) (Ghozali, 2015).
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Behavioral Intention (BI) Pertanyaan R Hitung R Tabel KeteranganBI1 0.501 0,116 Valid BI2 0.522 0,116 Valid BI3 0.505 0,116 Valid BI4 0.561 0,116 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (BI1 sampai BI4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel
behavioral intention (BI) (Ghozali, 2015).
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Perceived Usefulness (PU) Pertanyaan R Hitung R Tabel KeteranganPU1 0.465 0,116 Valid PU2 0.473 0,116 Valid PU3 0.504 0,116 Valid PU4 0.605 0,116 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (PU1 sampai PU4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item-item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel perceived usefulness (PU) (Ghozali, 2015).
Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Perceived Ease Of Use (PEOU) Pertanyaan R Hitung R Tabel KeteranganPEOU1 0.317 0,116 Valid PEOU2 0.410 0,116 Valid PEOU3 0.481 0,116 Valid PEOU4 0.360 0,116 Valid
Sumber: Data primer diolah, 2018
Nilai r hitung untuk masing-masing item pertanyaan (PEOU1 sampai PEOU4) > nilai r tabel (0,116) sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item- item pertanyaan tersebut telah valid dan dapat digunakan untuk mengukur variabel perceived ease of use (PEOU) (Ghozali, 2015).
4.2.2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian dilakukan dengan mengukur korelasi antara jawaban pertanyaan dengan menggunakan nilai statistik
cronbach’s alpha (α) dan dikatakan reliabel jika memberikan nilai α 0,7 (Ghozali, 2015).
Tabel 4.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Attitude Toward Using (ATU) 0,716 Reliabel
Behavioral Intention (BI) 0,731 ReliabelPerceived Usefulness (PU) 0,724 Reliabel
Perceived Ease of Use (PEOU) 0,615 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2018 Variabel Attitude Toward Using (ATU), Behavioral Intention (BI),
Perceived Usefulness (PU) serta Perceived Ease Of Use (PEOU) memberikan
nilai
cronbach’s alpha (α) masing-masing > 0,6 sehingga dapat disimpulkan kuesioner telah reliabel (Ghozali, 2015).
4.3. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai- nilai jawaban responden terhadap indikator-indikator dalam variabel penelitian.
Pertama, dilakukan pembagian katergori menjadi tiga, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kedua, menentukan rentang skala masing-masing kategori yang dihitung dengan rumus.
RS = Nilai Tertinggi
- – Nilai Terendah Jumlah Kategori RS =
5
- – 1
3 RS = 1,33
Rentang Skala Kategori
1,00 Rendah
- – 2,33 2,34 Sedang – 3,66
3,67 Tinggi
- – 5,00
Rata- Range Kategori Kisaran Kisaran
Variabel rata Ket
Teoritis EmpirisRendah Sedang Tinggi Empiris
ATU1 1-5 1-5
3.35
1
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU2 1-5 1-5
3.42
1
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU3 1-5 1-5
3.46
1
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU4 1-5 1-5
3.27
1
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata
3.38 Sedang
- – rata
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari attitude toward using (ATU) media sosial adalah sebesar 3,38 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), sikap responden mahasiswa cukup menerima menggunakan e-commerce media sosial.
ATU1 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU2 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU3 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang ATU4 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata
3.39 Sedang
BI1 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI2 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI3 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI4 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata
Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi
1
3.50
1
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari behavioral intention (BI) media sosial adalah sebesar 3,43 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa cukup berminat menggunakan e-commerce media sosial.
Tabel 4.12. Statistik Deskriptif Behavioral Intention (BI) Market Place3.34
3.41
1
1
3.52
1
3.32
1
3.33
1
3.50
1
Tabel 4.10. Statistik Deskriptif Attitude Toward Using (ATU) Market PlaceVariabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi
3.35
1
3.46
1
3.39
1
3.35
1
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari attitude toward using (ATU) market
place adalah sebesar 3,39 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya
berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), sikap responden mahasiswa cukup menerima menggunakan e-commerce market place.
Tabel 4.11. Statistik Deskriptif Behavioral Intention (BI) Media SosialVariabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi
3.40
3.43 Sedang
BI1 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI2 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI3 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang BI4 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang
3.40 Sedang
PU1 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU2 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU3 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU4 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata
3.25 Sedang
1
Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi
3.32
1
3.52
3.33
3.40
1
1
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived usefulness (PU) market
place adalah sebesar 3,39 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi, artinya
Tabel 4.14. Statistik Deskriptif Perceived Usefulness (PU) Market PlaceSumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived usefulness (PU) media sosial adalah sebesar 3,25 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi, artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce media sosial cukup meningkatkan manfaat.
1
3.19
Rata – rata
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari behavioral intention (BI) market
place adalah sebesar 3,40 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi. Artinya
berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa cukup berminat menggunakan e-commerce market place.
Tabel 4.13. Statistik Deskriptif Perceived Usefulness (PU) Media SosialVariabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi
3.17
1
3.54
1
3.10
1
PU1 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU2 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU3 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PU4 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata
3.39 Sedang
PEOU1 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU2 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU3 1-5 1-5
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU4 1-5 1-5
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived ease of use (PEOU) media sosial adalah sebesar 3,18 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi.
Artinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM),
Sumber: Data primer diolah, 2018 Skor rata-rata jawaban responden dari perceived ease of use (PEOU)
market place adalah sebesar 3,39 dan termasuk kategori sedang menuju tinggi.
3.25 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU2 1-5 1-5 3.44 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU3 1-5 1-5 3.39 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang PEOU4 1-5 1-5 3.46 1 – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata
Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggi
Tabel 4.16. Statistik Deskriptif Perceived Ease of Use (PEOU) Market PlaceArtinya berdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce media sosial cukup mudah dipahami.
1
2.94
1
3.33
1
3.29
1
3.17
Tabel 4.15. Statistik Deskriptif Perceived Ease of Use (PEOU) Media Sosial Variabel Kisaran Teoritis Kisaran Empiris Rata- rata Empiris Range Kategori Ket Rendah Sedang Tinggiberdasarkan pendekatan teori Technology Acceptance Model (TAM), responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce market place cukup meningkatkan manfaat.
- – 2,33 2,34 – 3,66 3,67 – 5 Sedang Rata – rata
3.18 Sedang
PEOU1 1-5 1-5
3.39 Sedang
responden mahasiswa merasa menggunakan e-commerce market place cukup mudah dipahami.
4.4. Uji Asumsi Klasik
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa penggunaan model analisis regresi berganda terikat dengan sejumlah asumsi dan harus memenuhi asumsi-asumsi klasik yang mendasari model tersebut. Pengujian asumsi yang harus dipenuhi agar persamaan regresi dapat digunakan dengan baik sebagai berikut.
4.4.1. Uji Normalitas
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan menguji apakah data berdistribusi normal / tidak. Dilakukan dengan statistik kolmogorov-
Smirnov terhadap unstandardized residual hasil regresi. Data dikatakan normal jika nilai probabilitas (sig) Kolmogorov-Smirnov> 0,05 (Ghozali, 2015).
Tabel 4.17. Hasil Uji Normalitas
No E-commerce Model Sig. Kolmogorov-Smirnov Ket
1
2
1 PEOU + e 0,797 Normal ATU = α + α PU + α
Media Sosial
2
1 ATU + e 0,617 Normal
BI = β + β
1
2
3 PEOU + e 0,975 Normal ATU = α + α PU + α
Market Place
4
1 ATU + e 0,970 Normal
BI = β + β Sumber: Data primer diolah, 2018
Semua persamaan memberikan masing-masing nilai Sig. Kolmogorov-
Smirnov adalah > 0,05 sehingga dapat disimpulkan data penelitian dari semua persamaan telah normal (Ghozali, 2015).
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heterokedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual terhadap variabel independen.Jika variabel nilai absolute Ut (AbsUt) > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2015).
Tabel 4.18. Hasil Uji Heteroskedastisitas
No E-commerce Model Var Ind Sig Ket
PU 0.482 Bebas
1
1
2 PEOU + e
ATU = α + α PU + α Media Sosial PEOU 0.507 Bebas
1
2 ATU + e ATU 0.726 Bebas BI = β + β
PU 0.499 Bebas
3 ATU = α0 + α1 PU + α2 PEOU + e
Market Place PEOU 0.139 Bebas
4 ATU 0.064 Bebas BI = β0 + β1 ATU + e
Sumber: Data primer diolah, 2018 Semua variabel dari semua persamaan memberikan masing-masing nilai sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan semua variabel dari semua persamaan telah terbebas dari masalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2015).
4.4.3. Uji Multikolinearitas
Ghozali (2015) menjelaskan bahwa uji multikolinieritas bertujuan menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas melalui tolerance value dan VIF (Variance Inflasion Factor). Jika tolerance
value 0,1 dan VIF ≤ 10 maka tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2015).
Tabel 4.19. Hasil Uji Multikolinearitas No E-commerce Model Var Ind ToleranceVIF Ket
1 PU + PU 0.802 1.247 Bebas
ATU = α + α
1 Media Sosial
2 PEOU + e PEOU 0.802 1.247 Bebas
α
2
1 ATU + e ATU 1.000 1.000 Bebas
BI = β + β PU 0.581 1.721 Bebas
ATU = α0 + α1 PU +
3 Market Place PEOU 0.581 1.721 Bebas α2 PEOU + e
4 ATU 1.000 1.000 Bebas BI = β0 + β1 ATU + e
Sumber: Data primer diolah, 2018 Semua variabel memberikan masing-masing nilai tolerance value 0,1 dan VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan semua variabel dari semua persamaan telah terbebas dari masalah multikolinearitas (Ghozali, 2015).
4.5. Uji Model Fit (Uji F)
Tabel 4.20. Hasil Uji Model Fit (Uji F) No E-commerce Model Sig. Ket1
1
2 PEOU + e 0,000 Model fit
ATU = α + α PU + α Media Sosial
2
1 ATU + e 0,036 Model fit
BI = β + β
3
1
2 PEOU + e 0,000 Model fit
ATU = α + α PU + α
Market Place
4
1 ATU + e 0,000 Model fit
BI = β + β Sumber: Data primer diolah, 2018 Nilai sig. F model 1 dan model 2 masing-masing sebesar 0.000 < 0,05 artinya model fit untuk digunakan. Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau model regresi dapat digunakan untuk melakukan pengujian yang dibutuhkan dan hasilnya mampu menjelaskan hal-hal yang sedang diteliti (Ghozali, 2015).
4.6. Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.21. Hasil Uji Koefisien Determinasi2 No E-commerce Model Adjusted R
1
1
2 PEOU + e 0,285
ATU = α + α PU + α Media Sosial
2
1 ATU + e 0,008
BI = β + β
3
1
2 PEOU + e 0,537
ATU = α + α PU + α
Market Place
4
1 ATU + e 0,203
BI = β + β Sumber: Data primer diolah, 2018
2 Untuk e-commerce media sosial, nilai Adjusted R model 1 sebesar 0,285
berarti daya penjelas semua variabel independen: perceived usefulness dan
perceived ease of use terhadap variabel dependen: attitude toward using adalah
sebesar 28,5% sedangkan sisanya 71,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
2
model. Sementara nilai Adjusted R model 2 sebesar 0,008 berarti daya penjelas semua variabel independen: attitude toward using terhadap variabel dependen:
behavioral intention adalah sebesar 0,8% sedangkan sisanya 99,2% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain di luar model (Ghozali, 2015).2 Untuk e-commerce market place, nilai Adjusted R model 1 sebesar 0,537
berarti daya penjelas semua variabel independen: perceived usefulness dan
perceived ease of use terhadap variabel dependen: attitude toward using adalah
sebesar 53,7% sedangkan sisanya 46,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Sementara nilai Adjusted R
2
4.7. Uji Hipotesis
(Constant) 1.878 ATU 0.448 0.000 Diterima
α
2 PEOU + e
(Constant) 0.696 PU 0.528 0.000 Diterima
PEOU 0.266 0.000 Diterima
4 BI = β + β
1 ATU + e
Sumber: Data primer diolah, 2018 Adapun bentuk persamaan regresi untuk e-commerce media sosial:
ATU = α + α
Model 1: ATU = α + α
1 PU + α
2 PEOU + e
ATU = 1,235 + 0,408 PU + 0,256 PEOU + e Model 2:
BI = β + β
BI = 2,885 + 0,162 ATU + e
1 PU +
Place
model 2 sebesar 0,203 berarti daya penjelas semua variabel independen: attitude toward using terhadap variabel dependen:
ATU = α + α
behavioral intention adalah sebesar 20,3% sedangkan sisanya 79,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model (Ghozali, 2015).
Alat uji hipotesis model 1 adalah regresi berganda (multiple regression) karena memiliki lebih dari satu variabel independen. Sementara alat uji hipotesis model 2 adalah regresi sederhana (simple regression) karena memiliki hanya satu variabel independen.
Tabel 4.22. Hasil Uji Hipotesis NoE- commerce Model Var
B. Sig. Ket
1 Media Sosial
1 PU +
3 Market
α
2 PEOU + e
(Constant) 1.235 PU 0.408 0.005 Diterima
PEOU 0.256 0.048 Diterima
2 BI = β + β
1 ATU + e
(Constant) 2.885 ATU 0.162 0.036 Diterima
1 ATU + e
Adapun bentuk persamaan regresi untuk e-commerce market place: Model 1:
1
2 PEOU + e
ATU = α + α PU + α ATU = 0,696 + 0,528 PU + 0,266 PEOU + e
Model 2: BI
1 ATU + e
= β + β BI = 1,878 + 0,448 ATU + e
1
4.7.1. Pembahasan H
Untuk e-commerce media sosial, nilai sig. variabel perceived usefulness (PU) adalah sebesar 0,005 < 0,05 dengan
β sebesar 0,408. Untuk e-commerce
market place , nilai sig. variabel perceived usefulness (PU) adalah sebesar 0,000 <
0,05 dengan β sebesar 0,528. Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan
perceived usefulness (PU) terhadap attitude toward using (ATU) karena nilai sig.
di bawah 0,05 dan nilaiβ positif. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 1 yang menyatakan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap
attitude toward using dalam penggunaan e-commerce media sosial dan market
place diterimakarena nilai sig < 0,05 dan nilai β > 0. Berdasarkan Technology Acceptance Model, usefulness (kebermanfaatan) diartikan sebagai suatu tingkatan di mana orang percaya dengan adanya penggunaan teknologi maka akan bisa meningkatkan prestasi kerja mereka. Dasar dari pengukuran kebermanfaatan tersebut adalah frekuensi penggunaan dan diversitas aplikasi yang dijalankan. Sikap positif yang terdapat pada diri seseorang terhadap e-commerce media sosial dan market place akan mendorong orang tersebut untuk mengoptimalkan daya guna atau pemanfaatan e-commerce media sosial dan market place sehingga berlanjut pada sikap penerimaan untuk menggunakan e-commerce media sosial dan market place (Wida et al., 2014).
Penelitian terdahulu juga mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian Wirtz & Göttel (2016), Wida et al. (2014) serta Pinho & Soares (2011) menemukan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap attitude
.
toward using
2
4.7.2. Pembahasan H
Untuk e-commerce media sosial, nilai sig. variabel perceived ease of use (PEOU) adalah sebesar 0,048 < 0,05 dengan
β sebesar 0,256. Untuk e-commerce
market place , nilai sig. variabel perceived ease of use (PEOU) adalah sebesar
0,000 < 0,05 dengan β sebesar 0,266. Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan perceived ease of use (PEOU) terhadap attitude toward using (ATU) karena nilai sig. di bawah 0,05 dan nilai
β positif. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 2 yang menyatakan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap attitude toward using dalam penggunaan e-commerce media sosial dan market place diterima karena nilai sig < 0,05 dan nilai β > 0. Berdasarkan Technology Acceptance Model, perceived ease of use diartikan sebagai suatu ukuran akan kepercayaan seseorang terhadap e-commerce media sosial mudah dipahami dan digunakan. Beberapa indikator dalam kemudahan menggunakan e-commerce, meliputi: e-commerce mudah dipelajari, mengerjakan dengan mudah apa yang diinginkan oleh pengguna, e-
e-commerce
commerce mudah untuk meningkatkan keterampilan pengguna, e-commerce
mudah untuk dioperasikan. Jika pengguna sudah menemukan kemudahan dalam menggunakan e-commerce media sosial dan market place, maka berlanjut pada sikap penerimaan untuk menggunakan e-commerce media sosial dan market place (Wida et al., 2014).
Penelitian terdahulu juga mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian Wirtz & Göttel (2016), Wida et al. (2014) serta Pinho & Soares (2011) menemukan bahwa perceived ease of use berpengaruh positif terhadap attitude
toward using .
4.7.3. Pembahasan H
3 Untuk e-commerce media sosial, nilai sig. variabel attitude toward using
(ATU) adalah sebesar 0,036 < 0,05 dengan β sebesar 0,162. Untuk e-commerce
market place , nilai sig. variabel attitude toward using (ATU) adalah sebesar 0,000
< 0,05 dengan β sebesar 0,448. Berarti terdapat pengaruh positif yang signifikan
attitude toward using (ATU) terhadap behavioral intention (BI) karena nilai sig.
di bawah 0,05 dan nilaiβ positif. Dapat disimpulkan bahwa pernyataan hipotesis 3 yang menyatakan bahwa attitude toward using berpengaruh positif terhadap
behavioral intention dalam penggunaan e-commerce media sosial dan market
place diterimakarena nilai sig < 0,05 dan nilai β > 0. Berdasarkan Technology Acceptance Model, Davis (1989) menjelaskan bahwa sikap penerimaan e-commerce media sosial dan market place (attitude
) memberi pengaruh kecenderungan perilaku minat untuk
toward using menggunakan e-commerce media sosial dan market place (behavioral intention).
Sikap adalah salah satu bentuk dari evaluasi terhadap konsekuensi telah melaksanakan suatu perilaku. Semakin tinggi pula sikap responden terhadap penerimaan berbentuk penggunaan e-commerce media sosial dan market place maka semakin tinggi pula minat responden untuk menggunakan e-commerce media sosial dan market place (Wida et al., 2014).
Penelitian terdahulu juga mendukung hasil penelitian ini. Hasil penelitian Wirtz & Göttel (2016), Wida et al. (2014) serta Pinho & Soares (2011) menemukan bahwa
attitude toward using berpengaruh positif terhadap behavioral intention.